2a.laporan Geoteknik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Daftar Isi Pengantar



i



Daftar Isi



ii



Daftar Tabel



iv



Daftar Gambar



vi



Bab 1 – Pendahuluan 1.1



Latar Belakang



1-1



1.2



Maksud dan Tujuan



1-1



1.3



Ruang Lingkup dan Data Pekerjaan



1-2



1.4



Lokasi Pekerjaan



1-3



1.5



Sistematika Penulisan



1-4



Bab 2 – Gambaran Umum Kondisi Wilayah 2.1



Kondisi Geografis Wilayah Studi



2-1



2.2



Kondisi Lingkungan di Sekitar Lokasi Pekerjaan



2-1



2.3



Kondisi Topografi



2-2



2.4



Kondisi Hidrologi



2-3



Bab 3 – Analisa Geoteknik 3.1



Penyelidikan Tanah Di Lapangan



3-1



3.2



Ruang Lingkup Pekerjaan



3-13



3.3



Hasil Penyelidikan Tanah Di Lapangan



3-17



3.4



Hasil Pengujian Sampel Tanah Di Laboratorium



3-24



3.5



Analisa Kapasitas Daya Dukung Izin Fondasi



3-26 (Laporan Geoteknik)



- ii



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



3.6



Analisa Pondasi Jembatan Sungai Rahabangga



3-36



3.7



Analisa Fondasi Lokasi Jembatan Sungai Asera



3-40



Lampiran



(Laporan Geoteknik)



- iii



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Daftar Tabel



Tabel



3.1



Kedalaman Tanah saat Penyelidikan Sondir di Lapangan



3-13



Tabel



3.2



Kedalaman Tanah saat Penyelidikan Bore (SPT) di Lapangan



3-15



Tabel



3.3



Hasil uji sondir



3-17



Tabel



3.4



Hasil uji SPT lokasi Jembatan Sungai Asera



3-19



Tabel



3.5



Hasil uji SPT lokasi Jembatan Sungai Rahabangga



3-20



Tabel



3.6



Prakiraan lapisan tanah berdasarkan nilai N-Spt titik BH 1



3-21



Sungai Asera Tabel



3.7



Prakiraan lapisan tanah berdasarkan nilai N-Spt titik BH 2



3-21



Sungai Asera Tabel



3.8



Prakiraan lapisan tanah berdasarkan nilai N-Spt titik BH 3



3-21



Sungai Asera Tabel



3.9



Prakiraan lapisan tanah berdasarkan nilai N-Spt titik BH 4



3-21



Sungai Asera Tabel



3.10



Prakiraan lapisan tanah berdasarkan nilai N-Spt titik BH 1



3-22



S.Rahabangga Tabel



3.11



Prakiraan lapisan tanah berdasarkan nilai N-Spt titik BH 2



3-22



S.Rahabangga Tabel



3.12



Prakiraan lapisan tanah berdasarkan nilai N-Spt titik BH 3



3-22



S.Rahabangga Tabel



3.13



Prakiraan lapisan tanah berdasarkan nilai N-Spt titik BH 4



3-22



S.Rahabangga Tabel



3.14



Soil properties dari hasil tes laboratorium BH1 S. Asera



3-24



Tabel



3.15



Soil properties dari hasil tes laboratorium BH2 S. Asera



3-25



(Laporan Geoteknik)



- iv



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Tabel



3.16



Soil properties hasil tes laboratorium BH3 S. Rahabangga



3-25



Tabel



3.17



Persyaratan desain pondasi dalam



3-26



Tabel



3.18



Hubungan parameter modulus subgrade reaction dan strain dengan Cu untuk Tanah Lempung (Manual LPILE)



3-30



Tabel



3.19



Hubungan Parameter modulus subgrade reaction dengan



3-30



sudut geser dalam untuk tanah pasir (Manual LPILE) Tabel



3.20



Prediksi Kedalaman, Daya Dukung Aksial SPP 600 mm t 16



3-37



mm Jembatan Sungai Rahabangga Tabel



3.21



Ringkasan Prediksi Kedalaman dan Daya Dukung Aksial



3-42



SPP 600 mm t 16 mm Jembatan Sungai Asera



(Laporan Geoteknik)



-v



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Daftar Gambar



Bab 1 – Pendahuluan Gambar



1.1



Peta Lokasi Pekerjaan



1-3



Bab 2 – Gambaran Umum Kondisi Wilayah Gambar



2.1



Kondisi Lingkungan Jembatan Sungai Asera dan 2-1 Rahabangga



Gambar



2.2



Kondisi Topografi Jembatan Sungai Asera



2-2



Gambar



2.3



Kondisi Topografi Jembatan Sungai Rahabangga



2-2



Gambar



2.4



Kondisi Sungai Asera



2-3



Gambar



2.5



Kondisi Sungai Rahabangga



2-4



Bab 3 – Analisa Geoteknik Gambar



3.1



Cara kerja alat sondir elektrik



3-2



Gambar



3.2



Rincian konus ganda



3-2



Gambar



3.3



Rangkaian alat penetrasi konus



3-3



Gambar



3.4



Bagan alir cara uji penetrasi lapangan dengan alat 3-4 sondir



Gambar



3.5



Kedudukan pergerakan konus pada waktu pengujian 3-6 sondir



Gambar



3.6



Alat pengambilan contoh tabung belah



3-9



Gambar



3.7



Bagan alir cara uji penetrasi lapangan dengan SPT



3-10



Gambar



3.8



Penetrasi dengan SPT



3-11 (Laporan Geoteknik)



- vi



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Gambar



3.9



Skema urutan uji penetrasi standar (SPT)



3-13



Gambar



3.10



Denah lokasi pekerjaan sondir Jembatan Sungai Asera



3-14



Gambar



3.11



Denah



lokasi



pekerjaan



sondir



Jembatan



S. 3-14



Rahabangga Gambar



3.12



Denah lokasi pekerjaan SPT Jembatan Sungai Asera



Gambar



3.13



Denah



lokasi



pekerjaan



SPT



Jembatan



3-15



Sungai 3-16



Rahabangga Gambar



3.14



Faktor adhesi vs. kuat geser undrained tiang pancang 3-28 (API RP2A, 1986)



Gambar



3.15



Pendistribusian Beban ke Lapisan Tanah (Tomlinson, 3-32 1995)



Gambar



3.16



Faktor Kedalaman untuk oedometer settlements (After 3-34 Fox)



Gambar



3.17



Grafik



σz/q



terhadap



L/B



untuk



Menghitung 3-35



Perbandingan z/B Gambar



3.18



Simpikasi Borlog Rahabangga



Gambar



3.19



Perhitungan



Daya



Dukung



3-36 Aksial



Pondasi



Tiang 3-38



Tunggal SPP D=600 mm dan T=16 mm berdasarkan data tanah Borlog A-2 (Jemb. S. Rahabangga) Gambar



3.20



Perhitungan



Daya



Dukung



Aksial



Pondasi



Tiang 3-38



Tunggal SPP D=600 mm dan T=16 mm berdasarkan data tanah Borlog P-2 (Jemb. S. Rahabangga) Gambar



3.21



Perhitungan



Daya



Dukung



Aksial



Pondasi



Tiang 3-39



Tunggal SPP D=600 mm dan T=16 mm berdasarkan data tanah Borlog P-1 (Jemb. S. Rahabangga) Gambar



3.22



Perhitungan



Daya



Dukung



Aksial



Pondasi



Tiang 3-39



(Laporan Geoteknik)



- vii



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Tunggal SPP D=600 mm dan T=16 mm berdasarkan data tanah Borlog A-1 (Jemb. S. Rahabangga) Gambar



3.23



Simplifikasi Boring Log Jembatan S. Asera



Gambar



3.24



Perhitungan



Daya



Dukung



Aksial



3-41



Pondasi



Tiang 3- 43



Tunggal SPP 600 mm t 16 mm berdasarkan data tanah Borlog A-2 Jembatan Sungai Asera. Gambar



3.25



Perhitungan



Daya



Dukung



Aksial



Pondasi



Tiang 3-43



Tunggal SPP 600 mm t 16 mm berdasarkan data tanah Borlog P-2 Jembatan Sungai Asera. Gambar



3.26



Perhitungan



Daya



Dukung



Aksial



Pondasi



Tiang 3-44



Tunggal SPP 600 mm t 16 mm berdasarkan data tanah Borlog A-1 Jembatan Sungai Asera. Gambar



3.27



Perhitungan



Daya



Dukung



Aksial



Pondasi



Tiang 3-44



Tunggal SPP 600 mm t 16 mm berdasarkan data tanah Borlog P-1 Jembatan Sungai Asera.



(Laporan Geoteknik)



- viii



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Memenuhi permintaan perihal penyelidikan tanah untuk Paket Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build ) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan Surat Perjanjian (Kontrak Lumpsum) nomor HK.02.01-Bb21/PJNW II/249 tanggal 30 Desember 2019, maka bersama ini disampaikan laporan hasil penyelidikan geoteknik yang dilaksanakan pada proyek tersebut dalam bentuk Final Report (Laporan Akhir). Penyelidikan geoteknik adalah kegiatan untuk mengetahui daya dukung dan karateristik tanah serta kondisi geologi, seperti mengetahui susunan lapisan tanah/sifat tanah, kepadatan dan daya dukung tanah serta mengetahui sifat korosivitas tanah. Penyelidikan tanah dilakukan untuk mengetahui jenis pondasi yang akan digunakan untuk konstruksi bangunan, selain itu dari hasil penyelidikan tanah dapat ditentukan perlakuan terhadap tanah agar daya dukung dapat mendukung konstruksi yang akan dibangun, Dari hasil penyelidikan tanah ini akan dipilih alternatif /jenis , kedalaman serta dimensi pondasi yang paling ekonomis dan safety. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Tujuan mendasar dari sebuah penyelidikan lapangan adalah mendapatkan data untuk keperluan desain dan pelaksanaan konstruksi dari sebuah proyek. Penyelidikan lapangan dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai kondisi pelapisan dan parameter tanah. Oleh karena itu, penentuan jenis dan penempatan titik-titik pengujian lapangan menjadi sangat penting.



(Laporan Geoteknik)



1-1



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Penyelidikan lapangan yang dilakukan adalah berupa sondir mekanik dan pemboran teknik untuk pengambilan coring, Undisturb Sample (UDS) dan pelaksanaan Standard Penetration Test (SPT). Profil dan analisis parameter tanah yang disampaikan dalam laporan penyelidikan tanah ini meliputi :







Profil tanah untuk perencanaan (design profile) harus mewakili kondisi lapisan tanah , khususnya parameter-parameter tanah untuk perencanaan pondasi. Data kedalaman dan ketebalan lapisan tanah keras.



 



Data kedalaman muka air tanah Daya dukung tanah untuk jenis pondasi yang disarankan







Parameter tanah dari hasil pengujian laboratorium untuk analisis penurunan bangunan jangka pendek dan jangka panjang. Daya dukung tanah untuk jenis pondasi yang disarankan











1.3. RUANG LINGKUP DAN DATA PEKERJAAN Pengujian geoteknik yang telah dilakukan berupa pekerjaan lapangan dan pengujian sample tanah di laboratorium yang meliputi : a. Pekerjaan lapangan pada lokasi pekerjaan, diantaranya : 



Pekerjaan Sondir (Cone Penetrometer Test (CPT)) yang dilakukan sebanyak 4 (empat) titik. Sebanyak (dua) titik sondir dilaksanakan pada lokasi Jembatan Sungai Rahabangga dan 2 (dua) titik sondir lainnya dilaksanakan pada lokasi Jembatan Sungai Asera.  Pekerjaan Boring (Standard Penetration Test (SPT)) yang dilakukan sebanyak 8 (delapan) titik. Sebanyak 4 (empat) titik bor dilaksanakan pada lokasi Jembatan Sungai Rahabangga dan 4 (empat) titik bor lainnya dilaksanakan pada lokasi Jembatan Sungai Asera.



b. Pengujian laboratorium dilakukan pada contoh tanah (undisturbed sample) berupa pengujian engineering properties dan pengujian index properties dari sampel tanah tersebut.



(Laporan Geoteknik)



1-2



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Hasil pengujian tanah di lapangan dan di laboratorium akan menghasilkan nilai daya dukung tanah yang nantinya akan digunakan dalam perencanaan struktur pondasi. 1.4. LOKASI PEKERJAAN Lokasi penyelidikan geoteknik dilakukan pada Proyek Rancang Bangun (Design And Build) Penggantian Jembatan S.Rahabangga dan Asera yang terletak di provinsi Sulawesi Tenggara . Jembatan Sungai Rahabangga terletak di Kabupaten Konawe, sedangkan Jembatan Sungai Asera terletak di sungai Konawe Utara. Secara geografis, Jembatan sungai rahabangga terletak di kilometer 75+605 dari kota Kendari, dengan titik koordinat Lat : -3.8740480 dan Lon : 122.0397520. Sedangkan Jembatan sungai Asera terletak di kilometer 130+292 dari kota Kendari dengan titik koordinat Lat : -3.4769052 dan Lon : 122.0260538. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.1. dibawah ini.



