Soal Diskusi Analisis Laporan Keuangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Farah Fauziyyah Ramadhani 180803102029 D3 Administrasi Keuangan Analisa Laporan Keuangan B Tugas Mandiri 1. Kerjakan Soal Untuk Diskusi halaman 354, Nomor 1- 8. 2. Kerjakan Soal Kasus halaman 355. 3. Perhatikan durasi pengumpulan tugas. Soal Diskusi 1. Jelaskan arti titik impas dengan contoh yang nyata. Titik impas (break even point) adalah sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan. Dengan kata lain Break even point adalah titik dimana perusahaan menghasilkan jumlah laba yang sama dengan biaya selama proses manufaktur dalam periode akuntansi. Bisa dikatakan bahwa break even point adalah titik impas dalam suatu perusahaan. Hal ini dikerenakan pendapatan  dan pengeluaran sama nilainya, besaran laba bersih untuk periode tersebut adalah nol. Contoh : Anda baru saja mendirikan sebuah usaha pembuatan topi. Setiap bulan produksi Anda adalah 50 topi. Sedangkan harga per buah Rp 40.000. Untuk biaya variabel per topi rata-rata Rp 20.000 dan rata-rata biaya tetap tahunan Rp 2.000.000. Pertanyaannya berapa jumlah topi yang harus diproduksi dan harga per topi agar mencapai BEP? Penyelesaiannya adalah : Pertama – tama  hitung terlebih dahulu jumlah jumlah yang harus diproduksi supaya mencapai titik impas atau break even point. BEP unit produk = Fixed Cost / (Price – Variabel Cost) = 2.000.000 / (40.000 – 20.000) = 100 buah topi BEP nilai penjualan  = Fixed Cost / (1 – (Variabel Cost/Price)) = 2.000.000 / (1 – (20.000/40.000) = Rp 4.000.000 Maka Anda harus memperoleh keuntungan (omset) sebesar Rp 4.000.000 untuk mencapai BEP. Untuk membuktikan apakah hitungan tersebut benar adalah dengan mengalikan unit BEP x harga jual per unit. BEP = 100 x Rp 40.000 = Rp 4.000.000 2. Dalam hal kondisi bagaimana, titik impas digunakan perusahaan dan mengapa analisis titik impas diperlukan bagi perusahaan? Analisis titik impas biasanya digunakan apabila perusahaan ingin mengeluarkan suatu produk baru, artinya dalam memproduksi produk baru tentu berkaitan dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan, kemudian penentuan harga jual serta jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi atau dijual ke konsumen.



Analisis titik impas memberikan pedoman tentang berapa jumlah produk minimal yang harus diproduksi atau dijual, ytujuannya agar perusahaan mampu memperoleh laba yang maksimal. 3. Uraikan secara lengkap kelemahan kelemahan analisis titik impas 1. Perlu asumsi Analisis titik impas membutuhkan banyak asumsi, teruta,a ,emgenai hubungan antara biaya dengan pendapatan. Padahal terkadang asumsi yang digunakan sudah tidak sesuai dengan realitas yang terjadi ke depan. 2. Bersifat statis Analisis ini hanya digunakan pada titik tertentu bukan pada suatu periode tertentu. 3. Tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir Analisis ini hanya baik digunakan jika ada penentuan kegiatan yang dapat dilakukan. 4. Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik Jika aliran kas telah ditentukan melebihi aliran kas yang harus dikeluarkan, proyek dapat diterima dan hal hal lainnya dianggap sama. 5. Hubungan penjualan dan biaya Hubungan penjualan dan biaya adalah dalam hal biaya, jika penjualan dilakukan dalam kapasistas penuh, tetapi memerlukan tambahan penjualan, akan ada tambahan biaya tenaga kerja yang mengakibatkan naiknya variable dan jika diperlukan tamnahan peralatan, maka biaya tetap juga akan meningkat. 6. Kurang mempertimbangkan resiko resiko yang terjadi selama masa penjualan Selama masa penjualan begitu banyak resiko yang mungkin dihadapi, misalnya kenaikan harga bahan baku, yang akan berpengaruh terhadap harga jual dan pada akhirnya akan berpengaruh kepada jumlah penjualan secara keseluruhan, baik unit maupun rupiah. 7. Pengukuran kemungkinan penjualan Jika hendak mmebuat grafik pulang pokok yang didasarkan kepada harga penjualan yang konstan, untuk melihat kemungkinan laba pada berbagai tingkat harga yang harus dibuatkan semua seri grafik untuk tiap tingkat harga. 4. Jelaskan secara lengkap asumsi asumsi analisis titik impas 1. Biaya Untuk memisahkan biaya ini dapat dilakukan melalui dua pendekatan: a. Pendekatan anlitis, yaitu kita harus meneliti setiap jenis dan unsu biaya yang terkandung satu per satu dari biaya yang ada beserta sifat sifat biaya tersebut. b. Pendekatan historis, dalam hal ini yang harus dilakukan adalah memisahkan biaya tetap dan variable berdasarkan angka angka dan data biaya masa lampau. 2. Biaya tetap Biaya yang secara total tidak mengalami perubahan, walaupunada perubahan volume produksi. Artinya kita menganggap biaya tetap konstan sampai kapasitas terentu saja, biasanya kapasitas produksi yang dimiliki. Contoh biaya tetap adalah seperti gaji, penyusutan aktiva tetap, bunga, sewa, dan biaya tetap lainnya.



