3A - Financial Statement Analysis - Penyanggah-FINAL [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN KELAS G PJJ EKSEKUTIF



ANALISIS LAPORAN KEUANGAN FINANCIAL STATEMENT ANALYSIS



Disusun oleh Kelompok 3A: Alex Iskandar Andreas Ari Pradipta Fred Erick Soaloan Sembiring Hendra Fitria Rohmat Hidayatuloh Yuliana Sangka’



6032211014 6032211033 6032211073 6032211206 6032211121 6032211055



Dosen Pengampu : Dr. Wisudanto, S.E, M.M, CFP



PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2021



ABSTRAK Secara umum, terdapat dua jenis analisis saham yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. isi industri dan perekonomian nasional sehingga dapat menilai suatu saham layak diinvestasikan atau tidak. Analisis teknikal bertujuan untuk melihat pergerakan harga saham yang tersaji dalam bentuk grafik dan memberikan sinyal bullish atau bearish. Dalam studi kasus kali ini, Pak Theda lebih cenderung memilih menggunakan analisis fundamental dalam menilai suatu emiten sehingga ketika berinvestasi di pasar modal baik itu membeli saham, obligasi, sukuk, dan ETF harus memperhatikan financial statement yang dimiliki emiten. Sedangkan Pak Mahatma Bhagas cenderung memilih menggunakan metode analisis teknikal sehingga ketika ber Investasi yang terpenting bagaimana memperoleh initial return yang tinggi. Dengan mengggunakan Analisis comparative dan Analisis trend sector yang memiliki kinerja terbaik adalah ULTJ, MYOR dan ICBP karena memiliki kinerja emiten lebih tinggi dari Jakarta Consumer Goods Index. Dengan menggunakan analisis candlestick, dan Moving Average Convergence Divergence (MACD) Secara trendline jangka Panjang UNVR, GGRM masih dalam range downtrend (bearish) dan ADRO masih dalam range sideways. Dari ke 3 saham ini dapat diketahui bahwa saham-saham fundamental bagus pun belum tentu dapat memberikan kita capital gain yang besar saat investasi jangka panjang. Analisis cryptocurrency yang boleh di perdagangkan di Indonesia adalah yang memiliki kapitalisasi besar dan menjadi penopang lite coin lainnya, seperti Bitcoin (BTC), Binance coin (BNB), dan Ethereum (ETH). Kata Kunci



: Analisis Fundamental, Analisis Teknikal, financial statement



BAB I PENDAHULUAN 1. LANDASAN TEORI Investasi merupakan kegiatan seseorang dalam menanamkan modal yang dimilikinya dalam suatu bidang tertentu, salah satu diantaranya adalah investasi pada saham. Tujuan utama investasi adalah untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian (return), baik berupa pendapatan dividen dan capital gain. [Sunariyah (2003:4), Halim (2005:4)] Jogiyanto (2008:143) menyatakan capital gain diperoleh dari perbedaan harga saham antara saat membeli dan ketika dijualkembikan. Rusdin (2005:68) dan Dominic (2008:19) menyatakan bahwa harga saham dapat didefinisikan sebagai sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Baker dan Wurgler (2006:1648) menyatakan bahwa sentimen dari investor itu timbul akibat adanya kecenderungan investor untuk melakukan spekulasi. Sentimen tersebut mendorong permintaan yang relatif untuk melakukan investasi yang spekulatif. Setiap investor yang berinvestasi pada portofolio saham memiliki sentimen yang berbeda-beda. Sentimen tersebut didasari oleh perilaku dan sifat masing-masing investor. Ada investor yang memandang suatu saham itu akan mencapai profit di masa yang akan datang, dan ada juga yang tidak. Sentimen tersebut didasari oleh bagaimana investor tersebut menilai saham yang dimilikinya. Situasi dan kondisi dari berita-berita, seperti pelaporan laporan keuangan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dapat menyebabkan sentimen investor menjadi berubah terhadap saham yang dimilikinya. Widoatmojo (1996:189) mengatakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah ringkasan dari dampak simultan dan kompleks atas berbagai macam faktor yang berpengaruh, terutama fenomena-fenomena ekonomi. Ang (1997:146) menyatakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja saham yang tercatat dalam suatu bursa efek. 1.1. Analisis Fundamental Menurut Corrado (2002: 153) “examination of a firm’s accounting statement and other financial and economic information to assess the stock”. Analisis fundamental adalah suatu analisis yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan publik Analisis fundamental berguna untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan memperhitungkan kinerja keuangan. Selain itu, digunakan untuk mengetahui penialaian harga saham serta menentukan apakah suatu saham yang ada di pasar saat ini sedang mengalami overvalued atau undervalued (DPE Brilliand, 2016). Analisis fundamental bertujuan untuk mengetahui indikator yang mempengaruhi nilai intrinsik saham yang fokus pada laporan kuangan, kondisi industri dan perekonomian nasional sehingga dapat menilai suatu saham layak diinvestasikan atau tidak. Analisis fundamental dilakukan untuk investasi jangka panjang, sebab saham yang fundamental perusahaannya baik bisa memberikan deviden dan harga saham akan meningkat. Analisis fundamental terdiri atas beberapa analisis yang harus dilakukan sebelumnya, yaitu : 1. Analisis Ekonomi 2. Analisis Industri 3. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan 1.1.1. Analisis Ekonomi Dalam melakukan analisis penilaian saham, investor bisa melakukan analisis fundamental secara “top-down” untuk menilai prospek perusahaan. Analisis secara “top-down” meliputi: a. Analisis variabel-variabel ekonomi makro yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan. b. Analisis industri-industri pilihan yang berprospek paling baik.



