13 0 288 KB
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi dalam bidang perikanan. Tetapi sampai saat ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal, kirakira baru sekitar 33,3%. Sumberdaya perikanan yang cukup besar memberikan sumbangan yang cukup besar pula terhadap pendapatan negara maupun bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam penciptaan lapangan kerja. Potensi sumberdaya ini masih belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga masih memungkinkan untuk dapat dikembangkan di masa yang akan datang. Biologi Perikanan adalah studi mengenai ikan sebagai sumberdaya yang dapat di panen oleh manusia, yang mencakup biologi ikan dimana penekanannya terhadap spesies penting sebagai sumberdaya. Tujuan Biologi Perikanan adalah agar orang yang mempelajarinya mengerti dan memahami sumberdaya perikanan serta bagaimana pemanfaatan sumberdaya tersebut secara optimum dan membuat rekomendasi dalam pemanfaatan serta perbaikannya (Effendie, 2002). Jadi aplikasi pengetahuan biologi perikanan sebagai alat pengelolaan perikanan, dimana pengelolaan perikanan itu akan berhubungan dengan sumberdaya masyarakat. Oleh karena itu selain harus mengetahui dan memahami biologi perikanan pengelola perikanan itu harus membekali diri dengan pengetahuan lainnya yang berhubungan dengan ekonomi, keteknikan, sosiologi, pemerintahan dan lain sebagainya (Effendie, 2002). Biologi perikanan mencakup biologi ikan, di mana penekanannya terhadap spesies penting sebagai sumberdaya. Orang yang mempelajari biologi ikan sebaiknya berminat terhadap semua aspek biologi ikan. Aspek-aspek biologi ikan yang paling banyak berhubungan dengan populasi-populasi serta faktor-faktor yang mengontrolnya, membatasi atau mengembangkan populasi. Kecepatan pertumbuhan dan waktu mencapai ukuran rata-rata dari berbagai macam ikan; fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan, dan pola reproduksi, umur pada waktu mencapai kematangan gonad dan nisbah kelamin; kecepatan survival dan mortalitas pada tahap-tahap daur hidup; distribusi ekologi, pergerakan dan ruaya;
2
pengaruh penangkapan ikan terhadap jumlah populasi, reproduksi, pertumbuhan dan distribusi ukuran; tingkah laku ikan dalam waktu 24 jam atau dari musim ke musim; interaksi-interaksi terhadap spesies lain dan bagaimana spesies lain mempengaruhi produksi spesies yang paling di senangi (Effendie, 2002). Ketersedian sumberdaya perairan yang luas dan sumberdaya manusia yang berlimpah merupakan modal dasar untuk meningkatkan dan mengembangkan perikanan di Indonesia. Untuk itu Biologi Perikanan akan memberikan peranan penting dalam mengupayakan tercapainya tujuan itu. Dengan memahami teoriteori yang ada dalam Biologi Perikanan selanjutnya diaplikasikan ke lapangan diharapkan pemanfatan sumberdaya perikanan dapat mencapai optimal dengan tetap menjaga keseimbangan dan kelestarian perairan di Indonesia (Evy, 2001).
1.2. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum Biologi Perikanan ini adalah : 1. Dapat melakukan analisis morfometri pada ikan sampel sehingga dapat diketahui korelasi antara beberapa parameter bagian tubuh dari satu jenis ikan. 2. Dapat melakukan identifikasi individu ikan. 3. Mengetahui cara memperoleh indeks kematangan gonad, tingkat kematangan gonad, dan menghitung nilai fekunditas dari suatu individu. 4. Dapat menganalisis pola kebiasaan makan dari suatu spesies ikan. 5. Dapat mengukur diameter telur ikan.
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Morfometri Ikan Morfometri ikan merupakan ukuran dalam satuan panjang dan
perbandingan ukuran bagian-bagian tubuh ikan. Prinsip analisa morfometri ini adalah mengetahui bentuk luar, lebar mulut dan tinggi badan, panjang, berat ikan dan dikorelasikan dengan beberapa parameter bagian tubuh tertentu pada satu jenis ikan.
