Difusi Inovasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mutu Pendidikan bergantung kepada Sumber Daya Manusia (SDM). Menurut hasil penelitian PISA tahun 2013 dalam Kemendikbud, tingkat pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jumlah siswa yang memiliki tingkat kognitif rendah dan sangat rendah. Rendahnya tingkat kognitif siswa dapat disebabkan oleh berbagai tantangan diantaranya tantangan internal dan tantangan eksternal. Tantangan internal berkaitan dengan kondisi pendidikan yang tidak sebanding dengan delapan tuntutan pendidikan pada Standar Nasional Pendidikan. SDM usia produktif yang melimpah apabila tidak diiringi dengan kompetensi dan keterampilan hanya akan menjadi beban dalam pembangunan. Untuk itu perlu diupayakan agar SDM usia produktif dapat menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan. Selain itu tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan adalah berkaitan dengan kompetensi masa depan, perkembangan pengetahuan dan fenomena negatif yang muncul di masyarakat. Kualitas guru merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia. Berdasarkan PP No 19 tahun 2005, guru memiliki tugas yang sangat penting. Guru harus menguasai pendekatan, metode maupun model pembelajaran agar pembelajaran bisa diselenggarakan secara interaktif inspiratif menyenangkan, memberikan ruang yang cukup bagi pengembangan prakarsa, kreativitas sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Dalam Permen no 65 tahun 2013 terdapat empat belas prinsip yang harus ada di dalam pembelajaran. Semua prinsip merupakan tuntunan ba guru dalam memahami proses pembelajaran di kelas. Agar prinsip pembelajaran seperti yang terdapat dalam Permen no 65 tahun 2013 tersebut terlaksana maka



0



seorang guru harus menguasai berbagai inovasi pembelajaran agar tercipta iklim belajar yang lebih baik. Suatu inovasi akan sangat bermanfaat untuk memecahkan masalah pendidikan jika inovasi tersebut dapat diterima dan diterapkan oleh tenaga kependidikan dalam mengelola pendidikan.



B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah elemen pokok difusi dan inovasi? 2. Bagaimanakah penerapan difusi dan inovasi di dalam pembelajaran?



1



BAB II DIFUSI DAN INOVASI PEMBELAJARAN A. Pengetian Difusi dan Inovasi Pembelajaran Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat diangap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Jelas disini bahwa istilah difusi tidak terlepas dari kata inovasi. Karena tujuan utama proses difusi adalah diadopsinya suatu inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem. Menurut Purwanto (2000:6) difusi diartikan sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan, diadopsi dan dimanfaatkan oleh warga masyarakat. Melalui proses difusi tersebut memungkinkan sesuatu inovasi menjadi diketahui oleh orang banyak, dikomunikaasikan sehingga tersebar luas dan akhirnya digunakan di masyarakat. Proses difusi biasanya terjadi karena ada pihak-pihak yang menginginkannya atau secara sengaja merencanakan dan mengupayakan. Sedangkan kata inovasi secara harfiah memiliki dua pengertian. Pertama inovasi sebagai kata sifat diartikan sebagai pengenalan sesuatu yang baru. Kedua inovasi sebagai kata benda mengacu kepada pengertian suatu ide baru, cara baru atau penemuan. Menurut Ibrahim (1988:40) inovasi ialah suatu ide, barang, kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil



2



invensi maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Everett M. Rogers (1983), Mendefisisikan bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Stephen Robbins (1994), Mendefinisikan, inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa. Menurut Zalman dan Ducan inovasi adalah perubahan sosial yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dan diamati sebagai suatu yang baru bagi sekelompok orang. Tetapi perubahan sosial belum tentu inovasi. Menurut Suprayekti ( 2004 : 2), inovasi adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia dan dirasakan sebagai hal yang baru oleh seseorang atau masyarakat. Sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupannya. Jadi dapat disimpulkan inovasi ialah suatu ide, barang, metode, gagasan, maupun kejadian yang dirasakan oleh seseorang maupun masyarakat, baik itu berupa hasil invention maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Oleh sebab itu, inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun berupa praktikpraktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olahteknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu kedaan tertentu ataupun proses tertentu yang terjadi di masyarakat. Dalam bidang pendidikan, misalnya, untuk memecahkan persoalanpersoalan yang dihadapi, telah banyak dilontarkan model-model inovasi



