14 0 286 KB
DAFTAR ISI DAFTAR ISI..................................................................................................................i DAFTAR TABEL..........................................................................................................ii SWITCHING.................................................................................................................1 1. Pengertian Dan Prosedur................................................................................................1 2. Fenomena Over Voltage..................................................................................................2 3. Fungsi Interlocking............................................................................................................2 4. Working Permit..................................................................................................................2 4.1
Tugas Dan Tanggung Jawab..............................................................................2
4.2
Pendelegasian Tugas..........................................................................................3
4.3
Pelaksanaan dan Pendelegasian Tugas..........................................................3
4.4
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan......................................................................3
4.5
Dokumen Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan-DP3..........................................3
5. Panduan Manuver...........................................................................................................10 6. PERSYARATAN SWITCHING......................................................................................19 SOAL-SOAL..............................................................................................................21
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
i
DAFTAR TABEL Tabel 1. Jarak aman minimum.....................................................................................4
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
ii
SWITCHING
1.
Pengertian Dan Prosedur
Switching merupakan kegiatan membuka/menutup PMT dan/atau PMS memisahkan /menghubungkan komponen instalasi pada sistem tenaga listrik .
untuk
PMT berfungsi untuk membuka/menutup komponen yang berbeban (dialiri arus), sedangkan PMS berfungsi membuka/menutup komponen yang tidak berbeban. Dalam kegiatan ini diperlukan koordinasi yang baik antara pihak-pihak yang terkait, supaya pekerjaan bisa berlangsung dengan benar, lancar dan aman. Setiap membebaskan suatu peralatan yang berbeban diawali dengan membuka PMT, sedangkan setiap menormalkan peralatan harus diawali dengan menutup PMS. Urutan switching ini mutlak harus benar, karena kesalahan urutan akan berakibat kecelakaan kerja. Contoh switching PMT : Menutup/membuka SUTET 500 kV, SUTT 150 kV, Transformator 150/20 kV dalam kondisi berbeban (ada aliran arus), Contoh switching PMS : Menutup/membuka SUTET 500 kV, SUTT 150 kV, Transformator 150/20 kV dalam kondisi tidak berbeban (tidak ada aliran arus), baik kondisi bertegangan maupun tidak. Switching yang dilakukan pada Operasi Real Time : a.
Kondisi Normal : -
Pengaturan tegangan
Contoh pada saat menghadapi beban puncak dilakukan pelepasan reaktor, sedang pada saat beban terendah dilakukan pelepasan SUTT/SUTET dalam rangka untuk pengaturan tegangan -
Pengaturan aliran daya
Contoh pengalihan beban antar subsistem -
Pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan / terjadwal.
Contoh pengoperasian Transformator 150/20 kV b.
Kondisi Gangguan / Emergency
Dilakukan pada kondisi pemulihan gangguan parsial maupun gangguan yang paling berat yaitu blackout. Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
1
2.
Fenomena Over Voltage
Fenomena over voltage terjadi pada saluran tegangan tinggi yang panjang dan saluran kabel yang disebabkan oleh efek kapasitansi. Pada saluran tegangan tinggi yang panjang, fenomena tegangan lebih terjadi apabila daya yang mengalir lebih kecil dari Surge Impedance Loading (SIL) saluran itu sendiri. Yang perlu diperhatikan pada saat switching SUTET adalah tegangan pada sisi kirim khususnya apabila tegangan melampaui nominalnya, tergantung panjang saluran. Bila terdapat reaktor maka agar dipertimbangkan perlu tidaknya memanfaatkan reaktor tersebut agar over voltage tidak terjadi.
3.
Fungsi Interlocking
Interlocking adalah pola pengamanan peralatan instalasi gardu induk yang saling mengunci baik secara mekanik ataupun secara elektrik untuk menghindari kesalahan urutan ketika melakukan manuver. Jenis Interlocking :
4.
a.
Interlocking secara mekanik, yaitu pola pengamanan peralatan sehingga secara mekanik terkunci
b.
Interlocking Elektrik, yaitu pola pengamanan peralatan sehingga terkunci secara elektrik sehingga tidak bisa dioperasikan
Working Permit
Working Permit merupakan prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pada Instalasi Listrik Tegangan Tinggi / Ekstra Tinggi yang terdiri dari : a. b. c. d. e. f. 4.1
Pengorganisasian Kerja Tugas Dan Tanggung Jawab Pendelegasian Tugas Pelaksanaan Pendelegasian Tugas Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Dokumen Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan-DP3
Tugas Dan Tanggung Jawab
Penanggung Jawab Pekerjaan
Pengawas K3
Pengawas Manuver
Pelaksana Manuver
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
2
4.2
Pengawas Pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan
Pendelegasian Tugas Pendelegasian tugas dapat diberikan kepada pejabat atau personil yang mempunyai kemampuan (formulir), dalam hal : – –
4.3
Personil yang ditunjuk berhalangan melaksanakan tugasnya. Dalam satu pekerjaan diperlukan beberapa pengawas.