2.2.
Seksualitas Ikan Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara
langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluh pada ikan betina, dan pada ikan jantan testis dengan pembuluhnya. Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina. Apabila spesies ikan mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina, maka spesies itu mempunyai seksual dimorfisme (Effendie, 2002). Dalam sistem reproduksi ikan, kelenjar gonad memiliki peran yang sangat penting. Untuk ikan kelamin betina, gonad disebut ovarium. Sedangkan untuk ikan kelamin jantan disebut testes. Pada ikan betina bentuk ovarium umumnya memanjang dan agak bulat. Letak ovarium ikan ada yang melekat langsung pada dinding rongga tubuh sebelah dorsal dan ada pula yang menggantung pada rongga tubuh. Luas rongga tubuh pada ikan yang digunakan untuk perletakan ovarium sangat beragam. Hal ini berkaitan dengan tingkat perkembangan kelamin ikan (Murtidjo, 2001).
2.3.
Indeks Kematangan Gonad Indeks Kematangan Gonad (IKG) adalah suatu nilai dalam persen sebagai
perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan. Ketika ikan dewasa secara seksual, produksi seks akan matang dan kegiatan reproduksi nakan berlangsung. Banyak faktor yang mempengaruhi peristiwa ini yaitu faktor internal yang berasal 3
4
dari diri ikan, yaitu meliputi jenis ikan dan hereditasnya, makanan dan faktor fisiologi yang hakekatnya sangat sulit dipisahkan dari hereditasnya. Sedangkan faktor eksternal adalah lamanya penyinaran, suhu dan naiknya permukaan air pada musim penghujan. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil metabolisme tertuju kepada perkembangan gonad. Dalam individu telur terdapat proses yang dinamakan vitellogenesis yaitu terjadinya pengendapan kuning telur tiap-tiap individu telur. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam gonad (Effendi, 2002).
2.4. Tingkat Kematangan Gonad Kematangan gonad ikan terjadi sesaat ikan akan memijah. Pada saat tersebut, gonad akan mengalami pertambahan berat hingga mencapai maksimum dan kemudian akan mengalami penurunan berat setelah terjadi pemijahan. Selama proses reproduksi berlangsung, energi yang dihasilkan digunakan untuk perkembangan gonadnya. Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad ikan dapat dilakukan melalui dua (2) cara, yaitu secara histologi dan secara morfologi : 1. Secara histologi, Pengamatan dilakukan di laboratorlum. Dari cara ini dapat diketahui anatomi perkembangan gonad lebih jelas dan mendetail. 2. Secara morphology, Pengamatan dilakukan di laboratorlum dan dapat pula di lapangan. Dasar yang dipakai untuk cara ini adalah bentuk, ukuran panjang dan berat, warna, dan perkembangan nisi gonad yang dapat dilihat (Effendie,2002). Dasar yang dipakai untuk menentukan tingkat kematangan gonad dengan cara morfologi ialah bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan perkembangan nisi gonad yang dapat dilihat. Perkembangan gonad ikan betina lebih banyak diperhatikan dari pada ikan jantan karena perkembangan diameter telur yang terdapat dalam gonad lebih mudah dilihat daripada sperma yang terdapat dalam testes (Effendie, 2002). Pembagian tahapan kematangan gonad menurun Kesteven dan Nikolsky.
5
Kesteven
Nikolsky
Dara
Organ
seksual
berdekatan
sangat
dengan
Belum masak
kecil
Individu muda belum berhasrat
tulang
dalam reproduksi, gonad sangat
punggung. Testes dan ovarium
kecil.
transparan dan tidak berwarna sampai abu-abu. Telur tidal terlihat dengan mata biasa. Dara berkembang
Tahap istirahat
Testes clan ovarium jernih, abu-
Produksi
seksual
abu sampai merah. Panjangnya
berkembang, ukurannya,
leih sedikit dari panjang rongga
belum
mulai
gonad telur
kecil
belum
dapat
dibedakan dengan mata biasa.
bawah. Telur satu persatu dapat dilihat denaan kaca pembesar. Perkembangan I
Pemasakan
Testes dan ovarium bentuknya
Telur-telur dapat dibedakan oleh
bulat telur, kemerah-merahan
mata biasa. Pertambahan berat
dengan
gonad
pembuluh
darah
dengan
cepat
sedang
kapiler. Telur dapat dilihat
berjalan,
dengan mata biasa seperti
transparan ke Marna merah muda.
testes
berubah
dari
serbuk putih. Perkembangan II
Masak
Testes putih kemerah-merahan.
