Dodol Rumput Laut [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DODOL RUMPUT LAUT (Laporan Praktikum Teknologi Hasil Perikanan)



Oleh



Faiza Anisa Ulfa 1614201005 Kelompok 4



PROGRAM STUDI SUMBERDAYA AKUATIK JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKUTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017



LEMBAR PENGESAHAN



Nama



: Faiza Anisa Ulfa



NPM



: 161420105



Judul Praktikum



: Dodol Rumput Laut



Tanggal Praktikum



: 16 Oktober 2017



Tempat Praktikum



: Laboratorium Perikanan Dan Kelautan



Program Studi



: Sumberdaya Akuatik



Jurusan



: Perikanan dan Kelautan



Fakultas



: Pertanian



Universitas



: Lampung



Kelompok



:4



Bandar Lampung, 23 Oktober 2017 Mengetahui, Asisten



Restu Putri Fitarni C NPM. 151411161



I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dari pada daratan, oleh karena itu Indonesia di kenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan berbagai biota laut baik flora maupun fauna. Demikian luas serta keragaman jasad– jasad hidup di dalam yang kesemuanya membentuk dinamika kehidupan di laut yang saling berkesinambungan. Rumput laut merupakan salah satu komoditas andalan dalam program Departemen Kelautan dan Perikanan. Kelebihan usaha budidaya rumput laut dibandingkan dengan komoditas lainnya adalah teknologinya yang sangat sederhana, daya serap pasarnya yang sangat tinggi serta biaya produksinya yang relatif rendah. Selain itu, rumput laut merupakan salah satu komoditi hasil laut yang penting. Disamping banyak kegunaannya, rumput laut juga sebagai penghasil devisa negara dengan nilai ekspor yang terus meningkat setiap tahun. Tumbuhan ini bernilai ekonomi penting karena penggunaannya yang sangat luas terutama dalam bidang industri. Di bidang industri, ternyata pengolahan rumput laut sudah cukup lama dikenal di Indonesia, meskipun dengan teknologi proses dan peralatan yang sederhana. Hidrokoloid yang terkandung di dalam rumput laut merupakan alasan utama untuk menjadikannya sebagai bahan baku industri kosmetik, farmasi, cat, tekstil, pakan ternak dan industri lainnya. Rumput laut (seaweed) secara biologi termasuk salah satu anggota alga yang merupakan tumbuhan berklorofil. Rumput laut terdiri dari satu atau banyak sel, berbentuk koloni, hidupnya bersifat bentik di daerah perairan yang dangkal, berpasir, berlumpur atau berpasir dan berlumpur, daerah pasut, jernih dan biasanya menempel pada karang mati, potongan kerang dan subtrat yang keras lainnya. Rumput laut bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai bukanlah



barang yang baru lagi. Mereka telah mengenal dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai bahan obat tradisional dan bahan makanan. Dengan demikian berarti rumput laut mempunyai suatu bahan yang dapat dimanfaatkan orang untuk kesehatannya. Dan dengan kemajuan teknologi dibidang penelitian rumput laut, maka pemafaatan rumput laut bagi manusia tidak terbatas pada aspek kesehatan, sudah menjalar kesegala bidang. Oleh sebab itu, pembutan dodol berbahan dasar rumput laut ini dapat berguna bagi kesehatan, karena rumput laut sendiri sudah dimanfaatkan dalam segala bidang, baik dari segi bidang kesehatan, bidang farmasi, bidang industri kosmetik, dan bidang pakan.



2.2 Tujuan Tujuan dari praktikum pembuatan dodol rumput laut ini adalah: 1. Mengetahui proses pembuatan doddol dengan bahan dasar rumput laut. 2. Dapat menguasai praktek pembuatan dodol rumput laut. 3. Dapat melakuakan uji organoleptik terhadap produk dodol yang dihasilkan.



II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Rumput Laut Rumput laut atau lebih dikenal dengan sebutan seaweed merupakan salah satu sumber daya hayati yang sangat melimpah, rumput laut seaweed merupakan hasil perikanan yang bukan berupa ikan, tetapi berupa tanaman. Usaha budidaya ini mengingat potensi rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor nonmigas ternyata mempunyai prospek ekonomi yang cukup cerah, luas wilayah yang menjadi habitat rumput laut di Indonesia mencapai 1,2 juta hektar atau terbesar di dunia (Wawa, 2005). Rumput laut atau seaweeds secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota alga yang merupakan tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis mikroskopik dan makroskopik. Jenis makroskopik inilah yang sehari-hari kita kenal dengan sebutan rumput laut. Kandungan gizi rumput laut tinggi, berserat tinggi dan mengandung kalsium, zat besi, prebiotik yang dibutuhkan tubuh serta kandungan lemaknya rendah. Bahkan di industri obat sengaja digunakan karena terbukti dapat mengikis kolesterol (Anggadireja, 2006). Serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan memperlancar proses metabolisme tubuh sehingga sangat baik dikonsumsi penderita obesitas. Karbohidrat yang trerkandung pada rumput laut juga sukar dicerna sehingga rasa kenyang lebih bertahan lama tanpa takut kegemukan. Rumpul laut juga diketahui kaya akan nutrisi esensial, seperti enzim, asam nukleat, asam amino, mineral, trace elements khususnya yodium, dan vitamin A, B, C, D, E dan K. Selain itu, rumput laut juga bisa meningkatkan fungsi pertahanantubuh, memperbaiki sistem peredaran darah dan sistem pencernaan (Almatsier, 2009).



2.2 Gula Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis pada makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel (Yuliarti, 2007). Gula merupakan senyawa organik penting sebagai bahan makanan. Disamping sebagai bahan makanan, gula digunakan juga sebagai bahan pengawet makanan. Gula merupakan senyawa kimia yang tergolong dalam kelompok karbohidrat, mempunyai rasa manis dan larut dalam air, serta mempunyai sifat optis merupakan ciri khas untuk mengenal setiap jenis gula (Turyoni, 2007). Gula termasuk kedalam golongan senyawa yang disebut karbohidrat yang terdiri dari tiga golongan yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida. Monosakarida adalah contoh gula sederhana yang merupakan turunan disakarida. Apabila sukrosa dihidrolisis akan dihasilkan duamolekul gula sederhana yaoti satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Gula dalam bentuk glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan laktosa adalah suatu bahan yang umum digunakan sebadai pemanis. Rasa manis ini merupakan sifat gula yang dapat diukut secara subyektif dan objektif (Sugiyono,2002). Gula pasir adalah butiran kecil seperti kristal yang terbuat dari proses hasil penggilingan tebu, berwana putih, kering dan tidak kotor. Fungsi gula dalam pembuatan dodol yaitu memberikan aroma, rasa manis pada dodol, sebagai penmgawet dan membantu oembentukan lapisa keras atau tekstur pada dodol (Gautara dan Soesarsono, 2005).



2.3 Dodol Rumput Laut Dodol rumput laut merupakan salah satu bentuk difersifikasi produk pengolahan rumput laut. Resep dodol laut, proses Dodol rumput laut dibuat dengan menambahkan rumput laut guna meningkatkan nilai guna dari rumput laut. Beberapa



faktor yang perlu diperhatikan karena dapat memepengaruhi kualitas dodol adalah komposisi bahan bakunya. Oleh karena itu, perlu diketahui proporsi tepung ketan dan rumput laut yang optimum agar dihasilkan dodol rumpul laut dengan kualitas yang baik (Rukhanah, 2005). Pembuatan dodol seaweed melalui dua proses, yaitu proses pencucian dan perendaman. Sebelum direndam, rumput laut dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada rumput laut. Setelah itu, rumput laut kering direndam dalam air tawar sebanyak 18 kali berat rumput laut (sampai rumput laut terendam semua dalam air) dan setiap satu hari sekali air tawar tersebut diganti. Penambahan air saat perendaman menjadi dua kali lipat perlu dilakukan karena terjadi pengembangan volume akibat rumput laut kering tersebut menyerap air. Perendaman dilakukan dua atau tiga hari sampai tekstur rumput laut menjadi agak lunak, tidak berbau dan berwarna putih. Perendaman kedua dilakukan dengan air tawar atau kapur sirih 1 % selain untuk menghilangkan bau amis, perendaman dimaksudkan agar rumput laut lebih aseptis dan memiliki tekstur lebih mantap. Setelah satu jam, kemudian rumput laut tersebut dicuci sampai bersih (Pusat Riset Pengolahan dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 2004).



