Desa Kasokandel BARU [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR NAMA TIM KAJI ULANG SEJARAH DESA KASOKANDEL 2019 NO 1. 2. 3. 4. 5. 6.



NAMA Ir. H. Rochendi Sudono Aulia Afif Nugraha, S.Pt Momon Surahman, S.Pd.,M.Si. Wawan Darmawan, S.Pd Asep Dindin Jamaludin



JABATAN Ketua Penyaji Naskah Anggota Anggota Anggota Anggota



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................... 1 PETUALANGAN ARIA SALINGSINGAN............................................ 3 TOPONIMI ( SASAKALA ) DESA KASOKANDEL............................... 4 LEMBARAN NEGARA 1819 NO. 9.................................................. 8 IDENTITAS.................................................................................... 11 1. KEADAAN ALAM DAN LETAK GEOGRAFIS....................... 11 2. LUAS WILAYAH.................................................................11 3. SUHU UDARA................................................................... 12 4. CURAH HUJAN................................................................. 12 5. KEADAAN AIR.................................................................. 13 6. FLORA DAN FAUNA......................................................... 13 7. PEMERINTAHAN DESA..................................................... 13 8. PENDUDUK...................................................................... 15 9. MATA PENCAHARIAN...................................................... 15 10. USAHA............................................................................. 15 11. AGAMA DAN ADAT TRADISI............................................ 16 12. PENDIDIKAN.................................................................... 17 13. SOSIAL BUDAYA............................................................... 17 KESIMPULAN............................................................................... 17 DAFTAR NAMA KUWU DESA KASOKANDEL................................ 20 LOGO ( LAMBANG ) DESA KASOKANDEL..................................... 22 PETA DESA KASOKANDEL............................................................ 23 DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 24



KATA PENGANTAR Arti sejarah yaitu peristiwa yang terjadi di masa lampau yang dialami oleh suatu bangsa atau sekelompok masyarakat daerah. Sejarah dari tiga masa yaitu masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Masa lampau adalah sebagai cermin pada masa kini untuk menghadapi masa yang akan datang. Dengan demikian setiap kelompok manusia yang hadir pada masa kini memiliki tolak ukur yang bercermin pada masa lalu untuk menyongsong masa depan yang berawal dari kepedulian pada masa tersebut. Dalam hal ini penulis merasa terpanggil dan peduli sehingga ada hasrat yang tertuang menjadi sebuah ide dai putra daerah Pedesaan Kasokandel, untuk menelusuri asal usul Desa Kasokandel menjadi sebuah desa. Penyusunan sejarah Desa Kasokandel berawal dan terinfirasi dari Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H, yang bertepatan pada tanggal 28 September 2018, rencana penyusunan sejarah Desa Kasokandel dikemukakan dengan prinsip bahwa sejarah yang dihasilkan kelak cukup refresentatif untuk disebut sebagai sebuah referensi sejarah walaupun walaupun dalam lingkup yang paling kecil. Guna merealisasikan rencana penyusunan dimaksud maka dibentuklah tim penyusun sejarah Desa Kasokandel yang terdiri dari tokoh masyarakat, generasi muda dan lain-lain. Tim yang terbentuk kemudian menginventariskan bahan penunjang yaitu data, fakta termasuk BCB ( Benda Cagar Budaya ) atau bukti peninggalan sejarah.



SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



1



Penelusuran bahan penunjang penulisan sejarah dilakukan secara intensif tidak hanya didalam lingkungan Desa Kasokandel sendiri tapi dicari dari daerah lain yang ada hubungan dengan historika aktual seperti dari Kasepuhan Cirebon ( Buku Babad Tanah Sunda Dan Babad Cirebon ) dan naskah sejarah Majalengka serta tempat - tempat di sekitarnya yang ada kaitan sejarah dengan terbentuknya sejarah Desa Kasokandel. Oleh karena itu tim penyusun menyerahkan hasil akhir dari penulisan sejarah ini kepada masyarakat Desa Kasokandel, dengan harapan sama-sama merasa peduli dan apabila perlu perbaikan demi kesempurnaan buku ini, kritik dan saran kiranya yang mengarah kepada perbaikan sangat diperlukan dengan berbesar hati penulis mengucapkan terima kasih. Kasokandel, 18 Januari 2019



Tim Penyusun



SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



2



I.