Produksi seksual masak, gonad
Tidak ada pati jantan atau sperma
mencapai berat yang maksimum
kalau
tetapi
bagian
Ovarium
pert
berwarna
di
tekan.
kemerah-
produk
urut/di tekan.
bedakan, bentuknya bulat telurnya: 2
/3
ruang bawah. Bunting
tersebut
belum keluar bila perutnya di
merahan. Telur dapat jelas di
Ovarium mengisi kira-kira
seksual
Reproduksi
6
Organ
seksual
mengisi
ruang
Produk seksual akan keluar bila
bawah. Testes warnanya putih,
perut ditekan secara perlahan. Berat
telur berbentuk bulat. Beberapa
gonad turun dengan cepat dari awal
telur tampak bening dan juga
pemijahan sampai selesai.
sudah ada yang masak. Mijah Telur
atau
dengan
sperma
sedikit
keluar
Kondisi salin Kondisi
seksual
telah
ditekan.
dikeluarkan, lubang pelepasan
Kebanyakan telurnya berwarna
kemerahmerahan, gonad seperti
jernih dengan beberapa yang
kantung
berbentuk bulat telur ovarium.
beberapa telur sisa dan testes berisi
kemis,
ovarium
berisi
sperma sisa. Mijah salin
Tahap istirahat
sekali.
Produksi seksual telah dilepaskan,
Tidak ada telur yang berbentuk
lubang pelepasan tidak kemerah-
bulat telur.
merahan, gonad bentuknya kecil,
Belum
kosong
sama
telur belum dapat dibedakan oleh mata biasa Salin (spent) Testes dan telur kosong dan berwarna merah. Beberapa telur dalam
keadaan sedang dihisap
kembali. Putih salin Testes dan ovarium jernih, abu-abu sampai merah
2.5. Fekunditas Fekunditas adalah jumlah telur yang telah masak dalam suatu ovari sebelum dikeluarkan pada waktu memijah. Ada berbagai mecam fekunditas yaitu fekunditas individu, fekunditas relative, fekunditas mutual atau fekunditas total.
7
Fekunditas individu akan sukar diterapkan untuk ikan-ikan yang mengadakan pemijahan beberapa kali dalam setahun, karena mengandung telur dari berbagai tingkat. Sedangkan fekunditas relatif adalah jumlah telur per satuan berat atau panjang ikan. Dari fekunditas secara tidak langsung dapat menaksir jumlah anak ikan yang akan dihasilkan akan menentukan pula jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan. Selain fekunditas mutual dan fekunditas relating, beberapa peneliti memberi beberapa macam-macam fekunditas lainnya, yaitu fekunditas dengan panjang, fekunditas dengan berat, fekunditas dengan umur, fekunditas dengan berganda, fekunditas memijah berganda, fekunditas dengan ukuran telur, fekunditas dengan ras, fekunditas dan populasi (Effendie, 2002). Potensi induk ikan dalam pemijahan sangat penting untuk diketahui terutama yang berkaitan dengan jumlah telur yang dikandung individu ikan. Pada umumnya ,terdapat hubungan antara fekunditas, ukuran berat, panjang, usia dan ukuran butir telur. Semakin berat atau panjang tubuh ikan dan semakin tua usianya, maka fekunditasnya makin tinggi. Selain itu, ikan memiliki kebiasaan tidak menjaga telurnya, umumnya memberikan petunjuk bahwa fekunditas tinggi. Sebaliknya, ikan yang mempunyai kebiasaan menjaga telurnya setelah memijah memiliki fekunditas rendah (Murtidjo, 2001). Makin kecil ukuran telur yang dipijahkan, umumnya makin tinggi fekunditasnya. Bagi ikan yang memiliki sepasang ovarium, kemungkinan besar terdapat perbedaan jumlah telur yang terdapat pada ovarium sebelah kiri dan sebelah kanan. Adapun fekunditas ikan dapat dihitung dengan beberapa cara yaitu metode jumlah, metode volumetric, metode gravimetric, dan metode Von Bayer (Effendie, 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi fekunditas serta hal-hal lain yang berhubungan, sebagai berikut : 1. Sampai umur tertentu fekunditas akan bertambah kemudian menurun lagi, fekunditas relatif menurun sebelum terjadi penurunan f ekunditas mutlaknya. 2. Fekunditas mutlak atau relating wring terjadi kecil-kecil pada ikan atau kelas umur yang jumlah banyak, terjadi untuk spesies yang mempunyai perbedaan di antara kelompok ukuran.