c. Analisis perusahaan dan penentuan saham perusahaan mana yang terbaik. Beberapa variabel ekonomi makro yang perlu diperhatikan investor antara lain: PDB. Inflasi. Tingkat bunga. Kurs rupiah. Anggaran defisit. Investasi swasta. Neraca perdagangan dan pembayaran. 1.1.2. Analisis Industri Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan investor baik untuk meminimalkan risiko maupun untuk mengidentifikasi industri yang mempunyai prospek yang menguntungkan. Analisis industri perlu diikuti analisis perusahaan agar investor dapat menentukan saham perusahaan mana saja dalam suatu kelompok industri yang mempunyai kombinasi return-risiko yang terbaik. Jika hasil kedua estimasi tersebut dikalikan, maka akan kita peroleh nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri (expected ending value of industry). Tingkat return yang diharapkan dari suatu industri ditentukan dengan membagi nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri ditambah dividen yang diharapkan dari industri, dengan nilai awal industri tersebut pada periode sebelumnya. Selanjutnya, dengan membandingkan tingkat return harapan dari industri terhadap tingkat return yang disyaratkan oleh investor, investor akan dapat menentukan industri mana saja yang layak dijadikan pilihan investasinya. Untuk menilai suatu industri, ada dua langkah yang perlu dilakukan:  Mengestimasi earning per share (EPS) yang diharapkan dari suatu industri.  Mengestimasi price earning ratio (P/E) yang diharapkan atau disebut juga sebagai expected earning multiplier industri. Ada tiga teknik yang dapat digunakan untuk mengestimasikan tingkat penjualan suatu industri:  Daur hidup industri (industry life cycle).  Analisis input-output.  Hubungan antara industri dengan ekonomi secara keseluruhan. Ketiga teknik saling melengkapi sehingga investor dapat mengkombinasikan ketiga teknik tersebut untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai posisi dan prospek industri dalam berbagai skenario. Faktor penting lain yang mempengaruhi besarnya profit yang bisa diperoleh suatu industri adalah intensitas persaingan dalam industri tersebut. Intensitas persaingan dalam suatu industri akan menentukan kemampuan industri untuk tetap memperoleh tingkat return di atas rata-rata. 1.1.3. Analisis Perusahaan Analisis perusahaan diarahkan untuk mengetahui apakah saham suatu perusahaan layak dijadikan pilihan investasi. Hasil analisis perusahaan harus bisa memberikan gambaran tentang nilai perusahaan, karakteristik internal, kualitas dan kinerja manajemen, serta prospek perusahaan di masa datang. Dua komponen (earning per share, EPS dan price earning ratio, P/E) diutamakan dalam analisis perusahaan karena tiga alasan: 1. Kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik saham. 2. Dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari earning. 3. Adanya hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga saham. Earning per share (EPS) diperoleh dengan menghitung perbandingan antara jumlah earning (dalam hal ini laba



bersih yang siap dibagikan bagi pemegang saham) dengan jumlah lembar saham perusahaan. Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Informasi (termasuk EPS) yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian perusahaan adalah laporan keuangan perusahaan. Di samping bisa dengan melihat laporan keuangan, analisis perusahaan juga dapat dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Indikator penting untuk melihat prospek perusahaan di masa datang adalah pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Dua rasio profitabilitas utama yang umumnya dipakai saat analisis ini adalah ROE dan ROA. 1.2. Analisis Teknikal Menurut Tandelilin (2010:392) “Analisis Teknikal merupakan analisis dengan berbagai indikator dengan melihat pergerakan saham beberapa waktu sebelumnya”. Analisis teknikal menggunakan terdiri dari beberapa indikator garis trend untuk memprediksi pergerakan harga saham dalam bentuk chart. Selain itu dapat mengetahui apakah harga saham sudah dalam titik tertinggi (overvalued) atau titik terendah (undervalued) (DPE Brilliand, 2016). Indikator Teknikal: 1. Indikator Tren ialah sebuah indikator yang dapat menggambarkan adanya pergerakan harga dalam satu arah kuat untuk beberapa waktu ke depan. Tren bergerak dalam 3 arah: naik, turun, dan menyamping. Indikator tren menghaluskan data harga yang bervariasi untuk menciptakan komposisi arah pasar. (contoh: Moving Average). Dan juga termasuk di dalamnya adalah Indikator Market Timing / Indikator Tren. 2. Indikator Volatilitas: Indikator volatilitas adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kekuatan pergerakan atau ukuran dari fluktuasi harga. Umumnya, perubahan pada volatilitas cenderung mempengaruhi perubahan harga. (contoh: Bollinger Band). 3. Indikator Momentum: Indikator ini menggambarkan kecepatan pergerakan harga di periode tertentu, juga menentukan kekuatan atau kelemahan dari sebuah tren. Jika terjadi pergerakan harga ekstrim dengan momentum yang lemah, hal itu merupakan sinyal dari akhir pergerakan di suatu tren. (contoh: RSI, Stochastic, MACD). 4. Indikator Kekuatan Pasar , Sentiment Investor : Indikator ini menggambarkan intensitas dari opini pasar terkait sebuah harga, dengan melihat posisi pasar yang diambil oleh beragam pelaku pasar. Volume atau open interest adalah bahan dasar untuk indikator ini. Sinyal yang diberikan sifatnya coincident atau leading. (contoh: Volume). 5. Indikator Support/Resistance: Support/Resistance menggambarkan level harga dari kenaikan dan penurunan berulang dalam range-range atas dan bawah tertentu. (contoh: Pivot Point). 6. Indikator Siklus: Digunakan untuk mengindikasikan adanya pola berulang dari pergerakan pasar, khusus untuk peristiwa berulang seperti musim, pemilihan umum, dan lainnya. Banyak pasar memiliki kecenderungan bergerak dalam pola siklus. Indikator siklus berguna untuk menentukan timing pola pasar tertentu. (contoh: Elliot Wave). 1.3. Indikator Tren / Market timing Pemodal biasanya mencoba memprediksi pergerakan pasar dengan memperhatikan indikator seperti pergerakan IHSG dan pergerakan imbal hasil obligasi. Dalam strategi ini, pemodal berusaha membeli dengan harga termurah dan menjual kembali di saat pasar menunjukkan kinerja yang baik. Jadi, singkatnya pemodal berusaha menentukan titik terendah harga dan menjual kembali di titik tertinggi untuk mendapatkan keuntungan. Market Timing Bodie et al (2014) menjelaskan bahwa market timing merupakan bentuk pengelolaan portfolio dengan perubahan alokasi aset berdasarkan perubahan siklus bisnis di pasar modal. Tindakan mengubah alokasi aset (market timing) yang dapat dilakukan terdiri dari simple rotation dan sector rotation. Pada simple rotation, investasi difokuskan pada aset di pasar modal yang memiliki tingkat risiko tinggi (risky assets) saat kondisi siklus bisnis berada pada fase trough dan investasi pada obligasi saat fase peak. Pada sector rotation,



