Direct Instruction Model - Ana Fatwatush Sholichah (S812002001) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION MODEL



Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah Teori dan Model Pembelajaran



Dosen pengampu: Prof. Dr. Munawir Yusuf, M.Psi.



Disusun oleh: Ana Fatwatush Sholichah



S812002001



PROGRAM STUDI S-2 TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2020



Direct Instruction Model atau Model Pengajaran Langsung merupakan pendekatan belajar yang diarahkan oleh guru untuk mengajarkan pengetahuan faktual, prosedural, dan konseptual pada seluruh mata pelajaran dan tingkatan kelas. Meskipun dianggap sebagai model pengajaran yang tradisional, model ini justru menjadi favorit abadi di ruang kelas karena sangat efisien dalam waktu pengajaran, dan efektif bila diterapkan pada konten yang sesuai. Dalam model ini, peran guru adalah memperkenalkan konten secara langsung atau preskriptif. Peran siswa adalah untuk mempelajari dan mengulangi prosedur yang diajarkan oleh guru, serta menerapkan prosedur yang sama pada situasi baru. Arahan dan bimbingan guru yang diberikan dalam model ini secara bertahap akan dikurangi seiring kemajuan siswa menjadi lebih mandiri, terampil, dan mampu mempraktikkan dan menerapkan prosedur, keterampilan, dan pengetahuan baru. Partisipasi dalam model ini mampu menumbuhkan kemampuan siswa untuk berpikir secara linier, logis, dan dengan cara prosedural, mandiri, mengembangkan otomatisitas, dan pengetahuan terhadap kemampuan diri mereka. Langkah-langkah model ini meliputi: (1) Pendahuluan, (2) Presentasi, (3) Praktik Terpandu, dan (4) Praktik Mandiri. Setiap langkah memberikan sedikit demi sedikit dukungan untuk siswa karena kompetensi mereka dengan pembelajaran baru kian berkembang. Teknologi berguna di semua langkah model ini. Teknologi membantu model dengan merekam presentasi konten oleh guru, dan menangkap keterampilan praktik siswa untuk penilaian formatif dan sumatif. Diferensiasi dapat dimasukkan ke dalam model melalui dukungan yang diberikan oleh guru. Metode diferensiasi tambahan termasuk memvariasikan penyajian konten dan demonstrasi pembelajaran siswa. Model ini adalah salah satu tradisional tetapi sama pentingnya untuk pelajar abad 21 yang harus mempelajari pengetahuan faktual, prosedural, dan konseptual dengan cara yang efisien. Di era model pengajaran yang kian berkembang, Direct Instruction Model masih bertahan karena praktis, berguna, serta melengkapi pendekatan yang lebih baru dan lebih inovatif. A. Pengertian dan Sejarah Direct Instruction Model Direct Instruction Model muncul dari pandangan behavioris pada proses belajar mengajar. Teori Operant Conditioning oleh BF Skinner (1953) sangat berpengaruh dalam perkembangannya, dan menginformasikan banyak penelitian tentang keefektivan model. Model ini sejalan dengan teori Skinner yang menyatakan bahwa semua perilaku individu dihasilkan dari rangsangan