3



dalam berbagai bidang antara lain: usaha pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan relevansi pendidikan. Kesemuanya dimaksudkan agar difusi inovasi yang dilakukan bisa diadopsi dan dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan persoalan pendidikan di Tanah Air. Beberapa contoh inovasi antara lain : program belajar jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas rangkap, pembelajaran konstektual (contectual learning), pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (Pakem). Difusi adalah suatu proses inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu antara indovidu pada siatu sistem sosial. Difusi merupakan bagian dari komunikasi yang mengutamakan penyampaian pesan berupa ide-ide baru. Komunikasi itu sendiri diartikan sebagai suatu proses partisipasi menciptakan dan membagi informasi dengan yang lain untuk mencapai saling kesepahaman. Proses difusi bisa langsung secara sentralisasi, Proses



difusi



inovasi



bisa berlangsung secara sentralisasi,



penentuan tentang kapan dimulainya dan sebagainya dilakukan oleh sekelompok orang



tertentu ( agen pembaruan ), bisa pula secara



desentralisasi, penentuan dilakukan oleh klien ( warga masyarakat) bekerjasama dengan beberapa orang yang telah menerima inovasi. Difusi dan inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi tujuan akhir yang ingin dicapai studi



adalh



terciptanya



perubahan.



Rogers



(1983)



melakukan



tentang difusi inovasi, yang mencangkup berbagai disiplin



ilmu. Hasil studinya telah memperkuat pandangan tentang entahapan, proses, serta variabel yang dapat mempengaruhi difusi. Berdasarkan hasil studi ini, dapat disempulkan bahwa pemanfaatan tergantung pada upaya membangkitkan kesadaran, keinginan mencoba dan mengadosi inovasi. Dalam hal ini , penting dilakukan proses desiminasi, yaitu yang sengaja dan sistematis untuk membuat orang lain sadar akan adanya suatu



4



perkembangan dengan cara menyebarkan informasi. Desiminasi merupakan tujuan awal dari difusi inovasi. Menurut Rogers, inovasi adalah ide – ide, praktik, atau obyek yang dianggap baru oleh seorang individu atau kelompok lain yang mengadopsinya. Lebih lanjut Rgers menjelasan bahwa kebaruan dalam suatu inovasi tidak hanya mencakup pengetahuan baru. Thompson dan Eveland ( 1967 ) mendefinisikan inovasi sama dengan teknologi, yaitu suatu desain yang digunakan untuk tindakan instrumental



dalam



rangka



mengurangi



ketidakteraturan suatu hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Fullan ( 1996 ) menerangkan bahwa tahun 1960-an adalah era



dimana



pendidikan dan



fisika



banyak



kontemporer baru,



diadopsi,



mesin



pendidikan terbuka,



inovasi



-



seperti



belajar



pembelajaran



(



inovasi



matematika, kimia



teaching individu,



machine



),



pengajaran



secara team ( team teaching ) dan termasuk dalam hal ini adalah sistem Inovasi Inovasi



belajar diartikan



sebagai



adalah



pengenalan sesuatu



mandiri. ke



sesuatu



yang



yang



baru.



benar







benar baru diperkenalkan, bisa berupa metode baru, kebiasaan, alat, dan perubahan tentang cara mengerjakan sesuatu.



B. Ciri-Ciri Difusi Inovasi 1.



Memiliki kekhasan / khusus artinya suatu inovasi memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan.



2.



Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran yang memiliki kadar Orsinalitas dan kebaruan.



5



3.



Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana, dalam arti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang yang tidak tergesa-gesa, namun keg-inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu.



4.



Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.



C. Elemen Pokok Difusi dan Inovasi Dalam proses difusi terjadi interaksi antara empat elemen yaitu karakteristik inovasi itu sendiri, bagaimana informasi tentang inovasi dikomunikasikan, waktu dan sifat system social dimana inovasi diperkenalkan. Proses difusi dimungkinkan berlangsung karena adanya elemen-elemen tersebut. Menurut Rogers, dalam Purwanto (2000:7), ada empat unsur utama dalam difusi inovasi yaitu : 1. Ide baru atau inovasi Proses difusi dapat terjadi jika ada inovasi, atau tanpa inovasi proses difusi tidak akan terjadi. Jadi inovasi merupakan syarat mutlak terjadinya suatu difusi. Inovasi yang ada ini bisa merupakan ide yang baru,hasil rekayasa ataupun sebuah penemuan.



