Dewi Citra R. Terapi Warna [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TERAPI WARNA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik yang diampu NS. Tirta Adikusuma Suparto ,S.Kp.,M.Kep.



Oleh : Dewi Citra Rohani



1700764



PRODI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2019



PEMBAHASAN 1. Sejarah Terapi Warna



Dalam kehidupan warna-warna memegang suatu peranan penting. Secara psikologis, diuraikan oleh Linschoten dan Mansyur (dalam Atma, 2011) tentang warna, yaitu warna-warna bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya akan bermacam-macam benda. Salah satu fungsi warna, secara psikologis yaitu dapat memberikan pengaruh tertentu pada perangai kita dan penghidup jiwa kita. Warna dapat mempengaruhi jiwa manusia dengan kuat atau dapat mempengaruhi emosi manusia dan menggambarkan suasana hati seseorang (Darmaprawira, 2008). Warna telah dipelajari sejak akhir abad 19 sebagai alat penyembuh penyakit yang mempunyai nilai terapi. Edwin melancarkan suatu anjuran penyembuhan penyakit dengan menggunakan warna. Para ahli yakin bahwa warna yang tepat akan mempermudah belajar, menyembuhkan penyakit, dan meningkatkan gairah kerja untuk meningkatkan produksi (Darmaprawira, 2008). Selain itu menurut Seniati



(2011), energi warna bisa menjadi



katalisator bagi proses penyembuhan kita dan menyokong kerja tubuh yang sehat dan normal. Terapi warna dapat diterapkan untuk mengatasi persoalan apa pun, baik masalah fisik, mental emosional atau spiritual, atau masalahmasalah khusus yang biasa diatasi dengan terapi relaksasi. Terapi warna bisa diterapkan dengan aman dan efektif, baik digunakan bersama metode terapi lain atau tidak, dengan pengobatan modern atau tradisional, kepada orang dewasa, anak-anak, bayi, dan hewan. Avicenna dalam sebuah bukunya yang berjudul Canon of Medicine menerangkan teori tentang aksi warna terhadap tubuh manusia. Misalnya, ia meyakini bahwa merah meningkatkan sirkulasi darah, sementara biru menghambatnya, dan kuning membantu mengurangi rasa sakit dan radang. Menurut Seniati (2011) setiap warna memiliki pengaruh khusus terhadap tubuh kita, sekalipun tidak menyadarinya. Hijau merupakan warna yang dapat menyeimbangkan tubuh dan bersifat menenangkan. Biru memiliki efek menenangkan dan membuat rileks. 2. Teori Terapi Warna Teori colour harmony mengungkapkan bahwa mata manusia bisa menangkap tujuh juta warna yang berbeda. Tetapi ada beberapa warna utama yang memiliki dampak pada kesehatan dan perasaan (Zein, 2013). Setiap warna memancarkan panjang gelombang energi yang berbeda dan memiliki efek yang berbeda pula, dengan menggunakan berbagai nuansa warna dapat membawa harmoni, stabilitas dan keseimbangan.Warna bisa membuat suasana hati meningkat atau moodboster dan bisa juga membantu mencapai suasana yang ingin diciptakan. Terapi warna yang dikenal juga dengan namachromatherapy merupakan terapi yang tercipta karena didasarkan pada pernyataan bahwa setiap warna tertentu mengandung energi-energi penyembuh. Di dalam bidang kedokteran, menurut Kusuma (2010) terapi warna digolongkan sebagai electromagnetic medicine atau pengobatan dengan gelombang elektromagnetik. Salah satu warna yang dapat dimanfaatkan dan memiliki efek positif yaitu warna hijau. Warna didefinisikan secara obyektif atau fisik



sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, dan secara subjektif atau psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan(Harini,2013). Terapi warna adalah penyembuhan sebuah penyakit dengan mengamplikasikan warna-warna yang tepat untuk penyembuhan dalam bentuk yang lebih terpusat di bandingkan dengan warna sinar matahari (Turana Yudha,2008). Terapi adalah sebuah label iklusif untuk semua cara dan bentuk perawatan penyakit atau gangguan (Reber & Reber, 2010). Sedangkan warna didefinisikan secara obyektif atau fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subjektif atau psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan (dalam Atma, 2011). Menurut Jane (2012) terapi warna adalah teknik mengobati penyakit melalui penerapan warna, agar tubuh tetap sehat dan memperbaiki ketidakseimbangan di dalam tubuh sebelum hal itu menimbulkan masalah fisik maupun mental. Terapi warna pada tubuh manusia bekerja pada askep fisiologis dan psikologis. Pada aspek psikologis, manusia bisa mengalami stres atau depresi bila terpapar beberapa lama dengan suatu kombinasi warna tertentu, misalnya warna abu-abu dan hitam, namun kombinasi warna tertentu juga bias menyebabkan kondisi manusia menjadi santai, rileks dan tenang. Misalnya warna kuning dan biru (Turana Yudha,2008). Pada aspek fisiologis, terapi warna dapat mengakibatkan terangsangnya sistem saraf otonom. Penelitian di Norwegia mencatat bahwa orang yang tinggal di ruangan berwarna biru mempunyai thermostat (ambang subu tubuh) tiga derajat lebih tinggi dibanding dengan orang yang tinggal di ruang



