Teknik Pengolahan Rumput Laut [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

2019 SMK/MAK



jilid 1



Teknik Pengolahan Rumput Laut



bidang keahlian Kemaritiman program keahlian Perikanan



Agribisnis Rumput Laut



Muhammad Anik Suparmi



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



REDAKSIONAL Pengarah: Direktur Pembinaan SMK Kepala Sub Direktorat Kurikulum Kepala Seksi Penilaian Kepala Seksi Pembelajaran Penulis: Muhammad Anik Suparmi Pengendali Mutu: Winih Wicaksono Penyunting: Rais Setiawan Erna Fauziah Editor: Nur Aini Farida Desain Sampul Sonny Rasdianto Layout/Editing: Apfi Anna Krismonita Indah Mustika Ar Ruum Rifda Ayu Satriana



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



iii



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



KATA PENGANTAR



KATA PENGANTAR KA TA PENGANTAR



Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/ MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D. DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK. Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang menggunakannya. Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu, diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia. Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK. SMK Bisa! SMK Hebat!



iv



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PRAKATA



PRAKATA



Rumput laut secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota alga yang merupakan tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis mikroskopik dan makroskopik. Jenis makroskopik inilah yang sehari-hari kita kenal sebagai rumput laut (Poncomulyo, 2006). Rumput laut tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat pada substrat tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati, tetapi hanya menyerupai batang yang disebut thallus.Bentuk thallus ini beragam, ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong, atau ada juga yang seperti rambut. Rumput laut tumbuh di alam dengan melekatkan diri pada karang, lumpur, pasir, batu dan benda keras lainnya. Selain benda mati, rumput lautpun dapat melekat pada tumbuhan lain secara epifitik (Anggadiredjo, 2006) Luas perairan laut Indonesia dan keragaman jenis rumput laut merupakan cerminan dari potensi rumput laut Indonesia. Dari 782 jenis rumput laut di perairan Indonesia, hanya 18 jenis dari 5 genus (marga) yang sudah diperdagangkan. Dari kelima marga tersebut, hanya genus-genus Eucheuma dan Gracilaria yang sudah dibudidayakan (Anggadiredja, 2006). Rumput laut yang memiliki ragam pemanfaatan menciptakan peluang besar dalam pengembangan budidayanya (Cornis & Garbary, 2010; Hughes et al., 2012; Septiana & Asnani, 2013). Kappaphycus alvarezii merupakan salah satu jenis rumput laut yang bernilai ekonomis tinggi yang produksinya sampai saat ini belum memenuhi kebutuhan Rumput laut dengan kandungan untuk agar terutama didapatkan dari spesies Gracilaria dan Gelidium, sedangkan untuk kandungan kargenan banyak dibudidayakan spesies Eucheuma cottonii dan Eucheuma spinosum. Bahan baku yang digunakan untuk pengolahan rumput laut harus memiliki mutu yang baik, agar menghasilkan produk yang baik pula. Demikian halnya dengan bahan pembantu dalam proses pengolahannya harus menggunakan bahan yang aman untuk dikonsumsi serta sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk memberikan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan siswa SMK maka perlu kiranya disusun bahan ajar berupa buku teks tentang Teknik Pengolahan Produk Rumput Laut Buku ini berisi tentang Pengolahan Produk Rumput Laut, pengemasan, analisis usaha produksi hasil perikanan tradisional, serta teknik pemasaran produk rumput laut .



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



Muhammad Anik Suparmi



v



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ iv PRAKATA.......................................................................................................................................................... v DAFTAR ISI....................................................................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................................... ix DAFTAR TABEL............................................................................................................................................... xv PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU............................................................................................................ xvi PETA KONSEP................................................................................................................................................. xvii APERSEPSI....................................................................................................................................................... xviii BAB I KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA................................................................................... 1 A. Pengertian....................................................................................................................................... 2 B. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ................................................................. 3 C. Aspek, Faktor dan Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ............................ 5 D. Prosedur Keselamatan Kerja .................................................................................................... 6 E. Alat alat keselamatan kerja........................................................................................................ 7 F. Simbol–simbol Keselamatan Kerja......................................................................................... 13 BAB II SISTEM PRODUKSI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT............................................................... 19 A. Karakteristik Bahan Dasar Rumput Laut ............................................................................. 21 B. Bahan Penunjang.......................................................................................................................... 27 BAB III PERALATAN DAN MESIN PENGOLAHAN RUMPUT LAUT.................................................. 35 A. Jenis, Fungsi Peralatan dan Mesin........................................................................................... 36 B. Peralatan Tambahan Dalam Pengolahan Rumput Laut................................................... 40 C. Peralatan Dalam Proses............................................................................................................... 45 BAB IV KAPASITAS PRODUKSI................................................................................................................... 55 A. Pengertian........................................................................................................................................ 57 B. Pengukuran Kapasitas Produksi............................................................................................... 58 C. Pengukuran Kinerja pada Perencanaan Kapasitas Produksi......................................... 58 D. Langkah langkah Menentukan Proses Perencanaan dan Kontrol Produksi .......................................................................................................................... 59 E. Potensi Pengembangan Rumput laut................................................................................... 62 F. Kapasitas Produksi ....................................................................................................................... 66 BAB V SARANA DAN PRASARANA PENGOLAHAN RUMPUT LAUT.............................................. 71 A. Prinsip Dasar Penyusunan Layout........................................................................................... 72 B. Tahapan Pengaturan Fasilitas Produksi.................................................................................. 73 C. Tata Letak Fasilitas Pabrik (Layout) ......................................................................................... 74 D. Tujuan dan Manfaat Pengaturan Layout ............................................................................. 74 E. Penataan terhadap tata Letak Fasilitas Pabrik ................................................................. 74 F. Bentuk dan tipe layout .............................................................................................................. 74 G. Sarana Pengolahan Rumput Laut........................................................................................... 78 PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL..................................................................................................... 87



vi



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR ISI BAB VI LIMBAH DAN HASIL SAMPING PENGOLAHAN RUMPUT LAUT....................................... 93 A. Pengertian........................................................................................................................................ 94 B. Jenis- Jenis Limbah........................................................................................................................ 95 C. Dampak dan Pengaruh Limbah................................................................................................ 98 D. Teknik pengolahan limbah......................................................................................................... 99 E. Pengolahan Dan Pemanfaatan Limbah................................................................................ 100 F. Pengolahan dan pemanfaatan limbah dari proses Alkali Treated Cottonii (ATC)...................................................................................................... 105 G. Pengolahan dan pemanfaatan limbah dari proses Produksi Alginat......................... 106 H. Pengolahan dan pemanfaatan limbah dari proses produksi agar.............................. 108 I. Pemanfaatan limbah alkali rumput laut untuk pupuk anorganik............................... 109 J. Pemanfaatan Limbah Rumput Laut sebagai Pakan Alternatif Itik.............................. 109 K. Pemanfaatan limbah hasil olahan rumput laut untuk kesehatan.............................. 110 BAB VII HASIL OLAHAN PRODUK PANGAN RUMPUT LAUT........................................................... 117 A. Pengertian........................................................................................................................................ 118 B. Penerapan Sanitasi Hygiene Produk Pangan Rumput Laut............................................ 119 BAB VIII HASIL OLAHAN PRODUK NON PANGAN RUMPUT LAUT............................................... 153 A. Pengertian........................................................................................................................................ 154 B. Penerapan Sanitasi Produk Nonpangan Rumput Laut..................................................... 154 C. Hygienitas Produk Nonpangan Rumput Laut..................................................................... 160 D. Jenis-jenis olahan rumput laut produk nonpangan......................................................... 161 BAB IX KUALITAS BAHAN BAKU RUMPUT LAUT................................................................................ 177 A. Pengertian........................................................................................................................................ 178 B. Jenis-jenis bahan baku rumput laut........................................................................................ 182 C. Standar Dan Fungsi Bahan Baku Rumput Laut................................................................... 189 BAB X TEKNIK PENGERINGAN DAN PENGEMASAN PRODUK RUMPUT LAUT......................... 203 A. Pengertian ....................................................................................................................................... 204 B. Pengetahuan Dalam Melakukan Pengeringan................................................................... 205 C. Teknik pengeringan rumput laut............................................................................................. 206 D. Kontrol Kualitas selama Proses Pengeringan...................................................................... 209 E. Indikasi Rumput Laut Kering...................................................................................................... 210 F. Sarana dan Prasarana Pengeringan Rumput Laut............................................................. 210 BAB XI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT MENJADI ATC (Alkali Trated Cottonii)......................... 229 A. Pengertian........................................................................................................................................ 231 B. Jenis rumput laut penghasil ATC.............................................................................................. 231 C. Syarat bahan baku......................................................................................................................... 232 D. Bahan pembantu pengolahan ATC......................................................................................... 233 E. Tahapan Pengolahan ATC............................................................................................................ 234 F. Standar Mutu Rumput Laut Kering......................................................................................... 240 G. Penanganan Limbah.................................................................................................................... 241 H. Sanitasi dan Hygiene Pabrik Pengolahan ATC.................................................................... 241 AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



vii



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR ISI BAB XII PENGOLAHAN RUMPUT LAUT MENJADI AGAR-AGAR..................................................... 253 A. Pengertian ....................................................................................................................................... 254 B. Jenis Rumput Laut Penghasil Agar-Agar............................................................................... 254 C. Syarat Bahan Baku......................................................................................................................... 254 E. Tahapan Pengolahan Agar.......................................................................................................... 260 F. Pengemasan..................................................................................................................................... 266 G. Penanganan Limbah Pengolahan Agar-Agar ..................................................................... 266 H. Analisa Usaha.................................................................................................................................. 266 I. Analisis Usaha Pengolahan Agar Batang............................................................................... 270 PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP.................................................................................................... 281 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................... 289 GLOSARIUM.................................................................................................................................................... 297 BIODATA PENULIS......................................................................................................................................... 302



viii



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR GAMBAR



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1.1 Ilustrasi Keselamatan Kerja................................................................................................ 2 Gambar 1.2 Ilustrasi Keselamatan Kerja................................................................................................ 3 Gambar 1.3 Ilustrasi keselammatan kerja............................................................................................. 3 Gambar 1.4 Ilustrasi Keselamatan Kerja................................................................................................ 4 Gambar 1.5 Alat Keselamatan Kerja....................................................................................................... 4 Gambar 1.6 Ilustrasi Lingkungan Kerja................................................................................................. 5 Gambar 1. 7 Ilustrasi Lingkungan Kerja................................................................................................. 5 Gambar 1.8 Ilustrasi Keselamatan kerja................................................................................................ 6 Gambar 1.9 Ilustrasi Pengarahan Instruksi kerja................................................................................ 7 Gambar 1.10 Ilustrasi peralatan / Kelengkapan Keselamatan kerja............................................ 7 Gambar 1.11 Alat body scaner................................................................................................................. 8 Gambar 1.12 Alat metal detektor............................................................................................................ 8 Gambar 1.13 Alarm api................................................................................................................................ 9 Gambar 1.14 Alat detector asap/ api..................................................................................................... 9 Gambar 1.15 Hydrant................................................................................................................................... 10 Gambar 1.16 Safety Valve pada Pipa..................................................................................................... 10 Gambar 1.17 Panel listrik............................................................................................................................ 11 Gambar 1.18 ilustrasi alat keselamatan kerja...................................................................................... 11 Gambar 1.19 Prosesdur penggunaan alat pemadam Kebakaran............................................... 12 Gambar 1.20 Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan.................................................................... 12 Gambar 1. 21 Kotak P3K............................................................................................................................. 13 Gambar 1.22 Peralatan P3K....................................................................................................................... 13 Gambar 1.23 Simbol-simbol Keselamatan Kerja............................................................................... 15 Gambar.2.1 produksi olahan rumput laut ........................................................................................... 20 Gambar 2.2 Rumput laut Kappaphycus alvarezii............................................................................... 21 Gambar 2.3. Rumput Laut Gracilaria sp................................................................................................. 22 Gambar 2.4 Rumput Laut Euchema spinosum................................................................................... 23 Gambar 2. 5. Rumput laut Sargassum crassifolium.......................................................................... 24 Gambar 2.6 Rumput laut Turbinaria sp................................................................................................ 25 Gambar 2.7. Karagenan............................................................................................................................... 26 Gambar 2.8 Gelas rumput laut................................................................................................................. 32 Gambar 2.9. Gula pasir............................................................................................................................... 28 Gambar 2.10 Kapur tohor........................................................................................................................... 28 Gambar 2.11 Panili........................................................................................................................................ 29 Gambar 3.1 mesin kemasan otomatis................................................................................................... 36 Gambar 3.2 Mesin Pencacah Rumput Laut.......................................................................................... 37 Gambar 3.3. Mesin Pembersih Rumput Laut....................................................................................... 37 Gambar 3.4. Mesin Penggiling Rumput Laut...................................................................................... 38 Gambar 3.5 Mesin Pengering Rumput Laut........................................................................................ 38 Gambar 3.6 Mesin Pengayak Rumput Laut......................................................................................... 39 Gambar 3.7 Mesin Pemasak Rumput Laut........................................................................................... 39



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



ix



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR GAMBAR Gambar 3.8 Mesin Peniris Rumput Laut................................................................................................ 40 Gambar 3.9 Jenis-Jenis Timbangan....................................................................................................... 40 Gambar 3.10 Bak Plastik.............................................................................................................................. 41 Gambar 3.11 Loyang Plastik...................................................................................................................... 41 Gambar 3.12 Alat Penghalus / Penghancur......................................................................................... 42 Gambar 3.13 Alat Penjemur...................................................................................................................... 42 Gambar 3.14. Bermacam-Macam Kompor.......................................................................................... 43 Gambar 3.15 Gambar Wajan, Spatula dan Serok............................................................................... 43 Gambar 3.16 Gelas Ukur............................................................................................................................ 44 Gambar 3.17 Sealer Dan Vakum............................................................................................................... 44 Gambar 3.18 Nyiru....................................................................................................................................... 45 Gambar 3.19 Dodol Rumput Laut........................................................................................................... 45 Gambar 3.20 Jelly Rumput Laut.............................................................................................................. 46 Gambar 3.21 Manisan Rumput Laut....................................................................................................... 47 Gambar 3. 22 Cendol Rumput Laut........................................................................................................ 47 Gambar 3.23 Nata De Coco Rumput Laut............................................................................................ 48 Gambar 3. 24 Puding Rumput Laut........................................................................................................ 48 Gambar 3.25 Semi Refine Carragenan................................................................................................... 50 Gambar 3.26 Karragenan............................................................................................................................ 50 Gambar 4.1 Target produksi rumput laut............................................................................................. 56 Gambar 4.2 Panen Rumput Laut.............................................................................................................. 56 Gambar 4.3 penjemuran rumput laut.................................................................................................... 57 Gambar 4.4 Rounting Perencanaan ...................................................................................................... 60 Gambar 4.5 Akutansi biaya produksi..................................................................................................... 60 Gambar 4.6 Proses Produksi...................................................................................................................... 61 Gambar 4.7 quality control........................................................................................................................ 61 Gambar 4.8 Kegiatan Panen Rumput Laut........................................................................................... 62 Gambar 4.9 Penjemuran Rumput Laut.................................................................................................. 64 Gambar 5. 1 Pabrik ....................................................................................................................................... 72 Gambar 5.2 Desain lokasi / layout pabrik............................................................................................. 73 Gambar 5.3 Contoh Layout Pabrik.......................................................................................................... 73 Gambar 5.4. Layout Peralatan Pabrik..................................................................................................... 74 Gambar 5.5 Layout Dengan Posisi Tetap.............................................................................................. 75 Gambar 5.6 tata letak berorientasi pada proses................................................................................ 75 Gambar 5.7 Tata letak kantor.................................................................................................................... 76 Gambar 5.8 Tata Letak retail..................................................................................................................... 76 Gambar 5.9 tata letak gudang dan penyimpanan............................................................................ 77 Gambar 5.10 Contoh Gambar Lokasi pabrik....................................................................................... 77 Gambar 5.11 Layout pabrik....................................................................................................................... 78 Gambar 5.12 Lantai Jemur ........................................................................................................................ 80 Gambar 5.13 Lantai penjemuran ............................................................................................................ 80



x



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR GAMBAR Gambar 5.14 laboratorium........................................................................................................................ 81 Gambar 5.15 boiler....................................................................................................................................... 81 Gambar 5.16 Bak Pencucian Rumput Laut........................................................................................... 82 Gambar 6.1 Pupuk Cair Dari Limbah Rumput Laut.......................................................................... 94 Gambar 6.2. Contoh limbah cair dari produksi minyak sawit....................................................... 95 Gambar 6.3. Contoh sampah abu............................................................................................................ 96 Gambar 6.4. Sampah industri Elektronik.............................................................................................. 96 Gambar 6.5. Contoh Limbah Gas............................................................................................................. 96 Gambar 6.6 Limbah organic...................................................................................................................... 98 Gambar 6.7 Limbah anorganik................................................................................................................. 98 Gambar 6.8. Contoh Penyakit Akibat Terpapar Limbah.................................................................. 99 Gambar 6.9 Pengolahan limbah secara Primer.................................................................................. 101 Gambar 6.10. Pengolahan Limbah Secara Sekunder....................................................................... 101 Gambar 6.11. Pengolahan Limbah Secara Tersier............................................................................. 102 Gambar. 6.12 Pengolahan limbah lumpur........................................................................................... 102 Gambar 6.13. Contoh Penerapan Sumur Injeksi................................................................................ 104 Gambar 6.14. Contoh kolam penampungan limbah B3................................................................. 104 Gambar 6.15. Penanganan limbah B3 dengan metode land fill.................................................. 105 Gambar 6.16 Contoh Limbah pengolahan rumput laut yang tidak dikelola dengan baik........................................................................................................ 105 Gambar 6.17 Industri pulp dan kertas................................................................................................... 106 Gambar. 6.18 Contoh Pupuk Organik Dari Limbah Rumput Laut................................................ 107 Gambar 6.19 Contoh Pakan ikan............................................................................................................ 108 Gambar 6.20 Contoh papan Partikel..................................................................................................... 108 Gambar 6.21 Pupuk anorganik yang memanfaatkan limbah rumput laut............................. 109 Gambar 6.22 Proses Pemanfaatan Klorofil Dari Hasil Olahan Rumput Laut Untuk Pengobatan Kanker.............................................................................................. 110 Gambar 6.23 Proses Pembuatan Bioetanol......................................................................................... 113 Gambar 7.1. Contoh produk pangan dari hasil olahan rumput laut.......................................... 118 Gambar 7.2. Pangan segar yang memanfaaatkan rumput laut................................................... 119 Gambar 7.3. Dodol rumput laut siap saji.............................................................................................. 119 Gambar 7.5. penerapan hygiene pada produk pangan.................................................................. 120 Gambar 7.4. Contoh sanitasi pada ruang produksi........................................................................... 120 Gambar 7.6 Contoh pelabelan pada bahan kemas......................................................................... 121 Gambar 7.7 Penerapan GMP pada produk pangan.......................................................................... 121 Gambar 7.8 Proses seleksi bahan baku rumput laut kering.......................................................... 123 Gambar 7.9 Jenis rumput laut Eucheuma cottonii........................................................................... 125 Gambar 7.10 Jenis rumput laut gracillaria sp...................................................................................... 126 Gambar 7.11 Contoh produk candy jeli rumput laut...................................................................... 127 Gambar 7.12 Contoh jely drink berbahan rumput laut................................................................... 128 Gambar 7.13 Contoh bakso rumput laut............................................................................................. 128



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



xi



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR GAMBAR Gambar 7.14 Contoh kerupuk kaktus berbahan rumput laut...................................................... 129 Gambar 7.15 Contoh dodol rumput laut.............................................................................................. 130 Gambar 7.16 Contoh sirup rumput laut................................................................................................ 131 Gambar 7.17 Contoh bidaran keju rumput laut................................................................................. 132 Gambar 7.18 Contoh saos rumput laut................................................................................................. 133 Gambar 7.19 Contoh Es Agar Rumput Laut........................................................................................ 134 Gambar 7.20 Contoh pembuatan nugget rumput laut.................................................................. 135 Gambar 7.21 Contoh empek-empek sutra rumput laut................................................................. 137 Gambar 7.22 Contoh Selai rumput laut............................................................................................... 138 Gambar 7.23 Contoh Nata rumput laut................................................................................................ 139 Gambar 7.24 Contoh es krim berbahan rumput laut...................................................................... 140 Gambar 7.25 Contoh empek-empek rumput laut............................................................................ 141 Gambar 7.26 Contoh brownies rumput laut....................................................................................... 143 Gambar 7. 27 Contoh wingko................................................................................................................... 144 Gambar 7.28 Anggur Laut.......................................................................................................................... 149 Gambar 8.1. Contoh industri keramik sebagai idustri nonpangan............................................. 154 Gambar. 8.2. Contoh industri rumput laut nonpangan................................................................... 155 Gambar 8.3. Penerapan sanitasi pada pembuatan cangkang kapsul rumput laut............... 156 Gambar. 8.4. Penerapan K3LH berupa penggunaan alat pelindung diri (APD)...................... 157 Gambar 8.5. Contoh Sanitasi pada karyawan..................................................................................... 158 Gambar.8.6. Contoh bahan surfaktan.................................................................................................... 158 Gambar.8.7 Contoh bahan pembentuk................................................................................................ 159 Gambar.8.8. Contoh kegiatan hygine.................................................................................................... 161 Gambar.8.9 Contoh produk semi refined carageenan (SRC)......................................................... 162 Gambar 8.10. ATC-Chips dari jenis rumput laut Eucheuma cottonii.......................................... 162 Gambar.8.11. Carageenan dari rumput laut alga merah................................................................ 163 Gambar.8.12. Alginat yang siap di pasarkan....................................................................................... 163 Gambar 8.13. Pasta gigi berbahan rumput laut................................................................................. 164 Gambar 8.14 Contoh salep buckthorn sea yang berbahan rumput laut ................................. 165 Gambar 8.15 Contoh bahan cat menggunkan bahan dari rumput laut................................... 166 Gambar 8.16. Contoh industri pulp dan kertas.................................................................................. 167 Gambar 8.17 Kapsul berbahan rumput laut........................................................................................ 168 Gambar 8.18 Contoh produk kosmetik berbahan rumput laut................................................... 169 Gambar 8.19 Contoh kain batik hasil pengecapan berbahan rumput laut (alginat)......................................................................................................... 170 Gambar 8.20 Kemasan makanan (plastik) berbahan rumput laut.............................................. 173 Gambar 9.1. Contoh bahan baku Rumput Laut Euchuma cottonii............................................. 178 Gambar 9.2. KOH sebagai bahan baku tidak langsung dalam proses ATC/SRC..................... 179 Gambar 9.3. Industri rumput laut merupakan contoh industri Ekstraktif................................ 181 Gambar 9.4.Contoh bahan baku kering dai jenis rumput laut Gracillaria sp.......................... 182 Gambar 9.5. Contoh tepung agar dari rumput laut ......................................................................... 183



xii



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR GAMBAR Gambar 9.6.Jenis rumput laut Eucheuma cottonii........................................................................... 184 Gambar 9.7. Rumus bangun dari Kappa karagenan......................................................................... 184 Gambar 9.8. Contoh kappa karaginan dari rumput laut................................................................. 185 Gambar 9.9. Rumus bangun dari Lambda karagenan.................................................................... 185 Gambar 9.11. Jenis rumput laut Eucheuma spinosum.................................................................... 186 Gambar 9.10. Contoh lambda karaginan dari rumput laut............................................................ 186 Gambar 9.12 Rumus bangun Iota Karagenan.................................................................................... 187 Gambar 9.13. Contoh Iota Karaginan dari rumput laut E.spinosum........................................... 188 Gambar 9.14. Jenis rumput laut sargassum........................................................................................ 188 Gambar 9.15. Struktur Kimia Alginat...................................................................................................... 188 Gambar 9.16. Contoh alginat dari rumput laut.................................................................................. 189 Gambar 9.17. Bahan cetak gigi................................................................................................................. 194 Gambar 9.18. Alginat sebagai bahan baku pada industri tekstil................................................. 195 Gambar 9.19. Contoh Alginatsebagai bahan baku dalam industri makanan......................... 195 Gambar 9.20. Alginat dapat digunakan sebagai cangkang kapsul ........................................... 196 Gambar 9.21 Arnold Kirst Fitger............................................................................................................... 199 Gambar 10.1. Petani menjemur rumput laut...................................................................................... 204 Gambar. 10.2 Prose Pencucian Rumput laut sebelum dikeringkan............................................ 206 Gambar. 10.3. Pengeringan dengan alas.............................................................................................. 206 Gambar 10.4. Penjemuran rumput laut dengan mengunakan para-para jemur .................. 207 Gambar 10.5. Penjemuran rumput laut dengan metode gantung............................................. 208 Gambar 10.6 Mesin pengering rumput laut tanduk rusa............................................................... 208 Gambar. 10.7 Proses kontrol pengeringan dengan cara pembalikan rumput laut.............. 209 Gambar.10.8. Rumput laut dengan kekeringan standar 25% hingga 35% ............................. 210 Gambar.10.9. Rumput laut belum mencapai standar kekeringan, masih terdapat pasir yang menempel dengan warna transparan seperti botol....................... 210 Gambar 10.10. Timbangan gantung yang umum digunakan untuk hasil panen rumput laut......................................................................................................... 211 Gambar.10.11 Jenis-jenis terpal yang umum digunakan untuk alas penjemuran rumput laut.............................................................................................. 211 Gambar 10.12. Jenis Plastik Transparan untuk menutup rumput laut....................................... 211 Gambar 10.13. Perlindungan kemasan terhadap kerusakan-kerusakan eksternal .............. 214 Gambar 10.14. Contoh karung goni....................................................................................................... 215 Gambar 10.15. Contoh karung plastik untuk kemasan rumput laut.......................................... 216 Gambar 10.16. Gudang proses pengemasan dan pengepakan.................................................. 217 Gambar 10.17. Mesin Pengering Rumput Laut.................................................................................. 225 Gambar 11.1. Contoh rumput laut yang telah diolah menjadi ATC ........................................... 231 Gambar 11.2 . Rumput laut jenis Euchuma cottonii......................................................................... 232 Gambar. 11.3. Pemilihan dan penyortiran ATC-Chips...................................................................... 233 Gambar 11.4 Kalium hidroksida (KOH) ................................................................................................ 233 Gambar 11.5 Proses alur pembuatan ATC chip................................................................................ 234



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



xiii



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR GAMBAR Gambar 11.6 Contoh bak pencucian rumput laut berbahan steinless..................................... 235 Gambar 11.7 (a) pabrik pengolahan rumput laut (b) bak pencucian rumput laut dilengkapi dengan kincir pencuci yang sudah di keramik.................................. 235 Gambar 11.8 Proses pengambilan rumput laut yang telah dicuci di bak pencucian.............................................................................................................................. 235 Gambar 11.9 Bak untuk menimpan KOH dan tangki pemasaknya............................................. 237 Gambar 11.10 Thermal oil unit................................................................................................................. 237 Gambar 11.11 Pengeringan ATC-Chips rumput laut....................................................................... 238 Gambar 11.12 (a) Proses pemotongan dan (b) penyortiran ATC ............................................. 239 Gambar 11.13 Proses pengemasan ATC............................................................................................... 239 Gambar 11.14 ATC Chips............................................................................................................................ 249 Gambar 12.1 Contoh produk agar bubuk yang memanfaatkan rumput laut......................... 254 Gambar 12.2 Drum sebagai tangki pemasak rumput laut............................................................. 255 Gambar.12.3 Contoh alat pemasak secara tradisional..................................................................... 255 Gambar 12.4 Contoh loyang utuk pemanfaatan pengolahan agar............................................ 256 Gambar.12.5 Contoh rak loyang.............................................................................................................. 256 Gambar.12.6 Alat pengepresan rumput laut...................................................................................... 256 Gambar.12.7 Kain blacu jenis kain yang digunakan dalam pengolahan agar........................ 257 Gambar 12.8 Tempat penjemuran agar kertas................................................................................... 257 Gambar 12.9 Alat pencuci rumput laut................................................................................................. 257 Gambar.12.10 Tangki Pemasak Rumput Laut...................................................................................... 258 Gambar.12.11 Alat penyaring (a) dan pengepres rumput laut (b).............................................. 258 Gambar.12.12 Contoh ruang refrigerator............................................................................................. 258 Gambar.12.13 Mesin menghalus dan pembuatan bubur rumput laut..................................... 259 Gambar.12.14 Mesin pencuci rumput laut........................................................................................... 259 Gambar 12.15 Mesin pemasakan rumput laut................................................................................... 259 Gambar.12.16 Contoh mesin ekstraksi................................................................................................. 260 Gambar 12.17 Mesin Penepung Rumput laut.................................................................................... 260 Gambar.12.19 Proses pemucatan rumput laut................................................................................... 261 Gambar.12.18 Proses pembersihan rumput laut............................................................................... 261 Gambar 12.20 Proses ekstraksi dan perebusan (a) Penyaringan (b).......................................... 262 Gambar.12.21 (a) Proses penambahan KOH/KCl (b) Penjendalan.............................................. 262 Gambar.12.22 (a) Proses pemotongan (b) Pengepresan................................................................ 263 Gambar 12.23 Proses peneringan dengan memanfaatkan sinar matahari............................ 263 Gambar 12.24 Proses Sortasi.................................................................................................................... 264 Gambar.12.25 (a) Kualitas 1, (b) Kualitas 3, (c) yang sudah dikemas dan siap jual............... 264 Gambar.12.26 Contoh agar-agar batang yang siap dipasarkan.................................................. 265 Gambar.12.27 Perusahaan PT.Satelit Sriti............................................................................................. 277



xiv



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR TABEL



DAFTAR TABEL



Tabel 4.1 Luas Kawasan Komoditas Rumput Laut............................................................................ 63 Tabel 4.2 Sentra Penghasil Rumput Laut dan Jenis Nya................................................................. 65 Tabel 4.3 Perkembangan Ekspor Rumput Laut................................................................................. 65 Tabel 6.1 Beberapa macam limbah gas yang umum ada di udara............................................ 97 Tabe.7.1. Komposisi Kimiawi Beberapa Jenis Rumput Laut.......................................................... 124 Tabel  7.2 Komposisi Jenis mineral  rumput laut E.cottonii sp..................................................... 125 Tabel .7.3 Komposisi Kimia Rumput Laut (Gracilaria sp) kering.................................................. 126 Tabel 9.1. Komposisi kimia yang dikandung oleh rumput laut E. spinosum.......................... 187 Tabel  9.2 Standar Mutu Bahan Baku beberapa jenis rumput laut kering............................... 191 Tabel 9.3. Standar Mutu Karagenan...................................................................................................... 191 Tabel. 9.4. Standar Mutu Produk Agar-agar........................................................................................ 192 Tabel.9.5 Standar Mutu agar kertas....................................................................................................... 192 Tabel.9.6. Standar Mutu tepung agar.................................................................................................... 193 Tabel 11.1 Persyaratan mutu rumput laut kering berdasarkan sni 2690.1.2009................... 240 Tabel 11.2. Penilaian sensori rumput laut kering (score sheet)................................................... 241 Tabel 12.1 Komposisi kimia agar Gracilaria Sp................................................................................... 255 Tabel 12.2 Biaya Investasi Yang Dibutuhkan Untuk Pengolahan Agar Kertas....................... 267 Tabel 12.3 Biaya Operasional Yang Dikeluarkan Untuk Pengolahan Agar Kertas................. 268 Tabel 12.4 Biaya Investasi Yang Dibutuhkan Untuk Pengolahan Agar Batang...................... 271 Tabel 12.5 Biaya Operasional Yang Dikeluarkan Untuk Pengolahan Agar Batang............... 272



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



xv



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU



PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU



Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga dapat menyelesaian buku ini. Buku ini merupakan buku pelajaran Teknik Pengolahan Rumput Laut yang diharapkan dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan mmemperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1. Bacalah Tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan materi. 2. Bacalah buku ini dengan teliti dan seksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa ditanyakan kepada guru. 3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk memperluas wawasanmu. 4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini. Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam buku ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Harian. Jika anda belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka anda dapat mengulangi untuk mempelajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila anda masih mengalami kesulitan memahami materi yang ada dalam bab ini, silahkan diskusikan dengan teman atau guru anda. Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebuut adalah: Contoh Soal



Digunakan untuk memberikan gambaran soal yang akan ditanyakan dan cara menyelesaikannya.



Praktikum



Lembar acuan yang digunakan untuk melatih keterampilan peserta didik sesuai kompetensi keahlianya. Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk menambah sumber belajar dan wawasan. Menampilkan link sumber belajar dan QR code yang dapat diakses melalui QR code scanner yang terdapat pada smartphone. Berisi tentang wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu yang sedang dipelajari. Kegiatan yang bertujan untuk melatih peserta didik dalam memahami suatu materi dan dikerjakan secara individu. Berisi ringkasan pokok materi dalam satu bab. Digunakan untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang sudah dicapai peserta didik setelah mempelajari satu bab. Digunakan untuk mengevaluasi kompetensi peserta didik setelah mempelajari materi dalam satu semester. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik maupun guru di akhir kegiatan pembelajaran guna mengevaluasi kegiatan belajar mengajar.



Jelajah Internet



Cakrawala Tugas Mandiri Rangkuman Penilaian Harian Penilaian Akhir Semester Refleksi



xvi



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PETA KONSEP



PETA KONSEP



Teknik Pengolahan Rumput Laut



Semester Gasal BAB I



KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA



BAB II



SISTEM PRODUKSI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



BAB III



PERALATAN DAN MESIN PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



Semester Genap BAB VI



LIMBAH DAN HASIL SAMPING PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



BAB VII



HASIL OLAHAN PRODUK PANGAN RUMPUT LAUT



BAB VIII



HASIL OLAHAN PRODUK NON PANGAN RUMPUT LAUT



BAB IV



BAB IX KUALITAS BAHAN BAKU RUMPUT LAUT



BAB V



BAB X TEKNIK PENGERINGAN DAN PENGEMASAN PRODUK RUMPUT LAUT



KAPASITAS PRODUKSI



SARANA DAN PRASARANA PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



BAB XI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT MENJADI ATC (Alkali Trated Cottonii)



BAB XII PENGOLAHAN RUMPUT LAUT MENJADI AGAR-AGAR



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



xvii



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



APERSEPSI



APERSEPSI



Indonesia merupakan negara maritim yang artinya lautan lebih luas daripada daratan. Kekayaan laut Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Banyak sekali sumber daya laut yang bisa digunakan untuk kehidupan manusia, terutama rumput laut. Teknik Pengolahan Rumput Laut masuk pada bidang kemaritiman. Pada buku ini dibahas tentang salah satunya KD yang sangat penting yaitu tentang keselamatan kerja dan pengolahan rumput laut. Kedua hal ini sangat sinkron dikarenakan keselamatan dan kesehatran kerja yang baik akan menghasilkan produk rumput laut yang baik dan berStandar sesuia kebutuhan konsumen Mata Pelajaran Dasar Teknik Pengolahan Rumput Laut diperuntukan untuk kelas XI bangku SMK. Topik dalam buku ini membahas tentang cara untuk mengelola rumput laut. Kompetensi Keahlian Teknik Pengolahan Rumput Laut menuntut penguasaan seluruh kompetensi dasar. Penguasaan Kompetensi dasar diharapkan mendukung pembelajaran siswa terkait dengan salah satu bidang kemaritiman. Dengan demikian kompetensi dasar merupakan kewajiban bagi setiap siswa. Buku ini disusun berbasis aktivitas siswa yaitu siswa dituntut aktif dalam pembelajaran. Keaktifan dimulai dari pembelajaran di kelas dalam bentuk diskusi, presentasi, mengerjakan tugas serta berinisiatif memperkaya wawasan dan berinovasi. Untuk mendukung harapan itu dibuatlah fitur Cakrawala, Jelajah Internet, Lembar Praktikum, Tugas Mandiri maupun Refleksi. Selamat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kemudahan dan kekuatan untuk mendidik anak bangsa menjadi generasi masa depan, aamiin



xviii



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



BAB I



KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BAB I KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA



TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini siswa mampu memahami konsep tentang keselamatan kerja serta melaksanakan pengendalian intruksi-intruksi kerja dengan prosedur yang benar.



PETA KONSEP



Keselamatan Kerja



Pengertian



Tujuan



Aspek, Faktor dan Prinsip K3



Prosedur K3



Alat Keselamatan Kerja



Simbol-simbol keselamatan Kerja



Lingkungan AlatKerja dan Bahan Cara Melakukan Pekerjaan



KATA KUNCI Prosedur, keselamatan kerja



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



1



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENDAHULUAN Pekerjaan yang dilakukan oleh setiap karyawan akan mengalami risiko kerja yang berdampak pada munculnya faktor potensial penyebab kecelakaan kerja. Dampak kecelakaan kerja bisa diminimalkan dengan memperhatikan kesehatan kerja dan lingkungan kerja. Keselamatan kerja dan kesehatan kerja (K3) merupakan sesuatu yang wajib diperhatikan bagi semua karyawan yang bekerja di suatu perusahaan, karena hal ini akan berdampak pada keuntungan dan kerugian bagi pekerja itu sendiri maupun bagi perusahaan.



Gambar 1.1 Ilustrasi Keselamatan Kerja Sumber : https://www.publikreport.com/pelaku-usaha-diingatkan-tentang-kkk/ilustrasi-kesehatandan-keselamatan-kerja/



MATERI PEMBELAJARAN A. Pengertian Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah sebuah langkah untuk melakukan pencegahan terhadapa produk dan pekerja agar terjamin kesehatan dan keselamatnnya selama melakukan kegiatan produksi. Pengertian lain dari K3 adalah suatu langkah atau prosedur yang terstandarisasi untuk menghindari seseorang/ kelompok terhadap suatu kecelakaan kerja yang berpengaruh pada keselamatan jiwanya yang diterapkan oleh suatu perusahaan. Dalam negara kita, kaidah keselamatan dan kesehatan kerja wajib dilakukan oleh setiap perusahaan demi terselenggaranya kegiatan produksi yang sehat dan berkelanjutan. Undang-undang yang mengaturnya adalah Undang – undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 pasal 87.



2



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 1.2 Ilustrasi Keselamatan Kerja Sumber : http://k3.ppns.ac.id/kompetensi/



B. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)







Gambar 1.3 Ilustrasi keselammatan kerja Sumber :https://www.indonesiasafetycenter.org/knowledge-test/safety-category/7-tAndaperusahaan-perlu-perbarui-prosedur-keselamatan-kerja



Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum adalah untuk menjamin dan terciptanya kondisi lingkungan kerja yang sehat serta mencegah seseorang untuk melakukan kesalahan yang berdampak pada terjadinya kecelakaan kerja serta melindungi sumber–sumber produksi agar kapasitas dari suatu perusahaan bisa meningkat. AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



3



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 1.4 Ilustrasi Keselamatan Kerja Sumber : http://bisesacontractor.co.id/tips-meminimalisir-kecelakaan-kerja-pada-pabrik-dan-gudang/



Selain di atas, secara detail, K3 juga bertujuan antara lain: Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja, Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja, memelihara sumber produksi sehingga dapat dipergunakan secara aman dan efisien, meningkatkan kegairahan dan keserasian kerja serta partisipasi kerja, dan menciptakan rasa aman dan terlindungi saat bekerja.



Gambar 1.5 Alat Keselamatan Kerja Sumber : https://www.safetyshoe.com/alat-keselamatan-kerja-kapal/



4



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN C. Aspek, Faktor dan Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Beberapa aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang harus diperhatikan oleh perusahaan antara lain adalah : 1. Lingkungan kerja Tempat dimana seseorang melakukan aktivitas kerja adalah Lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang baik akan membuat seseorang menjadi nyaman dan aman saat melakukan kegiatan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam lingkungan kerja seperti: penerangan, letak mesin dan perabotan, suhu ruangan dan lain – lain.



Gambar 1.6 Ilustrasi Lingkungan Kerja Sumber : http://ikhtisar.com/menata-ruang-kantor-untuk-meningkatkan-produktifitas-kerja-karyawan/







2.



Alat dan bahan kerja Alat dan bahan kerja merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Kualitas produk yang akan dihasilkan sangat tergantung dari faktor ini. Alat dan bahan yang digunakan sebaiknya di cek secara berkala sehingga tidak membahayakan bagi para pekerja yang akan menggunakannnya pada saat proses produksi.



Gambar 1. 7 Ilustrasi Lingkungan Kerja Sumber : http://www.tactilite.com/



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



5



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN 3. Prosedur melakukan pekerjaan Prosedur suatu pekerjaan (SOP) merupakan aturan yang harus dilaksanakan oleh setiap pekerja sebelum dan sesudah beraktivitas. Hal ini diperlukan baik untuk memudahkan setiap pekerja mengoperasionalkan mesin dan peralatan maupun dalam menyiapkan keselamatan diri dengan pakain dan alat pelindung diri sehingga setiap pekerjaan yang dilakukan akan mengurangi risiko kecelakaan kerja dengan baik.



Gambar 1.8 Ilustrasi Keselamatan kerja Sumber : https://www.klikteknik.com/blog/pentingnya-peralatan-keselematan-kerja.html



D. Prosedur Keselamatan Kerja Prosedur keselamatan kerja merupakan sesuatu hal penting untuk dilaksanakan agar mengurangi dampak kecelakaan kerja bagi setiap individu yang akan bekerja. Beberapa faktor keselamatan kerja yang harus diperhatikan oleh karyawan atau siswa yang sedang bekerja sebagai berikut. 1. Pusatkan perhatian Anda kepada pekerjaan yang sedang dilakukan; 2. Berpakaian yang rapi dan tidak mudah mendatangkan kecelakaan; 3. Harus lebih hati-hati, jika yang bekerja pada mesin yang sama lebih dari satu orang; 4. Jangan sekali-kali memberi minyak pada mesin yang sedang berjalan atau bekerja; 5. Hindarkan cara memperbaiki mesin pada waktu mesin sedang berjalan; 6. Pastikan fungsi mesin berjalan dengan baik; 7. Jangan meninggalkan mesin pada waktu mesin sedang berjalan; 8. Pastikan agar lantai tidak licin pada saat bekerja; 9. Jangan melupakan bagian mesin yang memerlukan minyak; 10. Jangan menjalankan mesin lebih cepat dari pada kesanggupan Anda pada waktu bekerja; dan 11. Utamakan keselatan dalam segala hal pada waktu kita sedang bekerja.



6



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 1.9 Ilustrasi Pengarahan Instruksi kerja Sumber : https://tipssukseskerja.wordpress.com/2018/02/18/tugas-dan-tanggungjawab-seorang-site-manager-proyek/



E. Alat alat keselamatan kerja Alat keselamatan kerja (safety device) adalah alat yang dibutuhkan untuk untuk melindungi diri agar terhindar dari kecelakaan pada saat bekerja atau mengurangi dampak risiko kecelakaan pada saat bekerja atau dengan kata lain merupakan benda apapun yang dapat mencegah kecelakaan atau mengurangi risiko keselamatan kerja.



Gambar 1.10 Ilustrasi peralatan / Kelengkapan Keselamatan kerja Sumber:https://www.ilmutekniksipil.com/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/keselamatan-dan-kesehatankerja-alat-angkut



Beberapa ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja menulis bahwa alat AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



7



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN keselamatan kerja itu hanyalah semata berupa Alat Pelindung Kerja, padahal banyak alat-alat lain yang termasuk dengan alat keselamatan kerja (K3). Berdasarkan fungsi dan waktu penggunaannya, alat keselamatan kerja dapat dibagi menjadi 7, yaitu: 1. Detektor Detektor merupakan alat keselamatan kerja yang berfungsi sebagai pendeteksi awal berbagai macam potensi kecelakaan atau parameterparameter keselamatan kerja yang lain. Contohnya, ketika masuk ke dalam ruang terbatas, kita menggunakan detektor gas untuk mendeteksi munculnya gas karbon monoksida. Di dalam ruangan, kita jamak menemukan detektor asap yang mendeteksi kemunculan api. Alat untuk mendeteksi parameter keselamatan kerja misalnya kamera infra merah untuk mendeteksi temperatur dari jalur listrik, sound level meter untuk mendeteksi tingkat kebisingan dan ohmmeter untuk mendeteksi nilai hambatan dari grounding.



Gambar 1.11 Alat body scaner Sumber : https://ukur.co.id/alat-detektor-body-scanner-amtast-mdx01/



Gambar 1.12 Alat metal detektor Sumber : https://tokoonline88.com/alat-detektor-logam-metal-detector-waterproof-bisa-mendeteksi-dibawah-tanah-maupun-air/



2. Alarm



8



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Penggunaan alarm biasanya dikombinasikan dengan detektor. Jika detektor berfungsi untuk mendeteksi, maka alarm berfungsi agar orang-orang tertentu mampu untuk mengetahui hasil pembacaan dari detektor. Contohnya, alarm kebakaran bisa aktif dari smoke detector yang mendeteksi asap dan alarm pada gas detektor dapat aktif setelah alat tersebut mendeteksi gas berbahaya. Beberapa alarm tidak dikombinasikan dengan detektor seperti pada pull button pada hidran yang aktif hanya jika ada yang menariknya.



Gambar 1.13 Alarm api Sumber : https://www.reliablesprinkler.com/products/valves/search/65



Gambar 1.14 Alat detector asap/ api Sumber : https://www.sonitrolky.com/dos-and-donts-of-fire-safety-to-help-your-alarm-system/



3. Hidran Hidran merupakan sistem proteksi terhadap kebakaran yang terjadi di lingkungan kerja. Sistem proteksi ini umumnya sudah digunakan disetiap bangunan–bangunan yang ada sesuai kebutuhan seperti mall, perkantoran, sekolah, dan lain-lain. Sistem ini menggunakan air yang bertekanan tinggi sehingga diharapkan mampu membantu memadamkan api hingga skala yang besar.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



9



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 1.15 Hydrant Sumber : https://firehydrant.id/pengertian-hydrant/



4. Relief system Relief system adalah sebuah set peralatan yang berfungsi untuk mempertahankan suatu kondisi agar tetap aman. Misalnya, sebuah tangki bertekanan yang memiliki kelebihan tekanan maka safety valve nya akan terbuka sehingga tekanannya akan tetap aman. Relief system tidak hanya bisa di berada di dalam tangki tapi juga bisa dipasang di dalam jalur pipa dengan fungsi yang sama.



Gambar 1.16 Safety Valve pada Pipa Sumber : https://www.bermad.com.au/how-to/set-bermad-43q-pressure-relief-valve/



5. Pelindung fisik (Physical Guard) Pelindung merupakan alat keselamatan kerja yang berfungsi untuk mencegah pekerja terhadap kontak dengan energi-energi berbahaya. Contohnya, rockwool yang dipasang di pipa dapat mencegah pekerja untuk kontak dengan panas di pipa.



10



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 1.17 Panel listrik Sumber : https://www.gianindo.co.id/panellistrik/distributorpanellistrik/



6. Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri merupakan lapisan terakhir dalam hierarki pengendalian bahaya. Penggunaan Alat Pelindung Diri harus disesuaikan dengan hasil analisa bahaya di tempat kerja. Untuk melindungi mata, kita bisa menggunakan kaca mata keselamatan. Rompi keselamatan bisa digunakan untuk lebih memperjelas posisi dari pekerja serta sepatu keselamatan digunakan tentunya untuk melindungi kaki pekerja.



Gambar 1.18 ilustrasi alat keselamatan kerja Sumber : https://www.alatpemadamkebakaran.co/harga-perlengkapan-petugas-pemadam/



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



11



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN 7. Alat Tanggap Darurat Alat tanggap darurat digunakan pada saat kejadian kecelakaan dan berfungsi untuk mengurangi dampak kecelakaan yang telah terjadi. Contoh alat tanggap darurat adalah alat pemadam api ringan yang biasa terdapat di taip sudut-sudut ruang untuk memadamkan api yang telah timbul.



