Diskusi 2 Analisis Laporan Keuangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Karakteristik sistem akuntansi terdapat lima karakteristik utama sistem akuntansi, yaitu : - Akuntansi akrual = salah satu ciri mendasar dari pelaporan keuangan perusahaan adalah penggunaan basis akrual. berbeda dengan akuntansi berbasis kas. akuntansi akrual membedakan antara pencatatan atas biaya dan manfaat yang terkait dengan aktivitas ekonomi, dan pencatatan atas biaya dan manfaat yang terkait dengan aktivitas ekonomi. akuntansi akrual dipilih untuk diterapkan karena dinyatakan memberikan informasi yang bersifat lebih relevan dibandingkan dengan informasi yang dihasilkan dari akuntansi yang berbasis kas. - Wewenang Manajemen untuk melakukan pelaporan keuangan = manajemen keuangan memiliki kewenangan untuk melaporkan segala aktivitas (investasi, operasi, pendanaan) yang telah dilakukannya. mereka diberikan kewenangan khusus untuk melakukan judgement atas proses pelaporan transaksi bisnis yang terjadi dalam perusahaan yang menggunakan basis akuntansi akrual. - Prinsip atau standar akuntansi = tiga hal tentang prinsip atau standar akuntasi, yaitu yang pertama, standar akuntansi keuangan itu sendiri lahir dari proses politik karena penetapan standar akuntansi keuangan yang melibatkan pihak pihak yang mungkin memiliki konflik antara lain investor, kreditor, analis, penyusun laporan keuangan (manajemen) dan regulator. kedua, prinsip akuntansi tertentu menyebabkan distorsi akuntansi. prinsip tersebut antara lain adalah prinsip harga perolehan historis (historical cost), dan prinsip pengakuan goodwill. ketiga adalah penetapan konsep konservatisme. dengan prinsip ini, perusahaan diharuskan melakukan write down atas aktiva yang mengalami penurunan manfaat, tetapi tidak diperbolehkan melakukan writeup atas aktiva tersebut. - Kesalahan Penetapan Akuntansi = akuntansi akrual mensyaratkan perusahaan melakukan peramalan dan estimasi atas konsekuensi ekonomi di masa depan. Penggunaan estimasi ini memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk menampilkan laporan keuangan secara periodik. Namun estimasi ini bias menimbulkan distorsi atas relevansi laporan keuangan jika perusahaan tidak secara tepat melakukan estimasi. - Proses Audit Independen Audit diartikan sebagai proses verifikasi dari integritas laporan keuangan oleh pihak independen di luar manajemen perusahaan. Proses ini diharapkan bias memastikan manajemen perusahaan menggunakan metode akuntansi yang konsesten dari waktu ke waktu. Dan juga memastikan perusahaan menetapkan estimasi yang logis dan rasional.



2. Berikan analisis saudara mengenai pentingnya manajemen laba dalam perusahaan - Keinginan untuk mendapatkan insentif kompensasi. - Adanya pembatasan yang ditetapkan oleh perjanjian utang.



- Mempertahankan kinerja perusahaan di pasar modal. - Menurunkan jumlah pajak yang harus dibayarkan. - Motivasi politik



Dari kelima motivasi yang mendasari Manajemen Laba di atas saya simpulkan pentingnya peran Manajemen Laba mempengaruhi tingkat pendapatan, adanya pencapaian target, mempertahankan kinerja perusahaan di pasar modal yang artinya peran dari Manajemen Laba sangat mempengaruhi proses penentuan laba untuk mencapai tujuan tertentu yang biasanya bersifat menguntungkan.