Gambar 1.1. Peta Lokasi Pekerjaan



(Laporan Geoteknik)



1-3



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



1.5. SISTEMATIKA PENULISAN Laporan Geoteknik ini secara sistematis disusun dalam bab – bab sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Menguraikan secara umum latar belakang pekerjaan, Maksud dan Tujuan Pekerjaan, Lingkup Pekerjaan serta Lokasi Pekerjaan. Bab II : Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan Menggambarkan kondisi topografi, geografi dan kondisi tanah di sekitar lokasi pekerjaan. Bab III : Analisa Geoteknik Berisikan hasil – hasil dari survei geoteknik yang telah dilaksanakan oleh penyedia jasa beserta rekomendasi dalam perencanaan struktur pondasi yang digunakan.



(Laporan Geoteknik)



1-4



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI WILAYAH 2.1. KONDISI GEOGRAFIS WILAYAH STUDI Secara geografis lokasi kegiatan Penggantian Jembatan S. Rahabangga dan Penggantian Jembatan S. Asera akan dibangun di ruas Jalan Inowa Kabupaten Konawe dan pada ruas Jalan Nasional Landawe - Kota Maju Asera, Provinsi Sulawesi Tenggara. Kondisi umum lokasi merupakan jembatan penghubung (S. Rahabangga) antara Kabupaten Konawe/ Kota Kendari dengan Kabupaten Kolaka dan jembatan penghubung (S. Asera) antara Kabupaten Konawe/ Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe Utara serta Batas Provinsi Sulawesi Tengah. 2.2. KONDISI LINGKUNGAN DI SEKITAR LOKASI PEKERJAAN Dari hasil tinjauan lapangan, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya, lahan yang akan dilintasi rencana Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera sebagian besar didominasi oleh permukiman, perkebunan, ladang.



Gambar 2.1. Kondisi Lingkungan Jembatan Sungai Asera dan Rahabangga



(Laporan Geoteknik) 2 - 1



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



2.3. KONDISI TOPOGRAFI Kondisi topografi di sekitar rute rencana Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera diperoleh melalui pengamatan secara visual terhadap beberapa parameternya, sebagai berikut: ▪ Rencana jalan dan jembatan didominasi daerah yang kondisi terrainnya relatif berbukit dengan variasi perbedaan tinggi yang relatif sedang. ▪ Pada beberapa tempat ditemukan cekungan yang berpotensi sebagai kantung air.



Gambar 2.2. Kondisi Topografi Jembatan Sungai Asera



Gambar 2.3. Kondisi Topografi Jembatan Sungai Rahabangga



(Laporan Geoteknik) 2 - 2



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



2.4. KONDISI HIDROLOGI Kondisi hidrologi dan drainase di sekitar rute rencana Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera diperoleh melalui pengamatan secara visual terhadap beberapa parameternya, sebagai berikut : 1. Kondisi Sungai Sungai Lasolo (Asera) dan Sungai Konaweha (Rahabangga) merupakan sungai yang perlu mendapat perhatian khusus, mengingat penampang basah yang relatif besar dengan velocity yang relatif besar. Tidak jauh dari lokasi Pekerjaan Sungai Rahabangga terdapat Bendung Wawotobi yang aliran airnya berasal dari Sungai Wawotobi digunakan pula sebagai fasilitas irigasi.



Gambar 2.4. Kondisi Sungai Asera



(Laporan Geoteknik) 2 - 3



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Gambar 2.5 Kondisi Sungai Rahabangga



2. Vegetasi penutup lahan Vegetasi di bagian hulu sungai masih berupa hutan, sedangkan di bagian dimana tenah lokasi rute jalan dan jembatan pada umumnya berupa perkebunan dan permukiman.



(Laporan Geoteknik) 2 - 4



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



BAB 3 ANALISA GEOTEKNIK 3.1. PENYELIDIKAN TANAH DI LAPANGAN Pekerjaan penyelidikan tanah lapangan yang dilakukan pada Paket Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build ) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera meliputi Pekerjaan Sondir (Cone Penetrometer Test (CPT)) dan Pekerjaan Boring (Standard Penetration Test (SPT)). 3.1.1. Pengujian Sondir (Cone Penetrometer Test (CPT)) Pengujian Sondir atau cone penetration test (CPT) merupakan salah satu pengujian lapangan yang bertujuan untuk mengetahui profil atau pelapisan (stratifikasi) tanah dan daya dukungnya. Stratifikasi tanah dan daya dukung dapat diketahui dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung (qc) dan gesekan selimutnya (fs). Alat sondir berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus. Prosedur pengujian Sondir mengacu pada SNI 2827:2008. Sondir menurut jenis alatnya dibagi menjadi dua macam, yaitu: 



Sondir mekanis yaitu sondir yang menghasilkan nilai tahanan ujung (qc) dan gesekan selimut (fs) mengacu pada ASTM D3441.







Sondir elektrik, Sondir yang menghasilkan nilai tahanan ujung (qc), gesekan selimut (fs) dan tekanan air pori (u) mengacu pada ASTM D5778.



(Laporan Soil Investigation) 3 -



1



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Gambar 3.1. Cara kerja alat sondir elektrik A.



Alat-alat



Peralatan yang digunakan dalam uji sondir yaitu: a. Konus, adalah ujung alat penetrasi yang berbentuk kerucut untuk menahan perlawanan tanah.



Gambar 3.2. Rincian konus ganda (Laporan Soil Investigation) 3 -



2



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



b. Mesin pembeban (mekanik atau hidraulik) c. Selimut (bidang) geser d. Pipa dorong e. Batang dalam



Gambar 3.3. Rangkaian alat penetrasi konus



(Laporan Soil Investigation) 3 -



3



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



B.



Prosedur Uji dan Hasil Uji Sondir



a.



Bagan Alir



Gambar 3.4. Bagan alir cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir



(Laporan Soil Investigation) 3 -



4



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



b.



Persiapan Pengujian



Lakukan persiapan pengujian sondir di lapangan dengan tahapan sebagai berikut:  Siapkan lubang untuk penusukan konus pertama kalinya, biasanya digali dengan linggis sedalam sekitar 5 cm;  Masukkan 4 buah angker ke dalam tanah pada kedudukan yang tepat sesuai dengan letak rangka pembeban;  Setel rangka pembeban, sehingga kedudukan rangka berdiri vertikal;  Pasang manometer 0 MPa s.d 2 MPa dan manometer 0 MPa s.d 5 MPa untuk penyondiran tanah lembek, atau pasang manometer 0 MPa s.d 5 MPa dan manometer 0 MPa s.d 25 MPa untuk penyondiran tanah keras;  Periksa sistem hidraulik dengan menekan piston hidraulik menggunakan kunci piston, dan jika kurang tambahkan oli serta cegah terjadinya gelembung udara dalam sistem;  Tempatkan rangka pembeban, sehingga penekan hidraulik berada tepat di atasnya;  Pasang balok-balok penjepit pada jangkar dan kencangkan dengan memutar baut pengecang, sehingga rangka pembeban berdiri kokoh dan terikat kuat pada permukaan tanah. Apabila tetap bergerak pada waktu pengujian, tambahkan beban mati di atas balok-balok penjepit;  Sambung konus ganda dengan batang dalam dan pipa dorong serta kepala pipa dorong, dalam kedudukan ini batang dalam selalu menonjol keluar sekitar 8 cm di atas kepala pipa dorong. Jika ternyata kurang panjang, bisa ditambah dengan potongan besi berdiameter sama dengan batang dalam. c.



Pengujian Penetrasi Konus



Lakukan pengujian penetrasi konus dengan langkah-langkah sebagai berikut:  Tegakkan batang dalam dan pipa dorong di bawah penekan hidraulik pada kedudukan yang tepat;  Dorong/tarik kunci pengatur pada kedudukan siap tekan, sehingga penekan hidraulik hanya akan menekan pipa dorong; (Laporan Soil Investigation) 3 -



5



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



 Putar engkol searah jarum jam, sehingga gigi penekan dan penekan hidraulik bergerak turun dan menekan pipa luar sampai mencapai kedalaman 20 cm sesuai interval pengujian;  Pada tiap interval 20 cm lakukan penekanan batang dalam dengan menarik kunci pengatur, sehingga penekan hidraulik hanya menekan batang dalam saja (kedudukan 1, lihat Gambar 5);  Putar engkol searah jarum jam dan jaga agar kecepatan penetrasi konus berkisar antara 10 mm/s sampai 20 mm/s ± 5. Selama penekanan batang pipa dorong tidak boleh ikut turun, karena akan mengacaukan pembacaan data. d.



Pembacaan Hasil Pengujian



Lakukan pembacaan hasil pengujian penetrasi konus dengan langkahlangkah sebagai berikut:  Baca nilai perlawanan konus pada penekan batang dalam sedalam kira-kira 4 cm pertama (kedudukan 2, lihat Gambar 5) dan catat nilai perlawanan konus pada formulir pengujian sondir ;  Baca jumlah nilai perlawanan geser dan nilai perlawanan konus pada penekan batang sedalam kira-kira 4 cm yang ke-dua (kedudukan 3, lihat Gambar 5) dan catat pada formulir pada formulir pengujian sondir.



Gambar 3.5 Kedudukan pergerakan konus pada waktu pengujian sondir (Laporan Soil Investigation) 3 -



6



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



e.



Pengulangan Langkah-Langkah Pengujian



Ulangi langkah-langkah pengujian tersebut di atas hingga nilai perlawanan konus mencapai batas maksimumnya (sesuai kapasitas alat) atau hingga kedalaman maksimum 20 m s.d 40 m tercapai atau sesuai dengan kebutuhan. Hal ini berlaku baik untuk sondir ringan ataupun sondir berat. f.



Penyelesaian Pengujian







Cabut pipa dorong, batang dalam dan konus ganda dengan mendorong/menarik kunci pengatur pada posisi cabut dan putar engkol berlawanan arah jarum jam. Catat setiap penyimpangan pada waktu pengujian.







3.1.2.



Pengujian Bor (Standard Penetration Test (SPT))



SPT (standard penetration test) adalah metoda pengujian di lapangan dengan memasukkan (memancangkan) sebuah Split Spoon Sampler (tabung pengambilan contoh tanah yang dapat dibuka dalam arah memanjang) dengan diameter 50 mm dan panjang 500 mm. Split spoon sampler dimasukkan (dipancangkan) ke dalam tanah pada bagian dasar dari sebuah lubang bor. Uji Standard Penetration Test (SPT) dilakukan pada setiap lubang bor teknik dengan interval pengujian setiap 2,0 m. Pada uji SPT, indikasi tanah keras diartikan sebagai lapisan tanah dengan nilai SPT di atas 50 pukulan / 30,0 cm sebanyak 3 (tiga) kali pada 3 (tiga) kedalaman berturut turut. Prinsip pelaksanaan uji penetrasi standar (SPT) yaitu dengan memukul sebuah tabung standar kedalam lubang bor sedalam 450 mm menggunakan palu 63,5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 760 mm. Yang dihitung adalah jumlah pukulan untuk melakukan penetrasi sedalam 150 mm. Jumlah yang digunakan adalah pada penetrasi sedalam 300 mm terakhir. Pengujian SPT mengacu pada SNI 4153:2008 dan ASTM D1586-67. Variasi dari hasil pengujian dapat disebabkan oleh: 



Peralatan dibuat oleh pabrik yang berbeda. Namun demikian rotary auger dengan safety hammer merupakan kombinasi yang lebih umum; (Laporan Soil Investigation) 3 -



7



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



 



Konfigurasi hammer; Panjang batang penghubung (drill rod). Untuk panjang batang lebih dari 10 m dan nilai SPT lebih dari 30, pengaruh panjang batang ini cukup besar. Drill rod yang panjang dan lebih berat akan memperkecil energi



    



yang diterima oleh batang sampel; Tegangan vertikal efektif; Variasi tinggi jatuh; Bila digunakan cat-head, jumlah lilitan dapat mempengaruhi energi; Cara pemboran dan metode stabilisasi dinding lubang bor; Lubang yang tidak sempurna pembersihannya dapat mengakibatkan



 



runtuhan tanah terperangkap ke dalam split spoon dan dapat menyebabkan NSPT yang lebih besar dari nilai yang sebenarnya; Dipakai atau tidaknya liner; Ukuran lubang bor. Peralatan



A.



Peralatan yang diperlukan dalam uji penetrasi dengan SPT adalah sebagai berikut:  Mesin bor yang dilengkapi dengan peralatannya;  Mesin pompa yang dilengkapi dengan peralatannya;



 



Split barrel sampler yang dilengkapi dengan dimensi seperti diperlihatkan pada Gambar 1 (ASTM D 1586-84); Palu dengan berat 63,5 kg dengan toleransi meleset ± 1%. Alat penahan (tripod);



 



Rol meter; Alat penyipat datar;



   



Kerekan; Kunci-kunci pipa; Tali yang cukup kuat untuk menarik palu; Perlengkapan lain.







(Laporan Soil Investigation) 3 -



8



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Gambar 3.6. Alat pengambilan contoh tabung belah Bahan dan Perlengkapan



B.



Bahan penunjang pengujian yang dipergunakan dalam uji penetrasi dengan SPT adalah sebagai berikut:  bahan bakar (bensin, solar);  bahan pelumas;  balok dan papan;  tali atau selang;   



kawat; kantong plastik; formulir untuk pengujian;







perlengkapan lain. (Laporan Soil Investigation) 3 -



9



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



C.



Prosedur Pengujian



a.



Bagan Alir



Gambar 3.7. Bagan alir cara uji penetrasi lapangan dengan SPT (Laporan Soil Investigation) 3 -



10



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



b.



