Diare Dan Konstipasi 4B [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2 “DIARE DAN KONSTIPASI”



KELOMPOK 4 1. Kireii Larasati Hartoyo



(170103049)



2. Lutfia Ainna Shafa



(170103030)



3. Lutfiyatul Mutawadingah



(170103050)



4. Melinda



(170103052)



5. Milina Setianingsih



(170103053)



6. Nada Salim As Syadza



(170103056)



PROGRAM S1 KEPERAWATAN 4B UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO Jl. Raden Patah No.100 Ledug Kec.Kembaran Kab. Banyumas Jawa Tengah 53132 Web : www.uhb.ac.id Telp.(0231) 534345



1



KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Diare dan Konstipasi. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.Salah satunya kepada Ibu Maria Paulina Irma S, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen pengampu kami yang senantiasa membantu sehingga makalah dapat terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melaksanakan tugas mata kuliah KMB 2. Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan di dalam penyusunannya. Kami senantiasa menerima kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya. Terimakasih sebesar-besarnya atas bantuan dan partisipasinya.



Purwokerto, 23 Maret 2019



Penulis



2



DAFTAR ISI I.



HALAMAN JUDUL ................................................................................ i



II.



KATA PENGANTAR .............................................................................. ii



III.



DAFTAR ISI ............................................................................................ iii



IV.



BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A. Latar Belakang. .................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2 C. Tujuan Penulisan. ................................................................................. 3



V.



BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................... 4 A. Definsi Konstipasi dan Diare ............................................................... 4 B. Etiologi konstipasi dan diare ................................................................ 5 C. Tanda gejala dari diare dan kostipasi ................................................... 7 D. Patofisiologi dari diare dan kostipasi ................................................... 7 E. Jenis dari diare dan konstipasi .............................................................. 9 F. Penatalaksanaan dari diare dan kostipasi ............................................. 10



VI.



BAB 3 PENUTUP .................................................................................... 11 A. Kesimpulan........................................................................................... 11 B. Saran ..................................................................................................... 11



Daftar Pustaka .................................................................................................... 12



3



PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diare merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Karenanya tidak mengherankan jika bahan-bahan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit tersebut menempati tempat yang khusus dalam sejarah kedokteran. Dokter Sumeria pada tahun 3000 SM telah menggunakan sediaan antidiare dari opium. Penyakit diare atau juga disebut gastroenteritis masih merupakan salah satu masalah utama negara perkembang termasuk Indonesia (Goodman dan Gilman, 2003). Dua penyakit yang menonjol sebagai penyebab utama kematian pada anak kelompok umur 1 sampai 4 tahun adalah diare dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu campak, batuk rejan dan tetanus (Anggarini, 2004). Gastroenteritis atau diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan tau tanpa darah pada tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi mendadak pada orang yang sebelunya sehat dan berlangsung kurang dari 2 minggu (Noerasid dkk., 1988). Angka kesakitan penyakit diare adalah sekitar 200 – 400 kejadian diantara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia dapat ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, dengan sebagian besar (70% - 80%) penderita ini adalah anak dibawah umur lima tahun, yang disebabkan karena dehidrasi. Hal inilah yang menyebabkan sejumlah 350.000 500.000 anak di bawah umur 5 tahun meninggal setiap tahunnya (Noerasid dkk., 1988). Diare



sebenarnya



bukan



merupakan



hal



asing



bagi



masyarakat,



karenasebagian besar dari anggota masyarakat pernah menderita penyakit ini. Namun, angka kematian yang tinggi akibat diare terutama pada bayi dan anakanak yaitu sebesar 23,2% di wilayah Surabaya (Zeinb, 2004).