PETUALANGAN ARYA SALINGSINGAN



Sebuah buku “ BABAD TANAH SUNDA / BABAD CIREBON “ yang diterjemahkan dari naskah kuno / otentik ditulis dengan huruf Pegon ( Huruf Arab berbahasa Cirebon ) disusun oleh P.S. Soerendraningrat, pada halaman ( 86-42-1984 ) tercatat pada Abad XV Tahun 1929 M. Kerajaaan Talaga dipimpin seorang raja bernama Sunan Parung yang pada saat itu Kerajaan Talaga yang semula memeluk Agama Budha beralih menjadi penganut Agama Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Sunan Gunung Jati “ Syech Syarif Hidayatullah “ seorang wali juga sebagai sultan Cirebon. Sunan Parung mempunyai seorang putri yang bernama Sunya Larang atau disebut Ratu Parung, kemudian Ratu Parung menikah dengan Rd. Rangga Mantri keturunan dari Prabu Siliwangi Raja Pajajaran, karena telah memeluk Agama Islam oleh Sunan Gunung Jati Rd. Rangga Mantri diberi gelar namanya menjadi Prabu Pucuk Umum. Dari pernikahan Prabu Pucuk Umum dengan Ratu Parung dikaruniai dua orang anak laki – laki yaitu Arya Salingsingan dan Sunan Wana Perih yang diangkat sebagai putra mahkota, sebaliknya Arya Salingsingan lebih condong memperdalam Ilmu Agama Islam kedaerah Kesultanan Cirebon, namun Arya Salingsingan baru sampai ke suatu tempat yang disebut Lemah Wungkuk yang merupakan daerah kawasan Cirebon dan mendengar berita tentang sayembara sehingga hasrat Arya Salingsingan jadi penasaran mau mencoba dalam sayembara tersebut.



SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



3



II.



TOPONIMI ( SASAKALA ) DESA KASOKANDEL



Alkisah tersebutlah disuatu pedesaan yang disebut Lemah Wungkuk di kawasan wwilayah Cirebon ada seorang kakek yang bernama Ki Buyut Imbar, dia mempunyai seorang anak gadis yang sangat cantik jelita, karena kecantikannya banyak jejaka yang ingin mempersuntingnya dan untuk menentukan jodoh anaknya tersebut maka Ki Buyut Imbar mengadakan sayembara adu kesaktian, ternyata dari sekian banyak peserta yang mengikuti sayembara yang keluar sebagai pemenang adalah Arya Salingsingan putra Rd. Rangga Mantri atau Prabu Pucuk Umum dari Kerajaan Talaga. Setelah dinikahkan tak sempat berlamalama, Arya Salingsingan ditugaskan ayahnya untuk semedi di suatu tempat di daerah Tasikmalaya. Kendati sangat berat hati untuk meninggalkan sang isteri dengan terpaksa harus patuh terhadap perintah ayahnya, maka berangkatlah Arya Salingsingan untuk bersemedi. Setelah sekian lama waktu berlalu selesailah Arya Salingsingan melaksanakan tugas semedi dan dia segera bergegas pulang, namun betapa terkejutnya Arya Salingsingan mendapatkan isterinya tengah hamil enam bulan, timbul prasangka buruk dalam hatinya dan menuduh isterinya berbuat serong dengan laki-laki lain. Isterinya tidak terima hal itu karena ia merasa benar-benar setia terhadap suaminya dan menolak semua tuduhan itu, maka terjadilah percekcokan diantara keduanya. Pada akhirnya Arya Salingsingan bersumpah apabila bayi itu lahir akan dibuang ke sungai dan apabila bayi itu hanyut terbawa arus sungai itu pertanda bayi itu hasil perselingkuhan laki-laki lain, SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



