Diskusi 7 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Silakan rekan-rekan mahasiswa berdiskusi dalam forum diskusi 7 ini, dengan salah satu topik berikut. 1.



Bagaimana kesiapan ekonomi Indonesia dalam menghadapi globalisasi?



2.



Apakah pandemi seperti ini dapat menyebabkan krisis dalam ilmu ekonomi?



Jangan lupa menulis sumber materi untuk menghindari indikasi plagiasi. Hindari copy paste jawaban teman. Copy paste diperbolehkan dari sumber utama (buku/jurnal) namun diwajibkan untuk di rewrite terlebih dahulu dan dilengkapi sumber referensi sebelum di upload Kesiapan Ekonomi Indonesia dalam Menghadapi Globalisasi Globalisasi berasal dari kita “globe” yang artinya Dunia. Globalisasi artinya proses mendunia atau menuju satu dunia. Dalam kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of Contemporary English, global diartikan sebagai concerning the whole earth; maksudnya adalah sesuatu yang berkaitan dengan dunia internasional atau seluruh dunia. Konsep globalisasi menurut Prijono Tjiptoherijanto adalah suatu pengertian ketiadaan batas antar Negara (stateless). Kesimpulan bahwa “Globalisasi” merupakan suatu proses dimana pengintegrasian manusia dengan segala macam aspek kehidupan ke dalam satu kesatuan masyarakat yang utuh dan yang lebih besar dalam kehidupan internasional. Indonesia adalah Negara berkembang yang mempunyai kepentingan dalam era globalisasi bahkan Indonesia masih mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dalam hal pemulihan krisis ekonomi itu Indonesia masih tentu membutuhkan bantuan dari pihak luar. Bukan hanya dalam bidang ekonomi, akan tetapi juga harus mengikuti perkembangan dalam bidang politik, sosial, dan kebudayaan serta pendidikan supaya Indonesia tidak mengalami ketertinggalan dengan negara lain. Oleh sebab itu, globalisasi sangat penting bagi Indonesia. Apalagi letak geografis Indonesia yang strategis di kawasan Asia Tenggara diantara dua benua, yaitu Asia dan Australia dan Indonesia juga meruapakan jalur pelayaran Internasional. Kebijakan Indonesia dalam bidang ekonomi, upaya nya menghadapi tantangan globalisasi adalah sebagai berikut : Dengan mengembangkan perekonomian yang berorientasi secara global sesuai dengan kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan secara kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif sebagai negara maritim dan agraris.  Sesuai kompetensi dan produk unggulan di setiap daerah terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan, kelautan, pertambangan, pariwisata, serta industri kecil serta kerajinan rakyat. Mengembangkan kebijakan industri,  perdagangan dan investasi dalam rangka meningkatkan Persaingan global dengan membuka aksesibilitas yang sama terhadap kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat, dan seluruh daerah melalui keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan sumber daya manusia dengan menghapus segala bentuk perlakuan diskriminatif dan hambatan. Kebijakan Indonesia dalam bidang politik dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi adalah sebagai berikut :



Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi pada kepentingan nasional, menitikberatkan pada solidaritas antar negara berkembang mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa, menolak penjajahan dalam segala bentuk, serta kerja sama internasional bagi kesejahteraan rakyat. Dan meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi perdagangan bebas, terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA, AFEC dan WTO. Yang kemudian dengan memperkuat kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana penerangan khususnya di luar negeri dalam rangka memperjuangkan kepentingan Nasional di Forum Internasional. Kebijakan Indonesia di bidang Agama dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi adalah : Dengan meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sistem pendidikan agama, sehingga lebih terpadu dan integral dengan sistem pendidikan nasional dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaan dalam ikut mengatasi dampak perubahan yang terjadi dalam semua aspek kehidupan untuk memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa, serta memperkuat kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kebijakan Indonesia di bidang Pendidikan dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan IPTEK antara lain : Dengan meningkatkan kemampuan akademik dan kesejahteraan tenaga kependidikan sebagai tenaga kependidikan. Diharapkan tenaga pendidikan mampu berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa  lembaga dan tenaga pendidikan. Serta meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kebijakan Indonesia di bidang sosial budaya dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan IPTEK diantaranya: Mengembangkan dan membina kebudayaan Nasional bangsa Indonesia yang bersumber dari warisan budaya leluhur bangsa, budaya nasional yang mengandung nilai-nilai universal, termasuk kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka mendukung terpeliharanya kerukunan hidup bermasyarakat dan berbangsa dan bernegara. Memberantas secara sistematis perdagangan dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang dengan memberikan sanksi yang seberat-beratnya kepada produsen, pengedar dan pemakai. Melindungi segenap generasi muda dari bahaya destruktif, terutama bahaya penyalahgunaan narkotika, obat-obatan terlarang dan narkotika lainnya melalui gerakan pemberantasan dan peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkotika. Dari uraian yang dijelaskan diatas, sangat jelas sekali bahwa Indonesia telah mempersiapkan diri untuk menyongsong era globalisasi, sehingga diharapkan Indonesia ke depan mampu menyesuaikan diri dengan pesatnya arus globalisasi dan siap menghadapi AFTA, AFEC dan WTO. Kebijakan Indonesia di bidang Pendidikan dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan IPTEK antara lain :