berwarna merah. Nick Humprey dari Universitas Cambridge



menemukan bahwa paparan warna merah dapat mengakibatkan perubahan emosional, detak jantung, tahanan kulit dari aktivitas listrik otak. Penelitian lain menunjukan warna merah dapat menurunkan ambang rangsangan nyeri, artinya klien akan lebih sensitive terhadap nyeri (Turana Yudha,2008).



3. Klasifikasi Warna yang Dapat Meringankan Stres dan Penyakit



a. Merah Merah adalah symbol dari api, kemarahan dan cinta. Merah menstimulasi akar chakra pada dasar tulang belakang. Warna merah menyebabakan hemoglobin bertambah, baik untuk penderita anemia serta kondisi yang berhubungan dengan darah. Jangan mengatasi kanker dengan warna merah karna hal ini dapat menstimulasi pertumbuhan sel. b. Oranye Warna jingga menstimulus chakra sakral, merupakan symbol keberuntungungan. Jingga menstimulus kreativitas dan antusiasme. Jingga mempengaruhi sistem pencernaan, meningkatkan aktivitas tiroid dan meringankan kram serta kejang otot. c. Kuning Warna kuning memperkuat saraf dan pikiran. Warna kuning bekerja pada kondisi lambung,hati,diabetes dan membantu memperbaiki jaringan luka. d. Hijau Dikenal sebagai warna alam. Warna hijau menstimulus chakra jantung dan juga digunakan untuk menyembuhkan kondisi seperti demam, flu, maag, meningkatkan visualisasi, memperkuat sistem imun serta membentuk otot ,tulang, dan sel. e. Biru Terkait dengan chakra tenggorokan. Merupan symbol sejuk dan menenangkan. Warna biru membantu mengatasi demam, sakit kepala, tekanan darah tinggi, asma, serta meredakan peradangan (anti gatal,anti stress). f. Nila Menstimulus cakra alis mata. Nila merupakan warna penyeimbang karna warna ini merupakan perpaduan antara merah dan biru. Nila membantu memurnikan aliran darah , membantu kondisi mental,



menstimulus kasih saying yang mendalam, dan pemulihan penyakit mata dan telinga. g. Ungu Warna meditasi melambangkan relaksasi dan keyakinan warna ungu merupakan stimulus yang memadukan warna merah dan biru . warna ini bias digunakan untuk mengatasi konstipasi kronis, katarak, migrain, keputihan, gangguan telinga, memperlambat jantung yang overaktif, menstimulus imunitas, menyembuhkan insomnia dan membantu detoksifikasi. Disamping itu warna ungu juga mengatasi gangguan



emosi,persendian,stress,



dan



mengurangi



kepekaan



terhadap rasa sakit. h. Merah Jambu Warna ini membantu mengatasi emosi, meredakan kesedihan, meremajakan diri, dan mendekatkan anda dengan perasaan. i. Putih Melmbangkan kemurnian. Putih merupakan warna penyembuh. Untuk membantu menyembuhkan area tertentu yang mengalami gangguan, cibalak mengarah warna putih langsun ke area tersbut. Putih biasanya digunakan sebagai pemiutih spiritual. j. Hitam Warna ini seringkali digunakan untuk menekan nafsu makan. Bagi mereka yang berencana untuk menurunkan berat badan dapat mencoba dengan menggunakan kain alas meja berwarna hitam.



4. Kontraindikasi Terapi warna Untuk penyakit kulit misalnya penyakit neoplasma dilarang terpapar sinar matahari terlalu lama. 5. Jenis-jenis Terapi Warna Adapun berbagai metode terapi warna yang sering digunakan yaitu (Setyoadi,2011) :



a.