4



tetapi sebaliknya apabila bayi itu tidak terbawa hanyut berarti bayi itu benar-benar darah dagingnya sendiri. Tiga bulan kemudian lahirlah seorang bayi laki-laki dari rahim isteri Arya Salingsingan. Tak ayal jabang bayi yang baru lahir dan belum diberi nama oleh Arya Salingsingan langsung dibawa ke tepi sungai, dengan teganya dihanyutkanlah bayi itu ke sungai dan anehnya bayi tersebut menepi lagi menghampiri Arya Salingsingan. Berkali-kali Arya Salingsingan melakukan hal yang sama terhadap bayi itu hingga kali ketiga yang terjadi bayi itu kembali menepi menghampiri Arya Salingsingan. Dengan kejadian itu Arya Salingsingan mempero;leh jawaban dan yakin bahwa bayi itu adalah darah dagingnya sendiri dan kemudian bayi itu diberi nama Si Kambang asal kata mengambang diatas air. Baru saja tabir yang menjadi kemelut rumah tangga terselesaikan, untuk kali keduanya Arya Salingsingan ditugasi lagi untuk semedi, dengan terpaksa dia meninggalkan anak isterinya (Tidak disebutkan berapa lama Arya Salingsingan berpisah dengan keluarga). Kini Si Kambang sudah menjadi remaja tetapi tidak pernah melihat ayahnya. Pada suatu waktu ia memohon kepada ibunya untuk mencari ayahnya. Dengan berat hati dan penuh do’a ibunya mengijinkan putranya untuk pergi dan disarankan gar berjalan kearah barat. Syahdan Si Kambang dalam petualangannya tiba di tepi Wana Ageng, di tempat itu dia bertemu dengan orang yang bernama Kakek Mantaok dan Nenek Mantaok yang memberi saran agar Si Kambang terus berjalan ke arah barat. Sebelum melanjutkan perjalanan Si Kambang berucap bahwa dikemudian hari Wana Ageng akan menjadi sebuah desa yang diberi nama Leuweung SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



5



Gede, yaitu perubahan dari Wana, Wana Adalah hutan yang menurut Bahasa Sunda adalah Leuweung, Ageng = Gede. Si Kambang terus melakukan perjalanan ke arah barat dan tibalah dia di sebuah hutan kaso yaitu sejenis tumbuhan yang menyerupai tanaman tebu tetapi batangnya kecil. Ditengah hutan Kaso itu tumbuh pohon beringin yang daunnya rindang. Karena kelelahan Si Kambang berteduh dibawah pohon beringin itu hingga tertidur. Dalam tidurnya dia bermimpi bertemu dengan seorang laki-laki berwajah tampan dengan badan tegap yang mengaku bernama Arya Salingsingan dan berkata bahwa dia adalah ayahnya Si Kambang, karena kaget lalu terbangunlah namun anehnya pohon beringin tempatnya berteduh lenyap seketika. Dengan rasa penasaran ia mencoba mencari pohon beringin tersebut kembali kearah timur. Dan sebelum pergi ia berucap bahwa hutan Kaso ini dikemudian hari akan menjadi sebuah pemukiman yang diberi nama KASOKANDEL asal kata dari hutan Kaso yang lebat. Menurut kepercayaan masyarakat Desa Kasokandel hingga sekarang, disebelah Kampung Babakan dekat dengan Kampus Yasika ada sebuah makam yang disebut Kabuyutan Jatiwangi dan makam tersebut dipercaya sebagai patilasan (tempat persinggahan) Arya Salingsingan. Lanjut perjalanan Si Kambang menuju kearah timur, kira-kira 1 Km belok ke arah utara dan ditempat itu ia melihat pohon beringin yang persis tumbuh di hutan Kaso. Si Kambang segera mencabut golok dan menebang pohon beringin tersebut, begitu tumbang pohon beringin itu lenyap seketika dan munculah seorang pria yang muncul dalam mimpinya yang tidak lain adalah Arya Salingsingan sambil berkata “ Kambang Inilah Bapakmu “, SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