2. Saluran komunikasi Dalam difusi terjadi penyampaian informasi tentang ide baru kepada satu orang atau beberapa orang. Proses komunikasi atau kegiatan penyampaian informasi tersebut dapat terjadi bila ada empat hal, yaitu : a.



Ada ide baru



b.



Ada pihak yang memiliki pengetahuan tentang ide baru



6



c.



Ada pihak yang belum memiliki pengetahuan atau pengalaman tentang ide baru



d.



Ada saluran komunikasi yang dapat menghubungkan kedua belah pihak tersebut.



3. Dimensi waktu dalam difusi Difusi merupakan kegiatan yang memerlukan waktu dalam prosesnya. Satuan waktu yang diperlukan dalam proses difusi bisa dalam harian, bulan, tahun bahkan puluhan tahun tergantung kepada jenis inovasinya. Dimensi waktu dalam proses difusi melibatkan tiga hal yaitu : a.



Proses keputusan oleh individu mulai dari tahap pengetahuan sampai tahap menerima atau menolak inovasi



b.



Keinovatifan individu atau unit pengadopsi dilihat dari cepat atau lambatnya



c.



Kecepatan adopsi dalam system sosial dalam arti jumlah anggota yang mengadopsi dalam periode waktu tertentu.



4. Suatu system sosial Sistem social adalah seperangkat jaringan yang terbentuk atas dasar kebersamaan untuk pemecahan masalah atau mencapai suatu tujuan.



D. Teori Difusi Inovasi Menurut Everett M. Rogers dalam Purwanto (2000: 11), teori difusi dapat dibedakan menjadi 4 teori yaitu : 1.



Teori Proses Keputusan Invasi Teori proses kepurtusan inovasi menyatakan bahwa difusi adalah proses yang terjadi dalam suatu waktu dan dapat dilihat dalam lima tahapan yaitu pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi dan konfirmasi.



2.



Teori Keinovatifan individual



7



Teori keinovatifan individual menyatakan bahwa mereka yang inovatif akan mengadopsi suatu inovasi lebih awal daripada mereka yang kurang inovatif. 3.



Teori kecepatan adopsi Teori kecepatan adopsi menyatakan bahwa inovasi didifusikan dalam waktu yang terpola dalam suatu kurva ketajaman S. Kecepatan adopsi suatu inovasi berjalan mulai dari tahapan lambat, tumbuh secara gradual, kemudian bertambah secara dramatis dan cepat, setalah itu diikuti masa stabil dan akhirnya terjadi penurunan dalam jumlah pertambahan adopternya.



4.



Teori Persepsi tentang atribut inovasi Teori ini menyatakan bahwa orang yang berpotensi menjadi adopter menilai suatu inovasi atas dasar persepsinya tentang karakteristik inovasi tersebut. Menurut teori ini suatu inovasi akan diadopsi jika menurut persepsi calon adopter inovasi tersebut : a.



Dapat dicoba secara terbatas sebelum diadopsi



b.



Menjanjikan suatu hasil yang dapat dilihat



c.



Memiliki suatu keuntungan relative disbanding inovasi yang lain atau statusquo



d.



Tidak terlalu rumit atau kompleks



e.



Sesuai atau cocok dengan cara atau nilai-nilai yang telah ada.



E. Prinsip-Prinsip Difusi dan Inovasi Proses difusi inovasi dapat berjalan efektif dengan melalui lima tahapan yaitu ; 1.



Pertama, inovasi harus dimulai dengan membuat calon pengadopsi tahu,



paham,



atau



mengerti



tentang



isi



inovasi



tersebut.



8



2.



Kedua,



sepanjang tahap pengetahuan tersebut, ditanamkan dan



diyakinkan



pula



apa manfaat inovasi bagi pengajar dalam



bekerja. 3.



Ketiga, atas dasar pemahaman terhadap didukung oleh semangat dan



makna inovasi serta



tekad untuk menerapkan,



maka



pengajar dibimbing dalam menerapkan inovasi dalam pekerjaan sehari-hari, di bawah supervisi dari dekat dan terus menerus dari atasan penerapan inovasi



langsung



masing-masing.Keberhasilan



berkorelasi secara positif dengan usaha atasan



langsung.Sepanjang supervisi



tersebut



diberikan



penghargaan,



seperti berupa pujian lisan, atas keberhasilan menerapkannya dan koreksi atau penguatan negatif atas kegagalan atau kekurangberhasilannya. 4.