Persiapan Pengujian



Lakukan persiapan pengujian SPT di lapangan dengan tahapan sebagai berikut (Gambar 8):      



Pasang blok penahan (knocking block) pada pipa bor; Beri tanda pada ketinggian sekitar 75 cm pada pipa bor yang berada di atas penahan; Bersihkan lubang bor pada kedalaman yang akan dilakukan pengujian dari bekas-bekas pengeboran; Pasang split barrel sampler pada pipa bor, dan pada ujung lainnya disambungkan dengan pipa bor yang telah dipasangi blok penahan; Masukkan peralatan uji SPT ke dalam dasar lubang bor atau sampai kedalaman pengujian yang diinginkan; Beri tanda pada batang bor mulai dari muka tanah sampai ketinggian 15 cm, 30 cm dan 45 cm.



Gambar 3.8. Penetrasi dengan SPT (Laporan Soil Investigation) 3 -



11



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



c.



Pengujian Standard Penetration Test



Lakukan uji penetrasi dengan SPT di lapangan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Lakukan pengujian pada setiap perubahan lapisan tanah atau pada interval sekitar 1,50 m s.d 2,00 m atau sesuai keperluan; 2. Tarik tali pengikat palu (hammer) sampai pada tanda yang telah dibuat sebelumnya (kira-kira 75 cm); 3. Lepaskan tali sehingga palu jatuh bebas menimpa penahan (Gambar 9); 4. Ulangi 2) dan 3) berkali-kali sampai mencapai penetrasi 15 cm; 5. Hitung jumlah pukulan atau tumbukan N pada penetrasi 15 cm yang pertama; 6. Ulangi 2), 3), 4) dan 5) sampai pada penetrasi 15 cm yang ke-dua dan ke-tiga; 7. Catat   



jumlah pukulan N pada setiap penetrasi 15 cm: 15 cm pertama dicatat N1; 15 cm ke-dua dicatat N2; 15 cm ke-tiga dicatat N3;



Jumlah pukulan yang dihitung adalah N2 + N3. Nilai N1 tidak diperhitungkan karena masih kotor bekas pengeboran; 8. Bila nilai N lebih besar daripada 50 pukulan, hentikan pengujian dan tambah pengujian sampai minimum 6 meter; 9. Catat jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah batuan.



(Laporan Soil Investigation) 3 -



12



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Gambar 3.9. Skema urutan uji penetrasi standar (SPT) 3.2. RUANG LINGKUP PEKERJAAN 3.2.1. Pelaksanaan Penyelidikan di Lapangan Pengujian Sondir (Cone Penetrometer Test (CPT)) dengan alat sondir lengkap dilakukan diatas muka tanah eksisting sebanyak 4 (empat) titik dapat dilihat pada table dibawah ini. Kedalaman Tanah saat



No.



Titik Sondir



Lokasi



1



Titik I (Satu)



Jembatan Sungai Asera



5.80 m



2



Titik II (Dua)



Jembatan Sungai Asera



6.40 m



3



Titik III (Tiga)



Jembatan Sungai Rahabangga



4.40 m



4



Sondir (meter)



Titik IV (Empat) Jembatan Sungai Rahabangga 4.00 m Tabel 3.1. Kedalaman Tanah saat Penyelidikan Sondir di Lapangan



(Laporan Soil Investigation) 3 -



13



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Pengujian Sondir (Cone Penetrometer Test



(CPT)) lokasi Sungai Asera



berada pada 2 (dua) dimana titik 1 (satu) dilakukan pad STA 0+195,167 dan titik 2 (dua) dilakukan pad STA 0+160,000. Adapun denah lokasi pekerjaan sondir sungai asera dapat dilihat pada gambar dibawah ini.



Gambar 3.10. Denah lokasi pekerjaan sondir Jembatan Sungai Asera Pengujian



Sondir



(Cone Penetrometer Test



(CPT)) lokasi Sungai



Rahabangga berada pada 2 (dua) dimana titik 1 (satu) dilakukan pad STA 0+185,000 dan titik 2 (dua) dilakukan pad STA 0+400,000. Adapun denah lokasi pekerjaan sondir S.Rahabangga dapat dilihat pada gambar dibawah ini.



Gambar 3.11. Denah lokasi pekerjaan sondir Jembatan S. Rahabangga (Laporan Soil Investigation) 3 -



14



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Pengujian Bor (Standard Penetration Test (SPT)) dilakukan diatas muka tanah eksisting sebanyak 8 (delapan) titik dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Titik Bore



Kedalaman Bore (m)



Lokasi Pekerjaan



Jumlah UDS



Kedalaman UDS (meter)



BH 1



24 m



Jemb. S. Asera



1



(9.50 – 10.00) m



BH 2



20 m



Jemb. S. Asera



1



(5.00 – 5.50) m



BH 3



15 m



Jemb. S. Asera



1



(1.50 – 2.00) m



BH 4



15 m



Jemb. S. Asera



1



(1.50 – 2.00) m



BH 1



12 m



Jemb. S. Rahabangga



1



(1.50 – 2.00) m



BH 2



12.50 m



Jemb. S. Rahabangga



1



(1.50 – 2.00) m



BH 3



12 m



Jemb. S. Rahabangga



1



(5.50 – 6.00) m



BH 4



12 m



Jemb. S. Rahabangga



-



-



Tabel 3.2. Kedalaman Tanah saat Penyelidikan Bore (SPT) di Lapangan Denah lokasi pengujian bor (Standard Penetration Test (SPT)) pada lokasi Sungai Asera berada pada 4 (empat) titik dimana titik BH1 (satu) dilakukan pada STA 0+150,000 (Dekat Lokasi Abutment 1), titik BH2 (dua) dilakukan pad STA 0+270,000 (Dekat Lokasi Pier 2), titik BH3 (tiga) dilakukan pad STA 0+289,000 (Lokasi Abutment 2) dan titik BH4 (empat) dilakukan pad STA 0+179,000 (Lokasi Pier 1). Adapun denah lokasi pekerjaan bor (SPT) Sungai Asera dapat dilihat pada gambar dibawah ini.



Gambar 3.12. Denah lokasi pekerjaan SPT Jembatan Sungai Asera



(Laporan Soil Investigation) 3 -



15



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Denah lokasi pengujian bor (Standard Penetration Test (SPT)) pada lokasi Sungai Rahabangga berada pada 4 (empat) titik dimana titik BH1 (satu) dilakukan pada STA 0+175,000 (Dekat Lokasi Pier 1), titik BH2 (dua) dilakukan pad STA 0+235,000 (Dekat Lokasi Pier 2), titik BH3 (tiga) dilakukan pad STA 0+290,000 (Lokasi Abutment 2) dan titik BH4 (empat) dilakukan pada STA 0+110,000 (Lokasi Abutment 1). Adapun denah lokasi pekerjaan bor (SPT) Sungai Rahabangga dapat dilihat pada gambar dibawah ini.



Gambar 3.13. Denah lokasi pekerjaan SPT Jembatan Sungai Rahabangga 3.2.2. Pelaksanaan Pengujian Laboratorium Pengujian di laboratorium dilakukan pada contoh tanah terganggu (disturb) dan contoh tanah tak terganggu (undisturbe). Contoh tanah terganggu yang berasal dari mata bor dilakukan pengamatan diskripsi tanah secara visual, yaitu jenis tanah, warna tanah dan konsistensi tanah. Contoh tanah tidak terganggu yang berasal dari tabung contoh, di laboratorium dilakukan penelitian index properties, dan engineering properties sesuai dengan prosedur dan standar pengujian sampel tanah, yaitu meliputi : a. Pengujian kadar air (water content); b. Pengujian lolos saringan No. 200; c. Pengujian Berat jenis tanah ; d. Pengujian konsistensi atterberg (LL, PL dan PI) ; e. Pengujian analisa saringan ; (Laporan Soil Investigation) 3 -



16



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



f. Pengujian kuat geser langsung (direct shear) ; g. Pengujian konsolidasi tanah ; h. Pengujian unconfined compression test (UCT). 3.3. HASIL PENYELIDIKAN TANAH DI LAPANGAN 3.3.1.Hasil Pengujian Sondir (Cone Penetrometer Test (CPT)) Dari hasil uji sondir dapat diperlihatkan secara umum pada tabel di bawah ini sehubungan dengan kedalaman penyondiran, kedalaman tanah keras, nilai jumlah hambatan pelekat (JHP) sampai tanah keras dan besar nilai qc di daerah permukaan.



Titik Sondir Titik I (Satu) Titik II (Dua) Titik III (Tiga) Titik IV (Empat)



Lokasi



Kedalaman Kedalaman pada qc > Penyondiran 100 kg/cm2 (m) (m)



Asera



5.80 m



5.00 m



Asera



6.40 m



4.60 m



Rahabangga



4.40 m



4.20 m



Rahabangga



4.00 m



3.80 m



Nilai JHP pada nilai qc>100 kg/cm2 (kg/cm) 252 kg/cm 326 kg/cm 220 kg/cm 210 kg/cm



Nilai qc pada kedalaman 1m (kg/cm2) 10 kg/cm2 10 kg/cm2 15 kg/cm2 15 kg/cm2



Tabel 3.3. Hasil uji sondir Kondisi tanah dasar : Dari hasil uji ke-4 titik sondir (titik I s.d titik IV), memberikan informasi untuk kondisi lapisan tanah dasar permukaan ditunjukkan oleh nilai conus resistance/tahanan ujung konus (qc),  Pada titik I (lokasi Jembatan Sungai Asera) di kedalaman 1.00 meter nilai conus resistance (qc) sebesar qc = 10 kg/cm²,  Pada titik II (lokasi Jembatan Sungai Asera) di kedalaman 1.00 meter nilai conus resistance (qc) sebesar qc = 10 kg/cm²,  Pada titik III (lokasi Jembatan Sungai Rahabangga) di kedalaman 1.00 meter nilai conus resistance (qc) sebesar qc = 15 kg/cm², (Laporan Soil Investigation) 3 -



17



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



 Pada titik IV (lokasi Jembatan Sungai Rahabangga) di kedalaman 1.00 meter nilai conus resistance (qc) sebesar qc = 15 kg/cm², Kedalaman Lapisan Tanah Keras : Berdasarkan hasil uji ke-4 titik Sondir (titik I s.d titik IV), memberikan informasi kedalaman lapisan tanah keras sebagai lapisan tanah dasar pendukung (Bearing Layer) yang cukup stabil, yaitu  Pada titik I (lokasi Jembatan Sungai Asera) lapisan tanah keras sebagai lapisan tanah dasar pendukung (bearing layer) ditemui pada kedalaman 5.80 m ditunjukan oleh nilai tahanan ujung konus (qc) = 250 kg/cm² dengan nilai jumlah hambatan pelekat (JHP) = 312 kg/cm2. Nilai tahanan ujung konus (qc) > 100 kg/cm² berada pada kedalaman 5 meter dengan nilai jumlah hambatan pelekat (JHP) = 252 kg/cm2  Pada titik II (lokasi Jembatan Sungai Asera) lapisan tanah keras sebagai lapisan tanah dasar pendukung (bearing layer) ditemui pada kedalaman 6.80 m ditunjukan oleh nilai tahanan ujung konus (qc) = 250 kg/cm² dengan nilai jumlah hambatan pelekat (JHP) = 476 kg/cm2. Nilai tahanan ujung konus (qc) > 100 kg/cm² berada pada kedalaman 4.60 meter dengan nilai jumlah hambatan pelekat (JHP) = 326 kg/cm2  Pada titik III (lokasi Jembatan Sungai Rahabangga) lapisan tanah keras sebagai lapisan tanah dasar pendukung (bearing layer) ditemui pada kedalaman 4.40 m ditunjukan oleh nilai tahanan ujung konus (qc) = 250 kg/cm² dengan nilai jumlah hambatan pelekat (JHP) = 220 kg/cm2. Nilai tahanan ujung konus (qc) > 100 kg/cm² berada pada kedalaman 4.20 meter dengan nilai jumlah hambatan pelekat (JHP) = 220 kg/cm2  Pada titik IV (lokasi Jembatan S. Rahabangga) lapisan tanah keras sebagai lapisan tanah dasar pendukung ditemui pada kedalaman 4.00 m ditunjukan oleh nilai tahanan ujung konus (qc) = 250 kg/cm² dengan nilai jumlah hambatan pelekat (JHP) = 210 kg/cm2. Nilai tahanan ujung konus (qc) > 100 kg/cm² berada pada kedalaman 3.80 meter dengan nilai jumlah hambatan pelekat (JHP) = 210 kg/cm2.



