Diskusi 4 AKL 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Jelaskan apa yang dimakasud dengan penjualan hulu (upstream) dan penjualan hilir (dwonstream), dan apa signifikansi istilah itu dalam menghitung laba perusahaan induk dan laba bersih konsolidasi? Dalam dunia akuntansi, ada dua istilah yang sering digunakan, yaitu upstream dan downstream. Kedua istilah ini berhubungan dengan perusahaan induk dan anak perusahaan. Induk dan anak perusahaan berkaitan dalam hal laba. Laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan induk dipengaruhi oleh kondisi anak perusahaan. Dengan menggunakan metode ekuitas, perusahaan induk mengakui bagiannya dari pendapatan yang diperoleh oleh anak perusahaan. Dalam penangguhan laba, persentase laba yang ditangguhkan disesuaikan dengan kepemilikan oleh perusahaan induk. Jika anak perusahaan dimiliki 100% oleh anak perusahaan, maka 100% laba dari penjualan antar perusahaan yang belum terealisasi akan ditangguhkan oleh perusahaan induk. Jika anak perusahaan hanya dimiliki sebagian oleh anak perusahaan, maka hanya sebagian laba dari penjualan antar perusahaan yang belum terealisasi yang akan ditangguhkan oleh perusahaan induk. Setelah mengetahui hubungan antara induk dan anak perusahaan, sekarang kita akan mempelajari definisi dan perbedaan antara upstream dan downstream. Upstream Dalam dunia akuntansi, upstream adalah penjualan dari anak perusahaan ke perusahaan induk (penjualan dari bawah ke atas). Apa dampak yang terjadi dari penjualan tersebut? Anak perusahaan akan mengalami peningkatan penjualan, peningkatan harga pokok penjualan, dan peningkatan laba kotor. Namun, hal ini tidak akan mempengaruhi laba operasi perusahaan induk kecuali barang yang dijual tersebut dijual kembali kepada entitas atau pihak lain. Pendapatan baru bisa diakui jika penjualan kembali kepada pihak lain sudah terealisasi.   Downstream Jika upstream adalah penjualan dari bawah ke atas, maka sebaliknya dengan downstream yang merupakan penjualan dari bawah ke atas (penjualan dari perusahaan induk ke anak perusahaan. Harga yang terjadi di antara kedua perusahaan tersebut harus diperhatikan dengan baik. Jika harga yang dikenakan sama dengan harga perolehan, maka tidak ada permasalahan dalam pembuatan laporan keuangan. Namun, jika harga yang dikenakan berbeda atau lebih tinggi daripada harga perolehan, maka laporan keuangan harus disesuaikan dengan jurnal eliminasi. Mengapa? Perusahaan induk dan anak perusahaan merupakan satu kesatuan. Dengan demikian transaksi di antara keduanya tidak boleh diakui jika ada laba. Penjualan barang yang tersedia secara downstream disebut juga transaksi hulu atau penjualan persediaan arus ke bawah. Dengan adanya penjualan downstream, maka entitas perusahaan induk akan memiliki keuntungan dari entitas anak perusahaan. Selain itu, penjualan barang yang tersedia secara downstream bisa berdampak positif dan negatif bagi pemegang saham. Kerugian yang ditanggung memang menurun namun di saat bersamaan keuntungan yang diperoleh pun menurun. Laporan Keuangan Konsolidasi Berdasarkan penjelasan diatas, transaksi antara perusahaan induk dan anak perusahaan merupakan hal yang sering terjadi, baik dari perusahaan induk ke anak perusahaan (downstream) maupun dari anak perusahaan ke perusahaan induk (upstream). Oleh karena itulah diperlukan laporan keuangan konsolidasi yang akan menunjukkan kinerja dan kondisi keuangan baik perusahaan induk maupun anak perusahaan.  Jadi, penjualan hulu adalah penjualan dari anak perusahaan ke induk perusahaan. Penjualan hilir adalah transaksi penjualan dari induk perusahaan ke anak perusahaan. Pentingnya desain ini



terletak pada fakta bahwa laba atau rugi pada suatu transaksi adalah laba atau rugi penjualan afiliasi. Dalam kasus laba atau rugi belum terealisasi pada penjualan hilir, seluruh laba atau rugi dibebankan ke perusahaan induk (penjual). Namun, laba atau rugi yang belum terealisasi pada penjualan hulu merupakan laba atau rugi dari perusahaan anak (penjual) dan dibebankan ke perusahaan induk dan kepentingan nonpengendali dalam kaitannya dengan proporsi kepemilikan. 2. PT.Hozutama suksesindo memiliki prosedur kertas kerja konsolidasi yang didasarkan pada asumsi bahwa setiap laba yang belum direalisasi dalam persediaan awal suatu tahun direalisasi melalu penjualan pada tahun berikutnya. Jika  barang  dagang  PT. PT.Hozutama suksesindo tidak  dijual  pada  periode  berikutnya, apakah asumsi tersebut akan mengakibatkan kesalahan pengukuran laba bersih konsilidasi ? Laporan keuangan konsolidasi juga diperlukan untuk mengeliminasi transaksi-transaksi yang terjadi di antara kedua perusahaan tersebut. Mengapa dilakukan eliminasi? Karena keduanya merupakan satu entitas tunggal. Pada jurnal eliminasi, transaksi yang dilakukan di antara perusahaan induk dan anak perusahaan tergantung pada kondisi persediaan di akhir periode. Jika perolehan dan penjualan seluruh persediaan terjadi di satu periode yang sama, maka pada jurnal eliminasi akan dibuat penghapusan angka penjualan dan beban pokok penjualan (nilai penghapusan sama dengan jumlah penjualan seluruh persediaan). Diasumsikan bahwa laba yang delum direalisasi dalam persediaan akhir direalisasikan pada periode berikutnya merupakan kenyamanan, namun tidak menghasilkan pengukuran laba bersih konsolidasi yang tidak benar sepanjang laba belum direalisasi dengan benar pada tanggal yang telah ditentukan. Hal ini dikarenakan, keuntungan yang belum direalisasi pada persediaan awal yang dianggap telah direalisasikan dikredikan ke HPP. Item/akun yang sama akan muncul sebagai keuntungan yang belum direalisasikan dalam persediaan akhir jika barang tersebut tetap tidak terjual dan menghapus hasil barang-barang ini dalam mendebet HPP dengan jumlah yang sama. Jika pada akhir periode seluruh persediaan belum terjual, maka perusahaan induk harus mengeliminasi keuntungan dan kerugian dari penjualan persediaan dengan mengurangi nilai persediaannya. Ketika seluruh penjualan akhirnya terjual, mengeliminasi keuntungan dan kerugian dari penjualan persediaan yang belum terealisasi harus dilakukan. 3. Pada tahun 2020, PT Hanum menjual sediaan dengan kos Rp 400.000 ke PT Rani sebesar Rp 460.000. PT Rani menjual sediaan sebanyak Rp 400.000 (kos) dan masih tersisa Rp 160.000 dengan harga Rp 475.000 kepada pelanggannya. Buatlah ayat jurnal yang terkait untuk pembukuan PT Hanum (25 Point) dan PT Rani (25 Point)! PT Hanum Kas Penjualan HPP Sediaan PT Rani Sediaan



Rp460.000 Rp460.000 Rp400.000 Rp400.000 Rp460.000



Kas Piutang Dagang Penjualan HPP Sediaan



Rp460.000 Rp475.000 Rp475.000 Rp400.000 Rp400.000