Gambar 1.19 Prosesdur penggunaan alat pemadam Kebakaran Sumber: https://plus.google.com/104527172261618084866/posts/Xmfjxpj8ERD



Gambar 1.20 Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan Sumber : https://petrotrainingasia.com/pemadam-kebakaran-industri-minyak-dan-gas/



8. Alat Penyelamat Alat penyelamat digunakan saat terjadi kecelakaan atau setelah terjadi kecelakaan yang berfungsi untuk mengurangi dampak kecelakaan yang telah ada pada manusia. Misalnya, peralatan di kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan untuk merawat luka-luka ringan. Tandu untuk membawa korban kecelakaan ke tempat pertolongan.



12



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 1. 21 Kotak P3K Sumber : https://www.sakha.co.id/product/kotak-p3k-standar-bahan-plastik-mika-include-isi-obatjenis-untuk-25-orang/



9. Peralatan P3K Peralatan P3K umumnya berisi alat dan bahan anti septik untuk penanganan kecelakaan kerja ang sifatnya luka ringan dan butuh penanganan cepat.



Gambar 1.22 Peralatan P3K Sumber: http://onemedhealthcare.com/products.php?cID=6&ID=466&action=detail



F. Simbol–simbol Keselamatan Kerja Simbol–simbol keselamatan kerja wajib diketahui oleh setiap pekerja untuk memudahkan pada saat bekerja dan mengurangi dampak risiko kecelakaan kerja. Berikut simbol–simbol kecelakaan kerja yang umum digunakan umumnya juga sudah dilengkapi dengan artinya sehingga memudahkan untuk dipahami.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



13



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



14



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN







Gambar 1.23 Simbol-simbol Keselamatan Kerja Sumber : https://www.sioforklift.com/rambu-rambu-k3-beserta-penjelasannya/



Pemahaman yang baik akan simbol–simbol di atas, akan berdampak sangat penting bagi setiap individu dalam setiap melakukan pekerjaan agar terhindar dari kecelakaan kerja.



LEMBAR PRAKTIKUM Lembar kerja 1 Lembar kerja Siswa (LKS)/ WORKSHEET Judul : Keselamatan Kerja Mata Pelajaran/Kompetensi : Teknik Pengolahan Rumput Laut Kompetensi Dasar : Menerapkan pengendalian instruksi kerja pengolahan rumput laut Kelas : XI Alokasi Waktu : 7 x 45 menit A .Tujuan 1. Siswa mampu mengidentifikasi instruksi-instruksi kerja pengolahan rumput laut 2. Siswa mampu menerapkan intruksi–intruksi kerja tentang pengolahan rumput laut



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



15



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM B. Alat 1. Alat tulis 2. Alat dokumentasi 3. Daftar sarana dan prasarana unit pengolahan rumput laut 4. Form pendataan C. Bahan D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Gunakan pakaian kerja saat melakukan kegiatan di lapangan sesui kaidah K3 2. Lakukan kegiatan dengan berhati-hati 3. Jaga kebersihan lingkungan dan alat praktik 4. Kembalikan peralatan praktik ke tempat semula dalam kondisi kering, bersih dan rapi. E. Langkah Kerja 1. Identifikasi jenis-jenis rumput laut yang digunakan sebagai bahan utama 2. identifikasi hasil olahan dari rumput rumput laut tersebut 3. Identifikasi bahan tambahan yang digunakan dalam proses pengolahan rumput laut F. Hasil



G. Pembahasan



H. Kesimpulan



I. Penilaian Nilai Keterangan ...................,........................ Peserta Didik Guru ........................ .......................... Nis NIP.



16



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



CAKRAWALA Edukasi pentingnya menerapkan Budaya K3 di lingkungan Kerja



Sumber : https://www.jurnalazhar.com/2018/12/sosialisasi-implementasi-budaya-k3-di-tempat-kerja.html



JELAJAH INTERNET Untuk mengetahui lebih luas mengenai materi keselamatan kerja, dapat mengunjungi website sebagai berikut : http://bisesacontractor.co.id/tips-meminimalisir-kecelakaan-kerja-pada-pabrikdan-gudang/



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



17



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



RANGKUMAN 1. Keselamatan kerja merupakan faktor penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan terhadap diri sendiri maupun orang lain pada waktu bekerja. 2. Masalah keselamatan kerja harus benar-benar ditanamkan terhadap para pelajar maupun karyawan bidang grafika atau yang lainya. 3. Setiap mesin harus dilengkapi dengan alat pengaman (alat keselamatan kerja). 4. Pada umumnya kecelakaan kerja itu terdiri 80% dikarenakan orang lain, sedangkan 20% dikarenakan lingkungan. 5. Arti dari pada kesehatan kerja secara ringkas adalah mencegah terjadinya kecelakaan di tempat pekerjaan.



TUGAS MANDIRI Setelah mempelajari materi tentang keselamatan kerja, lakukanlah observasi, kemudian lakukanlah tugas di bawah ini: 1. Dokumentasikan semua kegiatan yang kalian amati 2. Catatlah beberapa kegiatan yang mereka lakukan yang tidak didapatkan di kegiatan pembelajaran



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)! 2. Sebutkan isi dari undang undang ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 ! 3. Sebutkan tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja ! 4. Jelaskan aspek–aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja ! 5. Sebutkan beberapa alat yang dipakai dalam penerapan K3 !



REFLEKSI Setelah mempelajari dan memahami materi tentang materi keselamtan kerja pada bab ini, silahkan Anda membuat pertanyaan jika ada materi yang Anda belum pahami sehingga pemahaman Anda pada materi ini bisa Anda gunakan untuk mengikuti materi selanjutnya.



18



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



SISTEM PRODUKSI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



BAB II



BAB II SISTEM PRODUKSI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini siswa mampu memahami konsep tentang keselamatan kerja serta melaksanakan pengendalian intruksi-intruksi kerja dengan prosedur yang benar.



PETA KONSEP Keselamatan Kerja



Karakteristik Bahan Dasar



Jenis-jenis Rumput Laut



Bahan Tambahan



Jenis Rumput Laut untuk Industri



KATA KUNCI Roduksi, bahan utama, bahan tambahan, rumput laut.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



19



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENDAHULUAN Produksi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “To Produce” yang artinya menghasilkan. Jadi, arti kata produksi adalah suatu kegiatan menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa melalui proses tertentu. Produksi juga dapat diartikan sebagai suatu proses mengubah bahan baku menjadi barang jadi atau menambah nilai suatu produk (barang dan jasa) agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelaku kegiatan produksi ini disebut dengan istilah produsen (baik itu individu maupun organisasi), sedangkan barang yang dihasilkan disebut dengan produk (barang atau jasa). Proses produksi merupakan suatu kegiatan yang memiliki tahapan-tahapan dimana produk yang dihasilkan melewati beberapa proses lanjutan sampai produk tersebut sampai ke konsumen.



Gambar.2.1 produksi olahan rumput laut



20



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN A.



Karakteristik Bahan Dasar Rumput Laut 1. Jenis Rumput Laut Untuk Industri Rumput laut merupakan suatu komoditas yang telah lama dikembangkan di Indonesia melalui kegiatan budidaya. Perairan laut Indonesia yang luas menjadikan beberapa pulau seperti Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, NTB, NTT dan Irian memiliki potensi besar untuk mengembagkan rumput laut tersebut Jenis-jenis rumput laut yang sudah diketahui dapat digunakan diberbagai industri adalah : a. Euhema cottoni ( Kappaphycus alvarezii ) Euhema cottoni merupakan saha satu jenis rumput laut merah (Rhodophyceae) dan berubah nama menjadi Kappaphycus alvarezii karena karaginan yang dihasilkan termasuk fraksi kappa-karaginan. ecara umum rumput laut dapat diklasifikasi berdasarkan ciri thallus, habitat, cara hidup, reproduksi dan peranannya dalam kehidupan manusia. Berikut ini merupakan klasifikasi dari rumput laut Kappaphycus alvarezii atau di sebut juga sebagai Euchema cotoni menurut Doty (1985): Kingdom : Plantae Divisi : Rhodophyta Kelas : Rhodophyceae Ordo : Gigartinales Famili : Solieracea Genus : Kappaphycus Species : Kappaphycus alvarezii Kappaphycus alvarezii merupakan salah satu carragaenophytes yaitu rumput laut penghasil karaginan yang hidup pada habitat perairan laut dangkal di komunitas terumbu karang (coral reef ) dengan fluktuasi suhu normal, substrat pasir dengan batu karang mati. Rumput laut Kappaphycus alvarezii dapat tumbuh dengan berbagai macam warna tergantung habitat tumbuhnya, salinitas air dan tingkat kesuburan lokasi budidaya, warna yang biasa ditemukan pada jenis rumput laut ini adalah hijau muda hingga hijau tua, ungu, kuning keemasan dan coklat.



Gambar 2.2 Rumput laut Kappaphycus alvarezii Sumber:https://www.bing.com/images/h?q=rumput+laut+eucheuma&id=03B02E137FD16B3153DF13 B32F3D7E2B4F4FC1B3&FORM=IQFRBA



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



21



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Rumput laut Kappaphycus alvarezii digunakan sebagai bahan baku pebuatan beberapa produk baik itu produk kosmetik, kesehatan maupun produk industri lainnya. b. Gracilaria Sinulingga (2006) mengklasifikasikan Gracilaria sp dalam taksonomi sebagai berikut : Divisi : Rhodophyta Class : Rhodophyceae Ordo : Gigartinales Familia : Gracilariaceae Genus : Gracilaria Spesies : Gracilaria sp Gracilaria sp adalah salah satu jenis rumput laut alga merah yang dapat ditemukan di perairan umum Indonesia. Morfologi dari Gracilaria sp menunjukkan adanya thalus bentuk sindris dan umumnya tumbuh di rataan terumbu karang dan lamun dengan karakteristik perairan yang jernih. Gracilaria sp termasuk ke dalam kategori tumbuhan Thalophyta, dimana antara akar, batang dan daun tidak memiliki bentuk yang nyata sebagaimana tumbuhan pada umumnya, akan tetapi kesemua organ tersebut akan diganti perannya oleh satu organ yang disebut thallus. Gracilaria sp merupakan jenis rumput laut yang memiliki suatu organ yang menyerupai fungsi akar yang sering disebut dengan ‘hold fast’ yang menyerupai sebuah cakram.



Gambar 2.3. Rumput Laut Gracilaria sp Sumber : https://www.ngasih.com/jenis-jenis-rumput-laut-dan-manfaatnya/



Gracillaria sp Merupakan salah satu jenis rumput laut alga merah yang hidup pada kondisi salinitas yang rendah (air Payau). Gracillaria sp, umumnya dibudidayakan ditambak dengan sistem polikultur bersama ikan bandeng dan udang windu. Gracillaria sp. Kondisi tambak yang baik dengan tingkat kesuburan tanah yang baik akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan rumput laut gracillaria. Rumput laut gracillaria sangat mudah dibudidayakan dibandingkan



22



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN dengan rumput laut yang lain, karena dibudidayakan dengan sistem tertutup sehingga input nutrisi dapat dilakukan dengan mudah. c. Eucheuma Spinossum Eucheuma spinossum merupakan salah satu jenis rumput laut alga merah penghasil karaginan. Kondisi perairan laut yang subur dan tenang serta bersedimen pasir merupakan kondisi yang cocok untuk budidaya jenis rumput laut ini.



Gambar 2.4 Rumput Laut Euchema spinosum Sumber:https://www.bing.com/images/h?view=detailV2&id=583D5C7868529EF05E833AD23 B64A29A1A3EF49D&thid=OIP.1UrOZkkcmKfMvjfAcZXe6QHaFj&exph=768&expw=1024&q=eu chema+spinosum&selectedindex=6&vt=0&eim=1,2,6)



Ciri-ciri dari rumput laut Euchema spinosum adalah terlihat penampakan thallus yang kasar dengan percabngan yang tidak teratur serta memiliki tekstur yang kasar. Bentuk percabnagan yang tidak kompleks membuat rumput laut jenis ini mudah dikenali. Warna dari rumput laut ini yaitu coklat muda dan coklat kekuningan. Eucheuma spinossum telah banak dibudidaakan dibeberapa daerah ang memiliki perairan laut yang baik . Beberapa daerah yang telah membudidayakan seperti : daerah sulawesi, NTT, NTB, Bali, dan Sulawesi Tenggara d. Sargassum Berikut adalah klasifikasi dari Sargassum crassifolium menurut (Bold dan Wayne 1985) : Kingdom : Plantae Divisi : Phaeophyta Kelas : Phaeophyceae Ordo : Fucales Famili : Sargassaceae Genus : Sargassum Spesies : Sargassum crassifolium Sargassum crassifolium (alga coklat) tumbuh sepanjang tahun bersifat perenial atau dapat hidup pada etiap musim barat maupun timur, umumnya hidup pada daerah terumbu karang dimana kondisi perairan sedikit dangkal ke dalaman 0,5-10 m. Sargassum crassifolium termasuk alga coklat dengan bentuk rumpun dengan untaian cabang- cabang dengan panjang thallus mencapai 1-3 meter dimana pada tiap cabang terdapat gelembung udara (bladder) berbentuk bulat yang berfungsi untuk mengapung ke permukaan air agar AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



23



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN mendapatkan intensitas cahaya matahari yang cukup. Sargassum merupakan salah satu jenis alga cokelat yang tumbuh alami diperairan. Indonesia sebagai negara maritim yang cukup besar memiliki 15 jenis Sargassum dari populasi jenis yang ada didunia. Perkembangbiakan atau reproduksi Sargassum dikenal dua cara , yaitu: aseksual (vegetatif ) dan seksual (generatif ), dimana vegetatif melalui fragmentasi dan generative melalui peleburan organ jantan (antheridia) dan organ betina (oogenia).



Gambar 2. 5. Rumput laut Sargassum crassifolium Sumber: https://cdn.britannica.com/22/126422-004-A69A82BA/Sargassum.jpg



Sargassum sebagai salah satu jenis rumput laut penghasil alginat, merupakan komoditi yang perlu untuk dikembangkan dab dibudidayakan, mengingat kabutuhan akan produk alginat setiap tahunnya terus meningkat untuk kebutuhan beberapa industri. e. Turbinaria sp Berikut adalah klasifikasi dari Turbinaria sp menurut (Bold dan Wayne 1985) : Divisi : Phaenophyta Class : Phaenophyceae Ordo : Fucales Familia : Sargassaceae Genus : Turbinaria Spesies : Turbinaria gracillis Turbinaria sp memiliki ciri–ciri sebagai berikut: 1) Melekat pada batu-batuan 2) berwarna coklat 3) tubuh berbentuk seperti lembaran 4) batang berbentuk silindris, tegak dan kasar dan terdapat bekas percabangan. 5) Belumbisa dibedakan antara akar, batang dan daun Morfologi dari Tubinaria sp adalah sebagai berikut : 1) tubuh berbentuk seperti benang



24



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN 2) panjang mencapai puluhan meter 3) helaian thalus berbentuk bulat yang pinggirnya bergerigi 4) terdapat reseptakel sebagai alat perkembang biakan Anatomi dari Turbinaria sp adalah sebagai berikut : 1) terdapat pigmen fikosantin, klorofil dan xantofil 2) dinding sel terdiri atas selulosa, pektin dan asam algin 3) asam algin berfungsi untuk pembuatan cat 4) terdapat konseptakel dalam rongga tubuh yang menghasilkan gamet Reproduksi dari Turbinaria sp adalah sebagai berikut : 1) reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi (pemisahan) 2) cara generatif dengan isogami dan oogami Manfaat : untuk pembuatan es krim.



berfungsi



Gambar 2.6 Rumput laut Turbinaria sp Sumber : https://www.hawaii.edu/reefalgae/invasive_algae/phaeo/turborncu.jpg



2. Hasil Industri Pengolahan Rumput Laut Beberapa hasil dari industri dari pengolahan rumput laut adalah: a. Karaginan Rumput laut karaginofit dikenal juga sebagai rumput laut merah (Rhodophyceae) yang dikenal sebagai penghasil karaginan. Berdasarkan stereotip struktur molekul dan posisi ion sulfatnya, tiga macam karaginan, yaitu kappa, iota, dan lamda karaginan. Sesuai dengan jenis rumput laut penghasilnya. Kappa karaginan sering disebut tipe cottonii, sedangkan iota karaginan disebut tipe spinosum. Kappa karaginan biasanya memiliki struktur gel kekar, keras/ kuat, dan getas. Iota karaginan menghasilkan gel yang lembut, lunak, dan fleksibel. Derjat kekentalan karaginan dipengaruhi sangat dipengaruhi oleh suhu, dimana semakin meningkatnya temperatur maka kekentalan sebuah karaginan akan berkurang. Selain suhu, senyawa dan ion-ion juga ikut mempengaruhi kekentalan karaginan sesuai dari jenis karaginan tersebut. AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



25



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Di Indonesia, jenis karaginofit yang secara luas dibudidayakan adalah Eucheuma cottonii karena permintaan pasar industri sangat besar, baik dalam maupun luar negeri. Jenis karaginofit lain adalah E. edule dan Hypnea. Namun, jumlah yang diperdagangkan masih kecil dan belum dibudidayakan. Karaginofit lain sepeti Chondrus sp., Gigartina sp., dan Iridaea sp. hanya hidup di perairan sub - tropis dan tidak ditemukan di Indonesia (Anonim dalam Wibowo dkk., 2014).



Gambar 2.7. Karagenan Sumber:https://shopee.co.id/Karagenan-500-gram-Kappa-Carrageenan-Powder-KaraginanPengenyal-i.13128114.607844627



b. Agar



Agar merupakan hidrokoloid rumput laut yang diekstrak dari jenis rumput laut alga merah yakni Gracillaria sp. Gracillaria sp di Indonesia umumnya dibudidayakan secara komersil di daerah pertambakan sebagai salah satu komoditas sampingan bersama ikan bandeng dan udang windu atau bisa juga dibudidayakan secara monokultur. Karakteristik gel agar bersifat rigid, rapuh, mudah dibentuk, dan memiliki titik leleh tertentu. Agar mempunyai sifat tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas. Pada temperatur 32–39oC agar berbentuk bekuan dan tidak mencair pada suhu dibawah 85 o C. Seiring dengan kemajuan industri, agar kini banyak dimanfaatkan dalam industri, baik pada industri pangan maupun nonpangan. Dalam industri pangan, beberapa produk makanan yang banyak diproduksi dengan menggunkan bahan baku agar antara lain pada pembuatan roti, jeli, permen, puding, cokelat dan es krim. Pada industri nonpangan, kebutuhan agar diperuntukan untuk beberapa industri antara lain industri tekstil, industri kosmetik, industri farmasi, maupun media untuk pertumbuhan bakteri. Selain itu, agar juga digunakan sebagai penjernih pada berbagai industri minuman seperti bir, anggur, kopi dan sebagai penstabil pada minuman coklat. Pada konsentrasi 0,1-1%, agar bisa digunakan sebagai penstabil pada youghurt, keju dan permen serta produk bakery.



26



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 2.8 Tepung agar-agar rumput laut Sumber : https://www.bing.com/images/search



c. Alginat Alginat merupakan senyawa polimer yang diperoleh dari ekstraksi alga cokelat yang terdiri dari garam-garam kalsium, natrium, magnesium, dan kalium alginat (Kirk dan Othmer dan McHugh dalam Basmal dkk., 2013). Bidang industri dan perdagangan umumnya alginat dikenal dalam bentuk asam alginat atau Na-alginat. Asam alginat merupakan getah yang terdapat dalam membran sel sedangkan Na- alginat adalah bentuk garam dari asam alhinat. Alginat terdapat pada semua jenis alga coklat sebagai komponen penyusun dinding sel seperti halnya selulosa dan pektin. Secara kimia, asam alginat adalah senyawa karbohidrat komplek berupa koloidal hidrofilik, merupakan polimer yang tersusun dari asam D-manuronat dan asam L-guluronat dengan nilai n antara 80 – 83. Jenis-jenis alginat ada 6 (enam). Jenis- jenis alginat tersebut yaitu: kalsium alginat, Kalium alginat, Ammonium alginat, asam alginat, Natrium alginat, dan Propilen Glikol Alginat dimana kesemua jenis ini memiliki fungsi dan manfaat yang berbeda. B. Bahan Penunjang Bahan penunjang yai fungsi yang berbeda–beda. Tanpa bahan penunjang maka tidak akan terbentuk produk olahan rumput laut. Oleh karena itu, pemilihan bahan penunjang harus lebih diperhatikan agar hasil produknya berkualitas baik, 1. Gula Pasir Gula pasir merupakan salah satu bahan penunjang dalam memproduksi hasil olahan rumput laut. Gula pasir merupakan bahan penunjang yang berwarna putih dengan bentuk kristal dan sudah dikenal oleh masyarakat luas sebgai bahan pemanis untuk produk, dimana sifat gula pasir ini mudah larut dalam air memiliki rasa yang manis dan mudah larut dalam air terutama air panas.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



27



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 2.9. Gula pasir



2. CaO (kapur tohor) Kapur tohor, atau dikenal pula dengan nama kimia kalsium oksida (CaO), adalah hasil pembakaran kapur mentah (kalsium karbonat atau CaCO 3) pada suhu kurang lebih 90 derajat Celcius. Jika disiram dengan air, maka kapur tohor akan menghasilkan panas dan berubah menjadi kapur padam (kalsium hidroksida, CaOH). Kapur tohor ditambahkan dalam air dan digunakan untuk merendam rumput laut sebelum diolah. Perendaman rumput laut dalam kapur tohor lebih baik dilakukan setelah rumput laut dikeringkan dari pada direndam dalam keadaan segar. Hal ini disebabkan, gel yang dihasilkan memiliki kadar air yang rendah, rendemen karagenan tinggi kadar sulfat rendah dan kekuatan gel tinggi.







Gambar 2.10 Kapur tohor Sumber: https://gadawesi.com/2018/12/04/jual-kapur-tohor/



3. Vanili



Vanili (Vanilla planifolia) merupakan bahan tambahan makanan yang secara umum digunakan untuk menghasilkan aroma yang khas. Vanili yang sering kita jumpai di pasaran berbentuk Kristal berwarna putih bening. Aroma vanili sangat khas sehingga banyak disukai oleh konsumen.



28



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 2.11 Panili Sumber:http://www.kerjanya.net/faq/18062-vanili.html



4. Garam Garam merupakan salah satu bahan tambahan yang biasa digunakan dalam pengolahan hasil produk makanan. Garam diperoleh melalui proses pengeringan air laut di petak petak tambak/ kolam dengan cara tertentu yang dilakukan baik secara modern maupun tradisional. Garam berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dalam pengolahan pangan, selain itu juga berperan dalam pembentuk tekstur dan pengontrol pertumbuhan mikroorganisme, yaitu menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk dan pathogen. 5. Santan Santan diperoleh dari ekstraksi kelapa yang sudah tua dengan cara diparut ataupun dihaluskan dan diperas, air hasil perasan kemudian didiamkan untuk kemudian digunakan. Santan umumnya digunakan sebagai bahan tambahan makanan karena santan mengandung banak lemak yang khas sehingga menghasilkan rasa gurih pada produk olahan makanan. 6. KCl Kalium klorida adalah senyawa garam alkali tanah dengan halida yang terbentuk dari unsur kalium dan klor. Wujud umumnya adalah garam kristal berwarna putih atau tak berwarna. Senyawa ini sangat mudah larut dalam air dan terasa asin di lidah, serupa garam dapur. KCl berfungsi agar karagenan dalam rumput laut Euchema cottoni dapat terekstraksi dalam proses pemasakan dan terjadinya proses pembentukan gel . 7. Sukrosa Sukrosa umumnya dikenal sebagai gula meja, dan diperoleh dari tebu atau gula bit. Buah-buahan dan sayuran juga secara alami mengandung sukrosa. Ketika sukrosa dikonsumsi, enzim beta-fructosidase memisahkan sukrosa menjadi unit-unit gula individu glukosa dan fruktosa. Kedua gula kemudian diambil oleh mekanisme transportasi khusus mereka. Tubuh merespon kadar glukosa dari makanan dengan cara biasa. Namun, penyerapan fruktosa terjadi pada waktu yang sama. Sukrosa mempunyai peranan penting dalam teknologi pangan, karena fungsinya yang beranekaragam, yaitu pemanis pembentuk tekstur, pengawet,



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



29



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN pembentuk cita rasa, sebagai substrat bagi mikkroba dalam proses fermentasi, bahan pengisi dan pelarut. 8. Pasta/ pewarna makanan Zat pewarna merupakan bahan tambahan makanan yang sering digunkan untuk kegiatan pengolahan suatu produk. Zat warna dibagi menjadi 2 yaitu : zat warna alami dan zat warna buatan. Beberapa contonya antara lain: anato, karamel, karoten, karmin, klorofil, san- tasantin, tumerik (kunyit) titanium dioksida, hijau FcF, riboflavin, dan tartrazin. 9. Susu cair Susu merupakan sumber protein dengan mutu sangat tinggi. Komposisi susu dapat beragam bergantung pada beberapa faktor. Susu sebagai cairan yang mengandung zat nutrisi bernilai gizi tinggi sangat baik sebagai campuran dalam pembuatan puding. Penambahan susu cair dalam pembutan puding selain memberi rasa juga menambah nilai gizi. 10. Air Dalam pembuatan aneka olahan rumput laut, air berfungsi sebagai pengontrol kepadatan dan suhu. Selain itu, air berperan sebagai pelarut garam, gula, dan santan. Dengan adanya air, bahan-bahan bisa tercampur secara merata. Air yang baik untuk membuat aneka olahan rumput laut adalah air yang steril yang bebas dari bahan pencemaran.



LEMBAR PRAKTIKUM Lembar kerja 1 Lembar kerja Siswa (LKS)/ WORKSHEET Judul : Sistem Produksi Pengolahan Rumput laut Mata Pelajaran/Kompetensi : Teknik Pengolahan Rumput Laut Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi proses produksi pengolahan xrumput laut Kelas : XI Alokasi Waktu : 7 x 45 menit A. Tujuan 1. Siswa dapat menjelaskan kosep produksi dalam pengolahan rumput laut 2. Siswa mampu mengelompokkan jenis jenis bahan utama dan bahan tambahan dalam pengolahan rumput laut. B. Alat 1. Alat tulis 2. Alat dokumentasi 3. Daftar sarana dan prasarana unit pengolahan rumput laut 4. Form pendataan 5. C. Bahan D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Gunakan pakaian kerja saat melakukan kegiatan di lapangan sesui kaidah K3



30



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM 2. Lakukan kegiatan dengan berhati-hati 3. Jaga kebersihan lingkungan dan alat praktik 4. Kembalikan peralatan praktik ke tempat semula dalam kondisi kering, bersih dan rapi E. Langkah Kerja 1. Identifikasi jenis-jenis rumput laut yang digunakan sebagai bahan utama 2. Identifikasi hasil olahan dari rumput rumput laut tersebut 3. Identifikasi bahan tambahan yang digunakan dalam proses pengolahan rumput laut F. Hasil ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ................................................................... G. Pembahasan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ................................................................... H. Kesimpulan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ................................................................... I.



Penilaian Nilai



Keterangan



Peserta Didik Guru







........................ .......................... Nis NIP. AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



31



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



CAKRAWALA



Gambar 2.8 Gelas rumput laut (Sumber: https://ugetuget.com/evoware-gelas-dari-rumput-laut-4024/)



Evoware, Gelas dari Rumput Laut yang Bisa Dimakan by Elisabet Selsyi 2 years ago UGET UGET – Start up Indonesia PT Evogaia Karya Indonesia ciptakan gelas yang bisa dimakan. Gelas yang dinamakan Evoware ini dibuat dari rumput laut. Teksturnya kenyal dan lentur seperti jelly dan punya beragam rasa. Ide ini muncul untuk mengatasi permasalahan sampah gelas plastik sekali buang. Lalu keamanannya bagaimana? Tenang, Evoware ini dijamin aman karena dibuat dari bahan-bahan alami dan berkualitas. Evoware tidak menggunakan pemanis buatan maupun pengawet, dan tidak mengandung unsur hewani sama sekali. Dengan begitu Evoware bisa dikonsumsi oleh semua kalangan dan tentunya menyehatkan. Ide ini digawangi oleh pendiri Evoware, David Christian. Dia ingin mengentaskan permasalahan sampah di kota-kota besar di Jakarta melalui inovasinya membuat kemasan ramah lingkungan. Misinya sangat mulia, setidaknya peralihan gelas plastik kemasan ke Evoware dapat mengurangi penggunaan gelas plastik sekali pakai sekaligus mengurangi dampak pemanasan global.



32



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



JELAJAH INTERNET Untuk mengetahui lebih luas mengenai sistem produksi pengolahan rumput laut, kita dapat mempelajarinya secara mandiri dari internet. Dari internet kita dapat mengetahui lebih luas lagi tentang materi sistem produksi pengolahan rumput laut, salah satunya website yang dapat kita kunjungi untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang sarana dan prasa sistem produksi pengolahan rumput laut adalah sebagai berikut : https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-produksi.html



RANGKUMAN 1. Produksi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “To Produce” yang artinya menghasilkan. Jadi, arti kata produksi adalah suatu kegiatan menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa melalui proses tertentu. 2. Beberapa jenis rumput laut sebagai bahan baku industri yaitu : Eucheuma Cottonii, Gracilaria sp, Eucheuma spinossum, Sargassum crassifolium, Tubinaria sp. 3. Beberapa hasil dari industri dari pengolahan rumput laut adalah : karagenan, agar, dan alginate. 4. Karagenan (Karaginan banyak digunakan pada sediaan makanan, farmasi, serta kosmetik sebagai bahan pembuat gel dan pengental atau penstabil). 5. Agar merupakan hidrokoloid rumput laut yang memiliki kekuatan gel yang sangat kuat. Senyawa ini dihasilkan dari proses ekstraksi rumput laut kelas Rhodophyceae, terutama genus Gracillaria , Gelidium , Pterocladia, Acanthopeltis, dan Ceramium. 6. Alginat merupakan senyawa yang diekstrak dari jenis rumput laut alga cokelat (Phaeophyta). 7. Bahan penunjang yai fungsi yang berbeda – beda. Tanpa bahan penunjang maka tidak akan terbentuk produk olahan rumput laut. Oleh karena itu, pemilihan bahan penunjang harus lebih diperhatikan agar hasil produknya berkualitas baik.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



33



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



TUGAS MANDIRI Setelah mempelajari materi tentang sistem produksi rumput laut, lakukanlah observasi, kemudian lakukanlah tugas di bawah ini: 1. Dokumentasikan semua kegiatan yang kalian amati 2. Catatlah beberapa kegiatan yang mereka lakukan yang tidak didapatkan di kegiatan pembelajaran 3. Diskusikanlah hal tersebut dengan kelompokmu dan presentasikan di depan kelas pada pertemuan selanjutnya



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan tentang pengertian produksi ! 2. Sebutkan beberapa jenis rumput laut yang digunakan dalam dunia industri ! 3. Jelaskan bebarapa hasil industri pengolahan rumput laut ! 4. Sebutkan ada berapa jenis karagenan ! 5. Jelaskan tentang ciri ciri dari alginate dan digunakan untuk apa saja !



REFLEKSI Setelah mempelajari dan memahami materi tentang sistem produksi pengolahan rumput laut pada bab ini, Anda diharapkan berdiskusi dengan teman maupun guru Anda untuk materi yang belum Anda pahami sehingga pemahaman Anda pada materi ini bisa Anda gunakan untuk mengikuti materi selanjutnya.



34



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



BAB III



PERALATAN DAN MESIN PENGOLAHAN RUMPUT LAUT BAB III PERALATAN DAN MESIN PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, siswa diharpakan mampu menyebutkan jenis-jenis peralatan pengolahan rumput laut, beberapa fungsi dan tujuan dari peralatan tersebut, serta mampu menggunakan peralatan tersebut sesuai fungsi dan tujuannya.



PETA KONSEP



Peralatan dan Mesin



Jenis dan Fungsi Peralatan



Peralatan Tambahan



Peralatan dalam proses



KATA KUNCI Peralatan, mesin, rumput laut



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



35



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENDAHULUAN Peningkatan kapasitas produksi suatu perusahaan/ industri sangat tergantung kepada ketersediaan mesin dan peralatan yang memadai. Peralatan dan mesin yang baik akan mempermudah proses produksi yang dilakukan oleh pekerja. Dalam memilih peralatan dan mesin yang akan digunakan sebagai fasilaitas pengolahan produk rumput laut haruslah memperhatikan hal – hal diantarnya: kapsitas mesin, ketersediaan suku cadang jika mesin rusak, kemudahan digunakan dan sistem keamanan adri peralatan tersebut. Jumlah dan jenis peralatan dan mesin yang akan digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kapasitas produksi yang akan diinginkan sehingga tidak terjadi pemborosan dalam pengelolaan fasilitas tersebut



Gambar 3.1 mesin kemasan otomatis Sumber : http://www.mesinkemasan.co/product/mesin-shrink-and-sleeve-semi-otomatis/



MATERI PEMBELAJARAN A. Jenis, Fungsi Peralatan dan Mesin Kebutuhan pasar akan sebuah produk olahan rumput laut yang unggul baik itu secara kualitas maupun kuantitas sangat ditentukan oleh proses pengolahan serta kemampuan dan kapasitas produksi yang baik. Beberapa peralatan yang diperlukan dalam kegiatan pengolahan rumput laut antara lain adalah : 1. Mesin Pencacah Rumput Laut/ Mesin Perajang Rumput Laut/ Mesin Pemotong Rumput Laut Mesin ini umumnya digunakan untuk memotong rumput laut yang masih basah setelah dipanen sehingga akan mudah digunakan untuk kegiatan pengolahan selanjutnya.



36



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 3.2 Mesin Pencacah Rumput Laut Sumber : https://www.rumahmesin.com/produk/mesin-pengolah-rumput-laut/



2. Mesin Pembersih Rumput Laut Mesin ini dimanfaatkan untuk menghilangkan kotoran kotoran pada rumput laut yang masih menempel sehingga rumput laut menjadi lebih higienis setelah di panen.



Gambar 3.3. Mesin Pembersih Rumput Laut Sumber : https://www.rumahmesin.com/produk/mesin-pengolah-rumput-laut/



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



37



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN 3. Mesin Penggiling Rumput Laut Mesin ini dimanfaatkan untuk proses penepungan rumput laut yang telah dikeringkan melaui proses penggilingan yang berkecepatan tinggi.



Gambar 3.4. Mesin Penggiling Rumput Laut Sumber: https://www.rumahmesin.com/produk/mesin-pengolah-rumput-laut/



4. Mesin Pengering Rumput Laut Pada saat musim penghujan dimana rumput laut sulit untuk dikeringkan, maka dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pengering ini untuk membantu proses tersebut.



Gambar 3.5 Mesin Pengering Rumput Laut Sumber : https://www.rumahmesin.com/produk/mesin-pengolah-rumput-laut/



38



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN 5. Mesin Pengayak Rumput Laut Mesin ini bermanfaat untuk menyaring rumput laut sehingga terpisah dari kotoran dan partikel garam-garam yang masih menempel pada rumput laut.



Gambar 3.6 Mesin Pengayak Rumput Laut Sumber : https://www.rumahmesin.com/produk/mesin-pengolah-rumput-laut/



6. Mesin Pemasak Rumput Laut Mesin ini digunakan untuk memasak rumput laut dalam kondisi alkali sehingga tidak mempengaruhi bentuk rumput laut.



Gambar 3.7 Mesin Pemasak Rumput Laut Sumber : https://www.rumahmesin.com/produk/mesin-pengolah-rumput-laut/



7. Mesin Peniris Rumput Laut Mesin ini digunakan untuk menghilangkan kadar air yang masih melekat pada rumput laut setelah dicuci dengan mesin pencucian. AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



39



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 3.8 Mesin Peniris Rumput Laut Sumber : https://www.rumahmesin.com/produk/mesin-pengolah-rumput-laut/



B. Peralatan Tambahan Dalam Pengolahan Rumput Laut 1. Alat Penimbang Bahan yang akan digunakan untuk pengolahan rumput laut sebaiknya harus diukur dan ditimbang kebutuhannya dengan teliti, sehingga sesuai dengan jumlah dan banyaknya bahan yang akan digunakan.



Gambar 3.9 Jenis-Jenis Timbangan Sumber : https://serviceacjogja.pro/alat-ukur-berat/



2. Ember/ Bak plastik Ember atau wadah penampungan digunakan untuk menapung air dalam jumlah yang banyak, sehingga dapat digunakan untuk membilas dan merendam serta mencuci bahan atau peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengolahan rumput laut.



40



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 3.10 Bak Plastik Sumber: https://www.indotrading.com/product/bak-usa-jumbo-p385214.aspx



3. Baskom/ Loyang Wadah ini umumnya digunakan untuk merendam rumput laut atau hasil ekstraksi rumput laut serta bahan tambahan lainnya dalam pengolahan rumput laut.



Gambar 3.11 Loyang Plastik Sumber: https://www.indotrading.com/product/bak-usa-jumbo-p385214.aspx



4. Mesin penggiling Mesin ini umumnya digunakanakan untuk menggiling beberapa bahan yang akan digunakan agar diperolah bahan dengan tekstur yang lebih lembut dan halus dalam pengolahan rumput laut.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



41



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 3.12 Alat Penghalus / Penghancur Sumber : http://www.agrowindo.com/mesin-giling-ikan-daging-ayam-dan-lain-lain.htm



5. Alat Pengeringan Alat ini umumnya digunakan untuk mengeringkan rumput laut dalam kondisi cuaca hujan. Pemanfaatan alat ini memudahkan untuk mendapatkan rumput laut dengan tingkat kekeringan yang dapat diatur karena menggunkan pengaturan suhu yang dapat diubah sesuai kebutuhan.



Gambar 3.13 Alat Penjemur Sumber:http://www.grahamesin.com/alat-pengering-rumput-laut-mesin-oven-pengering.html?wpmp_ switcher=mobile&wpmp_tp=1



6. Kompor Alat memasak yang digunakan dalam pengolahan rumput laut umumnya adalah kompor. Beberapa jenis kompor yang ada dipasaran terdiri dari kompor berbahan bakar gas dan berbahan bakar minyak.



42



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 3.14. Bermacam-Macam Kompor Sumber: https://www.duniamasak.com/products/kompor-gas-rinnai-ri-511c-7354.aspx



7. Peralatan pendukung Peralatan pendukung dalam pengolahan rumput laut seperti spatula, sendok, wajan serta alat lainnya sebaiknya juga dipersiapkan untuk memudahkan dalam membuat hasil olahan berbahan rumput laut.



Gambar 3.15 Gambar Wajan, Spatula dan Serok Sumber: https://www.weber.com/US/en/accessories/cooking/grilling-tools/6620.html



8. Alat pemotong Alat pemotong yang umum digunakan dalam pengolahan rumput laut adalah pisau. Kebutuhan jenis pisau harus disesuaikan dengan fungsinya sehingga memudahkan dalam proses pengolahan rumput laut. 9. Peralatan ukur Peralatan ukur yang umum digunakan adalah gelas ukur. Peralatan ini dilengkapi dengan skala yang memudahkan kita untuk mengukur kebutuhan bahan, terutama bahan yang berbentuk cair.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



43



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 3.16 Gelas Ukur Sumber: https://sinarkimia.com/product/gelas-ukur-plastik/



10. Alat Pengemas Alat pengemas yang sering digunakan adalah sealer. Pemilihan jenis sealer juga harus disesuaikan dengan produk yang akan dikemas, sehingga produk bisa bertahan lama.



Gambar 3.17 Sealer Dan Vakum Sumber: https://anovaculinary.com/sous-vide-accessories/anova-precision-vacuum-sealer/



11. Alat Peniris Alat peniris yang umum digunakan adalah nyiru. Alat ini berfungsi untuk menyaring bahan yang telah dicuci sekaligus dapat digunakan untuk mengeringkan bahan.



44



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 3.18 Nyiru Sumber : http://warisanbudaya.50webs.com/file/Nyiru.html



C. Peralatan Dalam Proses Produk olahan rumput laut yang akan dihasilkan sangat ditentukan oleh jenis peralatan yang digunakan. Beberapa peralatan yang digunakan dalam pengolahan rumput diaantaranya sebagai berikut: 1. Peralatan Dalam Pembuatan Dodol Rumput Laut



Gambar 3.19 Dodol Rumput Laut Sumber: https://dikemas.com/bisnis-dodol-rumput-laut-oleh-oleh-khas-lombok-nih/



Adapun peralatan dalam pembuatan berbagai jenis dodol yaitu: a. Kompor b. Timbangan c. Wajan d. Spatula e. Baskom f. Loyang g. Oven h. Pisau i. Alat Pemarut



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



45



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN j. k. l. m. n. 2.



Alat Penyaring Blender Gelas ukur Sealer Plastik kemas



Peralatan Dalam Pembuata Selai dan Jelly Rumput Laut



Gambar 3.20 Jelly Rumput Laut Sumber : https://www.pinterest.com/mudrikahahmad/jelly-agar-agar-rumput-laut-nori-seaweed/



Beberapa peralatan yang umum digunakan dalam pembuatan selai dan jelly rumput laut yaitu : a. Botol selai b. Baskom c. Kompor d. Wajan e. Alat Penyaring f. Pisau g. Panci h. Solet i. Timbangan j. Gelas ukur k. Talenan l. Thermometer m. Blender 3. Peralatan Dalam Pembuatan Manisan Rumput Laut



46



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 3.21 Manisan Rumput Laut Sumber : http://pesonanusantara.co.id/manisan-rumput-laut-keranjang-180-gr-isi-2.html



Beberapa peralatan yang umum digunakan dalam pengolahan manisan rumput lalut yaitu: a. Thermometer b. Gelas ukur c. Talenan d. Panci e. Kompor f. Pisau g. Toples h. Alat penyaring i. Baskom 4. Peralatan Pembuatan Es Dawet Rumput Laut



Gambar 3. 22 Cendol Rumput Laut Sumber : https://anekacara.com/cara-membuat-es-dawet-ayu-rumput-laut/



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



47



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Beberapa peralatan yang umum digunakan dalam proes pengolahan Es Dawet rumput laut yaitu: a. Talenan b. Timbangan c. Kompor d. Cetakan cendol e. Panci f. Pisau g. Gelas Plastik 5. Peralatan Dalam Pembuatan Nata Rumput Laut



Gambar 3.23 Nata De Coco Rumput Laut Sumber : https://i0.wp.com/www.agroindustri.id/wp-content/uploads/2015/01/cv-agrindo-suprafood-jogja. jpg?fit=844%2C425



Beberapa peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan nata rumput laut yaitu a. Baskom b. Ember c. Loyang d. Kompor e. Panci f. Nyiru g. Saringan h. Timbangan i. Blender 6. Peralatan Dalam Pembuatan Puding Rumput Laut



Gambar 3. 24 Puding Rumput Laut Sumber : http://wongcoco.com/detail/324/supaya-tak-tertukar-ini-perbedaan-jelly-agar-agar-dan-puding



48



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Beberapa peralatan yang umum digunakan dalam proses pengolahan Puding rumput laut yaitu: a. Kompor b. Panci c. Timbangan d. Blender e. Cetakan puding f. Loyang g. Saringan h. Pisau i. Baskom j. Talenan 7. Peralatan Pembuatan Agar-agar kertas/ batangan Rumput Laut. Beberapa peralatan yang umum digunakan dalam pengolahan agar-agar kertas/ batangan yaitu: a. Kompor b. Alat Pengering c. Panci d. Timbangan e. Pisau f. Kain saringan g. Penggiling tepung h. Sendok pengaduk (Spatula) i. Blender 8. Peralatan Pembuatan SRC (Semi Refined Carrageenan) Beberapa peralatan dalam pengolahan SRC rumput laut yaitu: a. Kompor b. Panci Stainless c. Baskom/ ember d. Themometer e. pH meter f. Alat pemotong g. Alat pengering h. Timbangan i. Alat penepung



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



49



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 3.25 Semi Refine Carragenan Sumber : http://www.21food.com/products/semi-refined-carrageenan-84016.html/



9. Peralatan Pembuatan Karagenan Rumput Laut



Gambar 3.26 Karragenan Sumber : http://www.21food.com/products/carrageenan-138824.html



Beberapa peralatanyang digunakan dalam pembuatan Karragenan yaitu : a. Baskom b. Kompor c. Panci stainless d. Timbangan e. Pisau f. Sendok pengaduk g. Alat Penepung h. Alat Pengering i. Kain saringan j. Blender



50



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM Lembar kerja 1 Lembar kerja Siswa (LKS)/ WORKSHEET Judul : Peralatan dan mesin pengolahan rumput laut Mata Pelajaran/Kompetensi : Teknik Pengolahan Rumput Laut Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi peralatan dan mesin pengolahan rumput laut Kelas : XI Alokasi Waktu : 7 x 45 menit A. Tujuan 1. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis peralatan dalam pengolahan rumput laut 2. Siswa mampu menggunakan peralatan dan mesin dalam pengolahan rumput laut B. Alat 1. Alat tulis 2. Alat dokumentasi 3. Daftar sarana dan prasarana unit pengolahan rumput laut 4. Form pendataan C. Bahan D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Gunakan pakaian kerja saat melakukan kegiatan di lapangan sesui kaidah K3 2. Lakukan kegiatan dengan berhati-hati 3. Jaga kebersihan lingkungan dan alat praktik 4. Kembalikan peralatan praktik ke tempat semula dalam kondisi kering, bersih dan rapi E. Langkah Kerja 1. Tentukan ruangan yang akan diidentifikasi sarana dan prasarananya 2. Tulis dalam form semua jenis alat yang terdapat dalam ruangan tersebut F.



Hasil ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ..............................................................................................................................................



G. Pembahasan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ..............................................................................................................................................



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



51



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM H. Kesimpulan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... .............................................................................................................................................. I.



Penilaian Nilai



Keterangan



Peserta Didik ........................ Nis



Guru .......................... NIP.



CAKRAWALA Kebutuhan akan tepung rumput laut sebagai bahan pangan, saat ini cukup tinggi. Namun sayang, industri lokal kita belum banyak yang melakukannya. Biasanya dari petani rumput laut, hanya dikeringkan, kemudian dijual, belum diolah menjadi bahan setengah jadi. Harga tentunya lebih rendah jika dijual dalam bentuk tepung. Maka salah satu cara untuk meningkatkan nilai jual rumput laut, rumput laut harus diolah menjadi tepung karaginan rumput laut. Dan tentunya membutuhkan mesin pengolah rumput laut. Industri pengolahan rumput laut ini urgent dikembangkan di daerah-daerah penghasil rumput laut. Sifat renewable dari rumput laut, membuat industri ini sangat yakin akan bertahan lama dengan ditopang teknologi pengolahan dan mesin yang tepat.



52



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



CAKRAWALA



JELAJAH INTERNET Untuk mengetahui lebih luas mengenai peralatan dan mesin pengolahan rumput laut, kita dapat mempelajarinya secara mandiri dari internet. Dari internet kita dapat mengetahui lebih luas lagi tentang materi peralatan dan mesin pengolahan rumput laut, salah satunya website yang dapat kita kunjungi untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang peralatan dan mesin pengolahan rumput laut adalah sebagai berikut : https://www.neliti.com/id/publications/174663/pembuatan-karagenan-darieucheuma-cottonii-dengan-ekstraksi-koh-menggunakan-vari



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



53



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



RANGKUMAN 1. Fasilitas produksi yang dominan di dalam pabrik adalah mesin dan peralatan. Untuk melakukan pembelian mesin atau peralatan, harus dipertimbangkan secara ekonomis dan disesuaikan dengan jumlah produksi barang atau jasa yang dihasilkan. 2. Penggunaan automation memerlukan ketelitian, ketepatan, dan kecermatan dalam pengoperasian, perencanaan dan analisa kemampuan manajemen yang lebih tinggi, karena permasalahan yang mungkin timbul lebih rumit serta risikonya lebih besar. 3. Produk olahan rumput laut yang memiliki kualitas dan kuantitas sesuai kebutuhan pasar akan bisa dihasilkan jika didukung dengan peralatan dan mesin yang baik dan berkualitas.