6



kemudian Si Kambang bersimpuh memohon ampun terhadap ayahnya. Tidak lama ayah dan anak pun pulang tetapi sebelum pulang Arya Salingsingan berganti namamenjadi Pangeran Suci Raga. Pangeran Suci Raga menyerahakan Selendang Mayang Sugih Mukti kepada anaknya. Untuk memperingati bertemunya antara anak dan bapaknya tempat tersebut diberi nama Mandapa asal kata dari mandap-mandap kepada bapaknya (Bersimpuh dihadapan sang ayah). Terdapat penulisan tokoh yang berbeda. Dalam Buku Babad Tanah Sunda Babad Cirebon yang disususn oleh P.S. Soerendraningrat 22 Februari 1984 pada hal : 86 No. 42 Talaga Manggung menyerah kepada Cirebon pada tahun 1529 M. Arya Salingsingan adalah putra Prabu Pucuk Umum, Raja Talaga, pada saat itu Kerajaan Talaga masuk Agam Islam. Dalam sasakala diatas bahwa Arya Salingsingan adalah Putra Gagak Ambaran (Prabu Talaga Manggung). Masalah nama tokoh yang berbeda dengan versi masing-masing itu adalah hak penulis karena naskah cerita babad, legenda, toponimi sydah pasti unsur mitos, itu tergantung daerah si penulis berasal dan pengaruh kepentingan seseorang, kelompok lingkungan masyarakat juga unsur politik pada jamannya. Yang terpenting ada kesamaan antara Badad Tanah Sunda, Babad Cirebon dengan Babad Talaga Manggung, yaitu tokoh Arya Salingsingan, angka Tahun Kerajaan Talaga masuk Agama Islam 1529 M. dan 1530 M. Jadi ditraik kesimpulan perjalanan Arya Salingsingan dari Talaga ke Cirebon atau sebaliknya sekitar angka tahun tersebut. SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



7



III.



LEMBARAN NEGARA 1819 NO. 9



Berdasarkan surat keputusan Komisaris Jendral Hindia Belanda tanggal 5 januari 1818 No. 23 mengenai peraturan tentang pembagian Keresidenan Cirebon dan luas Kabupaten – Kabupaten Keresidenan Cirebon dibagi atas Lima Kabupaten yaitu : kabupaten Cirebon, Bengawan Wetan, Maja, Galuh dan Kuningan pada Tahun 1819 M. masih terbentuk Kabupaten Maja jalan besar pada penyebrangan di karang Sambung ke arah timur sampai ke Cipicung dekat Jamblang dari sana mengikuti sungai kearah hulu sampai Desa Lengkong dari sana mengikuti batas Kabupaten Rajagaluh yang sekarang sampai diPuncak Gunung Ciremai kemudian mengikuti batasyang sama sampai ke perbatasan Keresidenan Cirebon dengan Kabupaten Sumedang mengikuti perbatasan ini ke arah utara sampai ke jalan besar pada penyebrangan di Karang Sambung pada Tahun 1840 M. perubahan Pemerintah Maja menjadi Kabupaten Majalengka (Madya – Lengka) dengan Ibukotanya Sindang Kasih yang kantor pemerintahannya yaitu Pendopo yang sekarang. 11 Februari 1840 M. sesuai dengan daftar surat Keputusan Jendral Hindia Belanda Sekretaris Negara “ KORHET de GROOT “ asisten residen yang dijabat oleh Bangsa Belanda yang bertugas mengawasi (Regent) yang dijabat oleh pribumi (Binnenland Bestuur) dengan sebuah Kabupaten (Regentsehoppen) dibagi beberapa Kewedanaan (District) yang dikepalai oleh Wedana. Kewedanaan membawahi beberapa Kecamatan (Onder District) yang dikepalai oleh Camat atau disebut asisten Kewedanaan, dan Kecamatan terdiri dari beberapa Desa yang dikepalai oleh Kuwu. Pada saat itu Kabupaten SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



8



Majalengka terdiri dari 4 Kewedanaan yaitu Kewedanaan Jatiwangi, Rajagaluh, Maja dan Talaga. Pada Tahun 1819 – 1849 Kabupaten Maja berubah menjadi Kabupaten Majalengka yang ditugaskan oleh Keresidenan Cirebon dan yang menjabat pada saat itu untuk menjadi Bupati Majalengka yaitu Rd. Denda Negara. Dengan terbentuknya Kabupaten, Kewedanaan, Kecamatan pada Tahun 1820 telah berdiri Desa Kasokandel dengan angka Tahun Masehi dengan tahun Islam selisih 579 Tahun, jatuhnya pada Tahun 1242 H. dengan perhitungan kalender mundur 198 Tahun, selisih Bulan Hijriah dengan Bulan Masehi adalah Lima hari dan pergeseran bulan selama Enam Tahun, 198 Tahun perhitungan mundur 33 kali setiap 6 Tahun jatuhnya Bulan Muharam pada Bulan Januari, 1 Muharam 1242 H – 5 Januari 1820 M. resmi menjadi sebuah desa yang ditunjuk oleh Bupati untuk menjadi Kuwu Desa Kasokandel yaitu Bapak Kuwu Surantani ( Surantani sebutan nama dari dua suku kata yaitu SURA : BERANI dan TANI : BERCOCOK TANAM ), dia sebagai pemimpin berani untuk membuka lahan pertanian bagi masyarakat Desa Kasokandel, yang nama aslinya adalah BAPAK KARSANI seorang putra dari BUYUT SALEM yang berasal dari Kaputihan Majalengka, yang sebelumnya pemuka masyarakat yang membongkar hutan untuk lahan pemukiman penduduk yaitu Buyut Bungkar beserta orangorang yang peduli untuk membangun pemukiman dan juga pada saat itu tokoh masyarakat yang bernama Buyut Kaswa menanam Pohon Beringin sebagai titik sentral pedesaan.Masyarakat Desa Kasokandel yang telah membuka lahan pertanian, maka dibutuhkan alat-alat pertanian dan untuk membuat alat-alat tersebut Buyut Bungkar mendatangkan ahli dalam pembuatan alat pertanian yaitu Buyut Salem dari Kaputihan Majalengka, agar SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