Pelaksanaan dan Pendelegasian Tugas Pelaksanaan pendelegasian tugas dilaksanakan sebagai berikut :
4.4
4.5
•
Penanggung Jawab Pekerjaan
• • •
Pengawas Manuver Pengawas Pekerjaan Pengawas K3
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
Persiapan
Ijin Pembebasan Instalasi untuk dikerjakan
Pelaksanaan Manuver Pembebasan Tegangan
Pernyataan Bebas Tegangan
Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Selesai
Pernyataan Pekerjaan Selesai
Pernyataan Instalasi Siap Diberi Tegangan
Pelaksanaan Manuver Pemberian Tegangan
Dokumen Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan-DP3
Daerah Berbahaya dan Daerah Aman
Formulir DP3
•
Daerah Berbahaya dan Daerah Aman
Daerah berbahaya (danger area) adalah suatu tempat (daerah) di sekitar peralatan (bagian) bertegangan, yang batasnya (jaraknya) tidak boleh dilanggar. Batas (jarak) daerah berbahaya tergantung pada besarnya tegangan nominal sistem. Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
3
Sedangkan jarak aman (safety distance) adalah jarak diluar daerah berbahaya, dimana orang dapat bekerja dengan aman dari bahaya yang ditimbulkan oleh peralatan (bagian) yang bertegangan. Untuk berjalan melintas disekitar daerah peralatan/instalasi yang bertegangan, harus sangat berhati hati. Pastikan bahwa peralatan yang dibawa tidak mencuat/menonjol keatas ataupun kesamping, usahakan untuk tidak dipanggul atau dibawa secara melintang. Jarak aman minimum diperlihatkan pada tabel berikut ini : Tabel 9.1. Jarak aman minimum - Sistem Tegangan (kV)
- Jarak aman (cm)
20 70 30 85 70 100 150 150 500 500 *) Electrical Safety Advice (ESA) dan PUIL 1987 A.
Persiapan Sebelum melaksanakan pekerjaan ada beberapa tahapan seperti berikut : 1. 2. 3. 4.
Briefing Pengawas Pekerjaan memeriksa alat kerja dan material yang diperlukan. Pengawas K3 memeriksa peralatan keselamatan kerja yang diperlukan (formulir 1) Pengawas K3 memeriksa kesiapan jasmani/rohani personil yang akan melaksanakan pekerjaan (formulir 2)
Briefing tentang rencana kerja yang akan dilaksanakan kepada seluruh personil yang terlibat dalam pekerjaan dilaksanakan oleh : a. Pengawas Pekerjaan :
Memberikan penjelasan mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan baik dan aman. Membagi tugas sesuai dengan kemampuan dan keahlian personil (formulir 3).
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
4
b. Pengawas K3 :
Memberikan penjelasan mengenai penggunaan alat pengaman kerja/pelindung diri yang harus dipakai (formulir 1) Memberikan penjelasan pengamanan instalasi yang akan dikerjakan. Menjelaskan tempat-tempat yang berbahaya dan rawan kecelakaan terhadap Pelaksana Pekerja.
c. Pengawas Manuver :
Menyampaikan hasil koordinasi dengan unit terkait. Menjelaskan langkah-langkah untuk manuver pembebasan dan pengisian tegangan (formulir 4 dan 7)
Pembebasan Instalasi Untuk Dikerjakan Dispatcher (P3B/Region) memberi ijin pembebasan instalasi kepada Pengawas Manuver. B.
Pelaksanaan Manuver Pembebasan Tegangan 1. Pelaksana Manuver melaksanakan : – – –
Memposisikan Switch Lokal/Remote ke posisi Lokal. Manuver pembebasan tegangan, sesuai rencana manuver yang telah dibuat (Formulir 4). Pemasangan taging pada panel kontrol dan memasang gembok pengaman pada box PMT, PMS Line, PMS Rel dan PMS Tanah.
2. Semua pekerjaan manuver tersebut diatas diawasi oleh Pengawas Manuver dan Pengawas K3. 3. Apabila lokasi pekerjaan diluar jangkauan pengamatan Operator Gardu Induk, maka Pengawas Manuver dan Pengawas Pekerjaan agar menjalin komunikasi. C.
Pernyataan Bebas Tegangan
Pengawas Manuver membuat pernyataan bebas tegangan diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan disaksikan oleh Pengawas K3. D.
Pelaksanaan Pekerjaan 1. Pelaksana Pekerjaan melaksanakan : – Pemeriksaan tegangan pada peralatan/instalasi yang akan dikerjakan dengan menggunakan tester tegangan.
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
5
– Pemasangan pentanahan lokal pada peralatan/instalasi listrik yang akan dikerjakan. Perhatikan urutan pemasangan (kawat pentanahan lokal dipasang pada sistem grounding/arde terlebih dahulu, baru kemudian dipasang pada bagian instalasi yang akan dikerjakan), jangan terbalik urutannya. – Pengaman tambahan (pengaman berlapis) seperti : memasang gembok, lock-pin dan memblokir rangkaian kontrol dengan membuka MCB/fuse/Terminal. – Pemasangan taging, gembok dan rambu pengaman di switchyard pada daerah berbahaya dan daerah aman. –
Pekerjaan dilaksanakan sesuai rencana.
2. Semua pekerjaan tersebut diatas diawasi oleh Pengawas Pekerjaan dan Pengawas K3. Jika pekerjaan belum selesai dan akan diserahkan ke regu yang lain, gunakan Formulir 5 lanjutan. E.
Pekerjaan Selesai 1. Bila pekerjaan telah selesai Pelaksana Pekerjaan melaksanakan : – Melepas pentanahan lokal. Perhatikan urutan melepas (kawat pentanahan lokal pada bagian instalasi dilepas terlebih dahulu, kemudian kawat pentanahan lokal pada bagian sistem grounding / arde dilepas). – Melepas pengaman tambahan seperti gembok dan lock pin, mengaktifkan rangkaian kontrol dengan menutup MCB/Fuse/Terminal. – Melepas taging, gembok dan rambu pengaman di switchyard – Merapikan peralatan kerja. 2. Semua pekerjaan tersebut diatas diawasi oleh Pengawas Pekerjaan dan Pengawas K3
F.