2.4 Peran Tepung Ketan Pada Pembutan Rumput Laut Tepung ketan merupakan bahan pokok pembuatan kue-kue Indonesia yang banyak digunakan sebagaimana juga hal dengan tepung beras. Tepung ketan saat ini sangat mudah untuk mendapatkannnya karena banyak dijual dipasaran dalam bentuk tepung yang halus dan kering. Tepung ketan memiliki amilopektin yang lebih besar dibandingkan dengan tepung-tepung lainnya. Amilopektin inilah yang menyebabkan tepung ketan (beras ketan) lebih pulen dibandingkan dengan tepung lainnya. Makin tinggi kandungan amilopektin pada pati maka makin pulen pati tersebut (Hidayat, 2006). Tepung beras ketan berasal dari penggilingan beras ketan dimana agar mendapatkan hasil yang baik maka dipih tepung beras ketan yang berwarna putih, kering, halus, tidak bau apek, buru dan halus, Berfungsi untuk merekatkan adonan. Beras ketan



mengandung pati sekitar 87 persen dan selebihnya berupa lemak, protein, serat dan vitamin. Kandungan pati ini terdiri dari dua fraksi utama yaitu amilosa dan amilopektin. Kandungan amilopektin yang terdapat dalam tepung beras akan menyebabkan kepulenan (Adriyani, 2006). Rasio amilosa dan amilopektin yang menyusun molekul pati berpengaruh terhadap kekakuan gel yang dihasilkan pati dengan kadar amilosa tinggi akan menghasilkan gel lebih kaku dibandingkan dengan kandungan amilosanya rendah. Pada proses pemanasan disamping terjadi pengembangan granula pati juga akan kehilangan kekompakannya dan kelautan akan meningkat, serta terjadi pembebasan amilosa yang mempunyai derajat polimerisasi rendah. Akibatnya larutan akan semakin kental dan bersifat merekat (Adriyani, 2006).



2.5 Peran Santan Pada Pembuatan Dodol Rumput Laut Santan kelapa adalah cairan berwarna putih susu yang diperoleh dengan pemerasan daging buah kelapa yang telah diparut dengan penambahan air dalam jumlah tertentu. Santan penting dalam pembuatan dodol karena banyak mengandung minyak sehingga menghasilkan dodol yang lezat dan membentuk tekstur kalis. Santan dari buah kelapa (Cocos nucifera) yang diperoleh dengan cara pemarutan dan memerasnya dengan air. Santan berperan sebagai pemberi flavor dan mengurangi sifat melekatnya bahan penyusun dodol lainnya pada wadah pengolahan dodol. Santan adalah minyak dari buah kelapa yang diperoleh dengan cara pengepresan daging buah bersama air atau tanpa penambahan air. Kelapa yang digunakan adalah buah yang sudah tua dan tidak busuk agar diperoleh santan yang baik dan jumlah banyak (Soekopitojo, 2013). Santan yang digunakan dalam pembuatan dodol terdiri dari dua macam yaitu santan kental dan santan encer. Fungsi santan secara umum yaitu sebagai penambah cita rasa dan aroma. Santal kental penting dalam pembuatan dodol karena banyak mengandung lemak sehingga dihasilkan dodol yang mempunyai cita rasa yang lezat dan membentuk tekstur kalis. Sedangkan santan encer berfungsi untuk mencairkan tepung, sehingga terbentuk adonan dan untuk melarutkan gula (Soekopitojo, 2013).



Santan dalam pengolahan bahan makanan dapat berfungsi sebagai media penghantar panas pada waktu pemasakan, menaikkan kelezatan (polabilitas) makanan dengan mempertinggi flavor, meminyaki makanan serta peralatan sehingga adonan tidak lengket pada alat, dan mempertinggi keempukan dodol. Penambahan ini akan memperbaiki kenampakan dodol dan lebih mengkilap (Soekopitojo, 2013).



III. METODOLOGI PRAKTIKUM



3.1 Waktu dan Tempat Waktu dilaksanakannya praktikum ini yaitu hari senin 16 Oktober pukul 13.00-15.00 dan pengamatannya dilakukan pukul 17.00 WIB. Sedangkan tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu di laboratorium teknologi hasil pertanian lantai dasar.