2



eksternal. Dalam Model Pengajaran Langsung, respon individu atau perilaku sukarela (yaitu, pembelajaran) secara langsung berkaitan dengan stimulus (yaitu, instruksi) di lingkungan. Model Pengajaran Langsung adalah pendekatan yang populer dan diarahkan oleh guru untuk menangani pengetahuan faktual, prosedural, dan konseptual di semua bidang konten dan tingkat kelas. Dalam model ini, peran guru adalah untuk memahami dan memperkenalkan konten baru secara preskriptif kepada siswa. Guru memberi siswa bimbingan “ahli” dengan berbagi pengetahuan dan wawasan yang diperoleh dari pengalaman dan studi. Peran siswa adalah mendengarkan, belajar, berlatih, dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, atau prosedur yang diajarkan kepadanya. Model Direct Instruction paling efektif jika digunakan untuk mengajarkan prosedur atau pengetahuan prosedural, tetapi juga dapat digunakan untuk mengajarkan pengetahuan faktual dan konseptual. Penerapan model diawali dengan pengenalan konten baru oleh guru. Pendahuluan ini terdiri dari deskripsi sederhana tentang tujuan pelajaran. Langkah selanjutnya melibatkan presentasi guru tentang fakta, prosedur, atau konsep aktual yang akan dipelajari dengan menggunakan ceramah atau peragaan. Setelah itu, guru membimbing siswa dalam mempraktikkan konten baru. Saat siswa menjadi lebih berpengalaman dan kompeten (sebagai hasil dari praktik terbimbing mereka), maka guru secara bertahap bisa mengurangi dukungan yang ia berikan. Pada tahap terakhir penerapan model, siswa mendemonstrasikan pembelajaran mereka melalui praktik mandiri dan menerapkan penguasaan konten yang baru mereka temukan ke situasi baru tanpa bantuan dari guru. Meskipun Model Pengajaran Langsung kadang dikritik karena kekakuan dan penekanannya pada pengarahan guru, model ini menghasilkan hasil belajar yang positif untuk banyak kelompok pelajar yang berbeda ketika itu cocok dengan tujuan instruksional yang sesuai. Model Pengajaran Langsung dicirikan oleh jumlah latihan yang dipandu dan independen untuk siswa. Beberapa contoh konten yang dapat menggunakan Model Pengajaran Langsung yaitu bagaimana cara menjumlahkan pecahan, cara mencuci tangan dengan benar, cara membuat modul, cara mendesain karikatur, dan sebagainya. B. Kapan Direct Instruction Model dapat diterapkan 1. Mengajarkan pengetahuan prosedural yang memiliki konsep dan atribut yang jelas Tidak semua prosedur memiliki langkah-langkah yang dapat didefinisikan dengan jelas. Beberapa konten melibatkan langkah-langkah yang sulit diartikulasikan atau dijelaskan. 3



Prosedur yang didefinisikan dengan jelas adalah prosedur yang dapat dengan mudah dijelaskan, diidentifikasi, disalin, dan dipraktikkan. Konsep adalah ide yang menyediakan konstruksi mental yang diperlukan peserta didik dalam mendukung organisasi dan pemahaman tentang fakta dan informasi lainnya. Model ini juga efektif saat mengajarkan konsep dengan atribut konkret, sederhana, dan terlihat. Konsep simetri visual, misalnya, sesuai untuk model dan memiliki atribut yang jelas. Ciri-ciri benda simetris sudah umum diterima dan mudah dipahami saat mengamati contoh konkret. Kualitas tersebut memungkinkan konsep simetri visual untuk diajarkan pada tingkat dasar dengan Model Pengajaran Langsung. 2. Memperkenalkan topik baru Direct Instruction Model sangat cocok untuk memperkenalkan kosakata, keterampilan, proses, atau teknik di awal suatu unit pembelajaran baru. Model tersebut dapat digunakan secara efektif untuk membangkitkan minat pada topik studi, mengkomunikasikan tujuan pembelajaran kepada siswa, atau memberi siswa kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dasar yang diperlukan untuk pembelajaran di masa depan. Contohnya, belajar membaca, menulis, dan berhitung (calistung). 3. Memperkuat pengetahuan dan keterampilan dasar Agar berhasil membangun pemahaman baru, siswa harus memiliki fondasi yang kuat untuk membangun pengetahuan. Sebagian besar tujuan atau sasaran pembelajaran memerlukan pemahaman dasar tentang konsep, fakta, atau prosedur sebagai dasar pembelajaran baru. Misalnya, mempelajari prosedur untuk mengetahui waktu pada jam analog membutuhkan penguasaan pengetahuan faktual terkait. Sebelum siswa dapat berhasil memberi tahu waktu, mereka harus dapat mengidentifikasi jarum penunjuk jam dan menit serta memahami apa yang dimaksud guru dengan istilah-istilah waktu. Model Pengajaran Langsung sering kali merupakan metode yang tepat untuk meninjau atau mengajar ulang konten semacam itu. 4. Mengajarkan prosedur, keterampilan, atau teknik yang dapat direplikasi siswa Guru harus memilih Model Pengajaran Langsung ketika siswa perlu mempelajari isi, prosedur, keterampilan, atau teknik yang dapat mereka tiru dan praktikkan. Misalnya, siswa yang belajar melakukan lompat jauh, sebuah latihan yang perlu mereka lakukan



4



dengan benar. Dengan bimbingan guru, siswa belajar dan mempraktikkan bagaimana melakukan lompat jauh. C. Langkah-langkah Direct Instruction Model Langkah Pendahuluan



Peran Guru Guru menjelaskan tujuan pelajaran dan apa yang akan dilakukan siswa.



