Pertemuan 9 S1 Ubl - Metode Fenomenologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pertemuan 9 METODE FENOMENOLOGI DOSEN: DR. IR. PRUDENSIUS MARING, MA



UNIVERSITAS BUDI LUHUR



MATERI DAN TUJUAN 



Mahasiswa diharapkan mampu: 



Memahami metode fenomenologi dalam penelitian kualitatif.







Memahami ciri khas metode fenomenologi dalam penelitian kualitatif.







Memahami tipe-tipe metode fenomenologi dalam penelitian kualitatif.







Memahami alur pelaksanaan metode fenomenologi dalam penelitian kualitatif.







Mahasiswa mereview sebuah contoh artikel yang menggunakan metode fenomenologi (lihat petunjuk dalam slide belakang).



2



POSISI FENOMENOLOGI DALAM PENELITIAN KUALITATIF 



3



Fenomenologi sering dihubungkan dengan beberapa konsep yang bisa menggambarkan variasi pemahaman tentang “fenomenologi” dalam ilmu sosial: 



Studi fenomenologi







Penelitian fenomenologi.







Riset fenomenologi







Kajian fenomenologi







Pendekatan fenomenologi







Metodologi fenomenologi







Metode fenomenologi.







Variasi penyebutan dan penggunaan konsep di atas bisa dijumpai dalam artikel jurnal dan buku-buku yang membahas tentang penelitian kualitatif. Variasi penyebutan ini sulit dihindari, yang penting kita mengetahui konteks penggunaannya.







Untuk bisa mengetahui konteks-konteks penyebutan dan penggunaan tersebut diperlukan pemahanan tentang fenomenologi.



.... POSISI FENOMENOLOGI DALAM PENELITIAN KUALITATIF







4



Beberapa kajian yang bisa memperlihatkan di mana posisi fenomenologi dalam penelitian kualitatif: 



Mengacu pada kerangka pikir Creswell (2015) dalam bukunya tentang “Penelitian Kualitatif dan Desain Riset”, fenomenologi ditempatkan sebagai salah satu pendekatan



dalam penelitian kualitatif. Creswell selalu menempatkan dan menyebut fenomenologi sebagai “pendekata “, atau “studi” atau “metode”. Ada lima pendekatan dalam penelitian kualitatif yang dikemukan dan diperbandingkan Creswell yaitu “studi naratif, studi fenomenologi, studi grounded theory, studi etnografi, dan studi kasus”.



.... POSISI FENOMENOLOGI DALAM PENELITIAN KUALITATIF







5



Beberapa kajian yang bisa memperlihatkan di mana posisi fenomenologi dalam penelitian kualitatif: 



Menurut Denzin & Lincoln dikutip Irianto dan Subandi (2015), metode penelitian kualitatif terbagi atas pendekatan “biografi, fenomenologi, studi kasus, grounded theory, dan etnografi”.







Jenis penelitian kualitatif juga berkembang menjadi beberapa pendekatan seperti pendekatan “etnometodologi, studi tokoh, studi teks, konten analisis, dan hermeneutika” (Helaluddin, tanpa tahun).



.... POSISI FENOMENOLOGI DALAM PENELITIAN KUALITATIF







6



Menurut Creswell (2015), luasnya penggunaan konsep fenomenologi dalam studi ilmu-ilmu sosial dan humaniora, setidaknya karena dua alasan (Creswell, 2015): 



Pertama: Fenomenologi digunakan sebagai sebuah paradigma atau perpektif teoritis yang menjadi payung penelitian kualitatif. Dalam hal ini, fenomenologi disepadankan dengan paradigma interpretif atau naturalistik. Disebut ‘naturalistik’ karena perolehan data dilakukan dengan latar alami.







Kedua: Fenomenologi juga digunakan sebagai nama salah satu jenis pendekatan dalam penelitian kualitatif atau sebagai sebuah metodologi untuk mencari kebenaran ilmiah.



.... POSISI FENOMENOLOGI DALAM PENELITIAN KUALITATIF



BASIS METODE KUALITATIF YANG KITA BAHAS DI KELAS METODE METODE BERBASIS BERBASIS TEKS LAPANGAN Framing Semiotika Hermeneutika Wacana Netnografi Analisis Isi



Deskriptif Studi Kasus Fenomenologi Dramaturgi Etnografi Etnometodologi



7



PENGERTIAN FENOMENOLOGI



8







Fenomenologi merupakan studi yang mendeskripsikan pemaknaan umum dari sejumlah individu terhadap berbagai pengalaman hidup yang mereka alami.