Pernafasan



Warna



pernafasan warna adalah sebuah teknik bernafas dengan cara membayangkan suatu warna dalam bernafas. Teknik ini dilakukan ketika individu menghirup dan menghembuskan nafas. b. Colorful Meditasi



membayangkan atau berimajinasi dengan memusatkan perhatian pada objek yang bersifat visual atau yang mengandung warna-warna dan dari bayangan yang dimunculkannya mampu memberikan efek relaksasi pada tubuh dan dilakukan dengan cara apapun yang dirasa nyaman. Persiapan: 1. Kursi atau ranjang 2. Lingkuan yang tenang dan nyaman Prosedur: 1. Duduklah dengan punggung lurus dikursi dengan kaki disilangkan dan mata tertutup atau terbuka. 2. Bayangkan sebuah warna yang ingin digunakan dalam terapi lalu membayangkan suatu warna masuk ke tubuh melalui hidung saat bernafas. 3. Tahan nafas selama beberapa detik sambal membayangkan sebagaian warna menghilang di seluruh tubuh kemudiaan menghembuskan napas



dan mengeluarkan semua emosi negative, stress, dan rasa sakit yang mungkin berada dalam tubuh. 4. Lakukakan beberapa kali sampai merasa bahwa semua beban psikologis menjadi ringan. c. Air solarisasi Terapi dengan media botol, gelas atau air dimana salah satu dari ketiga media itu harus diberi air dan harus memiliki warna. Warna yang dimaksudkan tidak hanya warna dari airnya sendiri namun entah dari botol ataupun gelas yang dipakai bisa dengan warna- warna tertentu dan diberikan air biasa (air putih) kemudian airnya diminum (setyoadi,2011). d. Aurasoma



Teknik ini menggunakan botol-botol kecil yang berisi warna dari minyak esensial dan ekstrak tumbuhan. Botol kecil terdiri atas dua warna dan ada 90 kombinasi. Tidak ada Batasan waktu berapa lama menggunakan terapi ini. Praktis mendasarkan warna pada energi tubuh yang terfokus pada tujuh titk mayor yang disebut dengan cakra. Setiap cakra berkolerasi dengan sistem organ dan warna tertentu. Warna merah berhubungan dengan cakra dasar yang mempengaruhi vitalitas, kekuatan, seksualitas, kesadaran, mengatasi



anemia,



kekurangan



energi,



impotesi,



tekanan



darah



rendah,penyakit kulit dan infeksi saluran kencing. Warana orange berhubungan dengan limpa yang mengatur sirkulasi dan metabolism, berhubungan dengankegembiraan dan keceriaan. Warna kuning berhubungan dengan cakra solar plexus yang mempengaruhi intelektual dan pengambilan



keputusan , serta menstimulasi konsentrasi. Warna hijau berhubungan dengan cakra jantung sebagai warna penyembuhan karna menyeimbangan dan menstabilkan energi tubuh. Warna biru berhubungan dengan cakra tengorokan dapat menenangkan dan sangat baik untuk insomnia, nyeri pinggang bawah, sama, dan migren. Warna ungu merupakan cakra mahkota berhubungan dengan energi dari fungsi tertinggi pikiran dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri, mengurangi rasa ketidak berdayaan, menfobati kelainan mental dan saraf. Warna hotam sring dipakai untuk menekan nafsu makan atau mengurangi berat badan, misalnya dengan memakai taplak berwarna hitam untuk meja makan (setyoadi,2011). Persiapan alat dan lingkungan : 1. botol kosong sebanyak 4 buah 2. minyak dengan warna yang berfariasi sesuai kebutuhan 3. lingkungan yang tenang dan nyaman Prosedur



:



1. Ambil 4 botol yang berisi kombinasi warna yang anda sukai 2. Gunakan minyak esensial dalam botol tersebut untuk dipakai pada kulit 3. Terapi warna bias dilakukan sendiri dengan berbagai cara selama 510 menit setiap kali terapi (tergantung kebutuhan) maksimal dilakukan 4 kali seminggu. e. Chromotherapy



terapi warna ini digolongkan sebagai vibrational healing modality. Pengobatan vibrational menggunakan energi chi dalam organisme hidup