Pernyataan Pekerjaan Selesai
Pengawas Pekerjaan membuat Pernyataan Pekerjaan Selesai dan diserahkan kepada Pengawas Manuver disaksikan oleh Pengawas K3 (Formulir 6). G. Pernyataan Instalasi Siap Diberi Tegangan Pengawas Manuver menyatakan kepada Dispatcher (P3B/Region) bahwa instalasi listrik siap diberi tegangan kembali. H.
Pelaksanaan Manuver Pemberian Tegangan 1. Pelaksana Manuver melaksanakan :
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
6
– Melepas gembok pengaman pada PMS Line dan PMS Rel serta PMS Tanah. – Membuka PMS Tanah. – Melepas taging pada panel kontrol. – Memposisikan switch Lokal/Remote pada posisi Remote. – Jika remote kontrol Dispatcher gagal, maka berdasarkan perintah Dispatcher, posisi switch Lokal/Remote diposisikan Lokal dan Pelaksana Manuver melaksanakan manuver penutupan PMT untuk pemberian tegangan. 2. Pekerjaan selesai dan instalasi telah normal kembali 3. Semua pekerjaan tersebut diatas diawasi oleh Pengawas Pekerjaan dan Pengawas K3. I.
Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Penanggung Jawab Pekerjaan Yang bertindak sebagai penanggung jawab pekerjaan adalah kuasa pemilik asset yaitu Manager UPT, bila berhalangan dapat digantikan oleh Asisten Manager Pemeliharaan, atau Ahli Muda bidang terkait dengan catatan pejabat tersebut tidak sedang menjadi pengawas lainnya (tidak merangkap). Penanggung Jawab Pekerjaan bertanggung jawab terhadap seluruh rangkaian pekerjaan yang akan dan sedang dilaksanakan pada instalasi listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi. Penanggung Jawab Pekerjaan : a. Mengelola seluruh kegiatan pekerjaan yang meliputi : personil, peralatan kerja, perlengkapan K3 dan material pekerjaan. b. Melakukan koordinasi dengan Unit lain yang terkait. 2. Pengawas Manuver Yang bertindak sebagai Pengawas Manuver adalah Operator Utama atau Personil yang mempunyai pengalaman dan keahlian dalam bidang manuver. Pengawas Manuver : a. Bertugas sebagai pengawas terhadap proses manuver (pembebasan / pengisian tegangan) pada instalasi listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi, sehingga keselamatan peraltan dan operasi sistem terjamin. b. Personil yang ditunjuk sebagai Pengawas Manuver harus memiliki kualifikasi keahlian settingkat Operator Utama.
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
7
Adapun rincian tugas Pengawas Manuver yaitu menjaga keamanan instalasi dan menghindari kesalahan manuver yang dilakukan oleh Operator Gardu Induk dengan cara sebagai berikut : a. Mengawasi pelaksanaan manuver. b. Mengawasi pemasangan dan pelepasan taging di panel kontrol serta rambu pengaman / gembok di switchyard. c. Mengawasi pemasangan dan pelepasan sistem pentanahan. 3. Pengawas Pekerjaan Yang bertindak sebagai Pengawas Pekerjaan adalah personil yang mempunyai ketrampilan, pengalaman dan keahlian dalam bidang pemeliharaan. Pengawas Pekerjaan : • Bertugas sebagai pengawas terhadap proses pekerjaan pada instalasi listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi. • Personil yang ditunjuk sebagai Pengawas Pekerjaan harus memiliki kualifikasi minimal settingkat Juru Utama Pemeliharaan. Adapun rincian tugas Pengawas Pekerjaan yaitu mengawasi pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik yang meliputi : a. Pemasangan dan pelepasan pentanahan lokal. b. Pemasangan dan pelepasan taging, gembok dan rambu pengaman. c. Menjelaskan metode pelaksanaan pekerjaan. d. Pengaturan waktu pelaksanaan pekerjaan. e. Menunjuk personil Pelaksana Pekerjaan sebagai Pelaksana Pengamanan Instalasi listrik untuk memasang dan melepas taging, gembok dan rambu pengaman. 4. Pengawas K3 Yang bertindak sebagai Pengawas K3 adalah personil yang mempunyai pengalaman serta keahlian dalam bidang K3. Pengawas K3 : Bertugas sebagai pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada pekerjaan instalasi listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi, sehingga keselamatan manusia dan keselamatan instalasi listrik terjamin. Personil yang ditunjuk sebagai Pengawas K3 harus memiliki kualifikasi Pengawas K3.