8
3. Pengaturan fekunditas terbanyak dalam berespon terhadap persediaan makanan berhubungan dengan telur yang dihasilkan oleh ikan yang cepat pertumbuhannya, lebih gemuk dan lebih besar. 4. Ikan yang bentuknya kecil dengan kematangan gonad lebih awal serta fekunditas tinggi mungkin disebabkan oleh kandungan makanan dan predator dalam jumlah besar. 5. Perbedaan fekunditasnya di antara populasi species yang hidup pada kondisi kelangsungan yang berbeda-beda, bentuk migran fekunditas lebih besar. 6. Fekunditas disesuaikan secara otomatis melalu metabolismenya yang mengadakan reaksi terhadap perubahan persediaan makanan dan menghasilkan perubahan dalam pertumbuhan. 7. Fekunditas bertambah dalam mengadakan respon terhadap perbaikan makanan melalul kematangan gonad yang terjadi lebih awal, menambahkan kematangan individu pada individual yang lebih gemuk dan mengurangi antara siklus pemijahan (Effendie, 2002). 2.6. Jenis dan kebiasaan makan Ikan seperti halnya dengan makhluk hidup lainnya membutuhkan nutrien untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan nya. Nutrien yang dibutuhkan dalam hal ini adalah berupa protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Sebagai organisms heterotrof, nutrien yang dibutuhkan tersebut umumnya dari makanan (Tim Iktiologi,1989). Di perairan makanan untuk ikan sudah tersedia yaitu berupa makanan alami, yang banyak sekali ragamnya baik dari golongan hewan (Zooplankton, invertebrata, vertebrat), tumbuhan (p hytoplankton, tumbuhan air) dan organisme lain (detritus). Organisme yang dapat menjadi makanan ikan tersebut sangat bervariasi tergantung kepada atrophic level (Amri, 2003). Alat-alat pencernaan makanan secara berturut-turut dari awal makanan masuk ke mulut dapat dikemukakan sebagai berikut : mulut, rongga mulut, pharynx, esophagus, lambung, pylorus, usus, dan, anus. Dalam beberapa hal terdapat adaptasi alat-alat tersebut terhadap makanan dan kebiasaan makannya. Faktor-faktor yang merangsang ikan untuk makan yaitu faktor internal yang
9
meliputi musim, waktu makan, intensitas cahaya, saat dan jenis makanan terakhir dan suhu. Faktor panca indera meliputi rasa, bau, penglihatan, sentuhan, sister garis rusuk. Cara makan
Kebiasaan makan
Jenis makan
(Cahyono, 2001)
(Effendie, 2002)
(Djarijah, 1995)
Golongan predator
Ikan monophagus Ikan
yang
hanya
Herbivora Ikan pemakan
mengkonsumsi satu
tumbuh-tumbuhan
macam makanan.
yang berbentuk mikroorganisme seperti phytoplankton. Contoh ikan herbivora adalah bandeng.