Peran Siswa Siswa mendengarkan dan memperhatikan guru.



Presentasi



Guru mempresentasikan dan mendemonstrasikan konten baru. Seringkali guru berpikir keras sambil memperagakan konten baru. Guru harus memasukkan mekanisme untuk memeriksa pemahaman siswa.



Praktik Terpadu



Guru mendemonstrasikan konten baru dengan contoh yang berbeda sementara siswa mengikuti dan mempraktikkan konten baru. Dalam fase ini, guru dapat sering berhenti dan memulai latihan dan meminta siswa untuk berpartisipasi dalam latihan konten baru. Guru harus memasukkan mekanisme untuk memeriksa pemahaman.



Siswa mendengarkan dan memperhatikan guru. Guru dapat meminta siswa membuat catatan atau melibatkan mereka dalam beberapa pertanyaan dan jawaban. Siswa terlibat dalam mempraktikkan konten baru. Mereka juga dapat dipanggil untuk mendemonstrasikan konten baru di depan kelas atau berpasangan atau pengelompokan lain.



Praktik Mandiri



Guru kini lebih berperan sebagai fasilitator dan pemantau praktik mandiri siswa. Jika praktik mandiri terjadi di dalam kelas, guru harus mengedar ke penjuru ruangan untuk membantu siswa sesuai kebutuhan.



Siswa mempraktikkan konten baru secara mandiri.



D. Perencanaan Direct Instruction Model 1. Pilih Pengetahuan faktual, konseptual, atau prosedur yang memiliki atribut yang jelas Seperti yang dibahas sebelumnya, Model Pengajaran Langsung paling efektif ketika mengajarkan pengetahuan faktual, konseptual, atau prosedural yang memiliki atribut atau langkah yang dapat diidentifikasi dengan jelas. Pengetahuan yang memiliki karakteristik



5



yang tidak jelas, kompleks, atau didefinisikan secara tidak konsisten tidak cocok untuk pengajaran dengan Model Pengajaran Langsung. Tidak hanya akan sulit untuk memecah konten tersebut menjadi langkah-langkah atau atribut yang mudah diidentifikasi untuk presentasi dan praktik, juga akan sulit untuk mengartikulasikan dan mengukur pembelajaran yang berhasil ditunjukkan oleh siswa. 2. Kembangkan tujuan dan harapan yang jelas Pada Model Pengajaran Langsung, tujuan dan harapan yang jelas juga perlu dikembangkan untuk setiap langkah individu. Jika tidak, kemajuan dari langkah latihan terbimbing ke langkah latihan mandiri tidak mungkin dilakukan. Jika tujuan dan harapan pelajaran tidak diketahui, guru tidak dapat mengidentifikasi kapan siswa mampu melanjutkan pekerjaan secara mandiri. Upaya untuk mengembangkan tujuan dan ekspektasi dibantu dengan membayangkan apa yang dapat diketahui atau dapat dilakukan siswa di akhir pelajaran. Kesadaran ini menempatkan guru dalam posisi mengetahui cara yang lebih baik untuk melatih dan mendukung siswanya saat mereka bekerja dalam langkah praktik terbimbing. 3. Tinjau pengetahuan dan keterampilan untuk diajarkan Selama tahap perencanaan untuk pelajaran Model Pengajaran Langsung, guru harus meninjau konten yang akan mereka bahas untuk memastikan bahwa mereka tidak mengabaikan detail penting yang perlu diketahui atau langkah yang harus dilakukan siswa. Karena guru memiliki penguasaan atas konten yang akan mereka ajarkan, mereka sering kali terputus dengan pengalaman dan pemahaman siswa mereka. Saat guru menghabiskan waktu untuk mengerjakan fakta, konsep, atau prosedur yang akan diajarkan, mereka juga perlu berpikir secara kreatif tentang bagaimana peserta didik dapat mengalami. Sudut pandang siswa memberikan perspektif guru tentang bidang-bidang dimana klarifikasi tambahan atau dukungan lain mungkin diperlukan. 4. Memilih masalah, contoh, dan model yang sesuai Keberhasilan siswa selama melakukan berbagai langkah model dipengaruhi oleh kualitas masalah, contoh, atau model yang digunakan saat menyajikan konten. Item terbaik yang dapat digunakan dalam praktik terbimbing dan praktik mandiri adalah item yang berhubungan langsung dengan konten yang telah disajikan dan dipilih untuk mewakili tingkat kesulitan yang berbeda dan meningkat. 6