3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu wajan, sutil, loyang besar, plastik pembungkus, nampan, pisau, timbangan dan colet. Dan bahan yang digunakan yaitu rumput laut, air, essence, tepung ketan, gula pasir, minyak goreng, santan dan garam halus.



3.3 Cara Kerja



Rumput laut kering direndam selama 24 jam dengan 3 kali pergantian air hingga bersih



Dihaluskan rumput laut basah (diblender) selama 5 menit



Dibuat adonan dari tepung ketan, tepung terigu, dan santan kelapa, di aduk sampai halus dan merata



Dimasukan



adonan



tepung



kedalam



wajan/penggorengan sambil di aduk dan dtunggu sampai mendidih



Ditambahkan rumput laut halus pada adonan tepung, sambil diaduk



Ditambahkan gula,garam,vanili dan essence



Diaduk terus sampai kalis kurang lebih 2 jam lalu diletakan dalam cetakan (loyang/nampan) sambil diratakan.



Didinginkan selama 4-5 jam dan di potong-potong



Dikeringkan kemudian dikemas



Diuji organoleptik



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Tabel



Kelompok Aroma



1.



Kuat



Warna



Putih



Tekstur



Lengket



Rasa



Manis



sekali,kurang keras,manis,lengket saat dimakan



2.



Kuat



Putih



Kenyal,manis,tidak



Manis



lengket,teksturnya pas



3.



Kuat



Putih



Kenyal,sedikit



Manis



lengket,kurang keras



4.



Kuat



Putih



Kenyal,lengket dan manis



Manis



Gambar



5.



Kuat



Putih



Lenket,kurang



Manis



keras,manis,lengket saat dimakan



Tabel 1. Uji Organoleptik Dodol Rumput Laut 4.2 Pembahasan Berdasarkan dari hasil tabel 1 (4.1), terdapat kesamaan aroma, warna dan rasa dari kelompok 1 sampai 5. Namun, tidak dengan tekstur hasil uji organoleptik pada dodol rumput laut. Teksur yang didapat berbeda-beda, ada yang keras-lengket, ada yang tidak kenyal, dan sebagian besar memiliki tekstur yang kurang keras serta lengket. Perlakuan pada kelompok 1 menggunakan bubur rumput laut 150 g, tepung ketan 200 g, gula 300 g, serta santan sebanyak 450 g menghasilkan dodol rumput laut dengan tekstur lengket, kurang keras, manis. Pada kelompok 2 menggunakan perlakuan yaitu bubur rumput laut sebanyak 350 g, tepung ketan 200 g, gula 100 g, dan santan sebanyak 450 g, menghasilkan dodol yang kenyal, manis, tidak engket, dan teksturnya pas. Perlakuan kelompok 3 menggunakan bubur rumput laut sebanyak 200 g, tepung ketan 200, gula 150 g, san 450 g kemudian menghasilkan tekstur yang kenyal, sedikit lengket, dan kurang keras, berwarna putih serta rasanya manis. Perlakuan kelompok 4 menggunakan bubur rumput laut sebanyak 200 g, tepung ketan 200 g, gula 300 g, serta santan 450 g dan menghasilkan dodol yang aromanya kuat, berwarna putih, teksturnya lengket,manis, kurang keras serta rasanya manis. Pada kelompok 5 menggunakan bubur rumput laut 100 g, tepung ketan 200 g, gula 300 g, serta santan sebanyak 450 g menhasilkan aroma yang kuat, warna putih, lengket, kurang keras, manis, lengket saat dimakan. Gula merupakan senyawa organik penting sebagai bahan makanan. Disamping sebagai bahan makanan, gula digunakan juga sebagai bahan pengawet makanan. Gula merupakan senyawa kimia yang tergolong dalam kelompok karbohidrat, mempunyai rasa manis dan larut dalam air, serta mempunyai sifat optis merupakan ciri khas untuk mengenal setiap jenis gula (Turyoni, 2007).



Gula Aren adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Gula Aren mengandung energi sebesar 368 kilokalori, protein 0 gram, karbohidrat 95 gram, lemak 0 gram, kalsium 75 miligram, fosfor 35 miligram, dan zat besi 3 miligram. Selain itu di dalam Gula Aren juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 0 miligram.