4



Pada banyak pasien, onset diare terjadi secara tiba-tiba tetapi tidak terlalu parah dan dapat sembuh sendiri tanpa memerlukan pengobatan. Pada kasus yang parah, resiko terbesar adalah dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit terutama pada bayi, anak-anak dan manula yang lemah. Oleh karena itu, terapi rehidrasi oral merupakan kunci utama penanganan untuk pasien sakit diare akut (Zeina, 2004). Konstipasi adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kesulitan buang air besar sebagai akibat dari feses yang mengeras.Konstipasi dapat diartikan terhambatnya defekasi (buang air besar) dari kebiasaan normal. Menurut North American Society for Pediatric Gastroenterology Hepatology and Nutrition (NAPSGAN) 2006, menyebutkan konstipasi adalah kelambatan atau kesulitan dalam defekasi yang terjadi dalam 2 minggu atau lebih dan cukup membuat pasien menderita. Petunjuk paktis pada World Gastroenterology Organization (WGO) menjelaskan sebagian besar pasien menyebutkan konstipasi sebagai defekasi keras (52%), tinja seperti pil atau butir obat (44%), ketidakmampuan defekasi saat diinginkan (34%), atau defekasi yang (33%). Konstipasi biasa terjadi pada anak 40% diantaranya diawali sejak anakberusia 1 -4 tahun, pada anakusia 7 -8 tahun angka kejadiannya menurun hingga sebesar1,5 % dan usia 10 -12 tahun menjadi sekitar 0,8 % saja. Frekuensi buang air besar pada anak dialami setiap hari kedua dan ketiga, tanpa kesulitan. Anakanak yang sering makan makanan cepat saji seperti burger, kentang goreng, milkshake, permen, kue, minuman ringan manis biasanya lebih sering konstipasi.. Pada bayi, konstipasi dapat terjadi akibat transisi dari ASI ke susu formula bayi, atau dari makanan bayi ke makanan padat (Kamm, 2003).



B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud diare dan konstipasi? 2. Bagaimana etiologi dari diare dan kostipasi? 3. Bagaimana tanda gejala dari diare dan kostipasi? 5



4. Bagaimana patofisiologi dari diare dan kostipasi? 5. Apa saja jenis dari diare dan konstipasi? 6. Bagaimana penatalaksanaan dari diare dan kostipasi?



C. TUJUAN 1.



Untuk mengetahui diare dan konstipasi.



2.



Untuk mengetahui etiologi dari diare dan kostipasi.



3.



Untuk mengetahui tanda gejala dari diare dan kostipasi.



4.



Untuk mengetahui patofisiologi dari diare dan kostipasi.



5.



Untuk mengetahui jenis dari diare dan konstipasi.



6.



Untuk mengetahui penatalaksanaan dari diare dan konstipasi.



6



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian a. Diare Diare (berasal dari bahasa Yunani dan Latin: dia, artinya melewati, dan rheein, yang artinya mengalir atau lari) merupakan masalah umum untuk orang yang menderita “pengeluaran feses yang terlalu cepat atau terlalu encer” (Goodman dan Gilman, 2003). Diare adalah meningkatnya frekuensi dan berkurangnya konsistensi buang air besar (BAB) dibanding dengan pola BAB normalnya. Terjadinya BAB 3x atau lebih dalam sehari dengan konsistensi lembek atau cair yang tidak seperti biasanya, yang biasanya hanya dua atau tiga kali dalam seminggu (Yulinah,2008). b. Konstipasi Konstipasi adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kesulitan buang air besar sebagai akibat dari feses yang mengeras.Konstipasi dapat diartikan terhambatnya defekasi (buang air besar) dari kebiasaan normal. Menurut North American Society for Pediatric Gastroenterology Hepatology and Nutrition (NAPSGAN) 2006, menyebutkan konstipasi adalah kelambatan atau kesulitan dalam defekasi yang terjadi dalam 2 minggu atau lebih dan cukup



membuat



pasien



menderita.



Petunjuk



paktis



pada



World



Gastroenterology Organization (WGO) menjelaskan sebagian besar pasien menyebutkan konstipasi sebagai defekasi keras (52%), tinja seperti pil atau butir obat (44%), ketidakmampuan defekasi saat diinginkan (34%), atau defekasi yang (33%).



7



B. Etiologi a. Diare Penyakit diare akut dapat disebabkan oleh beberapa faktor: 1. Infeksi a) Virus Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70 – 80%). Rotavirus serotype 1, 2, 8,dan 9 : pada manusia. Serotype 3 dan 4 didapati pada hewan dan manusia, dan serotype 5, 6, dan 7 didapati hanya pada hewan. Norwalk virus : terdapat pada semua usia, umumnya akibat fool borne atau water borne transmisi, dan dapat juga terjadi penularan person to person. b) Bakteri Enterotoxigenic E.coli (ETEC). Mempunyai 2 faktor virulensi yang penting yaitu faktor kolonisasi yang menyebabkan bakteri ini melekat pada enterosit pada usus halus dan enterotoksin (heat labile (HL) dan heat stabile (ST) yang menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit yang menghasilkan watery diarrhea. ETEC tidak menyebabkan kerusakan brush border atau menginvasi mukosa. Enterophatogenic E.coli (EPEC). Mekanisme terjadinya diarebelum jelas. Didapatinya proses perlekatan EPEC ke epitel usus menyebabkan kerusakan dari membran mikro vili yang akan mengganggu permukaan absorbsi dan aktifitas disakaridase. Shigella menginvasi dan multiplikasi sel epitel kolon, menyebabkan kematian sel mukosa dan timbulnya ulkus. Shigella jarang masuk ke dalam aliran darah. Faktor virulensi termasuk: smooth lipopolysaccharide cell-wall antigen yang mempunyai aktifitas endotoksin serta membantu proses invasi dan toksin yang bersifat sitotoksik dan neurotoksik dan mungkin menimbulkan watery diarrhea (Zeinª, 2004). 8