TUGAS MANDIRI Setelah mempelajari materi tentang sarana dan prasarana rumput laut, lakukanlah observasi, kemudian lakukanlah tugas di bawah ini: 1. Dokumentasikan semua kegiatan yang kalian amati 2. Catatlah beberapa kegiatan yang mereka lakukan yang tidak didapatkan di kegiatan pembelajaran 3. Diskusikanlah hal tersebut dengan kelompokmu dan presentasikan di depan kelas pada pertemuan selanjutnya



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Sebutkan beberapa perlatan yang digunakan dalam produksi Semi Refine Carragenan ! 2. Jelaskan beberapa fungsi alat di bawah ini a. Mesin peniris rumput laut b. Mesin Pengayak rumput laut 3. Fungsi dari alat di bawah ini adalah a. Timbangan b. Alat penghalus/.pemghancur



REFLEKSI Setelah mempelajari dan memahami materi tentang sistem produksi pengolahan rumput laut pada bab ini, Anda diharapkan berdiskusi dengan teman maupun guru Anda untuk materi yang belum Anda pahami sehingga pemahaman Anda pada materi ini bisa Anda gunakan untuk mengikuti materi selanjutnya.



54



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



BAB IV



KAPASITAS PRODUKSI BAB IV KAPASITAS PRODUKSI



TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari tentang materi kapasitas produksi siswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan produksi dan kegiatan produksi pengolahan rumput laut.



PETA KONSEP



Pengukuran Kapasitas Produksi



Strategi Eskpansi Strategi Waiy and See



Pengukuran Kinerja pada Perencanaan Kapasitas Produksi



Peralatan dan Mesin



Langkah-langkah Proses Perencanaan



Rounting Perencanaan Penjadwalan dan Pengaturan



Potensi Pengembangan Rumput Laut



Dispatching Produksi



Kapasitas Produksi



Tindakan Lanjutan



KATA KUNCI Kapasitas, Pengolahan, Rumput Laut



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



55



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENDAHULUAN



Gambar 4.1 Target produksi rumput laut



Pemerintah berencana menaikkan bea keluar rumput laut agar industri olahannya berkembang. Selama ini rumput laut banyak diekspor sebagai bahan mentah. Arief Kamaludin | Katadata Niat pemerintah untuk mendorong industri pengolahan rumput laut belum diimbangi kesanggupan para pelaku usaha. Akibatnya, ekspor pun merosot. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor produk rumput laut dan ganggang lainnya merosot 37 persen secara year on year dalam periode Januari-Agustus 2016 menjadi US$ 70,7 juta dari sebelumnya US$ 112,3 juta.“Dari total yang kita ekspor, 97 persen diantaranya berupa bahan baku. Berdasarkan data yang dimiliki ARLI, total ekspor rumput laut pada tahun 2015 mencapai 212.001 ton. Dari jumlah itu, ekspor bahan baku sebesar 206.304 ton, sementara ekspor produk olahan yang hanya 5.697 ton. beberapa persoalan yang membayangi ekspor rumput laut diantaranya, rencana penerapan bea keluar dengan variasi 20-40 persen, pengenaan pajak ekspor, serta kebijakan pemerintah yang melarang ekspor bahan baku.Berbagai wacana ini, telah membuat para importir rumput laut Indonesia mulai mencari produsen alternatif.



Gambar 4.2 Panen Rumput Laut Sumber : http://archipelagogis.id/2018/06/03/kemendes-pdtt-kembangkan-budidaya-rumput-laut-sebagaiprukades-di-pulau-maluku/



56



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENDAHULUAN Berdasarkan perkiraan ARLI, produksi rumput laut selama 2016 hanya mencapai 11 juta ton. Sebaliknya, dari pihak pemerintah, Kementerian Perindustrian menilai hilirisasi olahan rumput laut belum optimal karena bahan bakunya lebih banyak yang diekspor. Karena itu, pemerintah mencari instrumen aturan untuk memperketat ekspor rumput laut mentah.



MATERI PEMBELAJARAN A. Pengertian Kapasitas produksi adalah perhitungan secara kuantitatif terhadap kemampuan sebuah pabrik dalam mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Contoh mudah untuk membicarakan kapasitas produksi adalah, dalam sehari, satu buah mesin pengering rumput laut dapat mengeringkan rumput laut seberapa banyak. Ada yang menghitungnya dalam satuan jam, shift, hari, bahkan bulan (karena memang ada proses produksi yang harus dilakukan satu bulan full baru ketahuan hasilnya.) Lalu, apa fungsi dari kapasitas produksi? Kalau kita tahu berapa banyak barang yang bisa kita produksi terus dan bisa diperhitungkan keuntungnya. Dengan mengetahui kapasitas produksi, kita bisa memiliki gambaran yang jelas, jika kita membutuhkan barang dalam jumlah tertentu, kita harus mengerjakan kapan agar barangnya bisa dikerjakan tepat waktu, jumlah tenaga kerja yagn digunakan, kemampuan dan keahlian tenaga kerja, jumlah mesin dan peralatan kerja yang digunakan, perawatan mesin, tingkat kecacatan produk, pemborosan dalam proses produksi, pasokan bahan baku dan bahan-bahan pendukung dan produktivitas kerja .



Gambar 4.3 penjemuran rumput laut Sumber:http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/17/01/10/ojk8cd384-ini-manfaat-potensi-olahanrumput-laut-bagi-industri



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



57



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN B. Pengukuran Kapasitas Produksi Pengukuran kapasitas produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan seberapa banyak produk yang dapat dihasilkan dalam kurun waktu/ periode tertentu. Pengukuran kapasitas produksi dilakukan berdasarkan 2 analisis strategi yaitu strategi ekspansi dan strategi wait and sea. Strategi ekspansi adalah strategi perencanaan yang dilakukan oleh pemilik perusahaan untuk menambah kapasitas produksi dari perusahaannya setelah mendapatkan permintaan yang banyak dari konsumennya dan optimis terhadap kenaikan permintaan pasar tersebut sedangkan Strategi wait and sea strategi ini lebih bersifat berhati-hati, dimana pengusaha menunggu permintaan konsumen yang sudah pasti, baru menambah kapasitas produksi perusahaannya. Metode yang dipakai dalam perencanaan kapasitas produksi optimum adalah: 1. Metode Break Even Point Break-Even Point atau sering disingkat dengan BEP adalah suatu titik atau keadaan dimana penjualan dan pengeluaran sama atau suatu kondisi dimana penjualan perusahaan cukup untuk menutupi pengeluaran bisnisnya. Breakeven point yang biasanya dalam bahasa Indonesia disebut dengan “Titik Impas” ini biasanya membandingkan jumlah pendapatan atau jumlah unit yang harus dijual untuk dapat menutupi biaya tetap dan biaya variabel terkait dalam menghasilkan suatu penjualan. Dengan kata lain, Titik Impas atau Break Even Point adalah titik dimana suatu bisnis tidak mengalami kerugian dan juga tidak memperoleh keuntungan. 2. Metode Linear Programming Menurut Frederick S. Hiller dan gerald J. Liebermen, Linier Programming merupakan suatu model matematis untuk menggambarkan masalah yang dihadapai. Linier berarti bahwa semua fungsi matematis dalam model ini harus merupakan fungsi-fungsi linier. Programming merupakan sinonim untuk kata perencanaan. Dengan demikan membuat rencana kegiatan-kegiatan untuk memperoleh hasil yang optimal, yaitu suatu hasil untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan cara yang paling baik di anatar smua alternatif yang mungkin. 3. Metode Grafik Metode Grafik merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan linier Programming. Metode ini menggunakan pendekatan grafik dalam pengambilan keputusannya, dimana seluruh fungsi kendala dibuat dalam satu bagian gambar kemudian diambil keputusan yang optimum. C. Pengukuran Kinerja pada Perencanaan Kapasitas Produksi Pengukuran kinerja dapat direncanakan dengan melihat kapasitas produksi yang telah dihasilkan besarnya kapasitas produksi tergantung pada jumlah unit serta satuan waktu yang dibutuhkan per periode tertentu yang diukur dengan satuan unit seperti liter, kg, ton maupun waktu kerja Rumus Kapasitas Produksi : Efisiensi = (Output Aktual / Kapasitas Efektif ) x 100 Utilisasi = (Output Aktual / Kapasitas Desain) x100



58



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Keterangan : 1. Kapasitas Desain adalah tingkat output maksimum atau kapasitas layanan dari suatu suatu operasi, proses atau fasilitas. Kapasitas Desain juga dapat dikatakan sebagai output maksimun ideal yang tidak memiliki output cacat atau rusak. 2. Kapasitas Efektif adalah Kapasitas Desain yang dikurangi dengan jumlah unit yang cacat, waktu perawatan dan kapasitas yang hilang akibat pergantian model yang menggunakan fasilitas produksi yang sama. 3. Output Aktual adalah Output nyata yang dihasilkan oleh fasilitas produksi, biasanya tidak melebihi jumlah kapasitas efisiensi. Namun, harus diusahakan sedapat mungkin untuk mendekati atau sama dengan kapasitas efektif. Contoh perhitungan Kinerja Perencanaan Kapasitas Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang transportasi pengangkutan tanah menetapkan Kapasitas Desain sebanyak 50 trip per hari dan Kapasitas Efektif-nya sebanyak 45 trip per hari. Sedangkan Output aktualnya hanya sekitar 40 trip per hari. Berapakah Rasio Efisiensi dan Rasio Utilisasi dari kapasitas tersebut? Diketahui : Kapasitas Desain = 50 trip per hari Kapasitas Efektif = 45 trip per hari Aktual Output = 40 trip per hari Jawaban : Efisiensi = (Output Aktual / Kapasitas Efektif ) x 100 Efisiensi = (40 / 45) x 100 Efisiensi = 88,9% Utilisasi = (Output Aktual / Kapasitas Desain) x100 Utilisasi = (40 / 50) x 100 Utilisasi = 80% Jadi Rasio Efisiensi Kapasitas Produksi perusahan tersebut adalah 88,9% dan Rasio Utilisasinya adalah 80%. D. Langkah langkah Menentukan Proses Perencanaan dan Kontrol Produksi Proses perencanaan dan kontrol produksi dapat dilakukan dengan mengikuti langkah dan tahapan dalam perencanaan serta pengendalian dalam produksi sebagai berikut: 1. Routing perencanaan produksi 2. Penjadwalan dan pengaturan 3. Dispatching produksi, serta 4. Tindak Lanjut 1. Routing Perencanaan Produksi Routing merupakan alur proses yang terencana yang digunakan secara berstandar untuk menghasilkan suatu produk. Berikut contoh Routing Perencanaan Produksi.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



59



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 4.4 Rounting Perencanaan Sumber : http://www.pendidikanekonomi.com/2013/01/proses-operasiproduksi.html



Proses Routing sangat dipengaruhinoleh pekerja yang melaksanakannya. Selain itu, jenis peralatan, kapasitas peralatan dan lingkungan kerja juga mempengaruhi proses ini. Routing pada dasarnya mengarahkan pekerja bagaimana mengolah bahan baku secara berurut dan sistematis sehingga diharapkan terjadi pemanfaatan optimum sumber daya baik itu manusia, mesin , dan bahan baku. 2. Penjadwalan dan Pengaturan Proses selanjutnya adalah kegiatan penjadwalan dan pengaturan. Proses ini dilakukan setelah proses routing telah dibuat secara utuh. Proses ini berfungsi untuk memperbaiki dan mengatur serta menyelesaikan sejumlah pekerjaan yang telah direncanakan oleh sebuah perusahaan/pabrik



Gambar 4.5 Akutansi biaya produksi Sumber : http://mvpjogja.com/akuntansi-biaya-sistem-informasi-akuntansi-dalam-pelaporan-keuangan-rs/



60



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Proses penjadwalan sangat penting dilakukan agar permintaan konsumen dapat disesuiakan dengan waktu pelakssanaan produksi sehingga target penjualan produk dapat sesuai dengan kebutuhan konsumen. 3. Dispatching Produksi



Gambar 4.6 Proses Produksi Sumber : https://soloraya.com/2014/07/10/di-sini-kita-bisa-beli-bakpia-sekaligus-lihat-proses-produksinya/



Dispatching produksi merupakan langkah selanjutnya setelah proses penjadwalan. Proses ini merupakan langkah awal dari sebuah produksi. Tujuan dari proses ini adalah memberikan perihal perlengkapan alat, bahan gambar, instruksi kerja serta perintah yang jelas sehingga akan dihasilkan produk yang sesuai dengan waktu dan jumlah yang diinginkan. 4. Tindakan lanjutan



Gambar 4.7 quality control Sumber : https://www.moneysmart.id/usaha-modal-kecil-dan-tips-pemasaran-yang-bisa-dilakukan/



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



61



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Proses akhir dari tahapan ini adalah tindak lanjut. Proses ini sering diartikan sebagai sebuah langkah evaluasi terhadap semua proses kegiatan, mulai dari perencanaan hingga produk terjual. Sealian itu proses ini juga mengukur kinerja aktual serta membandingkannya bersama kinerja yang diharapkan pada proses sebelumnya. Proses tindak lanjut diharapkan mampu menghilangkan kendala-kendala yang dihadapi selama proses kegiatan produksi sehingga akan ditemukan solusi dimasa berikutnya untuk menghasilkan kegiatan produksi yang lebih baik. E. Potensi Pengembangan Rumput laut Indonesia sebagai salah satu negara penghasil dan pengekspor rumput laut terbesar didunia. Hal ini mempresentasikan potensi kelautan Indonesia sebagai Negara dengan garis pantai terpanjang kedua didunia, dengan jumlah 17.504 pulau menjadikan bangsa ini sebagai negara maritim yang besar.



Gambar 4.8 Kegiatan Panen Rumput Laut Sumber : http://www.mongabay.co.id/2015/03/08/nasib-pesisir-pantai-di-sentra-rumput-laut-sulawesi-selatan/



Indonesia memiliki luas lahan 769.452 ha. Yang berpotensi digunkan untuk budidaya komoditas rumput laut. Luas potensi ini belum termanfaatkan secara maksimal sehingga perlu dikaji ulang faktor pendukung pemanfaatan lahan untuk budidaya rumput laut tersebut.



62



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Tabel 4.1 Luas Kawasan Komoditas Rumput Laut



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



63



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 4.9 Penjemuran Rumput Laut Sumber : https://www.minapoli.com/i/rumput-laut



Dari data di atas, dapat kita simpulkan bahwa wilayah Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan kekayaan laut dalam hal ini adalah rumput laut. Menurut ekspedisi oleh Van Bosse 1899-1900 jenis rumput laut yang ada di perairan Indonesia mencapai 555 jenis. Hal ini menjadikan rumput laut sebagai salah satu sumberdaya hayati yang potensial untuk dikembangkan.



64



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Tabel 4.2 Sentra Penghasil Rumput Laut dan Jenis Nya



Dari data di atas kita dapat menyimpulkan bahwa Propinsi Jawa Timur dan Sulawesi selatan merupakan daerah yang mengekport rumput laut tertinggi yang diikuti oleh daerah daerah lain yang ada di Indonesia Tabel 4.3 Perkembangan Ekspor Rumput Laut



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



65



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Pengembangan rumput laut dengan pendekatan konsep industri yang dimulai dari hulu (budidaya), pengolahan produk dasar menjadi produk formulasi dengan produk turunan yang sangat banyak baik produk pangan maupun nonpangan. Dalam pengembangan rumput laut hal yang penting dengan penerapan teknologi yang tepat untuk menghasilkan produk yang berorientasi pada pasar dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan industri dalam negeri serta ekspor. F. Kapasitas Produksi Permintaan perdagangan internasional rumput laut yang dapat dikonsumsi terus meningkat sejak 50 tahun terakhir. Kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi secara keseluruhan dari cadangan alami dan sekarang sekitar 90% berhasil dipasok dari hasil budidaya. Industri ekstrasi rumput laut terus berkembang setelah Perang Dunia II, sehingga mulai terjadi kekurangan bahan baku dari alam dan mendorong usaha budidaya berkembang pesat. Ekstraksi rumput laut menghasilkan 3 (tiga) jenis hydrocolloids, senyawa pengental dan pembentuk jelly yang meliputi alginat, agar-agar dan karaginan. 1. Alginat mulai diproduksi secara komersial sejak tahun 1930. Alginat umumnya diekstrak dari rumput laut coklat yang sekarang banyak dibudidayakan karena harganya mulai mahal untuk memenuhi kebutuhan industri. Nilai produksi tahunan alginat sekitar USD$ 213 juta. Penggunaan alginat sangat luas mulai dari industri briket batubara, kosmetik keramik, keju, es krim, pasta gigi, cat, ban, semir dan kertas. Tak tertutup kemungkinan penggunaan produk turunan dari rumput laut ini semakin meluas lagi di masa mendatang. 2. Agar-agar ditemukan pada tahun 1658 di Jepang dari hasil ekstraksi algae merah dengan air panas. Produksi agar-agar sebagian besar menggunakan rumput laut hasil budidaya. Kebutuhan agaragar dunia mencapai 10.000 ton per tahun dengan konsumen utama: Jepang (2.000 ton per tahun), Amerika Serikat (1.000 ton per tahun dimana 80% berasal dari impor), dan Jerman (210 - 400 ton per ton). Negara Asia yang banyak menggunakan agar-agar antara lain Thailand, Singapura dan Malaysia. 3. Karaginan telah dikenal sejak abad 19 dan semula dikembangkan dari rumput laut merah kecil Irish Moss yang biasa tumbuh di perairan dingin. Industri karaginan berkembang pesat dengan ditemukan berbagai jenis rumput laut lain yang mengandung karaginan tinggi dan dapat dibudidayakan di perairan tropis dengan biaya relatif lebih murah. Rumput laut dapat juga digunakan sebagai bahan pakan yang mempunyai khasiat sangat baik untuk menyehatkan dan meningkatkan reproduksi ternak. Tahun 1960 Norwegia telah mempelopori industri bahan aditif pakan yang dibuat dari tepung rumput laut coklat kering.



66



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM Lembar kerja 1 Lembar kerja Siswa (LKS)/ WORKSHEET Judul : Kapasitas Produksi Mata Pelajaran/Kompetensi : Teknik Pengolahan Rumput Laut Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi peralatan dan mesin pengolahan rumput laut Kelas : XI Alokasi Waktu : 7 x 45 menit A. Tujuan 1. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis peralatan dalam pengolahan rumput laut 2. Siswa mampu menggunakan peralatan dan mesin dalam pengolahan rumput laut B. Alat 1. Alat tulis 2. Alat dokumentasi 3. Daftar sarana dan prasarana unit pengolahan rumput laut 4. Form pendataan C. Bahan D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Gunakan pakaian kerja saat melakukan kegiatan di lapangan sesuai kaidah K3 2. Lakukan kegiatan dengan berhati-hati 3. Jaga kebersihan lingkungan dan alat praktik 4. Kembalikan peralatan praktik ke tempat semula dalam kondisi kering, bersih dan rapi E. Langkah Kerja 1. Tentukan ruangan yang akan diidentifikasi sarana dan prasarananya 2. Tulis dalam form semua jenis alat yang terdapat dalam ruangan tersebut F. Hasil ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... .............................................................................................................................................. G. Pembahasan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ..............................................................................................................................................



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



67



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM H. Kesimpulan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... .............................................................................................................................................. I.



Penilaian Nilai



Keterangan



Peserta Didik Guru ........................ .......................... Nis NIP



CAKRAWALA Yang dimaksud dengan kapasitas produksi di sini adalah kapasitas produksi jangka panjang, yaitu kemampuan fasilitas-fasilitas operasi untuk barang dan jasa. Kapasitas produksi berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menentukan jumlah produk yang dapat dihasilkan. Apabila kapasitas produksi tinggi, maka biaya tetap yang dikeluarkan juga besar, apabila pemanfaatannya sedikit, maka biaya produksi akan mahal, sehingga untuk menentukan kapasitas produksi harus dilakukan perencanaan dan penelitian terlebih dahulu. Misalnya seperti ini. Kita dapat pesanan dari konsumen untuk menyediakan 100.000 buah kancing pada tanggal 21. Nah, kalau kita mengetahui kapasitas produksi kita, kita dapat menyesuaikan waktu mulai pengerjaan dengan tanggal selesai.



68



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



JELAJAH INTERNET Untuk mengetahui lebih luas mengenai peralatan dan mesin pengolahan rumput laut, kita dapat mempelajarinya secara mandiri dari internet. Dari internet kita dapat mengetahui lebih luas lagi tentang materi peralatan dan mesin pengolahan rumput laut , salah satunya website yang dapat kita kunjungi untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang peralatan dan mesin pengolahan rumput laut adalah sebagai berikut : file:///C:/Users/user/Downloads/produksi-rumputlaut-naik-45-persen-dalam-5-tahun.pdf



RANGKUMAN 1. Pemerintah berencana menaikkan bea keluar rumput laut agar industri olahannya berkembang. Selama ini rumput laut banyak diekspor sebagai bahan mentah. Arief Kamaludin | Katadata Niat pemerintah untuk mendorong industri pengolahan rumput laut belum diimbangi kesanggupan para pelaku usaha. Akibatnya, ekspor pun merosot. 2. Kapasitas berarti adalah daya tampung. Begitupula dengan kapasitas produksi. Kapasitas produksi adalah perhitungan secara kuantitatif terhadap kemampuan sebuah pabrik dalam mengolah bahan baku menjadi barang jadi. 3. Pengukuran kapasitas produksi dapat dilaksanakan berdasar output atau berdasar input tergantung macam lembaga atau kegiatannya. 4. Strategi perencanaan kapasitas pada dasarnya terdiri dari dua macam, yaitu strategi ekspansi, dan strategi wait and see 5. Seperti yang disebutkan sebelumnya, satuan unit Kapasitas Produksi biasanya diukur dengan “jumlah unit” yang dihasilkan (Output) per satuan waktu atau per periode tertentu. Namun pada kondisi dan produk tertentu, kapasitas produksi dapat juga diukur dengan satuan unit yang lain seperti Ton, Liter ataupun Waktu Kerja. 6. Proses Perencanaan dan Kontrol Produksi, berdasarkan British Standart Institute, terdiri dari empat langkah alias teknik buat jalan perencanaan serta kontrol sebuah produksi. 7. Luas indikatif lahan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya komoditas rumput laut Indonesia mencapai 769.452 ha. Dari jumlah itu, baru sekitar 50% atau seluas 384.733 ha yang secara efektif dimanfaatkan, dan akan terus dimanfaatkan sehingga target produksi tahun 2014 sebesar 10 juta ton dapat dicapai.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



69



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



TUGAS MANDIRI Setelah mempelajari materi tentang sarana dan prasarana rumput laut, lakukanlah observasi, kemudian lakukanlah tugas di bawah ini: 1. Dokumentasikan semua kegiatan yang kalian amati 2. Catatlah beberapa kegiatan yang mereka lakukan yang tidak didapatkan di kegiatan pembelajaran 3. Diskusikanlah hal tersebut dengan kelompokmu dan presentasikan di depan kelas pada pertemuan selanjutnya



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kapasitas industri ! 2. Jelaskan tentang pengukuran kapasitas produksi ! 3. Jelaskan tentang strategi perencanaan ! 4. Jelaskan tentang control proses produksi ! 5. Jelaskan tentang hasil ekstraksi dari industri rumput laut !



REFLEKSI Setelah mempelajari dan memahami materi tentang sistem produksi pengolahan rumput laut pada bab ini, Anda diharapkan berdiskusi dengan teman maupun guru Anda untuk materi yang belum Anda pahami sehingga pemahaman Anda pada materi ini bisa Anda gunakan untuk mengikuti materi selanjutnya.



70



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



SARANA DAN PRASARANA PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



BAB V



BAB V SARANA DAN PRASARANA PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, siswa diharpakan mampu mengidentifikasi jenis-jenis sarana dan prasarana pengolahan rumput laut, beberapa fungsi dan tujuan dari sarana tersebut, serta mengelompokkan sarana dan prasarana sesuai fungsi dan tujuannya..



PETA KONSEP Prinsip dasar Penyusunan Layout



SARANA DAN PRASARANA



Tahapan Pengaturan Fasilitas Produksi Tata Letak Fasilitas Pabrik



Tujuan dan Manfaat Pengaturan Layout



Penyusunan tata letak Fasilitas Pabrik



Bentuk dan Tipe Layout Tata Letak berorientasi pada Produk dan Konsep Lini Sarana Pengolah Rumput Laut



KATA KUNCI Sarana, Prasarana, Layout, Rumput Laut



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



71



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENDAHULUAN Pabrik modern adalah sebuah industri dimana penempatan fasilitas-fasilitas utama dan pendukung untuk memproduksi suatu produk telah tersusun dan tertata rapi sesuai dengan fungsi dan cara penetrapan dari fasilitas tersebut. Penempatan tata letak fasilitas sering disebut dengan Layout. Layout pada suatu pabrik sangat ditentukan oleh luas lahan dari pabrik itu sendiri. Penepatan fasilitas pabrik yang diperlukan dalam pengawasan haruslah tepat agar fungsi efesiensi dapat terlaksana. Untuk mendapatkan fungsi efesiensi ruang, maka perlu direncanakan dengan matang untuk mambuat layout yang sesuai dengan kapasitas pabrik. Perencanaan dengan memanfaatkal layout menjadi sebab berjalannya kegiatan operasional pabrik secara maksimal selain itu perencanaan layout yang baik juga akan berdampak pada personel pekerja yangakan ditetapkan sehingga pkerjaan dapat menjadi maksimal.



Gambar 5. 1 Pabrik Sumber : http://www.pusri.co.id/eng/profile-plant-profile/



MATERI PEMBELAJARAN A. Prinsip Dasar Penyusunan Layout Penyusunan layout yang baik haruslah menjadi prinsip dasar suatu pabrik sehingga lahan dapat termanfaatkan dengan maksimal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan sebuah layout antara lain: 1. Mengintegrasikan semua fasilitas sehingga memudahkan pergerakan pemindahan produk dari tempat yang satu ke tempat yang lain. 2. Mengurangi jarak pemindahan barang yang terlalu jauh serta memperlancar aliran kerja. 3. Memperhatikan keselamatan kerja serta melakukan fleksibilitas terhadap perubahan teknologi agar kinerja semakin meningkat.



72



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 5.2 Desain lokasi / layout pabrik Sumber : http://www.pabrikdesain.com/2014_02_01_archive.html



B. Tahapan Pengaturan Fasilitas Produksi Pengaturan fasilitas produksi sebaiknya tidak dilakukan secara terburu– buru melainkan harus dengan pertimbangan yang matang agar diperoleh efesiensi kerja dan efesiensi ruang. Langkah awal dalam pengaturan pasilitas produksi adalah menentukan tata letak fasilitas produksi di setiap departemen. Hal ini dilakukan untuk mengkoordinasikan alur kerja berdasarkan fasilitas ayang ada di tiap tiap ruangan. Semakin baik koordinasinya, maka semakin lancar pekerjaan yang akan dilaksanakan. Langkah berikutnya adalah menentukan posisi tiap-tiap departemen/ divisi yang akan bekerja melaksanakan operasional produk sehingga masing masing devisi sudah memiliki tugas pokok dan fungsi masing–masing di lingkungan kerjanya. Hal ini sangat membantu dan memudahkan pada saat produksi akan mulai dilaksanakan.



Gambar 5.3 Contoh Layout Pabrik Sumber:http://www.pendidikanekonomi.com/2015/03/tahap-tahap-layout-pabrik.html



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



73



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN B. Tata Letak Fasilitas Pabrik (Layout) Tata letak fasilitas pabrik sangat penting dipahami agar pemanfaatan ruangan pabrik dapat maksimal dilakukan. Beberapa mesin dan peralatan sebaiknya di tempatkan sesuai dengan volume ruangan serta mempertimbangakan kenyamanan karyawan dalam bekerja.



Gambar 5.4. Layout Peralatan Pabrik Sumber : Jurnal Teknovasi Volume 02, Nomor 2, 2015, 27 – 41 ISSN : 2355-701X



C. Tujuan dan Manfaat Pengaturan Layout Tujuan dan manfaat dari pengaturan layout pada sebuah industri/ pabrik adalah untuk memudahkan mesin-mesin dan peralatan digunakan oleh pekerja mulai dari persiapan bahan baku, pemindahan bahan, sampai pada produk yang dihasilkan sehingga menciptakan keselamatan kerja bagi karywan dan lingkungan kerja lainnya. D. Penataan terhadap tata Letak Fasilitas Pabrik Penataan tata letak fasilitas pabrik sangat penting dilakukan mengingat fungsi dari fasilitas yang berbeda-beda. Penataan ini dilakukan untuk memanfaatkan ruangan yang ada dipabrik/ industri agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Dalam pengaturan tata letak fasilitas sebuah pabrik/ industri sebaiknya mempertimbangkan hal–hal diantaranya: menganalisa produk yang akan diproduksi, jumlah mesin, luas area yang dibutuhkan, alur produksi serta layout ang ditentukan untuk dilaksanakan. E. Bentuk dan tipe layout Tipe-tipe tata letak yang dapat digunkan adalah sebagai berikut: 1. Bentuk dan tipe layout dengan posisi tetap. Tata letak tipe ini merupakan tat letak dimana obyek yang akan dibuat berada



74



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN tetap pada posisinya, sehingga peratan, bahan dan pekerja yang mendatangi obyek tersebut. Contoh pembuatan jembatan, rumah sakit dan lain-lain.



Gambar 5.5 Layout Dengan Posisi Tetap Sumber:http://www.binuscareer.com/Events.aspx?id=%2BGFY8W1mFcoayZZmq9866w%3D%3D



Gambar 5.6 tata letak berorientasi pada proses Sumber : http://leotimatlirep.cf/cara-memilih-laptop-terbaik-per-kuliah-kumpulan







2. Tata Letak Kantor Tata letak kantor sebaiknya dibuat menyesuiakan jenis pekerjaan serta peralatan yang dibutuhkan oleh karyawan. Kantor yang baik terlihat dari kenyamanan karyawan dalam bekerja sehari-hari. Pengaturan tata letak kantor juga harus mempertimbangkan luas areal kantor, sehingga tidak terjadi pemanfaatan ruang yang berlebihan.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



75



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 5.7 Tata letak kantor Sumber : http://www.logicum.co/office-furniture-design-ideas-for-creating-your-perfect-work-space/



3. Tata letak ritel (retail layout) Pengaturan tata letak ritel sebaiknya mempertimbangkan kemudahan transaksi antara penjual dan pembeli serta penampakan barang yang akan di pasarkan. Semakin baik penempatanna maka akan semakin menarik perhatian pelanggan untuk membeli produk tersebut.



Gambar 5..8 Tata Letak retail Sumber : http://www.rajarak.co.id/2016/08/efesiensi-minimarket-dari-rancangan.html\



4. Tata letak Wilayah penyimpanan (Fasilitas gudang) Dalam meminimalkan pembiayaan maka tipe wilayah penyimpanan ini mendesain tata letak dengan memadukan antara luasan wilayah ruangan dengan pengadaan dan penangaan bahan yang ada.



76



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 5.9 tata letak gudang dan penyimpanan Sumber : https://www.avickarya.com/rak-pallet-sistem-rack-untuk-beban-besar.html



5. Tata Letak Proses Produksi Tata letak proses produki juga perlu diperhatikan untuk memudahkan proses produksi . Proses produksi yang baik hanya kan berjalan jika pengaturan peralatan dan pekerja seimbamg dan sesuai fungsinya. 6. Pengaturan fasilitas Berorientasi pada Produk dan Konsep Lini Tata letak ini dibutuhkan kerjasama dan ketelitian yang baik sehingga dihasilkan produksi yang sesuai denga target. Pada tipe tata letak ini semua tugas-tugas pengerjaan sudah tersusun rapi dalam suatu susunan pembuatan produk.



Gambar 5.10 Contoh Gambar Lokasi pabrik Sumber: http://mediabisnisniaga.weebly.com/pembelajaran/faktor-faktor-yang-mempengaruhipenentuan-lokasi-pabrik



Lini pabrik sebaiknya diatur dengan baik sehingga terjadi keseimbangan dan memudahkan pemindahan pekerja dari satu tempat ketempat lain untuk melaksanakan kegiatan produksi.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



77



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN G. Sarana Pengolahan Rumput Laut 1. Tata letak pengolahan rumput laut menjadi Alginat Tata letak dalam lingkungan pabrik pengolahan rumput laut menjadi alginat harus menyesuiakan dengan jenis peralatan dan alur produksi yang akan dilakukan. Manfaat yang dapat diambil dengan menyusun tata letak yang baik diantaranya sebagai berikut : a. Produksi berjalan lancar, sehingga output besar akan tetapi biaya mesin minimum serta biaya kerja yang kecil; b. Mengurangi waktu tunggu, mengurangi proses pemindahan barang, meminimalkan jarak proses, menghemat ruang karena tidak terdapat penumpukan barang; dan c. Menghemat pengunaan fasilitas produksi, serta dapat meningkatkan keamanan dan keselamatan kerja bagi karyawan.



Gambar 5.11 Layout pabrik Sumber: https://www.temukanpengertian.com/2016/01/pengertian-perencanaan-tata-letak-pabrik.html



1)



Gudang penyimpanan Pembangunan gudang penyimpanan diletakkan di bagian belakang atau dirancang harus berhubungan dengan ruang pengolahan basah. Pada bagian dasar/lantai untuk mmenyimpan bahan baku diberi palet yang bertujuan untuk menghindari bahan baku rumput laut menyerap uap air karena rumput laut kering masih mengandung garam pada permukaan thallusnya. Perlengkapan yang harus ada di dalam gudang penyimpanan rumput laut adalah timbangan dan mesin sortasi rumput laut, lori untuk mengangkut rumput laut yang akan dikirim ke ruang pengolahan. 2) Ruang Pengolahan basah Ruang penyimmpanan basah sebaiknya saling berhubungan dengan gudang penyimpanan bahan baku. Ruang pengolahan bahan basah dirancang untuk dapat meletakkan peralatan seperti bak continuous wahing system, tangki ektraksi, penyaring bubur rumput laut, bak penampung filtrate, pengepres hidrolik statis, mesin pengurai



78



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Ca – alginate, tamgki konversi ca – alginat menjadi asam alginate dan tangki konversi asam alginate menjadi Na-alginat. Lantai dibuat agak miring dan tidak licin sehingga air sisa (limbah cair) akan mudah mengalir ke saluran pembuangan air limbah. 3) Ruang pengeringan Antara ruang pengering dan ruang pengolahan basah diberi pembatas sehingga limbah cair dari ruang pengolahan basah tidak mengontaminasi lantai ruang pengering Na-alginat. Jenis peralatan yang akan disusun di dalam ruang pengolahan kering adalah unit pengering mekanis, mesin penepung yang dilengkapi dengan continoud screen vibrator, mesin pengemas, timbangan dan tempat penyimpanan karung-karung untuk pengemasan Na-alginat. Lantai dibuat dari bahan yang tidak mudah slip dan dinding ruang penyimpanan di buat licin dan bersih, penerangan harus cukup dan sudah terpasang peralatann penyedot udara dari dalam ruang pengering. 4) Gudang penyimpanan produk jadi Gudang penyimpanan produk jadi harus terintegrasi dengan ruangan pengolahan kering dan diantaranya dirancang memiliki dinding pemisah. Lantai dibuat dari semen cor yang kuat menahan beban kemudian di lanati di susun palet-palet untuk meletakkan Naalginat yang sudah dikemas. Sirkulasi udara harus baik dan dibagian atap atau dinding di pasang penyedot udara, penerangan harus cukup. 5) Ruang mesin Ruang generator di buat berdampingandengan ruang pengolahan basah dan kering sehingga energy panas dari uap air panas yang dihasilkan dapat langsung masuk ke ruang pengolahan basah dan kering. 2. Teknologi Pengolahan Rumput Laut Menjadi ATC Alat dan Mesin Alat dan mesin yang dubutuhkan pada proses pembuatan ATC chip antara lain mesin chip, mesin press hidrolik, mesin kincir air, mesin jahit karung, rak tangki cuci, tangki pemanas, crane unit system, lori dorong, mesin genset, pompa air dan blower, alat-alat laboratorium, konstruksi jaringan air bersih dan rumah mesin genset. Sarana dan prasarana pendukung Sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada pembangunan pabrik pengolahan rumput laut ATC Chip adalah sebagai berikut: a. Bangunan Pabrik Bangunan pabrik dan kelengkapan yang dibutuhkan antara lain adalah bangunan gudang tempat kerja. Bangunan panbrik menjadi hal utama karena pada bangunan ini umumnya ditempati fasilitas peralatan dan mesin produksi sesuai kapasitas yang diinginkaan. b. Bangunan Gudang Bahan Kimia, Bangunan gudang bahan dkimia digunakan untuk menyimpan bahanbahan kimia yang diperlukan dalam proses pengolahan ATC. Karena bahan kimia ini mempunyai sifat yang korosif, maka diperlukan tempat khusus dan aman dalam penyimpanannya. c. Bangunan Lantai Jemur, Bangunan lantai jemur, harus dimodifikasi sesdemikian rupa agar mempunyai fungsi yang baik dalam penjemuran, salah satunya adalah AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



79



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN tidak menyebabakan air tergenang pada saat musim hujan, dan mudah dalam pembersihanya.



Gambar 5.12 Lantai Jemur Sumber : https://news.kkp.go.id/index.php/dkp-bagikan-230-unit-lantai-jemur-rumput-laut/



Gambar 5.13 Lantai penjemuran Sumber : https://karaindo.com/



d. Bangunan Kantor Pabrik Bangunan kantor pabrik digunakan untuk penyimpanan berkas dan semua administrasi yang dibutuhkan dalam proses pengelolaan dan manajemen. e. Bangunan Gedung Laboratorium Bangunan laboratorium dibutuhkan untuk mengetahui menguji hasil dari proses produksi (quality control) apakah hasil produksi sudah memenuhi Standar yang ditetapkan. Makan dalam suatu pabrik tetap diperlukan ruang laboratorium tersebut.



80



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 5.14 laboratorium Sumber : http://www.medrec07.com/2015/01/pengertian-dan-definisi-laboratorium.html



f.



Bangunan Gedung Thermal Oil Thermal Oil Heater adalah Alat pemanas dimana fluida sebagai alat untuk penghantar panasnya atau kalor, Thermal Oil Heater disulut melalui sebuah kumparan yang memanaskan thermal oil yang dipompakan melalui boiler. Tak seperti boiler air atau uap, proses pemanasan dengan cara ini dapat mencapai suhu operasi di kisaran 300°C pada tekanan atmosfer.



Gambar 5.15 boiler Sumber : https://distributorboiler.com/boiler-loundry/jual-steam-boiler-untuk-strika-laundry.html



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



81



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN g. Bangunan Bak Cuci Bangunan ini umumnya mengatur tingkat kebersihan rumput laut. Bahan yang digunakan umumnya terbuat dari stailess ataupun beton. Penempatan bagunan sebaiknya diatur tatletaknya sehingga memudahkan proses pencucian rumput laut.



Gambar 5.16 Bak Pencucian Rumput Laut Sumber: https: http://seaweed.undip.ac.id/669/



h.



Bangunan Bak Peresapan Bangunan bak peresapan sebaiknya berada agak jauh dari pemukiman warga sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar serta mempertimbangkan jenis tanah agar prosesnya berjalan lancar. i. Bangunan Gedung Prosesing. Bangunan Gedung Prosesing merupakan unit penting karena merupakan tempat memproduksi suatu produk. Tata letak fasilitas mesin dan peralatan sebaiknya diatur agar memudahkan proses produksi dan memberi rasa nyaman kepada pekerja untuk beraktivitas. j. Bangunan pelengkap terdiri atas 1) bangunan mess karyawan; 2) konstruksi jalan masuk ke areal pabrik; 3) instalasi air bersih; dan 4) bangunan gardu listrik. Penanganan lingkungan pabrik yang perlu mendapat perhatian pada pabrik pengolahan rumput laut antara lain kebersihan bahan, alat, pekerja, ruang kerja, dan lingkungan yang harus selalu terjaga, karena mikroorganisme yang ada dapat mengkontaminasi produk. Hal lain yang berkaitan dengan hasil produksi adalah sanitasi, penanganan bahan, dan pengaturan suhu pemasakan, pengawasan terhadap hama tikus dan serangga, sehingga dapat dihasilkan produk olahan yang berkualitas baik dan higienis.



82



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM MATERI PEMBELAJARAN Lembar kerja 1 Lembar kerja Siswa (LKS)/ WORKSHEET Judul : Menentukan Sarana dan Prasarana Pengolahan Rumput Laut Mata Pelajaran/Kompetensi : Teknik Pengolahan Rumput Laut Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sarana dan prasarana pengolahan rumput laut Kelas : XI Alokasi Waktu : 7 x 45 menit A. Tujuan 1. Siswa dapat mengidentifikasi sarana dan prasaran dalam pengolahan rumput laut 2. Siswa mampu menunjukkan jenis sarana dan sarana dalam pengolahan rumput laut B. Alat 1. 2. 3. 4. C.



Alat tulis Alat dokumentasi Daftar sarana dan prasarana unit pengolahan rumput laut Form pendataan



Bahan



D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Gunakan pakaian kerja saat melakukan kegiatan di lapangan sesui kaidah K3 2. Lakukan kegiatan dengan berhati-hati 3. Jaga kebersihan lingkungan dan alat praktik 4. Kembalikan peralatan praktik ke tempat semula dalam kondisi kering, bersih dan rapi E. Langkah Kerja 1. Tentukan ruangan yang akan diidentifikasi sarana dan prasarananya 2. Tulis dalam form semua jenis alat yang terdapat dalam ruangan tersebut F.



Hasil ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ..............................................................................................................................................



G. Pembahasan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ..............................................................................................................................................



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



83



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM H. Kesimpulan ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... I.



Penilaian Nilai



Peserta Didik ........................ Nis



Keterangan



Guru .......................... NIP.



CAKRAWALA Tahapan – tahapan dalam memproduksi karaginan skala UMKM yaitu: 1. Merendam rumput laut selama 24-36 jam dan dibersihkan 2. Merebus rumput laut pada suhu 100-120 o C dengan perbandingan air 1: 1415 selama 15 menit kemudian dilanjutkan dengan proses perebusan tanpa tekanan selama 2-4 jam pada suhu 100 o C. 3. Mengahaluskan rumput laut dengan Blender dan menambahkan air panas (90 C) kemudian disaring dengan kain kassa. 4. Baagian Filtrate kemudian diendapkan dengan menambahkan alkohol 90% atau dibekukan pada suhu metil alcohol dengan perbandingan 2,5:1, bisa juga dengan menambahkan alcohol 90% atau membekukannya pada suhu -10 o C selama 36-48 jam. 5. Menyaring dengan kain kasa endapan yang telah bercampur dengan alkohol untuk filtrat yang masih beku dicairkan terlebih dahulu kemudian disaring dan dikeringkan selama 2-4 hari. 6. Setelah filtrat kering dilakukan penepungan dengan menggunakan mesin.



84



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



JELAJAH INTERNET Untuk mengetahui lebih luas mengenai sarana dan prasarana pengolahan rumput laut, kita dapat mempelajarinya secara mandiri dari internet. Dari internet kita dapat mengetahui lebih luas lagi tentang materi sarana dan prasarana pengolahan rumput laut , salah satunya website yang dapat kita kunjungi untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang sarana dan prasarana pengolahan rumput laut adalah sebagai berikut : https://www.porosilmu.com/2016/11/pengertiandan-fungsi-gudang.html



RANGKUMAN 1. Layout pabrik disebut juga tata letak atau tata ruang didalam pabrik. Layout adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien. Fasilitas pabrik dapat berupa mesin-mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan peralatan pabrik, serta peralatan yang diperlukan dalam pengawasan. 2. Tahap-tahap pengaturan fasilitas produksi yang pertama adalah menentukan tata letak fasilitas produksi di setiap departemen, kemudian tahap selanjutnya menentukan tata letak departemen hubungannya dengan departemen lain yang terkait dalam proses operasi. 3. Penanganan lingkungan pabrik yang perlu mendapat perhatian pada pabrik pengolahan rumput laut antara lain kebersihan bahan, alat, pekerja, ruang kerja, dan lingkungan yang harus selalu terjaga, karena mikroorganisme yang ada dapat mengkontaminasi produk.



TUGAS MANDIRI Setelah mempelajari materi tentang sarana dan prasarana rumput laut, lakukanlah observasi, kemudian lakukanlah tugas di bawah ini: 1. Dokumentasikan semua kegiatan yang kalian amati 2. Catatlah beberapa kegiatan yang mereka lakukan yang tidak didapatkan di kegiatan pembelajaran 3. Diskusikanlah hal tersebut dengan kelompokmu dan presentasikan di depan kelas pada pertemuan selanjutnya



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



85



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan yang di maksud dengat layout pabrik ! 2. Apakah tujuan pengaturan fasilitas produksi ! 3. Apakah tujuan utama dari pngaturan tata letak pabrik ! 4. Jelaskan tata letak fasilitas dalam pabrik pengolahan rumput laut ! 5. Apa saja manfaat dari penyusunsn tata letak yang baik !



REFLEKSI Setelah mempelajari dan memahami materi tentang sistem produksi pengolahan rumput laut pada bab ini, Anda diharapkan berdiskusi dengan teman maupun guru Anda untuk materi yang belum Anda pahami sehingga pemahaman Anda pada materi ini bisa Anda gunakan untuk mengikuti materi selanjutnya.



86



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL



A. Pilihan Ganda Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaba yang paling tepat. 1. Jawaban Yang Paling Benar mengenai singkatan dari K3LH adalah ... A. Keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup B. Keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hayati C. Keamanan dan kesiapan kerja serta lingkungan hidup D. Keselamatan dan kesehatan kerja serta landasan hidup E. Keselamatan dan keamanan kerja serta lingkungan kerja 2. Dibawah ini yang bukan termasuk tujuan K3LH adalah… A. Menjamin tenaga kerja dalam meningkatkan produktifitas B. Mencegah dan mengurangi kerugian yang diderita oleh semua pihak yang bekerja. C. Memberi pertolongan dini bagi pekerja bila terjadi kecelakaan D. Mencegah kecelakaan di jalan raya E. Melindungi tenaga kerja dari bahaya kecelakaan pada saat bekerja 3. Dibawah ini yang bukan termasuk unsur penyebab terjadinya kecelakaan adalah… A. Unsur manusia B. Unsur mesin C. Unsur keberuntungan D. Unsur lingkungan E. Keadaan tempat kerja 4. Kemampuan yang kurang dan konsentrasi yang kurang termasuk penyebab kecekakaan karena unsur… A. Lingkungan B. Manusia C. Mesin D. Teman kerja E. Tempat kerja 5. Terkena arus listrik termasuk penyebab kecelakaan karena unsur… A. Lingkungan B. Manusia C. Mesin D. Teman kerja E. Tempat kerja 6. Bekerja dekat dengan bagian-bagian benda yang berputar atau bagian mesin yang berputar, dan tanpa perlindungan termasuk salah satu penyebab kecelakaan karena unsur… AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



87



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL A. B. C. D. E.



