Dinamika Tari [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

4. Dinamika Naik turunnya suasana tarian menentukan wujud strukturtarian. Sebuah tarian yang dapat menciptakan kejutan kecilyang dapat membuat penonton penasaran untuk terus menyaksikannyadan dapat ditangkap maksudnya, maka diatelah memakai dinamikasajian tari. Cepat lambatnya sebuahgerakan (tempo), cepat lambatnya atau tebal tipisnya iringan,juga kontras atau harmoninya antara gerakan dan iringan termasuk dinamika. Komunikasi berasal dari wujud fisik penari dariteknik menarinya yang kita lihat secara visual dan gerakan tubuhnya yang luwes. Kita juga menangkap sebuah perasaan dan imajinasi yang sama ketika melihat sajian dilakukan dengan penuh penjiwaan, seolah-olah begitu menjelma menjadi tokoh dengan karakter seperti sebenarnya. a. Tenaga 1) Intensitas Pengaturan kekuatan tenaga yang digunakan penari ketika bergerak akan berbeda. Ada saatnya gerakan terlihat lembuttanpa mengeluarkan tenaga yang besar, ada kalanya tenagasangat kuat pada gerakan yang dapat menimbulkan kesanyang berbeda bagi penonton. Hal tersebut diperlukan selainagar penari tidak terkuras tenaganya jika selalu bertenagabesar, juga kesan dari sebuah pola gerakan dapat dinikmatipenonton. Perasaan imajinasi penonton larut dalam suasanayang ingin disampaikan melalui gerakan tadi. Oleh karena itu,pemilihan tenaga bergantungkepada tenaga yang lemah, kuat,dan sedang. 2) Tekanan/aksen Pada saat tertentu, rangkaian pola gerakan harus memiliki“tekanan/aksen“ yang menggigit, menyita perhatian agar tidakmonoton, dan memberi penegasan dalam bentuk tanda serugerak. Orang seperti melihat tanda baca pada sebuah kalimatyang digarisbawahi. 3) Kualitas



Teknik dalam menari yang baik akan selalu dapat menunjukkankualitas penari. Jika penari mampu menyajikan dengan kemampuan menari seperti yang diharapkan seorang pencipta tari (koreografer), ungkapan ekspresi sang koreografer dapat diwujudkan. b. Pengolahan Ruang Pernahkah Anda menonton sebuah pertunjukan tari yangmenyajikan sebuah tari kelompok di atas panggung, yangmenari dengan posisi berdiri, bergerombol di wilayah tertentudi atas panggung dari awal hingga akhir tarian? Bagaimanakahmenurut pandangan Anda tentang hal itu? Pernahkah Andamenonton acara bertema komedi di televisi yang menampilkancuplikan kejadian yang lucu dan diambil dari kehidupan nyataatau peristiwa? Di sana dipertontonkan jatuhnya seorang penari dari atas panggung ketika sedang menari akibat penari yang berada di depannya bergerak mundur dan menubruk penari yang jatuh tadi. Itulah salah satu contoh yang perlu ditangkap sebagai sebuah pelajaran membuat komposisi pola lantai berdasarkan luasnya panggung, berdasarkan kesan yang ingin ditimbulkan dari garis lantai, dan memperhitungkan posisi berdiri para penari ketika bergerak, agar seluruh gerakan terlihat jelas oleh penonton, dan penari tidak sulit bergerak maksimal karena bertubrukan dengan penari lainnya. Besar kecilnya volume gerak akan menjadi sebuah komposisiyang membentuk ruang gerak. Tidak semua gerakanterdiri atas gerak bervolume besar, atau sebaliknya. Olehkarena itu, pola gerak dibuat dengan cara mengolah gerakandan memadukannya dengan unsur penggunaan tenaga. Keseimbanganruang gerak ini mendapat penyeimbang jika didukungdengan mengolah posisi berdiri penari ketika menari. Geraktersebut dapat dilakukan dengan cara diam di tempat maupungerak yang berpindah membentuk lintasan. 1) Garis Lantai 2) Desain Lantai Pada gedung pertunjukan, kedudukan kursi penontondiatur dari depan dengan ketinggian minimal hingga kursibelakang yang paling tinggi, diatur demikian agar penontondari semua jarak dapat melihat keseluruhan panggung.Demikian pula pada penyajian karya tari tinggi rendahnya,sikap berdiri penari diatur sedemikian rupa untuk memberikankesan tiga dimensi,