3. Berikan penjelasan mengenai tahapan analisis akuntansi Dalam praktik, ada 6 tahap analisis akuntansi antara lain, yaitu : 1. Tahap Pertama, Mengidentifikasi Kebijakan Akuntansi Kunci Salah satu tujuan analisis laporan keuangan adalah mengevaluasi sejauh mana manajemen berhasil mengelola factor kunci dan risiko ini. Dalam analisis akuntansi, kita harapkan bias mengidentifikasi dan mengevaluasi kebijakan dan estimasi yang diterapkan oleh perusahaan untuk mengukur factor kunci dan risiko perusahaan. 2. Tahap kedua, Menilai Fleksibilitas Kebijakan Akuntansi. Tidak semua perusahaan memiliki keleluasaan dalam menentukan kebijakan akuntansi kuncinya. Beberapa perusahaan menghadapi aturan akuntansi yang harus dipatuhi yang tertulis dalam standar akuntansi keuangan. Misalnya, meskipun pemasaran dan pembangunan citra perusahaan adalah kunci utama untuk perusahaan consumer goods, mereka diharuskan untuk membebankan seluruh biaya pemasaran pada periode berjalan. 3. Tahap ketiga, Mengevaluasi Strategi Akuntansi Jika manajemen memiliki fleksibilitas akuntansi, mereka bias memanfaatkan kesempatan tersebut untuk dua hal : Pertama, menggunakannya dengan cara memilih metode akuntansi yang tepat dengan kondisi ekonomi yang sebenarnya. Kedua, memilih metode akuntansi tertentu dengan tujuan untuk menyembunyikan sesuatu dan melakukana manajemen laba. 4. Tahap keempat, Mengevaluasi Kualitas Pengungkapan Perusahaan bias mempermudah atau pun mempersulit pihak-pihak yang melakukan analisis laporan keuangan (dalam hal ini analisis akuntansi). Hal ini dikarenakan selain ada pengungkapan tertentu yang diwajibkan untuk dibuat oleh standar akuntansi, perusahaan juga diberikan keleluasaan untuk memperluas tingkat pengungkapan yang disebut sebagai pengungkapan sukarela (Voluntary disclosure). Oleh karena itu, sejauh mana tingkat kualitas pengungkapan yang diberikan oleh perusahaan menjadi dimensi penting yang harus diperhatikan dalam menilai kualitas akuntansi.



5. Tahap Kelima, Mengidentifikasi ‘Red Flag’ Potensial Selain empat tahap tersebut, analisis akuntansi bias dilakukan dengan cara mengidentifikasi ‘tanda bahaya’ red flag yang bisa menunjukan tingkat kualitas akuntansi. Berikut ini beberapa tanda bahaya yang biasa bisa digunakan untuk analisis akuntansi : a. Perubahan akuntansi yang tidak bisa dijelaskan, terutama saat kinerja perusahaan tidak baik. b. Transaksi akuntansi yang ‘menggelembungkan’ laba yang tidak bisa dijelaskan. c. Kenaikan piutang usaha yang tidak biasa dikaitkan dengan kenaikan penjualan. d. Kenaikan persediaan yang tidak biasa dikaitkan dengan kenaikan penjualan. e. Perbedaan signifikan antara nilai laba bersih dengan nilai arus kas dari operasi. Beberapa hal tersebut merupaka tanda bahaya yang kemungkinan menunjukan rendahnya kualitas akuntansi yang dilaporkan perusahaan. Namun, sebelumnya kita perlu melakukan analisis lebih lanjut dengan cara mengumpulkan data-data tambahan sebelum menyimpulkan hal tersebut. Hal ini harus dilakukan karena tanda bahaya tersebut sebenarnya memiliki dual interpretation. Bisa jadi tanda bahaya tersebut memang menunjukan tingkat kualitas akuntansi yang rendah, atau tanda bahaya tersebut malah memberikan informasi tentang kinerja perusahaan apa adanya.



6. Tahap Keenam, Menghilangkan Distorsi Akuntansi Jika hasil analisis akuntansi menyatakan kemungkinan adanya distorsi akuntansi dalam laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan, maka yang harus dilakukan berikutnya adalah melakukan restatement laporan keuangan. Restatement ini dilakukan dengan cara penyesuaian kembali komponen-komponen laporan yang dianggap mengandung distorsi akuntansi. Menghilangkan unsur yang dianggap mengandung distorsi akuntansi memang tidak dapat dilakukan dengan sempurna. Hal tersebut sangat tidak mungkin untuk dilakukan, apalagi jika kita hanya mengandalkan informasi yang berasal dari luar perusahaan. Informasi yang bisa digunakan untuk mendeteksi dan menghilangkan distorsi akuntansi bisa kita ambil dari laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan.