18 Endometriosis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS II ASUHAN KEPERAWATAN WANITA MASA REPRODUKSI GANGGUAN MENSTRUASI (ENDOMETRIOSIS)



Disusun Oleh : Kartika Milaningrum



(1130018100)



Kelas 4A Kelompok 18



Dosen Pembimbing : R. Khairiyatul Afiyah,Ns.Sp.Kep.Mat



PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2020



MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS II ASUHAN KEPERAWATAN WANITA MASA REPRODUKSI GANGGUAN MENSTRUASI (ENDOMETRIOSIS)



Disusun Oleh : Kartika Milaningrum



(1130018100)



Kelas 4A Kelompok 18



Dosen Pembimbing : R. Khairiyatul Afiyah,Ns.Sp.Kep.Mat



PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2020



i



KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Maternitas II yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Wanita Masa Reproduksi Gangguan Menstruasi (Endrometriosis)” dapat selesai seperti waktu yang telah direncanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran berbagai pihak yang memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itupenulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Fasilitator mata kuliah Keperawatan Maternitas



R. Khairiyatul



Afiyah,Ns.Sp.Kep.Mat 2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. 3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini dapat kami selesaikan. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang membalas budi baik yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak yang kami sebutkan di atas. Tak ada gading yang tak retak, untuk itu kami pun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekeliruan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu selebar-lebarya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang, dan apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan dihati pembaca mohon dimaafkan. Surabaya ,25 Februari 2020



Penyusun



ii



DAFTAR ISI Cover ......................................................................................................................i Kata Pengantar........................................................................................................ii Daftar Isi.................................................................................................................iii BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1 1.1 Latar Belakang.................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2 1.3 Tujuan..............................................................................................................2 BAB 2 TINJAUAN TEORI..................................................................................3 2.1 Definisi Endometriosis....................................................................................3 2.2 Etiologi Endometriosis....................................................................................3 2.3 Patofisiologi Endometriosis.............................................................................4 2.4 Klasifikasi Endometriosis................................................................................5 2.5 Tanda dan Gejala Endometriosis.....................................................................5 2.6 Komplikasi dan Gangguan Endometriosis......................................................6 2.7 Penatalaksanaan Endometriosis ......................................................................7 2.8 Pemeriksaan Diagnostik..................................................................................8 BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI...................................9 3.1 Pengkajian Keperawatan.................................................................................9 3.2 Diagnosa Keperawatan...................................................................................10 3.3 Intervensi Keperawatan..................................................................................11 3.4 Implementasi Keperawatan............................................................................13 3.5 Evaluasi Keperawatan....................................................................................13 BAB 4 PENUTUP................................................................................................14 4.1 Kesimpulan......................................................................................................14 4.2 Saran................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15



iii



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Endometriosis adalah jaringan endometrium (kelenjar dan stroma) yang terdapat di luar kavum uteri seperti organ-organ genitalia interna termasuk ovarium (endometrioma), myometrium (adenomiosis) atau dapat juga di tempat lain seperti vesika urinaria, usus, peritoneum, paru, umbilikus, bahkan dapat ditemui di mata dan otak. Endometriosis merupakan salah satu penyakit jinak ginekologi yang akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian para ahli. Penyakit ini masih banyak menimbulkan masalah sejak dipublikasikan pertama kali pada tahun 1800 hingga sekarang. Hal tersebut disebabkan oleh gejala klinis, diagnosis, pengobatan dan patogenesis yang belum jelas sehingga dikatakan sebagai The Disease of Theory. Meskipun endometriosis bersifat jinak, akan tetapi dampak klinis yang ditimbulkannya cukup serius, yaitu meningkatnya infertilitas,



nyeri panggul kronis, dan



risiko menjadi ganas. Endometriosis merupakan masalah ginekologis yang mempengaruhi 5-15% dari wanita usia reproduksi dan 3-5% dari wanita postmenopause. Jumlah perempuandengan endometriosis diperkirakan 7 juta di Amerika Serikatdan lebih dari 70 juta di seluruh dunia terutama pada negara industri. Angka kejadiandi Indonesia belum dapat diperkirakan secara pasti karenabelum ada studi epidemiologik. Namun dari data temuandi rumah sakit angka kejadiannya berkisar 13,6-69,5% pada kelompok infertilitas. Berdasarkan fenomena yang telah diketahui bahwa semakin meningkatnya kejadian endometriosis. Oleh karena itu penting bagi tenaga kesehatan terkhususnya perawat untuk, lebih mengenal, memahami dan mempelajari tentangpenyakit ini. Sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang maksimal dan optimal untuk meningkatkan kesejahteraan klien.