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
8
Adapun rincian tugas Pengawas K3 yaitu mencegah terjadinya kecelakaan kerja dengan cara sebagai berikut : a. Memeriksa kondisi personil sebelum bekerja. b. Mengawasi kondisi / tempat-tempat yang berbahaya. c. Mengawasi pemasangan dan pelepasan taging, gembok dan rambu pengaman. d. Mengawasi tingkah laku / sikap personil yang membahayakan diri sendiri atau orang lain. e. Mengawasi penggunaan perlengkapan keselamatan kerja. 5. Pelaksana Manuver Yang dimaksud Pelaksana Manuver adalah petugas yang bertindak selaku eksekutor manuver pada instalasi tegangan tinggi / ekstra tinggi. Sedangkan petugas yang ditunjuk sebagai Pelaksana Manuver adalah Operator Gardu Induk / Dispatcher Regional Control Center / Dispatcher Antar Regional Control Center yang dinas pada saat pekerjaan berlangsung. Adapun rincian tugas Pelaksana Manuver adalah sebagai berikut : a. Melakukan eksekusi manuver peralatan instalasi listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi. b. Melakukan pemasangan dan pelepasan taging di panel kontrol serta rambu pengaman / gembok di switch yard. c. Melakukan penutupan dan pembukaan Pms tanah. 6. Pelaksana Pekerjaan Yang dimaksud Pelaksana Pekerjaan adalah petugas / pegawai yang bertugas melaksanakan pekerjaan pada instalasi listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi. Sedangkan petugas yang ditunjuk sebagai Pelaksana Pekerjaan adalah Regu Pemeliharaan (Pelaksana Pekerjaan) yang ditunjuk oleh Pengawas Pekerjaan. Adapun rincian tugas Pelaksana Pekerjaan adalah sebagai berikut : a. b. c.
J.
Memasang dan melepas pentanahan lokal. Memasang dan melepas taging, gembok dan rambu pengaman. Melaksanakan pekerjaan.
Switching Membangun Sistem
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
9
Membangun Sistem adalah kegiatan / pekerjaan yang dilaksanakan pada saat setelah Sistem mengalami gangguan total / Black Out. Kejadian ini terjadi setelah semua sistem pembangkitan trip dan tidak ada satupun yang tersambung ke sistem interkoneksi, sehingga semua konsumen mengalami padam total. Tahapan pemulihan kondisi gangguan total disesuaikan dengan SOP pemulihan setempat. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat switching dalam membangun sistem 1.
Fenomena yang muncul saat switching membangun sistem adalah kenaikan tegangan sehingga pelaksanaan switching harus memperhatikan kemampuan pembangkit dalam menyerap MVAr.
2.
Agar dikoordinasikan sebaik mungkin pada saat pembebanan agar tidak terjadi pembebanan pada unit pembangkit yang berlebih ( over load ), begitu juga untuk penyalurannya.
3.
Switching harus dilakukan secara bertahap.
Sebelum menggabungkan dua sistem, harus diatur agar kedua sistem betul betul pada kondisi stabil.
5.
Panduan Manuver
Panduan manuver pada dasarnya adalah intruksi kerja yang harus dipetuhi oleh dispatcher atau operator yang diperintahkan oleh dispatcher untuk melakukan manuver. Di bawah ini diberikan Contoh Manuver Pembebasan dan Penormalan Transformator dan Contoh Manuver Pembebasan dan Penormalan SUTET 500 Kv.
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
10
Contoh 1: Manuver Pembebasan dan Penormalan Transformator Pedoman Manuver Untuk: Pemeliharaan / Perbaikan / Perluasan Instalasi / Pengaturan Tegangan Pekerjaan
: Pemeliharaan tahunan bay IBT -1.
Petugas
Nama
Satuan
Lokasi : GITET Bandung Selatan Instalasi: IBT-1 500/150 KV-500 MVA
Penanggung Jawab Pekerjaan : ………….………… ……………………
Waktu : Rabu , 11/12/2013 ,
Penanggung Jawab Manuver : ……………….…… ….………………..
07.00 - 15:00
Permintaan pembebasan instalasi diterima pada pukul : ….. : .....
Penanggung Jawab K3
: ............……………. ……………………
Aliran daya pada instalasi menjelang dibebaskan : .…MW, .… MVAr,.…A Penyelia
: ................................. ……………………
Manuver Keandalan : Pada saat pembebasan dan penormalan IBT, Reaktor 66 KV dalam keadaan terbuka
: .............................…. ....……………....…
BDSLN
IBT II
IBT I
Reaktor I Reaktor II
Manuver Pembebasan Instalasi Bus A
7A
Lokasi Jam
Instalasi
Bdsln 7AB …:…
7AB1
Bdsln
Manuver buka
…:… ADS 7AB1
buka
Dispatcher Operator GITET BDSLN
…:… Pmt 150kV-IBT-1 buka 1
2
Saguling I/II
1
2
Mandirancan I/II
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
IBT II
Manuver Penormalan Instalasi Bus A 7A
Lokasi Jam
Instalasi
Manuver
Bdsln 7AB…:… ADS 7A1 tutup
7B Bus B Bdsln
IBT I
: ..........……………… ………………...… Reaktor I Reaktor II
Bdsln
tutup Bdsln
…:…
7A1
7B
Bus B
…:… ADS 150kV-IBT-1 tutup 1
2
1
Saguling I/II
2
Mandirancan I/II
`
11
Bdsln
…:…ADS 150kV-IBT-1 buka
Bdsln
…:… Pmt 150kV-IBT-1 tutup
Bdsln
…:…
buka
Bdsln
…:… ADS 7AB1
tutup
Bdsln
…:… ADS 7A1
buka
Bdsln
…:…
tutup
7A1
7AB1
Cek Status Pemisah Jam Status …:… Pemisah Instalasi dibuka …:… PMS tanah terakhir ditutup …:… …:…
Semua PMS tanah dibuka PMS Instalasi ditutup
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
`
12
Contoh 2 : Manuver Pembebasan dan Penormalan SUTET 500 kV Pedoman Manuver Untuk: Pemeliharaan / Perbaikan / Perluasan Instalasi / Pengaturan Tegangan Pekerjaan
: Pemeliharaan tahunan SUTET SRLAYA-GNDUL 1
Lokasi : GITET Srlaya &Gndul Instalasi: Waktu : Rabu , 11/12/2013 ,
SUTET SRLAYA-GNDUL 1
07.00 - 15:00
Permintaan pembebasan instalasi diterima pada pukul : ….. : .....