c) Protozoa Entamoeba histolytica prevalensi. Disentri amoeba ini bervariasi, namun penyebarannya di seluruh dunia. Insidennya meningkat dengan bertambahnya umur, dan terutama pada laki-laki dewasa. Kira-kira 90% infeksi



asimtomatik



yang disebabkan oleh



E.histolytica non patogenik. Amobiasis yang simtomatik dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang fulminant (Zeinb, 2004). Cryptosporidium. Di negara yang berkembang, cryptosporidiosis 5–15% dari kasus diare pada anak. Infeksi biasanya simtomatik pada bayi dan asimtomatik pada anak yang lebih besar dan dewasa. Gejala klinis berupa diare akut dengan tipe watery diarrhea, ringan dan biasanya selflimited. Pada penderita dengan gangguan sistim kekebalan tubuh seperti pada penderita AIDS, cryptosporidiosis merupakan reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan resisten terhadap beberapa jenis antibiotik (Zeinª, 2004). 1. Malabsorbsi karbohidrat, lemak, dan protein 2. Makanan basi, beracun, makanan pedas. 3. Psikologis contohnya rasa takut dan cemas (Arif dkk, 2000). b.konstipasi kurang minum, kurang konsumsi serat, perubahan pola makan, serta kebiasaan mengabaikan keinginan untuk buang air besar, efek samping obat-obatan, dan gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.



9



C. Tanda dan gejala a. Diare 







Tanda -



Feses lembek dan cair



-



Darah pada feses



-



Feses yang dihasilkan banyak



Gejala Jenis dan beratnya gejala tergantung pada jenis dan banyaknya mikroorganisme atau racun yang tertelan. Gejalanya juga bervariasi tergantung pada daya tahan tubuh seseorang. Gejala biasanya terjadi tiba-tiba yaitu mual, muntah, sakit kepala, demam, dingin, badan tak enak, sering buang air besar, tanpa darah dan akhirnya terjadi dehidrasi.



b.Konstipasi 



Tanda







-



Sakit perut dan kembung.



-



Pendarahan ketika buang air besar.



-



BAB di celana.



-



Mengejan saat buang air besar.



Gejala Gejala utama konstipasi adalah kesulitan buang air besar dengan frekuensi yang lebih jarang dari biasanya (kurang dari tiga kali dalam seminggu).



D. Patofisiologi a. Diare Wabah diare pada bayi, anak-anak dan dewasa biasanya disebabkan oleh mikroorganisme yang menyebar melalui air atau makanan yang sudah tercemar oleh tinja yang terinfeksi. Infeksi juga dapat ditularkan dari orang ke orang, yaitu bila seorang penderita diare tidak mencuci tangannya dengan bersih, setelah buang air besar (Setiawan, 2005). 10



Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi, alergi, reaksi obat-obatan, dan juga faktor psikis. Klasifikasi dan patofisologi diare akut yang disebabkan oleh proses infeksi pada usus atau Enteric infection. Pendekatan klinis yang sederhana dan mudah adalah pembagian diare akut berdasarkan proses patofisiologi enteric infection, yaitu membagi diare akut atas mekanisme Inflammatory, Non inflammatory, dan Penetrating (Zeina, 2004). Inflamatory diarrhea akibat proses invasion dan cytotoxin di kolon dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah (disebut juga Bloody diarrhea). Biasanya gejala klinis yang menyertai adalah keluhan abdominal seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, serta gejala dan tanda dehidrasi (Zeina, 2004). Non Inflammatory diarrhea dengan kelainan yang ditemukan di usus halus bagian proksimal. Keluhan abdominal biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak segera mendapat cairan pengganti. b. Konstipasi dapat dibagi menjadi dua factor yaitu dari factor dalam lumen dan factor dari luar lumen. Factor dari dalam lumen itu ada tiga, yaitu obstruksi kolon akibat keganasan volvulus atau striktur, berkurangnya motilitas usus,obstruksi pada jalan keluar. Sedangkan yang dari faktor luar lumen yang dapat menyebabkan konstipasi yaitu pola makan yang rendah serat, kurang cairan serta konsumsi alcohol dan kafein yang berlebihan.