1



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari Endometriosis? 2. Bagaimana etiologi dari Endometriosis? 3. Bagaimana patofisiologi Endometriosis? 4. Apa saja klasifikasi Endometriosis? 5. Apa saja tanda dan gejala dari Endometriosis? 6. Apa saja komplikasi dari penyakit apendisitis? 7. Bagaimana penatalaksanaan dari Endometriosis? 8. Bagaimana pemeriksaan diagnostic Endometriosis? 9. Bagaimana asuhan keperawatan pada penyakit Endometriosis? 1.3 Tujuan Berdasarkan latar rumusan masalah di atas dapat dijadikan tujuan sebagai berikut : 1. Agar mahasiswa mengetahui tentang penyakit Endometriosis. 2. Agar mahasiswa mengetahui tentang etilogi Endometriosis 3. Agar mahasiswa mengetahui tentang patofisiologi Endometriosis 4. Agar mahasiswa mengetahui tentang klasifikasi Endometriosis 5. Agar mahasiswa mengetahui tentang tanda dan gejala dari Endometriosis 6. Agar mahasiswa mengetahui tentang komplikasi dari Endometriosis 7. Agar mahasiswa mengetahui tentang penatalaksanaan dari Endometriosis 8. Agar



mahasiswa



mengetahui



tentang



pemeriksaan



diagnostic



Endometriosis 9. Agar mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan Endometriosis



1



BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi Endometriosis Endometrium merupakan lapisan dinding rahim yang akan menebal dengan bantuan hormone, dan akan luruh saat sel telur tidak dibuahi. Namun pada kasus penyakit endometriosis, endometrium yang tumbuh di luar jaringan Rahim tidak dapat luruh seperti pada umumnya dan akhirnya menjadi endapan yang membuat iritasi di jaringan yang ditempatinya ( Ratmawati, Ana, 2018) Endometriosis adalah suatu lesi jinak dengan sel yang serupa dengan sel yang melapisi uterus, tumbuh secara menyimpang di rongga panggul di luar uterus. Selama menstruasi, jaringan ektopik ini berdarah, sebagian besar ke area yang tidak memiliki lubang keluar, yang menyebabkan nyeri dan adhesi. Jaringan endometrial dapat juga menyebar melalui saluran limfatik atau vena. Insiden tinggi di antara pasien yang hamil di usia lanjut dan memiliki anak lebih sedikit. Endometriosis biasanya ditemukan pada wanita nulipara antara usia 25 dan 35 tahun dan pada remaja, terutama mereka yang mengalami



dismenorea



yang



tidak



berespons



terhadap



obat-obatan



antinflamasi nonstreroid (NSAID) atau kontrasepsi oral. Endometriosis merupakan penyebab utama nyeri panggul kronis dan infertilitas (Suddarth, dan Brunner 2016) 2.2 Etiologi Endometriosis 1. Secara kongenital sudah ada sel-sel endometrium di luar uterus 2. Pindahnya sel-sel endometrium melalui sirkulasi darah atau sirkulasi limfe. 3. Refluks menstruasi mengandung sel-sel endometrium ke tuba fallopi sampai ke rongga pelvis 4. Herediter karena insiden lebih tinggi pada wanita yang ibunya mengalami endometriosis (Ratmawati, Ana, 2018)



1



2.3 Patofisiologi Endometriosis Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita dengan ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki risiko lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut. Gangguan menstruasi seperti menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh. Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan menyebabkan mikoroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mikroorganisme tersebut akan menghasilkan makrofag yang Menyebabkan resepon imun menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat seiring dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal. Jaringan endometrium yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial. Fragmen endometrial tersebut dari infundibulum tuba fallopii menuju ke ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang dapat terkena endometriosis. Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya. Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat dipengaruhi siklus endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin, maka pada saat estrogen dan progesteron



meningkat,



jaringan



endometrial



ini



juga



mengalami



perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar estrogen dan progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial ini akan menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di daerah pelvik. Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium dan menyebabkan nyeri saat menstruasi (dismenorea) Setelah perdarahan, penggumpalan darah di pelvis akan menyebabkan adhesi/perlekatan di dinding