Petugas
Nama
Satuan
Penanggung Jawab Pekerjaan : ………….………… …………………… Penanggung Jawab Manuver : ……………….…… ….……………….. Penanggung Jawab K3
: ............……………. ……………………
Aliran daya pada instalasi menjelang dibebaskan : .…MW, .… MVAr,.…A Penyelia
: ................................. ……………………
Manuver Keandalan ………………………………………………………….
Dispatcher
: .............................…. ....……………....…
Operator GITET
: ..........……………… ………………...…
SURALAYA
1
3
2
4
5
6
7
Bus A 7A
Manuver Pembebasan Instalasi Lokasi Jam Instalasi Manuver SRLYA …:… 7AB2 buka SRLYA …:… ADS 7AB2 buka GNDUL …:… 7AB2 buka GNDUL …:… ADS 7AB2 buka
7AB
7B Bus B 1
2
3
4
1 2 IBT II IBT I Gandul 500/150 kV 500/150 kV
5
7
6 1 Cilegon
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
2
GANDUL Kembangan 1 2
IBT I 500/150 kV
IBT II 500/150 kV
Bus A
Manuver Penormalan Instalasi Lokasi Jam Instalasi Manuver SRLYA …:… ADS 7B2 tutup SRLYA …:… 7B2 tutup GNDUL …:… ADS 7B2 tutup GNDUL …:… 7B2 tutup
7A 7AB
7B Bus B 1
2
3 1 2 Suralaya
`
4
5 1 2 Cibinong
13
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
Lokasi Jam Instalasi Manuver
Lokasi Jam Instalasi Manuver
GNDUL GNDUL SRLYA SRLYA
GNDUL GNDUL SRLYA SRLYA
…:… 7B2 …:… ADS 7B2 …:… 7B2 …:… ADS 7B2
buka buka buka buka
`
…:… ADS 7AB2 …:… 7AB2 …:… ADS 7AB2 …:… 7AB2
14
tutup tutup tutup tutup
Contoh 3 : Manuver Pembebasan dan Penormalan SUTT 150 kV Pedoman Manuver Untuk : Pemeliharaan 2 Tahunan Pekerjaan
: SUTT 150 kV TGBRU-CKRNG-1
Petugas
Lokasi
: GI CNKRG Instalasi: SUTT 150 kV TGBRU-CKRNG-1
Penanggung Jawab Pekerjaan: ……………… …………………… Penanggung Jawab Manuver: ……………… …………………… Penanggung Jawab K3 : ……………… …………………… Supervisor : ……………… ……………… ………………… Dispatcher : ……………… ……………… ………………… Operator GI : ……………… ……………… …………………
Waktu
: Rabu 18/12/2013 , pukul : 8.00 – 16.00
Permintaan pembebasan instalasi diterima pada pukul: …:…………….. Manuver Keandalan: Pembacaan beban GI TGBRU: ……MW, …… MVAr, ……Ampere, ............. kV
RCC
Tangerangbaru Cengkareng
Pembacaan beban GI TGBRU …MW, …… MVAr, ……Ampere, ............. kV
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
`
15
... GI TANGERANG BARU 150 KV CNKNG-1
GI TANGERANG BARU 150 KV
CNKNG-2
CNKNG-1 KOPEL-1
Manuver Pembebasan Instalasi
BSBAR-1
CNKNG-2
Manuver Penormalan Instalasi
KOPEL-1
BSBAR-1
SUTT 150 kV TGBRU-CKRNG-1
BSBAR-2
TRF52-1 60 MVA 150/20 KV
TRF52-2 60 MVA 150/20 KV
SUTT 150 kV TGBRU-CKRNG-1
BSBAR-2
Lokasi Jam Instalasi Manuver
TRF52-1 60 MVA 150/20 KV
Tgbru…:… PMT 150 kV Ckrng-1 dibuka Tgbru:….. PMS Rel-2 150 kV Ckrng -1dibuka
Lokasi Jam Manuver
Instalasi
Tgbru ….. PMS Rel-1 Ckrng-1 ditutup Tgbru ….. PMT Ckrng -1 ditutup Ckrng …:…PMS Rel-2 Tgbru-1 ditutup Ckrng…:… PMT 150 kV Tgbru-1 ditutup
Ckrng…:… PMT 150 kV Tgbru-1 dibuka Ckrng …:…PMS Rel-2 Tgbru-1 dibuka
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
TRF52-2 60 MVA 150/20 KV
`
16
Contoh 4 : Manuver Pembebasan dan Penormalan Trafo 150/20 kV
Pedoman Manuver Untuk: Penggantian rela OCR Pekerjaan : Trafo- 1 150/20 kV 60 MVA
Petugas
Lokasi
: GIS.KMANG Instalasi: Bay 150 kV Trafo-1 150/20 kV 60 MVA
Waktu
: Minggu 22/12/2013 , pukul : 08.00 – 16.00
Penanggung Jawab Pekerjaan: ……………… …………………… Penanggung Jawab Manuver: ……………… …………………… Penanggung Jawab K3 : ……………… …………………… Supervisor : ……………… ……………… …………………… Dispatcher : ……………… ……………… …………………… Operator GI : ……………… ……………… ……………………
Permintaan pembebasan instalasi diterima pada pukul: ........... Manuver Keandalan: Pembacaan beban GI KMANG .......... MW, .......... MVAr, ........ Ampere, ........... kV
RCC
KMANG
Pembacaan beban GI KMANG: ……MW, …… MVAr, ……Ampere, ............ kV
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
`
17
Manuver Pembebasan Instalasi GI KEMANG 150 KV GNDUL-1
Trafo-1 150/20 kV 60
GNDUL-2
Lokasi Jam Manuver
BSBAR-1
BSBAR-2
TRF52-2 60 MVA 150/20 KV
TRF52-3 60 MVA 150/20 KV