(Laporan Soil Investigation) 3 -



18



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



3.3.2.Hasil Pengujian Bore (Standard Penetration Test (SPT)) Berdasarkan hasil dari 8 (delapan) titik uji bor dalam, memberikan ilustrasi lapisan tanah dari nilai N-SPT, dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Jembatan Sungai Asera No



BH 1



BH 2



BH 3



BH 4



Kedalaman



N-SPT



Kedalaman



N-SPT



Kedalaman



N-SPT



Kedalaman



N-SPT



1



(0.00–3.00) m



11



(0.00–3.00) m



7



(0.00–2.50) m



8



(0.00–2.50) m



41



2



(3.00-6.00) m



14



(3.00-6.00) m



32



(2.50-4.50) m



>60



(2.50-4.50) m



>60



3



(6.00-9.00) m



14



(6.00-9.00) m



27



(4.50-6.50) m



>60



(4.50-6.50) m



>60



4



(9.00-12.00)m



16



(9.00-12.00)m



36



(6.50-8.50)m



>60



(6.50-8.50)m



>60



5



(12.00-15.00)m



16



(12.00-15.00)m



59



(8.50-10.50)m



>60



(8.50-10.50)m



>60



6



(15.00-18.00)m



46



(15.00-18.00)m



>60



(10.50-12.50)m



>60



(10.50-12.50)m



>60



7



(18.00-21.00)m



58



(18.00-20.00)m



>60



(12.50-15.00)m



>60



(12.50-15.00)m



>60



8



(21.00-24.00)m



64 Tabel 3.4. Hasil uji SPT lokasi Jembatan Sungai Asera



(Laporan Soil Investigation) 3 -



19



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Jembatan Sungai Rahabangga No



BH 1



BH 2



BH 3



BH 4



Kedalaman



N-SPT



Kedalaman



N-SPT



Kedalaman



N-SPT



Kedalaman



N-SPT



1



(0.00–2.50) m



12



(0.00–2.50) m



8



(0.00–3.00) m



8



(0.00–3.00) m



>60



2



(2.50-4.50) m



19



(2.50-4.50) m



46



(3.00-5.00) m



>60



(3.00-6.00) m



>60



3



(4.50-6.50) m



>60



(4.50-6.50) m



52



(5.00-8.00) m



>60



(6.00-8.00) m



>60



4



(6.50-8.50)m



>60



(6.50-8.50)m



>60



(8.00-10.00)m



>60



(8.00-10.00)m



>60



5



(8.50-10.50)m



>60



(8.50-10.50)m



>60



(10.00-12.00)m



>60



(10.00-12.00)m



>60



6



(10.50-12.00)m



>60



(10.50-12.50)m



>60



Tabel 3.5. Hasil uji SPT lokasi Jembatan Sungai Rahabangga



(Laporan Soil Investigation) 3 -



20



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Dari



hasil



Standard



Penetration



Test



yang



telah



dilakukan,



didapatkan prakiraan klasifikasi tanah berdasarkan nilai N-Spt (Sumber : Mayerhof, 1965) yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Titik Bor BH-1 (S. Asera)



Depth (m)



N-Spt



Jenis Tanah



(0.00–2.50) m



Nspt = 11



MediumDense filledup soil



(2.50-15.00) m



14 < Nspt ≤ 16



Stiff clay



(15.00-24.00) m



46 < Nspt ≤ 64



Hard silty clay



Tabel 3.6. Prakiraan lapisan tanah berdasarkan nilai N-Spt titik BH 1 Sungai Asera



Titik Bor BH-2 (S. Asera)



Depth (m)



N-Spt



Jenis Tanah



(0.00–6.00) m



7 < Nspt ≤ 32



Stiff clay



(6.00-12.00) m



27 < Nspt ≤ 36



Very Stiff Sandy silt



(12.00-20.00) m



Nspt > 60



Hard silty clay



Tabel 3.7. Prakiraan lapisan tanah berdasarkan nilai N-Spt titik BH 2 Sungai Asera



Titik Bor BH-3 (S. Asera)



Depth (m)



N-Spt



Jenis Tanah



(0.00–6.00) m



8 < Nspt >60



Very stiff sandy silt



(6.00-15.00) m



Nspt >60



Hard sand with gravel



Tabel 3.8. Prakiraan lapisan tanah berdasarkan nilai N-Spt titik BH 3 Sungai Asera



Titik Bor BH-4 (S. Asera)



Depth (m)



N-Spt



Jenis Tanah



(0.00–5.00) m



41 < Nspt >60



Hard sandy silt



(5.00-15.00) m



Nspt >60



Hard sand with gravel



Tabel 3.9. Prakiraan lapisan tanah berdasarkan nilai N-Spt titik BH 4 Sungai Asera



(Laporan Soil Investigation) 3 -



21



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Titik Bor BH-1 (S. Rahabangga)



Depth (m)



N-Spt



Jenis Tanah



(0.00–6.00) m



12 < Nspt 60



Hard sand with gravel



Tabel 3.10. Prakiraan lapisan tanah berdasarkan nilai N-Spt titik BH 1 S.Rahabangga



Titik Bor BH-2 (S. Rahabangga)



Depth (m)



N-Spt



Jenis Tanah



(0.00–2.50) m



Nspt = 8



Medium to stiff sandy silt



(2.50-7.00)m



46 60



Hard clay



(3.00-4.50)m



Nspt >60



Hard gravel



(4.50-5.00)m



Nspt >60



Hard Sand



(5.00-12.00)m



Nspt >60



Hard gravel



Tabel 3.13. Prakiraan lapisan tanah berdasarkan nilai N-Spt titik BH 4 S.Rahabangga



(Laporan Soil Investigation) 3 -



22



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Kedalaman Lapisan Tanah Keras : Berdasarkan hasil uji ke-8 titik Bore, memberikan informasi kedalaman lapisan tanah keras sebagai lapisan tanah dasar pendukung (Bearing Layer) yang cukup stabil, yaitu 































Pada titik BH 1 (Lokasi Sungai Asera) lapisan tanah keras ditemui mulai kedalaman 22 meter s/d 24 meter (stop bore) ditunjukkan oleh nilai SPT yaitu NSpt >60 kondisi tanahnya terdiri dari lempung berlanau dengan konsistensi tanah keras. Pada titik BH 2 (Lokasi Sungai Asera) lapisan tanah keras ditemui mulai kedalaman 18 meter s/d 20 meter (stop bore) ditunjukkan oleh nilai SPT yaitu NSpt >60 kondisi tanahnya terdiri dari lempung berlanau, pasir dan kerikil dengan konsistensi tanah keras. Pada titik BH 3 (Lokasi Sungai Asera) lapisan tanah keras ditemui mulai kedalaman 4.5 meter s/d 15 meter (stop bore) ditunjukkan oleh nilai SPT yaitu NSpt >60 kondisi tanahnya terdiri dari pasir berlanau dan kerikil dengan konsistensi tanah keras. Pada titik BH 4 (Lokasi Sungai Asera) lapisan tanah keras ditemui mulai kedalaman 4.5 meter s/d 15 meter (stop bore) ditunjukkan oleh nilai SPT yaitu NSpt >60 kondisi tanahnya terdiri dari pasir dan kerikil dengan konsistensi tanah keras. Pada titik BH 1 (Lokasi Sungai Rahabangga) lapisan tanah keras ditemui mulai kedalaman 6 meter s/d 12 meter (stop bore) ditunjukkan oleh nilai SPT yaitu NSpt >60 kondisi tanahnya terdiri dari pasir dan kerikil dengan konsistensi tanah keras. Pada titik BH 2 (Lokasi Sungai Rahabangga) lapisan tanah keras ditemui mulai kedalaman 8.5 meter s/d 12.5 meter (stop bore) ditunjukkan oleh nilai SPT yaitu NSpt >60 kondisi tanahnya terdiri dari pasir dan kerikil dengan konsistensi tanah keras. Pada titik BH 3 (Lokasi Sungai Rahabangga) lapisan tanah keras ditemui mulai kedalaman 10 meter s/d 12 meter (stop bore) ditunjukkan oleh nilai SPT yaitu NSpt >60 kondisi tanahnya terdiri dari pasir berkerikil dengan konsistensi tanah keras. Pada titik BH 4 (Lokasi Sungai Rahabangga) lapisan tanah keras ditemui mulai kedalaman 3 meter s/d 12 meter (stop bore) ditunjukkan oleh nilai SPT yaitu NSpt >60 kondisi tanahnya terdiri dari kerikil (batuan) dengan konsistensi tanah keras.



(Laporan Soil Investigation) 3 -



23



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



3.4. HASIL PENGUJIAN SAMPEL TANAH DI LABORATORIUM Pengujian undisturbed sample dilakukan di laboratorium UPT Dinas Laboratorium Dinas SDA dan Bina Marga Provinsi Sulawesi Tenggara. Pengujian tanah di laboratorium dilaksanakan pada 4 (empat) sampel tanah hasil pengujian bore yaitu pada titik BH1 Sungai Asera, BH2 Sungai Asera, BH3 Sungai Rahabangga dan BH4 Sungai Rahabangga. Pengujian dilakukan untuk mengetahui engineering properties dan pengujian index properties dari sampel tanah tersebut. Hasil uji laboratorium dari undisturbe sample yang telah dilakukan dapat dilihat pada Laboratory Test Result dibawah ini. Parameter Pengujian



Jenis Pengujian



Kadar Air (W) Presentase lolos saringan no. 200 Berat Jenis Tanah (Gs) Pengujian Atterberg -Batas Cair (LL) -Batas Plastis (PL) Index -Indeks Plastisitas (PI) Properties Grain size distribution Test -#10 -#20 -#40 -#80 -#100 -#200 -Pan Direct Shear test -Sudut geser (Ǿ) -Kohesi (C) Engineering Pengujian konsolidasi Properties -Cv Test -k -Cc Kuat Tekan Bebas -qu



%



Hasil Pengujian 23,43



%



64,32



gr/cm3



2,728



% % %



26,86 23,52 3,34



% % % % % % %



100,00 99,63 93,50 60,11 43,42 18,31 0,06



0



28,37 0,13



Satuan



Kg/cm2 Cm2/det Cm/det



1,90 x 10-3 7,12 x 10-11 0,10



Kg/cm2



0,648



Tabel 3.14. Soil properties dari hasil tes laboratorium BH1 S. Asera



(Laporan Soil Investigation) 3 -



24



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Parameter Pengujian



Jenis Pengujian



Satuan



Hasil Pengujian 22,34



Kadar Air (W) % Presentase lolos saringan % 66,21 no. 200 Berat Jenis Tanah (Gs) gr/cm3 2,712 Pengujian Atterberg -Batas Cair (LL) % 26,92 -Batas Plastis (PL) % 22,79 Index -Indeks Plastisitas (PI) % 4,13 Properties Grain size distribution Test -#10 % 100,00 -#20 % 78,92 -#40 % 49,31 -#80 % 24,50 -#100 % 19,04 -#200 % 7,88 -Pan % 0,05 Engineering Kuat Tekan Bebas Properties -qu Kg/cm2 0,287 Test Tabel 3.15. Soil properties dari hasil tes laboratorium BH2 S. Asera Parameter Hasil Jenis Pengujian Satuan Pengujian Pengujian Kadar Air (W) % 19,66 Presentase lolos saringan % 79,35 no. 200 Berat Jenis Tanah (Gs) gr/cm3 2,624 Pengujian Atterberg -Batas Cair (LL) % 30,01 -Batas Plastis (PL) % 22,28 Index -Indeks Plastisitas (PI) % 7,72 Properties Grain size distribution Test -#10 % 100,00 -#20 % 96,45 -#40 % 83,85 -#80 % 61,81 -#100 % 49,45 -#200 % 25,89 -Pan % 0,15 Engineering Direct Shear test 0 Properties -Sudut geser (Ǿ) 27,112 Test -Kohesi (C) Kg/cm2 0,13 Pengujian konsolidasi Engineering -Cv Cm2/det 4,43 x 10-3 Properties -k Cm/det 1,31 x 10-10 Test -Cc 0,16 Tabel 3.16. Soil properties hasil tes laboratorium BH3 S. Rahabangga (Laporan Soil Investigation) 3 -



25



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



3.5. ANALISA KAPASITAS DAYA DUKUNG IZIN FONDASI 3.5.1. KRITERIA DESAIN Berikut ini ringkasan kriteria desain geoteknik (pondasi) berdasarkan kriteria desain yang ada di Dokumen Tender Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (design and build) nomor: 12.21/x/pokja/bpjn xxi-kdi/db-jbt.rhbg/2019 tanggal 21 oktober 2019, Penggantian Jembatan S. Rahabangga dan Jembatan S. Rahabangga dan SNI 8460:2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik Serta BS 6349-2:2010



Tabel 3.17. Persyaratan desain pondasi dalam



3.5.2. ANALISA FONDASI a.



Pemilihan Tipe Fondasi



Sesuai dengan Dokumen Tender Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (design and build) nomor: 12.21/x/pokja/bpjn xxi-kdi/dbjbt.rhbg/2019 tanggal 21 oktober 2019, Penggantian Jembatan S. Rahabangga dan Jembatan S. Asera, tipe pondasi yang sudah ditetapkan adalah pondasi tiang pancang baja. Untuk detail diameter, tebal dan jumlah pondasi disesuaikan dengan kebutuhan.



(Laporan Soil Investigation) 3 -



26



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



b.



Metode Analisis Daya Dukung Fondasi Tiang







Metode Analisis Daya Dukung Aksial Tekan



Metode untuk menghitung kapasitas ultimit pondasi tiang (Qu) dari komponen tahanan ujung (Qp) dan tahanan friksi (Qs). Berdasarkan formulasi berikut ini. Formulasi tersebut dapat digunakan untuk segala janis pondasi tiang. Qu = Qs + Qp = ƒAc + qAp Dimana : Qu



= kapasitas ultimit tiang



Qp



= tahanan ujung ulimit



Qs



= tahanan gesek ultimit



f



= unit tahanan friksi



q



= unit tahanan ujung tiang



Ap



= luas penampang tiang



As



= luas selimut tiang



Tahanan Friksi







Tahanan selimut ultimate (Qs) tiang pada lapisan lempung dihitung berdasarkan persamaan berikut:



Fs =



x Cu



Dimana = faktor adhesi cu



= kuat geser undrained



Berdasarkan grafik korelasi, undrained shear strength adalah:



pada



umumnya



harga



rata-rata



Cu = 5 x N − SPT (kPa) sehingga Qs



= Fs x L x P



(Laporan Soil Investigation) 3 -



27



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



dimana p



= keliling tiang



L



= panjang tiang Sedangkan untuk tanah non kohesif dihitung langsung dari data N-



SPT berdasarkan rekomendasi dari Mayerhoft berlaku untuk pondasi tiang bor maupun tiang pancang. Perhitungan tersebut berdsarkan formulasi berikut ini ƒc = 2 Nspt ≤ 120 kPa



Gambar 3.14. Faktor adhesi vs. kuat geser undrained tiang pancang (API RP2A, 1986).