Lingkungan Lingkungan kerja Teman kerja Peralatan kerja Ketidaksengajaan



7. Alga merah yang mengandung karagenan atau disebut karagenopty antara lain, Kecuali.... A. Sargassum B. Eucheuma muricatum C. Eucheuma spinosum D. Hypnea E. Eucheuma cottonii 8. Secara umum rumput laut yang dapat dimakan salah satunya adalah Phaeophyceae yaitu.... A. Alga biru B. Alga coklat C. Alga merah D. Alga hijau E. Alga biru kehijauan 9. Perhatikan macam–macam spesies rumput laut berikut! 1) Sargassum sp 2) Turbinaria conoides 3) Gracilaria sp 4) Eucheuma sp 5) Acanthaphora sp Jenis rumput laut yang biasa digunakan untuk membuat produk makanan dan minuman adalah.... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 3 dan 4 E. 4 dan 5 10. Rumput laut yang mengandung agar-agar dan karaginan secara berurutan adalah.... A. Acanthophora sp dan Gelidium sp B. Gracilaria coronofipolia dan Eucheuma cottoni C. Eucheuma cottoni dan Sargassum siliquosum D. Turbinaria conoides dan Acanthophora sp E. Sargassum siliquosum dan Hypnea sp



88



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL 11. Sargassum classiforium tumbuh pada daerah tropis dengan suhu…0C dan salinitas….ppt A. 27 – 300C dan 32 – 33 ppt B. 25 – 280C dan 30 – 31 ppt C. 20 – 300C dan 25 – 30 ppt D. 25 – 300C dan 27 – 30 ppt E. 28 – 300C dan 30 – 35 ppt 12. Pemanfaatan Ammonium alginat pada bidang farmasi adalah sebagai… A. Penambah viskositas obat – obatan cair B. Bahan cetak gigi palsu C. Sebagai pengemulsi D. Sebagai koloid pelindung dalam suspensi bahan padat E. Sebagai bahan pembuatan membran hemodialisa 13. Anatomi dari Turbinaria sp yang benar adalah…. A. Asam algint berfungsi untuk pembuatan cat B. Cara reproduksi dengan isogami dan oogami C. Hanya terdapat pigmen xantofil D. Tidak memiliki konseptakel E. Tidak memiliki dinding sel selulosa 14. Fungsi utama dari sirup glukosa adalah…. A. Memberi warna pada makanan B. Memberi rasa C. Menambah nilai gizi D. Mengontrol kristalisasi gula E. Pelengkap rasa 15. Gelembung udara (vesikel)yang berfungsi untuk mempertahankan daun agar tetap di permukaan air terdapat pada rumput laut…. A. Turbinaria sp B. Sarrgassum sp C. Gracillaria sp D. Eucheuma sp E. Gelidium 16. Meningkatkan cita rasa dalam pengolahan pangan merupakan fungsi dari….. A. Santan B. Gula C. Garam D. Glukosa cair E. Vanili



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



89



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL 17. Mengurangi kristal garam dalam rumput laut kering adalah fungsi dari mesin…. A. pembersih rumput laut B. penggiling rumput laut C. Pengamat rumput laut D. Pengering rumpuPemasak E. Pemasak rumput laut 18. Pernyataan yang benar yang dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi manajemen, yaitu…. A. Pemborosan biaya – biaya yang diakibatkan oleh kelalaian manusia B. Diperlukan tenaga ahli yang berpengalaman C. Produk yang dihasilkan tidak banyak D. Mesin yang bersifat fleksibel E. Boros waktu kerja 19. Mengapa setiap pemakaian bahan harus selalu diukur ataupun ditimbang terlebih dahulu… A. Agar mengetahui bobot bahan B. Agar tidak terjadi kendala saat pemakaian barang C. Agar menghasilkan kualitas produksi yang stabil D. Agar mempermudah proses pemakaian bahan E. Agar berhasil dalam usaha 20. Batang halus dengan warna transparan (seperti botol kaca) dan mempunyai banyak cabang adalah ciri – ciri dari rumput laut… A. Gracillaria B. Eucheuma spinossum C. Turbinaria sp D. Sargassum E. Eucheuma cottoni 21. Bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek, merupakan pengertian dari k3 menurut... A. Flippo (1995) B. Ardana (2012) C. Widodo (2015) D. Dainur (1993) E. Hadiningrum (2003) 22. Yang bukan merupakan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menurut Mangkunegara (2004) yaitu... A. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin. B. Agar memenuhi standarisasi



90



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL A. Agar semua hasil produksi di pelihara keamanannya. B. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai. C. Agar meningkatnya kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja. 23. Dibawah ini undang-undang yang menjelaskan tentang tujuan dari keselamatan kerja dan kesehatan kerja adalah... A. Undang-undang No.1 Tahun 1970 B. Undang-undang No.2 Tahun 1970 C. Undang-undang No.1 Tahun 1973 D. Undang-undang No.2 Tahun 1973 E. Undang-undang No.1 Tahun 1971 24. Dibawah ini fungsi alat keselamatan kerja detektor yaitu... A. Agar orang-orang tertentu mampu untuk mengetahui hasil pembacaan dari detektor B. Untuk mempertahankan suatu kondisi agar tetap aman C. Untuk mencegah pekerja terhadap kontak dengan energi-energi berbahaya D. Untuk memadamkan api ringan E. Sebagai pendeteksi awal berbagai macam potensi kecelakaan atau parameter-parameter keselamatan kerja yang lain 25. Safety belt adalah alat keselamatan kerja yang di gunakan pada bagian... A. Tangan B. Muka C. Kepala D. Kaki E. Badan 26. Rumput laut dapat di klarifikasih melalui berbagai ciri kecuali... A. ciri hidup B. ciri thallus C. warna jenis D. cara reproduksi E. peranan dalam kehidupan manusia dan tumbuhan 27. bentuk thallus silindris atau gepeng dengan percabangan mulai dari sederhana sampai rumit dan rimbun..adalah jenis rumput laut.... A. gracilaria sp B. eucheuma cottoni C. eucheuma spinosum D. Turbinaria sp E. sargassum



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



91



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL 28. Senyawa polimer dari kelompok polisakarida yang terdapat dalam susunan dinding sel rumput laut cokelat (Phaeophyta) sebagai komponen utama, merupakan pengertian dari... A. Karragenan B. Agar C. Alginat D. Lamda E. Kappa 29. Yang bukan merupakan fungsi dari agar yaitu... A. Pentabil makanan dalam kaleng B. Pembentuk gel C. Pengental D. Pencerah makanan E. menyatukan bahan-bahan (daging) menjadi sosis 30. Jenis alginat yang Pemanfaatannya di bidang farmasi sebagai bahan cetak gigi palsu yaitu... A. Kalium alginat B. Ca-alginat C. Amonium alginat D. Natrium alginat E. Propilen Glikol Alginat (PGA) B. SOAL ESSAY Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan menurut kalian apa fungsi dan peranan K3LH dalam kegiatan pengolahan rumput laut! Berikan contohya 2. Jelaskan peranan sistem produksi bagi kegiatan pengolahan rumput laut pangan dan non pangan! Berikan contohnya! 3. Sebutkan dan jelaskan jenis jenis peralatan dan fungsinya pada kegiatan pengolahan rumput laut: a. Skala UMKM b. Skala Industri 4. Jelaskan jenis-jenis kegiatan produksi pada pengolahan rumput laut! Berikan contohya! 5. Sebutkan dan jelaskan jenis –jenis sarana dan prasarana pengolahan rumput laut beserta fungsinya!



92



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LIMBAH DAN HASIL SAMPING PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



BAB VI



BAB VI LIMBAH DAN HASIL SAMPING PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi limbah dan hasil samping rumput laut, peserta didik diharapkan mampu melakukan penanganan dan pengolahan limbah khususnya dari proses pengolahan rumput laut sesuai prosedur.



PETA KONSEP



Peralatan dan Mesin



Jenis-Jenis Limbah



CIri Penanganan Limbah



Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah Rumput Laut



KATA KUNCI Limbah, Rumput Laut, Produk Limbah



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



93



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENDAHULUAN Limbah dewasa ini menjadi sebuah persoalan yang serius terlebih lagi pada derah perkotaan dimana semakin meningkatnya penduduk yang menggantungkan hidupnya di perkotaan dan semakin meningkatnya industri dan pabrik menjadikan limbah menjadi sesuatu yang dipermasalahkan karena berdampak pada rusaknya lingkungan bahkan masalah penyakit menular. Berdasarkan kondisi di atas, diperlukan upaya yang terpadu dari semua pihak baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat untuk lebih memperhatikan masalah limbah sehingga lingkungan bisa bersih dari pencemaran. Pengolahan rumput laut baik skala UMKM maupun skala Industri akan menghasilkan limbah padat maupun limbah cair yang harus mendapat perhatian khusus agar tidak mencemari dan merusak lingkungan. Pada bab ini akan dibahas mengenai limbah secara umum dan limbah hasil pengolahan rumput laut, serta pemanfaatan hasil samping dan limbah rumput laut untuk sesuatu yang bermanfaaat, sehingga keberadaan limbah dari rumput laut dapat menjadi sumber penghasilan baru jika dikelola dengan cara yang benar.



Gambar 6.1 Pupuk Cair Dari Limbah Rumput Laut Sumber:https://www.kompasiana.com/ir.h.diankusumanto/55174d3d813311c9669de565/peluang-besarpupuk-organik-dari-cairan-limbah-proses-pengeringan-rumput-laut



MATERI PEMBELAJARAN A. Pengertian Secara umum limbah merupakan hasil produk dari sebuah proses kegiatan produksi dimana bahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan lagi pada proses produksi tersebu yang jika tidak ditangani dengan baik maka akan berdampak buruk bagi lingkungan dan manusia. Dalam PP no.18 tahun 1999 disebutkan bahwa Pengertian  “Limbah adalah sisa suatu kegiatan/ usaha”.  Dalam pengertian lain limbah adalah buangan yang dihasilkan dari aktivitas-aktivitas produksi, baik itu domestik ataupun non-domestik. Domestik meliputi: rumah tangga, pasar, sekolah, pusat keramaian ataupun sebagainya. Non-Domestik meliputi: Pabrik, transportasi, industri, pertanian peternakan dan sebagainya.



94



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN B. Jenis- Jenis Limbah Jenis-jenis limbah dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu berdasarkan wujudnya, berdasarkan sumbernya, berdasarkan senyawanya. Limbah Berdasarkan Bentuk atau Wujudnya dapat dibagi menjadi empat diantaranya yaitu: 1. Limbah cair Limbah cair adalah sisa dari suatu proses produksi yang tak terpakai ang berbentuk cairan. Limbah cair bisa bersumber dari aktivitas industri maupun dari aktivitas rumah tangga.



Gambar 6.2. Contoh limbah cair dari produksi minyak sawit Sumber: https://www.bpdp.or.id/id/energi/limbah-cair-pabrik-sawit-diolah-untan-jadi-biogas/



Industri primer pengolahan rumput laut juga termasuk salah satu industri yang menghasilkan limbah cair yang berbahaya jika tidak diolah dengan benar, karena dalam prosesnya (pembuatan ATC, SRC, RC) menggunakan bahan kimia seperti KOH, kaporit dan bahan kimia lain yang jika tidak diolah maka, akan sangat merusak lingkungan. Selain itu UMKM pengolahan rumput laut juga menghasilkan limbah rumah tangga yang harus dikelolah sebelum dibuang agar tidak mencemari lingkungan. Oleh karena itu, pemahaman tentang pengelolaan limbah haruslah diketahui oleh perusahaan maupun UMKM sebagai bentuk tanggungjawab terhadap kelestarian lingkungan. 2. Limbah padat Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri ataupun aktivitas rumah tangga yang berbentuk padat. Beberapa contoh dari limbah padat sepeti potongan dan serbuk dari kayu, besi, plastik, kertas dan lain–lain. Limbah padat sangat berbahaya jika tidak ditangani dan dikelola dengan benar, beberapa contoh dari limbah padat seperti: sampah organik dan an organik baik yang mudah busuk dan tidak mudah busuk, sampah abu, bangkai binatang, sampah jalanan, dan sampah elektronik.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



95



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 6.3. Contoh sampah abu Sumber: https://www.viva.co.id/digital/955525-indonesia-akan-buat-abu-sampah-jadi-chip-komputer-danponsel



Gambar 6.4. Sampah industri Elektronik Sumber: https://thegorbalsla.com/limbah/



3. Limbah gas Limbah ini umumnya menjadikan udara sebagai media penyebarannya. Semakin banyak kandungan kimia yang terlepas ke udara, maka tingkat pencemarannya semakin berbahaya.



Gambar 6.5. Contoh Limbah Gas Sumber:http://www.ebiologi.net/2017/01/contoh-limbah-gas-pengertian-gambar.html



96



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Pencemaran gas umumnya berbentuk asap. Asap yang dihasilkan dari pembakaran bahan industri juga mengandung partikel-partikel bahan padatan atau cairan yang berukuran sangat kecil dan ringan sehingga tersuspensi dengan gas-gas tersebut sebagai materi partikulat. Tabel 6.1 Beberapa macam limbah gas yang umum ada di udara No



Jenis



Keterangan



1.



Karbon monoksida (CO)



Gas tidak berwarna, tidak berbau



2.



Karbon dioksida (CO2)



Gas tidak berwarna, tidak berbau



3.



Nitrogen oksida (NOx)



Gas berwarna dan berbau



4.



Sulfur oksida (SOx)



Gas tidak berwarna dan berbau tajam



5.



Asam klorida (HCl)



Berupa uap



6.



Amonia (NH3)



Gas tidak berwarna, berbau



7.



Metan (CH4)



Gas berbau



8.



Hidrogen fluorida (HF)



Gas tidak berwarna



9.



Nitrogen sulfida (NS)



Gas berbau



10.



Klorin (Cl2)



Gas berbau



4. Limbah suara Limbah suara umumnya dihasilkan dari suara–suara mesin kendaraan, mesin pabrik dan mesin elektronik yang beroperasi secara rutin tanpa mempertimbangkan kondisi lingkungan yang ada disekitarnya. Pengelompokan Limbah Berdasarkan Jenis Senyawa (Komposisnya) Pengelompokan limbah berdasarkan jenis senyawa (Komposisnya) atau secara kimiawi, limbah dikelompokkan menjadi dua bentuk yaitu limbah organik dan anorganik. 1. Limbah organik Limbah organik adalah sisa atau buangan yang dihasilkan oleh mahluk hidup, misalnya kotoran hewan dan manusia, sisa makanan, dan sisa-sisa tumbuhan mati, termasuk rumput laut yang tidak diolah. Limbah organik dibagi menjadi dua yaitu limbah organik basah dan limbah organik kering. Limbah organik basah memiliki kandungan air yang cukup tinggi seperti kulit buah, rumput laut, dan sisa sayuran. Limbah organik kering merupakan limbah yang memiliki kandungan air yang relatif sedikit seperti kayu, ranting pohon, dedaunan kering dan lain sebagainya. Limbah organik yang banyak ditemukan di tempat pembuangan sampah seperti sisa kulit buah, sayur-sayuran umumnya dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti pupuk, karena hasil pelapukan dari limbah tersebut mengandung senyawa senyawa yang bermanfaat bagi lingkungan khususna tanah, seperti posfor, nitrogen, dan kalsium atau yang sering disebut dengan kompos



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



97



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 6.6 Limbah organic Sumber: https://ilmulingkungan.com/pengelompokan-limbah-berdasarkan-jenis- senyawa-komposisnya/ limbah-organik/



2. Limbah anorganik Limbah anorganik adalah sisa atau buangan dari suatu proses produksi yang sulit bahkan tidak terurai dalam waktu yang lama, seperti plastik, logam, aluminium dan lain sebagainya Limbah Plastik, logam dan kaca dapat dimanfaatkan dan diolah kembali menjadi bahan mentah maupun bahan tambahan yang bernilai ekonomis untuk dimanfaatkan dalam berbagai kebutuhan mahluk hidup. Limbah anorganik yang tidak dikelola sesuai prosedur besar kemungkinan akan memberikan dampak yang kurang baik bagi mahluk hidup dan lingkungan. Olehnya itu diperlukan kesadaran yang tinggi akan penanganan dan pemanfaatan limbah anorganik.



Gambar 6.7 Limbah anorganik Sumber: https://ilmulingkungan.com/pengelompokan-limbah-berdasarkan-jenis-senyawa-komposisnya/



C. Dampak dan Pengaruh Limbah Limbah akan memiliki dampak jika tidak ditangani dengan baik, dampak tersbut akan sangat membahayakan lingkungan dan manusia. Adapun dampak limbah adalah sebagai berikut: 1. Dampak dan Pengaruh Limbah terhadap Lingkungan Hidup Limbah yang dibuang langsung tanpa tidak diolah terlebih dahulu,



98



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Kondisi tanah yang subur dapat menjadi tercemar akibat limbah yang meiliki bahan kimia yang aktif. Perairan yang jernih dan bersih juga bisa menjadi beracun dan tercemar akibat pembuaangan limbah yang tidak melalui proses pengolahan yang sesuai Standar 2. Dampak Limbah Terhadap Organisme Limbah yang beracun akan sangat berbahaya bagi organisme termasuk manusia. Secara umum limbah dihasilkan oleh kegiatan dan aktifitas manusia, akan tetapi dampaknya bukan hanya kepada manusia tetapi semua mahluk hidup . Beberapa masalah yang sering timbul adalah teradinya gangguan kesehatan seperti: keracunan, diare, infeksi kulit dan lain-lain.



Gambar 6.8. Contoh Penyakit Akibat Terpapar Limbah Sumber: https://kabarindoraya.com/limbah-tpa-galuga-warga-terjangkit-penyakit-kulit/



D. Teknik pengolahan limbah Limbah yang dihasilkan oleh aktivitas industri dan rumah tangga perlu segera untuk di kelola sehingga tidak merusak lingkungan dan membahayakan manusia. Berikut beberapa teknik penanganan dan pengelolaan limbah yang dapat dilakukan yaitu : 1. Dibakar/ dimusnahkan Cara ini umumnya banyak digunakan oleh masyarakat karena dianggap paling mudah. Akan tetapi perlu diwaspadai agar tidak mengakibatkan dampak kebakaran yang lebih besar dan membahayakan lingkungan terutama lingkungan padat pemukiman. 2. Dinetralisir Umumnya teknik ini digunakan untuk mengelola jenis limbah yang berbentuk cair dengan menggunakan bahan kimia tertentu seperti kaporit dengan dosis yang telah diatur untuk menetralisir limbah cair tersebut, sehingga air tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk kegiatan yang lain 3. Dikubur dalam tanah Teknik ini dilakukan dengan cara menggali lubang sedalam 1–2 meter kemudian memasukkan limbah ke dalam lobang tersebut dan ditimbun lagi. AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



99



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Teknik ini bisa diterapkan untuk limbah yang sifatnya organik. 4. Dijadikan pakan ternak Teknik ini bisa diterapkan untuk jenis limbah yang sifatnya masih segar. Seperti potongan ikan, buah, sayur dan lain-lain yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam membuat pakan ternak. 5. Dijadikan sebagai sumber energi alternatif Teknik ini bisa diterapkan dan telah banyak di contohkan di beberapa daerah dimana kotoran ternak ataupun zat limbah lain dimanfaatkan untuk proses menghasilkan sumber energi alternatif. 6. Dimanfaaatkn untuk proses produksi selanjutnya Teknik ini merupakan teknik lanjutan dimana limbah dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi barang yang bermanfaat seperti limbah plastik bisa dibuat hiasan lampu, atau limbah serbuk kayu yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar pada proses pemasakan. 7. Dijadikan pupuk Limbah anorganik telah banyak diolah oleh masyarakat untuk kemudian dijadikan pupuk tidak hanya berbentuk padat tetapi juga bisa berbentuk cair yang bisa dimanfaatkan lagi untuk meningkatkan kualitas tanah dan lahan pertanian lainnya. E.



Pengolahan Dan Pemanfaatan Limbah Pengolahan limbah menjadi sesuatu hal yang wajib dilakukan, karna tanpa pengolahan limbah maka dampak yang ditimbulkan sangat berbahaya bukan hanya terhadap lingkungan tapi juga terhadap semua mahluk hidup yang ada di bumi. Pada sub bab ini akan dipaparkan cara pengolahan limbah cair, padat dan gas serta beberapa penelitian dan pemanfaatan limbah dari rumput laut yang diolah sehingga mendapatkan sesuatu yang betrmanfaat untuk lingkungan maupun mahluk hidup Berikut ini beberapa contoh pengolahan limbah secara umum baik yang dilakukan pada industri maupun skala rumah tangga: 1. Pengolahan Limbah Cair Pengolahan limabh cair dapat dilakukan melalui 5 cara yaitu pengolahan secra primer, pengolahan bersifat sekunder, pengolahan secara tersier, proses desinfeksi dan pengolahan lumpur. a. Pengolahan Primer Pengolahan limbah cair secara primer melalui 3 tahapan yaitu tahapan penyaringan, pengolahan awal tahapan pengendapan dan diakhiri proses pengapungan sebelum limbah tersebut di buang ke lingkungan.



100



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 6.9 Pengolahan limbah secara Primer Sumber: https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pengolahan-limbah-cair-industri



Jika limbah cair tersebut setelah melewati pengolahan primer dan masih ditemukan adanya polutan, maka akan dilanjutkan ke tahap pengolahan secara sekunder. b. Pengolahan Secara Sekunder Pengolahan limbah secara sekunder (secondary treatment) merupakan pengolahan limbah cair yang dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme berupa bakteri aerob untuk melakukan penguraian bahan orgaik secara biologis adalah bakteri aerob. Pengolahan limbah cair secara sekunder smelalui 3 tahapan, yaitu: tahap pengolahan dengan tetesan, tahap pengolahan mengunakan lumpur aktif dan pengolahan dengan memanfaatkan kolam pengendapan



Gambar 6.10. Pengolahan Limbah Secara Sekunder Sumber: https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pengolahan-limbah-cair-industri



c. Pengolahan limbah cair secara Tersier Pengolahan tersier adalah pengolahan dengan melakukan penanganan secara fisika dan kimia sesuia dengan jenis polutan yang ada pada lombah cair tersebut. AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



101



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Pengolahan limbah cair secara tersier jarang sekali digunakan karena pengolahan ini membutuhkan biaya yang sangat besar



Gambar 6.11. Pengolahan Limbah Secara Tersier Sumber: (https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pengolahan-limbah-cair-industri)



d. Pengolahan limbah cair dengan Desinfikasi Pengolahan limbah cair dengan disinfektan dilakukan dengan menambahkan cairan kimia untuk mematikan dan mengurangi mikroorganisme yang terdapat pada limbah tersebut dengan memperhatikan kandungan bahan kimia yang digunakan sebagai disinfektan e. Pengolahan dengan sistem Lumpur



Gambar. 6.12 . Pengolahan limbah lumpur Sumber: https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pengolahan-limbah-cair-industri



Pengolahan sistem lumpur adalah langkah akhir yang bisa dilakukan untuk mengatasi limbah cair dari pengolahan primer, sekunder dan tersier yang memiliki polutan lumpur, diaman lumpur tersebut diolah agar tidak beracun dan tidak merusak dan mencemari lingkungan. 3.



102



Penanganan dan Pengolahan Limbah Padat Penanganan dan pengolahan Jenis limbah padat dapat dilakukan dengan cara: Penimbunan terbuka, sanitary landfill, Insenerasi, Membuat kompos



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN padat, Daur ulang dan Dibakar. Penimbunan terbuka pada limbah padat dengan melihat jenis limbah. Limbah padat secara umum dibagi menjadi dua, yaitu limbah organik dan non organik. Limbah organik dapat diatasi dengan cara penimbunan karena limbah tersbut dapat diurai olah bakteri pengurai dan bahkan dapat membuat tanah menjadi subur. Pemanfaatan Limbah padat sebagai penghasil energi dapat digunakan dengan metode sanitari landfill, dengan membuat lubang yang sudah dilapisi plastik untuk mencegah terjadinya pembesaran lubang tanah dan penguapan gas metana. Kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari limbah padat yang bersifat organik. Kompos dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk nerbagai jenis tanaman yang dapat membantu peningkatan kesejahteraan manusia. Pemanfaatan limbah non organik dapat dilakukan melaui kegiatan daur ulang. Beberapa kerajinan tangan yang memiliki nilai jual yang tingggi diperoleh dari limbah padat. Alternatif lain adalah dengan cara pembakaran. Pengolahan limbah padat dengan cara dibakar merupakan salah satu cara praktis dalam penanganan limbah padat, namun harus diperhatikan agar udara tidak tercemar akibat proses ini. 4.



5.



Penangan dan Pengolahan Limbah berbentuk Gas Limbah gas dapat di tangani dan diolah dengan 2 cara yaitu dengan melakukan pengenceran limbah gas dan pengurangan pencemaran dari sumber gas tersebut. Penanganan limbah gas dapat dilakukan dengan cara menurunkan suhu pembakaran, desulfurisasi dan lain-lain. Pengolahan limbah B3 Pengolahan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) haruslah dilakukan secara hati-hati karena limbah jenis ini memiliki kandungan bahan kimia yang sangat berbahaya baik itu bagi lingkungan maupun mahluk hidup. Beberapa tahapan pengolahan limbah B3 harus melalui tahapan pengelolaan secara fisika, kimia dan biologi. Berikut ini beberapa cara pengolahan limbah B3 dapat diterapkan melalui beberapa metode di bawah ini: a. Metode sumur injeksi Metode injeksi adalah sebuah metode penanganan limbah B3 dengan cara memasukkan limbah ke dalam lapisan–lapisan tanah sehingga senyawa yang sifatnya berbahaya dapat difilter olah tanah sehingga tidak mencemari lingkungan



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



103



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN







Gambar 6.13. Contoh Penerapan Sumur Injeksi Sumber : http://blh.bogorkab.go.id/index.php/post/detail/1498/pengelolaan-limbah-bahan-berbahaya-danberacun-b3-



b. Metode kolam penyimpanan atau Surface Impoundments Metode ini dilakukan dengan cara membuat kolam–kolam penampungan yang sudah didesain sedemikian rupa khusus untuk Limbah B3 yang berbentuk cair. Prinsip kerja dari kolam ini adalah menguapkan air sehingga senyawa berbahaya akan mengendap pada dasar kolam agar mudah untuk diolah.



Gambar 6.14. Contoh kolam penampungan limbah B3 Sumber : https://ekonomi.bisnis.com/read/20170312/45/636173/kementerian-pupr-dorongperbaikan-kualitas-lingkungan-permukiman



c. Metode Landfill untuk limbah B3 atau Secure Land fills Metode ini dilakukan dengan cara memasukkan limbah ke dalam drum-drum dan dimasukkan ke dalam lubang yang dibuat secara khusus untuk limbah B3 agar tidak tercemar. 



104



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 6.15. Penanganan limbah B3 dengan metode land fill Sumber: http://lingkungan.itats.ac.id/mengenal-secure-landfill/



F.



Pengolahan dan pemanfaatan limbah dari proses Alkali Treated Cottonii (ATC) Pengolahan rumput laut menjadi ATC (Alkali Trated Cottonii) adalah upaya untuk memberikan nilai kualitas gel yang lebih baik pada rumput laut. Kegiatan ini membutuhkan bahan kimia berupa KOH, sehingga untuk menetralisir kandungan KOH agar tidak mencemari lingkungan, maka dibutuhkan air dalam jumlah yang banyak untuk menetralisir kandungan KOH tersebut. Limbah dari produksi ATC Rumput laut ini bersifat alkalis yang tinggi (pH antara 12 – 13), kandungan organik, serta padatan terlarut yang tinggi, sehingga perlu penanganan yang serius sebelum di buang ke lingkungan agar tidak mencemari lingkungan tersebut.



Gambar 6.16 Contoh Limbah pengolahan rumput laut yang tidak di kelola dengan baik Sumber: https://m.medcom.id/jawa-timur/peristiwa/0KvW9M1N-limbah-perusahaan-olahan-rumput-laut-disidoarjo-dipersoalkan



Dengan melakukan pengolahan limbah cair, pengolahan ATC akan menghemat pemakaian air dan meminimalkan dampak negatif pada lingkungan. Daur ulang limbah cair dapat menurunkan jumlah Total Dissolve Solid (TDS) dan Biologycal Oxygen (BOD) hingga 56,60% dan 60,66%. Selain itu, nilai pH, kekeruhan, bau, warna limbah juga akan menurun. Dengan pengolahan tersebut, limbah cair dapat didaur ulang hingga 5 kali untuk proses pengolahan ATC selanjutnya.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



105



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN G.



Pengolahan dan pemanfaatan limbah dari proses Produksi Alginat Dalam proses produksi alginat, menyisakan limbah berupa limbah padat yang mengandung banyak senyawa organik tidak larut air seperti selusosa dan limbah cair yang mengandung banyak senyawa organik dan anorganik larut air seperti mineral dan pigmen. Kedua jenis limbah tersebut dapat diproses lebih lanjut menjadi bahan baku industri lain dengan memberikan nilai tambah sehingga tetap menjadi produk yang bermanfaat dan memiliki nilai jual yang tinggi. Limbah padat dikumpulkan untuk diolah kembali menjadi pupuk atau produk lain, sedangkan limbah cair diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan ke limbah pembuangan. Pengolahan limbah cair dapat dilewatkan melalui bakbak penyaringan, pengendapan, dan penjernihan secara berseri yang dapat diisi dengan bahan penyaring, seperti zeolit atau kerikil dan pasir, sebelum dialirkan ke saluran pembuangan air di sekitar tempat pengolahan. Ekstraksi alginat menghasilkan fitrate untuk diproses lebih lanjut menjadi tepung alginat dan padatan yang dominan mengandung serat, selulosa, mineral dan hormon pertumbuhan. Oleh karena itu, padatan hasil sampling ekstraksi ini dapat dimanfaatkan lebih lanjut menjadi: pulp dan kertas, pakan ikan, pakan ternak, serta pupuk. 1. Pulp dan Kertas Selulosa sebagai komponen dominan dalam limbah pembuatan alginat dapat digunakan sebagai bahan pulp untuk pembuatan kertas. Selulosa yang dihasilkan dari pembuatan alginat dengan bahan baku rumput laut cokelat sargassum sp. memiliki ukuran yang pendek (kurang dari 2 mikron) sehingga untuk pemanfaatannya dalam produk kertas perlu dicampur dengan pulp selulosa dari bahan lainnya.



Gambar 6.17 Industri pulp dan kertas Sumber : https://www.qureta.com/post/kita-dan-kertas-terhadap-tantangan-lingkungan-hari-ini-2



Pulp tersebut dapat diolah lebih lanjut menjadi kertas dengan warna keruh, coklat kehitaman pada kondisi basah, dan cokelat mudah pada kondisi kering atau warna lain jika ditambahkan proses bleaching dan colouring pada pulp siap cetak. Pengolahannya menjadi kertas tekstur (seni) maupun kertas pengemas tidak perlu menggunakan pemutih, sedangkan pada pengolahan



106



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN menjadi kertas print untuk kegiatan perkantoran memerlukan pemutih, NaOH dan H2O2. 2.



Pupuk Selain selulosa, limbah pembuatan alginat masih mengandung beragam senyawa organik dan mineral seperti pigmen, fukoidan, senyawa fenol, unsur hara makro, N, P, K, dan Ca, unsur hara mikro Mg, Fe, Mn, Cu, Zn, dan B, serta hormon pertumbuhan seperti sitokinin, auksin, dan giberelin.



Gambar. 6.18 Contoh Pupuk Organik Dari Limbah Rumput Laut Sumber: http://seaweed.undip.ac.id/pupuk-cair-dari-rumput-laut-sargassum-sp-kombinasi-denganmikroorganisme-lokal-mol-untuk-mempercepat-penyerapan-tanaman/



Limbah proses ini dapat dimanfaatkan untuk pupuk padat (kompos) dan pupuk cair dengan mengombinasikannya dengan limbah perikanan lainnya seperti limbah kepala udang dan limbah filet ikan. Proses pembuatan pupuk dari limbah padat dengan cara limbah padat dinetralkan dengan menggunakan asam fosfat, selanjutnya dijemur hingga kering. Untuk memperkaya unsur hara N dan mineral lainnya limbah padat yang sudah kering tersebut dapat dicampur dengan silase limbah perikanan yang kaya akan asam amino dan mineral seperti mineral Ca, P, Na, N. 3. Bahan Sumber Nutrisi Ikan Limbah ekstraksi alginat kaya kandungan selulosa dan serat sehingga dapat menjadi sumber nutrisi ikan. Penyediaan pakan, khususnya untuk ikan merupakan tahapan dalam budidaya yang tertinggi biayanya. Pembuatan pakan sendiri mempunyai biaya produksi yang sangat tinggi karena beberapa bahan, misalnya pollard sebagai sumber serat, masih bergantung dari impor. Demikian halnya dengan mineral yang ditambahkan dalam pakan ikan juga masih impor. Limbah ekstraksi alginat dapat menjadi alternatif bahan sumber serat dan mineral yang harganya lebih murah dan dapat dihasilkan sendiri. Saat ini, penelitian mengenai pembuatan bahan sumber nutrisi ikan sedang dilakukan oleh BBP4BKP (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan).



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



107



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 6.19 Contoh Pakan ikan Sumber:https://www.isw.co.id/single-post/2019/01/12/5-Bahan-yang-Dapat-Diolah-Menjadi-Pakan-Ikan



H.



Pengolahan dan pemanfaatan limbah dari proses produksi agar Produksi pengolahan rumput laut menjadi agar akan menghasilkan limbah padat dan cair berkisar antara 70-85%, yang jika tidak diolah dengan baik maka akan berdampak buruk pada lingkungan dan mahluk hidup, sebaliknya jika diolah dengan baik justru akan memiliki manfaat daan nilai tambah yang bukan hanya bermanfaat bagi lingkungan akan tetapi juga dapat menambah pendapatan masyarakat. Limbah rumput laut dari pengolahan agar membutuhkan areal yang luas untuk diolah agar limbah tersebut aman sebelum dibuang. Limbah tersebut umumnya mengandung mineral-mineral dan selulosa yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk baik bentuk padat maupun cair. Selain itu kandungan selulosa yang tinggi pada limbah padat pengolahan rumput laut ini dijadikan dasar dalam penelitian untuk memanfaatkannya menjadi bahan pembuatan papan partikel.



Gambar 6.20 Contoh papan Partikel Sumber: http://balitbangtek-hhbk.org



108



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN I.



Pemanfaatan limbah alkali rumput laut untuk pupuk anorganik Limbah cair dari industri rumput laut (Eucheuma cottoni) yang dalam proses pengolahannya menggunakan Kalium Hidroksida (KOH) mempunyai kandungan Kalium. Sedangkan dari proses pickling di industri lapis listrik dihasilkan limbah cair sekitar 2 m3 untuk setiap 1000 m2 benda yang dilapis. Limbah cair ini mengandung FeCl2/FeCl3, jika tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Dengan dimanfaatkannya secara bersama limbah pickling dan limbah cair dari rumput laut, maka lingkungan akan tetap terjaga.



Gambar 6.21 Pupuk anorganik yang memanfaatkan limbah rumput laut Sumber : http://id.organicferti.com/npk-fertilizer/urea-phosphate-up-fertilizer-high-percentage.html



J.



Pemanfaatan Limbah Rumput Laut sebagai Pakan Alternatif Itik Limbah rumput laut  Gracilaria sp.  terdiri dari bagian tanaman yang berwarna kusam dan merupakan hasil sortiran dari budi daya rumput laut (Alamsjah et al., 2011; Mustaqim et al., 2014). Ketersediaan yang melimpah dan kandungan yang tidak jauh berbeda dengan rumput laut itu sendiri membuat limbah  Gracilaria sp. potensial sebagai pakan ternak. bahan aktif yang terkandung dalam rumput laut berupa polisakarida yang terdapat dalam  Gracilaria sp.  (sulfat polisakarida). Sulfat polisakarida kaya akan senyawa  fucoidan. Fucoidan  memiliki monomer fukosa salah satu jenis gula biologis, selain itu juga terdapat kandungan galaktosa,  xylose, mannose  dan residu asam  glucoronic  (Lim et al., 2014). Proses pemurnian polisakarida asal rumput laut menghasilkan senyawa fenol sebesar 9,87 mg/g dan  flavonoid  sebagai antioksidan (Woo et al., 2012; Lim et al., 2014; Imjongjairak et al., 2015). Menurut Shields (2012), jenis mikroalga seperti rumput laut memiliki potensi mineral yang dapat ditambahkan ke pakan sebagai penyedia sumber mineral organik yang mudah diserap. Namun limbah  Gracilaria sp.  memiliki kekurangan yaitu kecernaan yang rendah khususnya di dalam saluran pencernaan unggas. Dinding selnya tersusun atas kalsium karbonat (CaCO3), selulosa, dan produk fotosintetik berupa karaginan dan agar (Suparmi dan Sahri, 2009). Limbah  Gracilaria sp. memiliki kandungan serat kasar selulosa dan polisakarida yang sulit dicerna oleh enzim dalam saluran pencernaan. Selulosa dalam limbah  Gracilaria sp.  termasuk dalam golongan Xylooligosaccharides  yang di dalamnya terdapat ikatan  β-(1,4) osidik (Madhukumar dan Muralikhrishna, 2010). AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



109



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN K.



Pemanfaatan limbah hasil olahan rumput laut untuk kesehatan Rumput laut sebagai bahan baku makanan menyimpan sejuta manfaat lainnya. Selain dapat digunakan sebagai  sumber energi alternatif, limbah sampingan hasil olahan rumput laut dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi dengan manfaat yang berbeda. Limbah rumput laut berupa pigmen merupakan zat warna yang mengandung beta-karoten dan klorofil untuk fotosintesis. Kandungan beta-karoten dan klorofil  pada rumput laut dapat membantu proses penangkapan sinar matahari untuk mengubah karbondioksida dan air menjadi makanan bagi tanaman. Selain itu juga dapat digunakan sebagai pemeka sel surya. Zat beta-karoten yang ditempelkan pada sel surya terbukti menghasilkan arus listrik di permukaan sel tersebut sehingga dapat digunakan sebagai antena penangkap energi foton pada sel surya. Bangunan yang jendela-jendelanya dilapisi dengan beta-karoten hasil olahan limbah alga bisa difungsikan sebagai power house. Zat klorofil pada limbah rumput laut berupa pigmen merupakan zat warna juga bisa diolah menjadi bahan kosmetik ataupun klorofil kemasan untuk dijual secara komersial. Bahkan jenis Klorofil A murni ternyata mempunyai nilai jual yang sangat tinggi, yaitu mencapai Rp 70 juta per miligramnya.



Gambar 6.22 Proses Pemanfaatan Klorofil Dari Hasil Olahan Rumput Laut Untuk Pengobatan Kanken Sumber: https://kanal.temporaktif.com/2018/12/manfaat-limbah-hasil-olahan-rumput-laut.html



Selain itu Klorofil A juga bisa digunakan untuk Photo Dynamic Therapy (PDT), yakni pengobatan kanker dengan menginjeksikan klorofil ke penderita kanker. Kemudian Tubuh penderita akan disinari sehingga oksigen di sekitar berubah menjadi oksigen radikal yang akan membunuh sel kanker. Selain klorofil, limbah lain dari pengolahan rumput laut adalah cangkang jenis Navicula Sp. yang dapat digunakan sebagai bahan nano bio silika dan nano material untuk katalis berbasis ziolit. Besarnya potensi pasar untuk olahan limbah alga merupakan suatu peluang industri tambahan selain pengolahan bahan bakar biodiesel mikroalga.  Jika produksi dilakukan dalam skala besar, volume limbah banyak, serta produksi minyak dan limbah berjalan, kita dapat menjual produk murah yang dibutuhkan banyak orang yang otomatis membuka industri dan lapangan kerja baru.



110



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM Lembar kerja 1 Lembar kerja Siswa (LKS)/ WORKSHEET Judul : Melakukan pengolahan limbah cair rumput laut Mata Pelajaran/Kompetensi : Teknik Pengolahan Rumput Laut Kompetensi Dasar : Teknik pengeringan dan pengemasan rumput laut Kelas : XI Alokasi Waktu : 7 x 45 menit A. Tujuan 1. Siswa dapat menyiapkan alat dan bahan dalam pengolahan limbah cair rumput laut dengan sistem sand filter 2. Siswa mampu melakukan pengolahan limbah cair rumput laut dengan sistem sand filter B. Alat 1. Thermometer 2. pH meter/ Kertas Indikator pH 3. Baskom 4. Kaos tangan 5. Masker 6. Ember/Jerigen volume 20 ltr 7. Arang aktif 8. Tawas 9. Pasir 10. Kain kasa 11. Batu kerikil 12. Kran air ½ inci 13. Pipa ½ inci C.



Bahan 1 Air limbah hasil pembuatan ATC 2 Air tawar



D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Gunakan pakaian kerja saat melakukan kegiatan di lapangan sesui kaidah K3 2. Lakukan kegiatan dengan berhati-hati 3. Jaga kebersihan lingkungan dan alat praktik 4. Kembalikan peralatan praktik ke tempat semula dalam kondisi kering, bersih dan rapi E. Langkah Kerja 1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan 2. Cuci bersih pasir, arang, ijuk dan batu kerikil sebelum digunakan untuk membuat sand filter 3. Buatlah saringan (sand filter) dengan memanfaatkan ember/ jerigen



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



111



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM 4. Susunlah bahan sand filter dengan urutan (dari bawah keatas): pasir, arang aktif , ijuk, dan batu kerikil. Jangan lupa memeberi saringan kasa disetiap lapisan pada sand filter 5. Buatlah lubang pada bagian bawah ember/jerigen sebagai tempat keluarnya air dengan menggunakan keran 6. Tuanglah limbah cair hasil pengolahan ATC rumput laut 7. Lakukan pengamatan terhadap air yang telah di saring (bau dan warna) 8. Ukurlah pH air yang keluar, (pH air yang normal 7,0) F.



Hasil ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ..............................................................................................................................................



G. Pembahasan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... .............................................................................................................................................. H. Kesimpulan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... .............................................................................................................................................. I.



Penilaian Nilai



Peserta Didik ........................ Nis



112



Keterangan



Guru .......................... NIP.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



CAKRAWALA BIOETANOL DARI LIMBAH PRODUKSI AGARAGAR Rumput laut sebagai bahan baku energi alternatif dapat dibuat menjadi bioetanol karena tidak mengurangi lahan pertanian pangan dan luas wilayah negara indonesia yang 2/3-nya berupa lautan tentunya bisa menjadi pertimbangan utama. Bioetanol merupakan produk fermentasi yang dapat dibuat dari substrat yang mengandung karbohidrat (gula, pati, atau selulosa). Etanol disebut juga etil Gambar 6.23 Proses Pembuatan Bioetanol alkohol bersifat polar dengan Sumber:http://www.jasuda.net/litbangdtl. php?judul=Bioetanol%20Rumput%20Laut%20Sebagai%20 rumus kimianya adalah C2H5OH, Solusi%20Energi%20Terbaru%20Masa%20Depan&hlm=1041 mudah menguap, tidak berwarna, jernih, memiliki bau yang sangat halus dan rasa yang pedas. Proses pembuatan bioetanol dari rumput laut adalah persiapan bahan baku, yang berupa proses hidrolisa pati menjadi glukosa. Tahap kedua berupa proses fermentasi, merubah glukosa menjadi etanol dan CO2. Tahap terakhir yaitu pemurnian hasil dengan cara distilasi. Destilasi dilakukan untuk memisahkan air dengan etanol.



JELAJAH INTERNET Pemanfaatan limbah dari proses pengolahan rumput laut bisa dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam produk untuk kebutuhan manusia. Untuk lebih memperkaya wawasan kalian terhadap pemanfaatan limbah rumput laut silahkan kalian mengunjungi link di bawah ini: https://www.kompasiana.com/ nelaakh1498/5d15a0440d82301288302172/ gracifuel-gracilaria-biofuel-inovasi-produksibioetanol-berbahan-dasar-limbah-agargracilaria-sp



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



113



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



RANGKUMAN Dari pembelajaran pada bab ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. Limbah rumput laut adalah sisa buangan dari proses produksi dan pengolahan rumput laut yang masih bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lainnya 2. Pengelompokan Limbah Berdasarkan Bentuk atau Wujudnya  dapat dibagi menjadi empat diantaranya yaitu: a. Limbah Cair b. Limbah Padat c. Limbah Gas d. Limbah Suara 3. Pengelompokan Limbah Berdasarkan jenis senyawanya dapat dibagi menjadi empat diantaranya yaitu: a. Limbah Organik b. Limbah Anorganik 4. Dampak limbah bagi alam dapat merusak lingkungan dan bagi manusia dapat mengakibatkan terjadinya penyakit jika tidak diolah dengan baik 5. Cara penanganan limbah yang dapat dilakukan yaitu : a. Dibuatkan tempat pembuangan khusus b. Sebagai bahan baku produk turunan c. Di daur ulang d. Di bakar/ dimusnahkan e. Dinetralisir f. Dikubur dalam tanah g. Dijadikan pakan ternak h. Dijadikan sebagai sumber energi alternatif i. Dimanfaaatkn untuk proses produksi selanjutnya j. Dijadikan pupuk 6. Penanganan dan Pengolahan limbah cair dapat dilakukan dengan cara: a. Penanganan dan Pengolahan secara primer b. Penaganan dan Pengolahan secara sekunder c. Penanganan dan Pengolahan secara tersier d. Pengolahan dengan sistem lumpur 7. Penanganan dan Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan cara: a. Penimbunan dengan cara terbuka b. Penanganan dan pengolahan dengan sistem Sanitary landfill c. Penaganan dan pengolahan dengan sistrem Insenerasi d. Penanganan dan pengolahan dengan cara membuat kompos padat e. Penaganan dan pengolahan dengan sistem Daur ulang f. Penanganan dan pengolahan dengan cara dibakar 8. Pengolahan limbah gas dapat dilakukan sebagai berikut: a. Pengurangan buangan gas b. Sitem desulfurisasi c. Melaui penurunkan suhu pembakaran d. Melalui pemaanfaatan alternatif bahan bakan e. Penerapan sistem fisik- kimia



114



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



RANGKUMAN f. Penerapan fase gas g. Metode fase cair h. Metode fase padat i. Metode pembakaran 9. Pengolahan dan pemanfaatan limbah dari proses Alkali Treated Cottonii (ATC) dapat dilakukan dengan metode penanganan limbah cair yang jika diolah dengan baik akan dapat digunakan kembali pada prses pembuatan ATC hingga 5 kali proses 10. Pengolahan dan pemanfaatan limbah dari proses Produksi Alginat jika dilakukan dengan baik akan bisa menghasilkan hasil samping yang bermanfaat bagi industri pulp dan kertas, pakan ikan, pakan ternak serta pupuk 11. Pengolahan dan pemanfaatan limbah dari proses produksi agar jika dilakukan dengan benar, dapat menghasilkan hasil samping yang bermanfaat untuk pembuatan papan partikel, pupuk organik dan anorganik, pakan ternak itik, bahkan sampai bidang kesehatan



TUGAS MANDIRI Setelah mempelajari materi tentang limbah dan hasil samping rumput laut, lakukanlah observasi di lingkungan sekitar Anda amatilah kegiatan industri/ UMKM yang melakukan kegiatan pengolahan rumput laut, Kemudian lakukanlah tugas di bawah ini: 1. Dokumentasikan semua kegiatan yang kalian amati 2. Catatlah beberapa kegiatan yang mereka lakukan terkait dengan pengelolaan limbah yang tidak didapatkan di kegiatan pembelajaran 3. Diskusikanlah hal tersebut dengan kelompokmu dan presentasikan di depan kelas pada pertemuan selanjutnya



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan menurut kalian apa yang dimaksud dengan limbah dan pengolahan hasil samping pada rumput laut! 2. Jelaskan cara penanganan limbah cair dari pengolahan rumput laut! 3. Jelaskan cara penanganan limbah padat dari pengolahan rumput laut! 4. Jelaskan cara penanganan limbah gas dari kegiatan industri! 5. Jelaskan perbedaan antara limbah organik dan anorganik! 6. Jelaskan dampak yang ditimbulkan oleh limbah secara umum pada lingkungan dan manusia jika tidak diolah dengan baik!



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



115



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR BAB 7. Jelaskan cara pengolahan dan pemanfaatan limbah cair dari pengolahan rumput laut! 8. Jelaskan cara pengolahan dan pemanfaatan limbah padat dari pengolahan rumput laut! 9. Jelaskan cara pengolahan limbah B3! 10. Jelaskan perbedaan antara limbah Grey water Komunal dengan Black water Komunal! 11. Limbah industri pengolahan rumput laut secara rumahan (UMKM) dapat diolah dengan menggunakn sistem? Jelaskan pendapat kalian! 12. Jelaskan cara pemanfaatan limbah industri rumput laut (Pembuatan ATC) agar airnya dapat digunakan lagi untuk proses pengolahan ATC! 13. Jelaskan beberapa pemanfaatan limbah hasil proses produksi Alginat pada kegiatan atau industri lain! 14. Jelaskan beberapa pemanfaatan limbah hasil proses produksi Agar pada kegiatan atau industri lain!