seperti tanaman, gemstones dan kristal, air cahaya matahari, dan suara. Warna merupakan bentuk yang terlihat dari energi elektromagnetik. Spektum warna utama yang dicerminkan dari pelangi memberikan efek penyembuhan yang unik pada setiap warna yang dihasilkan. Hasil penelitian membuktikan bahwa tubuh yang kurang mendapat sinar matahari membuat depresi bagi beberapa orang (setyoadi,2011). Perawat akan menggunakan warna dan cahaya sebagai alat untuk menyeimbangkan energi dalam tubuh karena dasar pemikiran dari gangguan psikologis adalah terjadinya ketidak seimbangan energi dalam tubuh (setyoadi,2011). Dengan demikian terapi warna dan cahaya digunakan untuk menyelaraskan fisik, emosi, spiritual dan mental. Alat yang perlu dipersiapkan antara lain batu permata, lilin atau lampu, tongkat kristal, kaca prisma, kain berwarna, bak mandi berwarna, lensa berwarna, dan laser. Persiapan lingkungan meliputi lingkungan yang tenang dan nyaman. Pelaksaan disesuaikan dengan alat terapi yang digunakan. Misalnya jika menggunakan alat bak mandi berwarna, maka klien cukup berbaring di dalam bak mandi. Dengan warna yang disukai, klien diharapkan bias rileks saat di dalam bak mandi (setyoadi,2011). f. Warna kain sutra warna kain sutra yakni terapi dengan teknik menggunakan kain sutra yang dipakaikan ke tubuh orang untuk digunakan dalam waktu tertentu dan kain-kain tersebut memiliki warna-warna tertentu (setyoadi,2011). Terapi warna yang digunakan adalah meditasi warna dan juga pernafasan warna, dimana kedua metode tersebut memiliki unsur relaksasi di dalamnya. Herodes dkk (Rochmawati, 2012) mengatakan relaksasi adalah suatu teknik yang mampu mengurangi kecemasan individu melalui berbagai metode seperti pernafasan, pelemasan otot-otot, membayangkan sesuatu yang membuat individu tenang dan rileks. Tujuan dari teknik



relaksasi juga untuk menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah, memperbaiki kemampuan untuk berkonsentrasi dan mengatasi stres, membangun emosi positif dan negatif (setyoadi,2011).



6. Manfaat Terapi Warna a.



Meningkatkan kualitas hidup Pada tahun 2013 Kim MK dang Kang SD melakukan



penelitian tentang pengaruh terapi warna dapa tingkat purpose in life (pada pasien stroke yang umumnya mengalami ketidakstabilan mental). Dan haasilnya terdapat perbedaan signifikan tingkat purpose in life antara sebelum dan sesudah terapi warna. b.



Menyembuhkan jerawat dan kulit rusak terta meredakan



kerutan-kerutan kecil pada kulit Pada tahun 2012 Sponzili Osvaldo mempublikasikan temuanya mengenai cahaya LED (light emitting diodes) dalam terapi warna. Didalamnya ia mengatakan bahwa energe elektromagnetik dari LED dapat digunakan sebagai anti-ageing. Cahay yang digunakan adalah cahaya dengan Panjang gelombang kecil (sekitar 5nm).LED dengan cahaya 670nm juga dapat meredakan kerutan secara signifikan. Selain itu LED juga dapat digunakan dalam memutihkan gigi c.



Meredakan keparahan Lesi Traumatik Pada



tahun



2011



Guzalov



PI



dan



teman-teman



mempublikasikan temuanya mengenai pengaruh fotokromoterapi pada jaringan saraf. Dari penelitian itu ditemukan bahwa cahaya dengan warna berbeda dapat memiliki pengaruh yang berbeda pada jaringan saraf. Hal itu disebkan karna warna yang berbeda memiliki Panjang gelombang yang berbeda pula. Cahaya merah dapat menormalkan transportasi ion dan pemulihan konduktivitas saraf. Cahaya hijau dapat menyebabkan remielisasu filamen saraf. d.



Oksigenasi Darah di Otak dan Otot



Pada tahun 2009 weinzirl dan teman-teman menyatakan dalam jurnalnya bahwa terapi warna memiliki dampak pada oksigenasi darah di otak dan otot, digunakan cahaya biru dan merah dalam penelitian ini. Hasilnya pada otot terjadi peningkatan volume darah dan penurunan konsumsi oksigen pada pasien yang terekspos cahaya biru dibandingkan dengan yang merah. Sedangkan pada kepala terjadi peningkatan oksigenasi tanpa peningkatan aliran darah. Sehingga dapat disimpulkan terapi warna berefek, namun efek tersebut tergantung pada warna apa yang terekspos. Metode terapi warna yang digunakan adalah pernafasan warna dan meditasi warna. Pernafasan yang dalam dan terfokus membantu mengubah udara yang kita tarik saat bernafas menjadi energi positif (Kumar, 2009). Menurut reber (2010) meditasi yaitu melatih pikiran untuk merenungkan sesuatu, sehingga bermanfaat untuk menenangkan pikiran dan menemukan kedamaian jiwa. Selain itu menurut Wauters dan Thomson dari hasil pengamatannya (dalam