3. Biaya variable Biaya variable merupakan biaya yang secara total berubah berubah sesuai dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Artinya asumsi kita biaya variable berubah ubah secara sebanding dengan volume perubahan volume produksi atau penjualan. Contoh biaya variable adalah biaya bahan baku, upah buruh langsung dan komisi penjualan variable lainnya. 4. Harga jual Harga jual maksutnya dalam analisis ini hanya digunakan uintuk mmacam harga jual atau harga barang yang dijual. 5. Tidak ada perubahan harga jual Artinya diasumsikan harga jual per satuan tidak dapat berubah selama periode analisis. Hal ini bertentangan dengan kondisi yang sesungguhnya, dimana harga jual dalam suatu periode dapat berubah seriring dengan perubahan biaya biaya lainnya yang berhubungan langsung dengan produk maupun tidak. 5. Untuk menganalisis titik impas digunakan beberapa cara (rumus). Jelaskan dengan contoh yang konkret rumus yang dimaksud dan apa pertimbangan penggunanaan rumus tersebut 1. Dengan Rumusan Matematik a. Analisis Titik Impas Dalam Unit



b. Analisis Titik Impas Dalam Rupiah



Keterangan : BEP = Analisis Titik Impas (Break Even Point) FC = Biaya Tetap (Fixed Cost) VC = Biaya Variabel Persatuan (Variabel Cost) P = Harga Jual Persatuan (Price) S = Jumlah Penjualan (Sales volume) Contoh Kasus PT. Sungailiat memiliki usaha di bidang alat perkakas gergaji dengan data sebagai berikut :



1. Kapasitas produksi yang mampu dipakai adalah 100.000 unit mesin gergaji. 2. Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit 3. Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar Rp.250.000.000,Perincian masing-masing biaya adalah sebagai berikut : 1. Biaya Tetap (Fixed Cost): Overhead Pabrik



Rp. 60.000.000,-



Biaya disribusi



Rp. 65.000.000,-



Biaya administrasi dan umum



Rp. 25.000.000,-



Total biaya tetap



Rp.150.000.000,-



2. Biaya Variable (Variable Cost): Biaya bahan langsung



Rp. 70.000.000,-



Biaya tenaga kerja langsung



Rp. 85.000.000,-



Overhead pabrik



Rp. 20.000.000,-



Biaya distribusi



Rp. 45.000.000,-



Biaya administrasi dan umum



Rp. 30.000.000,-



Total biaya variabel



Rp.250.000.000,-



Pertanyaan: Cari BEP dalam unit maupun rupiah Jawab: Kapasitas Produksi 100.000 unit Harga jual per unit Rp. 5000,Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- = Rp. 500.000.000,-



Ringkasan Buget laba rugi adalah sebagai berikut : Total penjualan 100.000 unit x Rp.5000,- .................................................................... = Rp.500.000.000,-(100 %)



Total biaya variabel. ................................................... = Rp.250.000.000,- ( 50 %) Marginal Income......................................................... = Rp.250.000.000,- ( 50 %) Total biaya tetap ......................................................... = Rp.150.000.000,- ( 30 %) Laba ............................................................................ = Rp.100.000.000,-( 20 %)



Cara lain dapat dilakukan untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan: BEP = Unit BEP x harga jual unit BEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp.300.000.000,2. Dengan Coba-coba Artinya kita mencoba memasukukan angka angka yang kita inginkan sehingga akan terlihat batas laba atau rugi untuk setiap penjualan seperti berikut ini. Jumlah Unit Penjualan 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000 100.00



Jumlah Rupiah Penjualan 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 250.000.000 300.000.000 350.000.000 400.000.000 450.000.000 500.000.000



Biaya Tetap 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000



Biaya Variabel 25.000.000 50.000.000 75.000.000 100.000.000 125.000.000 150.000.000 175.000.000 200.000.000 225.000.000 250.000.000



Total Biaya



Laba (Rugi)



175.000.000 200.000.000 225.000.000 250.000.000 275.000.000 300.000.000 325.000.000 350.000.000 375.000.000 400.000.000



(125.000.000) (100.000.000) (75.000.000) (50.000.000) (25.000.000) 0 25.000.000 50.000.000 75.000.000 100.000.000



3. Dengan Grafik Dari grafik dibawah terlihat bahwa untuk tiap tiap masing unit penjualan terdapat informasi yang lengkap setiap rupiah penjualan, biaya tetap, biaya variable, total biaya maupun laba atau rui. Jadi manajemen dapat melihat jika akan memproduksi sekian unit, akan terlihat seluruh komponen diatas. BEP melalui grafik ta,pak jelas ditunjukan baik dari segi unit maupun rupiah yang diperoleh.