investasi difokuskan pada indeks sektoral yang relatif lebih sensitif terhadap perubahan siklus bisnis yang terjadi (cylical sector) saat fase trough dan investasi pada indeks sektoral yang kurang sensitif (non cylical sector) saat fase peak. Elton et al (2003) memperjelas definisi market timing sebagai sebuah tindakan mengubah alokasi aset dalam portfolio untuk memperoleh sensitivitas pasar (β) portfolio sesuai dengan periode siklus yang sedang dihadapi. 1.3.1. Anatomi Candlestick Saham Pembentukan setiap batang candlestick membutuhkan empat data harga saham, yakni harga pembukaan (opening price), harga penutupan (closing price), harga terendah (lowest price), dan harga tertinggi (highest price). Setiap batang candlestik menggambarkan dinamika harga saham per periode tertentu. Kemudian grafik candlestick digambar dari sisi kiri ke kanan, sehingga batang candle paling kanan akan menunjukkan dinamika harga terkini. Misalnya kita sedang melihat grafik candlestick harian (daily), maka setiap batang candle terbentuk dari harga pembukaan sesi pertama, penutupan sesi kedua, serta harga terendah dan tertinggi dalam satu haru perdagangan. Sedangkan jika kita menyaksikan grafik candlestick mingguan (weekly), setiap batang candle terbentuk dari harga pembukaan di awal pekan, penutupan di akhir pekan, serta harga terendah dan tertinggi selama sepekan.



Harga pembukaan dan harga penutupan akan membentuk tubuh atau body. Aturannya: 1. Jika harga pembukaan lebih tinggi dari harga penutupan, maka candle bersifat bearish. Biasanya digambarkan dalam bentuk candle berwarna hitam atau merah. 2. Jika harga pembukaan lebih rendah dari harga penutupan, maka candle bersifat bullish. Biasanya digambarkan dalam bentuk candle berwarna putih (kosong), hijau, atau biru. Selanjutnya, harga tertinggi akan membentuk ekor (shadow) di atas body. Sedangkan harga terendah akan membentuk ekor (shadow) di bawah body. Semakin panjang ekor, berarti dinamika harga dalam satu periode itu semakin tidak menentu. Semakin pendek ekor, berarti sinyal bearish/bullish dalam satu periode itu semakin nyata. 1.3.2. Moving Average Indikator Moving Average adalah sebuah indikator yang sudah digunakan lebih dari seratus tahun yang lalu. Pada tahun 1909 G. U. Yule dalam Journal of the Royal Statistical Society, hal. 72, 721-730 Yule mendeskripsikan sesuatu yang R. H. Hooker temukan di tahun 1901 sebagai “moving-averages.” Dalam statistika, Moving Average digunakan sebagai salah satu cara untuk memprediksi jumlah permintaan produk. Namun dalam perdagangan saham, Moving Average tidak digunakan sebagai indikator prediktif melainkan hanya sebagai alat bantu konfirmasi tren saja.  Kita tahu bahwa harga saham digerakkan oleh transaksi jual-beli di bursa, baik transaksi yang didasari FOMO (Fear of missing out/fenomena jual-beli yang didasari ketakutan ketinggalan



momen), maupun transaksi normal oleh investor sehingga membuatharga saham menjadinaikturun/berfluktuasi.  Walau berfluktuasi, dalam suatu waktu, para pelaku saham memiliki kecenderungan untuk menggerakkan harga saham dalam jangka waktu tertentu. Konsensus yang terjadi inilah yang akan membentuk sebuah tren harga. Nah, Moving Average  memainkan peran penting dalam menentukan tren harga sebuah saham dalam periode waktu tertentu. Bagaimana Sifat Moving Average    



Moving Average adalah indikator teknikal yang menghaluskan gerakan harga saham yang berfluktuasi.  Merupakan indikator trend–following, indikator ini akan mengidentifikasi tren harga sesuai periodenya.  Indikator Moving Average didasarkan pada informasi harga sebelumnya maka sinyal yang diberikan lagging (terlambat). 



Tampilannya adalah sebagai berikut:



Garis Moving Average didapat dari nilai rata-rata aritmatika dari pergerakan harga sebuah saham dalam suatu periode waktu (n). Garis Moving Average diperoleh dengan menerapkan formula sebagai berikut: MA =A1+A2++Ann Keterangan: MA adalah Simple Moving Average/Rerata Gerakan Sederhana A adalah rata-rata dari periode n  n adalah jumlah periode waktu https://kelassaham.com/cara-menggunakan-indikator-moving-average/ 1.4. Indikator Votalitas / Market Votality Volatilitas harga saham dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu faktor rasional yang merupakan kinerja perusahaan, tingkat bunga, tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan, kurs valuta asing, ataupun indeks harga saham negara lain, dan faktor irasional diantaranya rumor pasar, bisikan teman, atau permainan harga (Subekti, 2012). Adanya volatilitas harga saham yang tidak stabil mengakibatkan tingkat risiko dan ketidakpastian investor dalam berinvestasi juga menjadi tidak stabil (Andi Kartika, 2008). Krisis global merupakan salah satu faktor rasional yang dapat mempengaruhi pergerakan volatilitas harga saham di pasar modal. Selain itu volatilitas dapat juga dipengaruhi oleh perilaku investor (Herman, 2011). Menururt Nastiti dan Agus Suhartono (2012), dalam melakukan sebuah investasi, investor haruslah mengetahui terlebih dahulu saham mana yang cocok dan tepat untuk dijadikan investasi, karena penting