9



mau memindahkan Pandai dengan kesediaan Buyut Salem menetap maka diberikan sebidang tanah untuk perumahan keluarga dan keturunannya serta tanah untuk pemakaman yang letaknya di pinggir Sungai Cikoronjo (Blok A Mekarmulya sekarang), tanah tersebut secara turun temurun mutlak menjadi hak keluarga pandai. Kuwu Surantani menjabat sebagai Kuwu Desa Kasokandel mulai Tahun 1820 M. s/d 1853M. dan digantikan oleh Buyut Sijar. Keterangan Tentang Bapak Kuwu Surantani : - Bapak Karsani seorang ahli pembuat alat atau perkakas daribahan besi, konon pada Malam Jum’at Kliwon Tanggal 12 ia membuat sebuah golok yang ceritanya golok tersebut pernah digunakan untuk membunuh seorang Kompeni Belanda ( Serdadu Belanda ) dan sampai sekarang golok tersebut masih tersimpan di keluarga panday dan pada golok tersebut ada noda darah yang tidak dapat dibersihkan ; - Lokasi makam Bapak Kuwu Surantani ( Bapak Karsani ) terletak di tanah pemakaman keluarga panday, sebelah barat sekitar 10 meter dari Makam Embah Payung dan sebelah utara sejajar garis lurus dengan dengan makam Buyut Bungkar, sekitar akhir Tahun 1970 dahulunya masih berdiri pohon beringin dilokasi tersebut.



IV. 1.



IDENTITAS KEADAAN ALAM DAN LETAK GEOGRAFIS



SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



10



Awalnya Desa Kasokandel adalah bagian dari Kecamatan Dawuan, karena ada pemekaran secara statistik, maka Kasokandel berubah menjadi Kecamatan dan Ibu Kotanya terletak di Desa Kasokandel. Desa Kasokandel merupakan daerah dataran rendah dengan posisi membentang dari selatan mengikat dua jalan desa ke utara sampai pertemuan dengan Jalan Raya Bandung – Cirebon, ke arah timur mengikuti jalan kampung melalui Kampung Cigobang – Cangkore sampai perbatasan Desa Gunungsari, secara geografis Desa Kasokandel dapat di identifikasi dengan batas-batas sebagai berikut :  Sebelah Barat dibatasi oleh aliran sungai Cikoronjo dan Kampung Leuwihujan Desa Gandasari ;  Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gunungsari ;  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Leuwiorok Desa Jatimulya ;  Sebelah Utara berbatasan dengan jalan Raya Bandung – Cirebon. 2. LUAS WILAYAH Desa Kasokandel posisinya melebar dari Barat ke Timur dengan luas wilayah ± 69.7167 Ha. dengan rincian sebagai berikut :  Tanah Titisara 4.2852 Ha.  Tanah Bengkok 28.685 Ha.  Tanah Milik Masyarakat 27.0965 Ha.  Tanah Pemakaman Umum 9.650 Ha. 3. SUHU UDARA Sebagai wilayah yang terletak di Pulau Jawa yang merupakan kepulauan yangdekat dengan Garis Khatulistiwa, Desa Kasokandel merupakan daerah dataran rendah dengan suhu udara SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