Bentuk grafik :



6. Jelaskan pengertian margin of safety dan kegunaan analisis ini bagi perusahaan Tingkat kemanan atau margin og safety merupakan hubungan atau selisih antara penjualan tertentu (sesuai anggaran) denga npenjualan pada titik impas. Batas aman digunakan untuk mengetahui berapa besar penjualan yang dianggarkan untuk mengantisipasi penurunan penjualan agar tidak mengalami kerugian. 7. Terdapat hubungan yang erat antara penjualan dengan harga jual. Coba jelaskan hubungan tersebut Hubungan penjualan dengan harga jual, jika penjualan dilakukan dalam kapasitas penuh, tetapi memerlukan tambahan penjualan, akan ada tambahan biaya tenaga kerja atau upah, yang mengakibatkan naiknya biaya variable dan jika diperlukan tambahan peralatanatau pabrik maka biaya tetap juha akan meningkat. 8. Jelaskan bagaimana pengaruh kenaikan harga terhadap analisis titik impas yang telah dilakukan sebelumnya Sebagai contoh dari kasus sebelumnya, apabila terjadi kenaikan harga jual per unit dari Rp. 5000 menjadi Rp.6000 (kenaikan 20 %). Pengaruh kenaikan harga jual ini akan berdampak terhadap BEP yang akan berubah menjadi lebih kecil baik dalam rupiah maupun unit. BEP yang baru sesudah kenaikan harga tersebut adalah sebagai beriku:



Nilai Rp 600.000.000, dapay pula dicari dari jumlah kapasitas produksi 100.000 unit kali harga jual baru Rp 6.000,00 Dari BEP rupiah tampak terjadi penurunan sebesar Rp 42.855.673 yaitu Rp 300.000.000 menjadi Rp 257,144.327,00



Dari BEP dalam unit tampak terjadi penurunan sebesar 17.142 unit, yaitu dari 60.000 unit menjadi 42.858 unit. Demikian juga apabila terjadi penurunan harga jual unit sebesar Rp 1.000, misalnya dari Rp 5.000 menjadi Rp 4.000 BEP yang baru adalah sebagai berikut:



Dari BEP rupiah tampak terjadi kenaikan sebesar Rp 100.000.000 yaitu dari Rp 300.000.000 menajdi Rp 400.000.000 Dari BEP dalam unit tampak terjadi kenaikan sebesar 6.667 unit yaitu dari 60.000 unit menjadi 66.667 unit. Soal Kasus PT Tobali memiliki usaha di bidang pembuatan botol air mineral. Kapasitas produksi yang mampu dipakai adalah 1.000.000 botol. Harga jual per satuan diperkirakan Rp 150 per botol. Kemudian total biaya tetap sebesar Rp 200.000.000 dan total biaya variable sebesar Rp 50.000.000. perincian masing masing biaya adalah sebagai berikut:



Biaya tetap : Overhead pabrik



Rp 10.000.000



Biaya distribusi



Rp 7.500.000



Biaya administrasi dan umum



Rp 2.500.000



Total biaya tetap



Rp 20.000.000



Biaya variabel : Biaya bahan langsung



Rp 17.000.000



Biaya tenaga kerja langsung



Rp 8.500.000



Overhead pabrik



Rp 11.500.000



Biaya distribusi



Rp 8.000.000



Biaya administrasi dan umum



Rp 5.000.000



Total biaya variabel



Rp 50.000.000



Pertanyaan : Cari titik impas baik dalam unit maupun rupiah serta MoS nya dengan rumus yang telah disajikan sebelumnya!



Jawab: Jawab : Kapasitas produksi



= 1.000.000 unit



Harga jual per unit



= Rp 150



Total penjualan (1.000.000 unit × Rp 150)



= Rp 150.000.000



Total biaya tetap



= Rp 20.000.000



Biaya tetap / unit (Rp 20.000.000 ÷ 1.000.000)



= Rp 20



Total biaya variabel



= Rp 50.000.000



Biaya variabel / unit (Rp 50.000.000 ÷ 1.000.000)



= Rp 50











BEP dalam unit : BEP ( unit ) =



FC P - VC / unit



BEP ( unit ) =



Rp 20.000.000 = 200.000 unit Rp 150 - Rp 50



BEP dalam rupiah : BEP ( rupiah ) =



FC VC 1 S



BEP ( rupiah ) =







Rp 20.000.000 = Rp 30.000.000 Rp 50.000.000 1Rp 150.000.000



MoS : MoS =



Penjualan per bujet - Penjualan per titik impas × 100 % Penjualan per bujet



MoS =



Rp 150.000.000 - Rp 30.000.000 × 100% = 80% Rp 150.000.000



Ini berarti bahwa tingkat penjualan tidak boleh kurang atau turun 80% dari tingkat penjualan yang direncanakan.