Diskusi 3 Pendidikan Agama Islam (MKDU4221) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Diskusi.3 Tuesday, 21 September 2021, 4:16 PM Coba  perhatikan pernyataan berikut ini, kemudian diskusikan dengan teman saudara  1. Manusia pertama diciptakan oleh Allah adalah adam, kemudian beranak pianak dan membentuk sebuah masyarakat. Menurut Aristoteles, manusia adalah zoon politicon (man is social animal) dimana manusia tidak bisa hidup sendiri, hal yang sama dijelaskan oleh Bouman bahwa Manusia baru menjadi manusia setelah manusia itu hidup dengan manusia lainnya. Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu, bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan kesadaran pada diri setiap anggotanya sebagai suatu kesatuan.           Jelaskan secara singkat asal usul pembentukan masyarakat? 2.  Untuk mencapai sebuah tujuan, setiap manusia wajib memiliki prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh oleh manusia. Begitu juga untuk menciptakan masyaraka madani harus memiliki prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh dan diimplentasi dalam tatanan kehidupan umat manusia. Prinsip-prinsip tersebut adalah 1) keadilan, 2) supremasi hukum 3), egalitarianisme (persamaan), 4) pluralisme, 5) pengawas sosial. Jelaskan kelima prinsip tersebut! 3.  Agama sejatinya selalu membawa kedamaian, kenyamanan, dan ketentraman baik bagi pemeluknya ataupun bukan pemeluknya karena setiap agama selalu memberikan keselamatan bagi pemeluhnya masing-masing. Namun, masih banyak pemelukan yang mengklaim bahwa agama sendiri yang paling benar dan agama orang    lain harus dimusnahkan, sebagaimana insiden di bangsa kita Indonesia seperti Situbondo (Jawa Timur), Ketapang (Jakarta) di mana gereja dibakar oleh umat Islam, Kupang (Nusa Tenggara Timur) di mana masjid dibakar oleh umat Kristiani. Belum lagi kasus Maluku dan Poso yang hingga hari ini belum terselesaikan dengan baik. Salah satu penyebabkan adalah karena kesempitan berfikir dalam beragama. Untuk itu, dibutuhkan peran umat beragama. Jelaskan bagaimana Peran yang dapat dilakukan oleh umat beragama dalam mewujudkan masyarakat madani? Re: Diskusi.3 by AZIZAH ROHADATUL AISY 043938527 - Monday, 1 November 2021, 10:33 AM



A. Asal-usul Pembentukan Masyarakat Keinginan manusia untuk bersama dengan orang lain atau membutuhkan orang lain merupakan fitrah. Soejono Soekanto menyatakan, "Di dalam diri manusia pada dasarnya telah terdapat



keinginan, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lainnya dan keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekitarnya." Hal yang sama juga dikemukakan oleh Thabatahaba'i, bahwa, "Manusia adalah makhluk bermasyarakat menurut wataknya, sehingga kehendak bermasyarakat telah merupakan fitrahnya." Untuk mewujudkan keinginan tersebut manusia harus melakukan interaksi sosial dengan sesamanya. Dengan adanya pergaulan dan interaksi tersebut maka akan tercipta suatu pergaulan hidup. Hubungan sosial tersebut menumbuhkan kesadaran di antara individu-individu akan pentingnya keberadaan yang lain. Namun demikian, karena individu-individu di dalam hubungan sosial itu memiliki karakter masing-masing dan karenanya dimungkinkan terjadinya pertentangan dan konflik, maka untuk menjaga ketertiban dan keajekan, diperlukan suatu aturan atau norma yang mengatur hubungan sosial tersebut. Atas dasar uraian di atas, maka asal-usul pembentukan masyarakat bermula dari fitrah manusia untuk manusia untuk bersama dengan orang lain, lalu terbentuklah hubungan sosial yang melahirkan aturan dan norma. Ada tiga unsur pokok pembentuk masyarakat: individu-individu yang membangun kelompok, hubungan sosial dan aturan. B. Prinsip-prinsip untuk Menciptakan Masyarakat Madani Masyarakat madani yang dideklarasikan oleh Nabi adalah masyarakat yang adil, terbuka, dan demokratis, dengan landasan takwa kepada Allah dan taat kepada ajaran-Nya. Takwa kepada Allah adalah semangat ketuhanan yang diwujudkan dengan membangun hubungan yang baik dengan Allah dan manusia. Hubungan ini tentu saja harus dilandasi dengan berbudi luhur dan akhlak mulia. Dalam konteks ini menjadi jelas masyarakat madani adalah masyarakat berbudi luhur mengacu kepada kehidupan masyarakat berkualitas dan beradab. 1. Keadilan Berbicara tentang keadilan secara horizontal berarti berbicara kesejahteraan umum. Menegakkan keadilan merupakan kemestian yang bersifat fitrah yang harus ditegakkan oleh setiap individu sebagai pengejawantahan dari perjanjian primordial di mana manusia mengakui Allah sebaga Tuhannya. Keadilan merupakan sunnatullah dimana Allah menciptakan alam semesta ini dengan prinsip keadilan dan keseimbangan. Dalam Al-quran  keadilan itu disebut sebagai hukum keseimbangan yang menjadi hokum jagat raya. Keadilan juga merupakan sikap yang paling dekat dengan takwa. Karena itu setiap  praktik ketidakadilan merupakan suatu bentuk penyelewengan dari hakikat kemanusiaan yang dikutuk keras oleh Al-Qur’an. 2. Supremasi Hukum Keadilan harus dipraktikkan dalam semua aspek kehidupan. Di mulai dari menegakkan hukum. Menegakkan hukum yang adil merupakan amanah yang diperintahkan untuk dilaksanakan kepada yang berhak. Dalam usaha mewujudkan supremasi hokum itu maka kita harus menetapkan hukumm kepada siapa pun tanpa pandang bulu, bahkan kepada orang yang membenci kita sekalipun, kita tetap harus berlaku adil.



