Prosedur Pemeriksaan CTA Lower Extremity (Run Off) ... PDF (Indonesia) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROSEDUR PEMERIKSAAN CTA LOWER EXTREMITY (RUN OFF) PADA KASUS PERIPHERAL ARTERY DISEASE (PAD) DI INSTALASI RADIOLOGI SILOAM HOSPITALS LIPPO VILLAGE TANGERANG CTA LOWER EXTREMITY (RUN OFF) EXAMINATION PROCEDURE OF CASE PERIPHERAL ARTERY DISEASE (PAD) IN THE INSTALLATION RADIOLOGY SILOAM HOSPITALS LIPPO VILLAGE TANGERANG 1



Zirmaroni1 , J.Dahjono2 , Bagus Abimanyu3 Student of Health Polytechnique of Semarang 2 Health Polytechnique of Semarang 3 Health Polytechnique of Semarang e-mail : [email protected]



Background: CTA Lower extremity (Run Off) examination procedure of case peripheral artery disease (PAD) in installation Radiology Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang is before the fasting patient examination at least 2 hours in advance. Injection of intravenous contrast medium by scanning bolus tracking method. Region Of Interest in the abdominal aorta or high lumbar 3, and post-contrast scan delay of 2 seconds post threshold at 100 HU. The purpose of this study to determine the inspection procedures and to identify why do decision-scan range that starts from the pelvis to tip pedis. due to assess the aorta, the artery iliaka and to see abnormalities and aneurysms and stenosis. Methods: This type of research is a qualitative case study approach. Subjects were radiographers, radiologists and doctor sender. Data processing and analysis was done by direct observation, in-depth interviews with sources, and documentation study. Processing and analysis of data is done by reducing the data, create tables categorization, subsequently made in the form of graphs coding. Drawing conclusions drawn by comparing the existing theories with application in the field. Result: Injection of intravenous contrast media power injector using a double syringe with biphasic injection method, contrast volume 120 ml. concentration of 370 mg/l, using a flowrate of 4 ml/s, next saline flushing NaCl volume of 35 ml. Results reconstructed picture of 1.0 mm, then processed into 3D to be made sliced axial, coronal MIP and VRT. Keywords: Peripheral artery disease (PAD), bolus tracking, the scan range. PENDAHULUAN Modalitas Multi Slice Computed Tomography (MSCT) sangat penting perannya dalam pemeriksaan pembuluh darah yang sering disebut CTA (Computed Tomography Angiography). CTA merupakan pemeriksaan radiografi dengan tujuan untuk mengevaluasi pembuluh darah dengan cara memasukkan media kontras kedalam pembuluh darah tertentu. Sedangkan CTA menurut jose (2008), adalah metode pencitraan diagnostik yang dapat menampilkan gambaran pembuluh darah dengan menggunakan bahan kontras untuk menampilkan gambaran yang detail. CTA digunakan untuk menghasilkan gambaran dari jalur pembuluh darah arteri maupun vena. Biasanya untuk pendeteksian penyempitan atau aneurysm (pembesaran dinding pembuluh, kemungkinan akan terjadinya pecahnya pembuluh darah), dan sebagainya. CT Angiography didefinisikan sebagai pemeriksaan CT yang terutama dilakukan untuk penilaian jantung, arteri, vena atau tubuh . Hal ini membutuhkan minimal bagian tipis heliks (spiral) CT akuisisi ditambah dengan suntikan kekuatan media kontras iodinasi intravena. Tiga dimensi rendering dan multiplanar reformasi merupakan komponen penting dari banyak pemeriksaan CTA. Computed tomography angiography (CTA) menggunakan suntikan bahan kontras



Zirmaroni: Prosedur Pemeriksaan CTA Lower...