Keempat, partisipasi atasan tidak boleh turun atau lemah sampai semua pengajar telah terbiasa bekerja secara otomatis sesuai dengan prinsip inovasi yang ditetapkan.



5.



Kelima, apabila tujuan inovasi telah tercapai dan menjadi acuan seharihari dan masuk dalam kebiasaan atau budaya kerja maka pada saat itu institusi pendidikan harus mampu menciptakan lagi inovasi lain yang dapat membuat pembelajaran lebih berkualitas.



F. Sifat Perubahan Dalam Difusi Inovasi 1.



Penggantian (substitution) Misalnya : Inovasi dalam penggantian jenis sekolah, penggantian bentuk perabotan, alat-alat atau sistem ujian yang lama diganti dengan yang baru.



2.



Perubahan (alternation) Misalnya : Mengubah tugas guru yang tadinya hanya bertugas mengajar, ditambah dengan tugas menjadi guru pembimbing dan



9



penyuluhan / mengubah kurikulum sekolah yang semula bercorak teoretis akademis menjadi kurikulum dan mata pelajaran yang berorientasi bernuansa keterampilan hidup praktis. 3.



Penambahan (addition) Misalnya : Adanya pengenalan cara penyusunan dan analisis item tes objektif di kalangan guru sekolah dasar dengan tidak mengganti atau mengubah cara-cara penilaian yang sudah ada.



4.



Penyusunan kembali (restructturing) Misalnya : Upaya menyusun kembali susunan peralatan, menyusun kembali komposisi serta ukuran dan daya tampung kelas, menyusun kembali urutan mata-mata pelajaran / keseluruhan sistem pengajaran, sistem kepangkatan, sistem pembinaan karier baik untuk tenaga edukatif



maupun



tenaga



administratif,



teknisi,



dalam



upaya



perkembangan keseluruhan sumber daya manusia dalam sistem pendidikan. 5.



Penghapusan (elimination) Contohnya : Upaya menghapus mata-mata pelajaran tertentu seperti mata pelajaran menulis halus, atau menghapus kebiasaan untuk senantiasa berpakaian seragam



6.



Penguatan (reinforcement) Misalnya : Upaya peningkatan atau pemantapan kemampuan tenaga dan fasilitas sehingga berfungsi secara optimal dalam permudahan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.



G. Strategi Difusi Inovasi Strategi adalah suatu cara atau tehnik untuk menyebarkan inovasi. Dalam proses penyebaran inovasi tidak dapat dilakukan secara cepat, maka perlu suatu proses dan butuh waktu. Dalam proses penginovasian akan lebih mudah diterapkan jika menggunakan sebuah tehnik-tehnik tertentu



10



yaitu melalui strategi yang dahsyat. Oleh karenanya kecermatan yang amat cermat dalam penggunaan strategi yang pas harus dicari dan diujicobakan. Strategi - strateginya yaitu antara lain: 1.



Strategi Fasilitatif pelaksanaan program perubahan sosial dengan strategi fasilitatif maknanya adalah untuk mencapai tujuan perubahan sosial yang telah ditentukan, diutamakannya yaitu penyediaan fasilitas dengan maksud agar program sosial akan berjalan dengan mudah dan lancar. Strategi fasilitatif dapat digunakan dengan tepat jika mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target perubahan, merasa perlu adanya perubahan, bersedia menerima bantuan dari luar dirinya, dan memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau memperbaiki dirinya.



2.



Strategi Pendidikan dengan strategi pendidikan, orang harus belajar lagi tentang sesuatu yang telah dipelajari tetapi terlupakan, sebelum mempelajari tingkah laku atau sikap baru. Strategi pendidikan dapat berlangsung efektif, dan perlu mempertimbangkan perihal berikut yaitu antara lain, digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai. Disertai dengan keterlibatan berbagai pihak, misalnya dengan adanya, sumbangan dana, donator, serta penunjang yang lain. Digunakan untuk menjaga agar klien tidak menolak perubahan atau kembali ke keadaan sebelumnya. Strategi pendidikan akan kurang efektif jika tidak tersedia, sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan pendidikan dan digunakan tanpa dilengkapi strategi yang lain.