Golongan greezer
Ikan stenophagus
Karnivora
Ikan yang
Ikan pemakan daging,
mengkonsumsi
yang terdiri dari dua
macam makanan yang
jenis yaitu carnivore
terbatas.
biasa dan predator. Contoh
ikan
predator adalah lele dan gabus. Golongan penyaring
Ikan euryphagus
Omnivora
Ikan yang dietnya
Ikan
bermacam-macam
mengkonsumsi
atau campuran
makanan nabati dan hewani.
yang
Contohnya
mujair. Golongan penghisap
Planktonophagh Ikan-ikan
pemakan
10
plankton. memakan
ikan
ini
berbagai
jenis plankton baik dari
golongan
zooplankton maupun phytoplankton. Golongan parasit
2.7. Telur Rasio pembuahan sering digunakan sebagai parameter untuk mendeteksi kualitas telur. Penggabungan gamet biasanya disertai dengan pengaktifan telur. Selama fertilisasi dan pengaktifan, telur-telur ikan teleostei mengalami reaksi kortikal. Kortikal alveoli melebur, melepaskan cairan koloid, dan selanjutnya memulai pembentukan ruang periviteline (Kjorsvik et al., 1990 dalam Utiah, 2006). Kortikal alveoli muncul setelah terjadinya fertilisasi dan reaksi kortikal yang tidak lengkap menunjukkan kualitas telur yang jelek. Beberapa hal yang mempengaruhi pembuahan adalah berat telur ketika terjadi pembengkakan oleh air, pH cairan ovari, dan konsentrasi protein (Lahnsteiner et al., 2001). Telur yang belum dibuahi bagian luarnya dilapisi oleh selaput yang dinamakan selaput kapsul atau khorion. Di bawah khorion terdapat selaput yang kedua dinamakan selaput vitelin. Selaput yang mengelilingi plasma telur dinamakan selaput plasma. Ketiga selaput ini semuanya menempel satu sama lain dan tidak terdapat ruang diantaranya. Ukuran telur dapat dinyatakan dalam banyak cara. Diameter tunggal yang biasa digunakan, tetapi diameter terpanjang juga kadang-kadang digunakan. Selain itu panjang telur dan lebar telur juga digunakan. Ukuran-ukuran telur yang lain mencakup volume telur, bobot basah dan bobot kering. Dari segi energetika istilah terbaik untuk ukuran telur adalah kandungan energi per telur atau joule per telur. Kalori telur menunjukkan jumlah energi yang tersedia bagi embrio untuk berkembangan. Ukuran telur berkorelasi dengan ukuran larva. Larva yang besar lebih tahan tanpa pakan dibandingkan dengan larva berukuran kecil yang dipijahkan
11
dari telur kecil. Hubungan positif antara ukuran larva dan ukuran telur telah dilaporkan untuk Salmo salar, Onchorhynchus mykiss, Onchorhynchus keta, dan Clupea harengus (Kamler, 1992 dalam Anonim 2010). Hasil evaluasi biokimia kualitas telur sebelum fertilisasi mungkin dapat digunakan. Material yang diperlukan selama perkembangan secara umum dapat dibagi menjadi 1) diperlukan secara langsung untuk sintesis jaringan embrionik, dan 2) digunakan untuk energi metabolisme (Tang dan Affandi, 2000 dalam Anonim, 2010). Kadar protein, lipid dan karbohidrat berkorelasi positif terhadap kelangsungan hidup larva. Protein merupakan komponen dominan kuning telur, sedangkan jumlah dan komposisinya menentukan besar kecilnya ukuran telur (Kamler, 1992 dalam Utiah, 2006). Kondisi
pematangan induk akan
mempengaruhi kandungan kimia telur. Pada kebanyakan spesies non-mamalia, oosit mencapai ukuran akhir selama vitellogenesis dan memulai tahap pematangan serta ovulasi bila ada stimulasi hormonal yang mencukupi (Carnevali, et al., 2006 dalam Anonim, 2010). Namun seperti pada kebanyakan vertebrata, oosit ikan teleost yang sudah mencapai pertumbuhan akhir belum dapat dibuahi dan harus mencapai tahap akhir penyelesaian pembelahan meiotik dan perubahan struktur oosit. Proses tersebut meliputi GVBD (germinal vesicle breakdown), kondensasi kromosom, pembentukan spindel meiotik pertama, pelepasan polar bodi pertama (Nagahama, 1987 dalam Anonim, 2010) dan pembentukan microphyle sebagai saluran masuknya sperma ketika terjadi fertilisasi (Thomas, et al., 2002 dalam Anonim, 2010).