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
Instalasi
Kmang ............ PMT 20 kV Trafo-1 dibuka Kmang ........... PMT 150 kV Trafo-1 dibuka Kmang ............ PMS Rel- 1 Trafo-1 dibuka
Trafo-1 150/20 kV 60 MVA
GI KEMANG 150 KV GNDUL-1
KOPEL-1
TRF52-1 60 MVA 150/20 KV
Manuver Penormalan Instalasi GNDUL-2
Lokasi Jam Manuver
KOPEL-1
BSBAR-1
Instalasi
BSBAR-2
TRF52-1 60 MVA 150/20 KV
`
TRF52-2 60 MVA 150/20 KV
TRF52-3 60 MVA 150/20 KV
Kmang............. PMS Rel- 1 Trafo-1ditutup Kmang........... PMT 150 kV Trafo-1 ditutup Kmang..............PMT 20kV Trafo1 ditutup
18
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
`
19
6.
PERSYARATAN SWITCHING
Dalam melaksanakan switching untuk penggabungan dua sistem atau untuk menghubungkan jaringan dengan panjang harus dipenuhi persyaratan switching yaitu: A.
Persyaratan tegangan
Pada saat menggabungkan dua sistem menjadi sebuah sistem mutlak harus dipenuhi persyaratan tegangan yaitu tegangan di kedua titik dimana akan dilakukan penggabungan harus sama. Oleh karena itu apabila pada saat proses penggabungan terjadi perbedaan tegangan yang melebihi dari batasan yang ditetapkan, maka harus dilakukan pengaturan tegangan sehingga tegangan bisa memenuhi persyaratan parallel. Strategi yang dilakukan untuk mengatur tegangan agar perbedaan tegangan dapat diperkecil yaitu menaikkan tegangan pada subsistem yang tegangannya lebih rendah dan menurunkan tegangan pada sisi yang tegangannya tebih tinggi. Metode untuk mengatur tegangan: a. Menaikkan tegangan dilakukan dengan menaikkan Mvar pembangkit, melepas reaktor dan mengatur posisi tap IBT b. Menurunkan tegangan dilakukan dengan menurunkan memasukkan reaktor dan mengatur posisi tap IBT
Mvar
pembangkit,
Batas Tegangan Level Tegangan 500 kV : Prosentase tegangan terendah Vn - 5 % Vn = 475 kV Prosentase tegangan tertinggi Vn + 5 % Vn = 525 kV Level Tegangan 150 kV : Prosentase tegangan terendah Vn - 10 % Vn = 135 kV Prosentase tegangan tertinggi Vn + 5 % Vn = 157,5 kV Referensi : Grid code Jawa Bali 2007
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
20
B.
Persyaratan sudut
Selain tegangan, persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggabungan dua subsistem adalah persyaratan sudut daya. Sudut daya adalah pergeseran sudut antara titik referensi dengan titik sembarang akibat adanya impedansi beban. Strategi yang dilakukan apabila perbedaan sudut melebihi batasan yang ditetapkan adalah dengan cara menurunkan transfer daya yaitu mengatur pembangkitan sesuai dengan kondisi aliran daya C.
Persyaratan Frekuensi
Persyaratan frekuensi berlaku apabila akan menggabung dua sistem yang terpisah. Sinkron hanya bisa dilakukan apabila frekuensi sudah memenuhi persyaratan sinkron. Salah satu peralatan yang digunakan pada saat sinkron dua sistem yang berbeda adalah syncrocheck. Relai Synchrocheck berfungsi untuk mengetahui kondisi sinkron antara 2 sisi yang diukur. Alat ini digunakan untuk menghubungkan 2 sistem (paralel) dengan Auto Reclose maupun dengan manual. Besaran yang dicheck oleh alat ini adalah perbedaan sudut fasa, perbedaan tegangan dan perbedaan frekuensi. Jika ketiga kondisi sinkron diatas sudah dicapai maka proses penutupan PMT (paralel) dapat dilakukan. Kaidah penyetelan setting untuk ketiga besaran diatas adalah : -Setting sudut fasa setting ini mencegah penutupan pmt jika perbedaan sudut antara dua sisi yang diukur masih melebihi setting ini, misalnya setting sudut fasa 10° -Setting tegangan untuk mencegah penutupan pmt jika kedua sisi tegangan lebih kecil dari setting tegangan, misalnya setting 80 % Vn berarti penutupan akan diblok jika tegangan dibawah 80 % tegangan nominal sistem. -Setting frekuensi setting ini menunjukan hubungan antara setting waktu dengan setting sudut fasa terhadap perbedaan frekuensi dalam selang sudut fasa tersebut.