1



dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga nyeri pada daerah permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi, BAK dan saat melakukan hubungan seks. Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di uterus menyebabkan uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk membawa ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang menyebabkan terjadinya infertil pada endometriosis (James R Scott, et al. 2012). 2.4 Klasifikasi Endometriosis Penentuan klasifikasi dan stadium endometriosis sangat penting dilakukan untuk menerapkan cara pengobatan yang tepat dan untuk evaluasi hasil pengobatan. Klasifikasi Endometriosis yang digunakan saat ini adalah menurut American Society For Reproductive Medicine yang telah direvisi pada tahun 1996 yang berbasis pada tipe, lokasi, tampilan, kedalaman invasi lesi, penyebaran penyakit dan perlengketan. Berdasarkan visualisasi rongga pelvis pada endometriosis, dilakukan penilaian terhadap ukuran, lokasi dan kedalaman invasi, keterlibatan ovarium dan densitas dari perlekatan. Dengan perhitungan ini didapatkan nilai –nilai dari skoring yang kemudian jumlahnya berkaitan dengan derajat klasifikasi endometriosis.: 1. Stadium 1 (Minimal) : 1-5 2. Stadium 2 (Mild) : 6-15 3. Stadium 3 (Moderate) : 16-40 4. Stadium 4 (Severe) : > 40 (Manuaba, 2010) 2.5 Tanda dan Gejala Endometriosis



.........................................................Pada umumya wanita dengan endometriosis tidak me Gejala yang paling sering terjadi adalah nyeri panggul, dismenorea (nyeri ketika menstruasi), dispareunia (nyeri ketika senggama) dan infertilitas (gangguan kesuburan, tidak dapat memiliki anak). Nyeri yang terjadi tidak berkaitan dengan besarnya endometriosis (Nugroho, Taufan, 2011).



1



1. Nyeri panggul Nyeri yang berkaitan dengan endometriosis nyeri yang di katakana sebagai nyeri yang dalam, tumpul, atau tajam, dan biasanya nyeri bertambah ketika menstruasi. Pada umunya nyeri terdapat di central (tengah) dan nyeri yang terjadi satu sisi pada lesi (luka atau gangguan) di indung telur atau dinding samping panggul. Dispareunia terjadi terutama pada periode pre menstruasi dan menstruasi. Nyeri saat berkemih dan dyschezia dapat muncul apabila terdapat keterlibata saluran kemih atau saluran cerna. 2. Dismenorea Nyeri ketika mensturasi adalah keluhan paling umum pada endeometriosis 3. Infertilitas Efek endometriosis pada fertilitas (kesuburan) terjadinya gangguan pada lingkunga Rahim sehingga pelekatan sel telur yang sudah di buahi pada dinding Rahim menjadi terganggu. Pada endometriosis yang sudah parah, terjasi perlekatan pada rongga panggul, saluran tuba, atau indung telur yang dapat menggangu transportasi embrio (Nugroho, Taufan, 2011). 2.6 Komplikasi dan Gangguan Endometriosis Endometriosis terus dibiarkan berkembang dapat mengakibatkan komplikasi antara lain : 1. Gangguan pada kesuburan atau infertilitas : Adalah komplikasi karena adanya jaringan endometrium yang tumbuh dan menutupi tuba falopi sehingga mengahalagi pertemuan sel telur dan sperma 2. Adhesi : Jaringan endometriosis yang membuat organ-organ tubuh saling menempel. 3. Kista ovarium : Pengidap endometriosis tetap memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker ovarium 4. Kanker endometrium yang terpicu endometriosis : Jenis kanker ganas di lapisan dinding dalam Rahim akibat endometriosis.