REFLEKSI Setelah mempelajari dan memahami limbah dan hasil samping pengolahan rumput laut pada bab ini, berdiskusilah dengan teman maupun guru Anda sehingga dapat menambah pemahaman Anda pada materi ini bisa Anda gunakan untuk mengikuti materi selanjutnya.



116



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



HASIL OLAHAN PRODUK PANGAN RUMPUT LAUT



BAB VII



BAB VII HASIL OLAHAN PRODUK PANGAN RUMPUT LAUT



TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi hasil olahan produk pangan rumput laut, peserta didik diharapkan mampu melakukan pengolahan produk pangan khususnya dari bahan rumput laut sesuai prosedur



PETA KONSEP



HASIL OLAHAN PRODUK PANGAN RUMPUT LAUT



Penerapan Sanitasi dan Hygiene Produk Pangan Rumput Laut



Jenis-Jenis Olahan Rumput Laut Produk Pangan



KATA KUNCI Sanitasi, Hygiene, Rumput Laut, Produk pangan



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



117



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENDAHULUAN Rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati dari laut yang mempunyai potensi pasar untuk dikembangkan. Perairan Indonesia kaya dengan mineral sinar matahari merupakan lahan subur untuk pertumbuhan rumput laut. Masa panen rumput laut singkat yaitu hanya 45 hari tidak menggunakan pupuk (khusus yang dibudidayakan di laut) sehingga mempunyai nilai ekonomis tinggi tanpa merusak lingkungan. Rumput laut, alga makro, dan mikro, memiliki potensi untuk membuat sistem pemenuhan makanan kita lebih berkelanjutan. Bayangkan 70 persen bumi adalah lautan, tapi baru 2 persen makanan kita yang berasal dari laut. Produk rumput laut umumnya digunakan dalam beberapa industri, mulai dari industri besar sampai industri kecil. Pada Industri pangan, rumput laut memilik banyak sekali produk turunannya, baik itu yang sifatnya produk pangan maupun pangan fungsional .Pemanfaatan rumput laut sabahai bahan utama maupun bahan tambahan dalam industri makanan menjadikan rumput laut di lirik oleh banyak pihak untuk dapat dikemabangkan menjadi produk makanan yang memiliki nilai jual dan nilai gizi yang baik dengan harapan dapat menambah pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.



Gambar 7.1. Contoh produk pangan dari hasil olahan rumput laut Sumber:https://www.amazon.in/Meron-Agar-Agar-China-Grass-Sachet/dp/ B00VRA7NAW



MATERI PEMBELAJARAN A.



Pengertian Sumberdaya alam jika diolah dengan baik maka akan memberikan kebutuhan bagi mahluk hidup, baik itu untuk kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Kebutuhan pangan menjadi salah satu kebutuhan primer bagi setiap mahluk hidup termasuk manusia. Berdasarkan jenisnya pangan dapat dibadakan secara umum menjadi 3 jenis yaitu: Pangan segar, pangan olahan dan pangan olahan tertentu 1. Pangan segar Pangan segar adalah semua jenis pangan dimana pangan tersebut dapat dikonsumsi secara langsung tanpa melalui proses pengolahan tertentu terlebih dahulu



118



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 7.2. Pangan segar yang memanfaaatkan rumput laut Sumber: https://makassar.tribunnews.com/2017/03/25/es-teler-rumput-laut



2. Pangan olahan Pangan olahan merupakan jenis pangan dimana bahan tersebut diolah sedemikian rupa dengan cara dan perlakuan tertentu baru kemudian dapat dikonsumsi. Pangan olahan sendiri terbagi atas dua jenis yaitu pangan olahan siap saji dan non siap saji.



Gambar 7.3. Dodol rumput laut siap saji Sumber:http://www.agrowindo.com/peluang-usaha-dodol-rumput-laut



3. Pangan olahan tertentu Pangan olahan tertentu merupakan jenis pangan yang dibuat untuk kebutuhan khusus baik itu untuk peningkatan kesehatan, kecerdasan, kecaantikan dan lain –lain. B.



Penerapan Sanitasi Hygiene Produk Pangan Rumput Laut Produk makanan yang berbahan rumput laut merupakan produk yang bersifat tidak tahan lama, sehingga dalam proses pembuatannya haruslah memperhatikan sanitasi dan hygiene sehingga aman untuk dikonsumsi.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



119



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 7.4. Contoh sanitasi pada ruang produksi Sumber: https://www.tneutron.net/pangan/sanitasi-ruang-produksi/



Sanitasi terhadap produk pangan rumput laut harus dilakukan secara menyeluruh sebagai upaya pencegahan dini terhadap kerusakan dan kontaminasi bahan kimia berbahaya maupun jasan patogen penyakit sehingga memberikan kenyamanan dan kesehatan bagi karyawan maupun produk yang akan dihasilkan SSOP (Sanitation Standard Operating Prosedured) produk pangan rumput laut adalah Prosedur Pelaksanaan Sanitasi Standar yang harus dipenuhi oleh suatu Unit Pengolahan produk pangan rumput laut untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk yang diolah. Tujuannya adalah untuk memastikan mutu produk dan menjamin tingkat dasar pengendalian keamanan pangan, serta meminimalisir kontaminasi. 1. Teknik Penerapan SSOP pada produk pangan rumput laut Sanitasy Standar Operatinal Prosedur (SSOP) wajib diterapkan pada pengolahan produk pangan rumput laut sebagai suatu langkah terstandar untuk menghasilkan produk pangan rumput laut yang memiliki mutu yang baik serta terjamin kamanannya dari bahan kimia maupun mikroorganisme yang berpotensi menimbulkan penyakit.



Gambar 7.5. penerapan hygiene pada produk pangan Sumber: https://mbriotraining.com/higiene-personil-pengolah-pangan/



120



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 7.6 Contoh pelabelan pada bahan kemas Sumber:https://bisnisukm.com/hal-apa-saja-yang-perlu-dicantumkan-saat-membuat-labelmakanan.html



Selain hal di atas, pengawasan terhadap kondisi kesehatan personil serta pengendalian pest juga perlu untuk dilakukan untuk mencegeah menularnya penyakit dari baik itu yang disebabkan oleh hewan maupun mahluk hidup lainnya termasuk manusia sehigga diharapkan terjadi pencegahan penyakit dari satu karywan ke karyawan yang lain sehingga mengganggu aktifitas bekerja dalam lingkungannya. 3. Cara-Cara Pengolahan Yang Baik/ Good Manufacturing  Practices (GMP) pada Produk Pangan Rumput Laut Produk pangan rumput laut adalah salah satu sumber makanan yang berasal dari bahan alami dimana makanan tersebut jika tidak diolah dengan baik maka akan menimbulkan dampak yang berbahaya bagi konsumen. Cara Pengolahan yang baik/ GMP  merupakan teknik produksi untuk menghasilkan produk yang memenuhi syarat mutu dari suatu produk, sehingga produk aman dari bahan yang berbahaya.



Gambar 7.7 Penerapan GMP pada produk pangan Sumber: https://surabaya.proxsisgroup.com/good-manufacturing-practice-gmp/



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



121



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN GMP pada kegiatan menghasilkan produk pangan berbahan rumput laut meliputi: a. Persyaratan Pada Lokasi dan Bangunan 1) Lokasi a) Memiliki sumber air b) Memiliki buangan limbah c) Mudah dijangkau d) Terhindar dari pencemaran baik dari limbah maupun sampah masyarakat 2) Bangunan a) Mudah dipelihara dan dibersihkan b) Perencanaan bangunan sesuai persyaratan teknik c) Melakukan Pemeriksaan mikrobiologi rutin d) Ruang utama dan ruang pelengkap yang terpisah e) Luas ruangan disesuaikan dengan jenis peralatan dan banyaknya karyawan f ) Ruang penyimpanan harus terpisah dari ruang pengolahan g) Permukaan lantai tahan air, garam, basa, asam atau bahan kimia lain h) Lantai pembuangan air sebaiknya diatur kelandaiannya agar air mudah terbuang kesaluran pembuangan. i) Atap , pintu dan langit-langit sebaiknya dipilih dari bahan yang tahan lama , tidak tekelupas, halus dan mudah dibersihkan j) Memiliki ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara 3) Fasilitas Sanitasi Fasilitas sanitasi sangat penting untuk dilengkapi. Beberapa fasilitas sanitasi dan persyaratannya dalam kegiatan pengolahan produk pangan rumput laut adalah sebagai berikut: a) Fasilitas penyediaan air, Bangunan ini merupakan fasilitas penting karena dalam pengolahan produk pangan rumput laut membuatuhkan air dalam jumlah yang cukup bayak. Adapun unit– unit dari fasilitas ini seperti: pompa air, pipa, bak tandon dan lainlain. Sarana pembuangan dilengkapi saluran pembuangan, dan dapat mengolah/ membuang limbah padat, cair dan/atau gas yang dapat mencemari lingkungan. b) Fasilitas toilet, Bangunan ini juga sangat penting untuk dilengkapi agar karyawan terjaga kebersihannya. Sebaiknya bangunan ini diatur sedemikian rupa agar karyawan mudah untuk menjangkaunya. c) Fasilitas cuci tangan, Bangunan ini sebaiknya ditempatkan pada sumber– sumber air sehingga dapat berfungsi dengan maksimal. Selain itu sarana dan prasarana seperti sabun dan alat pengering juga harus tersedia agar kebersihan selalu terjaga. b. Persyaratan Operasional 1) Seleksi bahan baku



122



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN a) Sumber bahan baku berasal dari perairan yang tidak tercemar dan bebas dari kebusukan (dekomposisi) b) Ukuran dan jenis bahan baku c) Kualitas bahan baku (sesuai dengan standar) d) Jenis olahan (produk akhir)



Gambar 7.8 Proses seleksi bahan baku rumput laut kering Sumber: http://troboslivestock.com/trobos



2) Penanganan dan pengolahan a) Sesuai target waktu yang ditetapkan b) Suhu yang sesuai dengan kebutuhan produk c) Teknologi penanganan yang diterapkan d) Peralatan yang higienis e) Peralatan sesuai dengan jenis produksi 3) Bahan tambahan dan penolong a) Bahan tambahan dan bahan penolong yang digunakan aman secara klinis b) bahan yang akan digunakan sebaiknya sudah melalui proses pengujian (organoleptik, fisik, kimia dan mikrobiologi) 4) Pengemasan a) Tahan mudah rusak pada saat dikemas, di angkut dan dipasarkan b) Tidak berdampak pada konsumen dan produk yang dikemas c) Bersih dan saniter atau steril serta mudah untuk digunakan d) Kemasan disimpan di gudang tersendiri dan terlindung dari debu dan kontaminasi e) Produk dikemas menggunakan kemasan yang saniter, tertutup dan dilengkapi dengan label yang mencantumkan informasi tentang produk 5) Penyimpanan a) Bahan baku maupun bahan tambahan serta hasil produksi disimpan terpisah, ditempat yang bersih, bebas serangga, binatang pengerat dan/ atau binatang lain. b) Proses penyimpanan sebaiknya mencantumkan label yang berisi tentang: nama produk, tanggal penerimaan, jumlah, asal, tanggal dan jumlah pengeluaran, tanggal dan hasil pemeriksaan, dan lainlain. AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



123



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN c) Bahan kimia yang sifatnya berbahaya sebaiknya disimpan ditempat terpisah dengan produk agar produk terjamin kualitasnya. 4. Jenis – jenis Olahan Rumput Laut Produk pangan Rumput laut sebagai salah satu komoditi hasil laut sejak dahulu telah dimanfaatkan sebagagai makanan dan obat-obatan. Pada zaman kerajaan Shen Nung (2700 SM) selain itu pada tahun 65 SM pada masa kekaisaran Romawi rumput laut telah dijadikan bahan kosmetik. Pada abad ke 12 rumput laut telah dikembangkan di negara Prancis dan Irlandia sebagai bahan penghasil pupuk. Indonesia mengembangkan rumput laut sebagai komoditas budidaya pada tahun 1980. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa rumput laut banyak memiliki manfaat karena mengandung beberapa kandungan gizi seperti: Protein, Karbohidrat, Vitamin K, Vitamin B12, Magnesium, Kalsium, Zat Besi, Serat Alami, Asam lemak omega 3 dan yodium, sehingga rumput laut oleh negara barat dijuluki “ Super food” pada masa depan. Kandungan kimia penting lain adalah karbohidrat yang berupa polisakarida seperti alginat, agar, karaginan, porpiran dan furcelaran. Selain itu rumput laut juga mengandung pigmen klorofil  a dan c, beta  carotene,  filakoid, violasantin dan fukosantin, pirenoid dan cadangam makanan berupa laminarin, dinding sel yang terdapat pada selulosa dan algin. Tabe.7.1. Komposisi Kimiawi Beberapa Jenis Rumput Laut Jenis Rumput Laut Eucheuma Cottonii Sargassum sp Turbinaria sp Gracillaria sp



Karbohidrat (%) 57,52 19,06 44,90 41,68



Protein (%)



Lemak (%)



3,46 5,53 4,79 6,59



0,93 0,74 1,66 0,68



Air (%)



Abu (%)



Serat (%)



14,96 11,71 9,73 9,38



16,05 34,57 33,54 32,76



7,08 28,39 16,38 8,92



Sumber : Yunizal, 2004



Rumput laut yang umum dimanfaatkan sebagai bahan baku produk olahan pangan haruslah memiki standar mutu yang baik, sehingga kualitas produk pangan juga akan baik. Beberapa jenis rumput laut yang digunakan antara lain: a. Eucheuma cottonii Rumput Laut  Eucheuma cottonii  memiliki karaginan fraksi kappakaraginan sehingga sekarang umumnya petani menyebut Kappaphycus alvarezi. Jenis rumput laut ini sudah banyak dikembangkan di Indonesia mulai dari pulau Jawa, Bali, NTT, NTB, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan Utara.



124



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 7.9 Jenis rumput laut Eucheuma cottonii Sumber: https://www.faunadanflora.com/cara-budidaya-rumput-laut-eucheuma-cottoniibagi-pemula/



Eucheuma cottonii merupakan jenis rumput laut alga merah yang proses pembudidayaannya membutuhkan perairan yang jernih dan tak tercemar. Mudahnya teknologi budidaya rumput laut jenis ini mengakibatkan banyaknya produksi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku pengolahan makanan yang memiliki nilai gizi tinggi. Tabel  7.2 Komposisi Jenis mineral  rumput laut E.cottonii sp. Jenis Mineral



Nilai



Satuan



Mineral Ca



22.39



Ppm



Mineral Fe



0.121



Ppm



Mineral Cu



2.763



Ppm



Riboflavin



2.7



Mg/100g



Vitamin C



12



Mg/100mg



Karagenan



61.52



%



Sumber : Istini et al 1989



b. Gracillaria sp Rumput laut Gracillaria sp merupakan salah satu jenis rumput laut dari kelas alga merah (Rhodophyta). Beberapa jenis rumput laut marga gracilaria yaitu:  G. confervoides, G. gigas, G. verucosa, G. lichenoides, G. crasa, G. blodgettii, G. arcuata, G. taenioides, G. eucheumoides, . Secara umum Gracillaria sp dibudidayakan di tambak, baik itu secara mono kultur maupun Polycultur bersama ikan bandeng (Chanos-chanos) maupun udang windu (Penaeus monodon). Beberapa propinsi yang mengembangkan Gracillaria sp antara lain: Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, NAD, dan Kalimantan Barat. Gracillaria sp merupakan salah satu komuditas ekspor yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan. Di Jepang Gracillaria sp sering AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



125



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN dijadikan makanan yang disebut dengan nama “Ogonori” atau “Ogo”. Selain dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan agar, Gracillaria sp juga digunakan sebagai pakan alami dalam budidaya abalone. TAKSONOMI Divisi  : Rhodophyta Kelas   : Rhodophyceae Ordo    : Gigartinales Famili  : Gracilariaceae Genus  : Glacilaria Jenis    : Glacilaria sp.



Gambar 7.10 Jenis rumput laut gracillaria sp Sumber:https://aquaculturecelebes.com/budidaya-rumputlaut-gracillaria-di-takalar-dan-bone/



Tabel .7.3 Komposisi Kimia Rumput Laut (Gracilaria sp) kering Parameter Kalori (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Serat (g) Abu (g) Kalsium (g) Fosfor (mg) Besi (mg) Sodium (mg) Potassium (mg) Thiamin (mg) Riboflavin (mg) Niasin (mg)



Kandungan (100 gram kering) 312 1,3 1,2 83,5 2,7 4 756 18 7,8 115 107 0,01 0,22 0,2



Sumber : Angka dan Suhartono (2000)



5. Pemanfaatan Produk Rumput Laut Rumput laut sebagai salah satu produk hasil laut, memiliki nilai jual yang baik karena jenis komoditas ini merupakan salah satu komoditas ekspor yang memiliki nilai ekonomis yang relatif bagus. Selain dijual dalam bentuk kering,



126



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN rumput laut juga bisa diolah menjadi beberapa produk pangan sehat dan memiliki harga yang baik. Beberapa hasil olahan tersebut diantaranya adalah: a. Candy jely Rumput Laut Bahan yang digunakan antara lain : 1) Rumput laut basah = 500 gr 2) Gula Pasir = 500 gr 3) Nutrijel = 1 Bks 4) Air Putih = 400 ml 5) Essens Buah = Secukupnya Peralatan : 1) Kompor 2) Spatula 3) Wajan 4) Baskom 5) Blender 6) Loyang 7) Pisau Cara Membuat: 1) Haluskan rumput laut basah dengan 200 ml air 2) Cairkan gula pasir dengan 200 ml air, kemudian masukkan nutrijel dan rumput laut yang telah dihaluskan 3) Masak selama 30 menit dengan api kecil sambil diaduk terus menerus agar tidak hangus 4) Hilangkan uapnya dan cetak di loyang, potong kecil dan jemur dibawah sinar matahari



Gambar 7.11 Contoh produk candy jeli rumput laut Sumber: muhammad. 2019 Dokumentasi Pribadi



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



127



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN b. Jelly Drink Rumput Laut



Gambar 7.12 Contoh jely drink berbahan rumput laut Sumber:https://infobabel.id/bisnis/enaknya-minuman-jelly-drink-rumput-laut-siswa-smk-4pangkalpinang



Bahan: 1) Gula pasir 1 kg 2) Rumput laut basah 250 gr 3) Air bersih 12 Liter 4) Perisa Secukupnya Peralatan: 1) Baskom 2) Kompor 3) Panci 4) Saringan 5) Blender 6) Botol minuman Cara Membuat: 1) Timbang rumput laut keudian bersihkan dan tiriskan. 2) Masak rumput laut hingga hancur dan haluskan dengan Blender. 3) Rumput laut yang telah halus di balnder kemudian dimasak 4) Setelah mendidih masukkan gula pasir dan perisa secukupnya 5) Dinginkan dan masukkan ke dalam botol c. Bakso Ikan Rumput Laut



Gambar 7.13 Contoh bakso rumput laut Sumber: https://cookpad.com/id/resep/6854411-sop-baso-rumput-laut



128



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Bahan: 1) Daging Udang/ikan Beku = 1 kg 2) Tepung tapioka (Sagu Tani) = 200 gram 3) Telur = 3 butir 4) Garam = 2 sdm 5) Merica = 1 sdt 6) Penyedap rasa = 1 sdt 7) Air = 300 ml 8) Bawang putih goreng = 3 sdm 9) Bawang merah goreng = 2 sdm 10) Bawang putih utuh = 10 biji Peralatan: 1) Blender 2) Penggiling Daging (Chopper) 3) Panci 4) Sendok 5) Spatula 6) Kompor 7) Baskom Cara Membuat : 1) Masukkan semua bahan ke dalam tabung blender, kecuali daging ikan dan tepung tapioka, kemudian dihaluskan sampai tercampur rata 2) Cincang kasar daging ikan beku, kemudian masukkan dalam penggiling daging, dan dihaluskan dengan menambahkan adonan bumbu yang sudah halus 3) Setelah semua halus masukkan diwadah baskom, uleni dengan tepung tapioka sampai mudah dibentuk 4) Didihkan Air dan bentuk adonan bakso, sampai adonan habis, dan mangapung menAndakan bakso sudah matang 5) Sajikan sesuai selera d. Kerupuk Kaktus Rumput Laut



Gambar 7.14 Contoh kerupuk kaktus berbahan rumput laut Sumber: Muhammad, 2019. Dokumentasi pribadi



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



129



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Bahan : 1) Tepung Rose Brean Ketan 1 Bungkus 2) Telur 2 Butir 3) Santan 250 mL 4) Gula pasir 200 Gram 5) Vanili Secukupnya 6) Gatam Secukupnya 7) Minyak goreng Secukupnya 8) Wijen putih 100 Gram 9) Rumput Laut 200 Gram Peralatan : 1) Cetakan Kaktus 2) Baskom 3) Telenan 4) Pisau 5) Blender 6) Pisau 7) Kompor 8) Mixer Cara Membuat : 1) Aduk gula pasir dengan telur,tambahkan vanili,kemudian masukkan santan dan wijen 2) Masukkan tepung ketan,rumput laut halus,cetak goreng hingga berwarna kecoklatan. e. Dodol Rumput Laut



Gambar 7.15 Contoh dodol rumput laut Sumber: Muhammad, 2019. Dokumentasi pribadi



130



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Bahan: 1) Rumput laut basah 1kg 2) Santan 300 ml 3) Air 500 ml 4) Gula pasir 500 gr 5) Pewarna makanan secukupnya 6) Garam secukupnya 7) Essense buah secukupnya Peralatan: 1) Kompor 2) Wajan 3) Sutil kayu 4) Plastik kemas 5) Pisau 6) Timbangan 7) Gelas ukur 8) Loyang 9) Mixer 10) Blender 11) Mesin Sealer Cara Kerja: 1) Rendam rumput laut kering selama 3 hari dan melakukan pergantian air setiap hari 2) Masukkan rumput laut yang bersih ke dalam Blender dan tambahkan air dan di blender sampai rumput laut menjadi bubur 3) Masak bubur rumput laut dan tambahkan gula, santan , pewarna dan perasa buah diaduk terus sampai mengental 4) Adonan dicetak dalam loyang tunggu sampai dingin dan mengeras 5) Dodol rumput laut siap dicetak sesuai dengan ukuran dan dikemas f.



Sirup Rumput Laut



Gambar 7.16 Contoh sirup rumput laut Sumber: http://malahingamazing.com/product-category/minuman/



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



131



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Bahan: 1) Rumput laut basah 1/2 kg 2) Asam sitrat 1 botol 3) Gula Pasir 1 kg 4) Air bersih 1 ltr 5) Essence 1 botol Peralatan: 1) Panci 2) Pisau 3) Timbangan 4) Blender 5) Cup plastik 6) Kantong plastik 7) Kain kasa Cara Kerja: 1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 2) Rendam rumput laut yang sudah bersih dengan air dingin selama 4 jam (sampai thallus rumput laut mengembang lunak) 3) Potong rumput laut menjadi potongan kecil kemudian Blender sampai hancur, dan tambahkan air sebanyak 1 ltr 4) Panaskan larutan rumput laut hingga mendidih lalu saring dengan menggunkan kain kasa 5) Buat larutan gula dan campurkan dalam larutan rumput laut 6) Aduk sampai homogen dan panaskan sampai mendidih 7) Dinginkan dan tambahkan essen,masukkan sirup ke dalam botol, simpan dalm suhu dingin. g. Bidaran Keju Rumput Laut



Gambar 7.17 Contoh bidaran keju rumput laut Sumber: https://cookpad.com/id/resep/8878028-bidaran-keju



Bahan: 1) Tepung tapioka 250 gr 2) Tepung sagu tani 200 gr 3) Rumput laut basah 150 gr 4) Telur 3 butir



132



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN 5) Keju 150 gr 6) Garam 6 gr 7) Penyedap rasa 3 gr 8) Minyak goreng 2 liter Peralatan: 1) Baskom/ Wadah Plastik 2) Kompor 3) Wajan 4) Timbangan 5) Pisau 6) Serokan 7) Sutil Cara Kerja: 1) Blender rumput laut sampai halus 2) Kocok telur hingga berbusa 3) Parut keju 4) Campurkan rumput laut halus, telur, keju, garam dan penyedap rasa kemudian tambahkan tepung tapioka dan sagu tani, uleni sampai mudah dibentuk 5) Ambil adonan secukupnya, pilin dengan kedua tangan dan masukkan ke dalam minyak goreng dingin 6) Panaskan wajan yang berisi pilinan/stik dengan api kecil, goreng sambil diaduk aduk sampai stik mengembang dan berwarna putih kekuningan, lalu angkat dan tiriskan 7) Dinginkan, kemas stik keju rumput laut yang telah didinginkan ke dalam plastik kemas dengan menggunakan sealer h. Saos Rumput Laut



Gambar 7.18 Contoh saos rumput laut Sumber:https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3766535/resep-saussambal-homemade-sehat-anti-pengawet



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



133



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Bahan: 1) Cabe rawit 100 gr 2) Cabe merah besar 500 gr 3) Cabe kering 100 gr 4) Rumput laut basah 100 gr 5) Garam Secukupnya Peralatan: 1) Blender 2) Timbangan 3) Kompor 4) Panci 5) Sutil 6) Pisau Cara Kerja: 1) Pisahkan lomok besar dari bijinya 2) Lalu masak semua bahan dengan api yang sedang tunggu hingga layu 3) Lalu setelah semuanya sudah layu tunggu bahan yang di masak tadi dingin terlebih dahulu 4) Setelah itu blender sampai halus 5) Lalu masukan ke dalam kemasan i.



Es Agar Rumput Laut



Gambar 7.19 Contoh Es Agar Rumput Laut Sumber: https://cookpad.com/id/cari/manisan%20rumput%20laut



134



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Bahan: 1) Agar rumput laut 1 kg 2) Sirup merah 1 Botol 3) Es batu Secukupnya 4) Susu Kental manis Secukupnya Peralatan: 1) Talenan 2) Baskom 3) Pisau 4) Saringan Cara Membuat:       1) Kukus rumput laut 2) Lalu setelah itu rumput laut yang sudah dikukus tadi disaring 3) Kemudian taruh es batu di dalam baskom dan masukan sedikit demi sedikit agar rumput ke dalam baskom yang berisikan es batu tadi 4) Setelah semuanya telah jadi masukan air sirup secukupnya 5) Lalu masukan ke dalam kemasan yang telah di buat j.



Nugget Rumput Laut



Gambar 7.20 Contoh pembuatan nugget rumput laut Sumber: Muhammad, 2019. Dokumentasi Pribadi



Bahan: 1) Bawang Bombay 50 gram 2) Bawang Putih 50 gram 3) Ayam bersih 200 gram 4) Susu cair 250 ml 5) Garam 1 Sdm 6) Penyedap rasa 8 gram 7) Merica bubuk 8 gram 8) Rumput Laut 200 gram 9) Telur 2 Buah 10) Daun sop 20 gram AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



135



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN 11) Roti tawar 4 Lembar 12) Tepung terigu 200 gram 13) Wortel cincang 200 gram 14) Tepung Roti 1 kg 15) Pala bubuk 5 gram 16) Minyak Goreng Secukupnya Peralatan: 1) Wajan, 2) Sendok 3) Mangkok 4) Pisau 5) Talenan 6) Baskom 7) Panci 8) Mixer 9) Spatula 10) Loyang 11) Timbangan 12) Kompor 13) Oven Cara Membuat: 1) Masukan daging ayam, telur, merica, susu, penyedap rasa, daun sop, pala, bawang putih, bawang Bombay, garam dan merica bubuk ke dalam mixer untuk dihaluskan juga agar tercampur dengan rata. 2) Sementara itu masukan roti tawar,tepung terigu, dan wortel cincang ke dalam baskom setelah itu masukan bahan yang telah di mixer tadi ke dalam baskom ke2 3) Lalu mikser lah agar bahan menyatu 4) Setelah itu masukan adonan ke dalam Loyang yang telah diolesi dengan minyak dan terigu hingga merata 5) Lalu kukus selam 20 menit,setelah itu potong menggunkan pisau atau spatula 6) Buat satu adonan menggunakan tepung dan air untuk melumuri nugget tadi agar tepung rotinya bisa membungkus nugget tadi 7) Masukan nugget ke dalam adonan lumuran titihkan hingga tak menetes lagi lalu lumuri dengan tepeung roti secara menyelururuh 8) Goreng sampai berwarna cokat keemasan titihkan lalu sajikan



136



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN k. Empek-empek sutra Rumput Laut



Gambar 7.21 Contoh empek-empek sutra rumput laut Sumber: https://www.harianindo.com/2016/04/01/95453/resep-empek-empek-sutra-enak-dan-empuk/



Bahan: 1) Udang/ ikan 2) Tepung tapioka 3) Tepung terigu 4) Telur 5) Garam 6) Merica 7) Penyedap rasa 8) Air 9) Bawang putih 1) Bawang merah goreng Bahan cuko: 1) Air 2) Bawang putih 3) Lombok 4) Udang papay (ebi) 5) Asam jawa 6) Gula merah 7) Garam 8) Gula pasir 9) Cuka Peralatan: 1) Blender 2) Timbangan 3) Loyang 4) Baskom 5) Wajan 6) Sutil 7) Spatula, AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



= 200gr = 1 gelas = 1 gelas = 2 butir = 1 sdm = 1 sdt = 1 sdt = 2 gelas = 40gr = 2 sdm = 700 ml = 60gr = secukupnya = 150 gr = 100 gr = ¼ kg = secukupnya = secukupnya = secukupnya



137



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Cara Membuat cuko: 1) Larutkan gula merah, sementara gula merah dilarutkan dengan air belenderlah bawang putih, ebi,garam,gula pasir,dan lombok 2) Setelah semua bahan di blender campurkan gula merah yang telah di larutkan dengan air tadi 3) Apabila semua telah tercampur dan telah masak, aduk sampai dingin 4) Setelah dingin kemaslah cuko atau sambal ke dalam kemasan 2) Cara pembuatan empek-empek : 1) Masukkan semua bahan ke dalam blender 2) Kemudian apabila semua bahan telah tercampur rata dan mengental tuang ke dalam loyang yang sudah diberi alas plastik bening 3) Kukus sampai beberapa menit 4) Apabila sudah dikukus angkatlah empek-empek yang sudah matang 5) Lalu potong-potong memanjang 6) Setelah di potong goreng sampai berwarna kuning keemasan 7) Sebelum memasukan empek-empek ke dalam kemasan dalam keadaan dingin 8) Lalu letakkan empek-empek dan cuko ke dalam kemasan l.



Selai Rumput Laut



Gambar 7.22 Contoh Selai rumput laut Sumber: https://kalimajari.org/rumput-laut/



Bahan-bahan yang digunakan; 1) Rumput laut kering (E. cottonii) 1.000 gr 2) Gula pasir 1.500 gr 3) Buah nanas 1.000 gr 4) Garam 0,5gr 5) Pewarna makanan secukupnya Alat-alat yang digunakan adalah: 1) Panci 2) Baskom 3) Sendok



138



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN 4) Kompor  5) Blender 6) Botol kemasan Cara Pembuatan : 1) Bersihkan rumput laut dengan air mengalir , kemudian rendam selama 1-2 hari sampai rumput laut mengembang dan mudah dipatahkan. Selama perendaman air rumput laut diganti setiap 6 jam dan ditambahkan tepung beras untuk mengurangi bau amis rumput laut 2) Rumput laut yang sudah bersih kemudian di Blender hingga membentuk bubur degan perbandingan antara air dan rumput laut 1: 1 3) Masak rumput laut kemudian tambahkan gula dan diaduk rata. 4) Masukkan buah nanas, asam sitrat, garam dan dilakukan pengadukan hingga tekstur agak mengental 5) Dinginkan selai dan tambahkan pewarna 6) Masukkan selai ke dalam botol kemasan da siap dipasarkan m. Nata rumput laut



Gambar 7.23 Contoh Nata rumput laut Sumber: https://bisnisukm.com/nata-de-seaweed-olahan-rumput-laut-kaya-nutrisi.html



Bahan-bahan yang digunakan: 1) Rumput laut kering 200 gr 2) Starter Acetobacter xylinum secukupnya Bahan tambahan: 1) Asam cuka 0,75%, 2) Ammonium sulfat 0,50% 3) Gula pasir 10% Bahan untuk penyajian: 1) Gula pasir 10% 2) Asam sitrat 0,15% 3) Sirup beraroma buah-buahan sesuai selera 0,07%



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



139



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Alat-alat yang digunakan: 1) Kompor 2) Saringan 3) Ph meter 4) Wadah plastik 5) Panci/ dandang 6) Sodet 7) Pisau 8) Baskom 9) Talenan Pembuatan Nata Rumput Laut : 1) Rumput laut kering dibersihkan dengan air mengalir dan direndam selama 1-2 hari. Lakukan pergantian air setiap 6 jam. Perendaman dilakukan sampai rumput laut mengembang dan mudah dipatahkan 2) Rumput laut dihaluskan dengan Blender sampai membentuk bubur halus 3) Masak rumput laut tersebt selama 1-2 jam hingga mendidih. 4) Lakukan penyaringan, sehingga dihasilkan filtrat. 5) Tambahkan gula , asam cuka dan amonium sulfat hingga kondisi asam diperoleh 6) Masukkan filtrat segera dimasukan ke dalam wadah dan lakukan Inokulasi iengan starter Acetobacter xylinu selama 2 - 3 minggu. 7) Nata yang sudah terbentuk diangkat, dicuci bersih dan direbus untuk menghilangkan asam 8) Potong-potong n a t a s e s u a i s e l e r a 9) Rendam dalam larutan gula (15% gula pasir dan 0,07% asam sitrat). 10) Siap untuk dikemas n. Es Cream Rumput laut



Gambar 7.24 Contoh es krim berbahan rumput laut Sumber: Muhammad, 2019 dokumntasi pribadi



140



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Bahan-bahan yang digunakan adalah: 1) Whippy crem = 200 gr 2) Sp = ½ sendok teh 3) Rumput laut halus = 100 gr 4) Air es = 2000 ml 5) Susu kental manis = 500 gr Alat yang digunakan adalah : 1) Mixer 2) Baskom 3) Sendok makan 4) Mangkuk es krim Cara pembuatan : 1) Masukkan whippy crem ke dalam mangkuk 2) Kemudian campurkan sp, rumput laut, susu, es batu sebanyak 6-7 gelas yang telah di hancurkan dan yang telah dicampur dengan air 3) Setelah semuanya tercampur mixer sampai mengembang dan melembut 4) Kemudian masukkan es krim yang sudah di mixer ke dalam mangkuk es krim 5) Lalu masukan es krim di dalam lemari es tunggu sampai membeku lalu sajikan o. Empek – empek Rumput Laut



Gambar 7.25 Contoh empek-empek rumput laut Sumber: https://cookpad.com/id/cari/pempek%20rumput%20laut



Bahan bahan yang digunakan adalah: 1) Udang = 100gr 2) Tepung tapioka = 1 gelas 3) Tepung terigu = 1 gelas 4) Telur = 2 butir 5) Garam = secukupnya 6) Merica = ½ bungkus 7) Penyedap rasa = 1 bungkus 8) Air = 2 gelas 9) Bawang putih = 40gr 10) Bawang merah = secukupnya AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



141



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Alat –alat yang digunakan adalah: 1) Blender 2) Loyang 3) Mika 4) Spatula Bahan cuko : 1) Air = 700 ml 2) Bawang putih = 60gr 3) Lombok = secukupnya 4) Udang papay (ebi) = 150 gr 5) Asam jawa = 100 gr 6) Gula merah = ¼ kg 7) Garam = secukupnya 8) Gula pasir = secukupnya 9) Cuka = secukupnya Cara pembuatan cuko : 1) Larutkan gula merah, sementara gula merah dilarutkan dengan air belenderlah bawang putih, ebi, garam, gula pasir, dan lombok 2) Setelah semua bahan di blender campurkan gula merah yang telah di larutkan dengan air tadi 3) Apabila semua telah tercampur dan telah masak, aduk sampai dingin 4) Setelah dingin kemaslah cuko atau sambal ke dalam kemasan 1) Cara pembuatan empek-empek : 1) Masukkan semua bahan ke dalam blender 2) Kemudian apabila semua bahan telah tercampur rata dan mengental tuang ke dalam loyang yang sudah diberi alas plastik bening 3) Kukus sampai beberapa menit 4) Apabila sudah dikukus angkatlah empek-empek yang sudah matang 5) Lalu potong-potong memanjang 6) Setelah di potong goreng sampai bewarna emas atau ke kuningkuningan 7) Sebelum memasukan makanan ke dalam kemasan , kemasan/ mika terlebih dahulu dilapisi daun pisang 8) Lalu letakkan empek-empek dan cuko ke dalam kemasan



142



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN p. Brownis Rumput Laut



Gambar 7.26 Contoh brownies rumput laut Sumber: Dukomentasi Pribadi



Bahan yang digunakan adalah Bahan A : 1) Telur = 6 butir 2) Gula pasir = 225 gr 3) Sp = secukupnya 4) Garam = secukupnya 5) Vanila = secukupnya Bahan B : 1) Tepung terigu = 125 gr 2) Coklat bubuk = 50 gr Bahan C : 1) Rumput laut cincang = 100 gr 2) Minyak makan = 175 gr 3) Coklat batang = 100 gr 1) Keterangan : coklat batang dilelehkan lalu campur dengan minyak Alat –alat yang digunakan adalah: 1) Mixer 2) Timbangan 3) Gelas ukur 4) Loyang 5) Sendok makan 6) Baskom 7) Pisau 8) Mangkuk 9) Kuas 10) Piring 11) Spatula 12) Talenan



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



143



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Cara pembuatan : 1) Masukan bahan A ( Telur, gula, sp, garam, vanila). Kemudian di mixer sampai mengembang dan bewarna putih kaku. 2) Lalu bahan B ( tepung terigu, coklat bubuk) dicampurkan jadi satu. Setelah memasukan bahan B ke bahan A yang sudah jadi, dengan cara memasukan sedikit-sedikit coklat dan tepung terigu yang telah dicampur jadi satu tadi 3) Lalu di ikuti bahan C (minyak dan coklat batang yang sudah dilelehkan dan dicampur jadi satu) 4) Setelah adonan semua telah tercampur rata masukan adonan ke dalam loyang yang sebelumnya telah dioleskan mentega 5) Lalu kukus selama 25 menit q. Wingko Rumput Laut



Gambar 7. 27 Contoh wingko Sumber: https://cookpad.com/id/resep/3623631-wingko-mini



Bahan bahan yang digunakan adalah: 1) Tepung beras ketan = 350 gr 2) Kelapa muda = 1 buah 3) Mentega = 100 gr 4) Vanili = secukupnya 5) Gula pasir = 6 sendok 6) Garam = secukupnya 7) Rumput laut = 150 gr 8) Daun Pisang = secukupnya Alat-alat yang digunakan adalah : 1) Baskom 2) Teplon cetak 3) Teplon biasa yang bulat 4) Kompor 5) Mika plastik 6) Staples



144



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Cara pembuatan : 1) Masukan seluruh bahan yang telah di tentukan ke dalam baskom 2) Kemudian diadukmenggunakan tangan sampai bahan tercampur secara merata 3) Setelah itu bentuk lah adonan seperti bola atau di bulat-bulatkan 4) Masukan adonan yang sudah di bentuk bulat ke dalam teplon cetak atau panggangan 5) Setelah itu tekan adonan yang bulat tadi menggunakan sendok sampai adonan berbentuk bulat kegepeng-gepengan 6) Kemudian pindahkan lagi ke teplon yang berbentuk bulat ( biasa ) 7) Masak sampai bewarna merah kecoklatan 8) Jangan lupa di balik-balik



LEMBAR PRAKTIKUM Lembar kerja 1



Lembar kerja Siswa (LKS)/ WORKSHEET



Judul : Mengolah rumput laut kering menjadi rumput laut basah siap pakai Mata Pelajaran/Kompetensi : Teknik Pengolahan Rumput Laut Kompetensi Dasar : Hasil Olahan Produk Pangan Rumput Laut Kelas : XI Alokasi Waktu : 7 x 45 menit A. Tujuan 1. Siswa dapat menyiapkan alat dan bahan dalam pencucian rumput laut hasil panen 2. Siswa mampu mengolah rumput laut kering menjadi rumput laut basah siap pakai B. Alat 1. Baskom 2. Keranjang C. Bahan 1. Rumput laut kering 2. Air bersih D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Gunakan pakaian kerja saat melakukan kegiatan di lapangan sesui kaidah K3 2. Lakukan kegiatan dengan berhati-hati 3. Jaga kebersihan lingkungan dan alat praktik 4. Kembalikan peralatan praktik ke tempat semula dalam kondisi kering, bersih dan rapi AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



145



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM E. Langkah Kerja 1. Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan sebelum melakukan pencucian rumput laut 2. Bersihkan rumput laut kering asin dengan air mengalir 3. Masukkan rumput laut kering yang sudah dicuci ke dalam baskom 4. Rendamlah rumput laut kering asin dengan menggunakan air tawar (perbandingan rumput laut dan air 1:2) atau sampai seluruh permukaan rumput laut terendam air 5. Lakukan pergantian air setiap 12 Jam F. Hasil ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... G. Pembahasan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... H. Kesimpulan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... I. Penilaian Nilai



Keterangan



Peserta Didik Guru ........................ .......................... Nis NIP.



146



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM Lembar kerja 2 Lembar kerja Siswa (LKS)/ WORKSHEET Judul Mata Pelajaran/Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas Alokasi Waktu



: Membuat nugget rumput laut : Teknik Pengolahan Rumput Laut : Hasil Olahan Produk Pangan Rumput Laut : XI : 9 x 45 menit



A. Tujuan 1. Siswa dapat menyiapkan alat dan bahan hasil olahan produk pangan rumput laut 2. Siswa mampu membuat nugget rumput laut B. Alat dan Bahan Alat 1. Baskom 2. Mixer 3. Loyang 4. Spatula 5. Blender 6. Talenan 7. Pisau 8. Sendok makan C. Bahan 1. Bawang bombai : 50 gr 2. Bawang putih : 20 gr 3. Ayam bersih : 250 gr 4. Susu cair : 250 ml 5. Garam : 1 sendok makan 6. Royco : 1 bungkus 7. Merica : 1 bungkus 8. Pala bubuk : 1 bungkus 9. Rumput laut : 200 gr 10. Telur : 2 buah 11. Daun sop : 20 gr 12. Roti tawar : 4 lembar 13. Tepung terigu : 200 gr 14. Wortel cincang : 1 buah D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Gunakan pakaian kerja saat melakukan kegiatan di lapangan sesui kaidah K3



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



147



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM 2. Lakukan kegiatan dengan berhati-hati 3. Jaga kebersihan lingkungan dan alat praktik 4. Kembalikan peralatan praktik ke tempat semula dalam kondisi kering, bersih dan rapi E. Langkah Kerja Langkah Kerja : 1. Belender semua bahan sampai halus, kecuali roti tawar, tepung terigu, dan wortel cincang 2. Kemudian setelah di belender siapkan baskom yang berisi roti tawar, lalu masukan bahan yang telah di belender, lalu mixer 3. Setelah itu sambil di mixer masukan tepung terigu sedikut demi sedikit 4. Lalu masukan lagi wortel yang sudah dicincang ke dalam baskom lalu mixer 5. Setelah itu masukan adonan nugget tadi ke dalam loyang yang sudah di oles dengan mentega, lalu kukus beberapa menit 6. Setelah matang potong nugget secara memajang atau bisa sesuai selera 7. Lalu setelah di potong-potong celupkan nugget ke dalam adonan tepung 8. Lalu celupkan lagi ke dalam tepung roti agar nugget menjadi crispy 9. Setelah itu goreng nugget pada api yang sedang tunggu hingga matang 10. Lalu angkat nugget dan tiriskan







F. Hasil ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ................................................................... G. Pembahasan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ................................................................... H. Kesimpulan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ...................................................................



148



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM I. Penilaian Nilai



Keterangan



Peserta Didik Guru ........................ .......................... Nis NIP.



CAKRAWALA “ANGGUR LAUT” Caulerpa sp DENGAN SEJUTA MANFAAT Anggur laut yang memiliki nama Latin Caulerpa Racemosa merupakan sejenis rumput laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi yakni bisa digunakan. Gambar...... Caulerpa lentifera. sebagai bahan makanan, obat dan juga pangan yang fungsional. Anggur laut memiliki nilai nutrisi yang sangat tinggi dan menjadi makanan lezat yang populer di negara Filipina dan juga Jepang. Gambar 7.28 Anggur Laut Sumber:https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3482966/susi-kembangkan-budi-daya-anggur-lautuntuk-tembus-pasar-ekspor



Bentuk dari tanaman ini kecil dengan cabang yang tegak serta struktur yang menyerupai anggur sedangkan tekstur dari anggur laut ini renyah, berair dan agak berlendir namun tetap lembut untuk dikonsumsi. Warna anggur laut adalah hijau terang sampai agak kebiruan dengan rasa seperti ganggang yang agak asin.  Beberapa manfaat anggur laut bagi kesehatan yaitu:memperkuat tulang dan sendi, menjaga kesehatan jantung dan mata, mengatasi diabetes dan hipertensi, mengatasi sembelit, mencegah pembesaran kelenjar tiroid, menjaga kecantikan rambut dan kulit,mecegah obesitas, anti kanker, mengurangi depresi. Bahkan di Jepang, komoditas ini hanya banyak ditemukan di sekitar Okinawa. Konon anggur laut merupakan salah satu resep masyarakat setempat awet muda.,selama ini orang Okinawa dikenala sebagai orang yang “lupa mati”. Sebab rata-rata masyarakat di sana masih terlihat fit pada usia 90 tahun.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



149



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



JELAJAH INTERNET Untuk mengetahui lebih luas mengenai hasil olahan produk pangan rumput laut kalian dapat mempelajarinya secara mandiri dari internet. Dari internet kita dapat mengetahui lebih luas lagi hasil olahan produk pangan rumput laut disertai video pembelajarannya. Salah satunya website yang dapat kita kunjungi untuk menambah pengetahuan dan pemahaman kalian adalah sebagai berikut : https://bp-guide.id/AXj636tU



RANGKUMAN Dari pembelajaran pada bab ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. Produk pangan rumput laut adalah: pangan yang belum mengalami pengolahan maupun yang telah melawati proses pengolahan dapat dikonsumsi langsung atau tidak langsung dengan atau tanpa bahan tambahan yang menggunakan rumput laut sebagai bahan utama atau sebagai bahan tambahan. 2. Sanitasi produk pangan rumput laut adalah standar kebersihan dan kesehatan yang harus dipenuhi, termasuk standar higienis, sebagai upaya mematikan atau mencegah hidupnya jasad renik pathogen dan mengurangi jasad renik lainnya agar hasil produk pangan rumput laut yang dihasilkan dan dikonsumsi tidak membahayakan kesehatan dan jiwa manusia. 3. Higiene produk pangan rumput laut adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan pada pengolahnya (individu) seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.



150



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



RANGKUMAN 4. Teknik sanitasi dan higienis produk pangan rumput laut adalah langkah dan upaya yang dilakukan mulai dari persiapan bahan baku sampai menghasilkan produk pangan rumput laut agar mencapai nilai standarisasi mutu pangan dan aman untuk dikonsumsi. 5. SSOP (Sanitation Standard Operating Prosedured) produk pangan rumput laut adalah Prosedur Pelaksanaan Sanitasi Standar yang harus dipenuhi oleh suatu Unit Pengolahan produk pangan rumput laut sehingga produk yang dihasilkan aman dari bahan berbahaya dan terhindar dari kontaminasi bakteri atau patogen penyakit. 6. Terdapat 8 (delapan) kunci pokok persyaratan sanitasi, diantaranya: kemanan air, kondisi dan kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan pangan, pencegahan kontaminasi silang, menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi, dan toilet, proteksi dari bahan-bahan kontaminan, pelabelan penimpanan dan penggunaan bahan toksin yang benar, pengawasan kondisi kesehatan personil, pengendalian pest. 7. GMP pada kegiatan menghasilkan produk pangan berbahan rumput laut meliputi: Persyaratan lokasi dan bagunan, Persyaratan opersional, 8. Produk pangan bahan baku umumnya diperoleh dari jenis rumput laut Euchuma cottonii dan Gracillaria sp. 9. Jenis – jenis hasil olahan produk pangan rumput laut seperti: manisan, jely drink, bakso, kerupuk, dodol, tortilla, saos, manisan kering, ceker, stik, selai, brownies, ice cream, empek-emoek, candy jely dan masih banyak lagi contok produk makanan yang berbahan rumput laut.