Definisi fenomenologi juga diutarakan oleh beberapa pakar dan peneliti dalam studinya. Menurut Alase (2017) fenomenologi adalah sebuah metodologi kualitatif di mana peneliti menerapkan dan mengaplikasikan kemampuan subjektivitas dan interpersonalnya dalam proses penelitian eksploratori.



FOKUS STUDI FENOMENOLOGI 



9



Mengacu kepada definisi Creswell: 



Studi fenomenologi fokus mendeskripsikan apa yang sama atau umum dari semua partisipan ketika mereka mengalami fenomena tertentu (Creswell, 2015). Fenomena yang dialami tersebut, misalnya, insomnia, kesendirian, kemarahan, dukacita, atau pengalaman operasi bypass pembuluh koroner (Moustakas, 1994 dalam Creswell, 2015).







Peneliti fenomenologi mengumpulkan data dari semua individu yang telah mengalami fenomena tersebut, dan mengembangkan deskripsi gabungan tentang esensi dari pengalaman tersebut bagi semua individu yang diteliti.







Deskripsi yang dibuat oleh peneliti terhadap semua individu yang diteliti meliputi dua hal utama, yaitu tentang apa yang mereka alami dan bagaimana mereka mengalaminya?



TUJUAN STUDI FENOMENOLIGI Tujuan utama dari studi fenomenologi adalah untuk menggali dan mendeskripsi pengalaman individu pada fenomena tertentu agar menjadi deskripsi tentang esensi atau intisari universal (“pemahaman tentang sifat yang khas dari suatu fenomena,” van Manen, 1990, hlm. 163).  Untuk mencapai tujuan tersebut maka para peneliti fenomenologi mengidentifikasi fenomena sebagai obyek pengalaman manusia atau para partisipan yang diteliti. 



10



KELEBIHAN DAN KELEMAHAN FENOMENOLOGI 



11



Fenomenologi memiliki beberapa kelebihan: 







Pertama, sebagai metode keilmuan, fenomenologi dapat mendeskripsikan dan menggambarkan suatu fenomena secara apa adanya tanpa memanipulasi data di dalamnya. Dalam kondisi ini, peneliti harus mengesampingkan terlebih dahulu pemahamannya tentang agama, adat, dan ilmu pengetahuan agar pengetahuan dan kebenaran yang ditemukan/digali dari partisipan/informan benar-benar objektif. Kedua, metode ini memandang objek kajiannya sebagai sesuatu yang utuh dan tidak terpisah dengan objek lain.



.... KELEBIHAN DAN KELEMAHAN FENOMENOLOGI







12



Fenomenologi memiliki kelemahan yang melekat pada pelaku studi yang mengklaim menerapkan fenomenologi: 



Seperti diungkapkan oleh Sohn dkk (2017) bahwa banyak peneliti kontemporer yang mengklaim menggunakan pendekatan fenomenologi tetapi pada kenyataanya mereka jarang menghubungkan metode tersebut dengan prinsip dari filosofi fenomenologi. Hal itulah yang seharusnya diperbaiki oleh para peneliti fenomenologi dewasa ini.



LANDASAN FILOSOFIS FENOMENOLOGI 



13



Creswell (2015) menyatakan bahwa asumsi filosofis studi fenomenologi berpijak pada landasan berpikir bahwa: 



Studi fenomenologi adalah studi tentang pengalaman hidup dari person-orang.







Pengalaman itu dikonstruksi secara sadar dan sesuatu yang bersifat sadar.







Esensi fenomenologi adalah pengembangan deskripsi tentang pengalaman, bukan pada penjelasan atau analisis.



.... LANDASAN FILOSOFIS FENOMENOLOGI







14



Stewart dan Mickunas (1990) meletakkan perspektif filosofis dalam studi fenomenologi dengan menekankan hal-hal berikut (dalam Creswell, 2015): 



Peletakan kembali tugas tradisional filsafat sebagai upaya pencarian kebijaksanaan yang tidak boleh dipengaruhi atau dikendalikan ilmu pengetahuan empiris.