Tahanan Ujung



Perhitungan tahanan ujung pada tanah kohesif baik untuk pondasi tiang bor maupun pondasi tiang pancang menggunakan rekomendasi dari API RP2A 1986 dengan formulasi sebagai berikut: Qp = qp. Ap qp = 9.cu Dimana Qp



= tahanan ujung aksial tiang



qp



= unit bearing resistance



cu



= (5 x NSPT) kuat geser undrained pada ujung tiang



Ap



= luas penampang tiang



(Laporan Soil Investigation) 3 -



28



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Perhitungan tahanan ujung pada tanah non kohesif menggunakan rekomendasi dari Meyerhof, 1976. Formulasi perhitungan daya dukung tersebut ditampilkan di bawah ini:



Dimana qP



= unit bearing resistance (kPa)



N



= nilai N-SPT



db



= diameter ujung tiang bor (m)



Dp



= kedalaman tiang bor pada lapisan tanah pasir (m)



Kondisi Ujung Fondasi Tiang Apabila digunakan jenis tiang baja dengan kondisi terbuka, maka akan ada dua kemungkinan kondisi ujung pondasi tiang yang akan terjadi. Kondisi pertama adalah kondisi dimana tanah diujung pondasi tiang baja menutup dan turun bersama ujung pondasi tiang baja atau biasa disebut dengan PLUG. Kondisi kedua adalah dimana tanah tetap diam di posisinya (masuk ke dalam pondasi baja) sedangkan ujung pondasi tiang baja bergerak hingga kedalaman yang diinginkan atau biasa disebut UNPLUG. Secara teoritis, kondisi PLUG-UNPLUG terjadi berdasarkan perbandingan jumlah hambatan lekat di dalam dinding pondasi pipa baja (LxfxAs) dengan daya dukung ujung pondasi tiang baja (qpXAp). Kondisi PLUG terjadi jika (LxfxAs) > (qpXAp), begitu pula sebaliknya untuk kondisi UNPLUG. 



Metode Analisis Daya Dukung Aksial Tarik



Nicola dan Randolph (1993) menyatakan bahwa pada tanah kohesif berbutir halus, dimana pembebanan diasumsikan bekerja pada kondisi undrained, tahanan selimut terhadap gaya tekan maupun gaya tarik akan sama besarnya. Sedangkan pada tanah non kohesif atau free draining, Nicola dan Randolph (1993) menyatakan bahwa tahanan selimut tarik diasumsikan sebesar 70% dari tahanan selimut tekan. Karena kondisi lapisan tanah di lokasi proyek terdiri dari tanah kohesif dan non- kohesif, maka tahanan selimut tarik diasumsikan sebesar 70% dari tahanan selimut pada kondisi tekan. Persamaan untuk menghitung besarnya daya dukung cabut adalah sebagai berikut:



(Laporan Soil Investigation) 3 -



29



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Dimana QS = daya dukung friksi tiang tekan W’Pile = berat efektif pondasi tiang 



Metode Analisis Daya Dukung Tiang Kelompok Daya Dukung tiang tunggal pada tiang kelompok dianalisis dengan



program GROUP dari ENSOFT. Permodelan dilakukan per satu kelompok tiang yang menopang satu kolom dengan kombinasi beban yang bervariasi, mencakup gaya aksial, gaya lateral dari dua arah, gaya momen dari dua arah, dan torsi. Setelah analisis dilakukan, dilakukan pengechekan output-output yang terjadi berupa gaya dalam pondasi, defleksi aksial dan lateral, yang kemudian dibandingkan dengan besaran ijin per masingmasing komponen. Input parameter yang digunakan ditampilkan pada Tabel 1-2 dan Tabel 1-3, sedangkan input bebannya seperti yang ditampilkan pada subbab pembebanan.



Tabel 3.18. Hubungan parameter modulus subgrade reaction dan strain dengan Cu untuk Tanah Lempung (Manual LPILE)



Tabel 3.19. Hubungan Parameter modulus subgrade reaction dengan sudut geser dalam untuk tanah pasir (Manual LPILE)



Dalam proses analisis, GROUP sudah memperhitungan reduksi daya dukung lateral akibat jarak antar pondasi tiang dengan cara mereduksi p-y sesuai dengan rumus empirik Reese et al (1006) dengan meninjau gaya lateral dari dua (2) arah (side by side dan line by line). Untuk reduksi daya dukung arah aksial dilakukan sesuai prosedur di bawah ini. Efisiensi Tiang Group Jarak antar tiang sangat mempengaruhi besarnya beban yang dapat dipikul dari sebuah pondasi tiang grup. Jarak tersebut harus diatur sedemikian rupa sehingga memberikan daya dukung dari sebuah tiang



(Laporan Soil Investigation) 3 -



30



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



grup yang optimal. Jika spasi antar tiang terlalu dekat maka dapat menurunkan daya dukung tiang grup tersebut akibat daerah pengaruh dari masing-masing tiangnya saling berpotongan. Apabila spasi tersebut terlalu besar, maka akan diperlukan ukuran pilecap yang relatif lebih besar dan dampaknya dana pelaksanaan konstruksi akan bertambah besar. Berikut ini adalah persamaan yang dapat dipakai untuk menghitung daya dukung sebuah tiang grup yang dipengaruhi oleh faktor efisiensinya:



Dengan: Pag



= daya dukung izin tiang grup



η



= faktor efisiensi



N



= jumlah tiang dalam sebuah tiang grup



Pa



= daya dukung izin masing-masing tiang tunggal Nilai effesiency yang digunakan dalam dokumen ini dihitung



mengunakan metoda Los Angeles. Berikut ini disampaikan formula perhitungan nilai effisiensi tersebut :



dengan: η = faktor efisiensi m = jumlah baris n = jumlah tiang dalam satu baris D = diameter tiang s = spasi antar pusat dari tiang terdekat Idealnya, tiang dalam kelompok harus berjarak sehingga Daya Dukung dukung kelompok tidak kurang dari jumlah daya dukung tiang tunggal. Dalam prakteknya, jarak antar tiang minimal, d, adalah 2.5D atau bisa juga sekitar 3 sampai 3.5D. 



Metode Analisis Penurunan



Penurunan yang ditinjau adalah penurunan elastik (immediate settlement) dan penurunan konsolidasi. Sehingga penurunan total didapatkan dengan rumus berikut dengan S T, SE, dan SC secara berurutan adalah penurunan total, penurunan elastik, dan penurunan konsolidasi: ST = S E + SC (Laporan Soil Investigation) 3 -



31



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Pembebanan yang terjadi akibat gaya-gaya dari struktur didistribusikan sesuai dengan konfigurasi dari gambar berikut:



atas



Gambar 3.15. Pendistribusian Beban ke Lapisan Tanah (Tomlinson, 1995)



Pertama, penurunan elastik (immediate settlement) dihitung dengan bantuan software GROUP dari ENSOFT. Perhitungan immediate settlement berdasarkan hubungan tegangan dan deformasi tiang akibat dari beban aksial (t-z curve). Kedua, penurunan konsolidasi (consolidation settlement) pada tanah lempung normally consolidated ditinjau dengan mempertimbangkan indeks kompresibilitas tanah (Cc), ketebalan lapisan tanah kompresibel yang ditinjau (H), angka pori awal lapisan tanah tersebut (e 0) tegangan overburden efektif tanah mula-mula (p0’), dan pertambahan tegangan akibat beban dari kolom (Δp). Sedangkan untuk lempung overconsolidated, swelling index (Cs), tegangan prakonsolidasi (P’c) perlu dipertimbangkan. Berikut ini adalah rumus-rumus yang digunakan untuk memperkirakan penurunan yang terjadi: a. Untuk tanah lempung normally consolidated dimana ouvO + ∆o uv > P’c



(Laporan Soil Investigation) 3 -



32



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Perhittungan penururnan konsolidasi untuk lokasi/lapisan tanah yang tidak terdapat data pengujian Oedometer dilakukan menggunakan asumsi blok ekivalen yang berdasarkan buku Pile Design and Construction Practice oleh M.J. Tomlinson. Blok ekivalen berada pada 2/3 panjang tiang dengan ukuran B’ dan L’. Penurunan konsolidasi secara teoritis didapat dari hasil tes laboratorium dari sampel tanah lempung (clay) undisturbed. Kurva tegangan terhadap void ratio tanah dari hasil tes lab ini digunakan untuk mendapatkan koefisien volume compressibility (mv). Pada pelaksanaannya, tes konsolidasi di laboratorium tidak akan mungkin dilakukan pada sampel tanah dari tiap kedalaman karena akan memerlukan banyak sumberdaya. Ada korelasi empiris oleh Stroud yang menjelaskan tentang penurunan oedometer seperti hasil tes lab untuk sampel tanah pada center of loaded area. Perhitungan penurunan konsolidasi dapat menggunakan formulasi sebagai berikut:



dengan : µd



= faktor koreksi kedalaman



mv



= coeffisient of volume compressibility



H



= tebal lapisan compressible layer



σz



= average effective vertical stress



Nilai mv dapat ditentukan berdasarkan formulasi berikut ini :



Kemudian faktor koreksi kedalaman ditentukan dari gambar dibawah ini



(Laporan Soil Investigation) 3 -



33



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Gambar 3.16. Faktor Kedalaman untuk oedometer settlements (After Fox)



Perhitungan average effective vertical stress (σz) di bawah equivalent raft yang dikenakan beban merata qn dihitung dengan cara mencari nilai perbandingan σz/qn berdasarkan perbandingan kedalaman dan lebar pile cap (z/B’) setra perbandingan ukuran equivalent raft (L’/B’). Perhitungannya menggunakan grafik berikut :



(Laporan Soil Investigation) 3 -



34



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Gmbar 3.17. Grafik σz/q terhadap L/B untuk Menghitung Perbandingan z/B.



(Laporan Soil Investigation) 3 -



35



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



3.6. ANALISA PONDASI JEMBATAN SUNGAI RAHABANGGA 3.6.1. KONDISI GEOTEKNIK Telah dilakukan penyelidikan tanah lapangan lokasi rencana Pembangunan Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga. Penyelidikan yang dilakukan berupa empat (4) titik Pengeboran dengan uji Standard Penetration Test (SPT).



Gambar 3.18. Simpikasi Borlog Rahabangga Gambar diatas menampilkan simplifikasi boringlog dari hasil penyelidikan tanah yang telah dikerjakan di lokasi rencana Pembangunan Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga. Berdasarkan Gambar tersebut dapat diketahui bahwa dari keempat lokasi pengeboran ditemukan tanah yang cukup keras dengan NSPT> 60 dengan kedalaman yang bervariasi (38 m dari permukaan tanah asli). Untuk kondisi tanah permukaan yang ditemukan merupakan tanah lempung yang cukup kaku hingga kaku (medium to stiff) dengan nilai NSPT 8-12. Oleh sebab itu, kebutuhan daya dukung pondasi, terutama untuk kondisi aksial tekan bukan menjadi masalah. Selain itu perilaku penurunan jangka panjang hampir tidak akan terjadi.



(Laporan Soil Investigation) 3 -



36



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



3.6.2. Hasil Analisis Pondasi Tiang







Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Tunggal



Sesuai dengan tipe pondasi tiang yang akan digunakan, sekaligus mempertimbangkan ketersediaan dilapangan, diameter pondasi tiang pncang baja yang digunakan adalah SPP 600 mm dengan tebal 16 mm. berikut ini disampaikan hasil analisis daya dukung aksial pondasi tiang tunggal untuk pondasi tiang pancang baja diameter 600 m tebal 16 mm berdasarkan data tanah yang ada. Kedalaman



Daya Dukung Aksial Tarik Ijin Ultimate (kN) (kN) 1096 365.3 1090 363.3 1205 401.6 849 283



Daya Dukung Aksial Tekan



Data Tanah A-2 P-2 P-1 A-1



(m)



Ultimate (kN)



Ijin (kN)



10 8 10 5



3871 3867 3978 4042



1290.3 1289 1326 1347.3



Tabel 3.20. Prediksi Kedalaman, Daya Dukung Aksial SPP 600 mm t 16 mm Jembatan Sungai Rahabangga.