Hasil tersebut didapat dari



melakukan penelitian terhadap 100 gram Gula Aren, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 % (Hafizan, 2009). Perlakuan pada kelompok 1 menggunakan bubur rumput laut 150 g, tepung ketan 200 g, gula 300 g, serta santan sebanyak 450 g Tepung ketan yang telah ditimbang sebanyak 200 g kemudian dicampur dengan santan sebanyak 450 g setelah mencair kemudian dicampurkan dengan bubur rumput laut 150 g dan vanili secukupnya, kemudian di panaskan dengan api yang sedang dan dimasukkan gula pasir sebanyak 200 g serta garam secukupnya, tunggu hingga mendidih dan menggumpang serta diaduk agar tidak lengket, setelah warna nya memutih dan lengket kemudian didinginkan dan diletakkan diwadahnya. Pada kelompok 2 menggunakan perlakuan yaitu bubur rumput laut sebanyak 350 g, tepung ketan 200 g, gula 100 g, dan santan sebanyak 450 g Tepung ketan yang telah ditimbang sebanyak 200 g kemudian dicampur dengan santan sebanyak 450 g setelah mencair kemudian dicampurkan dengan bubur rumput laut 350 g dan vanili secukupnya, kemudian di panaskan dengan api yang sedang dan dimasukkan gula pasir sebanyak 100 g serta garam secukupnya, tunggu hingga mendidih dan menggumpang serta diaduk agar tidak lengket, setelah warna nya memutih dan lengket kemudian didinginkan dan diletakkan diwadahnya Pada kelompok 3 prosedur kerja yang digunakan yaitu menggunakan Perlakuan kelompok 3 menggunakan bubur rumput laut sebanyak 200 g, tepung ketan 200, gula 150 g, santan 450 g. Tepung ketan yang telah ditimbang kemudian dicampur dengan santan sebanyak 450 g



setelah mencair kemudian



dicampurkan dengan bubur rumput laut dan vanili secukupnya, kemudian di panaskan dengan api yang sedang dan dimasukkan gula pasir sebanyak 150 g serta garam secukupnya, tunggu hingga mendidih dan menggumpang serta diaduk agar tidak lengket, setelah warna nya agak putih dan lengket kemudian didinginkan dan



diletakkan diwadahnya. Perlakuan kelompok 4 menggunakan bubur rumput laut sebanyak 200 g, tepung ketan 200 g, gula 300 g, serta santan 450 g . Tepung ketan yang telah ditimbang sebanyak 200 g, kemudian dicampur dengan santan sebanyak 450 g setelah mencair kemudian dicampurkan dengan bubur rumput laut 200 g dan vanili secukupnya, kemudian di panaskan dengan api yang sedang dan dimasukkan gula pasir sebanyak 200 g serta garam secukupnya, tunggu hingga mendidih dan menggumpang serta diaduk agar tidak lengket, setelah warna nya agak putih dan lengket kemudian didinginkan dan diletakkan diwadahnya. Pada kelompok 5 menggunakan bubur rumput laut 100 g, tepung ketan 200 g, gula 300 g, serta santan sebanyak 450 g. Tepung ketan yang telah ditimbang sebanyak 200 g, kemudian dicampur dengan santan sebanyak 450 g setelah mencair kemudian dicampurkan dengan bubur rumput laut 100 g dan vanili secukupnya, kemudian di panaskan dengan api yang sedang dan dimasukkan gula pasir sebanyak 200 g serta garam secukupnya, tunggu hingga mendidih dan menggumpang serta diaduk agar tidak lengket, setelah warna nya agak putih dan lengket kemudian didinginkan dan diletakkan diwadahnya Kandungan gizi rumput laut tinggi, berserat tinggi dan mengandung kalsium, zat besi, prebiotik yang dibutuhkan tubuh serta kandungan lemaknya rendah. Bahkan di industri obat sengaja digunakan karena terbukti dapat mengikis kolesterol (Anggadireja, 2006). Tepung beras ketan berasal dari penggilingan beras ketan dimana agar mendapatkan hasil yang baik maka dipih tepung beras ketan yang berwarna putih, kering, halus, tidak bau apek, buru dan halus, Berfungsi untuk merekatkan adonan (Adriyani, 2006). Fungsi santan secara umum yaitu sebagai penambah cita rasa dan aroma. Santal kental penting dalam pembuatan dodol karena banyak mengandung lemak sehingga dihasilkan dodol yang mempunyai cita rasa yang lezat dan membentuk tekstur kalis. Sedangkan santan encer berfungsi untuk mencairkan tepung, sehingga terbentuk adonan dan untuk melarutkan gula (Soekopitojo, 2013). Jadi penggunaan bahan pokok untuk pembuatan dodol ini memiliki peran masing-masing dan sangat beguna untuk hasil akhir dodol.