E. Diferensiasi Instruksi Pada Direct Instruction Model 1) Isi/Konten Guru mendukung diferensiasi konten dengan membedakan cara siswa mengakses atau merasakan konten. Salah satu cara sederhana untuk membedakan penyajian konten adalah dengan memungkinkan siswa mengakses demonstrasi dalam format rekaman setelah mereka mempraktikkannya secara langsung. Presentasi yang direkam memiliki dua keunggulan yakni: dapat diputar ulang beberapa kali dan juga dimanipulasi (yaitu, dipercepat, dijeda, atau diperlambat) sesuai kebutuhan. 2) Proses Desain Model Pengajaran Langsung mendukung kebutuhan pelajar yang beragam selama proses pembelajaran. Guru yang menggunakan Model Pengajaran Langsung dapat membedakan proses dengan menanamkan variasi dalam pengelompokan siswa dan menawarkan pilihan yang berbeda untuk mempraktikkan konten. Alih-alih mengulang langkah model untuk seluruh siswa, guru dapat membagi siswa menjadi pasanganpasangan atau kelompok-kelompok kecil selama setiap langkah model. Bekerja dengan tim atau kelompok mungkin sangat menguntungkan siswa dengan kekuatan interpersonal dan memungkinkan mereka menerima lebih banyak dukungan dan perancah peer-to-peer. Siswa juga dapat mengambil manfaat dengan berpartisipasi dalam think pair share, sebuah kegiatan di mana mereka dapat mendiskusikan pemahaman mereka tentang konten dengan seorang rekan. 3) Produk Dalam Model Pengajaran Langsung, guru dapat membedakan produk pembelajaran dengan menyediakan berbagai cara bagi siswa untuk mendemonstrasikan pembelajaran mereka selama langkah praktik mandiri. Siswa mungkin diberi pilihan khusus untuk mengekspresikan pembelajaran mereka, atau mungkin diizinkan untuk membuat pilihan mereka sendiri dari berbagai pilihan. Dalam beberapa kasus, ini berarti memungkinkan siswa untuk memilih topik yang mereka minati untuk mendemonstrasikan pembelajaran mereka. Sebagai



contoh,



pada



pembelajaran



Model



Pengajaran



Langsung,



guru



mendemonstrasikan bagaimana mengembangkan peta konsep menggunakan alat pemetaan konsep. Siswa perlu menunjukkan bahwa mereka mengetahui apa yang 7



dibutuhkan peta konsep dan memahami bagaimana mengembangkannya dengan menggunakan alat tersebut. Untuk praktik mandiri mereka, siswa diizinkan untuk membuat peta konsep yang mewakili konten apa pun yang mereka pilih asalkan memenuhi persyaratan guru mereka — termasuk satu konsep utama, lima konsep bawahan, dan kata penghubung. Atau, guru dapat memberikan menu pilihan bagi siswa untuk menerapkan konten yang dibahas dalam pelajaran. F. Manfaat Direct Instruction Model Adapun manfaat dari penggunaan Model Pengajaran Langsung antara lain: 1) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir Model Pengajaran Langsung adalah model yang sangat tepat untuk mengajarkan pemikiran linier dan pemecahan masalah, logis, berurutan, dan terperinci. Siswa mengamati guru, mencontoh konten yang akan dipelajari, dan kemudian mengerjakan konten tersebut melalui praktik terbimbing dan praktik mandiri. Melalui struktur praktik terbimbing dan mandiri dalam model, siswa belajar berpikir secara disiplin dan terorganisir. Proses tersebut mempersiapkan mereka untuk pengalaman yang melibatkan pola logis yang lebih rinci dan canggih seperti metode ilmiah dan metode membaca SQ3R (survey, question, read, recite, review). Contoh: siswa belajar bagaimana mengidentifikasi kupu-kupu dan mencatat pengamatan mereka dalam lembar observasi. Guru mereka, Diane, mendemonstrasikan bagaimana setiap bagian dari proses ini dilakukan dan kemudian mengkoordinasikan siswa dari setiap langkah rinci ke dalam urutan yang logis. Pengalaman ini mempersiapkan siswa untuk menerapkan keterampilan berpikir secara prosedural dan melakukan observasi ilmiah yang lebih kompleks di kemudian hari. 2) Membantu mengembangkan Otomatisasi Model Pengajaran Langsung