kaya yodium dan CT scan untuk membantu mendiagnosa dan mengevaluasi penyakit pembuluh darah atau kondisi terkait, seperti aneurisma atau penyumbatan. Protokol yang dipakai untuk pemeriksaan CT Angiography Meliputi pre kontras, premonitoring dan monitoring, dan post kontras (Siemens,2012). Tujuan dibuat foto sebelum dan sesudah pemasukan media kontras adalah untuk melihat apakah ada jaringan yang menyerap banyak kontras, sedikit atau tidak sama sekali (Rasad,2006). Tujuan dari premonitoring dan monitoring adalah untuk menempatkan posisi ROI sehingga dapat melihat perubahan nilai CT number (HU) karena tiap pasien mempunyai rentang waktu yang berbeda pada saat penyengatan kontras media. CT Angiography (CTA) dari ekstremitas bawah merupakan alat noninvasif penting dan serba guna untuk diagnosis serta perencanaan intervensi bedah atau endovascular. Meskipun ekstremitas bawah CTA paling umum dilakukan pada pasien dengan penyakit arteri perifer atau trauma yang mempengaruhi ekstremitas bawah, juga memainkan peran dalam hasil pemeriksaan etiologi non ischemic seperti vaskulitis, aneurisma, dan malformasi vaskular kongenital.



Penyakit arteri perifer atau peripheral artery disease (PAD) merupakan suatu kondisi adanya lesi yang menyebabkan aliran darah dalam arteri yang mensuplai darah ke ekstremitas menjadi terbatas. Arteri yang paling sering terlibat adalah femoris dan popliteal pada ekstremitas bawah dan brakiosefalika atau subklavia pada ekstremitas bawah. Stenosis arteri atau sumbatan karena aterosklerosis, tromboembolism dan vaskulitis dapat menjadi penyebab PAD. Aterosklerosis menjadi penyebab paling banyak dengan kejadiannya mencapai 4% populasi usia di atas 40 tahun, bahkan 15-20 % pada usia lebih dari 70. Kondisi aterosklerosis tersebut terjadi sebagaimana pada kasus penyakit arteri koroner begitu juga dengan faktor resiko mayornya seperti merokok, diabetes mellitus, dislipidemia dan hipertensi. Karena itulah, tidak heran jika sekitar 40% penderita penyakit arteri perifer juga memiliki penyakit arteri koroner yang signifikan juga. Dalam teori (Fleischmann,2009) Pemeriksaan CTA Lower Extremity Menggunakan Scan Range yang dimulai dari Thorakal 12 sampai ujung pedis, dan pada Saat penulis PKL di Instalasi radiologi siloam hospitals lippo village tangerang, penulis menemukan bahwasannya pada pemeriksaan CTA Lower extremity pada kasus Peripheral Artery Disease (PAD) di Instalasi Radiologi Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang menggunakan scan range yang dimulai dari pelvis sampai ujung pedis dan Menempatkan ROI pada Aorta Abdominalis atau setinggi lumbal 3.



Analisis Data Penulis melakukan pengamatan langsung jalannya pemeriksaan CTA Lower Extremity (Run Off) Pada Kasus Peripheral Artery Disease (PAD) di Instalasi Radiologi Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang. Selanjutnya penulis mencari data yang berhubungan dengan kasus yang ada yaitu mendokumentasikan hasil pemeriksaan CTA Lower Extremity tersebut beserta hasil expertisenya dan mengadakan wawancara dengan Radiografer, Radiolog, dan Dokter Pengirim. Hasil wawancara dikumpulkan kemudian dilakukan analisis data. Setelah itu data diolah dengan menggunakan sistem koding terbuka yaitu dengan menganalisis hasil observasi dan wawancara. Data yang sudah diolah selanjutnya disajikan dalam bentuk kuotasi yaitu hasil observasi dan pendapatpendapat responden, sehingga dapat diambil kesimpulan dan saran.



METODE Jenis penelitian dalam karya tulis ini adalah penelitian kualitatif bersifat deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Dalam penulisan karya tulis ini penulis mengambil lokasi pengumpulan data di Instalasi Radiologi Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara,observasi, dan dokumentasi. Prosedur Penelitian 1.Persiapan pasien : a. Persiapan khusus 1) Hasil Pemeriksaan Laboratorium a) Hasil Ureum dan kreatinin (Untuk memastikan filtrasi dan eksitasi ginjal baik) b) Hasil eGFR (estimated Glomelural Filtration Rate / Penentuan stadium pada penyakit ginjal) 2) Pasien puasa minimal 2 jam sebelum dilakukan pemeriksaan CTA b. Persiapan umum 1) Mengisi Informed Consent sebelum melakukan pemeriksaan. 2) Ganti baju pemeriksaan yang telah disediakan di ruang ganti. 3) Melepas benda-benda logam yang menempel pada daerah sekitar abdomen sampai Ekstremitas Bawah 4) Beri penjelasan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.



HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Prosedur pemeriksaan CTA Lower Ekstremity (Run Off) Pada Kasus Peripheral Artery Disease (PAD) di Instalasi Radiologi Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang a. Persiapan Pasien Persiapan pasien pada pemeriksaan CTA Lower Extremity pada kasus peripheral artery disease (PAD) di Instalasi Radiologi Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang adalah sebagai berikut : Petugas menanyakan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, karena Pemeriksaan ini menggunakan kontras dan harus membutuhkan hasil dari Ureum dan Cratinin pasien yang normal. Selain itu eGFR (estimated Glomelural Filtration Rate / Penentuan stadium pada penyakit ginjal ) Juga Rendah dan tidak tinggi atau tidak terlalu rendah sekali dan masih dalam batasan normal. Persiapan senjutnya adalah Pasien puasa minimal 2 jam sebelum pemeriksaan. sebelum pemeriksaan pasien diminta untuk mengisi informed consent sebagai persetujuan dilakukannya pemeriksaan CTA Lower Ekstremity (Run Off), Serta memberikan penjelasan secara singkat mengenai prosedur pemeriksaan. setelah itu pasien diminta untuk melepes benda-benda yang bisa menimbulkan



Zirmaroni: Prosedur Pemeriksaan CTA Lower...



5) Dilakukan pengukuran berat badan pasien 6) Mempersiapkan media kontras yang akan digunakan. a) Sepasang syringe injektor 200 cc pada injektor otomatis, syringe A untuk media kontras dan syringe B untuk saline Flush (NaCl). b) Media kontras dan NaCl dimasukan kedalam masing-masing syringe tersebut.



artefak pada area yang akan diperiksa dan mengenakan baju khusus pasien. b.



c.



Persiapan Alat dan Bahan Alat dan Bahan pemeriksaan CTA Lower Ekstremity (Run Off) dibedakan menjadi dua bagian, yaitu peralatan Steril dan peratalan Non Steril. Peralatan steril terdiri dari : Sterile Disposable Syringe, Extension Tubing 150cm, Media kontras non ionic Iopamiro 370 sebanyak 120 ml, NaCl 0,9% sebanyak 35 ml, Iv line Vasofix Safety No.20, Medrad Stellant, Alkohol Swab, Calmetashone Injeksi. Sedangkan alat non steril terdiri dari 1 Unit pesawat CT Scan Dual Source 64 Slice, power injector double syringe, selimut, body strap, oksigen lengkap dengan masker oksigen, tiang infus, karet stuwing, printer, dan film. Persiapan Media Kontras Media kontras yang digunakan pada pemeriksaan CTA Lower Extremity (Run Off) di Instalasi Radiologi Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang adalah media kontras non ionic water solube (Iopamiro 370) sebanyak 120 ml yang disuntikan power injector.



d.



Teknik Pemeriksaan CTA Lower Extremity (Run Off) 1) Posisi Pasien Sebelum pasien diposisikan, terlebih dahulu data-data pasien di input di kolom registrasi, yaitu : nama, nomor rekam medik, tanggal lahir, jenis kelamin, nama dokter pengirim, radiolog, radiografer yang melakukan pemeriksaan. Setelah itu pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan dengan orientasi feet first, kedua ujung kaki berada di ujung meja pemeriksaan dan kedua kaki rapat seperti posisi penari balet, kedua tangan berada di atas kepala dan Mid sagital plane (MSP) diatur sejajar dengan lampu indikator longitudinal dan Mid coronal plane (MCP) sejajar dengan lampu indikator horizontal. Pasien diberikan selimut bila diperlukan, dan Body strap dipasang ke tubuh psien untuk fiksasi. a) Topogram Area Scanning dimulai dari Pelvis hingga ujung pedis dengan tube position dan reference image cranuicaudal. Hasil gambar topogram adalah :