bagi investor mengetahui Ni Luh Krisma Purbawati, Perbandingan Volatilitas Indeks… 1019 besarnya keuntungan dan risiko yang akan diterima jika memilih berinvestasi pada suatu saham. Dalam pasar modal, volatilitas merupakan hal yang harus diketahui investor, karena volatilitas harga saham yang tinggi memilki tingkat risiko yang tinggi. Volatilitas yang tinggi ini dapat menyebabkan penurunan modal jangka panjang investor asing maupun investor domestik. Keputusan investasi pada pasar saham harus memperhitungkan pergerakan harga saham, dimana volatilitas dapat memberikan informasi penting sejauh mana harga suatu saham saat ini, apakah menyimpang dari rata-rata harga saham sebelumnya. Penting halnya bagi investor untuk dapat membaca volatilitas harga saham sebelum melakukan investasi (Rajput et al., 2012). Menurut Rea et al. (2013), volatilitas merupakan elemen kunci dari harga derivatif seperti opsi. Dengan memahami pengaruh volatilitas di pasar luar negeri penting bagi trader atau investor di pasar domestik untuk merancang strategi investasi. Krisis keuanganglobal yang diakibatkan oleh subprime mortgage di Amerika Serikat mempengaruhi volatilitas harga saham di Indonesia (Kenani et al., 2013). 1.5. Indikator Momentum / Strategi Investasi Momentun Strategi investasi momentum memanfaatkan pergerakan saham atau pasar dengan harapan pergerakan tersebut terus berlanjut. Penganut strategi investasi momentum akan membeli saham pada saat harga sedang bergerak naik dengan harapan momentum gerak naik itu akan terus berlanjut di masa depan. Mereka akan menjual kembali saham-saham tersebut bila dirasa momentum pergerakan naik telah melemah atau malah telah berhenti dan berbalik arah. Berdasarkan karakteristik strategi ini, para pengamat sering menjuluki strategi investasi momentum dengan buy high sell higher (beli mahal, jual lebih mahal lagi). Dalam konteks investasi saham, strategi investasi momentum sesuai dengan horison investasi investor. Kebanyakan investor memiliki horison investasi yang lebih pendek daripada yang diperlukan bagi penerapan strategi investasi kontrarian untuk menghasilkan return yang dapat diterima (De Long, et al., 1990; Shleifer dan Vishny, 1990). Dalam strategi ini, investor akan membeli saham yang sebelumnya memiliki kinerja baik (winner stock) dan menjual saham yang sebelumnya memiliki kinerja buruk (loser stock). Strategi investasi momentum dipopulerkan oleh Jegadeesh dan Titman (1993). Mengkaji data return saham individual di New York Stock Exchange(NYSE) dan American Stock Exchange (AMEX) dari tahun 1965-1989, mereka menemukan bahwa strategi investasi momentum biaya nihil dari pembelian saham pemenang (winner stock) dan penjualan saham pecundang (loser stock) menghasilkan abnormal return yang signifikan sepanjang horison investasi jangka menengah 3 sampai 12 bulan, bahkan setelah mengontrol risiko sistematisnya. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, analisis data menunjukkan hasil yang tidak mendukung hipotesis yang diajukan sebelumnya. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:  1).  Eksistensi momentum saham individual dan saham industri tidak ditemukan di pasar modal Indonesia. Temuan ini konsisten dengan hasil studi Hameed dan Kusnadi (2002) di pasar modal Asia, tetapi tidak konsisten dengan hasil studi Jagadeesh dan Titman (1993) di pasar modal Amerika Serikat, Rouwenhorst (1998) di pasar modal Eropa, Hurn dan Pavlov (2003) di pasar modal Australia, serta Moskowitz dan Grinblatt (1999) di pasar modal Amerika Serikat.  3).  Indeks Sharpe, indeks Treynor, dan indeks Jensen tidak konsisten sebagai pengukur kinerja portofolio winner–loser saham individual dan saham industri. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment menunjukkan bahwa indeks Sharpe dengan indeks Treynor, dan indeks Treynor dengan indeks Jensen memiliki korelasi positif dan signifikan secara statistik sebagai pengukur kinerja portofolio winner saham individual periode 3 bulan untuk semua kelompok portofolio saham, sedangkan indeks Sharpe dengan indeks Jensen menunjukkan korelasi yang positif dan tidak signifikan secara statistik untuk semua kelompok portofolio saham. Temuan ini konsisten dengan hasil studi Wilson dan Jones (1981) serta Bel



dan Leger (1996), tetapi tidak konsisten dengan hasil penelitian Yasmin dan Lawrence (1996), serta Wahyudi (2003).  3).  Kinerja portofolio saham individual dan saham industri berdasarkan strategi investasi momentum di pasar modal Indonesia lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor non fundamental seperti aspek psikologi pasar dan ketidakstabilan emosi para investor yang menyebabkan reaksi berlebihan terhadap informasi. Temuan ini konsisten dengan hasil penelitian Reilly dan Brown (1997), Jogiyanto (2004), Hong dan Stein (1999), namun tidak konsisten dengan hasil penelitian Firth (1996), Ang (1997), serta Fitriani dan Sidharta (2001). 1.5.1. Moving Average Convergence Divergence (MACD) MACD adalah singkatan dari Moving Average Convergence Divergence (konvergensi/divergensi rata-rata bergerak), yang merupakan suatu indikator dari analisis teknis yang diciptakan oleh Gerald Appel pada tahun 1960an. MACD adalah indikator untuk kelebihan beli atau kelebihan jual dengan melihat hubungan antara MA (moving average=rata-rata pergerakan) jangka panjang dan pendek. Garis MACD adalah selisih dari 2 MA di atas. Garis kedua yaitu garis tanda adalah MA jangka pendek dari garis MACD.