kedalaman. Dengan bermain level atautinggi rendahnya penari berdiri sambil bergerak ditunjukkandengan penggunaan cara menggunakan kaki. Kedua Kakiditekukhingga lutut menyentuh lantai, atau punggung kakimerapat ke lantai, atau tubuh telungkup. Tubuh rebah dikategorikan sebagai level bawah. Level medium dapat diidentifikasi dengan kedudukan kaki ditekuk merendah, dalam bahasa Tari Sunda disebut rengkuh (Sunda), mendhak (Jawa), atau Ngagem (Bali). Satu lututmenyentuh lantai juga disebut level medium. Demikian pula jikakaki ditekuk seperti berjongkok. Disebut level atas jika menarisaat bediri ajeg/tegak. Desain bawah ditunjukkan oleh parapemain Saman (dari Aceh), Kebyar Duduk (dari Bali). Adapun desain medium banyak ditunjukkan oleh berbagai jenis tari. Dinamika pada tari tergantung kepada adanya tempo, yaitu cepat lambatnya sebuah gerakan dilakukan, atau cepat lambatnya irama yang dihasilkan dari gerak tari, dan dari cepat lambat iringannya. Rangkaian gerak dan ritme diatur agar tidakmenimbulkan kebosanan atau monoton. Gerakan terlalu cepatakan melelahkan penari dan penonton yang menyaksikannya.Iringan dapat menegaskan suasana dari adegan yang dimaksudoleh gerak.



5. Dinamika Istilah dinamika diambil dari istilah seni musik. Dinamika adalah cabang mekanis yang memberi efek kekuatan dalam menghasilkan gerak (Soedarsono, 1975:45). Mekanik berarti bahwa ada sesuatu yang bergerak secara ‘otomatis’ dari dalam diri penari untuk melakukan aksi. Dinamika lebih banyak berkaitan dengan kekuatan, atau intensitas gerak, atau dengan kata lain adalah variasi dari lemah ke kuat, gerak keras ke gerak lembut. Dalam karawitan ada istilah padhang ulihan, kendho-kenceng, dan sebagainya. Perpaduan gerakan tersebut akan memberikan daya tarik tersendiri. Begitu juga gerakan yang mengalir lembut, atau kuat penuh daya tarik tersendiri. Begitu juga gerakan yang mengalir lembut, atau kuat penuh daya tahan. Dinamika oleh Roget (Soedarsono, 1975:52) dibagi manjadi beberapa bagian gerak, misalnya: kekuatan, kualitas, desakan, kekuatan menarik, kekuatan



mendorong, dorongan. Bagi koreografer dinamika adalah suatu keharusan. Mekanika kekuatan terletak pada kontrol fisik untuk melatih bagian-bagian tubuh yang terlalu sering disia-siakan, lihat Gambar 28. 37



Gambar 28. Kontrol fisik/gerak menahan Sumber : Sumandyohadi, 1985 Menunjukkan bahwa keseimbangan badan ketika berdiri dengan



tumpuan satu kaki, diperlukan latihan berulang-ulang di studio tari. Hal ini untuk melatih kekuatan kaki yang dipakai tumpuan, dan juga kontrol perut, dengan mengempiskan perut, supaya gerakan tersebut dapat penuh kekuatan dan kokoh keseimbangannya. Kontrol mental seorang penari akan menampakkan beberapa gerakan dengan makna-makna tertentu, misalnya tingkat intelektual-spiritual, tingkat emosi, tingkat vital/kekuatan. (lihat gambar 29, 30, 31)