Tabel diatas menampilkan ringkasan kebutuhan kedalaman pondasi tertanam yang dihitung dari permukaan tanah saat ini beserta prediksi daya dukung aksial ultimatae maupun daya dukung ijinnya untuk kondisi beban aksial tekan maupun aksial Tarik. Berdasarkan kondisi tanah dan potensi penetrasi pondasi pada saat pekerjaan pemancangan, daya dukung ultimate untuk pondasi SPP d 600 mm t 16 mm dibatasi sekitar 1250 kN atau 125 ton. Kondisi tersebut ditentukan agar penetrasi yang dibutuhkan tidak terlalu dalam karena dikhawatirkan tidak dapat dilakukan. Selain itu penentukan kebutuhan kedalaman terpancang pondasi juga mempertimbangkan nilai NSPT lapisan tanah di ujung bawah pondasi. Untuk menghindari penurunan jangka panjang posisi ujung pondasi direkomendasikan berada pada lapisan tanah dengan NSPT lebih dari 40. Gambar 19 hingga Gambar 22 menampilkan detail perhitungan daya dukung aksial ultimate pondasi tiang tunggal SPP d 600 mm t 16 mm. Daya dukung yang ditampilkan masih berupa prediksi apabila ujung tiang pada saat pemancangan mengalami kondisi plug (umumnya untuk tanah pasir dan tanah keras kondisi plug tercapai). Nilai tersebut harus diverifikasi melalui pengujian langsung dilapangan. Oleh sebab itu (Laporan Soil Investigation) 3 -



37



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



direkomendasikan untuk dilakukan trial pemancangan untuk memastikan kedalaman penetrasi yang dapat tercapai beserta daya dukung yang dihasilkan dengan pengujian PDA. Project Ref.



: :



Jembatan Rahabangga A-2



Pile Properties Type Diameter



:



STEEL PILE



:



Thick. Perimeter



: :



0.609 m 0.577 m 0.016 m 1.913 m



(Outter) (Inner)



:



1.813 m



Areaout



:



0.291 m2



Areapile



:



0.030 m2



Unit weight



:



78.50 kN/m3



SPTcorr



:



Depth (m)



Calc. Method cu Compression Skin Friction (Qs )



(O.D) (I.D)



End Bearing (Qp)



= = =



a*cu*perimeter*l (c-soil) 1-2*N-SPT*perimeter*l(f-soil) 9*c u*area (c-soil)



=



40*N-SPT*l/D



(f-soil)



 400*N-SPT Ultimate (Qu)



Soil Properties



C1 M M M M M M S1 S1 S1 S1 S1 S1



Based on N-SPT 5.00 *N-SPT



=



Qso + Qp



=



Qso + Qsi + Qpile



or



Pull out Skin Friction (Qs )



=



1 *Qs (Compression)



Pile weight (W p)



=



Areapile * Unit weight of Pile * l



Ultimate (Qpu)



=



Qs + W p



1



Layer N-SPT



0.0 -1.0 -2.0 -3.0 -4.0 -5.0 -6.0 -7.0 -8.0 -9.0 -10.0 -11.0 -12.0



: =



0 0 0 21 16 16 16 46 46 77 77 63 63



cu



a



(kN/m2) 0.0 -



1.00 -



Outer Friction Local 0.0 0.0 0.0 80.4 61.2 61.2 61.2 176.0 176.0 229.6 229.6 229.6 229.6



Cumm. 0.0 0.0 0.0 80.4 141.6 202.8 264.0 440.0 616.1 845.6 1075.2 1304.8 1534.4



Compression Capacity (kN) Inner Friction End Local Cumm. 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 53.3 53.3 904.0 40.6 93.9 918.4 40.6 134.5 1147.9 40.6 175.1 1377.5 116.7 291.8 2796.4 116.7 408.6 2796.4 190.3 598.9 2796.4 190.3 789.3 2796.4 159.9 949.1 2796.4 159.9 1109.0 2796.4



Pull Out Capacity (kN) Plug Qu



Unplug Qu



0.0 0.0 0.0 984.4 1059.9 1350.7 1641.6 3236.4 3412.4 3642.0 3871.6 4101.2 4330.8



0.0 0.0 0.0 226.2 329.5 454.8 580.1 1018.0 1310.8 1730.7 2150.6 2540.1 2929.6



Friction* Plug 0.0 0.0 0.0 80.4 141.6 202.8 264.0 440.0 616.1 845.6 1075.2 1304.8 1534.4



Unplug 0.0 0.0 0.0 133.6 235.5 337.3 439.1 731.9 1024.6 1444.6 1864.5 2254.0 2643.4



Wp



Plug Qpu



Unplug Qpu



0 2.3 4.7 7.0 9.4 11.7 14.0 16.4 18.7 21.1 23.4 25.7 28.1



0.0 2.3 4.7 87.4 150.9 214.5 278.1 456.4 634.8 866.7 1098.6 1330.6 1562.5



0.0 2.3 4.7 140.7 244.8 349.0 453.2 748.3 1043.4 1465.6 1887.9 2279.7 2671.5



Gambar 3.19. Perhitungan Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Tunggal SPP D=600 mm dan T=16 mm berdasarkan data tanah Borlog A-2 (Jemb. S. Rahabangga) Project Ref.



: :



Jembatan Rahabangga P-2



Pile Properties Type Diameter



:



STEEL PILE



:



Thick. Perimeter



: :



0.609 m 0.577 m 0.016 m 1.913 m



(Outter) (Inner)



:



1.813 m



Areaout



:



0.291 m2



Areapile



:



0.030 m2



Unit weight



:



78.50 kN/m3



SPTcorr



:



Depth (m) 0.0 -1.0 -2.0 -3.0 -4.0 -5.0 -6.0 -7.0 -8.0 -9.0 -10.0 -11.0 -12.0



Calc. Method cu Compression Skin Friction (Qs )



(O.D) (I.D)



End Bearing (Qp)



Based on N-SPT 5.00 *N-SPT



= = =



a*cu*perimeter*l (c-soil) 1-2*N-SPT*perimeter*l(f-soil) 9*c u*area (c-soil)



=



40*N-SPT*l/D



(f-soil)



 400*N-SPT Ultimate (Qu)



=



Qso + Qp



=



Qso + Qsi + Qpile



or



Pull out Skin Friction (Qs )



=



1 *Qs (Compression)



Pile weight (W p)



=



Areapile * Unit weight of Pile * l



Ultimate (Qpu)



=



Qs + W p



1 Soil Properties



Layer N-SPT C1 M M M S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1



: =



0 8 8 8 46 46 52 52 100 100 100 100 100



cu (kN/m2) 0.0 -



a 1.00 -



Outer Friction Local 0.0 30.6 30.6 30.6 176.0 176.0 199.0 199.0 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6



Cumm. 0.0 30.6 61.2 91.8 267.9 443.9 642.8 841.8 1071.4 1301.0 1530.6 1760.2 1989.8



Compression Capacity (kN) Inner Friction End Local Cumm. 0.0 0.0 0.0 20.3 20.3 114.8 20.3 40.6 229.6 20.3 60.9 344.4 116.7 177.6 2796.4 116.7 294.4 2796.4 132.0 426.3 2796.4 132.0 558.3 2796.4 190.3 748.6 2796.4 190.3 939.0 2796.4 190.3 1129.3 2796.4 190.3 1319.6 2796.4 190.3 1510.0 2796.4



Pull Out Capacity (kN) Plug Qu



Unplug Qu



0.0 145.4 290.8 436.2 3064.2 3240.2 3439.2 3638.2 3867.8 4097.4 4327.0 4556.6 4786.1



0.0 62.7 125.3 188.0 731.6 1024.4 1355.3 1686.3 2106.2 2526.1 2946.1 3366.0 3785.9



Friction* Plug 0.0 30.6 61.2 91.8 267.9 443.9 642.8 841.8 1071.4 1301.0 1530.6 1760.2 1989.8



Unplug 0.0 50.9 101.8 152.7 445.5 738.3 1069.2 1400.1 1820.1 2240.0 2659.9 3079.8 3499.7



Wp



Plug Qpu



Unplug Qpu



0 2.3 4.7 7.0 9.4 11.7 14.0 16.4 18.7 21.1 23.4 25.7 28.1



0.0 33.0 65.9 98.9 277.2 455.6 656.9 858.2 1090.1 1322.1 1554.0 1785.9 2017.8



0.0 53.3 106.5 159.8 454.9 750.0 1083.2 1416.5 1838.8 2261.0 2683.3 3105.6 3527.8



Gambar 3.20. Perhitungan Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Tunggal SPP 600 mm t 16 mm berdasarkan data tanah Borlog P-2. (Jemb. S. Rahabangga)



(Laporan Soil Investigation) 3 -



38



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera Project Ref.



: :



Jembatan Rahabangga P-1



Pile Properties Type Diameter



:



STEEL PILE



:



Thick. Perimeter



: :



0.609 m 0.577 m 0.016 m 1.913 m



(Outter) (Inner)



:



1.813 m



Areaout



:



0.291 m2



Areapile



:



0.030 m2



Unit weight



:



78.50 kN/m3



SPTcorr



:



Depth (m)



Calc. Method cu Compression Skin Friction (Qs )



(O.D) (I.D)



End Bearing (Qp)



= = =



a*cu*perimeter*l (c-soil) 1-2*N-SPT*perimeter*l(f-soil) 9*c u*area (c-soil)



=



40*N-SPT*l/D



(f-soil)



 400*N-SPT Ultimate (Qu)



Soil Properties



C1 M M M M M M S1 S1 S1 S1 S1 S1



Based on N-SPT 5.00 *N-SPT



=



Qso + Qp



=



Qso + Qsi + Qpile



or



Pull out Skin Friction (Qs )



=



1 *Qs (Compression)



Pile weight (W p)



=



Areapile * Unit weight of Pile * l



Ultimate (Qpu)



=



Qs + W p



1



Layer N-SPT



0.0 -1.0 -2.0 -3.0 -4.0 -5.0 -6.0 -7.0 -8.0 -9.0 -10.0 -11.0 -12.0



: =



0 0 0 12 19 19 19 100 100 100 100 100 100



cu (kN/m2) 0.0 -



a 1.00 -



Outer Friction Local 0.0 0.0 0.0 45.9 72.7 72.7 72.7 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6



Cumm. 0.0 0.0 0.0 45.9 118.6 191.3 264.0 493.6 723.2 952.8 1182.4 1412.0 1641.6



Compression Capacity (kN) Inner Friction End Local Cumm. 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 30.5 30.5 516.6 48.2 78.7 1090.5 48.2 126.9 1363.2 48.2 175.1 1635.8 190.3 365.4 2796.4 190.3 555.8 2796.4 190.3 746.1 2796.4 190.3 936.4 2796.4 190.3 1126.8 2796.4 190.3 1317.1 2796.4



Pull Out Capacity (kN) Plug Qu



Unplug Qu



0.0 0.0 0.0 562.5 1209.2 1554.5 1899.8 3290.0 3519.6 3749.2 3978.8 4208.3 4437.9



0.0 0.0 0.0 129.2 308.9 457.7 606.5 1145.2 1565.1 1985.1 2405.0 2824.9 3244.8



Friction* Plug 0.0 0.0 0.0 45.9 118.6 191.3 264.0 493.6 723.2 952.8 1182.4 1412.0 1641.6



Unplug 0.0 0.0 0.0 76.4 197.3 318.2 439.1 859.1 1279.0 1698.9 2118.8 2538.7 2958.7



Wp



Plug Qpu



Unplug Qpu



0 2.3 4.7 7.0 9.4 11.7 14.0 16.4 18.7 21.1 23.4 25.7 28.1



0.0 2.3 4.7 52.9 128.0 203.0 278.1 510.0 741.9 973.8 1205.8 1437.7 1669.6



0.0 2.3 4.7 83.4 206.7 329.9 453.2 875.4 1297.7 1720.0 2142.2 2564.5 2986.7



Gambar 3.21. Perhitungan Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Tunggal SPP 600 mm t 16 mm berdasarkan data tanah Borlog P-1 (Jemb. S. Rahabangga).



Project Ref.



: :



Jembatan Rahabangga A-1



Pile Properties Type Diameter



:



STEEL PILE



:



Thick. Perimeter



: :



0.609 m 0.577 m 0.016 m 1.913 m



(Outter) (Inner)



:



1.813 m



Areaout



:



0.291 m2



Areapile



:



0.030 m2



Unit weight



:



78.50 kN/m3



SPTcorr



:



Depth (m) 0.0 -1.0 -2.0 -3.0 -4.0 -5.0 -6.0 -7.0 -8.0 -9.0 -10.0 -11.0 -12.0



Calc. Method cu Compression Skin Friction (Qs )



(O.D) (I.D)



End Bearing (Qp)



Based on N-SPT 5.00 *N-SPT



= = =



a*cu*perimeter*l (c-soil) 1-2*N-SPT*perimeter*l(f-soil) 9*c u*area (c-soil)



=



40*N-SPT*l/D



(f-soil)



 400*N-SPT Ultimate (Qu)



=



Qso + Qp



=



Qso + Qsi + Qpile



or



Pull out Skin Friction (Qs )



=



1 *Qs (Compression)



Pile weight (W p)



=



Areapile * Unit weight of Pile * l



Ultimate (Qpu)



=



Qs + W p



1 Soil Properties



Layer N-SPT C1 C1 C1 S1 S1 R R R R R R R R



: =



0 12 12 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100



cu (kN/m2) 0.0 60.0 60.0 -



a 1.00 0.65 0.65 -



Outer Friction Local 0.0 74.6 74.6 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6



Cumm. 0.0 74.6 149.2 378.8 608.4 838.0 1067.6 1297.2 1526.8 1756.3 1985.9 2215.5 2445.1



Compression Capacity (kN) Inner Friction End Local Cumm. 0.0 0.0 0.0 49.5 49.5 157.3 49.5 99.0 157.3 190.3 289.3 2796.4 190.3 479.6 2796.4 190.3 670.0 3204.2 190.3 860.3 3204.2 190.3 1050.6 3204.2 190.3 1241.0 3204.2 190.3 1431.3 3204.2 190.3 1621.6 3204.2 190.3 1812.0 3204.2 190.3 2002.3 3204.2



Pull Out Capacity (kN) Plug Qu



Unplug Qu



0.0 231.9 306.5 3175.2 3404.8 4042.2 4271.8 4501.4 4730.9 4960.5 5190.1 5419.7 5649.3



0.0 140.2 264.3 954.3 1374.2 1835.9 2255.8 2675.7 3095.6 3515.5 3935.5 4355.4 4775.3



Friction* Plug 0.0 74.6 149.2 378.8 608.4 838.0 1067.6 1297.2 1526.8 1756.3 1985.9 2215.5 2445.1



Unplug 0.0 124.1 248.2 668.1 1088.0 1508.0 1927.9 2347.8 2767.7 3187.7 3607.6 4027.5 4447.4



Wp



Plug Qpu



Unplug Qpu



0 2.3 4.7 7.0 9.4 11.7 14.0 16.4 18.7 21.1 23.4 25.7 28.1



0.0 77.0 153.9 385.8 617.8 849.7 1081.6 1313.6 1545.5 1777.4 2009.3 2241.3 2473.2



0.0 126.4 252.9 675.1 1097.4 1519.7 1941.9 2364.2 2786.5 3208.7 3631.0 4053.2 4475.5



Gambar 3.22. Perhitungan Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Tunggal SPP 600 mm t 16 mm berdasarkan data tanah Borlog A-1 (Jemb. S. Rahabangga).