MACD menunjukkan perbedaan antara rata-rata bergerak eksponensial (exponential moving average yang biasa disingkat "EMA") yang cepat dan lambat dari harga penutupan. Beberapa pengembangan telah dilakukan atas MACD selama bertahun-tahun namun masih menyisakan masalah kelambatan pada indikatornya, sehingga sering dikritik atas kegagalannya dalam menanggapi kondisi pasar yang lemah ataupun bergejolak.[1] Sejak runtuhnya pasar "dot-com" pada tahun 2000, kebanyakan strategi tidak lagi merekomendasikan penggunaan MACD sebagai metode utama dalam melakukan analisis namun hanya digunakan sebagai alat pemantau belaka. Periode standar yang disarankan oleh Gerald Appel pada tahun 1960an adalah dengan menggunakan periode 12 dan 26 hari Garis yang menjadi sinyal atau garis pemicu adalah terbentuk dengan memperhalus rumusan tersebut dengan is then formed by smoothing this with a further EMA. The standard period for this is 9 days, Perbedaan antara MACD dan garis sinyal sering kali dihitung dan dinyatakan tidak dalam bentuk garis tetapi dalam bentuk histogram kotak berisi. Konstruksi ini dibuat oleh Thomas Aspray pada tahun 1986. Cara perhitungannya: Pada contoh grafik di atas, menunjukkan ketiganya secara bersamaan. Grafik yang atas adalah harga, grafik yang bawah memiliki garis MACD dalam warna biru dan garis sinyal dalam warna merah dan yang berwarna putih dalam bentuk histogram merupakan perbedaan antara keduanya. Rangakaian periode dari nilai rata-rata tersebut biasanya ditulis seperti 12,26,9, dan dapat bervariasi. Appel dan analis lainnya telah melakukan percobaan dengan berbagai kombinasi. Rangakaian periode dari nilai rata-rata tersebut biasanya ditulis seperti 12,26,9, dan dapat bervariasi. Appel dan analis lainnya telah melakukan percobaan dengan berbagai kombinasi



1.6. Indikator Kekuatan Pasar / Sentimen Investor (Investor Sentiment) Beer (2013:51) menyatakan bahwa sentimen investor adalah kepercayaan tentang bagaimana arus kas masa depan dan resiko investasi yang tidak dapat diukur dengan hasil yang pasti oleh fundamental. Zhang (2008:9) mengatakan bahwa sentimen investor adalah kepercayaan partisipan pasar tentang arus kas relative masa depan dengan beberapa norma tujuan, dimana nilai fundamental yang mendasari instrument keuangan tersebut. Baker dan Wurgler (2006:271) menjelaskan bahwa sentimen investor merupakan suatu kecenderungan untuk spekulasi atau optimis atau pesimis dalam suatu asset yang diberikan. Abbondante (2010:287) menyatakan bahwa volume perdagangan adalah sejumlah saham yang diperjualbelikan setiap harinya. Ambar dan Sudibyo (1998:242) menyatakan bahwa volume perdagangan merupakan jumlah saham emiten yang ditransaksikan dengan tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli selama periode. Ambarwati (2008) menyatakan bahwa volume perdagangan merupakan jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada hari tertentu. Volume perdagangan yang besar menunjukkan suatu saham yang aktif dan artinya sedang digemari oleh investor. Chen (2015:55) menyatakan bahwa keyakinan konsumen merupakan optimism atau pesimisme dari para konsumen tentang keadaan ekonomi dan situasi finansial para konsumen tersebut. Celik, Aslanoglu, dan Deniz (2010:2) mengatakan bahwa teori indeks keyakinan konsumen merupakan suatu komposisi yang digunakan untuk mengukur kemampuan dan kerelaan satu individual untuk membeli dengan harapan kemungkinan terdapat suatu tambahan informasi untuk menentukan tingkah laku konsumen. Yang dan Copeland (2014:13) mengatakan bahwa keyakinan konsumen merupakan suatu survey data bisnis yang dilaporkan oleh komisi eropa, ekonomi dan organisasi yang berkepentingan di bidang finansial dengan responden yang dinilai tentang bagaimana ekspetasi ekonomi atau finansial mereka dalam periode 12 bulan ke depan dengan beberapa bahasan seperti: situasi umum ekonomi, penilaian tentang pengangguran, posisi finansial rumah tangga dan tabungan pribadi.



1. 2.



3.



4.



Proksi Variabel Sentimen Investor Sentimen investor adalah salah satu indikator untuk memprediksi volatilitas harga saham dalam jangka waktu tertentu. Namun untuk mengukur sentimen tersebut, tentu ada banyak proksi yang dapat digunakan, sehingga dapat diketahui bagaimana sentimen tersebut dapat mempengaruhi volatilitas harga saham. Baker dan Wurgler (2007), menyebutkan ada beberapa macam proksi untuk mengukur investor sentiment tersebut, yaitu: 1. Investor Surveys 2. consumer Confidence 3. Mutual fund flows 4. Trading volume 5. Dividend premium 6. Closed-end fund discounts 7. First-day returns on initial public offerings 8. Volume of initial public offerings Investor Surveys, Shiller dalam Baker dan Wurgler (2006:11) mengatakan bahwa telah mengadakan survey tentang sikap investor sejak tahun 1989. Survey tersebut secara acak diberikan kepada investor rumahan dan penulis berita keuangan Investor Intelligence. Consumer confidence. Baker dan Wurgler (2007) menyatakan bahwa Consumer confidence merupakan keyakinan para konsumen tentang bagaimana kondisi situasi ekonomi yang sedang terjadi di suatu negara. Sehingga ada suatu organisasi yang melakukan survey di beberapa wilayah untuk mengetahui bagaimana konsumen itu memandang situasi ekonomi yang sedang berjalan Mutual Fund Flows. Saunders dan Millon (2011:208), menyatakan mutual funds adalah institusi finansial yang bergerak pada kebutuhan finansial terhadap individual dan perusahaan yang berinvestasi pada portfolio aset yang terdiversifikasi. Mutual fund yang siap untuk dijual sahamnya kepada para investor dan mendapatkan saham yang mereka inginkan pada nilai pasar tertentu. Funds tersebut akan menyediakan peluang untuk investor kecil untuk berinvestasi pada sekuritas finansial dan risiko diversifikasi. Trading Volume. Baker dan Stein (2004 dalam Baker dan Wurgler (2006:11) menyatakan bahwa pada saat short-selling memiliki harga yang lebih besar dibandingkan saat opening dan closing pada posisi long, maka investor yang irasional akan cenderung untuk melakukan



5.



6.