Lasmono,



2009)



menyebutkan



bahwa



warna-warna



dapat



dimanfaatkan untuk pengobatan dan menunjang proses penyembuhan, karena dalam hal ini warna dapat memberikan suasana yang tenang, damai, dan nyaman dalam beristirahat, antara lain : 1. Warna hijau menimbulkan efek fisik menenangkan sistem saraf, digunakan untuk berbagai macam masalah kesehatan berkenaan dengan organ jantung dan tekanan darah yang tidak normal. Efek psikologis warna hijau merupakan warna keseimbangan, sangat bermanfaat untuk kondisi-kondisi emosional anak pada saat stress, emosi, dan mengalami rasa takut di rumah sakit. 2. Warna biru menimbulkan efek fisik memperkuat kondisi tubuh dan pikiran, menenangkan kondisi jiwa anak yang sedang galau saat menjalani perawatan. Sedangkan efek psikologisnya adalah memulihkan stress dan menciptakan kondisi yang tenang bagi pasien anak.



Menurut Birren ( Lasmono, 2009) kegunaan warna yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain: 1.



Warna hijau dianggap memiliki kekuatan untuk penyembuhan dan



kemampuan untuk menenangkan dan menyegarkan. 2.



Warna biru berhubungan dengan hal yang positif, lebih produktif



dan warna kedamaian. 3.



Hipotesa penelitian adalah terapi warna dapat mengurangi



kecemasan. Warna yang sering digunakan untuk menenangkan individu adalah warna hijau karena warna hijau berefek pada sistem saraf secara keseluruhan, terutama bermanfaat bagi sistem saraf pusat. Seperti yang telah diungkapkan oleh Vernolia (Sawitri, 2013) warna ini memiliki efek penenang, mengurangi iritasi dan kelelahan, serta dapat menenangkan gangguan emosi dan sakit kepala. Tidak hanya itu, selain warna hijau, terdapat warna biru yang juga memiliki fungsi



untuk



memperkuat



kondisi



tubuh



fikiran



untuk



menenangkan kondisi jiwa, memulihkan stress dan menciptakan kondisi yang tenang bagi individu. Selain itu warna hijau mampu meningkatkan hormon-hormon yang bersifat antidepresan dan mengurangi hormon yang membuat individu merasa cemas.



DAFTAR PUSTAKA



Darmaprawira, S.W.A. (2008).



Warna teori dan kreativitas



penggunaannya. Edisi ke 2.Bandung: ITB. Setyoadi,Kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Pda Klien Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika. 1jil., 174 hlm. Harini, N. (2013). Terapi Warna Untuk Mengurangi Kecemasan. Jurnal Ilmiah Psiklogi Terapan, 1(2),291-303 Lasmono, A. (2009). Perancangan interior pusat terapi anak autis di Surabaya. Skripsi, Desain Interior. Kumar, V. (2009). Terapi warna. Tangerang: Karisma. Kusuma,



E



(2010).



Pengertian



Gelombang



dan



Aplikasi.



http://ichsan09.blog.uns.ac.id/files/2010/11/pengertiangelombang-dan-aplikasi.pdf , Diakses pada 26 Maret 2019. Reber, S.A., & Emil S.R. (2010). Kamus psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Atma, E.S. (2011). Pengaruh warna kemasan terhadap persepsi rasa pada



produk Skripsi,



Fakultas



minuman. Psikologi



Universitas



Muhammadiyah Malang. Seniati, L., et al. (2011). Psikologi eksperimen. Jakarta: PT. Indeks. Zein, A.O., Tamara, & Khaerunnisa. (2013). Hubungan Warna dengan Tingkat Stres Pengunjung.



Jurnal Rekajiva: Jurnal



online Institut Teknologi Nasional, 1(1), 1-



10.



Rochmawati, D.H. (2012). Teknik relaksasi otot progresif untuk menurunkan kecemasan. www.uin-semarang.ac.id , Diakses 26 Maret 2019.



Sawitri, Devi, P.S., & Nurhesti, K.A. (2013). Pengaruh terapi warna hijau terhadap stres pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar. Jurnal Online Udayana, 42(2), 14 – 23.