3.



Strategi bujukan tepat digunakan bila klien tidak berpartisipasi dalam perubahan sosial. Berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam proses pengambil



11



keputusan untuk menerima atau menolak perubahan sosial. Strategi bujukan tepat jika masalah dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan masaalah kurang efektif serta pelaksana program perubahan tidak memiliki alat control secara langsung terhadap klien. 4.



Strategi Paksaan strategi dengan cara memaksa klien untuk mencapai tujuan perubahan. Apa yang dipaksa merupakan bentuk dari hasil target yang diharapkan. Penggunaan strategi paksaan perlu mempertimbangkan partisipasi klien terhadap proses perubahan rendah dan klien tidak merasa perlu untuk berubah.Tujuan diadakannya inovasi perlu dimengerti dan diterima oleh guru, siswa, orang tua serta masyarakat. Harus dikemukakan dengan jelas mengapa perlu ada inovasi. Motivasi positif harus digunakan untuk memberikan rangsangan agar mau menerima inovasi.Motivasi dengan ancaman, yaitu mengajak agar orang mengikuti yang dilakukan oleh orang lain atau dengan menasehati agar orang menghindari kegagalan, belum tentu dapat berhasil. Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang



disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi sehingga terjadi suatu perubahan. Maka inovasi merupakan pikiran yang bercinkan hal baru maupun atau berupa produk dari suatu teknologi yang diterapkan oleh guru melalui tahapan tertentu, diyakini dan bertujuan untuk memecahkan persoalan yang timbul dalam suatu pembelajaran untuk dapat memperbaiki keadaan atau proses pembelajaran itu sendiri, sehingga terjadi suatu perbaikan dalam wajah pendidikan dan hasil belajar. Inovasi dalam dunia pendidikan yang dapat dilakukan oleh guru adalah : 1) Manajemen pendidikan



12



2) Metode pembelajaran 3) Media pembelajaran 4) Sumber belajar 5) Pelatihan guru 6) Implementasi kurikulum 7) Rencana pembelajaran Dalam proses pembelajaran, guru merupakan faktor yang sangat penting yang harus melaksanakan inovasi, karena : 1) Inovasi harus berlangsung di sekolah untuk memperoleh hasil vang terbaik dalam mendidik siswa. 2) Unsur pokok dan ujung tombak keberhasilan pendidikan di sekolah adalah guru. 3) Guru harus inovatif guna menemukan strategi atau metode yang efektif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. 4) Inovasi pada intinya harus berada dalam tatanan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. 5) Demi kepentingan siswa, maka kunci utama yang harus dipegang guru adalah bahwa setiap proses atau produk inovatif yang dilakukan dan dihasilkan guruharus mengacu pada kepentingan siswa. 6) Berkembang atau tidaknya proses pembelajaran beragantung pada kreativitas guru dalam melakukan suatu inovasi. Karena inovasi menjadi suatu keharusan bagi guru demi keberhasilan pembelajaran, maka guru harus memperoleh dan memahami informasi tentang suatu inovasi melalui berbagai sumber yang mendukung, sehingga guru dalam berinovasi dapat memenuhi kebutuhan siswa.



13



H. Proses Inovasi Dalam penerimaan inovasi ada proses keputusan yang dialami si penerima inovasi. Menurut Rogers (1982) dalam purwanto (2000) ada 5 model tahap proses keputusan inovasi seperti bagan berikut ini : PENGETAHUAN



BUJUKAN



KEPUTUSAN



PENERAPAN



KONVIRMASI



Gambar I : Model Keputusan Inovasi Ada lima tahap prose keputusan inovasi yakni: a. Tahap Pengetahuan Proses tahap inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan, yaitu tahap pada saat seseorang menyadari adanya suatu inovasi dan ingin tahu bagaimana fungsi inovasi tersebut. Berkaitan dengan pengetahuan tentang inovasi, ada generalisasi prinsip-prinsip umum tentang orang-orang yang lebih awal mengetahui tentang inovasi: 1) Orang yang lebih awal tahu tentang inovasi lebih tinggi pendidikannya dari yang akhir 2) Orang yang lebih awal tahu tentang inovasi lebih tinggi status social ekonominya dari pada yang akhir