1



2.7 Penatalaksanaan Endometriosis Pengobatan yang ada pada penderita endometriosis dibagi menjadi empat penanganan, yaitu : a. Pengobatan medis yang dilakukan dengan cara menekan fungsi ovarium, seperti: 1. Pengunaan danol dan danazol Berguna untuk meringankan endometriosis. Pengunaannya dapat berlangsung 9 bulan, tetapi tetap mengingat efeknya. Jika efek samping dapat ditoleransimaka pengunaan dapat berangsur lama. 2. Pil kontrasepsi kombinasi Pil kontrasepsi dapat bekerja efektif untuk pengobatan kasus ringan, terutama jika kontrasepsi juga diperlukan. Pendarahan lepas obat dan pendarahan bercak dapat terjadi, tetapi tidak terlalu bermasalah jika dibandingkan dengan endometriosis yang terjadi. 3. Progesterone, noretisteron, didrogesteron atau medroksiprogesteron asetat yang diberikan dalam dosisi tinggi memiliki efek hormonal yang sama seperti kehamilan. 4. Analog GnRH Obat ini efektif dalam menekan endometriosis, tetapi hanya dapat diberikan dalam jangka pendek karena berisiko menimbulkan osteoporosis. 5. Terapi pelengkap dan terapi alternative Banyak wanita melaporkan perbaikan gejala dengan mengonsumsi vitamin, unsur renik mineral, atau ramuan herbal (Ratmawati, Ana, 2018) b. Pengobatan melalui pembedahan Teknik yang menggunakan pengobatan ablative local, dengan diaterni atau laparoskop laser, dikembangkan di beberapa klinik ginekologis dengan laporan keberhasilan bervariasa. Waktu pemulihan yang diperlukan setlah dilakukan teknik pembedahan mikro lebih singkat, tetapi peralatan yang diperlukan sangat mahal dan ketersediannya terbatas.



1



c. Laparoscopy Laparoscopy adalah prosedur operasi yang paling umum untuk diagnosis dari endometriosis. Laparoscopy adalah prosedur operasi minor (kecil) yang dilakukan dibawah pembiusan total, atau pada beberapa kasus-kasus dibawah pembiuasan lokal. Ia biasanya dilakukan sebagai suatu prosedur pasien rawat jalan. Laparoscopy pertama-tama dilakukan dengan memompa perut dengan karbondioksida melalui sayatan kecil pada pusar. Sebuah alat penglihat (laparoscope) yang panjang dan tipis kemudian dimasukkan kedalam rongga perut yang sudah dipompa untuk memeriksa perut dan pelvis. d. Pengangkatan ovarium atau ovarektomi Tindakan yang satu ini hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan dengan obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi. Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen. Terapi bisa dimulai segera setelah pembedahan, atau jika jaringan endometrium yang tersisa masih banyak, maka terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah pembedahan (Ratmawati, Ana, 2018) 2.8 Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaan histologi (jaringan sel) Yang memperlihatkan kelenjar endometrium dan stroma. Pemeriksaan ini di dapatkan dari biopsi endometrium. 2. Ultrasonografi pelvis (panggul) Pemeriksaan laboratorium, kadar dari antigen kanker 125 (CA-125) dan antigen kanker 19-9 meningkat pada endometriosis. CA-125 juga mneingkat pada radang panggul sehingga memiliki spesifitas yang kurang untuk mendiagnosis endometriosis (Nugroho, Taufan, 2011).



1



BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI 3.1 Pengkajian Keperawatan 1. Identitas pasien yang meliputi nama, umur, tempat tinggal, dan pekerjaan. 2. Pemeriksaan pasien yang meliputi pengecekan tekanan darah, denyut nadi, suara jantung, dan suhu tubuh 3. Riwayat penyakit yang pernah diderita anemia, dan terpapar limbah baja. 4. Riwayat penyakit saat ini, meliputi: a. Nyeri akut saat menstruasi di daerah panggul, paha, perut bagian bawah. b. Menoragia c. Diare d. Kolik e. Sakit kepala hingga pusing berkepanjangan nampak seperti vertigo. f. Mual dan merasa kembung g. Nyeri bagian perut bawah saat harus latihan fisik. h. Nyeri pelvis saat berhubungan seksual. i. Nyeri saat bernapas hingga membuatnya sesak napas. j. Sulit mendapatkan keturunan 5. Riwayat kesehatan keluarga, mungkin pasien memiliki ibu atau saudara yang memiliki riwayat endometriosis 6. Riwayat kesehatan suami 7. Riwayat menstruasi, seperti siklus haid yang lebih lama dari orang sewajarnya yang hanya membutuhan lima sampai tujuh hari, siklus menstruasi lebih pendek dari 28 hari atau mungkin lebih dari 30 hari, tidak pernah menentu kapan siklus yang tepat untuk teradinya menstruasi, serta terjadinya pendarahan hebat yang membuat pasien lemas saat siklus menstruasi berjalan. 8. Melakukan pemeriksaan fisik umum dan ginekologi (Ana Ratmawati, 2018).