11



berkisardiatas 30° C. dan posisi Kabupaten Majalengka terletak pada ketinggian 125 m diatas permulkaan laut. 4. CURAH HUJAN Sebagaimana umumnya daerah-daerah lain di Jawa Barat curah hujan di Desa Kasokandel mencapai rata-rata 200 mm, Bulan Januari merupakan yang paling banyak jumlah hari curah hujannya dan cukup deras, sedangkan pada Bulan Juli – Bulan Agustus adalah yang paling sedikit jumlah hari curah hujannya (masing-masing sekitar 4 Hari). Hujan jatuh pada musim angin barat, serta permulaan musim tanam di saat angin barat belum berhenti sama sekali angin musim yang terjadi setiap 6 Bulan sekali cukup mempengaruhi cuaca hujan di Desa Kasokandel. pada Bulan Januari angin bertiup dari utara Asia menuju Australia melewati Indonesia termasuk Jawa Barat. Karena putaran bumi pada sumbunya, angin itu berubah menjadi berbelok ke arah timur laut. Sedangkan pada Bulan Agustus terjadi sebaliknya, angin berhembus dari Australia ke Asia melewati Indonesia. Karena Topografi daerah, arah angin itu di Jawa Barat termasuk sebagian kecil di Desa Kasokandel berubah-ubah. Angin musim inilah yang menyebabkan terjadinya dua musim yaitu musim hijan dan musim kemarau.



5. KEADAAN AIR Untuk menguraikan kebutuhan air di Desa Kasokandel, seyogyanya dibedakan antara air pemukiman, air sungai. Air tanah adalah air yang mengisi pori-pori tanah di dalam lapisan saturasi jadi bukan air yang menggenang atau mengairi diatas SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



12



permukaan tanah. Air permukaan yang ada di Desa Kasokandel adalah air Sungai Cikoronjo yang sewaktu-waktu diperlukan untuk mengairi swah atau ladang. Air tanah di Desa Kasokandel banyak di manfaatkan untuk airminum, mencuci, mandi dengan cara melalui penggalian sumur atau disedot oleh pompa air. 6. FLORA DAN FAUNA Tanah di Desa Kasokandelmerupakan lahan yang cukup subur yang ditanami pohon-pohon jenis tanaman keras, padi dan palawija. Pada jaman dahulu masih banyak kebun-kebun dengan pohon yang tinggi atau jenis rerumputan, banyak jenis binatang liar seperti luwak, binatang melata, berbagai jenis burung, juga binatang air yang hidup di sungai seperti ikan, kura-kura, dan biyawak. Di jaman sekarang binatang-binatang liar sudah langka, tringgal jenis binatang yang dipelihara seperti kambing, ayam, bebek, angsa, kucing, anjing dan burung peliharaan. 7.



PEMERINTAHAN DESA



A. Pembagian Wilyah Administratif Desa Kasokandel terdiri dari 6 Dusun ( Blok ), 12 RW dan 48 RT, setiap Dusun dipimpin oleh Kepala Dusun, setiap RW dipimpin oleh ketua RW dan setiap RT dipimpin oleh Ketua RT. Nama-nama Dusun yang ada di Desa Kasokandel : 1) Dusun Mekarmulya ( Blok A ) ; 2) Dusun Mawarsari ( Blok B ) ; 3) Dusun Mekarsari ( Blok C ) ; 4) Dusun Huluidayeuh ( Blok D ) ; 5) Dusun Babakan Indah ( Blok E ) ‘ SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



13



6) Dusun Cigobang dan Cangkore ( Blok F ). B. Perangkat Desa Dalam melaksanakan roda pemerintahan Desa Kasokandel dipimpin oleh seorang Kepala Desa atau Kuwu yang dibantu oleh perangkat desa atau pamong desa, yaitu : 1) Sekretaris Desa ( Juru Tulis ) 2) Kaur Pemerintahan ( Raksabumi ) 3) Kaur Umum ( Kapala ) 4) Kaur Keuangan ( Ngucap Gawe ) 5) Kaur Kesra ( Lebe ) 6) Kaur Ekonomi dan Pembangunan ( Ngalambang ) 7) Kaur Aset. Dan untuk membantu jalannya roda pemerintahan di daerah perdusunan, Kepala Desa dibantu oleh Kepala Dusun. C. Lembaga Desa Dan Karang Taruna Lembga Desa yang ada di Desa Kasokandel yaitu Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Karang Taruna “Sabilulungan” sebagai wadah organisasi kepemudaan. 8. PENDUDUK Penduduk di Desa Kasokandel terdiri atas penduduk asli dan pendatang dengan komposisi menurut jenis kelamin pada Tahun 2018 sebagai berikut :  Laki-laki 2990 Orang  Perempuan 2888 Orang SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