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
21
SOAL-SOAL I.
BENAR – SALAH (20 Soal) 1.
Peran Operator GI diantaranya Monitoring instalasi dan reseting relay
B-S
2.
Pmt Kopel adalah Pmt yang terpasang pada BAY Trafo
B-S
3.
Pms Rel & Line dibuka setelah Pmt dibuka terlebih dahulu
B-S
4.
Untuk mengoperasikan Gardu Induk harus mematuhi panduan SOP Sistem (buku merah) dan Petunjuk Pengoperasian Gardu Induk (buku kuning)
B-S
5.
Pelaksanaan manuver oleh Operator Gardu Induk merupakan pelimpahan wewenang dari Dispatcher
B-S
6.
Manuver Pmt dan Pms pengapit yang tidak dapat diremote dari Dispatcher, dilakukan oleh Operator Gardu Induk atas perintah Piket APP / TRAGI
B-S
7.
Rekonfigurasi Jaringan merupakan langkah untuk mempertahankan kondisi keandalan sistem atau untuk manuver keandalan dalam rangka pemeliharaan, yang bersifat sementara
B-S
8.
Dalam manuver pemberian tegangan, yang pertama harus dilakukan adalah membebaskan peralatan dari pentanahan yaitu melepas pentanahan lokal dan menutup Pms Tanah
B-S
9.
Orang dapat bekerja dengan aman dari bahaya yang ditimbulkan oleh peralatan (bagian) yang bertegangan disebut Daerah Berbahaya
B-S
10. Untuk keamanan Operator (Pelaksana Manuver) ketika melakukan manuver, maka Operator Gardu Induk harus mematuhi prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja
B-S
11. Saat melakukan manuver untuk pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, Operator diawasi oleh Kepala Gardu Induk (SPV) sebagai Pengawas Manuver atau oleh personil lain yang ditunjuk sebagai Pengawas Manuver
B–S
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
22
12. Kegiatan utama dalam Manuver / Switching adalah energize dan deenergize
B–S
13. Pembebasan tegangan pada suatu peralatan instalasi listrik tegangan tinggi disebut energize
B–S
14. Yang perlu diperhatikan pada saat switching pada SUTET adalah tegangan pada sisi kirim dan adanya kapasitor pada sisi terima
B–S
15. Fungsi interlocking adalah pola pengamanan otomatis baik secara mekanik ataupun secara elektrik yang diterapkan untuk menghindari kesalahan operasi yang dilakukan oleh operator maupun dispatcher
B–S
16. Suatu tempat (daerah) di sekitar peralatan (bagian) bertegangan, yang batasnya (jaraknya) tidak boleh dilanggar disebut Jarak Aman
B–S
17. Pelaksana Manuver adalah petugas yang bertindak selaku eksekutor manuver pada instalasi tegangan tinggi / ekstra tinggi
B–S
18. Membangun Sistem adalah kegiatan / pekerjaan yang dilaksanakan pada saat setelah Sistem mengalami gangguan total (Black Out)
B–S
19. Panduan manuver pada dasarnya adalah intruksi kerja yang harus dipatuhi oleh dispatcher atau operator yang diperintahkan oleh dispatcher untuk melakukan manuver
B–S
20. Kejadian Black Out terjadi setelah semua sistem pembangkitan trip dan tidak ada satupun yang tersambung ke sistem interkoneksi
B–S
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
23
II.
PILIHAN GANDA (15 Soal)
1.
Siapakah Operator Gardu Induk itu?
A. Salah satu petugas pemeliharaan yang mampu memelihara PMT, PMS dll. B. Salah satu petugas operasi “real time” sistem tenaga listrik yang mampu bekerja secara mandiri dengan baik dan benar C. Salah satu petugas di Gardu Induk yang bertugas menerima telepon/ radio komunikasi dari Dispatcher D. Semua salah 2.
Apa peran Operator Gardu Induk?
A. B. C. D.
Melakukan pemulihan dari kondisi gangguan Membebaskan instalasi untuk pemeliharaan Membantu Dispatcher melakukan manuver Semua benar
3.
Untuk mengoperasikan Gardu Induk harus mematuhi panduan :
A. B. C. D.
Rencana Operasi Harian (ROH) Selalu menunggu panduan Dispatcher SOP Sistem (buku merah) dan Petunjuk Pengoperasian Gardu Induk (buku kuning) Semua salah
4.
Tugas Operator pada saat Kondisi Gangguan diantaranya :
A. B. C. D.
Pembebasan instalasi untuk pekerjaan pemeliharaan Mencatat indikasi relay proteksi dan meresetnya Melapor kepada Dispatcher, kondisi telah normal Melaksanakan monitoring operasi dan ceklist dari instalasi (logsheet)
5.
Yang tidak terlibat dalam Komunikasi Operasional adalah :
A. B. C. D.
Dispatcher Piket UPT Regu Pemeliharaan OGI / OGITET
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
24
6.
Pengertian SOP Operasi:
A. Merupakan pedoman dan petunjuk bagi Dispatcher dan Operator Gardu Induk untuk melaksanakan manuver B. Merupakan pedoman perbaikan gangguan C. Merupakan panduan pemeliharaan peraltan GI D. Semua salah 7.
Rincian tugas Pelaksana Pekerjaan yaitu :
A. B. C. D.
Memasang dan melepas pentanahan lokal. Memasang dan melepas taging, gembok dan rambu pengaman. Melaksanakan pekerjaan. Ketiga jawaban benar semua
8.