Dengan meningkatkan kemampuan akademik dan kesejahteraan tenaga kependidikan sebagai tenaga kependidikan. Diharapkan tenaga pendidikan mampu berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa  lembaga dan tenaga pendidikan. Serta meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kebijakan Indonesia di bidang sosial budaya dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan IPTEK diantaranya: Mengembangkan dan membina kebudayaan Nasional bangsa Indonesia yang bersumber dari warisan budaya leluhur bangsa, budaya nasional yang mengandung nilai-nilai universal, termasuk kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka mendukung terpeliharanya kerukunan hidup bermasyarakat dan berbangsa dan bernegara. Memberantas secara sistematis perdagangan dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang dengan memberikan sanksi yang seberat-beratnya kepada produsen, pengedar dan pemakai. Melindungi segenap generasi muda dari bahaya destruktif, terutama bahaya penyalahgunaan narkotika, obat-obatan terlarang dan narkotika lainnya melalui gerakan pemberantasan dan peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkotika. Dari uraian diatas, sangat jelas sekali bahwa Indonesia telah mempersiapkan diri untuk menyongsong era globalisasi, sehingga diharapkan Indonesia ke depan mampu menyesuaikan diri dengan pesatnya arus globalisasi dan siap menghadapi AFTA, AFEC dan WTO. Namun, hasil kajian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan Indonesia ternyata belum siap menghadapi fenomena tersebut, terutama di bidang ekonomi. Hal ini mengemuka pada seminar Indeks Kesiapan Masyarakat dalam Merespons Global Village , di LIPI Jakarta. Dalam paparannya, Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain mengungkapkan, globalisasi diyakini menjadi faktor pengungkit dalam membangun tata kelola pemerintahan, praktek demokrasi, aktivitas ekonomi, dinamika sosial dan interaksi budaya. Pudarnya batasan budaya dan interaksi masyarakat menciptakan suasana borderlessworld yang merupakan situasi hilangnya batas-batas sosial. (sumber: lipi.go.id) LIPI telah melakukan survei dengan jumlah responden sebanyak 4.561 orang di tiga daerah untuk mengukur Indeks Kesiapan Masyarakat (IKM). Tiga daerah tersebut yaitu provinsi Sumatera Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. Hasil survei menunjukkan angka absolut IKM dari ketiga provinsi sebesar 51,25 dari angka minimum 26,77 dan maksimum 82,20 dari skala 1-100. Hasil surveu cukup mengejutkan, masyarakat di tiga provinsi tersebut masih relatif belum siap dalam menghadapi fenomena globalisasi, terutama dalam bidang ekonomi (sumber: lipi.go.id) Dalam BMP Perekonomian Indonesia disebutkan bahwa Indonesia tidak memiliki daya saing nasional di tengan pasar global karena praktik kolusi, korupsi dan nepotisme yang terjadi di seluruh bidang kehidupan terutama pada bidang ekonimi. Indonesia umumnya memiliki daya saing atas produk-produk primer atau industri karena ditopang input yang murah seperti produk-produk yang bersifat padat karya karena upah buruh murah. Dengan kondisi seperti itu pastinya sulit bagi Indonesia menembus pasar global (sumber: BMP ESOA4314 hal 9.7).



Jangankan menghadapi globalisasi ekonomi, menghadapi perdagangan bebas dengan cina pun Indonesia sudah kelabakan. Erwin Aksa sebagaimana dikutip oleh Sumiati dalam https://www.topbusiness.id/ menegaskan pentingnya belajar dari kegagalan Indonesia ketika berdagang dengan China. Kesalahan terbesar Indonesia adalah Indonesia tidak pernah belajar dari sejarah. Enam tahun sebelum perdagangan bebas dengan China diberlakukan, Indonesia tidak mempersiapkan diri dengan baik dan bahkan tampak santai menghadapinya dan Indonesia hanya ikut arus dan mengalir begitu saja. Sedangkan China telah bekerja keras membangun daya saingnya sehingga ketika memasuki perdagangan bebas, otot-otot bisnisnya sudah kuat. Dan Indonesia terkaget-kaget dalam menghadapinya karena ternyata daerah Glodok, Kemayoran, Tanah Abang, Cipulir diserbu produkproduk China. Kala itu Indonesia hanya mengandalkan ekspor sumber daya alam. Padahal sebelum perdagangan bebas dimulai Indonesia telah mengekspor sumber daya alam karena menjadi kebutuhan dasar industri disana. Dalam hal daya saing Indonesia saat ini masih kalah dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand (sumber : https://www.topbusiness.id/) Sumber : -



https://www.kompasiana.com/devikumalasari/54f83ebfa33311ce5d8b4896/ini-loh-kesiapanindonesia-menuju-globalisasi-dunia?page=all#section1 Edy Suandi Hamid, 2020. Perekonomian Indonesia (BMP ESPA4314). Tanggerang : Universitas Terbuka https://www.topbusiness.id/17046/kesiapan-indonesia-menghadapi-masyarakat-ekonomiasean.html http://lipi.go.id/berita/masyarakat-indonesia-belum-siap-hadapi-globalisasi/10424