14



9. MATA PENCAHARIAN Mata pencaharian penduduk Desa Kasokandel beragam macamnya diantaranya petani, pedagang, wiraswasta, karyawan swasta, Prgawai Negeri Sipil (PNS), TNI, Polri, buruh pabrikdan lain-lain. 10. USAHA Sektor usaha yang tumbuh dan berkembang di Desa Kasokandel antara lain sebagai berikut : A. Sektor Pertanian Sektor pertanian adalah usaha perekonomian rakyat yang dikerjakan oleh sebagian besar masyarakat, sektor ini merupakan lahan mata pencarian pokok para petani yang bercocok tanam padi dengan masa tanam dua kali dalam setahun dan pada saatsaat tertentu menanam palawija seperti kacang panjang, cabai, terung, mentimun, jagung dan lain-lain. B. Sektor Perdagangan Sektor perdagangan yang ada di Desa Kasokandel seperti warung kecil, toko, dagang sayuran keliling, dagang makanan keliling. Sektor peternakan musiman, untuk menghadapi Bulan Rayagung sebagian besar peternak domba menjua;l ternaknya pada saat Lebaran Haji untuk dijadikan hewan kurban yang dijual kepada konsumen. Sektor industri, masyarakat Desa Kasokandel sebagian pengrajin pembuat bata merah untuk dijual kepada bandar yang memberi modal usaha dan sebagian lagi warga Desa Kasokandel bekerja di SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



15



pabrik-pabrik sebagai buruh pabrik seperti pabrik garment, pabrik sepatu, pabrik keramik, pabrik farmasi dan lain-lain. Sektor usaha jasa, sebagian lagi masyarakat Desa Kasokandel memiliki usaha jasa perbengkelan, salon kecantikan, pangkasrambut, penjahit, pertukangan, pandai besi dan lai-lain. 11. AGAMA DAN ADAT TRADISI A. Keagamaan Berdasarkan data penelitian masyarakat Desa Kasokandel 100 % beragama Islam. Sarana keagamaan di Desa Kasokandel terdapat Mesjid yaitu Mesjid “ Anwarul Huda “ dan di tiap dusun terdapat beberapa mushola sedangkan untuk sarana pendidikan keagamaan ada dua Madrasah . B. Adat Tradisi Adat Tradisi yang berkembang di masyarakat Desa kasokandel yaitu sistem gotong royong seperti dalam kegiatan membangun rumah, hajatan, perbaikan saluran air, perbaikan jalan, dan kebersihan lingkungan. Adat istiadat lainnya seperti upacara khitanan, ngayun, upacara pengantin, tengkebom usia kehamilan 4 dan 7 bulan. 12. PENDIDIKAN Dalam bidang pendidikan umum di Desa Kasokandel terdapat dua buah Taman Kanak-Kanak yaitu Tk. Pancasila Sakti dan Tk. AlQur;an, satu Sekolah Dasar, satu Sekolah Menengah Pertama, Satu Sekolah Menengah Umum, Satu Sekolah Kejuruan dan satu Perguruan Tinggi “YASIKA”. 13. SOSIAL BUDAYA SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



16



Di Desa Kasokandel sistem sosial budaya masyarakat bertumbuh dan berkembang secara alami. Terjadinya kehidupan sosial yang nyata didalam kehidupan masyarakat yang ditandai dengan adanya hubungan erat masa kekeluargaan satu samalain, yang secara formal terbinadalam wadah-wadah seperti kerukunan RT dan RW, kelompok PKK, karang taruna, sanggar seni, karauran, seni kudarenggong, kliningan dan sebagainya.



V.