Pengertian Manuver adalah :
A. B. C. D.
Kegiatan pemeliharaan di Gardu Induk Kegiatan pembukaan / penutupan Pmt dan Pms di Gardu Induk Kegiatan koordinasi pekerjaan di Gardu Induk Ketiga jawaban benar semua
9.
Setiap manuver untuk pekerjaan pemeliharaan di Gardu Induk harus diawasi oleh :
A. B. C. D.
Pengawas K 3, Pengawas Transmisi, Pengawas Gardu Induk Pengawas Manuver, Pengawas K3, Pengawas Transmisi Pengawas Pekerjaan, Pengawas Lingkungan, Pengawas Gardu Induk Pengawas K3, Pengawas Manuver, Pengawas Pekerjaan
10.
Pernyataan yang benar adalah :
A. Pmt boleh dibuka jika Pms telah dibuka terlebih dahulu dan Pmt boleh ditutup jika Pms masih dalam kondisi terbuka B. Pmt dan Pms boleh dibuka/ditutup untuk pelaksanaan manuver tidak tergantung satu dengan yang lainnya C. Pms boleh dibuka jika Pmt telah dibuka terlebih dahulu dan Pms boleh ditutup jika Pmt masih dalam kondisi terbuka D. Ketiga jawaban benar semua
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
25
11.
Urutan Manuver untuk pembebasan tegangan SUTT yang benar adalah:
A. Membuka Pmt, membuka Pms Rel, membuka Pms Line, menutup Pms Tanah jika diperlukan B. Membuka Pms Rel, membuka Pms Line, membuka Pmt, menutup Pms Tanah jika diperlukan C. Membuka Pmt, membuka Pms Rel, menutup Pms Tanah, membuka Pms Line jika diperlukan D. Membuka Pmt, membuka Pms Line, menutup Pms Tanah, membuka Pms Rel jika diperlukan 12.
Kegiatan utama dalam Manuver / Switching adalah :
A. B. C. D.
deenergize dan mengatur frekuensi energize dan deenergize energize dan mengatur frekuensi Ketiga jawaban benar semua
13. Pada SUTET panjang, fenomena tegangan lebih terjadi apabila daya yang mengalir ........................ dari Surge Impedance Loading (SIL) saluran itu sendiri A. B. C. D.
Lebih besar Sama dengan Lebih kecil Ketiga jawaban salah semua
14. Yang perlu diperhatikan pada saat switching pada SUTET adalah tegangan pada sisi kirim dan adanya : A. B. C. D.
Kapasitor pada sisi terima Reaktor pada sisi terima Beban sisi terima Beban sisi kirim
15. Suatu tempat (daerah) di sekitar peralatan (bagian) bertegangan, yang batasnya (jaraknya) tidak boleh dilanggar disebut : A. B. C. D.
Jarak Aman Jarak Berbahaya Daerah Berbahaya Daerah Aman
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
26
16. Apabila didapati tegangan berbeda diluar batas toleransi paralel ketika akan switching, maka tindakan dispatcher adalah: A. B. C. D.
Mengatur pembebanan pembangkit Memasukkan reaktor pada sisi yang tegangannya lebih rendah Melakukan Manual Load Shedding Memasukkan reaktor pada sisi yang tegangannya lebih tinggi
17.
Rincian tugas Pelaksana Pekerjaan yaitu :
A. Melakukan eksekusi manuver peralatan instalasi listrik tegangan tinggi / ekstra tinggi B. Melakukan pemasangan dan pelepasan taging di panel kontrol serta rambu pengaman / gembok di switch yard C. Melakukan penutupan dan pembukaan Pms tanah D. Ketiga jawaban salah semua 18.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat switching dalam membangun sistem :
A. Fenomena kenaikan tegangan, perhatikan kemampuan pembangkit dalam menyerap daya reaktif B. Saat pembebanan agar diperhatikan supaya tidak terjadi over load pada unit pembangkit C. Dilakukan secara bertahap D. Ketiga jawaban benar semua 19.
Urutan Manuver untuk pembebasan tegangan Trafo 150/20 kV yang benar adalah :
A. B. C. D.
Buka Pmt 150 kV, buka Pms Bus 150 kV, buka Pmt Incoming 20 Kv Buka Pmt 150 kV, buka Pmt Incoming 20 kV, buka Pms Bus 150 kV Buka Pmt Incoming 20 kV, buka Pmt 150 kV, buka Pms Bus 150 kV Buka Pmt Incoming 20 kV, buka Pms Bus 150 kV, buka Pmt 150 kV
20.
Rincian tugas Pengawas Manuver yaitu :
A. Mengawasi pelaksanaan manuver B. Mengawasi pemasangan dan pelepasan taging di panel kontrol serta rambu pengaman / gembok di switchyard C. Mengawasi pemasangan dan pelepasan sistem pentanahan D. Ketiga jawaban benar semua
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
27
III.
Uraian
1.
Jelaskan pengertian switching?
2.
Jelaskan pengertian dan fungsi interlocking pada suatu peralatan listrik?
3.
Uraikan tugas : pengawas pekerjaan, pengawas K3 dan pengawas manuver?
4.
Uraikan urutan pelaksanaan manuver pemberian tegangan?
5.
Sebutkan Hal-hal yang perlu diperhatikan saat switching dalam membangun sistem?
Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal
28