Hasil terbaik karena perbedaan komposisi dari bahan pokok yang berbeda-beda pada setiap kelompok, dan juga karena langkah pembuatan yang berbeda-beda, maupun caya pengongsenga yang dilakukan tidak terus- menerus. Adapun faktor kegagalan dalam praktikum ini yaitu kurangnya pengetahuan pada saat pengolahan sedang berlangsung sehingga terdapat hasil praktikum yang kurang memuaskan.



V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Kesimpulan dari praktikumpembuatan doddol rumput laut ini adalah: 1. Prosesataupun langkah-langkah pembuatan dodol dimulai dari persiapan alat dan bahan kemudian pencucian rumput laut, pemotongan, pemblenderan, pemasakan, pencetakan, pemotongan dodol, penjemuran dan pengemasan 2. Praktikan dapat melakukan pembtana dodol rumput laut. 3. Dodol yang baik adalah dodol dengan tekstur yang tidak terlalu lembek, bagian luar mengkilap akibat adanya pelapisan gula, rasa yang khas dan jika mengandung minyak tidak terasa tengik.



1.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan adalah praktikan dpat melakuakan praktikum dengan baik, praktikan tidak berisik, dan lebih dapat kondusif lagi.



DAFTAR PUSTAKA



Adriyani C.T. 2006. Pembuatan Dodol Tape Pisang. Semarang. Universitas Negeri Semarang (Skipsi Fakultas Teknik). Anggadireja, J.T, Achmad Zatnika, Heri Purwoto, Sri Istini. 2006. Rumput Laut. Jakarta. Penebar Swadaya. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. Penerbit PT.



Gautara dan Soesarsono. 2005. Dasar Pengolahan Gula. Bogor. IPB. Hidayat, Nur. 2006. Membuat Pewarna Alami. Surabaya. Trubus Agrisarana..



Pusat



Riset Pengolahan dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. 2004. Teknologi Pemanfaatan Rumput Laut. Jakarta. Pusat Riset Pengolahan dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.



Rukhanah, W. 2005. Pengaruh variasi proporsi tepung ketan terhadap kualitas dodol rumput laut. Malang. Fakultas perikanan universitas brawijaya. Soekopitojo, Soenar. 2013. Fungsionalitas Santan. Jakarta. Grasindo. Sugiyono. 2002. Ilmu Pengetahuan Bahan Baku Pangan. Bogor. IPB. Turyoni, D,. 2007. Pengaruh Penambahan Gula Kelapa Terhadap Kualitas Dodol Tapai Kulit Singkong (Casava). Semarang. Universitas Negeri Semarang (Skipsi Fakultas Teknik). Wawa. 2005. Pengolahan Makanan Indonesia. Jakarta. Grasindo. Yuliarti, N. 2007. Awas! Bahaya di Balik Lezatnya Makanan. Yogyakarta. Penerbit ANDI.



LAMPIRAN



s



No.



Gambar



Keterangan



1.



Santan sebanyak 2,4 liter



2.



Nampan sebagai wadah untuk mencampurkan tepung dan santan



3.



Gula pasir dua plasitik masing masing plastik setengah kilogram



4.



Rumput laut yang sudah di blender sebanyak satu kilo



5.



Fanili sebanyak 5 bungkus



6.



Tepung beras ketan sebanyak 1 kg



7.



Diaduk tepung beras dan santan sesuai dengan takaran yang telah di tentukan,aduk sampai benar-benar rata



8.



Panaskan adukan tepung beras dan satan tadi ke dalam wajan,kemudian tambahkan garam,gula dan fanili secukunya,lalu diaduk lagi sekitar 1 jam kurang lebih



9.



Adonan akan melengket ,aduk lagi sampai benar-benar matang



10.



Setelah selesai tiriskan adonan dodol kedalam loyang untuk di didinginkan,biarkan selama kurang lebih 2 jam,kemudian diamati.



11.



Hasil