7. 8.



transaksi dan demikian menambah likuiditasnya ketika mereka optimis dan membeli saham yang sedang naik dibandingkan dengan ketika mereka pesimis dan membeli saham yang sedang jatuh. Dividend Premium. Alexander, Sharpe, dan Bailey (1993:420), pendapatan pada suatu perusahaan sangat penting bagi pemegang saham karena pendapatan tersebut mengindikasikan bagaimana perusahaan memutuskan membayar dividen atau tidak kepada pemegang saham. Karena apabila pihak manajemen suatu perusahaan tersebut dapat membayar dividen yang lebih, maka pemegang saham akan semakin sejahtera, tetapi apabila tidak membayarkan dividen, pemegang saham akan berpikir dua kali untuk menginvestasikan sahamnya pada perusahaan tersebut. Marjin tersebut yang menjadi pola pandang sentiment investor terhadap pembayaran dividen. Closed-end fund discount. Closed-end fund discount adalah suatu perusahaan investasi yang menerbitkan saham tetap, dimana kemudian diperdagangkan pada bursa saham. Reksa dana tertutup merupakan perbedaan antara nilai aset bersih saham dan harga pasar saham tersebut. IPO First-Day Returns. IPO terkadang mendapatkan pendapatan return yang cukup besar ketika pertama kali diterbitkan pada hari pertama perdagangan yang membuat sulit untuk menemukan keterlibatan antusias dari investor. IPO Volume. Permintaan untuk IPO seringkali menjadi suatu hal yang sangat sensitif terhadap sentimen investor. Fakta mengatakan bahwa volume IPO dapat menunjukkan fluktuasi yang tinggi, dengan jumlah di atas 100 saham per bulan dengan periode yang sama dan nol saham perbulan.



1.7. Cryptocurrency Secara sederhana, Crypto dapat dikatakan sebagai uang digital. Lebih lengkapnya, Crypto atau Cryptocurrency adalah sebuah mata uang digital yang telah dijamin oleh cryptography. Sehingga mata uang digital ini menjadi hampir tidak mungkin dipalsukan. Kata “cryptocurrency” sendiri berasal dari gabungan dua kata, yaitu “cryptography” yang mempunyai arti kode rahasia, dan “currency” yang berarti mata uang. Konsep kriptografi sebenarnya sudah dikenal sejak zaman Perang Dunia II. Saat itu, Jerman memakai kriptografi guna mengirimkan kode-kode rahasia agar tidak mudah terbaca oleh pihak lawan. Berbeda halnya dengan mata uang konvensional yang sifatnya terpusat, mata uang crypto justru bersifat desentralisasi. Tidak ada pihak yang hadir dan berperan sebagai perantara dalam suatu transaksi. Pembayaran dengan mata uang digital berlangsung dari pengirim ke penerima atau peer-to-peer. Akan tetapi, seluruh transaksi yang dilakukan tersebut tetap dicatat dan dipantau dalam sistem jaringan cryptocurrency. Tugas dari penambang cryptocurrency adalah mencatat transaksi ini dan memperoleh komisi berupa uang digital yang bisa dipak Pemerintah Indonesia baru saja resmi mengizinkan perdagangan mata uang digital atau cryptocurrency seperti Bitcoin di bursa berjangka. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengakui 229 cryptocurrency di tanah air. Pengakuan ini dituangkan dalam Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 7 tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Dapat Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto. Peraturan itu mulai berlaku pada 17 Desember 2020.



BAB II STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN Setelah belajar mengenai financial Statement Pak Theda baru menyadari bahwa setiap Emiten mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dalam melaporkan laporan keuangannya. Pada kesempatan berbeda Pak Theda bertemu dengan Pak Mahatma Bhagas, ia memaparkan bahwa ketika ber Investasi di pasar modal baik itu membeli saham, obligasi, sukuk, dan ETF harus memperhatikan financial statement yang dimiliki emiten. Kurang sependapat dengan Pak Theda, Pak Mahatma Bhagas memaparkan bahwa ketika berinvestasi di pasar modal harus memperhatiakan market timing, momentum, market volatility dan Investor sentimen. Ia berpendapat ketika berinvestasi yang terpenting bagaimana memperoleh initial return yang tinggi. Bahkan Pak Mahatma Bhagas menyarankan untuk ber investasi diluar IDX market seperti: cryptocurrency dan Kontrak berjangka Indeks. 1. Bantu Pak Theda dengan menggunakan analisis comparatif dan analisis trend pada 3 emiten yang memiliki sektor bisnis yang sama. Pilih sektor yang menurut sodara memiliki kinerja terbaik dalam dasawarsa terakhir. Sehingga dengan bantuan sodara pak Theda dapat meyakinkan pak Mahatma Bhagas bahwa emiten dengan fundamental yang baik, dan trend bisnis yang baik akan menghasilkan value yang tinggi untuk pemegang saham. a. Analisis Fundamental Sektor Consumer goods dipilih karena kinerjanya yang cukup baik dalam 10 tahun terakhir. Selanjutnya dipilih 3 emiten yang memiliki kinerja terbaik yaitu; ULTJ, MYOR dan ICBP. Ketiga emiten ini lebih tinggi pertumbuhannya lebih tinggi dari Jakarta Consumer goods index.



Grafik perbandingan Growth Emiten dengan Jakarta Consumer goods Index (JKCONS)



Dilihat dari Sisi Earning per share (EPS), ketiga emiten memiliki EPS yang cukup bagus selama 5 tahun terakhir, seperti yang disajikan dalam table dan Grafik berikut: EMITEN ULTJ MYOR



Q1 14 21



2018 Q2 Q3



Q4



Q1



17 12



8 28



26 21



22 16



2019 Q2 Q3 18 15



26 13



Q4



Q1



19 40



38 42



2020 Q2 Q3 10 0



36 28



Q4 11 23



2021 Q1 Q2 35 37



22 5



10 4



ICBP



92



10 2



94



11 5



106



11 2



99



170



120



50



22 5



149



127



EPS 250 200 150 100 50 0



Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2018 2019 2020 2021 ULTJ



MYOR



ICBP



Berikut adalah perbandingan rasio profitabilitas ketiga emiten: Emiten ULTJ MYOR ICBP



NPM 21.57 7.07 11.42



ROE 24.72 15.58 19.62



Rasio (%)