TUGAS MANDIRI



Setelah mempelajari materi tentang hasil olahan produk pangan rumput laut, lakukanlah observasi di lingkungan sekitar Anda amatilah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat /UMKM pengolahan rumput laut yang berkaitan dengan olahan produk pangan rumput laut. Kemudian lakukanlah tugas di bawah ini: 1. Dokumentasikan semua kegiatan yang kalian amati 2. Catatlah beberapa kegiatan yang mereka lakukan yang tidak didapatkan di kegiatan pembelajaran 3. Diskusikanlah hal tersebut dengan kelompokmu dan presentasikan di depan kelas pada pertemuan selanjutnya



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



151



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR Kerjakanlah soal –soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang produk pangan berbahan rumput laut! 2. Jelaskan mengapa produk pangan olahan rumput laut harus memperhatikan higenitas dan sanitasi! 3. Jelaskan hubungan antara teknik sanitasi dengan kondisi produk pangan rumput laut! 4. Jelaskan tujuan dilakukannya SSOP (Sanitation Standard Operating Prosedured) produk pangan rumput laut! 5. Jelaskan syarat lokasi dan bagunan yang mendukung kegiatan pengolahan produk pangan rumput laut! 6. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan terkait dengan sistem operasional pada pengolahan produk pangan rumput laut 7. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang GMP (Good Manufactoring Practice)! 8. Jelaskan tujuan GMP pada kegiatan produksi pangan berbahan rumput laut! 9. Jelaskan kandungan yang terdapat pada jenis rumput laut Euchuma cottonii dan Gracilaria sp 10. Jelaskan 1 (satu) contoh cara membuat produk pangan rumput laut (bahan, alat,prosedur keja, keselamatan kerja, hasil dan pembahasan)



REFLEKSI Setelah mempelajari dan memahami produk pangan olahan rumput laut pada bab ini, silahkan Anda berdiskusi dengan teman maupun guru Anda sehingga pemahaman Anda pada materi ini bisa Anda gunakan untuk mengikuti materi selanjutnya.



152



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



HASIL OLAHAN PRODUK NON PANGAN RUMPUT LAUT



BAB VIII



BAB VIII HASIL OLAHAN PRODUK NON PANGAN RUMPUT LAUT



TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi hasil olahan produk nonpangan rumput laut, peserta didik diharapkan mampu melakukan pembuatan produk hasil olahan produk nonpangan rumput laut sesuai prosedur.



PETA KONSEP



HASIL OLAHAN PRODUK NON PANGAN RUMPUT LAUT



PENERAPAN SANITASI PRODUK NON PANGAN RUMPUT LAUT



PENERAPAN HYGIENE PRODUK NON PANGAN RUMPUT LAUT



JENIS-JENIS OLAHAN RUMPUT LAUT PRODUK NON PANGAN



KATA KUNCI Sanitasi,Higienis Rumput Laut, Produk nonpangan



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



153



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat mengakibatkan permintaan akan kebutuhan hidup juga meningkat, baik itu untuk kebutan pangan maupun nonpangan. Industri nonpangan sangat cepat perkembangannya , termasuk didalamnya adalah di industri produk nonpangan rumput laut . Hal ini dikarenakan banyaknya permintaan konsumen akan produk berbahan rumput laut yang terus meningkat mengingat produk rumput laut merupakan produk berbahan alami. Beberapa produk nonpangan dari rumput laut sangat banyak dimanfaaatkan oleh industri-industri, namun terkadang tersedianya bahan baku yang belum berkualitas, jumlah yang sedikit, serta penaganan yang kurang baik, menjadikan produk nonpangan dari rumput laut terus dikembangkan sehingga bernilai lebih dalam peningkatan kesejahteraan bagi para pelaku usaha pengolah produk nonpangan berbahan rumput laut. Pada bab ini akan dibahas beberapa materi seperti: pengenalan industri secara umum, sanitasi dan hgienis pada industri produk nonpangan dan beberapa produk olahan nonpangan yang telah diteliti dan dikomersilkan baik itu dari individu, kelompok, maupun badan usaha pemerintah.



Gambar 8.1. Contoh industri keramik sebagai idustri nonpangan Sumber:https://www.industry.co.id/read/49371/produksi-keramik-ditargetkan-440-juta-meter-persegi



MATERI PEMBELAJARAN A.



Pengertian Apakah yang dimaksud dengan produk nonpangan? Secara umum, produk nonpangan adalah suatu hasil dari kegiatan proses produksi, dimana hasilnya bukan merupakan bahan makanan yang dapt dikonsumsi akan tetapi, yang dihasilkan merupakan produk samping atau produk utama dalam pembuatan suatu bahan atau produk sebagai hasil nonpangan. Dalam industri, termasuk industri nonpangan sangat bergantung pada bahan baku. Ketersediaan bahan baku yang kontinu dan berkualitas khususnya untuk produk nonpangan maka aka meningkatkan pendapatan dari kegiatan tersebut



B.



Penerapan Sanitasi Produk Nonpangan Rumput Laut 1. Industri nonpangan rumput laut Indonesia merupakan negara penghasil rumput laut yang sangat besar jumlahnya. Pemanfaatan rumput laut selain dapat dikonsumsi langsung, beberapa diantaranya digunakan dalam industri–industri seperti: industri



154



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN tekstil, farmasi, cat, kosmetik, kertas dan masih banyak lagi contohnya. Pada umumnya produk nonpangan rumput laut. Produk nonpangan rumput laut umumnya dikerjakan oleh industri, maka sehingga perlu pengetahuan tentang industri secra umum. Industri rumput laut catatkan pertumbuhan produksi dan ekspor yang positif. Regulasi yang mendukung industri dinilai perlu diformulasikan untuk pengembangan sektor yang dinilai mampu gerakkan perekonomian daerah pesisir ini. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menunjukkan produksi rumput laut cukup stabil. Pada 2013 produksi rumput laut nasional mencapai 9,3 juta ton. Pada 2014 jumlahnya meningkat jadi 10,1 juta ton dan pada 2015 mencapai 11,3 juta ton. Jumlahnya sedikit menurun pada 2016 menjadi 11,1 juta ton dan sedikit merosot pada 2017 menjadi 10,8 juta ton. Meskipun produksi sempat melambat, nilai ekspornya komoditas tersebut justru meningkat. Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2013 ekspor komoditas rumput laut mencatatkan nilai US$174,4 juta dan meningkat pada 2014 jadi US$226,2 juta. Nilai ekspor merosot hampir setengahnya pada 2015 menjadi US114,2 juta, tetapi jumlahnya kembali meningkat. Pada 2016 tercatat nilai ekspor sebesar US$124 juta dan pada 2017 mencapai US$158,8 juta. Besarnya permintaan akan rumput laut tersebut selain disebabkan oleh besarnya jumlah penduduk, juga disebabkan karena banyaknya industri yang memanfaatkan hasil olahan nonpangan dari rumput laut. Untuk memenuhi kebutuhan rumput laut khususnya olahan nonpangan yang sedemikian besar, tentu saja memerlukan industri yang tidak sedikit. Indonesia sampai tahun 2015 sudah memiliki industri dan pabrik pengolahan rumput laut sekitar 30 unit . Dari 30 perusahaan tersebut, produsen rumput laut baru mampu mengolah dari karagenan (senyawa ekstrak) sebanyak 18.560 ton per tahun dan agar-agar 6.000 ton per tahun atau total 24.560 ton per tahun. Industri rumput laut adalah tempat untuk mengolah bahan baku berupa rumput laut kering asin menjadi beberapa olahan seperti Alkali Traeted Cottonii (ATC), Semi Refined karaginan (SRC), Refined Caraginan (RC) dan Alginat serta bahan turunan lainnya yang siap untuk digunakan dan dipakai untuk memenuhi kebutuhan bahan pada industri yang akan membutuhkannya



Gambar. 8.2. Contoh industri rumput laut nonpangan Sumber:https://makassar.tribunnews.com/2019/10/25/gubernur-sulsel-sebut-industrirumput-laut-menjanjikan-petani-sulsel



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



155



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Seiring pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, maka industri pengolahan produk nonpangan rumput laut juga semakin berkembang tetapi dibalik peningkatan pembangunan industri nonpangan rumput laut untuk memenuhi kebutuhan penduduk, industri nonpangan rumput laut pun berisiko negative terhadap lingkungan yang akhirnya akan berakibat juga terhadap kesehatan manusia, terutama penduduk yang berada disekitar tempat industri, dan risiko yang muncul diantaranya adalah pencemaran limbah cair yang berasal dari tumpahan aktifitas pabrik. Risiko yang akan terjadi terhadap lingkungan diantaranya perubahan lingkungan yang akan semakin panas dan banyaknya debu serta air yang berubah akibat proses pengolahan limbah yang tidak sempurna yang nantinya akan mempengaruhi populasi dari biota sungai dan mengakibatkan berbagai penyakit baik karsinogenik maupun non karsinogenik terhadap manusia tergantung dari jenis zat yang terkandung dalam limbah, lalu infeksi saluran pernapasan akut yang diakibatkan karena debu yang semakin bertambah banyak, dan risiko inipun bisa terjadi pada semua penduduk, yaitu penduduk yang berada disekitar industri, terutama penduduk yang bekerja pada industri. 2. Sanitasi produk nonpangan rumput laut Secara umum sanitasi dapat diartikan sebagai langkah yang dilakukan oleh sesorang/ perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja dan lingkungan masyarakat yang bersih dan sehat. Kegiatan Sanitasi dialkukan sebagai upaya pencegahan terjadinya kontaminasi dengan faktor pembawa penyakit sehingga bahan, peralatan serta pekerja dalam kondisi yang bersih untuk memastikan produk yang dihasilkan juga aman untuk dikonsumsi oleh manusia.



Gambar 8.3. Penerapan sanitasi pada pembuatan cangkang kapsul rumput laut Sumber: https://www.republika.co.id/tag/rumput-laut



Sanitasi pangan dan nonpangan sejak dahulu sebenarnya telah dilakukan dalam hal pengawetan makanan. Hal ini dilakukan agar ketersediaan suplai makanan tetap terjaga. Beberapa hal yang dilakukan seperti: penjemuran penggaraman dan pengasinan. Sanitasi nonpangan pada kegiatan pengolahan rumput laut umumnya dilakukan pada beberapa bidang seperti :industri kosmetik, industri farmasi dan industri tekstil serta industri lain yang berbahan rumput laut, dimanan kegiatan ini dilakukan dengan kondisi aseptik mulai dari kegiatan persiapan alat bahan, pengolahan, pengemasan, sampai pada kondisi pekerja harus terjamin kesehatannya dalam memproduksi produk nonpangan tersebut.



156



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Tujuan sanitasi produk nonpangan rumput laut tidak hanya sekedar untuk mengasilkan produk yang bersih dan sehat, akan tetapi juga bagaimana upaya pencegahan agar produk tidak terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia dan mikroba yang membahayakan bagi konsumen. 3. Prinsip – Prinsip Sanitasi Industri nonpangan rumput laut Sanitasi pada industri nonpangan rumput laut mempunyai dua prinsip, yaitu a. Membersihkan Merupakan upaya untuk mencegah dan menghilangkan mikroba yang bersumber dari sisa bahan makanan yang dapat menjadi media pertumbuhan bakteri. b. Sanitasi Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan bahan kimia atau secara fisik untuk membersihkan dan menghilangkan mikroorganisme yang ada pada alat dan mesin untuk memproduksi produk nonpangan berbahan rumput laut. 4. Ruang lingkup sanitasi Produk nonpangan Rumput Laut Sanitasi produk nonpangan rumput laut adalah upaya pencegahan kerusakan dan kontaminasi terhadap mikroorganisme dan bahan kimia berbahaya baik itu terhadap produk yang akan dihasilkan maupun limbah yang dihasilkan dari keguatan produksi tersebut. Beberapa hal yang termasuk ke dalam ruang lingkup sanitasi produk nonpangan rumput laut yaitu: a. Tersedianya air bersih baik itu secara kualitas maupun kuantitasnya b. Tersedianya tempat pengelolaan sampah dan limbah c. Tersedianya tempat penyimpanan bahan ang higienis d. Adanya upaya dan pengawasan terhadap organisme yang mungkin dapat merusak produk e. Melaksanakan K3 pada semua ruangan prioduksi



Gambar. 8.4. Penerapan K3LH berupa penggunaan alat pelindung diri (APD) Sumber: https://www.produksielektronik.com/pengertian-alat-pelindung-diri-apd-k3-jenis-apd/



5. Tujuan Sanitasi Produk nonpangan rumput laut Kegiatan sanitasi pada produk nonpangan rumput laut dilakukan mulai dari pengadaan bahan baku sampai produk dihasilkan bertujuan untuk menjamin terciptanya kondisi kerja yang sehat, serta produk yang aman dari kontaminasi baik itu berupa mikroorganisme maupun bahan-bahan kimia yang dapat membahayakan konsumen.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



157



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Terciptanya kondisi lingkungan yang bersih dan sehat merupakan langkah yang harus dipenuhi semua pekerja mulai dari peralatan yang digunakan sampai pakaian yang digunakan harus benar-benar bersih. Selain itu, pada kegiatan produksi juga harus memperhatikan kebersihan lingkungan mulai dari persiapan sebelum bekerja sampai pada tahapan pengolahan produk agar pekerja dapat melakukan aktivitasnya dengan baik dan menghasilkan produk nonpangan rumput laut yang berkualitas baik secara mutu maupun jumlah.



Gambar 8.5. Contoh Sanitasi pada karyawan Sumber:https://www.bikasolusi.co.id/dasar-dasar-sanitasi-dan-personil-hygiene-untukusaha-catering/



6. Bahan –bahan sanitasi pada produk nonpangan rumput laut Bahan-bahan yang sering digunakan dalam kegiatan sanitasi lingkungan, peralatan dan pekerja dibutuhkan untuk menciptakan kondisi kerja dan lingkungan yang bersih. Beberapa bahan yang umum digunakan antara lain: a. Bahan pembersih Bahan pembersih yang umum digunakan adalah deterjen. Bahan ini merupakan bahan pembersih yang aktif pada permukaan yang mampu menghilangkan kotoran pada peralatan dan lingkungan. Bahan pembersih memiliki beberapa komponen-komponen antara lain: Bahan Akfif Permukaan (surfaktan), bahan pembentuk (builder), dan bahan pengisi (filler).



Gambar.8.6. Contoh bahan surfaktan Sumber: http://id.fengchengroup.org/chemicals/featured-chemicals/sodiumalkyl-benzene-sulfonate-sodium.html



158



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar.8.7 Contoh bahan pembentuk Sumber:https://medium.com/@Marianto454/wajib-baca-cara-menggunakan-soda-api-untuk-cat-mudahbenar-a33e4134d6f5



7. Aktifitas Bahan Sanitasi produk nonpangan rumput laut Beberapa sifat dari bahan –bahan sanitasi pada produk nonpangan rumput laut antara lain: a. Pembunuh mikroorganisme dan sporanya (sanitized) b. Pembunuh sel vegetatif selain spora (disinfectant) c. Penghambat pertumbuhan mikroorganisme (antiseptic) 8. Metode sanitasi produk nonpangan rumput laut a. Non Kimia 1) Uap Air Metode ini dilakukan untuk mensterilakan jenis-jenis peralatan kecil tertentu yang digunakan pada kegiatan pengolahan produk nonpangan rumput laut. Panas dan uap umumna dapat membunuh beberapa patogen ang melengket di peralatan seperti jamur dan bakteri. Metode ini diharapkan mampu menetralisir beberapa lat-alat tertentu sehingga hygienis untuk digunakan. Kegiatan ini dapat dilakukan minimal 15 menit pada suhu 80-1000C. 2) Air Mendidih Metode ini dapat dilakukan untuk membunuh spora dan jamur dimana air mendidih tersebut dapat mestrilkan beberapa peralatan tertentu pada suhu 850 0C selama 15 menit atau 800 0C selama 20 menit telah cukup untuk menonaktif‑kan mikroorganisme vegetatif. 3) Sinar Ultraviolet Metode ini digunakan untuk mensterilakn peralatan dan bahan tertentu dimana radiasi sinar UV dapat membunuh dan mematikan sel bakteri dan mikroba lainna. b. Kimia Cara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan zat kimia yang umum dipakai seperti khlorin, lodine dan ammonium guaternary.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



159



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN 9. Manfaat Sanitasi Bagi Pekerja/ Karyawan Sanitasi pada produk nonpangan yang dilakukan dengan baik, tidak hanya memberikan manfaat bagi produk yang akan dihasilkan, akan tetapi juga kepada karyawan/pekerja yang melaksanakannya. Beberapa manfaat sanitasi bagi pekerja dan karyawan antara lain: a. Menjadikan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan nyaman; b. Terhindar dari penyakit-penyakit menular; c. Terhindar dari kemungkinan terjadinya kecelakaan; d. Mengurangi terjadinya polusi udara, misalnya bau tidak sedap; e. Menghindari pencemaran lingkungan; dan f. Mengurangi jumlah persentase orang sakit di suatu daerah. C.



Hygienitas Produk Nonpangan Rumput Laut Apa yang dimaksud dengan hygiene?  Pengertian Hygiene  adalah suatu upaya atau tindakan untuk menjaga/ meningkatkan kebersihan dan kesehatan dengan melakukan pemeliharaan dini terhadap semua individu dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Tujuannya adalah agar setiap individu tidak terkena kuman penyebab penyakit (Depkes RI, 1994). Hygiene adalah seperangkat praktek yang dilakukan untuk pelestarian kesehatan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), “Hygiene mengacu pada kondisi dan praktek-praktek yang membantu untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit. Proses Higiene menjadi langkah penting untuk memastikan semua kegiatan berjalan dengan baik bagi kesehatan serta melindungi individu maupun masyarakat dari proses penularan penyakit sehingga tingkat kesehatan masyarakat semakin membaik. 1. Ruang Lingkung Hygiene Beberapa hal yang masuk ke dalam ruang lingkup hygiene yaitu a. Hygiene perorangan (Personal Hygiene) adalah suatu kegiatan untuk memmelihara kesehatan dan kebersihan secara lahir dan batin. b. Hygiene terhadap Makanan dan Minuman  adalah suatu usaha untuk menjaga dan memelihara kebersihan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi oleh manusia termasuk hasil limbah makanan tersebut. 2. Proses Dalam Higiene Industri Adapun proses dalam higiene industri meliputi : a. Antisipasi, merupakan upaya pencegahan serta kemampuan mengestimasi bahaya (hazard) yang mungkin terdapat pada tempat kerja . b. Rekognisi, merupakan langkah yang dilakukan untuk mengenal jenis bahaya serta efek yang ditimbulkan pada masyarakat dan lingkungan sekitarnya seperti: bahaya fisik, bahaya kimia, bahaya biologi, dan bahaya Ergonomi. 3. Evaluasi Evaluasi umumnya dilakukan untuk memperbaiki proses kerja dimasa akan datang sebagai bentuk peningkatan kinerja sehingga dampak kecelakaan dan kesehatan kerja dapat diminimalkan.



160



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN 4. Pengendalian Tindakan pengendalian terhadap bahaya adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menurunkan tingkat risiko bahaya yang mungkin diterima oleh pekerja. Pengendalian untuk bahaya (hazard) yang dapat mempengaruhi kesehatan dibagi menjadi 3 kategori yaitu : Engineering control, administrative control, dan penerapan dan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri). 5. Manfaat kegiatan Hygiene pada produk nonpangan rumput laut Beberapa manfaat dari kegiatan hygiene antara lain: a. Lingkungan tempat aktivitas kerja menjadi bersih; b. Terhindar dari kerusakan fisik dan mental; c. Merupakan upaya tindakan pencegahan terhadap penyakit menular; dan d. Merupakan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja. 6. Beberapa Contoh Tindakan Hygiene Berikut ini adalah contoh tindakan  personal hygiene yang dapat dilakukan yaitu: a. Membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan aktifitas lainnya; b. Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dan gosok gigi; c. Menjaga kebersihan bahan baku yang telah diolah; dan Menjaga kebersihan semua peralatan yang digunakan dalam pengolahan produk nonpangan



Gambar.8.8. Contoh kegiatan hygine Sumber : https://bandung.merdeka.com



D.



Jenis-jenis olahan rumput laut produk nonpangan Rumput laut dengan segala kandungannya selain dapat dikonsumsi , juga dapat diolah menjadi beberapa produk nonpangan yang dapat bermanfaat baik untuk lingkungan maupun mahluk hidup. Berikut beberapa jenis olahan yang memanfaatkan rumput laut sebagai bahan utama maupun bahan tambahan pada produk nonpangan: 1. Semi Refined caragenan Semi refined carrageenan (SRC) adalah salah satu produk nonpangan rumput laut yang berasal dari alga merah. SRC memiliki lebih kecil kandungan sellulosa diabndingkan dengan refined karaginan, sehingga tingkat kemurnian lebih rendah. SRC yang diproduksi umumnya berbentuk tepung (powder) yang diekstrak dari jenis rumput laut Euchuma cottonii/ Kappaphycus alvarezi.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



161



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar.8.9 Contoh produk semi refined carageenan (SRC) Sumber:https://www.bbp4b.litbang.kkp.go.id/v2/produk%20unggulan/Semi%20Refined%20 Carrageenan.pdf



2. ATC –Chips ATC –chips merupakan produk setengah jadi yang dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk olahan produk lain, seperti semi refined carraginan (SRC), Refined Carragenan (RC) atau karaginan murni. Namun, jika dilihat dari proses dan produk yang dihasilkan, pengolahan ATC sebenarnya merupakan cara pengawetan rumput laut sekaligus memperbaiki mutu produk, terutama gel strength (kekuatan gel). Pengolahan rumput laut menjadi ATC dilakukan dengan menggunkan larutan alkali, sehingga rumput laut lebih awet dan memiliki gel trenght yang lebih baik serta tidak hancur pada saat dipotong menjadi chips sehingga sering juga disebut ATC Chips. Jika ATC ini digiling menjadi tepung, akan dihasikan tepung ATC (seaweed Flour) yang sering juga disebut dengan (Semi Refined Carragenan) . Karagina atau ATC dikenal sebagai bahan tambahan pada industri pangan dan nonpangan,keramik, coating, dan lain-lain. Produk ATC lebih lanjut juga diguanakan sebagai pakan ternak di negera eropa.



Gambar 8.10. ATC-Chips dari jenis rumput laut Eucheuma cottonii Sumber: http://algaemas.com/2018/12/12/alkali-treated-cottonii-chips-atcc/



162



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN 3. Karaginan Karaginan merupakan senyawa yang termasuk kelompok polisakarida hasil ekstraksi dari rumput laut alga merah. Karaginan sangat dibutuhkan diberbagai industri mulai dari industri cat, industri keramik, industri tekstil, industri kosmetik, hingga industri sediaan makanan. Karaginan secara umum berfungsi sebagai bahan pembuat gel dan pengental atau penstabil.



Gambar.8.11. Carageenan dari rumput laut alga merah Sumber: https://www.rotecarrageenan.com/



4. Algin (Alginat) Alginat umumnya diperoleh dari hasil ekstraksi jenis rumput laut Sargassum sp, turbinaria sp dan Laminaria sp. Pemanfaatan alginat cukup luas, baik dalam industri pangan maupun nonpangan. Pada industri pangan, alginat banyak digunakan sebagai bahan penstabil emulsi pada es krim, pensuspensi pada suatu cokelat, pengatur kekentalan pada yogurt,dan lain– lain. Pada industri nonpangan, alginat banyak digunakan sebagai pengental pasta, pencapan tekstil (textile printing), pengatur keseragaman dan kehalusan permukaan kertas, pengontrol penetrasi dan stabilitas lem yang terbuat dari pati atau lateks, dan pengatur pelepasan lambat bahan kimia pada pupuk dan obat-obatan. Kebutuhan akan alginat di Indonesia makin berkembang sehingga untuk mencukupi kebutuhan tersebut sebagian masih di import dari negara Jepang, Jerman, India dan China. Kondisi ini menjadikan harapan akan terbentuknya industri pengolahan Alginat di Indonesia agar ketergantungan dengan negara lain dapat berkurang.



Gambar.8.12. Alginat yang siap di pasarkan Sumber:https://fitinline.com/article/read/pemanfaatan-alginat-dalamproses-pembuatan-batik-pada-kain-non-katun/ AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



163



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN 5. Pasta gigi Pasta gigi adalah bahan semi aqueous yang digunakan bersama-sama sikat gigi untuk membersihkan deposit dan memoles seluruh permukaan gigi serta memberi rasa nyaman pada rongga mulut. Salah satu bahan pembuat pasta gigi adalah bahan pengikat. Bahan pengikat, berfungsi sebagai pengikat semua bahan dan membantu memberi tekstur pada pasta gigi. Bahan yang sering digunakan antara lain karboksimetil selulosa, hidroksimetil selulosa, dan carrageenan yang berasal dari rumput laut kelas alga merah (Rhodophyceae).



Gambar 8.13. Pasta gigi berbahan rumput laut Sumber:https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-1959238/odol-rumput-laut-stop-kerusakan-gigi



Berikut cara pembuatan pasta gigi yang dipadukan dengan cangkang langkitang: Bahan-bahan apa yang dibutuhkan dalam pembuatan pasta gigi tersebut yakni: a. Cangkang langkitang = 13,6%, b. Sari tebu = 27%, c. Sari pAndan = 1,4%, d. Sari jeruk nipis = 4%, e. Karaginan/ rumput laut = 54% Alat –alat yang dibutuhkan a. Aoutoclave b. Pisau c. Oven d. Mortar e. Manguk/ baskom Langkah kerja: a. Sterilkan cangkang langkitang dengan oven dengan suhu 180°C. Lalu, Haluskan menggunakan mortar sampai berbentuk serbuk dan tidak ada lagi serpihan hitam. b. Campurkan cangkang langkitang yang telah dihaluskan dengan beberapa bahan alami lainnya, yaitu rumput laut, lemon, daun pAndan dan air tebu. Setelah itu, ambil 1 gram karaginan yang telah bersih dan direndam air selama 4 jam, lalu dihaluskan dengan blender. c. Cangkang langkitang yang telah dihaluskan dicampur dengan karaginan



164



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN yang bertekstur seperti gel pasta gigi. d. Untuk penambahan warna dan rasa masukkan 20 helai daun pAndan yang telah diekstrak dan 50ml air tebu yang juga telah diekstrak. Semua bahan diaduk dan dicampur menjadi satu. Pasta gigi cangkang langkitang akan memiliki rasa pAndan dan segar di mulut. Namun, karena pasta gigi ini bersifat alami, maka hanya dapat bertahan selama kurang lebih satu minggu. Anda dapat menambahkan bahan pengawet sodium benzoat dengan takaran yang tepat untuk menambah masa pakainya. Kandungan dari sari jeruk nipis juga mampu membersihkan gigi dari kuman. Dengan memanfaatkan cangkang langkitang, maka salah satu masalah limbah ditepi pantai dapat teratasi, selain itu ekonomi masyarakat pesisir juga dapat terbantu. 6. Salep Salep adalah bahan yang berbentuk pasta yang sering digunakan untuk pengobatan pada bagian luar tubuh sepertikulit Salep dapat dikatakan baik jika memenuhi persyaratan diantaranya adalah : tidak berbau tengik, tidak mengandung obat keras, memiliki homogenitas yang baik dan merupakan obat luar. Salep Sea-buckthorn adalah salah satu salep yang berbahan rumput laut merupakan obat yang sangat baik karena mengandung banyak biokatalis yang larut dalam lemak yang mengurangi intensitas proses inflamasi dan melindungi selaput sel dari cedera dan proses inflamasi lebih lanjut. Salep bertindak sebagai stimulan untuk proses restoratif, mempercepat penyembuhan luka, luka, goresan dan memiliki efek antibakteri. Kandungan rumput laut yang ada dalm salep Sea-buckthorn memungkinkan terjadinya penyembuhan luka pada kulit dengan cepat, bahkan ibu hamil yang mengalami peradangan pada kulit juga dapat menggunkan salep ini karena berbahan alami dan tidak berbahaya.



Gambar.8.14 Contoh salep buckthorn sea yang berbahan rumput laut Sumber:http://ofdbr.femaledaily.com/moisturizer/day-cream/purito/seabuckthorn-vital-70-cream



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



165



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN 7. Industri cat Industri cat adalah salah satu industri yang telah lama berkembang di dunia. Berdasarkan jenis substratnya maka fungsi cat juga berbeda, ada ang digunakan untuk kayu, besi, tembok, keramik dan lain-lain. Cat terdiri dari pigmen, pelarut, resin, dan berbagai aditif. Pigmen memberikan warna cat, pelarut membuatnya lebih mudah untuk digunakan, resin membantu kering, dan aditif berfungsi sebagai segala sesuatu dari pengisi ke agen anti jamur. Ratusan pigmen yang berbeda tersedia, ada yang alami dan sintetis, Pigmen putih berbahan dasar titanium dioksida, karena adanya sifat penyembunyian yang sangat baik, dan pigmen hitam umumnya terbuat dari karbon hitam. Pigmen lain yang digunakan untuk membuat cat termasuk oksida besi dan kadmium sulfida untuk merah, garam logam untuk kuning dan orange, dan biru besi dan kuning krom untuk biru dan hijau. Pelarut yang digunakan mempunyai viskositas rendah, mudah menguap. pelarut ini biasanya berasal turunan minyak bumi dan pelarut aromatik seperti bensol, alkohol, ester, keton, dan aseton. Resin alam yang paling sering digunakan adalah Minyak Kayu Lin, kelapa, dan minyak kedelai, sementara alkyds, akrilik, epoxies, dan poliuretan adalah beberapa resin sintetis yang paling populer. Bahan aditif mempunyai tujuan. Beberapa, seperti kalsium karbonat dan aluminium silikat, hanya pengisi yang memberikan badan cat dan zat tanpa mengubah sifat-sifatnya. Aditif lainnya menghasilkan karakteristik tertentu yang diinginkan di cat, seperti agen thixotropic yang memberikan cat tekstur halus, pengering, anti mengedap, defoamers/ penghilang busa, dan sifat-sifat lain yang menjadikan cat bisa bertahan lama bila digunakan.



Gambar .8.15 Contoh bahan cat menggunkan bahan dari rumput laut Sumber https://sainskimia.com/pembuatan-cat-skala-industri/



Pada Industri cat bahan rumput laut yang digunakan adalah alginat. Alginat digunakan untuk mengkilapkan cat sehingga warna lebih tegas dan mengkilap. Selain alginat bahan rumput laut yang digunakan adalah karaginan. Fungsi karagenan dalam industri cat adalah sebagai penstabil dan perekat pada permukaan dinding pada saat mengering, bersifat sebagai pengemulsi pada resin cat supaya minyak dan air tercampur dengan sempurna



166



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN 8. Industri pulp dan kertas Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yan berkembang dengan pesat, dikarenakan kertas banyak sekali digunakan dalam kehidupan sehatri-hari, mulai dari kegiatan tulis, menulis, sampai kepada fungsi lain kertas sebagai bahan pengemas produk.



Gambar .8.16. Contoh industri pulp dan kertas Sumber: https://economy.okezone.com/read/2016/10/19/320/1518920/menperinindustri-pulp-dan-kertas-punya-peluang-berkembang



Bahan baku kertas dewasa ini semakin susah didapatkan sehingga diperlukan bahan alternatif sebagai penggantinya. Saat ini rumput laut juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pulp untuk mendukung industri kertas ramah lingkungan. Para peneliti Korea telah mengembangkan teknologi pengolahan ganggang merah dengan menggunakan ekstraksi dan proses pemutihan menjadi kertas ramah lingkungan. Proses ini sangat sederhana, membutuhkan sedikit energi dan bahan kimia yang ramah lingkungan. spesies alga merah yang digunakan dalam proses ini adalah Gelidium amansii, yang cocok untuk keperluan industri kertas, dan dapat dipanen di sekitar 3 bulan, hal ini yang menjadi perberbedaan dengan pulp kayu. 9. Industri farmasi Menurut definisi yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010, industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Industri farmasi memiliki fungsi pembuatan obat dan atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan.Industri farmasi yang memproduksi obat dapat mendistribusikan atau menyalurkan hasil produksinya langsung kepada pedagang besar farmasi, apotek, instalasi farmasi rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, klinik, dan toko obat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam industri farmasi sifat kimia dan fisika dari senyawa yang ada dalam rumput laut sangat mempengaruhi kualitas produk yang akan dihasilkan, dimana senyawa-senyawa ini umunya berfungsi sebagai emulsifer, stabilizer, gelling agen, thicneker dan lain sebagainya.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



167



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar.8.17 Kapsul berbahan rumput laut Sumber: https://ristekdikti.go.id/info-iptek-dikti/dosen-unair-ciptakan-cangkang-kapsul-darirumput-laut/



Universitas Airlangga (Unair) Surabaya memiliki industri cangkang kapsul berbahan rumput laut. Dalam sehari industri tersebut memproduksi tiga juta cangkang kapsul. Penggunaan cangkang kapsul untuk obat-obatan masih dibutuhkan hingga kini. Namun, Indonesia masih mengimpor cangkang kapsul karena produksi dalam negeri kurang.Dari datanya, dalam setahun Indonesia membutuhkan 6 miliar cangkang kapsul. Sementara itu, sebanyak 1 miliar diantaranya masih impor.  Melihat hal ini, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengembangkan produksi cangkang kapsul berbahan rumput laut. Selain memanfaatkan produksi rumput laut Indonesia yang cukup besar, cangkang kapsul ini juga diklaim 100% halal karena menggunakan bahan nabati. 10. Industri kosmetik Industri Kosmetik merupakan industri yang mengalami perubahan trend yang sangat cepat. Kebutuhan akan jenis kosmetik setiap tahun meningkat. Kosmetik umumnya digunkan untuk memberikan penampilan yang baik kepada konsumen sehingga memiliki kepercayaan diri. Fungsi kosmetik secara umum adalah untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit Dalam rumput laut, terdapat begitu banyak zat yang amat potensial bagi kesehatan dan kelembutan kulit kita. Sebut saja asam lemak Omega-3, kalsium serta antioksidan dalam bentuk vitamin C. yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.



168



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar.8.18 Contoh produk kosmetik berbahan rumput laut Sumber:https://www.cosmopolitan.co.id/article/read/6/2015/7562/5-produk-dengan-formula-rumput-lautuntuk-kulit-super-lembut



11. Industri batik Alginat dari rumput laut merupakan polimer murni dari asam uronat yang tersusun dalam bentuk linier panjang. Selain untuk bahan perekat dan pengawet untuk industri kertas, alginat sendiri pada perkembangannya juga dimanfaatkan sebagai bahan pengental alternatif dalam pengecapan batik pada nain non katun sesuai corak yang dikehendaki. Bahan pengental yang biasa digunakan untuk membuat batik pada kain non katun ini umumnya dibuat dari rumput laut yang dicampur dengan bahan lain. Adapun jenis rumput laut yang dapat diolah menjadi alginat yaitu berupa rumput laut alga cokelat seperti:Sargassum dan Turbinaria. Dibandingkan dengan batik yang dibuat dari bahan pengental lainna, batik yang diciptakan dengan bahan pengental alginat umumnya mempunyai ketajaman motif yang cenderung lebih tinggi disamping itu penetrasi zat warna ke dalam serat kain juga terbilang sangat cepat dan mudah, sebab selain diperlukan sebagai perintang zat warna pada kain, alginat sendiri juga memiliki beberapa fungsi lainnya dalam proses penbuatan batik diantaranya membawa dan menghantarkan zat pewarna kain, dan melawan kapilaritas dari bahan kain serta sebagai pelindung zat warna agar tidak mengendap. Dalam industri batik, alginat yang sering digunakan yaitu berupa alginat dengan konsentrasi 5% yang lebih dikenal dengan mannotex. Karakteristik alginat yang lengket menjadikan bahan ini sangat sesuai jika digunakan untuk perintang warna pada semua jenis kain terutama untuk kain polyester.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



169



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar.8.19 C0ntoh kain batik hasil pengecapan berbahan rumput laut (alginat) Sumber:https://fitinline.com/article/read/pemanfaatan-alginat-dalam-proses-pembuatanbatik-pada-kain-non-katun/



Selain produk-produk di atas, sebenarnya masih banyak lagi manfaat rumput laut untuk produk nonpangan mulai dari industri pesawat terbang sampai industri pembuatan busi. Dengan kondisi seperti ini diharapkan akan semakin banyak lagi penelitian-peneilitian yang memanfaatkan rumput laut sebagai alternatif sumber bahan baku alami untuk perkembangan industri nonpangan.



170



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM Lembar kerja Siswa (LKS)/ WORKSHEET Judul : Membuat sabun rumput laut Mata Pelajaran/Kompetensi : Teknik Pengolahan Rumput Laut Kompetensi Dasar : Hasil Olahan Produk Pangan Rumput Laut Kelas : XI Alokasi Waktu : 7 x 45 menit A. Tujuan 1. Siswa dapat menyiapkan alat dan bahan dalam dalam pembuatan sabun rumput laut 2. Siswa mampu membuat sabun berbahan rumput laut B. Alat 1. Timbangan digital 2. Gelas ukur 3. Beaker glas 4. Kaos tangan 5. Masker 6. Baskom berbahan kaca/ stainless 7. Mixer 8. spatula 9. Cetakan sabun 10. Kain 11. Plastik kemas C. Bahan 1. Minyak kelapa (VCO) = 150 gr 2. Minyak sawit = 350 gr 3. NaOH = 71 gr 4. Rumput laut =213 gr 5. Fragrance oil = 8 gr D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Gunakan pakaian kerja saat melakukan kegiatan di lapangan sesui kaidah K3 2. Lakukan kegiatan dengan berhati-hati 3. Jaga kebersihan lingkungan dan alat praktik 4. Kembalikan peralatan praktik ke tempat semula dalam kondisi kering, bersih dan rapi E. Langkah Kerja 1. Membuat larutan NaOH . caranya: Timbang NaOH dan masukkan ke dalam wadah (harus terbuat dari kaca pirex atau steanless karena sifat NaOH yang Panas. (usahakan air yang masuk ke NaOH) aduk hingga larutan berwarna bening.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



171



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Campurkan minyak VCO dan minyak sawit Tuang larutan NaOH ke dalam minyak Aduk dengan hand Blender sampai mengental Jika sudah mengental masukkan bahan aditif (Rumput laut), fragrence oil dan diaduk lagi sampai mengental (Lama pengadukan minimal 30 menit) Tuang adaonan ke dalam cetakan Setelah 24-36 jam keluarkan sabun dari cetakan dan dipotong Proses pengerasan (curring) biasanya 3-4 minggu Setelah 3-4 minggu sabun siap dikemas dan digunakan



F. Hasil ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... G. Pembahasan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... H. Kesimpulan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... I. Penilaian Nilai



Keterangan



...................,........................ Peserta Didik Guru ........................ .......................... Nis NIP.



172



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



CAKRAWALA SELAMATKAN LINGKUNGAN DENGAN RUMPUT LAUT Rumput laut merupakan bahan yang umum dikonsumsi masyarakat modern perkotaan. Meski sedari dulu Indonesia memang negara. Pengonsumsi rumput laut, namun popularitasnya dalam industri makanan bertambah akhir-akhir ini, seiring menjamurnya rumah makan Jepang dan Korea. Gambar 8.20 Kemasan makanan (plastik) berbahan rumput laut Sumber:https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/plastik-dari-rumput-laut-buatan-indonesia



Selain sebagai bahan makanan atau pencuci mulut, ternyata tumbuhan alam tersebut kini juga memiliki manfaat lain, yaitu sebagai pembungkus makanan. Bukan hanya seperti di gulungan sushi, pembungkus yang dimaksud kali ini adalah dalam bentuk seperti kemasan plastik. Evowere merupakan sebuah jenama Tanah Air yang telah mendapat pengakuan internasional atas inovasi yang mereka ciptakan. Salah satunya adalah The Ellen MacArthur Foundation yang menjadikan Evoware salah satu  pemenang kontes  Circular Design  Challenge  dengan nilai hadiah 1 juta Dolar AS (Rp13,5 miliar). Dengan visi kesadaran lingkungan serta misi untuk mengganti kemasan plastik untuk makanan, mereka menciptakan kemasan biodegradasi atau yang dapat ikut dikonsumsi, terbuat dari sari rumput laut.



JELAJAH INTERNET Rumput laut sebagai bahan baku nonpangan telah dimanfaatkan seiring dengan gencarnya permasalahan lingkungan secara global. “Back to nature” merupakan slogan yang sering disampaikan dalam setiap penggunaan produk. Untuk lebih memperkaya wawasan kalian terhadap pemanfaatan rumput laut sebagai bahan baku nonpangan silahkan kalian mengunjungi link di bawah ini http://www.digitalmania.id/algikick-sepatu-dari-rumputlaut/



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



173



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



RANGKUMAN Dari pembelajaran pada bab ini, dapat disimpulkan yaitu: 1. Industri nonpangan rumput laut adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang dari rumput laut menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. 2. Sanitasi produk nonpangan rumput laut adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencegah peralatan dan pekerja terkontaminasi oleh mikroorganisme dan bahan-bahan kimia berbahaya sehingga produk yang dihasilkan terjamin kualitasnya. 3. Prinsip sanitasi yaitu membersihkan makanan dari mikroba dan memanfaatkan bahan kimia untuk menghilngkan dan menghambat pertumbuhan mikroba. 4. Ruang lingkup sanitasi terdiri dari penyediaan air bersih sesui jumlah dan kualitas, penyediaan tempat pembuangan sampah/ limbah, serta pengawasan dan pengendalian dari hewan perusak dan pengerat. 5. Tujuan sanitasi yaitu a. Membuat dan mengatur saluran pembuangan air hujan di pinggir jalan; b. Membuat dan mengatur saluran pembuangan limbah rumah tangga; c. Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan; d. Penyediaan fasilitas toilet umum yang bersih dan terawat; dan e. Pengelolaan limbah/ sampah dengan baik, teratur, dan berkesinambungan. 6. Bahan Pen-Sanitrasi : bahan pembersih, komponen bahan pembersih, bahan pengisi. 7. Jenis bahan pen-sanitasi berasal dari kimia dan non kimia. 8. Beberapa manfaat sanitasi bagi pekerja dan karyawan antara lain: a. Menjadikan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan nyaman; b. Terhindar dari penyakit-penyakit menular; c. Terhindar dari kemungkinan terjadinya kecelakaan; d. Mengurangi terjadinya polusi udara, misalnya bau tidak sedap; e. Menghindari pencemaran lingkungan; dan f. Mengurangi jumlah persentase orang sakit di suatu daerah. 9. Hygienis adalah: semua usaha untuk memelihara, melindungi, dan meningkatkan derajat kesehatan badan, jiwa, baik untuk umum maupun perorangan yang bertujuan memberikan dasar-dasar kelanjutan hidup yang sehat, serta meningkatkan kesehatan dalam perikemanusiaan..



174



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



RANGKUMAN 10. Ruang Lingkung Hygiene: personal hygiene, hygiena makanan dan minuman, proses dalam hygiene industry. 11. Manfaat Hygiene : Memastikan tempat beraktivitas bersih, melindungi setiap individu dari faktor lingkungan yang dapat merusak kesehatan fisik dan mental, tindakan pencegahan terhadap penyakit menular, tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja. 12. Jenis-jenis olahan rumput laut produk nonpangan yaitu: Semi refined carrageenan, Alkali Treated cottonii, karageenan, alginat, pasta gigi, salep, industri cat, industri pulp dan kertas, industri farmasi, industri kosmetik, industri batik.



TUGAS MANDIRI Setelah mempelajari materi tentang produk nonpangan olahan rumput laut, lakukanlah observasi di lingkungan sekitar Anda amatilah kegiatan industri/UMKM yang melakukan kegiatan pengolahan rumput laut, kemudian lakukanlah tugas di bawah ini: 1. Dokumentasikan semua kegiatan yang kalian amati 2. Catatlah beberapa kegiatan yang mereka lakukan terkait dengan pengelolaan nonpangan berbahan rumput laut yang tidak didapatkan di kegiatan pembelajaran 3. Diskusikanlah hal tersebut dengan kelompokmu dan presentasikan di depan kelas pada pertemuan selanjutnya



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan apa yang menjadi kendala dan hambatan dalam pengolahan rumput laut untuk dijadikan bahan baku nonpangan! 2. Jelaskan syarat-syarat bahan baku rumput laut untuk dijadikan bahan baku nonpangan! 3. Apa manfaat penerapan K3 dan sanitasi dalam kegiatan pengolahan rumput laut untuk produk nonpangan! 4. Apa yang kalian ketahui tentang industri rumput laut, Jelaskan! 5. Sebutkan nama industri yang ada di Indonesia yang mengolah bahan baku rumput laut menjadi produk nonpangan! 6. Jelaskan cara sanitasi yang baik pada proses pengolahan bahan baku nonpangan!



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



175



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR BAB 7. Jelaskan hubungan antara sanitasi, prilaku manusia dan produk yang akan dihasilkan! 8. Sebutkan dan jelaskan contoh-contoh sanitasi yang dilakukan dalam industri pengolahan produk nonpangan rumput laut! 9. Jelaskan cara hygiene pada produk olahan nonpangan rumput laut! 10. Jelaskan perbedaan antara sanitasi dan hygine! 11. Jelaskan proses pengolahan rumput laut berikut ini: a. ATC-Chips b. SRC c. Karagenan d. Alginat 12. Jelaskan manfaat rumput laut pada industri nonpangan berikut: a. Industri papan partikel b. Indusri farmasi c. Industri tekstil 13. Berikan contoh pemanfaatan rumput laut untuk produk nonpangan khususnya dibidang mode!



REFLEKSI Setelah mempelajari dan memahami produk nonpangan hasil olahan rumput laut pada bab ini, menurut Anda apakah Anda telah menguasai seluruh materi pembelajaran ini? Jika ada materi yang belum dikuasai tulis materi apa saja. Anda boleh berdiskusi dengan teman maupun guru Anda sehingga pemahaman Anda pada materi ini bisa Anda gunakan untuk mengikuti materi selanjutnya.



176



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



KUALITAS BAHAN BAKU RUMPUT LAUT



BAB IX



BAB IX KUALITAS BAHAN BAKU RUMPUT LAUT



TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi hasil olahan produk pangan rumput laut, peserta didik diharapkan mampu melakukan penyortiran, pemilihan dan penaganan, bahan baku sesuai prosedur.



PETA KONSEP



Kualitas Bahan Baku Rumput Laut



Jenis-Jenis Bahan Baku Rumput Laut



Standar dan Fungsi Bahan Baku Rumput Laut



KATA KUNCI Bahan baku, Standar kualitas, Rumput Laut,



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



177



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENDAHULUAN Pernahkah kalian mendengar istilah kualitas bahan baku? Untuk memproduksi suatu barang, perusahaan biasanya memerlukan bahan baku atau biasa disebut dengan bahan pokok. Bagi kalian yang masih asing dengan istilah bahan baku, pada bab ini akan di bahas tentang bahan baku secara umum maupun kualitas bahan baku yang berhubungan dengan rumput laut agar nantinya kalian mampu menjelaskan seperti apa definisi bahan baku itu serta hal-hal lain yang berkaitan dengan bahan baku, kualitas bahan baku yang berhubungan dengan rumput laut.



Gambar 9.1. Contoh bahan baku Rumput Laut Euchuma cottonii Sumber: https://indonesiatimur.co/2015/08/25/ntt-siap-bangun-3-pabrikpengolahan-rumput-laut/



MATERI PEMBELAJARAN A.