mengembangkan otomatisasi,



kemampuan untuk



menyelesaikan tugas secara otomatis. Kemampuan mengalikan dua bilangan tanpa berpikir panjang adalah contoh otomatisasi. Model Pengajaran Langsung membantu mengembangkan otomatisitas melalui praktik, baik terpandu maupun mandiri. Misalnya, siswa kelas sembilan meninjau urutan operasi. Setelah latihan cukup dipandu dan independen, para siswa harus belajar urutan operasi dan dapat menerapkannya dengan akurasi dan tanpa harus mengeluarkan banyak energi pada pemikiran. Otomatisitas ini



8



akan menghemat waktu dan energi mereka saat mereka maju dalam studi matematika mereka, dan memungkinkan mereka untuk memecahkan masalah dengan lebih mudah. 3) Menumbuhkan pembelajaran mandiri Manfaat utama Model Pengajaran Langsung adalah model ini mempromosikan penguasaan konten dan mengembangkan kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas secara mandiri. Model Pengajaran Langsung mendorong dan mendukung siswa, saat mereka belajar dan bekerja untuk menjadi mandiri saat mempraktikkan keterampilan. Ini memberikan target pembelajaran yang jelas dengan bimbingan dan umpan balik yang secara bertahap dikurangi saat pembelajaran terjadi. 4) Mempromosikan pengetahuan tentang diri Saat siswa berpartisipasi dalam model Pengajaran Langsung, mereka memiliki kesempatan untuk belajar tentang diri mereka sendiri, serta tentang konten. Mereka dapat belajar tentang kemampuan mereka untuk berpikir secara prosedural, memperhatikan detail, dan bekerja dengan hati-hati. Karena model ini melibatkan interaksi dengan guru selama tahap praktik terbimbing, siswa dapat menerima umpan balik korektif tentang pembelajaran mereka dan keterampilan yang mereka pelajari. G. Teknologi dalam Direct Instruction Model Teknologi dapat dimanfaatkan dalam berbagai cara untuk meningkatkan pengalaman siswa dan guru dalam Model Pengajaran Langsung. Contoh berikut menunjukkan bagaimana teknologi dapat membuat model lebih efisien, efektif, dan menarik saat merencanakan, menerapkan, dan mengembangkan penilaian dalam model. Penggunaan



Alat



Perencanaan (using) Prosedur



Alat untuk mengembangkan konten demonstrasi  Ensiklopedia



pemeriksaan, mendapatkan



ide



 Internet search engine (Google/Firefox, dll)



untuk demonstrasi, Alat untuk menyediakan konten demonstrasi merekam praktik







Discovery Education Streaming: http://streaming.discoveryeducation.com







BrainPop: www.brainpop.com



Alat untuk merekam demonstrasi 9







Perekam suara







Kamera digital







Perekam audio digital



Penerapan (implementating) Mendukung praktik Alat untuk merekam layar terpandu dan







Alat Perekam Notebook: www.smarttech.com



praktik mandiri







Camtasia: www.camtasiasoftware.com



Alat untuk mendemonstrasikan konten 



TeacherTube: www.teachertube.com



Penilaian (assessing) Mendemonstrasikan Membuat alat penilaian pengetahuan selama







Quizstar: http://quizstar.4teachers.org



penilaian







Quia: www.quia.com



Sistem tanggapan audiens (clickers) 



Respon SMART antar sistem respons aktif: http://www2.smarttech.com/st/enUS/Products/SMART+Response







Teknologi Pembalik: www.turningtechnologies.com/studentresponsesystem



Mendemonstrasikan pembelajaran siswa 



PowerPoint







Prezi: www.prezi.com







Kamera video digital







Kamera smartphone atau komputer tablet



Rekaman suara 



Audacity: http://audacity.sourceforge.net







Perekam audio digital







Pemutar media portabel (misalnya, iPod, pemutar MP3)