1



3.2 Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis d/d mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah, nafsu makan berubah dan menarik diri. 2. Ansietas b/d khawatiran mengalami kegagalan d/d merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, tampak gelisah, tampak tegang, muka tampak pucat. 3.3 Intervensi Keperawatan No



Diagnosa keperawatan 1. Nyeri akut Kode: D.0077 Defisini : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang kurang dari 3 bulan.



Tujuan dan kriteria hasil Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3×24 jam diharapkan nyeri akut dapat teratasi dengan kriteria hasil sebagai berikut : 1. Keluhan nyeri dari skala 2 (cukup meningkat) menjadi 4 (cukup menurun) 2. Meringis dari skala 2 (cukup meningkat) menjadi 4 (cukup menurun) 3. Gelisah dari skala 2 (cukup meningkat) menjadi 4 (cukup menurun) 4. Menarik diri dari skala 2 (cukup meningkat) menjadi 4 (cukup menurun) 5. Nafsu makan



Intervensi Manajemen nyeri Kode: 1. 08238 Observasi 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas, intensitas nyeri 2. Identifikasi skala nyeri 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri Terapeutik 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri Edukasi 1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri 3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi 1. Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu



1



2. Ansietas Kode: D.0080 Definisi: kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman



dari skala 2 (cukup memburuk) menjadi 4 (cukup membaik) Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3×24 jam diharapkan Ansietas dapat teratasi dengan kriteria hasil sebagai berikut : 1. Verbalisasi kebingungan dari skala 2 (cukup meningkat) menjadi skala 4 (cukup menurun) 2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi dari skala 2 (cukup meningkat) menjadi skala 4 (cukup menurun) 3. Perilaku gelisah dari skala 2 (cukup meningkat) menjadi skala 4 (cukup menurun) 4. Perilaku tegang dari skala 2 (cukup meningkat) menjadi skala 4 (cukup menurun) 5. Pucat dari skala skala 2 (cukup meningkat) menjadi skala 4



Reduksi ansietas Kode 1.09314 Observasi 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah 2. Monitor tanda-tanda ansietas Terapeutic 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhan kepercayaan. 2. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian. 3. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan. 4. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan,. 5. Motivasi mengindentifikasi situasi yang memicu kecemasan Edukasi 1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang dialami. 2. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis 3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu. 4. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan. 5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi.



1



(cukup menurun)



6. Latih teknik relaksasi. Kolaborasi 1. Kolaborasi pemberian obat antlansietas, jika perlu



3.4 Implementasi Keperawatan Implementasi merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana keperawatan. 3.5 Evaluasi Keperawatan Keberhasilan asuhan keperawatan dapat dilihat antara lain hal hal berikut: 1. Nyeri akut berkurang 2. Tidak cemas dalam menghadapi penyakitnya



1



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Endometrium merupakan lapisan dinding rahim yang akan menebal dengan bantuan hormone, dan akan luruh saat sel telur tidak dibuahi. Namun pada kasus penyakit endometriosis, endometrium yang tumbuh di luar jaringan rahim tidak dapat luruh seperti pada umumnya dan akhirnya menjadi endapan yang membuat iritasi di jaringan yang ditempatinya. Gejala pada umunya terjadi keika menstruasi dan bertambah berat setiap taunya karena pebesaran daerah endometriosis.gejala yang paling sering terjadi adalah nyeri pamggul, dismenorea (nyeri ketika menstruasi), dispareunia (nyeri ketika senggama) dan infertilitas (gangguan kesuburan, tidak dapat memiliki anak). Nyeri yang terjadi tidak berkaitan dengan besarnya endometriosis. 4.2 Saran Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materti yang menjadi pokok bahasan dalam Makalah ini,tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul Makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis khususnya dan pembaca umumnya mengenai gangguan sistem reproduksi khususnya materi Endometriosis.



1



DAFTAR PUSTAKA Brunner & Sudarth. 2016. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : EGC James R Scott, et al. 2012. Danforth buku saku obstetric dan ginekologi. Alih bahasa TMA Chalik. Jakarta: Widya Manuaba, Ida A. 2010. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa kebidanan. Jakarta : EGC Nugroho,



Taufan.



2011.



Buku



ajar



obstetric



untuk



mahasiswa



kebidanan.Yogjakarta : Nuha Medika. Ratnawati, Ana. 2018. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017.



Standar Diagnosa Keperawatan



Indonesia.Jakarta: DPP PPNI Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Jakarta: DPP PPNI Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Jakarta: DPP PPNI



1