Pengertian Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya mengenai kualitas sebagaian besar produk buatan luar negeri yang lebih baik dari pada produk buatan dalam negeri. Apa sesungguhnya kualitas itu? pertanyaan ini sangat banyak jawabannya, karena maknanya akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Kualitas sendiri memiliki banyak kriteria yang berubah secara terus menerus. Orang yang berbeda akan menilai dengan kriteria yang berlainan pula. Menurut ISO-8402 (Loh, 2001:35), Kualitas adalah totalitas fasilitas dan karakteristik dari produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan, tersurat maupun tersirat. Tjiptono (2004:11),  mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian untuk digunakan (fitness untuk digunakan). Definisi lain yang menekankan orientasi harapan pelanggan pertemuan. Kadir (2001:19)  menyatakan bahwa kualitas adalah tujuan yang sulit dipahami (tujuan yang sulit dipahami), karena harapan para konsumen akan selalu berubah. Setiap standar baru ditemukan, maka konsumen akan menuntut lebih untuk mendapatkan standar baru lain yang lebih baru dan lebih baik. Dalam pandangan ini, kualitas adalah proses dan bukan hasil akhir (meningkatkan



178



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN kualitas kontinuitas). Crosby (1979) mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian dengan persyaratan. Ia melakukan pendekatan pada transformasi budaya kualitas. Kotler (1997)  mendefinisikan kualitas sebagai keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang mendukung kemampuan untuk memuaskan kebutuhan. 1. Jenis-Jenis Bahan Baku Jenis-jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri adalah sebagai berikut: a. Bahan baku langsung Bahan baku langsung atau direct material adalah semua bahan baku yang merupakan bagian dari barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku langsung ini mempunyai hubungan erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan. b. Bahan Baku Tidak langsung Bahan baku tidak langsung atau disebut juga dengan indirect material, adalah bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan.



Gambar 9.2. KOH sebagai bahan baku tidak langsung dalam proses ATC/SRC Sumber:https://www.indonetwork.co.id/product/jual-koh-potassiumhydroxide-3913313



2. Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tujuan dari pengendalian persediaan antara lain: a. Menjaga agar barang dagangan jangan sampai kekurangan; b. Menjaga agar perusahaan jangan sampai menghentikan kegiatan usahanya; c. Menjaga agar perusahaan jangan sampai mengecewakan langganannya; dan d. Mengatur jangan sampai jumlah pengadaan barang dagangan kekurangan atau kelebihan. 3. Kelemahan Persediaan Bahan Baku Kelemahan jika persediaan bahan baku terlalu banyak akan mengandung banyak risiko dan masalah seperti berikut: a. Risiko hilang dan rusak; b. Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi; AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



179



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN c. Risiko using; dan d. Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar. Kelemahan persediaan bahan baku terlalu sedikit, antara lain: Risiko kehabisan persediaan yang dapat merugikan perusahaan. a. Menghambat kelancaran proses produksi dan mengakibatkan ketidakstabilan kualitas dan kuantitas produk; b. Frekuensi pembelian bahan baku sangat tinggi justru memboroskan dana pengadaannya; dan c. Jarang mendapatkan diskon pembelian karena jumlah pembelian selalu kecil. 4. Pengelolaan Persediaan Bahan Baku Pada umumnya wirausaha menggunakan cara tradisional dalam mengelola persediaan bahan baku, yaitu dengan memiliki persediaan minimal untuk mendukung kelancaran proses  produksi. Jenis usaha yang memproduksi barang (manufaktur) biasanya memiliki tiga jenis persediaan bahan bakuyang dihitung berdasarkan tingkat perputarannya, yaitu: a. Bahan baku (raw material), yaitu bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi. b. Barang dalam proses (material in process), yaitu barang yang belum selesai dalam proses produksi. Barang-barang tersebut menunggu dalam antrian untuk diproses lebih lanjut. c. Barang jadi (finished goods), yaitu barang yang telah menyelesaikan proses produksi, tapi belum dijual atau didistribusikan kepada konsumen. Dalam memperlancar pengadaan bahan baku yang ideal, dapat melakukan hal-hal berikut: a. Membuat daftar jenis-jenis bahan baku yang dibutuhkan, persyaratannya, dan jumlahnya; b. Membuat jadwal, kapan bahan baku itu dibutuhkan oleh perusahaan; c. Mencari bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dengna cara penawaran umum; d. Melaksanakan pembelian bahan baku sesuai jadwal dan program perusahaan; e. Melaksanakan penyimpanan bahan baku di dalam gudang milik perusahaan; f. Menempatkan tenaga pelaksana proses produksi; dan g. Menempatkan tenaga pengawas yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya proses produksi yang sesuai dengan program perusahaan. 5. Industri Berdasarkan Bahan Baku Tiap-tiap industri membutuhkan bahan pokok yang berbeda, tergantung pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri Ekstraktif Jenis yang pertama adalah industri ekstraktif. Jenis ini menggunakan bahan utama yang bisa diperoleh langsung dari alam. Contoh yang termasuk pada jenis industri ini misalnya industri hasil pertanian, perikanan, kehutanan, peternakan, dan pertambangan.



180



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 9.3. Industri rumput laut merupakan contoh industri Ekstraktif Sumber:https://agrifood.id/kemperin-85-memasok-dunia-utilisasi-industrirumput-laut-rendah/



b. Industri Non-Ekstraktif Selanjutnya ada jenis industri non-ekstraktif. Industri ini lebih pada pengolahan lebih lanjut dari hasil-hasil industri lainnya. Beberapa contoh yang termasuk pada jenis ini, seperti industri cat, tekstil, keramik dan kertas c. Industri Fasilitatif Industri fasilitatif, merupakan industri penopang usaha yang menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya perbankan, perdagangan, transportasi/ ekspedisi dan asuransi. 6. Perbedaan Bahan Baku dan Penolong Bahan penolong merupakan bahan yang diperlukan untuk memenuhi proses produksi. Tetapi bahan penolong ini hanya dimanfaatkan untuk waktu tertentu, misalnya hanya untuk meningkatkan efisiensi saja. Pengertian di atas, mungkin kamu akan beranggapan bahwa bahan penolong ini sangat mirip dengan  indirect material.  Nah,  yang membedakan antara bahan penolong dengan bahan tidak langsung adalah jika bahan tidak langsung ini tidak tersedia, maka proses produksi dapat terganggu. Namun, jika bahan penolong ini tidak tersedia, baik itu di pabrik atau pasar, proses produksi tetap bisa berjalan, tetapi ini biasanya membuat kualitas barang menjadi menurun. Contoh bahan utama yang diperlukan antara lain, rumput laut, tepung, garam dan merica, serta minyak goring sedangkan bahan penolongnya bisa berupa alat peniris minyak atau tisu untuk mengelap dan menyerap minyak sebelum dikonsumsi atau dibungkus. Perbedaan Mendasar Bahan Baku dan Penolong Berdasarkan ilustrasi di atas, bisa disimpulkan bahwa kebutuhan bahan baku jauh lebih besar. Karena tanpa adanya bahan utama ini, proses produksi sebuah perusahaan tidak akan bisa berjalan. Akan tetapi, tanpa adanya bahan penolong, proses produksi tetap bisa berjalan, namun dengan kemungkinan besar kualitasnya menurun.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



181



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



B.



Mengenai proporsi dari bahan tersebut, sudah pasti bahan utama memiliki jatah yang lebih besar, terutama pada bahan dengan sifat langsung. Jadi sudah dapat dipastikan bahwa bahan penolong memiliki porsi yang lebih kecil, bahkan dalam pemakaiannya bisa diganti dengan bahan lainnya. Karena bahan baku ini memiliki porsi yang dominan dalam penggunaan produksi, menyebabkan harga yang dikeluarkan untuk  main material  ini akan lebih banyak. Jika bahan pokok harganya naik, otomatis berimbas pada harga jual barang yang sudah jadi. Tentu beda dengan harga bahan penolong, meski harga barang penolong naik, maka imbasnya tidak begitu terasa pada harga jual barang. Dalam sebuah industri, baik itu industri rumahan maupun industri berskala besar tentu memiliki bahan baku yang diolah menjadi sebuah produk. Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk di mana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan bagian terbesar dari bentuk barang) sedangkan biaya bahan baku adalah seluruh biaya untuk memperoleh sampai dengan bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga bahan, ongkos angkut, penyimpanan, dan lain–lain. Jenis-jenis bahan baku rumput laut Sebagaimana yang kita ketahui bahwa rumput laut merupakan salah satu produk yang banyak dimanfaatkan oleh industri baik itu pangan maupun nonpangan. Berikut beberapa contoh rumput laut yang dijadikan bahan baku untuk kebutuhan industri pangan dan nonpangan. 1. Gracillaria sp Rumput laut jenis Gracilaria merupakan salah satu jenis rumput laut penghasil agar-agar atau disebut dengan agarophytes. Selain Gracilaria, rumput laut penghasil agar-agar lainnya adalah Gelidium, Pterocladia, dan Gelidiela. Pada tahun 2009 total produksi agarophytes di Indonesia mencapai 35.050 ton kering yang 81,60 % -nya (28.600 ton) diserap oleh industri nasional dan sisanya diserap industri luar negeri. Gracilaria dalam hal ini memberikan kontribusi paling besar (>90 %) untuk menyumbang bahan baku agar-agar dibandingkan dengan genus agarophytes yang lainnya. Hal ini dikarenakan Gracilaria banyak dibudidayakan di tambak-tambak, sedangkan agarophytes lainnya masih dipanen dari alam.



Gambar 9.4.Contoh bahan baku kering dai jenis rumput laut Gracillaria sp Sumber: https://marinspire.com/2014/10/20/proses-dan-cara-pembuatan-tepung-agar-agar/



182



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Kualitas gracillaria sebagai bahan baku kering, akan menampakkan butir-butir garam. Bersihkan butir-butir garam selama proses pengeringan dengan cara dikibaskan di atas saringan.Tingkat kekeringan gracilaria yang diharapkan pada hasil akhir pengeringan adalah 13-15 % Kualitas gracillaria bahan baku, sangat ditentukan dari cara budidaya,cara panen dan penanganan pasca panen. Cara budidaya yang baik merupakan langkah awal dalam menghasilkan bahan baku agar yang bermutu, selain itu penentuan waktu panen dilakukan setelah rumput laut berumur 45-60 hari untuk mendapatkan kadar agar dan kekuatan gel yang optimal selain itu penanganan selama digudang juga mempengaruhi kualitas bahan baku rumput laut. Rumput laut gracillaria memiliki kandungan yang dapat dimanfatkan baik itu untuk kebutuhan industri pangan maupun nonpangan. Adapun kandungan gracillaria yang dapat dijadikan bahan baku untuk industri maupun UMKM adalah agar.



Gambar 9.5. Contoh tepung agar dari rumput laut Sumber: http://www.agarsarijaya.com/hal-produk-kami



Agar merupakan hidrokoloid yang dihasilkan dari proses ekstraksi rumput laut kelas Rhodophyceae, terutama genus Gracillaria sp. 2. Euchuma cottoni (Kappaphycus alvarezii) Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut merah (Rhodophyceae) dan berubah nama menjadi Kappaphycus alvarezii karena karaginan yang dihasilkan termasuk fraksi kappa-karaginan. Oleh karena itu, jenis ini secara taksonomi disebut Kappaphycus alvarezii (Doty, 1985). Eucheuma salah satu genus dari kelompok rumput laut merah yang merupakan genera dari Famili Solieracea. Klasifikasi Eucheuma menurut Doty (1985) adalah sebagai berikut :



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



183



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Divisi : Rhodophyta Kelas : Rhodophyceae Ordo : Gigartinales Famili : Solieracea Genus : Eucheuma Spesies:Eucheuma cottonii











Gambar 9.6.Jenis rumput laut Eucheuma cottonii Sumber: http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/10/ rumput-laut-merah-euchema-cottonii/



Eucheuma cottonii adalah jenis rumput laut yang dapat dibudidaakan dengan beberapa metode seperti metode apung, lepas dasar dan metode dasar. Perkembangan rumput laut jenis E. Cottonii begitu cepat karena jenis ini sangat mudah dibudidayakan dan umumnya lebih kuat terhadap erangan hama dan penyakit. Kandungan yang terdapat dalam Eucheuma cottonii adalah jenis karaginan kappa karaginan dan lambda Karaginan.



Gambar 9.7. Rumus bangun dari Kappa karagenan Sumber:http://www.jasuda.net/litbangdtl.php?judul=Rumus%20Bangun%20 Karaginan&hlm=152



Ciri-ciri kappa karaginan adalah: a. Penggunaan konsetrasi yaitu 0,02 – 2%; b. Tidak larut dalam sebagian pelarut organik; c. Bercampur dengan air sesuai jenis pelarut; d. Gel berwarna transparan; e. Diperkirakan terdapat 25% ester sulfat dan 34% 3,6-AG; f. Gel padat, kuat; g. Penambahan ion kalium dapat menyebabkan pembentukan gel yang tahan lama, akan tetapi dapat rapuh jika temperatur ditambahkan; dan h. Larut dalam air panas.



184



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 9.8. Contoh kappa karaginan dari rumput laut Sumber:http://globalmarketnews24.com/116226/global-kappa-carrageenan-marketgrowth-analysis-forecasts-to-2025-cp-kelco-cargill-karagen-indonesia-fmc-aep-colloids/



Lambda karagenan berbeda dengan kappa dan iota karagenan, karena memiliki sebuah residu disulphated α (1,4) D-galaktosa



Gambar 9.9. Rumus bangun dari Lambda karagenan Sumber:http://www.jasuda.net/litbangdtl.php?judul=Rumus%20Bangun%20 Karaginan&hlm=152



Ciri-ciri Lambda karagenan adalah : a. Aliran bebas, larutan pseudo-plastik non-gel dalam air; b. Larut sebagian dalam air dingin, dan larut dengan baik dalam air panas; c. Tidak terbentuk gel, rantai polimer terdistribusi acak; d. Kekentalan bervariasi dari kekenatalan rendah hingga tinggi; e. Penambahan kation memberikan efek  yang kecil terhadap viskositas; f. Sesuai untuk pelarut yang dapat bercampur dengan air; g. Tidak dapat larut dalam sebagian besar pelarut organik; h. Stabil dalam berbagai variasi temperatur, termasuk temperatur pembekuan; i. Larut dalam larutan garam 5%, baik dingin maupun panas; j. Diperkirakan mengandung  35% ester sulfat dan sedikit atau bahkan tidak mengandung 30% 3,6-AG sama sekali; dan k. Penggunaan konsentrasi 0.1-1.0%.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



185



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 9.10. Contoh lambda karaginan dari rumput laut Sumber: http://huonglieuphucdat.com/shops/Phu-gia-che-bien-thit/carrageenan.html



3. Eucheuma spinosum Salah satu jenis rumput laut alga merah yang sering ditemulan di Indonesia adalah Eucheuma spinosum Klasifikasi rumput laut jenis menurut (Aslan, 1998) sebagai berikut: Regnum : Plantae Divisio : Thallophyta Sub Divisio : Algae Classis : Rhodophyceae Ordo : Nemastomales Familia : Rhodophyllidaceae Genus : Eucheuma Species : Eucheuma spinosum







Gambar 9.11. Jenis rumput laut Eucheuma spinosum Sumber: https://www.faunadanflora.com/cara-budidaya-rumput-laut-eucheuma-cottonii-bagi-pemula/



Rumput laut ini dikenal dengan nama daerah agar-agar. Dalam dunia perdagangan, rumput laut ini dikenal dengan istilah spinosum yang berarti duri yang tajam. Rumput laut ini berwarna cokelat tua, hijau cokelat, hijau kuning, atau merah ungu. Ciri-ciri rumput laut jenis E.spinosum yaitu thallus silindris, percabangan thallus berujung runcing atau tumpul, dengan komposisi kimia yang dimiliki rumput laut E. spinosum dapat dilihat pada tabel berikut :



186



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Tabel 9.1. Komposisi kimia yang dikandung oleh rumput laut E. spinosum No



Komponen



Jumlah



1



Kadar air (%)



12,90



2



Karbohidrat (%)



5,12



3



Protein (%



0,13



4



Lemak (%)



13,38



5



Serat kasar (%)



1,39



6



Abu (%)



14,21



7



Mineral : Ca (ppm)



52,820



8



Fe (ppm)



0,0108



9



Cu (ppm)



0,768



10



Pb (ppm)







11



Vitamin B1 (Thiamin) (mg/100 g)



0,21



12



Vitamin B2 (Riboflavin) (mg/100 g



2,26



13



Vitamin C (mg/100 g



43,00



14



Karagenan (%)



65,75



Sumber : (Mubarak, 1981dalam Yuliana,2013).



Dari tabel di atas terlihat bahwa kandungan karagenan adalah jumlah yang banyak terkandung dalam rumput laut E. spinosum. Namun E. Spinossum adalah bahan baku pembuat Karagenan jenis iota.



Gambar 9.12 Rumus bangun Iota Karagenan Sumber:http://www.jasuda.net/litbangdtl.php?judul=Rumus%20Bangun%20 Karaginan&hlm=152



Ciri-ciri iota karaginan adalah: a. Penggunaan Konsentrasi 0,02-2.0%; b. Mengandung 32% ester sulfat dan 30% 3,6-AG; c. Tidak dapat larut dalam sebagian besar pelarut organik; d. Larutan memperlihatkan karakteristik thiksotropik; e. Dalam keadaan dingin lebih stabil; dan f. Gel berwarna bening AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



187



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 9.13. Contoh Iota Karaginan dari rumput laut E.spinosum Sumber: http://id.fengchengroup.org/additive-and-herbal-extracts/additives/iotarefined-carrageenan-iota-semi-refined.html



4. Sargassum sp Sargassum  sp. adalah salah salah satu jenis rumput laut dari kelompok alga coklat  (Phaeophyta).  Sargassumsp. Di Indonesia spesies ini belum dibudidaakan secara komersil akan tetapi masih diperoleh secara alami dari alam. Bentuk thalussnya yang menyerupai daun, membuat spesies ini mudah dikenali dan dimanfaatkan keberadaannya untuk pengembangan industri selanjutnya. Klasifikasi tumbuhan  Sargassum  sp.  menurut Anggadiredja et al. (2006) adalah sebagai berikut : Kingdom        : Plantae Divisio            : Phaeophyta Class               : Phaeophyceae Ordo                : Fucales Family            : Sargassaceae Genus             : Sargassum Species          : Sargassum sp.



Gambar 9.14. Jenis rumput laut sargassum Sumber: https://www.britannica.com/science/Sargassum



Sargassum sp merupakan salah satu jneis rumput laut yang dapat digunakan sebagai bahan baku penghasil alginat.



Gambar 9.15. Struktur Kimia Alginat Sumber: http://seaweed.undip.ac.id/alginat-ekstrak-dari-phaeophyta/



188



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Kualitas alginat sangat tergantung dari jenis bahan baku, serta pengolahan pasca panen bahan baku. Semakin baik penanganannya, maka kualitas alginat yang dihasilkan juga semakin baik. Jenis alganat ada berbagai macam seperti: natrium alginat, kalsium alginat dan potasium alginat.



Gambar 9.16. Contoh alginat dari rumput laut Sumber : http://id.organicferti.com/seaweed-extract-series/algaegf-alginic-acid-for-plantseaweed.html



C.



Standar Dan Fungsi Bahan Baku Rumput Laut Standar bahan baku adalah suatu persyaratan atau kriteria–kriteria khusus yang dipersyaratkan terhadap bahan baku agar memenuhi Standar mutu untuk dilakukan pengolahan selanjutnya. Rumput laut sebagai bahan baku yang akan diolah haruslah memiliki Standar yang baik sesuai dengan yang di persyaratkan oleh sebuah industri. 1. Faktor–Faktor Penentu Penurunan Kualiatas Standar Bahan Baku Rumput Laut; a. Pemanenan, rumput laut dikatakan bermutu baik jika mempunyai remendemen serta kekuatan gel yang tinggi. Salah satu parameter yang sanagat menentukan mutu rumput laut adalah umur panen. Sebaiknya rumput laut dipanen pada saat umur 45–55 hari untuk mendapatkan tingkat karaginan yang baik; b. Pengeringan, rumput laut yang telah dianen sebaiknya dibersihkan dari kotoran, sehingga tidak memperlambat proses pengeringan dan akan menurunkan kualitas rumput laut; c. Waktu pengeringan, Sebaiknya waktu pengeringan dilakukan sampai kadar air rumput laut mencapai Standar kekeringan yang telah ditetapkan SNI yaitu untuk Eucheuma 32%, Gracillaria 25% dan Sargassum serta Turbinaria sebesar 20%; d. Pembersihan, segara setelah kering, sebaiknya rumput laut dibersihkan dari kristal-kristal garam yang berwarna putih yang terdapat dipermukaan rumput laut. Adanya kristal garam yang bersifat hidroskopis dapat berakibat menigkatnya kadar air rumput laut selama penyimpanan; e. Pengemasan dan penimpanan, sebaiknya rumput laut yang telah kering dikemas segera dengan menggunakan karung plastik/ karung goni yang bersih. Karena rumput laut bersifat mengembang, sebaiknya untuk pengepakannnya menggunakan alat pengepres hidrolik.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



189



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN 2. Faktor-faktor pendukung peningkatan kualitas Standar bahan baku rumput laut        Rumput laut kering diperoleh dari proses pasca panen yang dilakukan setelah rumput laut dipanen. Beberapa kegiatan serta pengetahuan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan bahan baku rumput laut yang sesuai Standar adalah: a. Pengendalian Mutu Bahan Baku Pengendalian mutu merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga dan mengembangkan mutu dan kualitas bahan baku rumput laut melalui proses produksi yang didukung dengan manajemen yang baik. Pengendalian mutu merupakan kegiatan terpadu mulai dari pengendalian berdasarkan standar mutu bahan, standar mutu proses produksi, barang setengah jadi, barang jadi hingga standar pengiriman produk akhir ke konsumen agar barang tersebut sesuai dengan spesifikasi mutu yang direncanakan. b. Teknik Penanganan bahan baku Penanganan bahan baku rumput laut dimulai dari kegiatan pasca panen. tujuan dari pengelolaan pasca panen adalah untuk meningkatkan kualitas bahan, dengan kualitas yang lebih baik maka nilai barang akan menjadi lebih tinggi dan keinginan konsumen terpenuhi. Perbedaan kualitas tidak hanya mempengaruhi adanya perbedaan segmen pasar namun juga mempengaruhi harga bahan itu sendiri. c. Sarana prasarana pengembangan penanganan pasca panen bahan baku rumput laut Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat mendasar dalam melakukan penanganan pasca panen yang baik. Adanya sarana dan prasara yang mencukupi akan memudahkan proses penanganan pasca panen rumput laut sehingga dihasilkan rumput laut yang berkualitas. d. Pengemasan bahan baku Sebelum proses penyimpanan sebaiknya dilakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap proses pengemasan yang dilakukan. Kemasan yang digunakan harus dalam keadaan baik, bersih, dan tidak cacat. Kemasan harus tertutup rapat agar tidak terjadi kontaminasi antara rumput laut yang dikemas dengan lingkungan luar. Hal ini menjadi sangat penting karena proses pengemasan yang tidak sempurna akan mempengaruhi proses penyimpanan yang dilakukan. Rumput laut yang dikemas dalam kemasan yang kurang baik/ cacat dapat berubah mutunya selama penyimpanan sehingga rumput laut tersebut tidak dapat disimpan lama. e. Teknik penyimpanan Pada proses penyimpanan yang sangat perlu diperhatikan adalah kondisi kemasan, kondisi bahan/ produk yang dikemas dan kondisi gudang penyimpanan. Kesemuanya saling ketergantungan, dan jika salah satunya diabaikan atau kondisinya tidak baik, maka bahan baku akan rusak dan menurunkan kualitasnya.



190



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Tabel  9.2 Standar Mutu Bahan Baku beberapa jenis rumput laut kering Karakteristik



Standar Mutu Gelidium Gracillaria



E. Cottonii



Kadar Air Max (%) Benda Asing Maks (%) Bau



15 5** Sp RL



20 5** Sp RL



30 5** Sp RL



Hypnea



32 5** Sp RL



Sumber:Poncomulyo dkk, 2006



*) Benda Asing, garam, pasir, karang, kayu dan jenis lain  **) Benda asing Garam, Pasir, Karang dan Kayu        Sebagaimana yang sudah dibahas pada materi di atas bahwa ada 3 hasil dari rumput laut yang sangat umum digunkan di industri yaitu: agar, karaginan dan alginat. a. Standar mutu karaginan Standar mutu karagenan menurut Food Chemical Codex (FCC), Food and Drugs Administration (FDA) dan Food and Agriculture Organization (FAO). Standar mutu karagenan dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 9.3. Standar Mutu Karagenan Spesifikasi



FCC



FDA



FAO



Maks.12



-



Maks.12



18-40



20-40



15-40



Abu (%)



Maks.35



-



15-40



Abu tak larut asam (%)



Maks.1



-



Maks.1



Bahan tak terlarut asam (%)



-



-



Maks.2



Timbal (%)



Maks.4



-



Maks.10



Viskositas 1,5% sol (cP)



Min.5



Min.5



Min.5



Kadar air (%) Sulfat (%)



Sumber : Skurtys 2009



b.



Standar mutu agar-agar Standar mutu agar-agar sangat ditentukan dari sumber bahan bakunya. Bahan baku utama agar diperoleh dari jenis rumput laut Gracillaria sp. Kualitas bahan baku sangat ditentukan mulai dari bagaimana proses budidayanya sampai penanganan pasca panennya.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



191



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Tabel. 9.4. Standar Mutu Produk Agar-agar Komponen Ukuran Partikel



Spesifikasi 80 – 100 mesh



Kadar Air



dari total pengeluaran berarti usaha tersebut menguntungkan. Laba = pendapatan – biaya produksi = Rp 37.500.000,00 – Rp 30.154.914,00 Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa laba yang bisa diperoleh selama satu bulan adalah sebesar Rp 7.345.086,00 Pertimbangan perhitungan kelayakan usaha Indikator yang dapat digunakan untuk pertimbangan perhitungan kelayakan usaha yaitu nilai BEP dan Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C). Break Even Point (BEP) adalah suatu kondisi pada saat tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran proyek tidak mengalami keuntungan atapun kerugian. Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut. BEP = = = Rp 5.951.557,00 Presentase BEP







=



× 100%



= × 100 % = 15,87% Kapasitas pada BEP = persentase pada BEP × total produksi per bulan = 15,87 × 375 kg = 5.952 kg Tingkat pengembalian modal = = = 8,10% Waktu balik modal = 1/tingkat pengembalian modal = 1/8,10% AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



269



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN = 12,35 bulan atau 1 tahun 4 bulan Net B/C = hasil penjualan/biaya produksi = Rp 37.500.000,00/Rp 30.154.914,00 = 1,24 Berdasarkan perhitungan BEP, titik impas usaha pengolahan agar kertas dicapai ketika produksi agar kertas berada pada jumlah penjualan Rp 5.951.557,00. Sementara itu, berdasarkan perhitungan waktu balik modal maka biaya investasi akan kembali setelah usaha berjalan selama 1 tahun 4 bulan. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) dihitung untuk mengetahui keuntungan dalam 1 tahun terhadap biaya yang dipakai. Dengan Net B/C ini bisa dilihat kelayakan suatu usaha. Suatu usha dikatakan layak bila nilai Net B/C > 1. Bila Net B/C nilainya = 1, berarti usaha tersebut belum mendapatkan keuntungan sehingga perlu pembenahan. Semakin kecil rasio, semakin besar kemungkinan perusahaan menderita kerugian. Berdasarkan hitungan B/C, angka yang diperoleh adalah 1,24 atau > dari 1. Sehingga usaha pengolahan agar kertas ini layak untuk dillaksanakan. I.



Analisis Usaha Pengolahan Agar Batang Perbedaan antara pengolahan agar kertas dan agar batang adalah pada proses pembekuan dan pengepresan. Untuk pengolahan agar batang dilakukan melalui proses pembekuan, sedangkan untuk pengolahan agarkertas melalui proses pengepresan. Oleh karena itu, untuk melakukan usaha pengolahan agar batang memerlukan mesin pembeku (freezer). Analisis usaha pengolahan agar batang ini didasarkan atas beberapa asumsi berikut: 1. Produksi dilakukan setiap hari, tiap bulannya diasumsikan selama 25 hari. 2. Kapasitas pengolahan yang direncanakan dapat mengolah rumput laut Gracilaria sp. sebanyak 100 kg/hari. 3. Dalam satu kali proses ekstraksi digunakan dua buah tangki ekstraksi/ perebusan dengan Kapasitas 25 kg rumput laut dalam 250 l air (10 × berat rumput laut). 4. Tenaga kerja yang digunakan adalah dua orang untuk ekstraksi dan dua orang untuk tenaga penjemur serta pengemas. Jadi, jumlah tenaga kerja yang digunakan berjumlah 4 orang. 5. Rendemen yang diperoleh dalam ekstraksi agar batang adalah sebesar 15% maka rendemen yang diperoleh sebesar 15 kg agar batang per hari. 6. Agar batang dikemas per 100 g dalam plastik bermerk dengan harga Rp 110,00/lembar. Dalam sehari dibutuhkan 150 lembar kemasan. 7. Seluruh biaya investasi yang dikeluarkan untuk pengolahan agar ini diasumsikan adalah 30% milik pengusaha, dan 70% kredit dari bank dengan bunga per tahun sebesar 12%. 8. Lahan yang digunakan merupakan lahan milik pribadi dengan luas lahan 200 m2. Adapun rincian analisis usaha pengolahan agar batang yang meliputi biaya investasi dan biaya operasional dapat dilihat pada Tabel 12.4 berikut ini:



270



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Tabel 12.4 Biaya Investasi Yang Dibutuhkan Untuk Pengolahan Agar Batang No. A. B. 1. 2. C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.



Uraian Biaya perizinan



Umur ekonomi (tahun) 1



Penyusutan/ bulan 83.333



Paket



1



1.000.000



Nilai investasi 1.000.000



m2



80



500.000



40.000.000



20



166.667



m2



20



500.000



10.000.000



20



41.667



Unit



1



1.000.000



1.000.000



5



16.667



Unit



1



500.000



500.000



5



8.333



Unit



1



1.000.000



1.000.000



5



16.667



Unit



2



500.000



1.000.000



5



16.667



Unit



1



300.000



300.000



3



8.333



Unit



1



500.000



500.000



5



8.333



Buah



3



100.000



300.000



2



12.500



Buah



2



50.000



100.000



2



1.167



Buah



2



200.000



400.000



2



16.667



Buah



2



50.000



100.000



0,5



16.667



Unit



2



30.000



60.000



0,5



10.000



m



10



25.000



250.000



0,5



41.667



Buah



1.000



50.000



50.000.000



5



833.333



Unit



1



1.000.000



1.000.000



5



16.667



Unit



1



50.000.000



50.000.000



10



416.667



Unit



5



1.500.000



1.500.000



1



125.000



Satuan



Jumlah



Harga/ unit



Bangunan Unit pengolahan Gudang bahan baku Peralatan pengolahan Pompa air Bak pencuci Pemanas sistem uap (smog steam) Dandang pemasak stainless steel Timbangan gantung 100 kg Timbangan digital Keranjang plastik besar Ember plastik Drum plastik Pengaduk kayu besar Saringan bambu Kain saring/ waring Pan pencetak stainless steel Rak penyimpan Freezer Para-para Jumlah



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



159.010.000



1.860.000



271



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN Tabel 12.5 Biaya Operasional Yang Dikeluarkan Untuk Pengolahan Agar Batang No.



Uraian



Satuan



Jumlah



Harga satuan



Jumlah



Jumlah/bulan



Biaya Tidak Tetap 1.



Rumput laut



Kg



100



6.000



600.000



15.000.000



2.



NaOH



Kg



5



20.000



100.000



2.500.000



3.



KCI



Kg



3



30.000



90.000



2.250.000



4.



Kapur tohor



Kg



5



10.000



50.000



1.125.000



5.



Kayu bakar



Paket



1



50.000



50.000



1.125.000



6.



Plastik



Lembar



150



110



16.500



412.500



Orang



2



50.000



100.000



2.500.000



Orang



2



30.000



60.000



1.500.000



7. 8.



Upah tenaga kerja pria Upah tenaga kerja wanita Jumlah



26.662.500



Biaya tetap 1.



Listrik



KWH



150



1.300



195.000



4.875.000



2.



Air



m



2



2.900



5.800



145.000



3



Biaya umum



Kegiatan



1



50.000



50.000



1.250.000



Jumlah



3



6.270.000



Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui kebutuhan biaya investasi dan biaya operasional yang meliputi biaya tetap dan tidak tetap untuk menjalankan usaha pengolahan agar batang. Dari informasi biaya investasi dan operasional tersebut, dapat diperoleh perhitungan modal usaha yang merupakan penjumlahan dari biaya investasi, biaya tidak tetap dan biaya tetap. Oleh karena itu, modal usaha yang dibutuhkan untuk memulai usaha pengolahan agar batang adalah sebagai berikut. Modal usaha = biaya investasi + biaya tidak tetap + biaya tetap = Rp 159.010.000,00 + Rp 26.662.500,00 + Rp 6.270.000,00 = Rp 191.942.500,00 Diasumsikan bahwa modal usaha 70% merupakan pinjaman bank dengan bunga sebesar 12% per tahun maka pinjaman yang diajukan ke bank adalah sebagai berikut. 1. Modal usaha = Rp 191.942.500,00 2. Pinjaman (70%) = Rp 134.359.750,00 3. Bunga bank per tahun adalah 12% maka bunga bank yang harus dibayarkan per tahun adalah Rp 16.123.170,00 atau Rp 1.343.598,00 per bulan. Total biaya produksi yang harus dikeluarkan selama sebulan adalah sebagai



272



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN berikut: Biaya produksi = biaya tidak tetap + biaya tetap + penyusutan + bunga bank = Rp 26.662.500,00 + Rp 6.270.000,00 + Rp 1.860.000,00 + Rp 1.343.598,00 = Rp 36.136.098,00 Sementara itu, total pendapatan pengolahan agar batang selama sebulan adalah: Pendapatan = hasil produksi × harga penjualan × jumlah produksi = 15 kg × Rp 120.000,00/kg × 25 = Rp 45.000.000,00 Analisis laba-rugi pengolahan agar batang dilakukan untuk mengetahui besarnya keuntungan atau kerugian dari usaha yang dikelola. Jika penerimaan > dari total pengeluaran berarti usaha tersebut menguntungkan. Laba = pendapatan – biaya produksi = Rp 45.000.000,00 – Rp 36.136.098,00 = Rp 8.863.903,00 Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa laba bersih yang bisa diperoleh selama satu bulan adalah sebesar Rp 8.863.903,00 Pertimbangan Perhitungan Kelayakan Usaha Indikator yang dapat digunakan untuk pertimbangan perhitungan kelayakan usaha yaiu nilai BEP dan Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C). Break Even Point (BEP) adalah suatu kondisi pada saat tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran proyek sehingga pada saat itu proyek tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut. BEP = = = Rp 15.386.503,00 Persentase BEP = = = Kapasitas BEP = = =



34,19% persentase pada BEP × total produksi per tahun 34,19 × 375 kg 12.822 kg



Tingkat pengembalian modal = = AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



273



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



MATERI PEMBELAJARAN = 4,40% waktu balik modal = 1/tingkat pengembalian modal = 1/4,40% = 22,72 bulan atau 1 tahun 10 bulan Net B/C = hasil penjualan/biaya produksi = Rp 45.000.000,00/Rp 36.136.098,00 = 1,25 Berdasarkan perhitungan BEP, titik impas usaha pengolahan agar batang dicapai ketika produksi agar batang berada pada jumlah penjualan Rp 15.386.503,00. Sementara itu, berdasarkan perhitungan waktu balik modal maka biaya investasi akan kembali setelah usaha berjalan selama 1 tahun 10 bulan Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) dihitung untuk mengetahui keuntungan dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai. Dengan Net B/C ini bisa dilihat kelayakan suatu usaha. Suatu usaha dikatakan layak bila nilai Net B/C > 1. Bila Net B/C nilainya = 1, berarti usaha tersebut belum mendapatkan keuntungan sehingga perlu pembenahan. Semakin kecil rasio, semakin besar kemungkinan perusahaan menderita kerugian. Berdasarkan hitungan B/C, angka yang diperoleh adalah 1,25 atau > dari 1 sehingga usaha pengolahan agar batang ini layak untuk dilaksanakan.



LEMBAR PRAKTIKUM Lembar kerja 1



Lembar kerja Siswa (LKS)/ WORKSHEET



Judul : Mengolah rumput laut menjadi agar kertas Mata Pelajaran/Kompetensi : Teknik Pengolahan Rumput Laut Kompetensi Dasar : Hasil Olahan Produk Pangan Rumput Laut Kelas : XI Alokasi Waktu : 7 x 45 menit A. Tujuan 1. Siswa dapat menyiapkan alat dan bahan dalam pengolahan rumput laut menjadi agar kertas 2. Siswa mampu melakukan pengolahan rumput laut menjadi agar kertas B. Alat 1. Panci perebus 2. Kompor 3. Sendok pengaduk 4. Pisau 5. Loyang 6. Talenan 7. Timbangan



274



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM 8. Hand Sealer 9. pH Meter 10. Thermometer 11. Tempat penjemuran C. Bahan 1. Rumput laut gracillaria 2. Kain Blacu 3. Kapor Tohor 4. KOH 5. Pelastik kemasaan 6. Air Tawar D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Gunakan pakaian kerja saat melakukan kegiatan di lapangan sesui kaidah K3 2. Lakukan kegiatan dengan berhati-hati 3. Jaga kebersihan lingkungan dan alat praktik 4. Kembalikan peralatan praktik ke tempat semula dalam kondisi kering, bersih dan rapi E. Langkah Kerja 1. Timbanglah rumput laut Gracillaria sp kering sebanyak 1 kg 2. Bersihkan rumput laut dengan air mengalir sampai benar-benar bersih dari kotoran , lumut dan benda asing lainnya 3. Lakukan pemucatan pada rumput laut dengan menggunakan kaput tohor yang direndam air selama 10-15 menit, kemudian jemur kembali dan bilas sampai bersih4 4. Masukkan rumput laut yang sudah disipakan ke dalam panci perebusan dengan perbandingan air dan rumput laut 1:145 5. Masaklah rumput laut sampai menjadi bubur kurang lebih 2 jam (suhu 850C – 950C, dan pH 6-7) sambil diaduk. 6. Saringlah hasil perebusan dengan kain saring (Blacu) dan ampasnya diekstrak lagi selama 1 jam dengan air perebus 6 kali berat rumput laut kering dan endapkan pada loyang 7. Setelah pengendapan, dilakukan penjedelan dengan menambahkan bahan penjendalan ( KOH sambil dipanaskan selama 15 menit dan terus diaduk. Untuk hasil ekstraksi rumput laut agar merah digunakan bahan penjendal 2-3% KOH ) 8. Lakukan pengirisan agar-agar tersebut dengan alat pemotong agar dengan ketebalan 8-10 mm. 9. Bungkus hasil irisan dengan kain dan disusun dalam alat pengepres 10. Lakukan pengepresan untuk mengeluarkan air dari agar-agar dengan beban pengepres ditambah secara bertahap. 11. Lakukan Penjemuran pada agar-agar kertas selama 2-3 hari 12. Lakukan pengemasan dengan plastik kemas dan hand sealer



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



275



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



LEMBAR PRAKTIKUM F. Hasil ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... .............................................................................................................................................. G. Pembahasan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... H. Kesimpulan ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... I. Penilaian



Nilai



Keterangan



...................,........................ Peserta Didik Guru ........................ .......................... Nis NIP.



276



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



CAKRAWALA PT .SATELIT SRITI PT.Satelit Sriti merupakan salah satu pabrik rumput laut yang menghasilkan produk agar. PT.Satelit Sriti didirikan pada tahun 1958 dan mulai beroperasi pada tahun 1958. UPI tersebut merupakan PMDN, yang dimiliki oleh RAHARDJO SOETJIJO dan dipimpin oleh TRI WIBISONO. Gambar.12.27 Perusahaan PT.Satelit Sriti Sumber: : http://www.satelitsriti.com/gallery.html



PT Satelit Sriti adalah salah satu produsen bubuk rumput laut dan agaragar terbesar di Indonesia dengan lebih dari 30 tahun berpengalaman dan telah berkembang menjadi salah satu produsen agar-agar terbesar di Indonesia. PT Satelit Sriti memiliki jaringan yang seluruhnya mencakup 33 provinsi di Indonesia dan memiliki tim penjualan yang andal untuk mendistribusikan produknya melalui sistem multi-channel dan telah bekerja sama dengan distributor nasional yang sangat terkemuka (Indofood Group). Total outlet PT Satelit Sriti adalah lebih dari 40.000 outlet nasional yang siap melayani konsumen setianya. Selain pasar lokal PT.Satelit Sriti juga mengekspor produk ke beberapa negara asing di Asia, Eropa,Australia, Timur Tengah, Amerika Serikat dan Amerika Selatan.



JELAJAH INTERNET Untuk mengetahui lebih luas mengenai pengolahan rumput laut menjadi agar –agar kita dapat mempelajarinya secara mandiri dari internet. Dari internet kita dapat mengetahui lebih luas lagi materi pengolahan rumput laut rumput laut disertai video pembelajarannya. Salah satunya website yang dapat kita kunjungi untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi tersebut adalah sebagai berikut : http://yunishaa08.student.ipb.ac.id/2010/06/19/ pembuatan-agar-agar-kertas-dari-rumput-lautgracilaria/ atau lihat tayangan video pada link disamping ini.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



277



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



RANGKUMAN Dari pembelajaran pada bab ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. Agar adalah produk bentuk koloid dari suatu polisakarida yang kompleks hasil ekstraksi rumput laut kelas  Rhodophyceae.  Senyawa ini tersusus atas sebuah disakarida berulang dengan unit 3-linked 3,6-anhidro-l-galaktosa. 2. Kebutuhan akan bahan baku rumput laut untuk memproduksi agar terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk, maka perlu untuk terus dikembangkan terutama teknik pengolahannya. 3. Agar diperoleh dari ekstraksi jenis rumput laut alga merah (Rhodophyceae) salah satunya adalah jenis Gracillaria sp. Tingginya potensi kebutuhan produk agar, memberi peluang kepada kita untuk membangun industri baik skala besar maupunskala kecil. 4. Ada tiga jenis bentuk agar yang ada di pasaran, yaitu:agar batang, agar kertas dan agar bubuk. Ketiga jenis ini diproduksi baik secara tradisional, semi tradisional dan modern. 5. Untuk memperoleh agar yang berkualitas, maka diperlukan bahan baku rumput laut yang berkualitas juga. Kadar air bahan baku yang baik sekitar 30-35% dengan kandungan bahan asing tidak lebih dari 5 %. 6. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengolahan agar-agar mengikuti teknologi yang digunakan yaitu: tradisional. Semi tradisional dan modern. 7. Pengolahan yang dilakukan pada gracillaria akan menghasilkan 3 bentuk agar yaitu: agar kertas, agar batang dan agar bubuk. 8. Cara pengolahan agar kertas yaitu: a. Menyiapkan Peralatan; b. Pembersihan; c. Pemucatan; d. Ekstraksi dengan perebusan dan penyaringan; e. Penjendalan; f. Pemotongan dan pengepresan; g. Pengeringan; dan h. Sortasi dan pengemasan. 9. Agar-agar dalam bentuk batangan pada prinsipnya hampir sama dengan pengolahan agar-agar dalam bentuk lembaran, tapi tidak dilakukan pengepresan, hanya penyaringan biasa dan dicetak dengan ukuran 10×4×3 cm. Hasil cetakan didinginkan dan dibekukan semalam, kemudian dikeringkan dengan penjemuran di bawah sinar matahari. 10. Pembuatan agar bubuk secara modern dilakukan di pabrik-pabrik dengan menggunakan mesin mesin yang menggunakan sistem komputerisasi. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut: a. Pencucian bahan baku; b. Pemasakan; c. Pemotongan; d. Pengepresan; dan e. Penepungan.



278



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



RANGKUMAN 11. Tujuan pengemasan makanan adalah membuat umur simpan bahan pangan menjadi panjang, menyelamatkan produksi bahan pangan yang melimpah, mencegah rusaknya nutrisi/ gizi bahan pangan. Tujuan lainnya, menjaga tingkat kesehatan alias higienitas, memudahkan distribusi atau pengangkutan dan belakangan kemasan sangat mendukung perkembangan makanan siap saji. Jangan lupa, kemasan juga menambah nilai estetik atau membuat sebuah produk menjadi lebih menarik bagi calon pembeli. 12. Penanganan limbah dari kegiatan pengolahan agar-agar sebaiknya dilakukan dengan serius agar tidak mencemari lingkungan dan membawa dampak buruk bagi manusia. Pemanfaatan teknologi pengolahan agar-agar diharapkan mejadi sebuah keharusan untuk menjadikan limbah tersebut dapat bermanfaat bagi lingkungan dan mahluk hidup lainnya



TUGAS MANDIRI Setelah mempelajari materi tentang pengolahan rumput laut menjadi agar-agar, lakukanlah observasi di lingkungan sekitar Anda amatilah kegiatan para petani / pengusahan rumput laut yang berkaitan dengan pengolahan rumput laut menjadi agar-agar. Kemudian lakukanlah tugas di bawah ini: 1. Dokumentasikan semua kegiatan yang kalian amati 2. Catatlah beberapa kegiatan yang mereka lakukan yang tidak didapatkan di kegiatan pembelajaran 3. Diskusikanlah hal tersebut dengan kelompokmu dan presentasikan di depan kelas pada pertemuan selanjutnya



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan menurut kalian apa yang dimaksud dengan agar! 2. Jelaskan perkembangan dan permintaan akan bahan baku Gracillaria sp sebagai pembuat agar-agar! 3. Sebutkan dan jelaskan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengolahan agar sistem: a.Tradisional b. Semi Tradisional c. Modern



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



279



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR BAB 4.



Jelaskan menurut Anda apa yang mendasari sehingga ada pengolahan secara tradisional, semi tradisional dan modern! 5. Jelaskan prosedur pengolahan agar kertas! 6. Jelaskan prosedur pengolahan agar batang! 7. Jelaskan prosedur pengolahan agar bubuk! 8. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan sebelum kita melakukan pengolahan rumput laut menjadi agar-agar? 9. Uraikan cara pengemasan agar-agar kertas, batang dan bubuk! 10. Jelakan cara penanganan limbah dari kegiatan pengolahan agar-agar!