Gambar 1. Topogram CTA Lower Extremity (Run Off)



b)



Pengaturan Injektor Atur injektor dengan flowrate 4,0 ml/s dan jumlah media kontras disesuaikan dengan berat badan pasien, dalam hal ini jumlah medai kontras disesuaikan dengan berat badan pasien, jika berat badan pasien 60-70 kg, maka jumlah media kontras yang digunakan sekitar 100-120 ml.



c) Post Kontras Untuk Post kontras, dilakukan pemasangan iv, yaitu Vasofix Safety pada vena lengan bawah, dimana Vasofix Safety tersebut dihubungakan ke injektor melalui extension tubing. Pada monitor injektor diatur volume kontras 120ml, flushing NaCl 35 ml, flow rate 4,0ml/sec. Digunakan NaCl 35ml sebagai fushing dengan tujuan untuk mendorong kontras yang masih berada di pembuluh darah vena, serta untuk membantu proses pengeluaran media kontras dari ginjal supaya lebih cepat. Scanogram dari CTA Lower Extremity (Run Off) adalah sebagai berikut :



Gambar 2. Scanogram CTA Lower Extremity (Run Off)



Gambar 3. Letak ROI (Region of Interest di Aotra Abdominalis)



Hasil scanning potongan axial post kontras dari CTA Lower Extremity (Run Off) adalah sebagai berikut:



Zirmaroni: Prosedur Pemeriksaan CTA Lower...



Gambar 4. Hasil scanning potongan axial post kontras



2)



Rekontruksi Gambar Hasil yang didapatkan dari 1,0 mm direkontruksi kemudian diolah ke 3D untuk dibuat slice axial dengan menggunakan fasilitas bone removal. Gambar diolah dengan menggunakan software Maximum Intensity Projection (MIP) thick agar menjadi tampak gambaran vaskular arteri. Selanjutnya dibuat MPR (Multi Planar Recontruction) dan VRT (Volume Rendering Technique) untuk melihat Visualisasi tulang serta vaskularnya. a) Filming Format filming dibuat masing-masing untuk potongan axial 4x5 masing-masing 3 (tiga) lembar terdiri dari post kontras, kemudian dibuat gambar MIP thick Vaskularnya dan dicetak sebanyak 2 (dua) Lembar, meliputi : gambar dengan posisi Antero Posterior, dan Oblique. Ukuran film menggunakan 35x43 cm, gambar MIP thick dengan format 1x2 menggunakan ukuran film 35x43 cm sebanyak 2 (dua) lembar, sedangkan khusus gambar VRT dicetak format 1x2 sebanyak 1(satu) lembar, berikut adalah salah satu contoh hasil filming MIP :