ROA 14.20 9.22 5.96



DER 72.51 66.60 165.47



Dari sisi pendapatan, ketiga emiten memiliki pendapatan yang selalu tumbuh setiap tahunnya, seperti yang tergambar dalam grafik berikut:



Income Statement ULTJ



Income Statement MYOR



Income statement ICBP b. Analisis Teknikal - ULTJ ( Ultra Jaya Milk Industry )



Secara trendline jangka Panjang ULTJ masih dalam range uptrend (Bullish) hal ini dapat dibuktikan dengan 1. Harga emiten masih dalam channel uptrend 2. Bedasarkan support dinamis EMA 20 (1551,63) > EMA 60 (1400,88) > EMA 100 (1226,56) dimana EMA 20 masih diatas EMA 100 yang artinya masih dalam fase uptrend dalam jangka panjang 3. Capital gain sudah mencapai 624,94% dari tahun 2011 4. Harga saat ini 1555 dimana ULTJ memiliki support terdekat di 1500 dan resistance terdekat di 1700 - MYOR ( Mayora Indah )



Secara trendline jangka Panjang MYOR masih dalam range uptrend (Bullish) hal ini dapat dibuktikan dengan 1. Harga emiten masih dalam channel uptrend 2. Bedasarkan support dinamis EMA 20 (2390,53) > EMA 60 (2197,58) > EMA 100 (1911,87) dimana EMA 20 masih diatas EMA 100 yang artinya masih dalam fase uptrend dalam jangka panjang 3. Capital gain sudah mencapai 428.28% dari tahun 2011 4. Harga saat ini 2520 dimana MYOR memiliki support terdekat di 2150 dan resistance terdekat di 2800 - ICBP ( Indofood CBP Sukses Makmur )



Secara trendline jangka Panjang ICBP masih dalam range uptrend (Bullish) hal ini dapat dibuktikan dengan 1. Harga emiten masih dalam channel uptrend 2. Bedasarkan support dinamis EMA 20 (9077,77) > EMA 60 (8886,69) > EMA 100 (7782,02) dimana EMA 20 masih diatas EMA 100 yang artinya masih dalam fase uptrend dalam jangka panjang 3. Capital gain sudah mencapai 402,53% dari tahun 2011 4. Harga saat ini 9200 dimana ICBP memiliki support terdekat di 8025 dan resistance terdekat di 9275 2. Bantu Pak Mahatma Bhagas dengan menggunakan analisis candlestick, dan Moving Average Convergence Divergence (MACD) Volume untuk membuktikan bahwa perusahaan dengan fundamental yang bagus seperti Unilever (UNVR) dan 2 lainnya tidak direkomendasi untuk dibeli. a. Analisis Fundamental UNVR, GGRM dan ADRO a.1 Analisis Fundamental dengan menggunakan Earning Per Share (EPS)



EPS 4000 2000 0



Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2018 2019 2020 2021 UNVR



GGRM



ADRO



Berdasarkan grafik diatas dapat terlihat bahwa Pendapatan emiten relative positif. Secara rasio profitabilitas dapat dilihat pada table berikut: Rasio (%) Emiten NPM ROE ROA DER UNVR 15.10 151.78 30.04 405.11 GGRM 3.81 7.60 5.82 30.58 ADRO 10.88 8.98 5.04 71.07



Income Statement UNVR



Income Statement GGRM



b.



Analisis Teknikal UNVR (Unilever)



Income Statement ADRO



Secara trendline jangka Panjang UNVR masih dalam range downtrend (bearish) hal ini dapat dibuktikan dengan 1. Harga emiten sudah mengalami pembalikan arah (Lingkaran ungu) dan sekarang masih dalam channel downtrend nya. UNVR bisa dianggap keluar dari channel downtrend apabila keluar dari area hijau 2. Bedasarkan support/resistance dinamis EMA 20 (6314,04) > EMA 60 (7437,06) > EMA 100 (7124,24) dimana EMA 20 sudah dibawah EMA 100 yang artinya saat ini sudah dalam memasuki fase downtrend 3. Dari harga tertinggi yang pernah dicapai hingga harga saat ini sudah minus 55% 4. Harga saat ini 5300 dimana UNVR berdasarkan fibonaci resistance terdekat berada di point 0,236 (5650) namun dari resistance statis berada di harga 6775 5. MACD masih berada di bagian oversold namun sudah mulai membentuk pembalikan arah, dan histogram bawah mulai menipis GGRM (Gudang Garam)



Secara trendline jangka Panjang GGRM masih dalam range downtrend (bearish) hal ini dapat dibuktikan dengan 1. Harga emiten sudah mengalami pembalikan arah (saat candle keluar dari area uptrend biru) dan sekarang masih dalam channel downtrend nya. GGRM bisa dianggap keluar dari channel downtrend apabila keluar dari area Merah 2. Bedasarkan support/resistance dinamis EMA 20 (41460,59) > EMA 60 (52470,62) > EMA 100 (52429,06) dimana EMA 20 sudah dibawah EMA 100 yang artinya saat ini sudah dalam memasuki fase downtrend 3. Dari harga tertinggi yang pernah dicapai hingga harga saat ini sudah minus 65,75% 4. Harga saat ini 34675 dimana GGRM berdasarkan fibonaci resistance terdekat berada di point 0,236 (46843) sempat menyentuh namun Kembali memantul kebawah lagi. 5. MACD masih berada di bagian oversold namun belum terlihat sinyal yang menandakan akan adanya pembalikan arah trend dan histogram bawah mulai menipis ADRO ( Adaro Energy )



Secara trendline jangka Panjang ADRO masih dalam range sideways hal ini dapat dibuktikan dengan 1. Harga emiten masih dalam range sideways (Garis biru) walaupun sudah 12 tahun , saat candle keluar dari garis biru dapat dikatakan adro keluar dari jangka sideways, namun dalam jangka pendek adro sedang uptrend