KESIMPULAN



Mengkaji filsafat kuno dalam bahasa Sangsekerta yang berbunyi “SASTRA JENDRA RAHAYUNING RAT” yaitu merupakan pedoman hidup bagi manusia yang bermakna SASTRA = TULISAN, JENDRA = AGUNG, RAHAYUNING = KESELAMATAN, RAT = JAGAT, yang artinya adalah sebuah pedoman keselamatan manusia hidup di jagat raya, lebih dalam lagi “SASTRA JENDRA RAHAYUNING RAT” tersebut memiliki tiga unsur filsafat yang membentuk sifat, jiwa, akhlak seseorang untuk menjadi pemimpin yang baik, ketiga unsur tersebut adalah : 1. NITI SASTRA Ilmu kepemimpinan, tata negara dan ilmu politik 2. ARTHA SASTRA Ilmu sosial, ilmu ekonomi untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat, mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, serta mampu membimbing masyarakat untuk hidup saling berdampingan satu sama lain, saling tolong menolong dan saling menyayangi antar sesama. 3. DARMA SASTRA SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



17



Ilmu abdi negara, dengan rasa tanggung jawab untuk pengabdi, bakti diri secara ikhlas, jujur dan benar demi kepentingan negara dan bangsa. Berdasarkan Candra Sangkala, Candra itu bulan dan Sangkala itu waktu yang mengacu kepada perhitungan bulan untuk menentukan Tahun Saka, maka “SASTRA JENDRA RAHAYUNING RAT” adalah Sastra = 2, Jendra = 4, Rahayuning = 7, Rat = 1 = 2471 maka bila dibalik menjadi 1742 Tahun Saka dan selisih dengan Tahun Masehi adalah 78 Tahun maka 11742 + 78 = 1820 Masehi. Berdasarkan hitungan kalender mundur, antaraTahun Hijriah dengan Tahun Masehi setiap bulan selisih 5 hari setiap tahun. Jika pergeseran setiap bulan harus 6 Tahun, menghitung dari Tahun 2019 ke Tahun 1820 adalah 199 Tahun jadi 33 kali perputaran bulan dengan hitungan kalender mundur, angka Tahun Hijriah pada Tahun 1820 = 1242 H. = 1742 Saka. Setiap menentukan hari jadi satu tempat di Jawa Barat diambil pada1 Muharam, tanggal 1 Muharam 1242 sama Tahun Masehi pada masa itu, jatuh pada Tanggal 5 Januari 1820 M. dan untuk menetapkan hari jadi Desa Kasokandel yaitu setiap Tanggal 5 Januari setiap tahunnya serta usia Desa Kasokandel yang telah terbentuk sampai sekarang adalah 199 Tahun.



SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



18



DAFTAR NAMA KEPALA DESA ( KUWU ) DESA KASOKANDEL NO



NAMA KEPALA DESA ( KUWU )



1.



SURANTANI



1820 – 1853



2.



SIJAR



1853 – 1863



3.



SAYAN



1863 – 1872



4.



SAPIYAN



1872 – 1884



SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



TAHUN MENJABAT



19



5.



PURUG



1884 – 1887



6.



ASPIYAN



1887 – 1892



7.



KAJAR



1892 – 1897



8.



NARSAN



1897 – 1909



9.



NASTAM



1909 – 1918



10.



HADI



1918 – 1923



11.



E. ATMAWIJAYA



1923 – 1946



12.



JUBAEDI



1946 – 1947



13.



KASPI



1948 – 1970



14.



IWIK ASTAWI



1971 – 1976



15.



GODIN



1976 – 1985



16.



DJUNAEDI ( PJS )



1986 – 1989



17.



IMBRANI JUHDI



1989 – 1998



18.



YAYAN SUYANA



1998 – 2008



19.



IRAWATI YAYAN



2008 – 2015



20.



ASEP KUSMAYA



2016 - Sekarang



SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



20



LOGO ( LAMBANG ) DESA KASOKANDEL



SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



21



PETA DESA KASOKANDEL SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



22



SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



23



DAFTAR PUSTAKA



1. Babad



Tanah



Sunda



/



Babad



Cirebon



P.S.



Soelendraningrat 1929 2. Staatsblad 1819 No. 9 SK Pembentukan Keresidenan Cirebon



Kabupaten



Maja,



Kabupaten



Kuningan,



Kabupaten Galuh 3. Carita Parahyangan / Bumi Djawadwipa 29 Juni 1531 M. ( Ichwal Keberadaan Talaga ) 4. Babad Cirebon Abad 17 – 20 Masehi.



SEJARAH DAN PROFILE DESA KASOKANDEL



24