Gambar 5. MIP Thick Posisi Antero Posterior



Gambar 6. MIP Thick Posisi Left Anterior Oblique



Gambar 7. VRT posisi Antero Posterior



b) Hasil pembacaan CTA Lower Extremity (Run Off) Hasil pembacaan CTA Lower Extremity (Run Off) Pada pasien Tn.DK dengan kasus Peripheral Arteri Disease (PAD) di Instalasi Radiologi Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang, dengan Hasil sebagai Berikut : Tungkai Kanan : A.Iliaka communis, a.illiaka eksterna, a.femoralis superfisialis dan a. Femoralis profunda bentuk dari kalibernya normal, dindingnya reguler. Tidak tampak stenosis stenosis signifikan / oklusi. A.poplitea, a. Tibialis anterior, a tibialis posterior dan a.peroneus bentuk dan kalibernya normal, dengan dinding reguler. Tidak tampak stenosis / oklusi akan tetapi pengisian kontras pada segmen distal arteri tibialis posterior dan anterior tampak lambat. Besar dan bentuk vena iliaca komunis, vena ailiaka externa, vena femoralis komunis, vena femoralis profunda, vena femoralis superfisialis, vena poplitea, vena tibialis anterior dan posterior dalam batas normal. Tidak tampak trombus didalamnya. Tungkai Kiri : A.Iliaka communis, a.iliaka eksterna, a. Femoralis superfisialis dan A. Femoralis profunda bentuk dan kalibernya normal, dindingnya reguler. Tidak tampak stenosis signifikan / oklusi. A.Poplitea, a.tibialis anterior, a.tibialis posterior dan a.peroneus bentuk dan kalibernya normal, dengan dinding reguler. Tidak tampak stenosis / oklusi akan tetapi pengisian kontras pada segmen distal arteri tibialis posterior dan anterior tampak lambat. Besar dan bentuk vena iliaca komunis, vena iliaka externa, vena femoralis komunis, vena femoralis profunda, vena femoralis superfisialis, vena poplitea, vena tibialis anterior dan posterior dalam batas normal. Tidak tampak trombus didalamnya. Kesimpulan : Struktur arteri tungkai bilateral dalam batas normal. Tidak tampak stenosis, oklusi maupun distorsi. Tampak gambaran infusiensi vascular Tidak tampak gambaran deep vein trombosis pada tungkai bilateral. Berdasarkan hasil ekspertise foto tersebut diatas diperoleh informasi berupa visualisasi gambar yang



Zirmaroni: Prosedur Pemeriksaan CTA Lower...



lengkap kita perlu melihat arteri dari Ekstremitas Bawah tersebut. Mulai dari pangkal paha atau biasanya dari pelvis objeknya sampai ke pedis. Tujuannya yaitu untuk melihat keadaan dari arteri tersebut. Apakah ada arteasklerosis arteri, stenosis, atau ada suatu hal yang lain yang dapat mencegah dari aliran darah supply dari pada bagian arteri tersebut Pemeriksaan ini banyak menghasilkan informasi antara lain terlihat aliran arteri,karena itu yang paling ditekankan apakah ada plug atau tidak. Yang biasanya itu terjadinya penyempitan atau plug yang di akibatkan dari kelainan tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan supply dari darah yang terlalu sedikit ke aliran ekstremitas bawah dapat mengakibatkan dingin, karena hal tersebut merupakan akibat dari stenosis-stenosis tersebut dan perlu tindak lanjut. PEMBAHASAN 1. Prosedur pemeriksaan CTA Lower Ekstremity (Run Off) Pada Kasus Peripheral Artery Disease (PAD) di Instalasi Radiologi Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang : a. Persiapan Pasien Persiapan pasien dengan pemeriksaan CTA Lower Extremity (Run Off) pada kasus peripheral arteri disease (PAD) di Instalasi Radiologi Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang diawali dengan hasil pemeriksaan laboratorium pasien, karena Pemeriksaan ini menggunakan kontras dan harus membutuhkan hasil dari Ureum dan Creatinin pasien yang normal. Selain itu eGFR Juga Rendah dan tidak tinggi atau tidak terlalu rendah sekali dan masih dalam batasan normal. Pasien juga ditelurusi apakah punya riwayat obat atau makanan tertentu. Seperti menderita diabetes ,pasien tersebut tidak boleh mengkonsumsi metformin. Setelah itu yang sebaiknya dilakukan sebelum pemeriksaan harus melakukan test inject terlebih dahulu ke pasien. Yang pertama untuk mengecek apakah lancar flowratenya di IV dan kedua untuk mengecek reaksi alergi atau tidak. Dan apabila setelah dilakukan ternyata ada yang alergi, petugas konsul ke radiolog dan radiolog meminta perawat untuk menyuntikan anti alergi. dan apabila alerginya memburuk, maka petugas minta tolong agar pasien di rujuk ke emergency. Persiapan selanjutnya adalah Pasien puasa minimal 2 jam sebelum pemeriksaan. sebelum pemeriksaan pasien diminta untuk mengisi informed consent sebagai persetujuan dilakukannya pemeriksaan CTA Lower Extremity (Run Off), Serta memberikan penjelasan secara singkat mengenai prosedur pemeriksaan. setelah itu pasien diminta untuk melepes benda-benda yang bisa menimbulkan artefak pada area yang



Zirmaroni: Prosedur Pemeriksaan CTA Lower...



akan diperiksa dan mengenakan baju khusus pasien. b.