14



3) Orang yang lebih awal tahu tentang inovasi lebih terbuka terhadap media massa dari pada yang akhir 4) Orang yang lebih awal tahu tentang inovasi lebih terbuka terhadap komunikasi interpersonal dari pada yang akhir 5) Orang yang lebih awal tahu tentang inovasi lebih banyak kontak dengan agen pemabaharu daripada yang akhir 6) Orang yang lebih awal tahu tentang inovasi lebih cosmopolitan daripada yang akhir b. Tahap Bujukan (Persuasi) Pada tahap persuasi dari proses keputusan inovasi, seseorang membentuk sikap menyenangi atau tidak menyenangi terhadap inovasi. Jika pada tahap pengetahuan proses kegiatan mental yang utama adlah di bidang kognitif, maka pada tahap persuasi yang berperan utama bidang afektif atau perasaan. c. Tahap Keputusan Tahap keputusan dari proses keputusan inovasi, berlangsung jika seseorang



melakukan



kegiatan



yang



mengarahkan



untuk



menetapkan menrima atau menolak inovasi. Menerima berarti sepenuhnya akan menerapkan inovasi. Menolak inovasi berarti tidak akan menerapkan inovasi d. Tahap Implementasi Tahap implementasi dari proses keputusan inovasi terjadi apabila seseorang menerapkan inovasi. Pada tahap implementasi ini berlangsung keaktifan baik mental maupun perbuatan. Keputusan penerimaan gagasan atau ide baru dibuktikan dalam praktik. Pada umumnya implementasi tentu mengikuti asil keputusan inovasi. Tetapi dapat juga terjadi karena sesuatu hal sudah memutuskan menerima inovasi tidak diikuti implementasi. Biasanya hal ini terjadi karena fasilitas penerapannya tidak tersedia.



15



e. Tahap Konfirmasi Pada tahap konfirmasi ini seseorang mencari penguatan terhadap keputusan yang telah diambilnya dan ia dapat menarik kesimpulan kembali keputusannya jika memang diperoleh informasi yang bertentangan dengan informasi semula.



I.



Kelebihan dan Kekurangan Inovasi Pembelajaran Beberapa kelebihan inovasi pembelajaran: 1. Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. 2. Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar belajar. 3. Menuntut kreatifitas guru dalam mengajar. 4. Hubungan antara siswa dan guru menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun. 5. Bersifat menyenangkan (rekreatif) dan membutuhkan kreatifitas guru dalam proses pembelajaran untuk dapat membuat siswa agar aktif selama pembelajaran berlangsung sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. 6. Siswa adalah penerima informasi secara aktif. 7. Pengetahuan dibangun dengan penemuan terbimbing 8. Perilaku dibangun atas pengalaman belajar. 9. Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik. Sedangkan kekurangan antara lain sebagai berikut: 1. Siswa kurang aktif dalam proses belajar akan semakin tertinggal. 2. Situasi kelas kurang terkoordinir karena pusat kegiatan belajar adalah siswa. 3. Program pembelajaran kurang terkonsep.



16



BAB III PEMBAHASAN



A. Implementasi Difusi Inovasi Dalam Pembelajaran Fisika Kurangnya penguasaan isi materi pembelajaran, keterampilan dan keinovatifan menunjukan masih perlunya upaya peningkatan kualitas pendidik, ini memerlukan sikap guru positif terhadap Perubahan dalam melaksanakan tugasnya, proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas mesti diperbaiki terus menerus, sehingga pola kerja rutin perlu ditingkatkan menjadi pola kerja yang inovatif sebagai upaya untuk menghadapi dan mengantisipasi perubahan global yang juga menerpa dunia pendidikan. Peningkatan kualitas kinerja guru menjadi inovatif akan mendorong pada proses pembelajaran yang inovatif pula, sehingga para siswa pun akan menjadi orang yang mampu menyesuaikan diri secara terus menerus dengan lingkungan yang berubah cepat, kemampuan ini jelas amat penting bagi siswa/output pendidikan dalam meningkatkan kapabilitas bersaing Dengan demikian, peran guru dalam melaksanakan tugasnya perlu memasukan



kemampuan



inovatif



dalam



meningkatkan



kualitas



pembelajaran, sehinggan hasil pendidikan akan mampu dalam menghadapi era global yang penuh persaingan. Dengan merujuk pada pendapat Pullias dan Young, Mannan serta Yelon dan Weinstein, Mulyasa (2005:87) mengidentifikasi peran guru sebagai berikut, yaitu: Pendidik, Pengajar, Pembimbing, Pelatih, Penasehat, pembaharu (inovator), model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, Pembangkit pandangan, Pekerja rutin, Pemindah kemah, Pembawa cerita, Aktor, Emansipator, Evaluator, Pengawet,



dan



kulminator.