(Laporan Soil Investigation) 3 -



39



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



3.6.3. Kesimpulan



Berdasarkan hasil perencanaan dan analisis geoteknik/pondasi terhadap desain struktur jembatan pengganti sungai Rahabangga, berikut ini beberapa hal yang menjadi kesimpulannya : 1) Kebutuhan kedalaman unjung bawah Tiang Pancang SPP diameter 600 mm dan ketebalan 16 mm sebagai berikut: Abutment A1 :5m Pier P1 : 10 m Pier P2 :8m Abutment A2 : 10 m 2) Daya dukung ijin aksial ijin untuk masing-masing pilar dan abutmen adalah sebagai berikut: Abutment A1 :1290 kN Pier P1 :1336 kN Pier P2 : 1289 kN Abutment A2 :1347 kN 3.6.4. Rekomendasi Pengujian Pondasi dan Quality Control



Daya dukung yang ditampilkan pada table 20 masih berupa prediksi apabila ujung tiang pada saat pemancangan mengalami kondisi plug (umumnya untuk tanah pasir dan tanah keras kondisi plug tercapai). Nilai tersebut harus diverifikasi melalui pengujian langsung dilapangan. Oleh sebab itu direkomendasikan untuk dilakukan trial pemancangan untuk memastikan kedalaman penetrasi yang dapat tercapai beserta daya dukung yang dihasilkan dengan pengujian PDA.



3.7. ANALISA FONDASI LOKASI JEMBATAN SUNGAI ASERA 3.7.1. Kondisi Geoteknik



Telah dilakukan penyelidikan tanah lapangan lokasi rencana Pembangunan Penggantian Jembatan Sungai Asera. Penyelidikan yang dilakukan berupa empat (4) titik Pengeboran dengan uji Standard Penetration Test (SPT). Hasil SPT yang telah dilakukan menghasilkan simplifikasi boringlog dari hasil penyelidikan tanah yang telah dikerjakan di lokasi rencana Pembangunan Penggantian Jembatan Sungai Asera dapat diketahui bahwa dari ketiga lokasi pengeboran ditemukan tanah yang cukup keras dengan NSPT> 60 dengan kedalaman yang bervariasi (5-20 m dari permukaan (Laporan Soil Investigation) 3 -



40



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



tanah asli). Untuk kondisi tanah permukaan yang ditemukan merupakan tanah lempung yang cukup kaku hingga kaku (medium to stiff) dengan nilai NSPT 7-11. Oleh sebab itu, kebutuhan daya dukung pondasi, terutama untuk kondisi aksial tekan bukan menjadi masalah. Selain itu perilaku penurunan jangka panjang hamper tidak akan terjadi.



Gambar 3.23. Simplifikasi Boring Log Jembatan S. Asera



3.7.2. Hasil Analisis Pondasi Tiang



a.



Daya dukung Aksial Pondasi Tiang Tunggal



Sesuai dengan tipe pondasi tiang yang akan digunakan, sekaligus mempertimbangkan ketersediaan dilapangan, diameter pondasi tiang pncang baja yang digunakan adalah SPP 600 mm dengan tebal 16 mm. berikut ini disampaikan hasil analisis daya dukung aksial pondasi tiang tunggal untuk pondasi tiang pancang baja diameter 600 m tebal 16 mm berdasarkan data tanah yang ada.



(Laporan Soil Investigation) 3 -



41



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



Daya Dukung Aksial Tarik Data Tanah Ultimate Ijin (m) Ultimate (kN) Ijin (kN) (kN) (kN) A-2 9 3806 1268.6 1031 343.6 P-2 13 4171 1390.3 1405 468.3 P-1 8 4016 1338.6 1238 412.6 A-1 18 3856 1285.3 1567 522.3 Tabel 3.21. Ringkasan Prediksi Kedalaman dan Daya Dukung Aksial SPP 600 mm t 16 mm Jembatan Sungai Asera Kedalaman



Daya Dukung Aksial Tekan



Tabel diatas menampilkan ringkasan kebutuhan kedalaman pondasi tertanam yang dihitung dari permukaan tanah saat ini beserta prediksi daya dukung aksial ultimate maupun daya dukung ijinnya untuk kondisi beban aksial tekan maupun aksial Tarik. Berdasarkan kondisi tanah dan potensi penetrasi pondasi pada saat pekerjaan pemancangan, daya dukung ultimate untuk pondasi SPP d 600 mm t 16 mm dibatasi sekitar 1250 kN atau 150 ton. Kondisi tersebut ditentukan agar penetrasi yang dibutuhkan tidak terlalu dalam karena dikhawatirkan tidak dapat dilakukan. Selain itu penentukan kebutuhan kedalaman terpancang pondasi juga mempertimbangkan nilai NSPT lapisan tanah di ujung bawah pondasi. Untuk menghindari penurunan jangka panjang posisi ujung pondasi direkoemendasikan berada pada lapisan tanah dengan NSPT lebih dari 40. Gambar 24 hingga gambar 27 menampilkan detail perhitungan daya dukung aksial ultimate pondasi tiang tunggal SPP d 600 mm t 16 mm. Daya dukung yang ditampilkan pada tabel 53 diatas masih berupa prediksi apabila ujung tiang pada saat pemancangan mengalami kondisi plug (umumnya untuk tanah pasir dan tanah keras kondisi plug tercapai). Nilai tersebut harus diverifikasi melalui pengujian langsung dilapangan. Oleh sebab itu direkomendasikan untuk dilakukan trial pemancangan untuk memastikan kedalaman penetrasi yang dapat tercapai beserta daya dukung yang dihasilkan dengan pengujian PDA.



(Laporan Soil Investigation) 3 -



42



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera Project Ref.



: :



Jembatan Asera A-2



Pile Properties Type Diameter



:



STEEL PILE



:



Thick. Perimeter



: :



0.609 m 0.577 m 0.016 m 1.913 m



(Outter) (Inner)



:



1.813 m



Areaout



:



0.291 m2



Areapile



:



0.030 m2



Unit weight



:



78.50 kN/m3



SPTcorr



:



Depth (m)



Calc. Method cu Compression Skin Friction (Qs )



(O.D) (I.D)



End Bearing (Qp)



= = =



a*cu*perimeter*l (c-soil) 1-2*N-SPT*perimeter*l(f-soil) 9*c u*area (c-soil)



=



40*N-SPT*l/D



(f-soil)



 400*N-SPT Ultimate (Qu)



Soil Properties



C1 M M M M M S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1



Based on N-SPT 5.00 *N-SPT



=



Qso + Qp



=



Qso + Qsi + Qpile



or



Pull out Skin Friction (Qs )



=



1 *Qs (Compression)



Pile weight (W p)



=



Areapile * Unit weight of Pile * l



Ultimate (Qpu)



=



Qs + W p



1



Layer N-SPT



0.0 -1.0 -2.0 -3.0 -4.0 -5.0 -6.0 -7.0 -8.0 -9.0 -10.0 -11.0 -12.0



: =



0 0 0 8 8 8 88 88 100 100 100 100 100



cu



a



(kN/m2) 0.0 -



1.00 -



Outer Friction Local 0.0 0.0 0.0 30.6 30.6 30.6 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6



Cumm. 0.0 0.0 0.0 30.6 61.2 91.8 321.4 551.0 780.6 1010.2 1239.8 1469.4 1699.0



Compression Capacity (kN) Inner Friction End Local Cumm. 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 20.3 20.3 344.4 20.3 40.6 459.2 20.3 60.9 574.0 190.3 251.2 2796.4 190.3 441.6 2796.4 190.3 631.9 2796.4 190.3 822.2 2796.4 190.3 1012.6 2796.4 190.3 1202.9 2796.4 190.3 1393.2 2796.4



Pull Out Capacity (kN) Plug Qu



Unplug Qu



0.0 0.0 0.0 375.0 520.4 665.8 3117.8 3347.4 3577.0 3806.6 4036.2 4265.7 4495.3



0.0 0.0 0.0 86.2 148.8 211.5 858.8 1278.7 1698.7 2118.6 2538.5 2958.4 3378.3



Friction* Plug 0.0 0.0 0.0 30.6 61.2 91.8 321.4 551.0 780.6 1010.2 1239.8 1469.4 1699.0



Unplug 0.0 0.0 0.0 50.9 101.8 152.7 572.7 992.6 1412.5 1832.4 2252.4 2672.3 3092.2



Wp



Plug Qpu



Unplug Qpu



0 2.3 4.7 7.0 9.4 11.7 14.0 16.4 18.7 21.1 23.4 25.7 28.1



0.0 2.3 4.7 37.6 70.6 103.5 335.5 567.4 799.3 1031.2 1263.2 1495.1 1727.0



0.0 2.3 4.7 57.9 111.2 164.4 586.7 1009.0 1431.2 1853.5 2275.8 2698.0 3120.3



Gambar 3.24. Perhitungan Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Tunggal SPP 600 mm t 16 mm berdasarkan data tanah Borlog A-2 Jembatan Sungai Asera. Project Ref.



: :



Jembatan Asera P-2



Pile Properties Type Diameter



:



STEEL PILE



:



Thick. Perimeter



: :



0.609 m 0.577 m 0.016 m 1.913 m



(Outter) (Inner)



:



1.813 m



Areaout



:



0.291 m2



Areapile



:



0.030 m2



Unit weight



:



78.50 kN/m3



SPTcorr



:



Depth (m) 0.0 -1.0 -2.0 -3.0 -4.0 -5.0 -6.0 -7.0 -8.0 -9.0 -10.0 -11.0 -12.0 -13.0 -14.0 -15.0 -16.0 -17.0 -18.0 -19.0 -20.0 -21.0 -22.0 -23.0 -24.0



Calc. Method cu Compression Skin Friction (Qs )



(O.D) (I.D)



End Bearing (Qp)



Based on N-SPT 5.00 *N-SPT



= = =



a*cu*perimeter*l (c-soil) 1-2*N-SPT*perimeter*l(f-soil) 9*c u*area (c-soil)



=



40*N-SPT*l/D



(f-soil)



 400*N-SPT Ultimate (Qu)



=



Qso + Qp



=



Qso + Qsi + Qpile



or



Pull out Skin Friction (Qs )



=



1 *Qs (Compression)



Pile weight (W p)



=



Areapile * Unit weight of Pile * l



Ultimate (Qpu)



=



Qs + W p



1 Soil Properties



Layer N-SPT C1 C1 C1 C1 C1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 0 0 0



: =



0 0 7 7 7 32 32 27 27 27 36 36 36 59 59 59 60 60 60 67 67 67 0 0 0



cu 2



(kN/m ) 0.0 0.0 35.0 35.0 35.0 0.0 0.0 0.0



a 1.00 1.00 0.90 0.90 0.90 1.00 1.00 1.00



Outer Friction Local 0.0 0.0 60.3 60.3 60.3 122.4 122.4 103.3 103.3 103.3 137.8 137.8 137.8 225.8 225.8 225.8 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6 0.0 0.0 0.0



Cumm. 0.0 0.0 60.3 120.5 180.8 303.2 425.7 529.0 632.3 735.6 873.4 1011.1 1148.9 1374.7 1600.4 1826.2 2055.8 2285.4 2514.9 2744.5 2974.1 3203.7 3203.7 3203.7 3203.7



Compression Capacity (kN) Inner Friction End Local Cumm. 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 40.0 40.0 91.8 40.0 79.9 91.8 40.0 119.9 91.8 81.2 201.1 2796.4 81.2 282.3 2796.4 68.5 350.8 2359.4 68.5 419.4 2359.4 68.5 487.9 2359.4 91.4 579.2 2796.4 91.4 670.6 2796.4 91.4 762.0 2796.4 149.7 911.7 2796.4 149.7 1061.4 2796.4 149.7 1211.2 2796.4 152.3 1363.4 2796.4 152.3 1515.7 2796.4 152.3 1668.0 2796.4 170.0 1838.0 2796.4 170.0 2008.0 2796.4 170.0 2178.1 2796.4 0.0 2178.1 0.0 0.0 2178.1 0.0 0.0 2178.1 0.0