Persiapan alat dan bahan Standar Prosedur Operasional (SPO) Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang pemeriksaan CTA Lower Extremity pada kasus peripheral arteri disease (PAD) adalah pesawat MSCT 64 slice, power injector double syringe, dan kontras media soluble non ionic Iopamiro dengan konsentrasi 370 sebanyak 120 ml yang dimasukkan intra vena, Iv line Vasofix Safety no.20, extension tubing 150 cm, spuit 3 cc, calmethasone injeksi, disposible double syringe, oksigen lengkap dengan masker, selimut dan body straps untuk fiksasi. Berdasarkan observasi dan wawancara penulis, persiapan alat dan bahan yang disediakan untuk pemeriksaan CTA Lower Extremity (Run Off) di Instalasi Radiologi Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang sedikit berbeda dengan teori Fleischmann (2006), yaitu perbedaan penggunaan IV Line, antara IV line Abbocath No.20 (Fleiscmann,2006) dengan IV line Vasofic safety no.20. perbedaannya adalah penggunaan iv line abbocath hanya bisa digunakan untuk pasien bayi karena memiliki ukuran jarum yang kecil dan iv line Vasofic safety memiliki ukuran jarum yang lebih besar dan digunakan untuk pasien dewasa. Sedangkan persamaan pada iv line tersebut yaitu sama-sama digunakan untuk pemasangan intravena. Hal ini disebabkan SPO yang diberlakukan untuk jenis pemeriksaan tersebut yang berguna untuk kelancaran pemberian media kontras intravena.



c.



Teknik pengaturan posisi pasien dan posisi objek Pengaturan posisi pasien pada pemeriksaan CTA Lower Extremity (Run Off) menurut Fleischmann (2006), yaitu pasien diposisikan diatas meja pemeriksaan dengan posisi feet first, yaitu kaki dekat dengan gantry dan MSP tegak lurus dengan meja pemeriksaan. Lampu kolimator diatur sedemikian sehingga posisi pasien simetris. Kedua lengan berada diatas kepala, kedua lutut terhimpit lurus sejajar, posisi pedis plantar fleksi balerina sign. Hal ini sudah sesuai dan tidak ada perbedaan dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang diberlakukan di Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang. Sedangkan pengaturan posisi obyek pada pemeriksaana CTA Lower Ekstremity (Run Off) menurut Standar Prosedur Operasional (SPO) yang diberlakukan di Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang, yaitu pasien diposisikan sehingga Mid Sagital Plane (MSP) tubuh



simetris dengan longitudinal light dan horizontal light berada setinggi thorakal 12, daerah aorta abdominalis tercover. d.



Teknik pemasukan media kontras Penggunaan protokol pemeriksaan pada pemeriksaan CTA Lower Extremity (Run Off) menurut Standar Prosedur Operasional (SPO) yang diberlakukan di Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang sedikit berbeda dengan teori yang ada, menurut observasi penulis, kV yang digunakan sudah standar, yaitu memakai 120 kV. Adapun untuk mAs menggunakan caredose yang secara otomatis nilainya akan muncul menjadi effektiv mAs karena area coverage yang diatur mencakup keseluruhan bagian yang akan dilakukan scanning, jadi untuk pasien yang berbeda, maka nilai mAs juga akan berbeda. Hal ini sangat menguntungkan bagi pasien karena penggunaan caredose tersebut dapat mengurangi paparan radiasi yang dihasilkan oleh alat MSCT. Apabila kita mengatur reference mAs yang akan kita jadikan pedoman mendapatkan image quality standar, maka akan muncul nilai efektiv mAs secara otomatis apabila kaita mengaktifkan program caredose tersebut. Area scanning yang telah diatur juga mempengaruhi nilai total scan time, yang pada masing-masing pasien akan berbeda.



2.