Masuknya



peran



innovator



di



atas



menggambarkan bahwa guru tidak cukup hanya menjalankan tugasnya secara rutin, namun pembaharuan/inovasi menjadi tuntutan yang harus terus dikembangkan.



17



Saat ini penulis adalah seorang guru yang mengajar di MTsN Kota Solok. Pada kenyataannya dalam pembelajaran pada umumnya masih menggunakan metode konvensional hanya sekitar 20% guru yang sudah menerapkan strategi dan model pembelajaran yang bervariasi. Difusi dan inovasi pembelajaran di MTsN Kota Solok masih tergolong rendah karena inovasi yang diterima pada kegiatan seperti MGMP,



seminar-seminar,



pelatihan



dan



kegiatan



lainnya



belum



dilaksanakan dengan baik. Hal ini disebabkan karena : 1.



Kurangnya pengetahuan dalam teknologi informatika



2.



Kurangnya sarana prasarana pendukung



3.



Kesulitan dalam pembuatan media



4.



Kesulitan dalam memilih model dan metode yang tepat untuk SK/KD tertentu. Di MTsN Kota Solok penulis telah mencoba melakukan beberapa



inovasi pembelajaran diantaranya adalah : 1.



Elektronic based e-learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, terutama perangkat yang berupa elektronik. Artinya, tidak hanya internet, melainkan semua perangkat elektronik seperti film, video, kaset, OHP, Slide, LCD Projector, tape dan lain- lain. Di MTsN Kota Solok kami sudah memiliki jaringan internet, 3 LCD Projector. Saya sebagai guru fisika sangat terbantu sekali dengan alatalat tersebut. Dengan internet saya bisa mendownload powerpoint, video dan bahan-bahan yang bisa menambah pengetahuan siswa. Dalam proses pembelajaran saya menggunakan LCD Proyektor untuk membantu siswa dan saya dalam mengajar. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran ada siswa bertanya tentang pertanyaan-pertanyaan yang diluar perkiraan saya. Dalam hal ini kami bersama-sama mencari jawabannya menggunakan internet.



18



Agar inovasi pembelajaran ini efektif digunakan ada beberapa tahapan yang harus dikerjakan : a.



Perencanaan Sebelum inovasi pembelajaran ini dilaksanakan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan. Persiapan yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah : 1) Menentukan materi yang cocok dengan inovasi yang akan dilaksanakan. 2) Memiliki perencanaan yang matang. 3) Memastikan alat/media tersedia dan tidak dalam keadaan rusak. 4) Memiliki alternative inovasi lain jika media tidak dapat digunakan atau arus listrik tidak ada.



b.



Pelaksanaan Guru melaksanakan pembelajaran sesuai model pembelajaran yang telah direncanakan. Setelah melaksanakan kegiatan tersebut siswa diminta menyimpulkan apa yang didapat dari kegiatan tersebut. Kegiatan akhirnya guru memberikan penguatan dan meluruskan konsep yang salah.



c.



Penilaian Penilaian dapat dilakukan dengan pemberian tugas dan diakhir pembelajaran diberikan kuis.



2.



Pemberian Reward Berdasarkan pangalaman di lapangan para siswa amat senang apabila usaha belajarnya dihargai dan mendapat pengakuan dari guru, walaupun amat sederhana. Oleh karena itu, para guru nampaknya jangan terlalu pelit untuk menberikan penghargaan, selama dilakukan dengan memperhatikan waktu dan cara yang tepat. Penghargaan itu



19



sendiri dapat dimaknai sebagai alat pengajaran dalam rangka pengkondisian siswa menjadi senang belajar. Tujuannya: a.



mendorong siswa agar lebih giat belajar.



b.



memberi apresiasi atas usaha mereka.



c.



menumbuhkan persaingan yang sehat antar siswa untukmeningkatkan prestasi



Pemberian penghargaan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan sesuai kesempatan yang ada, yakni dalam bentuk ucapan, tulisan, barang/benda dan penghargaan khusus. Seyogyanya penghargaan ini dapat menjadi kebanggaan siswa akan eksistensi dirinya, yang nantinya meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi diri. Agar inovasi pembelajaran ini efektif digunakan ada beberapa tahapan yang harus dikerjakan : a.