12
BAB 3 MATERI DAN METODE
3.1.
Waktu dan Tempat Praktikum Biologi Perikanan ini akan dilaksanakan di Laboratorium Dasar
Perikanan, Program Studi Budidaya Perairan dan Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya, Setiap hari …., mulai bulan Oktober-November 2015 pukul 14.30-16.00 WIB.
3.2.
Materi Praktikum Materi/ parameter yang akan diamati dalam praktikum ini mencakup :
a. Analisis Morfometri b. Membedakan jenis kelamin ikan jantan dan betina (seksualitas ikan) c. Analisis Tingkat Kematangan Gonad (TKG) d. Analisis Indeks Kematangan Gonad (IKG) e. Perhitungan fekunditas ikan f. Analisis kebiasaan makan ikan g. Perhitungan diameter telur
3.3.
Cara Kerja
3.3.1. Analisa Morfometri Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : a. Identifikasi masing-masing jenis ikan sampel, b. Ukur berat ikan, panjang total, panjang standar, lebar mulut dan tinggi badan c. Tuliskan data/hasil pengamatan dalam tabel/lembar kerja d. Hitung korelasi panjang dan berat Log W = Log a + b Log L
12
13
3.3.2. Membedakan jenis kelamin jantan dan betina (seksualitas ikan) Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : Jika seksualitas telah diketahui pasti atau terlihat dari luar : a. Amati perbedaan ikan jantan dan ikan betina berdasarkan parameterparameter berikut ini : -
Bentuk tubuh
-
Ekor
-
Sirip dada
-
Sirip punggung
-
Sirip perut
-
Warna tubuh
-
Bentuk kepala
b. Menuliskan data/hasil pengamatan dalam tabel/lembar kerja. Jika seksualitasnya belum diketahui, maka dilakukan analisa melalui jaringan gonad : a. Bedah ikan b. Ambil gonadnya c. Letakkan di atas gelas objek d. Cincang dengan scalpel sampai halus e. Teteskan dengan larutan acetocarmin (1 tetes) f. Tutup dengan coverglass g. Amati di bawah mikroskop h. Menuliskan data/hasil pengamatan dalam tabel/ lembar kerja
3.3.3. Tingkat kematangan Gonad (TKG) Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : a. Ikan yang sudah diperoleh nilai IKG-nya disiapkan untuk diamati, baik dengan mata biasa maupun dengan kaca pembesar b. Pengamatan terhadap gonad ikan meliputi Ukuran ikan jantan : - Bentuk testes - Besar kecilnya testes
14
- Warna testes - Pengisian testes dalam rongga tubuh - Keluar tidaknya testes dalam tubuh ikan (dalam keadaan segar) Ukuran ikan betina : - Bentuk ovarium - Besar kecilnya ovarium - Pengisian ovarium dalam rongga perut - Warna ovarium - Warna telur c. Ditentukan klasifikasi kematangan gonad dengan melihat kunci kematangan gonad menurut Kesteven dan Nikolsky
3.3.4. Indeks kematangan Gonad (IKG) Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : a. Membersihkan tubuh ikan dari segala kotoran dan keringkan dengan kertas tissu b. Menimbang berat ikan beserta gonadnya (Bt) c. Membedah ikan pada bagian perutnya dan keluarkan gonad dengan hati-hati, jangan sampai pecah d. Keringkan gonad tersebut dengan kertas tissu dan timbang (Bg) e. Menentukan IKG dengan persamaan sebagai berikut IKG = Bg x 100% Bt Keterangan : IKG
: Indeks kematangan gonad (%)
Bg
: Berat gonad (g)
Bt
: Berat total (g)
3.3.5. Fekunditas Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : a. Gonad yang telah diambil dari tubuh ikan dan telah dibersihkan, ditimbang beratnya dengan menggunakan timbangan digital
15
b. Gonad diambil, kemudian potong gonad menjadi empat bagian dan ambil sebagian gonad pada bagian pangkal, tengah dan ujung gonad untuk pengamatan selanjutnya, sehingga diharapkan seluruh bentuk dan ukuran telur terwakili c. Sebagian telur yang telah diambil tersebut ditimbang beratnya d. Setelah ditimbang, gonad diencerkan dengan air sebanyak 100 cc dan aduk hingga homogen, dimana tidak ada lagi telur yang mengelompok e. Setelah homogen, hitung telur dari ikan sampel. f. Fekunditas ikan dianalisis menggunakan metode gravimetric