VoiceThread: http://voicethread.com



10



a. Perencanaan Penggunaan mesin pencari berbasis web seperti Google dapat memudahkan guru untuk menemukan sumber pengajaran yang berguna. Ensiklopedia multimedia tersedia secara online dan sebagai aplikasi terus menjadi sumber daya yang sangat baik untuk konten faktual, prosedural, dan konseptual. Penggunaan alat-alat ini dapat menghasilkan banyak ide untuk pengembangan rencana pelajaran dan sumber-sumber pengajaran. Guru juga dapat menemukan video, animasi, dan sumber daya lain yang bermanfaat selama langkah pengantar. b. Penerapan Selama fase pengenalan, berbagai alat dapat digabungkan untuk meningkatkan presentasi formasi baru. apa yang akan diperkenalkan dalam pelajaran dapat disajikan dengan menggunakan video atau klip audio dari prosedur yang akan diajarkan. Pada langkah presentasi, demonstrasi multimedia yang menyertakan slide dengan grafik, audio, dan / atau simulasi dapat memberikan penjelasan yang lebih akurat dan kaya informasi tentang suatu proses. Teknologi memungkinkan guru untuk terhubung dengan para ahli di bidangnya bahkan ketika tidak ada orang yang dekat. Misalnya, daripada menampilkan konten sendiri, seorang guru dapat menggunakan video presentasi yang menampilkan seorang ahli untuk memperkenalkan konten. Teknologi mungkin juga membantu dalam langkah praktik terpandu model. Seorang guru mungkin menggunakan teknologi untuk memberi siswa kesempatan tambahan atau kesempatan berbeda untuk latihan terbimbing. Teknologi mungkin juga digunakan dalam langkah praktik independen Model Pengajaran Langsung. Teknologi memberi siswa kesempatan untuk memilih media yang ingin mereka gunakan guna mempraktikkan konten yang mereka butuhkan untuk belajar. c. Penilaian Ketika alat-alat ini digunakan untuk merekam pembelajaran siswa, maka memungkinkan untuk menganalisis keterampilan siswa secara rinci dan mendapatkan wawasan tentang pembelajaran siswa. Ketika guru dan siswa menggunakan alat audio dan video untuk merekam, memutar, memutar ulang, dan menonton video dalam gerakan lambat, adalah mungkin untuk melihat bagaimana berbagai prosedur dipelajari dan seberapa baik pencapaiannya. Kuis Teknologi yang didukung disajikan menggunakan perangkat lunak atau aplikasi online,



seperti Quizstar 11



(http://quizstar.4teachers.org) dan Quia



(www.quia.com), juga dapat membantu selama praktik terpandu dan langkah praktik mandiri. Alat-alat ini memudahkan untuk menilai pembelajaran siswa tentang konten yang dibahas menggunakan Model Pengajaran Langsung. Sistem respons audiens, atau “clickers”, menyajikan cara berteknologi tinggi lainnya untuk melakukan penilaian formatif dan sumatif selama Model Pengajaran Langsung. Karena alat ini sangat bergantung pada pilihan ganda dan pertanyaan Benar / Salah, guru perlu memberikan perhatian khusus untuk menyusun pertanyaan yang menilai pemahaman siswa tentang berbagai prosedur. H. Contoh Lesson Plan Direct Instruction Model Contoh lesson plan direct instruction model berfungsi sebagai ilustrasi tentang bagaimana direct instruction model dapat diimplementasikan dengan menggunakan teknologi sederhana yang terdapat di ruang kelas. Garis besar langkah-langkah pembelajaran Direct Instruction Model Langkah



Pembelajaran



Pendahuluan



Guru menjelaskan tujuan pelajaran kepada siswa. Siswa memperhatikan dan mendengarkan guru.



Presentasi/Demonstrasi



Guru menyajikan konten baru dan mendemonstrasikan pemetaan konsep. Guru menunjukkan cara membuat peta konsep menggunakan alat concept mapping. Guru menjelaskan setiap langkah dalam membuat peta konsep saat ia membuatnya. Siswa memperhatikan dan mendengarkan.



Praktik



Guru mendemonstrasikan cara membuat peta konsep



Terpandu/Terbimbing



menggunakan alat pemetaan konsep sebagaimana siswa juga membuat peta konsep sendiri. Guru mengawasi dan menasihati siswa saat mereka berlatih dan berhenti untuk memastikan bahwa semua siswa membuat peta konsep mereka sendiri dengan kecepatan yang sama.