Atas dasar itulah maka Rasululah menyatakan dengan tegas bahwa hancurnya bangsa-bangsa di masa lalu karena jika orang atas melakukan kejahatan dibiarkan, tetapi jika orang bawah melakukannya pasti dihukum. Rasulullah menegaskan bahwa jika seandainya putrinya, Fatimah, melakukan kejahatan maka beliau akan menghukumnya sesuai dengan hokum yang berlaku. 3. Egalitarianisme (Persamaan) Egalitarianisme artinya adalah persamaan, tidak mengenal sistem dinasti geneologis. Artinya adalah bahwa masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar keturunan, ras, etnis, dll. Melainkan atas prestasi. Bukan prestise tetapi prestasi. Karena semua manusia dan warga masyarakat dihargai bukan atas dasar geneologis di atas melainkan atas dasar prestasi yang dalam Bahasa  Al-Quran adalah takwa. Karena prinsip egalitarianisme inilah, maka akan terwujud keterbukaan di mana seluruh anggota masyarakat berpartisipasi untuk menentukan pemimpinnya dan dalam menentukan kebijakankebijakan publik. 4. Pluralisme Pluralisme adalah sikap di mana kemajemukan merupakan sesuatu yang harus diterima sebagai bagian dari realitas obyektif. Pluralisme ynang dimaksud tidak sebatas mengakui bahwa masyarakat itu plural melainkan juga harus disertai dengan sikap yang tulus bahwa keberagaman merupakan bagian dari karunia Allah dan rahmat-Nya karena akan memperkaya budaya melalui interaksi dinamis dengan pertukaran budaya yang beraneka ragam itu. Kesadaran pluralism itu kemudian diwujudkan untuk bersikap toleran dan saling menghormati di antara sesama anggota yang berbeda baik berbeda dalam hal etnis, suku bangsa, maupun agama. 5. Pengawasan Sosial Karena manusia secara fitrah baik dan suci, maka kejahatan yang dilakukan bukan karena inheren di dalam dirinya akan tetapi lebih disebabkan oleh faktor-faktor luar yang mempengaruhinya. Karena itu, agar manusia dan warga tetap berada dalam kebaikan sebagaimana fitrahnya diperlukan adanya pengawasan sosial. C. Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Madani Berikut ini adalah beberapa peran yang harus dilakukan oleh umat beragama dalam mewujudkan masyarakat madani: 1. menumbuhkan saling pengertian antara sesame umat beragama, 2. melakukan stidu-studi agama, 3. melakukan usaha-usaha penumbuhan sikap-sikap demokratis, pluralis, dan toleran kepada umat beragama sejak dini melalui pendidikan, 4. mengarahkan energi bersama untuk mewujudkan cita-cita bersama membangun masyarakat madani.



Referensi: Buku Materi Pokok MKDU 4221/MODUL 3 Maximum rating: 85 (1)