Keterangan : F : Fekunditas (butir) G : Berat gonad (g) Q : Berat gonad sampel (g) N : Jumlah telur pada gonad sampel (butir)
3.3.6. Penentuan Kebiasaan Makan Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut: a. Ikan dibedah b. Ambil ususnya jangan sampai pecah atau putus. Jika ikan mempunyai lambung, angkat dari bagian perutnya c. Ambil usus atau lambung dengan hati-hati kemudian keluarkan isinya dengan membedahnya. Kemudian usus atau lambung tersebut diukur volumenya tanpa isi d. Pisahkan jenis usus yang berukuran besar ataupun kecil, identifikasi jenisnya dan jika mungkin ukur volumenya sesuai prosedur e. Aduk hingga homogen dan ambil dengan pipet, tuangkan ke kaca objek dan amati di bawah mikroskop f. Pilihlah organisme sejenis ke dalam tumpukan-tumpukan (fitoplankton, zooplankton, tumbuhan, hewan, detritus, ikan, serangga, dan lain-lain)
16
g. Tumpukan-tumpukan tersebut dinyatakan dalam persen (%)
3.3.7. Penghitungan Diameter Telur Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : a.
Ambil telur (± 50 butir) dari tiga bagian : posterior, median dan anterior dari gonad
b.
Masukkan dalam petridisk
c.
Tambahkan aquadest sampai telur terendam
d.
Pisahkan telur secara manual dengan bantuan spatula
e.
Amati di bawah mikroskop okuler dan sudah ditera dengan micrometer objektif terlebih dahulu
17
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, Moch. Rismunandar. 1985. Perikanan Darat. Sinar Baru. Bandung. Amri, Khairul. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta Anonim. 2010. Fertilisasi. (http : // www.singkil.webs.com/fertilisasi.htm) (diakses tanggal 14 Oktober 2011). Cahyono, Bambang. 2001. Budidaya Ikan Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta. Djaridjah, Abbas Siregar. 1995. Pakan Ikan Alami. Kanisius. Yogyakarta. Effendie, MI. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. Evy, Ratna. 2001. Usaha Perikanan di Indonesia. Mutiara Sumber Widya. Jakarta. Lahnsteiner, F., B. Urbanyi, A. Horvarth, and T. Weismann. 2001. Bio-markers for egg quality determination in cyprinid fish. Aquaculture, 195:331-352. Murtidjo, Bambang Agus. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan air Tawar. Kanisius. Jakarta. Susanto, Heru. 1992. Budidaya Ikan di Pekarangan. PT Penebar Swadaya. Jakarta. Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1 dan 2. Bina Cipta. Bogor. Utiah, A. 2006. Penampilan Reproduksi Induk Ikan Baung (Hemibagrus nemurus Blkr) dengan Pemberian Pakan Buatan yang Ditambahkan Asam Lemak n-6 dan n-3 dan dengan Implantasi Estradiol-17α dan Tiroksin. Disertasi. Institut Pertanian Bogor.
18
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
Oleh : TIM BIOPER
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN DAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015
19
IDENTITAS PEMILIK
Nama
: ………………………………………………
NIM
: ………………………………………………
Program Studi
: ………………………………………………
Tempat/ Tanggal Lahir
: ………………………………………………
Alamat Lengkap
: ……………………………………………… ……………………………………………… ………………………………………………
Nama Orangtua
……………..…...(Ayah) .……………....(Ibu)
Hobbi
: ………………………………………………
Motto Hidup
: ……………………………………………… ………………………………………………
Pesan dan Kesan
: ……………………………………………… ……………………………………………… ……………………………………………… ………………………………………………
Indralaya, September 2015 Foto
Praktikan,
3x4 (………...........……………..) NIM…………………..........