Perencanaan Sebelum inovasi pembelajaran ini dilaksanakan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan. Persiapan yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah : 1) Menentukan materi yang cocok dengan inovasi yang akan dilaksanakan. 2) Memiliki perencanaan yang matang. 3) Merencanakan apa reward yang akan diberikan pada siswa.



b.



Pelaksanaan Dalam pelaksanaannya guru memberikan sejumlah pertanyaan, siswa yang berhasi menjawab pertanyaan akan diberikan reward.



c.



Penilaian Penilaian dapat dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dan dapat juga diberikan setelah pembelajaran.



20



B. Analisis Banyak sebenarnya inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan pada tingkat SMP/MTsN, diantaranya adalah inovasi e-learning dan pemberian reward. Dengan inovasi ini diharapkan kegiatan pembelajaran tidak lagi satu arah tetapi menjadi dua arah dan siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar



21



BAB IV KESIMPULAN



Proses pembelajaran dalam arti yang luas merupakan jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa. Untuk itu guru sebagai tonggak keberhasilan pendidikan seyogyanyalah selalu



menjadi



inovator



dalam



bidang



pembelajaran,



karena



proses



pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses dan hasil belajar. Proses pembelajaran harus dengan sengaja diorganisasikan dengan baik agar dapat menumbuhkan proses belajar yang baik yang pada gilirannya dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Difusi inovasi dimaknakan sebagai penyebarluasan gagasan inovasi melalui suatu proses komunikasi tertentu yang dilakukan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu di antara anggota sistem sosial masyarakat. Jadi inovasi tidak akan berguna tampa di difusikan. Agar efektif, keberhasilan inovasi pembelajaran banyak ditentuka n



oleh



sosialisasi gagasan yang jitu dan menyeluruh, partisipasi seluruh kompone n



serta



sumber daya manusia dalam suatu organisasi pendidikan, serta komitmen pimpinan puncak guna mengarahkan transformasi atau perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku sesuai dengan harapan



dan tujuan inovasi untuk



meningkatkan kualitas pembelajaran.



22



DAFTAR PUSTAKA



Purwanto, 2000. Difusi Inovasi Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi. Lembaga Administrasi Negara Press Barbara, B. Seells. 1994. Teknologi Pembelajaran. Seri



Pustaka Teknologi Pendidikan.



Mulyasa, E. 2001. Penuntun Penerapan Inovasi dan Teknologi Pendidikan di SD.,Bandung,. CV Geger Sunten. Wibowo, Sigit. 2011 . Difusi Dan Inovasi Pembelajaran, Bahan Perkuliahan, Jakarta, UIA. Muharyani, Ani. 2011. Makalah Hakikat Difusi Dan Inovasi Pembelajaran. Universitas Islam As-syafiiyah. Diakses tanggal 25 Oktober 2013. http://enokparidah.blogspot.com/2010/05/difusi-inovasi-pendidikan.html diakses tanggal 25 Oktober 2013. http://fisika79.wordpress.com/2013/10/26/e-learning-sebagai-mediapembelajaran/ diakses tanggal 25 Oktober 2013 http://depikarom.blogspot.com/2013/10/26/media-pembelajaran-berbasis elektronik_12.html diakses tanggal 25 Oktober 2013 http://sutamto.wordpress.com/inovasi-pendidikan-3/ diakses tanggal 25 Oktober 2013 http://en.wikipedia.org/wiki/E-learning2013/10/26 diakses tanggal 25 Oktober 2013



23



https://sites.google.com/site/elearningpp2013/10/24/elearning/manajemen/difusi-inovasi-e-learning diakses tanggal 25 Oktober 2013 http://aitutirosyanti.blogspot.com/2013/10/27/hakikat-difusi-dan-inovasipembelajaran.html



24