Studi fenomenologis adalah pendekatan yang menahan semua pertimbangan dan penilaian yang terburu-buru meragukan pengalaman partisipan yang ditemukan di lapangan. Peneliti fenomenologi harus mampu mengendalikan diri dan tidak menggunakan pengalaman atau pengetahuannya untuk mereduksi pengalaman yang dijumpai dari partisipan (ini yang disebut sebagai epoche).







Peneliti fenomenologi tidak boleh membuat dikotomi subyek-obyek. Apa yang peneliti temukan dari pengalaman partisipan harus dilihat sebagai kesadaran yang melekat dalam diri partisipan.



CIRI UTAMA METODE FENOMENOLOGI 



Ciri utama dari studi fenomenologi adalah memberi tekanan pada fenomena yang hendak dieksplorasi. Fenomena tersebut bisa terbentuk dari konsep atau ide tunggal.







Ide atau konsep tersebut bisa beragam, misalnya: 



Ide atau konsep pendidikan yang dielaborasi lebih khusus tentang “pertumbuhan professional”.







Ide atau konsep psikologis yang dielaborasi lebih khusus tentang “dukacita”.







Ide atau konsep kesehatan yang dielaborasi lebih khusus, misalnya imunitas tubuh, daya tahan tubuh, pandemic, ......







Dan lain-lain: kekerasan, solidaritas sosial,.......



15



.... CIRI UTAMA METODE FENOMENOLOGI



16







Fokus eksplorasi fenomena dilakukan pada kelompok individu yang telah mengalami fenomena tersebut. Individu yang mengalami atau terlibat dalam fenomena tersebut bisa diidentifikasi dalam kategori jumlah tertentu bisa 3 hingga 25 individu (tergantung ruang lingkup masalah).







Dalam studi fenomenologi, peneliti berusaha untuk tidak melibatkan pengalaman pribadinya ke dalam fenomena tersebut. Peneliti berusahan untuk fokus pada pengalaman partisipan atau pengalaman individu yang terlibat dalam penelitian tersebut.







Kemampuan peneliti tidak melibatkan pengalaman pribadinya dan fokus pada pengalaman partisipan adalah harapan ideal dalam studi fenomenologi.



METODE PENGUMPULAN DATA DAN ANALSIS 



Dalam studi fenomenologi, metode pengumpulan data yang khas adalalah metode wawancara. Namun, metode wawancara bukanlah metode tunggal yang berlaku universal. Dalam pelaksanaannya bisa digunakan metode lain seperti metode observasi atau pengataman, metode studi dokumen, dan sumber data lain berupa teks seperti puisi.







Analisis data dapat mengikuti prosedur sistematis yang bergerak dari satuan analisis yang sempit (misalnya, pernyataan penting) menuju satuan yang lebih luas (misalnya, satuan makna) kemudian menuju deskripsi yang detail yang merangkum dua unsur, yaitu “apa” yang telah dialami oleh individu dan “bagaimana” mereka mengalaminya.



17



.... METODE PENGUMPULAN DATA DAN ANALSIS



18







Unsur “apa” yang dialami individu dan “bagaimana” mereka mengalaminya adalah esensi atau intisari puncak dari studi fenomenologi.







Studi fenomenologi selalu diakhiri dengan deskripsi terhadap dua esensi/intisari tersebut.



Satuan Analisis yang Sempit



Satuan Analisis yang lebih Luas



Deskripsi Detail sebagai Esensi/Intisari: “Apa” dan “Bagaimana”



TIPE METODE FENOMENOLOGI 



Tipe Fenomenologi Hermeneutik (van Manen, 1990): 



Studi fenomenologi hermeneutik diarahkan pada pengalaman hidup (fenomena) dan ditujukan untuk menafsirkan “teks” kehidupan (hermeneutika).







Dalam studi fenomenologi hermeneutik, para peneliti harus memperhatikan dan menjalankan jalinan dinamis antara enam aktivitas riset/studi secara bertahap.



19



.... TIPE METODE FENOMENOLOGI







Enam prosedur aktivitas studi dalam fenomenologi hermeneutik: 1.



Peneliti harus memberi perhatian atau fokus pada fenomena. Fenomena menjadi hal utama yang sungguh-sungguh menarik bagi peneliti.



2.



Peneliti memperhatikan munculnya tema inti yang menyusun watak dari pengalaman hidup.