Alasan dilakukannya pengambilan scan range dari pelvis sampai ujung pedis di Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang. Pemeriksaan CTA Lower Extremity (Run Off) di Instalasi Radiologi Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang pada kasus Peripheral Artery Disease (PAD) melakukan pengambilan scan range dari pelvis sampai ujung pedis yaitu Untuk mengevaluasi adanya sumbatan atau kelainan stenosis serta untuk menilai aorta dan arteri illiaka, Selain itu juga untuk mencari kelainan yang lain seperti aneurisma. Karena arteri peripheral tersebut mendapat vaskularisasi dari Aorta. Alasan ini juga dapat mengurangi dosis radiasi yang disebabkan oleh panjangnya area scanning yang dialami oleh pasien. Hal tersebut diberlakukan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO). dan berbeda dengan teori yang dikemukakan menurut Fleischmann (2009), mengatakan Pemeriksaan CTA Lower Extremity Menggunakan Scan Range yang dimulai dari Thorakal 12 sampai ujung pedis. Scanning penuh dilakukan 2–8 detik setelah batas HU tercapai, sesuai dengan jenis pesawat CT Scan yang digunakan dan jarak longitudinal dari daerah monitoring ROI dan batas awal area scanning. KESIMPULAN 1. Prosedur pemeriksaan CTA Lower Extremity (Run Off) pada kasus Peripheral Artery Disease (PAD) di Instalasi Radiologi Siloam Hospitals Lippo Village Tangerang



Zirmaroni: Prosedur Pemeriksaan CTA Lower...



yaitu, sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien sudah melakukan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan Ureum, kreatinin dan juga eGFR. pasien puasa minimal 2 jam sebelum pemeriksaan. Penyuntikan media kontras intravena dilakukan dengan power injector double syringe dengan biphasic injection diatur volume kontras sebanyak 120ml dan flowrate diatur 4,0ml/s kemudian dilanjutkan dengan NaCl sebanyak 35ml dan flowrate 4,0 ml/s. Penggunaan iv line menggunakan iv line vasofic safety No.20. 2. Alasan dilakukan Scan Range yang dimulai dari pelvis sampai ujung pedis yaitu karena untuk menilai aorta serta arteri illiaka dan untuk melihat kelainan aneurisma atau stenosis dan untuk tindakan amputasi dilihat terlebih dahulu ketinggian oklusinya. jadi scan range yang dimulai dari pelvis perlu melihat proximal peripheral, aorta maupun arteri illiaka. Dan juga untuk mengevaluasi adanya sumbatan atau kelainan stenosis dan segala macam. Alasan ini juga dapat mengurangi dosis radiasi yang disebabkan oleh panjangnya area scanning yang dialami oleh pasien. DAFTAR PUSTAKA Catalano,Carlo, Alessandro Napoli, Francesco Fraioli,Mario Cavacece,Linda Bertoletti, Piergiorgio Nardis and Roberto Passariello, 2005, MDCT: Scanning and Contrast Protocols, section III. 3. Abdominal Aorta, Renal Arteriesand Run-Off Vessels, Springer Milan Berlin Heidelberg, New York, USA. European Guidelines for MSCT, March 2004. Fitantra, johny Bayu. 2013, Penyakit Arteri Perifer atau Peripheral Artery Disease (PAD), http://www.medicinesia.com/kedokteranklinis/kardiovaskular/penyakit-arteri-perifer-atau-peripheral-arterydisease-pad/. 6 September 2016 Fleischmann, Dominik, 2009, Medical Radiology: Diagnostic imaging, Multisliced CT 3rd Revised Edition, section 21, Lower-Extremity CTA, Springer-Verlag Berlin Heidelberg, Germany. Fleischmann, Dominik, Richard L. Hallett, and Geoffrey D.Rubin, 2006, CT Angiography of Peripheral Desease,. Stanford University School of Medicine, 300 Pasteur Dr, Rm S-072B,Stanford, CA, USA. Gakhal, Mandip,S, dan Kamyar A. Sartip, 2011. CT Angiography Sign of Lower Extremity Vascular Trauma,AJR 2009; 193 July 2009 American Rontgen Resociety: Ogeltown Stanton,USA. Kyongtae Ty. Bae, 2006, Principles Of Contrast Medium Delivery and Scan Timing in MDCT, Washington University School of Medicine, St. Louis, MO, Usa.