Praktik Mandiri



Siswa membuat peta konsep mereka sendiri secara mandiri menggunakan alat pemetaan konsep. Saat siswa membuat peta konsep, guru berkeliling ruangan untuk memberikan



12



bantuan sesuai kebutuhan. Pekerjaan ini akan dinilai nanti untuk memastikan pemahaman tentang konten baru.



Konteks Pembelajaran Tingkatan kelas



: SMA



Mata pelajaran



: Bahasa Indonesia



Lingkungan belajar : Pelajaran ini akan diajarkan di laboratorium komputer dengan satu komputer per siswa dengan tata letak menghadap proyektor di depan kelas. Penerapan taksonomi Bloom (revisi) : Pelajaran ini menuntut siswa untuk menggunakan tingkat mengingat dan menciptakan, karena siswa menerapkan pengetahuannya tentang membuat peta konsep secara mandiri. Rencana Pembelajaran (Lesson plan) Tujuan



: Siswa akan belajar tentang concept mapping.



Indikator



:



1. Siswa mendeskripsikan apa yang mereka ketahui tentang peta konsep dengan mengilustrasikan apa yang telah mereka pelajari tentang peta konsep pada selembar kertas. 2. Siswa mampu mengembangkan peta konsep dasar menggunakan alat pemetaan konsep dengan akurasi 100%. Waktu



: 45 menit



Materi yang dibutuhkan: 



Bahan ajar PowerPoint tentang mengorganisasikan grafis (hardcopy and sofcopy)







Software pengolah concept mapping (Gliffy: www.gliffy.com, Inspiration: www.inspiration.com, SmartDraw: www.smartdraw.com, or Visio: http://office.microsoft.com/en-us/visio/default.aspx







Workstation guru yang terhubung ke proyektor



Prasyarat keterampilan: Siswa harus memiliki pengalaman mengoperasikan komputer.



13



Prosedur pembelajaran Pendahuluan



 Motivasi: Guru memantik rasa ingin tahu siswa melalui beberapa pertanyaan sebelum memasuki pembelajaran (apersepsi)  Informasi: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kali ini dan apa saja materi yang akan dipelajari.  Koneksi: Guru melakukan koneksi antara apa yang akan dipelajari dan bagaimana pengetahuan awal yang siswa tentang topik/materi tersebut.



Presentasi



 Guru mendemonstrasikan pembuatan peta konsep (menggunakan komputer, proyektor, dan alat pemetaan konsep), sementara siswa menonton, mendengarkan, dan memperhatikan.



Praktik Terpandu/Terbimbing



 Guru menjelaskan berbagai langkah yang diperlukan untuk membuat peta konsep.  Guru meminta siswa untuk membuka alat pemetaan konsep di komputer mereka.  Guru menjelaskan dan menunjukkan berbagai macam alat dalam pemetaan konsep.  Guru kemudian mendemonstrasikan cara menambahkan grafik, mengubah warna, font, tautan, dll.



Praktik Mandiri



 Siswa bekerja secara mandiri untuk membuat peta konsep serupa berdasarkan contoh yang diberikan kepada mereka.  Mereka harus membuat peta konsep yang terdiri dari satu konsep utama dan tiga konsep sub.  Mereka juga harus menyertakan kata penghubung untuk mendemonstrasikan hubungan, seperti yang mereka lihat dalam presentasi dan lakukan dalam praktik terpandu.



Penutup



 Guru meminta siswa untuk menuliskan apa yang mereka pelajari. 14



Penilaian Penilaian formatif



: Guru berjalan berkeliling untuk melihat bahwa siswa dapat membuat



contoh peta konsep berdasarkan contoh yang diberikan kepada mereka. Penilaian sumatif



: Peta konsep siswa akan digunakan sebagai penilaian sumatif. Peta



konsep harus memiliki satu konsep utama, minimal tiga konsep bawahan, dan kata penghubung untuk setiap konsep bawahan. Perluasan pembelajaran Peta konsep dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran untuk membantu siswa mengatur dan membandingkan materi pelajaran. Untuk mendemonstrasikan pembelajarannya, siswa dapat diberikan peta konsep dengan informasi yang tidak lengkap atau diminta untuk membuatnya dari awal.



15