Pull Out Capacity (kN) Plug Qu



Unplug Qu



0.0 0.0 152.0 212.3 272.6 3099.6 3222.1 2888.5 2991.8 3095.1 3669.8 3807.5 3945.3 4171.0 4396.8 4622.6 4852.1 5081.7 5311.3 5540.9 5770.5 6000.1 3203.7 3203.7 3203.7



0.0 0.0 109.6 209.9 310.1 790.5 994.2 1121.3 1293.1 1465.0 1738.8 1967.9 2197.0 2572.5 2948.0 3323.5 3705.3 4087.2 4469.1 4868.7 5268.3 5667.9 5381.8 5381.8 5381.8



Friction* Plug 0.0 0.0 60.3 120.5 180.8 303.2 425.7 529.0 632.3 735.6 873.4 1011.1 1148.9 1374.7 1600.4 1826.2 2055.8 2285.4 2514.9 2744.5 2974.1 3203.7 3203.7 3203.7 3203.7



Unplug 0.0 0.0 100.2 200.5 300.7 504.4 708.0 879.9 1051.7 1223.5 1452.6 1681.8 1910.9 2286.4 2661.8 3037.3 3419.2 3801.1 4182.9 4582.5 4982.1 5381.8 5381.8 5381.8 5381.8



Wp



Plug Qpu



Unplug Qpu



0 2.3 4.7 7.0 9.4 11.7 14.0 16.4 18.7 21.1 23.4 25.7 28.1 30.4 32.8 35.1 37.4 39.8 42.1 44.5 46.8 49.1 51.5 53.8 56.2



0.0 2.3 64.9 127.6 190.2 314.9 439.7 545.4 651.0 756.7 896.8 1036.9 1177.0 1405.1 1633.2 1861.3 2093.2 2325.1 2557.1 2789.0 3020.9 3252.8 3255.2 3257.5 3259.9



0.0 2.3 104.9 207.5 310.1 516.1 722.1 896.2 1070.4 1244.6 1476.0 1707.5 1938.9 2316.8 2694.6 3072.4 3456.6 3840.8 4225.0 4627.0 5028.9 5430.9 5433.2 5435.6 5437.9



Gambar 3.25. Perhitungan Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Tunggal SPP 600 mm t 16 mm berdasarkan data tanah Borlog P-2 Jembatan Sungai Asera.



(Laporan Soil Investigation) 3 -



43



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera Project Ref.



: :



Jembatan Asera A-1



Pile Properties Type Diameter



:



STEEL PILE



:



Thick. Perimeter



: :



0.609 m 0.577 m 0.016 m 1.913 m



(Outter) (Inner)



:



1.813 m



Areaout



:



0.291 m2



Areapile



:



0.030 m2



Unit weight



:



78.50 kN/m3



SPTcorr



:



Depth (m)



Calc. Method cu Compression Skin Friction (Qs )



(O.D) (I.D)



End Bearing (Qp)



= = =



a*cu*perimeter*l (c-soil) 1-2*N-SPT*perimeter*l(f-soil) 9*c u*area (c-soil)



=



40*N-SPT*l/D



(f-soil)



 400*N-SPT Ultimate (Qu)



Soil Properties



C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 M M M S1 S1 S1 S1 S1 S1



Based on N-SPT 5.00 *N-SPT



=



Qso + Qp



=



Qso + Qsi + Qpile



or



Pull out Skin Friction (Qs )



=



1 *Qs (Compression)



Pile weight (W p)



=



Areapile * Unit weight of Pile * l



Ultimate (Qpu)



=



Qs + W p



1



Layer N-SPT



0.0 -1.0 -2.0 -3.0 -4.0 -5.0 -6.0 -7.0 -8.0 -9.0 -10.0 -11.0 -12.0 -13.0 -14.0 -15.0 -16.0 -17.0 -18.0 -19.0 -20.0 -21.0 -22.0 -23.0 -24.0



: =



0 0 0 11 14 14 14 14 14 14 16 16 16 16 16 16 48 48 48 58 58 58 64 64 64



cu (kN/m2) 0.0 0.0 0.0 55.0 70.0 70.0 70.0 70.0 70.0 70.0 80.0 80.0 80.0 80.0 80.0 80.0 -



a 1.00 1.00 1.00 0.70 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 -



Outer Friction Local 0.0 0.0 0.0 73.7 73.7 73.7 73.7 73.7 73.7 73.7 76.5 76.5 76.5 76.5 76.5 76.5 183.7 183.7 183.7 221.9 221.9 221.9 229.6 229.6 229.6



Cumm. 0.0 0.0 0.0 73.7 147.3 221.0 294.6 368.3 442.0 515.6 592.1 668.7 745.2 821.7 898.3 974.8 1158.5 1342.1 1525.8 1747.7 1969.7 2191.6 2421.2 2650.8 2880.4



Compression Capacity (kN) Inner Friction End Local Cumm. 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 48.9 48.9 144.2 48.9 97.7 183.5 48.9 146.6 183.5 48.9 195.4 183.5 48.9 244.3 183.5 48.9 293.1 183.5 48.9 342.0 183.5 50.8 392.7 209.7 50.8 443.5 209.7 50.8 494.2 209.7 50.8 545.0 209.7 50.8 595.7 209.7 50.8 646.5 209.7 121.8 768.3 2330.3 121.8 890.1 2330.3 121.8 1011.9 2330.3 147.2 1159.1 2796.4 147.2 1306.3 2796.4 147.2 1453.5 2796.4 162.4 1615.9 2796.4 162.4 1778.4 2796.4 162.4 1940.8 2796.4



Pull Out Capacity (kN) Plug Qu



Unplug Qu



0.0 0.0 0.0 217.8 330.8 404.5 478.2 551.8 625.5 699.1 801.9 878.4 954.9 1031.5 1108.0 1184.5 3488.8 3672.4 3856.1 4544.1 4766.1 4988.0 5217.6 5447.2 5676.8



0.0 0.0 0.0 137.3 263.8 386.3 508.8 631.3 753.8 876.4 1006.3 1133.6 1260.9 1388.2 1515.5 1642.8 2165.2 2470.7 2776.2 3193.0 3562.2 3931.3 4323.3 4715.3 5107.3



Friction* Plug 0.0 0.0 0.0 73.7 147.3 221.0 294.6 368.3 442.0 515.6 592.1 668.7 745.2 821.7 898.3 974.8 1158.5 1342.1 1525.8 1747.7 1969.7 2191.6 2421.2 2650.8 2880.4



Unplug 0.0 0.0 0.0 122.5 245.0 367.5 490.0 612.6 735.1 857.6 984.9 1112.2 1239.4 1366.7 1494.0 1621.3 1926.8 2232.3 2537.7 2906.9 3276.0 3645.1 4037.1 4429.1 4821.1



Wp



Plug Qpu



Unplug Qpu



0 2.3 4.7 7.0 9.4 11.7 14.0 16.4 18.7 21.1 23.4 25.7 28.1 30.4 32.8 35.1 37.4 39.8 42.1 44.5 46.8 49.1 51.5 53.8 56.2



0.0 2.3 4.7 80.7 156.7 232.7 308.7 384.7 460.7 536.7 615.5 694.4 773.3 852.2 931.0 1009.9 1195.9 1381.9 1567.9 1792.2 2016.5 2240.7 2472.7 2704.6 2936.5



0.0 2.3 4.7 129.5 254.4 379.2 504.1 628.9 753.8 878.6 1008.3 1137.9 1267.5 1397.1 1526.8 1656.4 1964.2 2272.0 2579.9 2951.3 3322.8 3694.3 4088.6 4483.0 4877.3



Gambar 3.26. Perhitungan Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Tunggal SPP 600 mm t 16 mm berdasarkan data tanah Borlog A-1 Jembatan Sungai Asera. Project Ref.



: :



Jembatan Asera P-1



Pile Properties Type Diameter



:



STEEL PILE



:



Thick. Perimeter



: :



0.609 m 0.577 m 0.016 m 1.913 m



(Outter) (Inner)



:



1.813 m



Areaout



:



0.291 m2



Areapile



:



0.030 m2



Unit weight



:



78.50 kN/m3



SPTcorr



:



Depth (m) 0.0 -1.0 -2.0 -3.0 -4.0 -5.0 -6.0 -7.0 -8.0 -9.0 -10.0 -11.0 -12.0 -13.0 -14.0 -15.0



Calc. Method cu Compression Skin Friction (Qs )



(O.D) (I.D)



End Bearing (Qp)



Based on N-SPT 5.00 *N-SPT



= = =



a*cu*perimeter*l (c-soil) 1-2*N-SPT*perimeter*l(f-soil) 9*c u*area (c-soil)



=



40*N-SPT*l/D



(f-soil)



 400*N-SPT Ultimate (Qu)



=



Qso + Qp



=



Qso + Qsi + Qpile



or



Pull out Skin Friction (Qs )



=



1 *Qs (Compression)



Pile weight (W p)



=



Areapile * Unit weight of Pile * l



Ultimate (Qpu)



=



Qs + W p



1 Soil Properties



Layer N-SPT C1 C1 C1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1



: =



0 0 7 41 41 41 62 62 62 62 62 62 100 100 100 100



cu (kN/m2) 0.0 0.0 35.0 -



a 1.00 1.00 0.90 -



Outer Friction Local 0.0 0.0 60.3 156.9 156.9 156.9 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6 229.6



Cumm. 0.0 0.0 60.3 217.2 374.0 530.9 760.5 990.1 1219.7 1449.3 1678.9 1908.5 2138.0 2367.6 2597.2 2826.8



Compression Capacity (kN) Inner Friction End Local Cumm. 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 40.0 40.0 91.8 104.0 144.0 2353.3 104.0 248.1 2796.4 104.0 352.1 2796.4 157.3 509.5 2796.4 157.3 666.8 2796.4 157.3 824.1 2796.4 157.3 981.5 2796.4 157.3 1138.8 2796.4 157.3 1296.2 2796.4 190.3 1486.5 2796.4 190.3 1676.8 2796.4 190.3 1867.2 2796.4 190.3 2057.5 2796.4



Pull Out Capacity (kN) Plug Qu



Unplug Qu



0.0 0.0 152.0 2570.4 3170.4 3327.3 3556.9 3786.5 4016.1 4245.7 4475.2 4704.8 4934.4 5164.0 5393.6 5623.2



0.0 0.0 109.6 602.0 908.3 1169.2 1556.1 1943.1 2330.0 2716.9 3103.8 3490.8 3910.7 4330.6 4750.5 5170.5



Friction* Plug 0.0 0.0 60.3 217.2 374.0 530.9 760.5 990.1 1219.7 1449.3 1678.9 1908.5 2138.0 2367.6 2597.2 2826.8



Unplug 0.0 0.0 100.2 361.2 622.1 883.0 1270.0 1656.9 2043.8 2430.8 2817.7 3204.6 3624.5 4044.5 4464.4 4884.3



Wp



Plug Qpu



Unplug Qpu



0 2.3 4.7 7.0 9.4 11.7 14.0 16.4 18.7 21.1 23.4 25.7 28.1 30.4 32.8 35.1



0.0 2.3 64.9 224.2 383.4 542.6 774.5 1006.5 1238.4 1470.3 1702.3 1934.2 2166.1 2398.0 2630.0 2861.9



0.0 2.3 104.9 368.2 631.5 894.7 1284.0 1673.3 2062.6 2451.8 2841.1 3230.4 3652.6 4074.9 4497.1 4919.4



Gambar 3.27. Perhitungan Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Tunggal SPP 600 mm t 16 mm berdasarkan data tanah Borlog P-1 Jembatan Sungai Asera.



(Laporan Soil Investigation) 3 -



44



Proyek Rancang dan Bangun (Design and Build) Penggantian Jembatan Sungai Rahabangga dan Jembatan Sungai Asera



3.7.3. KESIMPULAN



Berdasarkan hasil perencanaan dan analisis geoteknik/pondasi terhadap desain struktur jembatan pengganti sungai Asera, berikut ini beberapa hal yang menjadi kesimpulannya : 1) Kebutuhan kedalaman Abutment A1 Pier P1 Pier P2 Abutment A2



unjung bawah boredpile sebagai berikut: : 18 m :8m : 13 m :9m



2) Daya dukung ijin aksial ijin untuk masing- masing pilar dan abutmen adalah sebagai berikut: Abutment A1 : 1268 kN Pier P1 : 1338 kN Pier P2 : 1390 kN Abutment A2 : 1285 kN 3.7.4. Rekomendasi Pengujian Pondasi dan Quality Control



Daya dukung yang ditampilkan pada tabel 21 masih berupa prediksi apabila ujung tiang pada saat pemancangan mengalami kondisi plug (umumnya untuk tanah pasir dan tanah keras kondisi plug tercapai). Nilai tersebut harus diverifikasi melalui pengujian langsung dilapangan. Oleh sebab itu direkomendasikan untuk dilakukan trial pemancangan untuk memastikan kedalaman penetrasi yang dapat tercapai beserta daya dukung yang dihasilkan dengan pengujian PDA.



(Laporan Soil Investigation) 3 -



45