3.



Peneliti menulis deskripsi tentang fenomena yang dialami.



4.



Peneliti memelihara hubungan yang kuat antara topik penelitian dan menyeimbangkan dengan keseluruhan studi.



5.



Peneliti membuat penafsiran terhadap pengalaman.



6.



Peneliti memediasi antara makna yang berbeda dari pengalaman hidup tersebut.



20



.... TIPE METODE FENOMENOLOGI







21



Tipe fenomenologi transendental atau psikologis (Moustakas, 1994): 



Studi fenomenologi transendental lebih fokus pada deskripsi tentang pengalaman dari para partisipan, sebaliknya kurang fokus pada penafsiran dari peneliti.







Para peneliti harus menyingkirkan atau mengurung (epoche) pengalaman mereka sendiri untuk memperoleh perspektif yang baru dan segar dari fenomena yang dipelajari. Keadaan ini memang jarang tercapai secara sempurna, namun bisa diterapkan oleh peneliti fenomenologi.



.... TIPE METODE FENOMENOLOGI







22



Prosedur studi fenomenologi transsendental atau psikologis sebagai berikut: 



Peneliti mengidentifikasi fenomena yang hendak dipelajari.







Peneliti mengurung pengalaman sendiri agar tidak berpengaruh dalam studi fenomenologi yang dilakukan.







Peneliti mengumpulkan data dari beberapa orang yang telah mengalami fenomena tersebut.







Peneliti menganalisis data dengan mereduksi informasi menjadi pernyataan atau kutipan penting dan memadukan pernyataan tersebut menjadi tema.







Peneliti mengembangkan deskripsi tekstural tentang apa yang dialami para partisipan.







Peneliti mengembangkan deskripsi struktural tentang bagaimana mereka mengalami dalam sudut pandang kondisinya, situasinya, dan konteksnya.







Peneliti membuat kombinasi deskripsi tekstural dan struktural untuk menyampaikan esensi keseluruhan dari pengalaman tersebut.



PROSEDUR PENERAPAN METODE FENOMENOLOGI 



Prosedur atau langkah-langkah dalam penelitian fenomenologi dimulai dari: a.



Menentukan topik dan masalah penelitian.



b.



Menentukan asumsi filosofis.



c.



Menentukan informan dan data.



d.



Mengumpulkan data.



e.



Melakukan analisis.



f.



Menulis hasil penelitian fenomenologi.



23



.... PROSEDUR PENERAPAN METODE FENOMENOLOGI



24



a. Penentuan Topik dan Masalah Penelitian: 



Topik yang paling cocok untuk diteliti adalah permasalahan yang berkaitan dengan pengalaman yang sama dari beberapa individu pada fenomena yang sama. Pengalaman yang sama dari beberapa individu ini diperlukan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang ciri-ciri dari fenomena tersebut. Creswell mengemukakan beberapa fenomena yang menarik untuk dipelajari, misalnya: 



Kemarahan







Profesionalisme.







Kurang berat badan (underweight).







Pengalaman belajar.







Pengalaman mengendarai sepeda.







Pengalaman permulaan sebagai ayah.







Pengalaman dukacita.



.... PROSEDUR PENERAPAN METODE FENOMENOLOGI



25



b. Pengenalan dan Penentuan Asumsi Filosofis: lihat slide di depan! 



Studi fenomenologi adalah studi tentang pengalaman hidup dari person-orang. Pengalaman itu dokonstruksi secara sadar dan sesuatu yang bersifat sadar. Esensi fenomenologi adalah pengembangan deskripsi tentang pengalaman, bukan pada penjelasan atau analisis.







Studi fenomenologis adalah pendekatan yang menahan semua pertimbangan dan penilaian yang terburu-buru meragukan pengalaman partisipan yang ditemukan di lapangan. Peneliti fenomenologi harus mampu mengendalikan diri dan tidak menggunakan pengalaman atau pengetahuannya untuk mereduksi pengalaman yang dijumpai dari partisipan (ini yang disebut sebagai epoche).







Peneliti fenomenologi tidak boleh membuat dikotomi subyek-obyek. Apa yang peneliti temukan dari pengalaman partisipan harus dilihat sebagai kesadaran yang melekat dalam diri partisipan.