11



E. Jenis jenis a. Diare 1. Diare menurut sifatnya a) Diare akut Buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja yang lebih lembek dan cair, bersifat mendadak datangnya dan berlangsung kurang dari 2 minggu. b)Diare kronis Diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu ( Suharyono, 2008).



2. Diare menurut mekanismenya a) Diare sekretori Diare yang umumnya terjadi bila telah timbul cedara pada usus dan terjadi sekresi cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus. b) Diare osmotic Diare yang biasanya disebabkan oleh solut yang sulit diabsorbsi di dalam usus. Penyebabnya adalah intoleransi terhadap laktosa dan penelanan laksatif asmotik. b. Konstipasi jenis konstipasi dibagi menjadi 2 yaitu : a) konstipasi primer terdiri dari konstipasi dengan transit normal (konstipasi fungsional), konstipasi dengan transit lambat,dan disfungsi anorektal. b) Konstipasi sekunder merupakan konstipasi yang disebabkan oleh penyakit lain, yaitu : penyakit endokrin dan metabolic, kondisi psikologis, kondisi miopatik ,abnormalitas structural, penyakit neurologis, kehamilan dan penyalahgunaan laksansia.



12



F. Penatalaksanaan a) Diare



Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, dan diare pada pelancong. Pemberian antibiotik secara empiris dapat dilakukan tetapi terapi antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur dan resistensi kuman (Zeinb, 2004). Dalam menentukan antibiotik yang digunakan Jumono dan Prayitno (2003), berpendapat bahwa pemilihan antibiotik harus berdasarkan pola kepekaan kuman, pengalaman klinis, tempat infeksi, tiksisitas, dan harga. Pada terapi kombinasi harus diperhitungkan akibat yang merugikan, seperti antagonisme, peningkatan efek samping, dan biaya yang meningkat. Antibiotik baru boleh diberikan kalau pada pemeriksaan laboratorium ditemukan bakteri patogen. Karena pemeriksaan untuk menemukan bakteri kadang-kadang sulit atau hasil pemeriksaan datang terlambat, antibiotik dapat diberikan dengan pemberhatikan antara lain: usia penderita, dan perjalanan. b) Konstipasi



Ada 3 pengobatan utama yang bisa dilakukan untuk mengatasi konstipasi,yaitu :



1) Obat pelunak tinja Cara ini aman untuk anak-anak, tetapi harus dengan pengawasan dokter anak. 2) Diet tinggi serat dengan banyak cairan 3) Waktu toilet yang teratur



13



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Diare adalah meningkatnya frekuensi dan berkurangnya konsistensi buang air besar (BAB) dibanding dengan pola BAB normalnya. Terjadinya BAB 3x atau lebih dalam sehari dengan konsistensi lembek atau cair yang tidak seperti biasanya, yang biasanya hanya dua atau tiga kali dalam seminggu. Sedangkan Konstipasi adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kesulitan buang air besar sebagai akibat dari feses yang mengeras. Diare ditandai dengan Feses lembek dan cair, Darah pada feses, dan Feses yang dihasilkan banyak. Sedangkan Konstipasi ditandai dengan Sakit perut dan kembung, Pendarahan ketika buang air besar, BAB di celana, Mengejan saat buang air besar. Jenis dari diare menurut sifatnya yaitu Diare akut, dan Diare kronis. Sedangkan Diare menurut mekanismenya yaitu Diare sekretori, dan Diare osmotic. Sedangkan jenis dari konstipasi yaitu ada dua konstipasi primer dan konstipasi sekunder.



B. Saran Dengan adanya makalah ini penulis berharap agar makalah khususnya diare dan konstipasi dapat teratasi dengan bai. Dengan menjaga pola makan yang baik.



14



DAFTAR PUSTAKA 



http://eprints.umm.ac.id/26039/2/jiptummpp-gdl-sriagustin38106-2-babi.pdf diakses pada tanggal 23 maret 2019 pukul 12:23







https://www.alomedika.com/penyakit/gastroenterohepatologi/konstipasi/patofisiologi diakses pada tanggal 23 maret 2019 pukul 12:23







https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-bd&q=penyebab+konstipasi&sa=X&ved=2ahUKEwjT5LaAy5fhA hV273MBHRt_DqUQ1QIoAHoECAoQAQ&biw=1024&bih=48 6 diakses pada tanggal 23 maret 2019 pukul 12:23







https://www.google.com/search?client=firefox-bd&q=tanda+diare diakses pada tanggal 23 maret 2019 pukul 12:23



15