REFLEKSI Setelah mempelajari dan memahami Pengolahan rumput laut menjadi agaragar pada bab ini, Anda boleh berdiskusi dengan teman maupun guru Anda untuk materi yang belum dipahami, sehingga pemahaman Anda pada materi ini bisa Anda gunakan untuk mengikuti materi selanjutnya



280



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP



A. Pilihan Ganda Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e pada jawaba yang paling tepat. 1. Limbah adalah semua limbah cair rumah tangga, termasuk air kotor dan semua limbah industry yang di buang ke system saluran limbah cair. Pengertian limbah di atas adalah menurut … A. Karmana B. Daniel.A Akun dan George Ponghis C. Cahyono Budi Utomo D. Susilo Warno E. Deden Abdurahma 2. Proses pengolahan limbah cair tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan atau pun faktor finansial, adapun pengolahan terbagi menjadi 4, kecuali…. A. Pengolahan primer B. Pengolahan sekunder C. Pengolahan tersier D. Pengolahan batu E. Pengolahan lumpur 3. Berdasarkan data penelitian oleh pusat riset pengolahan produk dan sosial ekonomi kelautan dan perikanan tahun 2002 – 2003, jumlah limbah padat yang dihasilkan pada pengolahan agar berkisar antara.... A. 70 – 85% B. 70 – 80% C. 70 -75% D. 70 – 95% E. 70 – 90% 4. Bioethanol merupakan produk fermentasi yang dapat di buat dari substrat yang mengandung karbohidrat seperti….. A. Gula,pati,selulosa B. Gula,garam,asam C. Selulosa,minyak,susu D. Gula,pati,garam E. Susu,madu,asam 5. Untuk memperkaya unsur hara N dan mineral lainya limbah padat yang sudah kering tersebut di campur dengan silase limbah prikanan yang kaya akan asam amino dan mineral seperti….. A. Mineral Ca,B,Na,N B. Mineral Na,p,Mg,N,O C. Mineral K,Cu,Na,p D. Mineral Ca,p,Na,N E. Mineral Ca,Zn,Mg,P AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



281



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP 6. Berdasarkan pegertian secara kimiawi limbah organik adalah …… A. Segalah limbah yang mengandung unsur karbohidrat B. Limbah yang dapat di uraikan secara sempurna C. Limbah yang berasal dari berbagain sumber D. Sejenis senyawa yang berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit kulit E. Segalah limbah yang mengandung unsur karbon (C) 7. Rumput laut yang mengandung karbohidrat tinggi terdapat pada rumput laut jenis …. A. Turbinaria sp B. Sargassum sp C. Eucheuma cottoni D. Gracillaria sp E. Kappaphycus alvarezi 8. Dalam prosedur pelaksanaan sanitas standar (SSOP) terdapat 4 kunci pokok persyaratan sanitasi kecuali…. A. Keamanan air B. Air yang di gunakan di masak terlebih dahulu C. Apabilah di gunakan air laut harus dengan persyaratan D. Monitoring kualitas air di lakukan 6 bulan 1 kali E. Kondisi dan keberhasilan permukaan yang kontak pangan 9. Peralatan yang berhubungan dengan produk di bersihkan sebelum dan sesudah di gunakan di lakukan secara rutin hal ini di karenakan agar ruangan pengolahan …. A. Tidak bernyamuk B. Bersih dan santer C. Agar tidak berbau D. Permukaan kasar E. Tidak berbau 10. 1) dekat dengan pasokan air 2) terdapat pembuangan limbah 3) mudah di jangkau 4) mudah di bersihkan dan di pelihara 5) bebas dari pencemaran 6) pemeriksaan mikrobiologis rutin Hal-hal di atas yang tidak termasuk persyaratan lokasi adalah… A. 1 dan 2 B. 3 dan 4 C. 4 dan 6 D. 5 dan 6 E. 2 dan 4



282



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP 11. Produk dikemas menggunakan kemasan yang saniter, tertutup dan dilengkapi dengan label yang mencantumkan informasi tentang produk. Persyaratan di atas merupakan persyaratan operasional pada ….. A. Seleksi bahan baku B. Penanganan dan pengolahan C. Pengemasan D. Bahan pembantu dan bahan kimia E. Penyimpanan 12. 1. Hindari rekontaminasi 2. Bilas 3. Basahi tangan dengan air 4. Melepas perhiasan 5. Gunakan sabun 6. keringkan dengan lap atau pengering Urutan penerapan Hygiene pada produk tangan yang benar adalah…. A. 3,5,4,2,1,6 B. 3,5,1,2,4,6 C. 1,4,3,5,2,6 D. 4,3,5,2,6,1 E. 4,1,3,5,2,6 13. Jenis rumput laut yang mengandung serat tinggi adalah …. A. Sargassum sp B. Turbinaria sp C. Eucheuma cottoni D. Gracillaria sp E. Kappaphycus alvarezi 14. Gracillaria merupakan rumput laut yang banyak terdapat di perairan laut Indonesia. Masyarakat pesisir mengenal Gracillaria dengan berbagai nama lokal yaitu, kecuali…. A. Agar – agar jahe B. Rambu kasang C. Lawi – lawi D. Bulung sangu E. Dongi – dongi 15. Suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk mewujudkan dan menjamin kondisi lingkungan (terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara) yang memenuhi syarat – syarat kesehatan merupakan pengertia dari …. A. Hygiene B. Sanitasi C. Produksi higienis D. Pengolahan E. Wetting AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



283



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP 16. Suatu usaha untuk menjaga dan memelihara kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh manusia, merupakan pengertian dari ruang lingkup …. A. Personal Hygiene B. Hygiene makanan dan minuman C. Proses dalam Hygiene Industri D. Evaluasi E. Pengendalian 17. Manfaat sanitasi bagi manusia yaitu, kecuali… A. Menghindari pencemaran lingkungan B. Mengurangi jumlah presentase orang sakit di suatu daerah C. Mencegah timbulnya penyakit – penyakit menular D. Korosif pada logam selain stainless steel E. Meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan 18. Zat kimia yang dapat mengurangi jumlah mikroorganisme yang tumbuh dan sporanya sampai tingkat aman untuk manusia adalah jenis dari bahan PenSanitasi dari…. A. Disinfectant B. Antiseptic C. Sanitized D. Klorin E. Surfaktan 19. Cara manusia untuk menjaga dan memelihara kesehatannya. Hal tersebut merupakan salah satu pengertian dari para ahli menurut…. A. Prescott B. Gosh C. UU No.2 Tahun 1996 D. Brownell E. Shadily 20. Dalam memperlancar pengadaan bahan baku yang ideal, dapat melakukan hal-hal berikut, KECUALI.... A. Membuat daftar jenis-jenis bahan baku yang dibutuhkan, persyaratannya, dan jumlahnya. B. Melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah besar C. Membuat jadwal, kapan bahan baku itu dibutuhkan oleh perusahaan. D. Mencari bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dengna cara penawaran umum. E. Melaksanakan pembelian bahan baku sesuai jadwal dan program perusahaan.



284



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP 21. Yang BUKAN Faktor-faktor pendukung peningkatan kualitas standart bahan baku rumput laut yaitu.... A. Pengendalian mutu bahan baku B. Teknik Penanganan bahan baku rumput laut C. Sarana prasarana pengembangan penanganan pasca panen bahan baku rumput laut D. Teknik penjualan bahan baku E. Pengemasan bahan baku 22. Di bawah ini yang TIDAK termasuk sifat agar iyalah.... A. Pada suhu 25°C dengan kemurnian tinggi tidak larut dalam air dingin tetapi larut dalam air panas. B. Pada suhu 32–39°C berbentuk padat dan mencair pada suhu 60–97°C pada konsetrasi 1,5%. C. Dalam keadaan kering agar-agar sangat stabil, pada suhu tinggi dan pH rendah agar-agar mengalami degradasi. D. Viskositas agar-agar pada suhu 45°C, pH # 4,5–9 dengan konsentrasi larutan 1% adalah 2–10 cp. E. Tidak terbentuk gel, rantai polimer terdistribusi acak 23. Yang bukan ciri-ciri Kappa karaginan di bawah ini iyalah.... A. Larut dalam air panas B. Penambahan ion Kalium menyebabkan pembentukan gel yang tahan lama, namun rapuh, serta manambah temperatur pembnetukan gel dan pelelehan. C. Kuat, gel padat, beberapa ikatan dengan ion K+  dan Ca++  menyebabkan bentuk helik terkumpul, dan gel menjadi rapuh D. Gel berwarna transparan E. dapat larut dalam sebagian besar pelarut organic 24. Pengeringan secara alami merupakan pengeringan yang umum dilakukan oleh petani karena dianggap murah dan praktis, dimana rumput laut langsung dijemur dibawah sinar matahari, merupakan pengeringan secara..? A. Secara alami B. Secara buatan C. Secara praktis D. Secara modern E. Secara itnsif 25. Yang tidak termasuk metode pengeringan rumput laut di bawah ini iyalah.... A. Penjemuran dengan alas (sebar) B. Penjemuran dengan metode para-para jemur C. Penjemuran dengan metode gantung D. Penjemuran dengan mesin pengering E. Penjemuran di atas tanah



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



285



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP 26. Berikut adalah Langkah / cara kerja teknik pengeringan rumput laut metode para-para: 1) Siapkan sarana para-para yang dibutuhkan dengan jumlah dan ukuran sesuai kapasitas hasil panen 2) Bersihkan para-para pengeringan ini dari kotoran yang menempel sebelum digunakan untuk penjemuran 3) Rumput laut hasil panen sebelumnya dicuci air laut untuk menghindari penempelan kotoran 4) Letakkan rumput laut diatas para-para dengan mengatur ketebalan secara rata 5) Jemurlah rumput laut 2 – 3 hari tergantung intensitas sinar matahari Urutan yang benar dari metode tersebut adalah.... A. 1,2,3,4,5 B. 2,3,4,5,1 C. 3,4,5,1,2 D. 4,5,1,2,3 E. 5,1,2,3,4 27. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menjaga kualitas pada saat proses pengeringan, antara lain, KECUALI.... A. Melakukan pembersihan/sortasi dari kemungkinan penempelan kotoran pada saat proses pengeringan B. Melakukan pembalikan secara kontinyu guna menjamin tingkat kekeringan merata sesuai tingkat kadar air yang diinginkan pihak industry. C. Menjaga kelembaban agar tetap stabil, kelembaban tinggi terjadi pada saat musim hujan. Rumput laut pada saat malam hari ditutup plastic untuk menghindari pengaruh embun, atausimpan sementara pada gudang yang kelembabannya rendah sebelum dijemur ulang. D. Melindungi rumput laut dari kontaminasi bahan kimia atau logam berat.  E. Melakukan penyimpanan di ruang terbuka. 28. Yang BUKAN peranan pengemasan di bawah ini adalah..... A. Mempertahankan bahan/produk pangan yang dikemas tetap bersih dan higienis B. Menjaga gizi bahan/produk pangan yang dikemas C. Memudahkan/membantu proses pendistribusian bahan/produk pangan D. Menjadi media informasi bahan/produk pangan yang dikemas dan sebagai sarana promosi E. Menjadikan produk lebih enak 29. Kadar karagenan dalam setiap spesies eucheuma berkisar antar.... A. 47 – 73% B. 54 – 73% C. 50 – 60% D. 74 – 80% E. 34 – 51%



286



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP 30. Kriteria utama dari standar baku mutu yaitu kadar air dan tingkat kebersihannya. Kadar air bahan baku yang baik sekitar antara.... A. 1 – 10% dengan kandungan bahan asing tidak lebih dari 5% B. 30 – 35% dengan kandungan bahan asing tidak lebih dari 5% C. 40 – 50% dengan kandungan bahan asing tidak lebih dari 4% D. 60 – 70% dengan kandungan bahan asing tidak lebih dari 4% E. 75 – 80% dengan kandungan bahan asing tidak lebih dari 3% 31. Larutan KOH yang baik di panaskan maksimum mencapai suhu.... A. 70-30°C B. 70-80°C C. 70-60°C D. 70-75°C E. 70-90°C 32. Penilaian rumput laut kering yang bermutu terlihat menggunakan 4 atribut mutu kecuali... A. Kenampakan B. Bau C. Tekstur D. Warna E. Jenis 33. Peralatan yang digunakan dalam industri pangan sebaiknya menggunakan bahan yang berasal dari.... A. stainlees steel B. Kayu C. Besi D. Aluminium E. Plastik 34. Kandungan agar Gracilaria sp. Beragam tergantung pada jenis dan lokasi penanaman. Umumnya kandungan agar gracilaria sp. Berkisar antara.... A. 12 – 15% B. 50 – 66% C. 46 – 50% D. 1 – 10% E. 16 – 45% 35. Memisahkan agar – agar kering yang rusak, sobek dan kotor sekaligus pengelompokan mutunya, proses tersebut merupakan kegiatan... A. Pencucian B. Penjemuran C. Sortasi D. Pengemasan E. Pembersihan AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



287



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP B. SOAL ESSAY Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan bagaimana cara mengolah limbah rumput laut yang baik jika limbah tersebut berbentuk: a. Cair b. Padat c. Gas 2. Jelaskan manfaat dan fungsi dari sanitasi dan hygienis pada produk pangan dan non pangan rumput laut! 3. Jelaskan: a. Faktor penentu penurunan kualitas bahan baku rumput laut b. Syarat bahan baku rumput laut kering yang baik c. Manfaat bahan baku rumput laut untuk industri 4. Jelaskan kelemahan dan kelebihan metode pengeringan berikut ini: a. Metode para-para b. Metode gantung c. Metode Sebar 5. Jelaskan cara pengolahan rumput laut menjadi: a. ATC-Chips b. Agar-agar bentuk tepung



288



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR PUSTAKA



DAFTAR PUSTAKA



benhvns Pektifabrik, 1978, Carrageenan, Lilleskensved, Denmark. Adiguna dan Agung MA., 2000, Isolasi Karagenan dari Rumput Laut, Laporan Penelitian, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Industri, Serpong. Afrianto, E., dan Liviawati, E. 1993. Budidaya Rumput Laut. Penebar Swadaya. Jakarta Agus sediadi, uteri Budihardjo. 2000. Rumput laut Komoditas unggulan. Penerbit Grasindo. Jakarta. Ainia Herminiati, Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Badan Pemberdayaan Masyarakat Propinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna. Alwi, M. 2004. Pemanenan rumput laut. Modul PBD.RL.03.001.I. Depdiknas. Jakarta. Anggadiredja JT, Zatnika A, Purwoto H, Istini S. 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya. Jakarta. Anggadiredja, J.T. 2007. Potential and Prospect of Indonesia Seaweed industri Development. The Indonesia Agency for the Assessment and Application of Technology – Indonesia Seaweed Society. Jakarta Angka SL, Suhartono TS. (2000). Bioteknologi Hasil Laut. Bogor: Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor Ariestiani, Perubahan Karakteristik Makanan Kering Yang Dikemas dengan Kemasan Kertas Aslan M. 1998. Budidaya Rumput Laut. Yogyakarta: Kanisius. 89 hlm. Aslan, L.M 1991. Seri Budi Daya Rumput Laut. Kanisius.Yogyakarta Aslan, M. Laode. 1993. Budidaya Rumput Laut. Penerbit Kanisius. Yogyakarta Atmadja W.S. 2007. Apa Rumput Laut itu sebenarnya?. Artikel Seaweed www. rumputlaut.org Bocanegra A, Bastida S, Benedi J, Rodenas S, Sanchez-Muniz FJ. 2009. Characteristics and Nutritional and Cardiovascular-Health Properties of Seaweeds. J Med Food 12 (2) : 236–258. Bold, H.C. dan Wynne, M.J. (1985), Introduction to the Algae, Second Edition, PrenticeHall Mc. Engelwood Cliffs New York. Caroline. 2004. Mengolah Agarofit Menjadi Agar Kertas. Modul Berbasis Kompetensi. Chan W.L, Tiensongrusmee B, Pontjoprawiro and Soedjarwo.1988. Note On Site Selection. Seafarming Workshop Report. BAndar Lampung. hal. 24-30 Chapman VJ, DJ Chapman. 1980. Seaweeds and Their Uses. Third Edition. London, New York: Chapman and Hall. 333 p. Darmayanti, Y.A, Hatmanti,N, Farida dan Surahman. 2001. Studi Hama dan Penyakit. Laporan Akhir Penelitian Pengembangan Bibit Unggul Rumput Laut, Pengelolaan Kualitas Air Serta Hama dan Penyakitnya. Proyek Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan Sumberdaya Laut dalam Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. Jakarta. Dawes CJ. 1981. Marine Botany. New York: John Wiley dan Sons, University of South Florida. 268 p. Dawson E.Y. 1966. Marine botani in introduction. United states museum holt. Rinehart and Winston Inc. New York. 371 hal Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Tengah. 2002. Pengembangan Konservasi Kebijasanaan perlindungan dan pemanfaatan Sumberdaya ikan. Proyek



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



289



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR PUSTAKA Peningkatan pengembangan Pulau-Pulau Kecil di Jawa Tengah tahun Anggaran 2002. Semarang. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Departemen Pendidikan Nasional. 35 hal Direktorat Pembinaan SMK 2008, Pengolahan Rumput Laut Siap Saji, Distantina S, Fadilah, Rochmadi , Fahrurrozi M, Wiratni. 2010. Proses ekstraksi karagenan dari Eucheuma cottonii. Seminar Rekayasa Kimia Dan Proses. Semarang Duddington, C. L. 1971. Beginners Guide to Seaweed. Pelham Book Ltd. London Eddy A, Evi L, 1993. Budidaya rumput laut dan cara pengolahannya. Penerbit Bhratara. Jakarta. Effendi, I dan W. Oktariza. Manajemen Agribisnis Perikanan. (Jakarta : Penebar Swadaya, 2006) ejournal.kemenperin.go.id/jri/article/view/160/145 Endang Sudari Astuty,S.Pi. MM, 2011, Pengolahan Rumput Laut, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. Jakarta Erliza Hambali dkk, 2006. Membuat Aneka Olahan Rumput Laut. Penebar Swadaya. Jakarta. Erliza, M., dkk. 1987. Pengantar Pengemasan. Laboratorium Pengemasan. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, IPB, Bogor. F.G. Winarno, 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. F.G. Winarno, 1993. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hambali, Erliza, Ani Suryani, Wadli. 2006. Membuat Aneka Olahan Rumput Laut. Penebar Swadaya. Jakarta. Fahrizal, I. 2004. Penanaman rumput laut di bak beton. Modul PBD.RL01.005I.01. Depdiknas. Jakarta Ferdinand FP, Ariebowo M. 2009.  Praktis Belajar Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Firmansyah R, Mawardi AH, Riandi MU. 2009.  Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Gusrina. 2004. Penanaman rumput laut di laut. Modul PBD.RL.01.003I.01. Depdiknas. Jakarta. Holdt SL dan Kraan S. 2011. Bioactive compounds in seaweed: Functional food applications and legislation. Journal of Applied Phycology 23: 543–597. http://203.21.74.30/pdimage/42/4774642_karung.jpg)\ http://algaemas.com/2018/12/12/alkali-treated-cottonii-chips-atcc/ http://balitbangtek-hhbk.org http://blh.bogorkab.go.id/index.php/post/detail/1498/pengelolaan-limbah-bahanberbahaya-dan-beracun-b3http://bp3ambon-kkp.org/2015/05/05/pengenalan-rumput-laut/ http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/10/rumput-laut-merah-euchema-cottonii/ http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/10/rumput-laut-merah-euchema-cottonii/ http://id.fengchengroup.org/chemicals/featured-chemicals/sodium-alkyl-benzenesulfonate-sodium.html



290



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR PUSTAKA http://id.organic fer ti.com/npk-fer tilizer/urea-phosphate -up -fer tilizer-highpercentage.html http://id.organicferti.com/seaweed-extract-series/algaegf-alginic-acid-for-plantseaweed.html http://lingkungan.itats.ac.id/mengenal-secure-landfill/ http://malahingamazing.com/product-category/minuman/ http://resepcaramemasak.info/resep-cara-membuat-agar-agar/ http://seaweed.undip.ac.id/669/ http://seaweed.undip.ac.id/alginat-ekstrak-dari-phaeophyta/ http://seaweed.undip.ac.id/alginat-ekstrak-dari-phaeophyta/ http://suryapangan.com/agar-agar-swallow-globe-detail-427027.html http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/03/Produk-olahan-rumputlaut.pdf http://troboslivestock.com/trobos http://website.bappebti.go.id/id/news2/photo/detail/4936.html Http://Www.Academia.Edu/5197583/PROSES_PENANGANAN_TUNA_DI_PELABUHAN http://www.agrowindo.com/peluang-usaha-dodol-rumput-laut http://www.choconola.id/catalog/01-dus-sak-grosir/natural-agar-agar-batang-aa6gr/3174449 http://www.djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/c/265/PETUNJUK-PRAKTIS MENGELOLAPASCA-PANEN-RUMPUT-LAUT/?category_id=13) http://www.ebiologi.net/2017/01/contoh-limbah-gas-pengertian-gambar.html http://www.familyhistoryphotostore.com/new-products-4/arnold-kirst-fitger http://www.jasuda.net/litbangdtl.php?judul=Bioetanol%20Rumput%20Laut%20 Sebagai%20Solusi%20Energi%20Terbaru%20Masa%20Depan&hlm=1041 ht t p : / / w w w. j a s u d a . n e t / l i t b a n g d t l. p h p ? j u d u l = R u m u s % 2 0 B a n g u n % 2 0 Karaginan&hlm=152 http://www.jejaring.web.id/mengenal-lebih-jauh-tentang-rumput-laut-bagian-2/ http://www.miung.com/2013/06/pengertian-limbah-pengelompokan-limbah.html http://www.pendidikanekonomi.com/2012/03/kapasitas-produksi.html http://www.pendidikanekonomi.com/2012/06/mesin-dan-peralatan.html http://www.ppnsi.org/jurnal-mainmenu-9/perikanan-a-kelautan-mainmenu-43/139strategi-pemasaran-produk-perikanan-dan-kelautan. http://www.restaurarconservar.com/Potassium-hydroxide-KOH http://www.satelitsriti.com/gallery.html http://www.satelitsriti.com/gallery.html http://www.trobos.com/detail-berita/2012/10/15/13/3600/per tumbuhan-hilirrumput-laut-lambat https://agrifood.id/kemperin-85-memasok-dunia-utilisasi-industri-rumput-lautrendah/ https://aquaculturecelebes.com/budidaya-rumput-laut-gracillaria-di-takalar-danbone/ https://bandung.merdeka.com https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/plastik-dari-rumput-laut-buatan-indonesia



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



291



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR PUSTAKA https://bisnisukm.com/hal-apa-saja-yang-perlu-dicantumkan-saat-membuat-labelmakanan.html https://raheemtabet.wordpress.com/2014/10/13/jenis-jenis-rumput-laut-asalindonesia-yang-diekspor-ke-luar-negeri/ https://kliksma.com/2015/02/pengertian-alga-dan-jenis-jenis-ganggang.html https://www.biology.co.id/8-jenis-jenis-alga-beserta-gambarnya-lengkap/ https://www.bing.com/images/ https://cdn.britannica.com/22/126422-004-A69A82BA/Sargassum.jpg https://www.hawaii.edu/reefalgae/invasive_algae/phaeo/turborncu.jpg https://www.ngasih.com/jenis-jenis-rumput-laut-dan-manfaatnya/https://bisnisukm. com/nata-de-seaweed-olahan-rumput-laut-kaya-nutrisi.html https://cdn.britannica.com/22/126422-004-A69A82BA/Sargassum.jpg https://docplayer.info/50195498-Proses-produksi-karaginan-skala-pilot-plant-darirumput-laut-kappaphycus-alvarezii-dan-pemetaan-potensinya-sitti-nurmiah.html https://ekonomi.bisnis.com/read/20170312/45/636173/kementerian-pupr-dorongperbaikan-kualitas-lingkungan-permukiman https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3482966/susi-kembangkan-budidaya-anggur-laut-untuk-tembus-pasar-ekspor https://fitinline.com/article/read/pemanfaatan-alginat-dalam-proses-pembuatanbatik-pada-kain-non-katun/ https://fitinline.com/article/read/pemanfaatan-alginat-dalam-proses-pembuatanbatik-pada-kain-non-katun/ https://hadstar.com/4-langkah-menentukan-proses-perencanaan-dan-kontrolproduksi/ https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-1959238/odol-rumput-laut-stopkerusakan-gigi https://id.scribd.com/doc/144609679/Teknik-Pembuatan-Selai-Rumput-Laut https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/pengolahan-limbah-domestik https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/sumur-resapan https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pengolahan-limbah-cair-industri https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pengolahan-limbah-cair-industri https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pengolahan-limbah-cair-industri https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/pengolahan-limbah-cair-industri https://ilmulingkungan.com/pengelompokan-limbah-berdasarkan-jenis- senyawakomposisnya/limbah-organik/ https://ilmulingkungan.com/pengelompokan-limbah-berdasarkan-jenis-senyawakomposisnya/ https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-bep-break-even-point-dan-caramenghitung-bep/ https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-manajemen-produksi-dan-operasiruang-lingkupnya/ https://ilmumanajemenindustri.com/perencanaan-kapasitas-produksi-productioncapacity-planning/ https://indonesiatimur.co/2015/08/25/ntt-siap-bangun-3-pabrik-pengolahan-



292



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR PUSTAKA rumput-laut/ https://infobabel.id/bisnis/enaknya-minuman-jelly-drink-rumput-laut-siswa-smk-4pangkalpinang https://jateng.tribunnews.com/2015/10/24/dulu-desa-ini-primadona-udangsekarang-jawara-agar-agar-kertas https://kabarindoraya.com/limbah-tpa-galuga-warga-terjangkit-penyakit-kulit/ https://kaltim.antaranews.com/berita/11329/petani-nikmati-harga-rumput-lautrp9000-per-kg https://kanal.temporaktif.com/2018/12/manfaat-limbah-hasil-olahan-rumput-laut. html https://kanal.temporaktif.com/2018/12/manfaat-limbah-hasil-olahan-rumput-laut. html https://katadata.co.id/berita/2017/01/10/industri-pengolahan-rumput-laut-masihtertinggal https://kliksma.com/2015/02/pengertian-alga-dan-jenis-jenis-ganggang.html https://m.jitunews.com/read/43223/tujuh-jurus-agar-budidaya-rumput-lautsukseshttps://regional.kompas.com/read/2017/07/12/08563131/500.hektar. tambak.terbengkalai.di.nunukan.ditanami.rumput.laut https://m.medcom.id/jawa-timur/peristiwa/0KvW9M1N-limbah-perusahaan-olahanrumput-laut-di-sidoarjo-dipersoalkan https://makassar.tribunnews.com/2017/03/25/es-teler-rumput-laut https://makassar.tribunnews.com/2017/03/25/es-teler-rumput-laut https://makassar.tribunnews.com/2019/10/25/gubernur-sulsel-sebut-industrirumput-laut-menjanjikan-petani-sulsel https://maxfmwaingapu.com/2018/09/desa-harakamali-munculkan-inovasi-stikrumput-laut/ https://mbriotraining.com/higiene-personil-pengolah-pangan/ https://medium.com/@Marianto454/wajib-baca-cara-menggunakan-soda-apiuntuk-cat-mudah-benar-a33e4134d6f5 https://nanopdf.com/download/eucheuma-spinosium-gracilaria-sp_pdf https://nanopdf.com/download/eucheuma-spinosium-gracilaria-sp_pdf https://ndkbluefin./2016/04/06/rumput-laut-ikon-baru-sumba-timur/ https://pendidikanmu.com/2019/10/pengertian-metode-grafik-terlengkap.html https://poultryindonesia.com/limbah-rumput-laut-sebagai-pakan-alternatif-itik/ https://ristekdikti.go.id/info-iptek-dikti/dosen-unair-ciptakan-cangkang-kapsul-darirumput-laut/ https://sainskimia.com/pembuatan-cat-skala-industri/ https://surabaya.proxsisgroup.com/good-manufacturing-practice-gmp/ https://thegorbalsla.com/limbah/ https://umkmjogja.com/cara-membuat-nata-de-seaweed-bisnis-rumahan.html https://www.abcplastik.co.id/produk/ Https://www.academia.edu/7477360/aplikasi_linear_Programming_metode_ simpleks_fungsi_tujuan_maksimasi_untuk_menentukan_jumlah_produksi_parcel_ hari_raya_idul_fitri



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



293



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR PUSTAKA https://www.amazon.in/Meron-Agar-Agar-China-Grass-Sachet/dp/B00VRA7NAW https://www.arenamesin.com/2018/10/Mesin-Pengolahan-Rumput-Laut-MenjadiTepung.html https://www.bi.go.id/id/umkm/kelayakan/pola-pembiayaan/industri/Pages/ PengolahanAgar-AgardanManisanRumputLaut.aspx https://www.bikasolusi.co.id/dasar-dasar-sanitasi-dan-personil-hygiene-untukusaha-catering/ https://www.bing.com/images/ search?q=Instalasi+Pengolahan+Air+Limbah+Ipal&FORM=IRBPRS https://www.biology.co.id/8-jenis-jenis-alga-beserta-gambarnya-lengkap/ https://www.bpdp.or.id/id/energi/limbah-cair-pabrik-sawit-diolah-untan-jadibiogas/ https://www.britannica.com/science/Sargassum https://www.cosmopolitan.co.id/article/read/6/2015/7562/5-produk-denganformula-rumput-laut-untuk-kulit-super-lembut https://www.faunadanflora.com/cara-budidaya-rumput-laut-eucheuma-cottoniibagi-pemula/ https://www.faunadanflora.com/cara-budidaya-rumput-laut-eucheuma-cottoniibagi-pemula/ https://www.hawaii.edu/reefalgae/invasive_algae/phaeo/turborncu.jpg https://www.industry.co.id/read/49371/produksi-keramik-ditargetkan-440-jutameter-persegi https://www.isw.co.id/single-post/2019/01/12/5-Bahan-yang-Dapat-DiolahMenjadi-Pakan-Ikan https://www.jualboiler.com/ https://www.jualboiler.com/archives/2128 https://www.kompasiana.com/ir.h.diankusumanto/55174d3d813311c9669de565/ peluang-besar-pupuk-organik-dari-cairan-limbah-proses-pengeringan-rumput-laut https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-produksi.html https://www.neliti.com/id/publications/174663/pembuatan-karagenan-darieucheuma-cottonii dengan-ekstraksi-koh-menggunakan-vari https://www.ngasih.com/jenis-jenis-rumput-laut-dan-manfaatnya/ https://www.porosilmu.com/2016/11/pengertian-dan-fungsi-gudang.html https://www.produksielektronik.com/pengertian-alat-pelindung-diri-apd-k3-jenisapd/ https://www.qureta.com/post/kita-dan-kertas-terhadap-tantangan-lingkungan-hariini-2 https://www.republika.co.id/tag/rumput-laut https://www.researchgate.net/figure/Natrium-alginate-powder-of-Sargassum-sp_ fig2_307660659 https://www.researchgate.net/publication/314172576_Optimasi_Waktu_Proses_ Hidrolisis_dan_Fermentasi_dalam_Produksi_Bioetanol_dari_Limbah_Pengolahan_ Agar_Gracilaria_sp_Industri https://www.researchgate.net/publication/314172576_Optimasi_Waktu_Proses_ Hidrolisis_dan_Fermentasi_dalam_Produksi_Bioetanol_dari_Limbah_Pengolahan_ Agar_Gracilaria_sp_Industri



294



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR PUSTAKA https://www.rotecarrageenan.com/ https://www.rumahmesin.com/produk/mesin-pengolah-rumput-laut/ https://www.shinysmiledentalclinic.com/proses-pembuatan-gigi-tiruan-porselenbagian-1/ https://www.tneutron.net/pangan/sanitasi-ruang-produksi/ https://www.viva.co.id/digital/955525-indonesia-akan-buat-abu-sampah-jadi-chipkomputer-dan-ponsel https://www.youtube.com/watch?v=amuGsq2DfdU https://www.youtube.com/watch?v=dTIpUWjrgDg https://www.zonareferensi.com/pengertian-limbah/ Hutabarat, J. 1988. Evaluasi Kondisi Biohidrography dalam Penentuan Lokasi Budidaya Laut. Workshop Budidaya Laut. Jepara. 10 hal. Indriani dan Sumiarsih. 1992. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta Istini. 1986. Manfaat dan Pengolahan Rumput Laut. J. Penelitian BPPT. Jakarta. Jana-Anggadiredjo, 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta. Jana-Anggadiredjo, 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya, Jakarta. Juneidi, AW. 2004. Teknik Budidaya Rumput Laut. Modul PK.BRL.A.02.M. Dirjen Dikdasmen. Depdiknas. Jakarta. Kim SK dan Pangestuti R. 2011. Biological Activities and Potential Health Benefits of Fucoxanthin Derived from Marine Brown Algae. Advances in Food and Nutrition Research, 64 : 111-128. Kistinnah I, Lestari ES. 2006. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Largo, BD, Fukami and T Nishijima. 1995. Occasional Pathogenic Bacteria Promoting Ice-Ice Disease in The Carageenan-Producing Red Algae Kappa-phycus Alvarezii and Eucheuma denticulatum (Solieriaceae, Gigartinales, Rhodophyta). Journal of applied Phycology 7: 545-554. Leli lisnawati, Widi Setyogati, 2015. Modul Diklat pengembangan keprofesian Berkelanjutan. Paket Keahlian Budidaya Rumput Laut. Makassar Lisnawati, L. 2011. Teknik Budidaya Rumput Laut. Modul AA.AIR.ARL112L1.5. PPPPTK Pertanian. Cianjur. Luning. 1990. Seaweeds, Their Environmental, Biogeography and Ecophysiology, A Willey Interscience Publication, John Willey and Sons Inc, New York. Mchugh DJ. 2003. A guide to the Seaweed industry. Food And Agriculture Organization Of The United Nations. FAO Fisheries Technical Paper. Roma Mubarak,H., S. Ilyas, W.Ismail, I.S. Wahyuni, S.T. Hartati, E. Pratiwi, Z. Jangkaru, dan R. Arifuddin. 1990. Petunjuk Teknis Budidaya Rumput Laut. Seri Pengembangan Hasil Penelitian Perikanan No. PHP/KAN/PT/13/1990. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Jakarta. 94 hal. Muhammad, 2019. Laporan Praktik Teknik Pasca Panen Rumput Laut. SMKN 3 Tarakan. Kalimantan Utara. Nontji, Anugrah. 1993. Laut Nusantara. Jakarta Djambatan. Nybakken, 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. Gramedia. Jakarta. 459 hal Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. University of Georgia. Athens Georgia (diterjemahkan oleh Samingan dan Srigandono). 697 hal AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



295



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



DAFTAR PUSTAKA Poncomulyo. T., Herti Maryani. dan Lusi Kristiani. 2006. Budidaya dan Pengolahan Rumput Laut. Surabaya : Agro Media Pustaka. Pratomo dan Sulistiyowati. 2002. Kajian Perairan Pulau Kelapa untuk Budidaya Rumput Laut. Puja Y. Pudjiharno, dan Aditya TW. 2001. Pemilihan Lokasi. Teknologi Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii). Direktorat Perikanan Budidaya. Departemen Perikanan dan Kelautan. Balai Budidaya Laut Lampung. hal 13-18. Romimohtarto, K. dan Sri Juwana. 1999. Biologi Laut – Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Pusat Pengembangan Oseanologi – LIPI. Jakarta Rosdiana, L.H. 2003. Pengaruh ke dalaman dan asal stek yang berbeda terhadap pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii Doty di perairan sodong cilacap. Skripsi fakultas biologi. UNSUD. Purwokerto. 38 hal. Sahlan, 1982. Planktonologi. Fakultas peternakan dan perikanan UNDIP. Semarang. 132 hal. Sary, I.R. 2004. Penanaman rumput laut di tambak. Modul PBD.RL01.004I.01. Depdiknas. Jakarta. Setyogati W. 2004. Evaluasi perairan plawangan timur kabupaten cilacap untuk pengembangan budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii). Skripsi. Fakultas periknan dan ilmu kelautan UNDIP. Semarang. 89 hal. Skurtys. Acevedo. Pedreschi. Enrione. Osorio. Aguilera. 2009. Food Hydrocolloid Edible Films and Coatings. Chile: Department of Food Science and Technology. Universidad de Santiago de Chile. Soegiarto AW, Sulistijo, Mubarak H. 1978. Rumput Laut Algae. Manfaat, Potensi dan Usaha Budidayanya. Jakarta: Lembaga Oseanologi Nasional. LIPI. 87 hlm. Subardi, Nuryani, Pramono S. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sudariastuty E. 2011. Materi Penyuluhan Pengolahan Rumput Laut. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Sukadi, F. 2007. Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Indonesia. Makalah disampaikan pada Seminar Kebijakan Investasi Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan 5 Juli 2007. Ditjen P2HP. DKP. Sulistyorini A. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sumawijaya, K. 1974. Limnologi. Proyek peningkatan mutu perguruan tinggi IPB. Bogor. 81 hal Suparmi Anik, 2018, Pengolahan Rumput Laut, Genta Buana mahameru, Madiun Supriyono 2013, Modul Pengolahan Karagenan dari Rumput Laut, PPPPTK Pertanian Cianjur Suwarno. 2002. Panduan Pembelajaran Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Winarno, F., G., 1996, Teknologi Pengolahan Rumput Laut, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Yunizal. 2004. Teknologi Pengolahan Alginat. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. BRKP. Jakarta.



296



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



GLOSARIUM



GLOSARIUM



Agar : Sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata Alginat :  Polimer linier organik polisakarida yang terdiri dari monomer α-L asam guluronat (G) dan β-D asam manuronat (M), atau dapat berupa kombinasi dari kedua monomer tersebut.[1] Alginat dapat diperoleh dari ganggang coklat yang berasal dari genus Aschophyllum, Ecklonia, Durvillaea, Laminaria, Lessonia, Macrocytis, Sargassum, dan Turbinaria Alternate : Bentuk percabangan rumput laut yang satu sisi seimbang dengan sisi yang lain ATC-chips : Produk rumput laut hasil dari alkali treated cotttoni dengan KOH yang berbentuk potongan-potongan kacil Bahan : Adalah zat atau benda yang dari mana sesuatu dapat dibuat darinya, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu Betacaroten : Pigmen warna merah yang umumnya terdapat pada buah dan sayuran berwarna hijau gelapo dan kuning tua atau orange. calcareous : tekstur thallus rumput laut yang mengandung zat kapur cartilogenous : rumput laut yang yang memiliki tekstur menyerupai tulang rawan. cartilogenous : tekstur rumput laut yang menyerupai tulang rawan Chlorophyceae : alga hijau yang mengandung pigmen fotosintetik, klorofil a dan b, carotene, xantofil dan lutein. chlorophyceae : alga hijau yang mengandung pigmen fotosintetik, klorofil a dan b, carotene, xantofil dan lutein. Dichotomous : sistem percabangan thallus dalam formasi dua-dua terus menerus. dichotomus : sistem percabangan thallus dalam formasi dua-dua terus menerus. Ekstraksi : suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik Elevasi : Derajat kemiringan lahan



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



297



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



GLOSARIUM Epifit : Tanaman yang menempel pada tanaman lain untuk menunjang tumbuh dan hidupnya Eucheuma cottonii sp : Jenis rumput laut dari kelas Euchuma dengan pigmen dasar berwarna merah Eucheuma Spinossum : Sebagai salah satu jenis rumput laut penghasil karagenan (carragenophytes). ... Karaginan adalah suatu bentuk polisakarida linear dengan berat molekul di atas 100 kDa Fikobilin : Pigmen fotosintesis yang terdapat hanya pada Cyanobacteria, warnanya hijau kebiruan, dan menyerap cahaya dengan panjang gelombang 450 650 nm untuk keperluan fotosintesisnya Fikosianin : Kelompok zat warna yang terdiri atas warna merah dan biru. Zat ini bersama-sama klorofil terdapat pada ganggang merah dan ganggang hijau-biru. flowchart : Penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program fotosintesa : Proses pembentukan bahan organic dari air dan gas karbon dioksida (co2) dengan bantuan tenaga sinar matahari oleh butir hijau daun fucoxantin : Pigmen warna pada alga coklat yang terdeteksi pada konsentrasi 5 hingga 8 kali lebih tinggi, karena terjadi penyerapan invivo pada spectrum cahaya antara 500 – 560 nm, paling tinggi pada 590 nm. gas blader : Gelembung udara yang terdapat pada bagian dalam thallus gelatinaeus : Sifat kekenyalan rumput laut gelatinous : tekstur thallus rumput laut yang lunak seperti gelatin Gracillaria sp : Merupakan jenis  alga merah yang dapat dijumpai hampir di semua  perairan tropik.. Berperanan besar dalam bidang  industri  dan  farmasi  diantaranya dalam pembuatan agar-agar grazing : cara hewan herbivora mengkonsumsi makanannya hold fast : bagian thallus yang menyerupai akar berfungsi sebagai perekat pada substrat Iota karaginan : jenis yang paling sedikit jumlahnya di alam, dapat ditemukan di Euchema spinosum(rumput laut) dan merupakankaragenan yang paling stabil pada larutan asam dserta membentuk gel yang kuat pada



298



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



GLOSARIUM Kadar abu



larutan yang mengandung garam kalsium. : merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik Kadar air :  sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda, seperti tanah (yang disebut juga kelembaban tanah), bebatuan, bahan pertanian, dan sebagainya. Kappa karaginan : Karaginan yang larut dalam air panas Kappaphycus alvarezii : Spesies ganggang merah. Ini adalah salah satu sumber komersial paling penting dari karagenan, keluarga pembentuk gel, polisakarida viscosifying. Metode pertanian mempengaruhi karakter karaginan yang dapat diekstraksi dari rumput laut. Karaginan : senyawa polisakarida yang diperoleh dari ekstrasi rumput laut jenis Eucheuma, Hypnea, Gigartina dan Chondrus yang tersusun dari unit D- dan L- Galaktose 3,6 Anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1-4 glikosilik. Setiap unit galaktosanya mengikat gugusan sulfat, jumlah sulfat pada karaginan ±35,1%. Karaginofit : rumput laut yang mengandung bahan utama polisakarida karagin. Rumput laut yang mengandung karaginan adalah dari marga Eucheuma yang merupakan jenis alga merah (Rhodophyceae). Karposporofit : bentuk tumbuhan haplodiploid (sedang mengandung). Umumnya, karposporofit dapat dibedakan dari sporofit dan gametofit, karena pada permukaan thallus sering dijumpai tonjolan-tonjolan bulat Lambda karaginan : karagenan tipe yang mengandung residu disulfated-D galaktose yang tidak mengandung gugus ester  4-sulfate namun sejumlah gugus ester 2-sulfate. Layout : cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien. Fasilitas pabrik dapat berupa mesin-mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



299



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



GLOSARIUM peralatan pabrik, serta peralatan yang diperlukan \ dalam pengawasan. makroalga : alga yang berukuran besar, contohnya rumput laut mikroalga : alga yang berukuran kecil, contohnya chlorella, spirulina, dsb Pengolahan : suatu proses atau cara pembuatan dalam mengolah bahan dasar menjadi bahan jadi Peralatan : adalah benda yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan kita. phaeophyceae : alga cokelat yang mengandung pigmen fotosintetik yaitu carotene, fucoxantin, klorofil a dan klorofil c Pinnate alternate : Percabangan thallus tunggal dalam formasi berselang. Planktonik : sifat pasif organisme mikro yang melayang mengikuti pergerakan air Prasarana : segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Produksi : suatu kegiatan menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa melalui proses tertentu Prosedur : adalah dilakukan dengann memberikan serangkaian perintah yang berurutan. Rhodophyceae : alga merah yang mengandung pigmen fotosintetik berupa xantofil, karoten, dan fikobilin terutama r-fikoeritrin (berwarna merah), klorofil a dan d dan fikosianin (berwarna biru) Rumput laut : secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota alga yang merupakan tumbuhan berklorofil rumput laut jenis Eucheuma, Hypnea, Gigartina dan Chondrus yang tersusun dari unit D- dan L Galaktose 3,6 Anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1-4 glikosilik. Setiap unit galaktosanya mengikat gugusan sulfat, jumlah sulfat pada karaginan ±35,1%. Sarana : segala sesuatau yang dapat di pakai sebbagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Sargassum sp : genus makroalga planktonik pada ordo Fucales. Spesies ini dinamai dari Laut Sargasso di Samudra



300



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



GLOSARIUM Atlantik, yang memiliki kandungan spesies Sargassum yang besar. Spesies genus ini dapat memanjang hingga beberapa meter. Senyawa galaktan : polimer dari galaktosa.  Galaktan  dapat berupa rantai linear yang netral ataupun sudah terekstraksi dengan metil atau asam sulfat saat menyusun  senyawa agar agar. spongeous : tekstur rumput laut yang berserabut seperti spons SRC (Semi Refined Caraginan): produk Karagenan selain Refined Carrageenan  dengan kemurnian dibawah  Refined Carrageenan. Disebut sebagai  Semi Refined Carrageenan   karena produk ini belum murni sebagai Karagenan. stipe : bagian thallus rumput laut yang bentuknya menyerupai batang substrat : benda padat tempat organism hidup menempel. thalli : bagian tubuh rumput laut (jamak) thallophyta : tumbuhan yang memiliki ciri utama tubuh berbentuk thallus thallus : bagian vegetative tanaman yang berfungsi sebagai akar, batang dan daun. Turbinaria sp : tumbuhan Cryptogamae karena belum jelas alat reproduksinya. Turbinaria sp memiliki konseptakel yaitu ujung-ujung cabang talus agak membesar dan terdapat lekukan Viskositas : merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari, viskositas adalah “Ketebalan” atau “pergesekan internal” Zat hara : Unsur kimia yang diperlukan untk pertumbahan organisma



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



301



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



BIODATA PENULIS



BIODATA PENULIS



BIODATA PENULIS 1 : Nama Lengkap : Muhammad, S.Pi Telepon /HP/WA : 082148868660/082148868660 Email : [email protected] : [email protected] Akun Facebook : [email protected] Alamat Kantor : SMKN 3 Tarakan Jl. Karya Bersama , Bukit Mandiri, RT 18, Kelurahan Juata Laut, Kota Tarakan, Propinsi Kalimantan Utara Kompetensi Keahlian : Agribisnis Rumput Laut Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir) 1. Guru SMKN 3 Tarakan (Tahun 2010 s.d sekarang) Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S1 Budidaya Perairan , Universitas Hasanuddin, Makassar (Lulus Tahun 2004) 2. Akta IV, IKIP ALBANA (Lulus Tahun 2008) Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir) 1. Asakusa nuansa budaya tradisional ditengah metropolitannya Tokyo (2019) 2. Aku dan Kamu Suka Nori (2019) 3. Mengenal Pembenihan Abalon di Ibaraki Seafarming Assosiation Jepang(2019) Informasi Lain dari Penulis Tinggal di Kelurahan Lingkas Ujung RT 10 RW 3 Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan.Propinsi kalimantan Utara. Lahir di Ujung pandang, 04 Maret 1980. Sekolah Dasar di lalui di SD N 023 Tarakan dan SMP Negeri 1Tarakan dan SPP Negeri Bone di Kabupaten Bone. Tahun 1998 kuliah di Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar Jurusan perikanan, program studi Budidaya Perairan, lulus tahun 2004.. Menjadi guru di SMKN 3 Tarakan, dari tahun 2010 - sekarang .



302



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



TEKNIK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT



BIODATA PENULIS BIODATA PENULIS 2 : Nama Lengkap : Anik Suparmi, S.Si Telepon /HP/WA : 085247794418 Email : [email protected] Akun Facebook : diajeng.anik Alamat Kantor : SMKN 3 Tarakan Jl. Karya Bersama Juata laut, Kota Tarakan Kompetensi Keahlian : Agribisnis Perikanan Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir) 1. Guru SMKN 3 Tarakan (Tahun 2010 s.d sekarang) Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S1 Biologi Lingkungan, Unika Widya mAndala madiun (Lulus Tahun 2000) 2. Akta IV, UII Madiun (Lulus Tahun 2004) Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir) 1. Pengolahan Rumput Laut Informasi Lain dari Penulis Memulai kariernya sebagai tim peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan , Cepu (1999–2001), selanjutnya menjadi guru di SMK PGRI Maospati (2002–2009), selanjutnya menjadi guru di SMK Negeri 3 Tarakan (2010– sekarang) Penulis memulai kiprahnya pada penelitian sejak skripsi dengan judul penelitian : Pengaruh Biohormon Terhadap Pertumbuhan Akar Stek Pucuk Jati, sedangkan saat bergabung dengan tim peneliti ada beberapa penelitian yang telah di kerjakan antara lain : Stek Pucuk Jati Dengan Metode Aeroponik, Tumpangsari Tanaman Jati Dengan Polowijo Dengan Metode Sabuk Gunung Di Wilayah KPH Ngawi, Menghitung Tingkat Erosi Hutan Jati Di Wilayah KPH Ngawi Petak 84 Dan 85. Saat menjadi guru di SMK Negeri 3 Tarakan telah mengerjakan beberapa penelitian antara lain Peningkatan Prestasi Siswa Pada Matapelajaran Biologi Dengan Metode Inkuiry Pada Kelas XI ARL (Penelitian Tindakan Kelas), Identifikasi Gulma Pada Budidaya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Di Pulau Tarakan Provinsi Kalimantan Utara, Identifikasi Bivalvia Dan Gastropoda Yang Terdapaat Pada Budidaya Kappahycus Alvarezii Di Pulau Tarakan Kalimantan Utara.



AGRIBISNIS RUMPUT LAUT



303