20
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Praktikan harus mengikuti seluruh kegiatan praktikum dari awal sampai akhir, untuk dapat mengikuti ujian akhir praktikum (UAP). Tidak ada ujian susulan. 2. Praktikan telah berada di Laboratorium Bersama Perikanan 10 menit sebelum praktikum dan telah mengenakan jas lab sebelum masuk ke dalam laboratorium 3. Praktikan harus mengikuti responsi pada wal dan akhir praktikum. Jika nilai dibawah 75 maka akan dikenakan sanksi 4. Praktikan diperbolehkan meninggalkan laboratorium praktikum apabila sudah diberi izin oleh dosen/asisten pendamping. 5. Selama praktikum berlangsung, praktikan diwajibkan selalu menjaga kebersihan, ketertiban dan kenyamanan laboratorium. 6. Praktikan diperbolehkan meninggalkan laboratorium setelah selesai praktikum apabila laboratorium sudah bersih. 7. Praktikan dilarang membuang sampah ditempat yang bukan semestinya. 8. Setiap praktikum, praktikan harus membawa alat dan bahan yang diperlukan. 9. Praktikan yang tidak mentaati peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis akan diberi sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan. 10. Selesai praktikum, praktikan wajib melaporkan hasil praktikum dalam bentuk laporan sementara.
21
KETENTUAN FORMAT LAPORAN TETAP
Ketentuan umum pembuatan laporan resmi Praktikum Mata kuliah Biologi Perikanan, adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Cover berwarna biru laut Menggunakan huruf Time New Roman Font 12, kertas A4 Margin pengetikan : 3atas, 4 kiri, 3 kanan, 3 bawah Dijilid soft cover Laporan perkelompok, Konsultasi dengan asisten minimal 3 kali Format Laporan disusun sebagai berikut :
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (minimal 1 lembar) 1.2. Tujuan dan Kegunaan 1.2.1. Tujuan 1.2.2. Kegunaan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA (masing-masing ikan sesuai dengan praktikum) 2.1. Sistematika dan Morfologi Ikan 2.2. Analisa Morfometri Ikan 2.3. Seksualitas Ikan 2.4. Tingkat Kematangan Gonad 2.5. Indeks Kematangan Gonad 2.6. Fekunditas 2.7. Feeding Habits 2.8. Diameter Telur Bab 3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM 3.1. Tempat dan Waktu 3.2. Bahan dan Metoda 3.3. Cara Kerja BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.2. Pembahasan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA (Daftar pustaka untuk referensi minimal dari tahun 2000) LAMPIRAN
22
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan berkah dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga segala aktifitas kita dalam menuntut dan menyebarkan ilmu pengetahuan duniawi maupun akherat selalu dibimbing-Nya. Selawat dan salam selalu tercurahkan kepada nabiullah rasullullah Muhammad SAW, sang tauladan yang telah memberikan arahan kehidupan yang benar sehingga Ummat yang mengikuti jejaknya dapat selamat fiddun ya wal akherat. Buku Petunjuk Praktikum Biologi Perikanan ini disusun dengan maksud untuk membantu Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan dan Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Pertanian Unsri, yang mengambil Matakuliah Biologi Perikanan. Dengan adanya buku petunjuk ini diharapkan mahasiswa mempunyai pedoman untuk melaksanakan praktikum. Selain membaca buku ini, mahasiswa diharapkan mencari buku-buku penunjang lain yang berhubungan dengan materi yang dipraktikumkan. Penyusun menyadari buku penuntun ini, masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran demi penyempurnan buku ini dimasa akan mendatang sangat dihargai. Akhir kata penyusun berharap buku ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang akan melakukan praktikum.
Indralaya, September 2015
Penyusun