.... PROSEDUR PENERAPAN METODE FENOMENOLOGI



26



c. Pengumpulan Data dan Penentuan Informan: 



Pengumpulan data bisa dilakukan melalui metode wawancara mendalam terhadap para partisipan atau informan.







Rekomendasi jumlah informan atau partisipan yang diwawancara bersifat beragam, berkisar antara 3 sampai 15 atau 5 sampai 25 partisipan yang diwawancara. Penentuan jumlah informan tergantung ruang lingkup dan keluasan fenomena yang diteliti.







Para informan atau partisipan dalam penelitian harus dipilih secara cermat agar diperoleh pemahaman yang sama.







Selain metode wawancara, pengumpulan data juga bisa dilakukan melalui metode pengamatan atau observasi, jurnal, puisi, atau bentuk kesenian lainnya; termasuk percakapan yang direkam, jawaban atau respon yang ditulis secara formal, atau laporan pengalaman dalam bentuk drama, film, puisi, dan novel.



.... PROSEDUR PENERAPAN METODE FENOMENOLOGI



27



d. Pengajuan Pertanyaan Utama Kepada Informan: 



Dalam penerapan metode pengumpulan data seperti dikemukakan di atas, peneliti harus fokus pada dua pertanyaan umum yang perlu diajukan. Dua pertanyaan umum tersebut bisa ditempatkan sebagai pertanyaan pemandu (guide question).







Pertanyaan umum dalam studi fenomenologis adalah:











Apa yang dialami informan-partisipan terkait denggan fenomena yang diteliti?







Apa konteks atau situasi yang telah mempengaruhi pengalaman informanpartisipan dalam fenomena tersebut?







Bagaimana partisipan mengalami fenomena tersebut?



Pertanyaan lain bisa diajukan untuk melengkapi deskripsi tekstual dan struktural tentang fenomena yang dialami informan atau partisipan dalam penelitian.



.... PROSEDUR PENERAPAN METODE FENOMENOLOGI



28



e. Analisis Data Fenomenologis: 



Proses analisis data dalam studi fenomenologi sejalan dengan prosedur analisis data dalam penelitian kualitatif pada umumnya.







Analisis data dimulai dengan memeriksa data sebagai jawaban atas dua pertanyaan utama yang diajukan ke partisipan, termasuk pertanyaan tambahan yang diajukan.







Transkripsi wawancara dicermati, termasuk memeriksa semua data hasil observasi, dokumen, dan laporan pengalaman partisipan.







Berdasarkan data yang tersedia, peneliti memberi fokus perhatian pada pernyataan penting, kalimat, atau kutipan yang berkontribusi untuk memberi pemahaman tentang fenomena yang diteliti.







Peneliti kemudian mengidentifikasi, mengembangkan analisis, dan membuat pernyataan penting berdasarkan kelompok makna dan tema.



.... PROSEDUR PENERAPAN METODE FENOMENOLOGI



29



f. Penulisan Hasil Penelitian Fenomenologi: 



Secara umum hasil penelitian fenomenologis terlihat dalam kedalaman deskripsinya. Penulisan hasil penelitian fenomenologi dimulai dari menulis deskripsi tekstural dan struktural.







Berdasarkan pernyataan penting dan tema, penulis membuat deskripsi tekstural dan deskripsi struktural. Deskripsi tekstural tentang apa yang dialami oleh partisipan, sedangkan deskripsi struktural tentang konteks atau latar yang mempengaruhi bagaimana para partisipan mengalami fenomena tersebut.







Tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah menulis deskripsi gabungan. Peneliti menulis deskripsi gabungan yang mempresentasikan esensi dari fenomena, tahap penulisan ini disebut struktur invariant esensial.







Deskripsi gabungan fokus pada pengalaman yang sama dari para partisipan untuk mendapatkan struktur dasar yang sama.



REFERENSI



30



Cresswell,W.John, 2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih di Antara Lima Pendekatan. Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.



Cresswell,W.John, 2010, Researc Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Denzin, Norman K. & Lincoln, Yvonna S. (Ediors), 1995. Handbook of Qualitative Research. Sage Publication. Thousand Oaks, California. Ahmadi, Ruslam, 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: AR-RUZZ Media. Sudjana, N dan Ibrahim, 1989. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Sinar Baru. Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Mthods). Bandung: Alfabeta,



31



TERIMA KASIH