2. Bedasarkan support/resistance dinamis EMA 20 (1341,86) > EMA 60 (1344,68) > EMA 100 (1399,71) dimana EMA 20 ,60 dan 100 posisi nya sangat berdekatan untuk jangka Panjang yang artinya saat ini dalam posisi menentukan arah trend selanjutnya. 3. Dari awal IPO hingga bulan ini harga saham nya hanya terjadi peningkatan sekitar 10% 4. Harga saat ini 1855 dimana ADRO berdasarkan fibonaci resistance terdekat berada di point 0,618 (1870) sempat menembus resistance namun gagal breakout 5. MACD sudah mulai terjadi persilangan dan memasuki harga wajar yang dibeli dan histogram sudah mulai menjadi hijau tipis Dari ke 3 saham ini dapat diketahui bahwa saham-saham fundamental bagus pun belum tentu dapat memberikan kita capital gain yang besar saat investasi jangka Panjang. 3 saham yang kami jabarkan adalah salah satu fundamental terbaik di sektor dan bidang nya UNVR – Consumer goods, GGRM – Consumer goods (rokok), dan ADRO – Comodity (Batubara) 3. Analisis bagaimana kinerja salah satu cryptocurrency yang boleh di perdagangkan di Indonesia Menurut kami cryptocurrency yang dapat dijadikan salah satu pilihan adalah yang memiliki kapitalisasi besar dan menjadi penopang lite coin lainnya, seperti Bitcoin (BTC), Binance coin (BNB), dan Ethereum (ETH). Alasan utama kami memilih ketiga coin tersebut adalah karena ke 3 coin ini menjadi dasaran nilai tukar yang dapat digunakan untuk membeli lite coin lainnya. A. Bitcoin (BTC)



Secara trendline jangka Pendek BTC berhasil menembus garis downtrend nya dan potensi melanjutkan kenaikan menuju harga tertinggi nya hal ini dapat dibuktikan dengan 1. Harga coin berhasil breakout garis downtrend (Garis biru) saat candle keluar dari garis biru dapat dikatakan BTC keluar dari downtrend jangka pendeknya 2. Bedasarkan support/resistance dinamis EMA 20 > EMA 60 > EMA 150 dimana EMA 20 berhasil menembus EMA 60 dan berada diatas EMA 60 dan EMA 150 dimana hal menandakan akan melanjutkan trend bullish nya dalam jangka pendek 3. Harga saat ini 810.000.000 dimana BTC berdasarkan fibonaci resistance terdekat berada di point 0,786 (847.000.000) Market Cap BTC : $1,093,654,873,213 Circulation Supply : 18,843,462 Total Supply : 18,843,462 B. BNB (Binance Coin)



Secara trendline jangka pendek BNB potensi untuk lanjut bullish hal ini dapat dibuktikan dengan 1. Harga emiten baru saja menembus downtrend line nya (Garis biru) saat candle keluar dari garis biru dapat dikatakan BNB keluar dari jangka downtrendnya, dan dalam jangka pendek BNB potensi lanjut trend bullish 2. Bedasarkan support/resistance dinamis EMA 60 (6.147.665,63) > EMA 20 (5.845.957,3) > EMA 150 (5.360.131,47) dimana EMA 60 masih berada diatas EMA 20 dan 100. Maka dapat diketahui bnb berpotensi lanjut bullish. 3. Harga saat ini 6.780.000 dimana BNB berdasarkan fibonaci resistance terdekat berada di point 0,618 (7.520.000) karena baru menembus resistance point 0,5 (6.710.000) dan sedang menunggu 2-3 candle lagi untuk confirm breakout Market Cap BNB : $80,449,303,980 Circulation Supply : 168,137,036 Total Supply : 168,137,036 C. ETH (Ethereum)



Secara trendline jangka Pendek ETH masih dalam range sideways hal ini dapat dibuktikan dengan 1. Harga emiten masih dalam range sideways (diantara Garis biru) saat candle keluar dari garis biru dapat dikatakan adro keluar dari jangka sideways. 2. Bedasarkan support/resistance dinamis EMA 60 (47.983.049,3) > EMA 20 (47.594.192,4) > EMA 150 (40.174.366,5) dimana EMA 60 berada diatas 20 dan



3.



150 dan posisi nya sangat berdekatan untuk jangka pendek ada potensi untuk melanjutkan bullish menuju resistance selanjutnya. Harga saat ini 53.000.000 dimana ETH berdasarkan fibonaci resistance terdekat berada di point 0,786 (56.005.575)



Market Cap ETH : $440,517,246,793 Circulation Supply : 117,921,785 Total Supply : 117,921,785 4. Manakah Investasi pada sekuritas yang sodara Pilih? Menurut kami untuk investasi tetap dominan dipasar modal (saham), dan pihannya adalah seperti saham ULTJ dan perlu diperhatikan bahwa investasi yang baik, belum tentu di saham yang berfundamental baik, perlu diperhatikan jenis usaha yang dilakukan, sector industry dan jangka waktu (timing) pada saat mulai masuk investasi nya. Sehingga perlu diperhatikan juga secara teknikal analisis agar memaksimalkan timming kapan harus masuk dan kapan harus keluar agar mendapatkan capital gain yang maksimal. Namun kami juga tidak menutup kemungkinan untuk pembagian porsi untuk memulai mempelajari investasi di dunia cryptocurrency untuk mencari pengalaman seperti memiilh investasi dengan BNB, dengan skala dan volume yang “terukur” , sehingga pada saat nya nanti apabila ada kemungkinan cryptocurrency semakin besar kita sudah siap untuk terjun kedalam investasi sesuai penilaian resiko kita masing-masing.. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah pada study kasus diatas kami menyimpulkan bahwa 1. Dengan mengggunakan Analisis comparative dan Analisis trend sector yang memiliki kinerja terbaik adalah ULTJ, MYOR dan ICBP karena memiliki kinerja emiten lebih tinggi dari Jakarta Consumer Goods Index 2. Dengan menggunakan analisis candlestick, dan Moving Average Convergence Divergence (MACD) Secara trendline jangka Panjang UNVR, GGRM masih dalam range downtrend (bearish) dan ADRO masih dalam range sideways. Dari ke 3 saham ini dapat diketahui bahwa saham-saham fundamental bagus pun belum tentu dapat memberikan kita capital gain yang besar saat investasi jangka panjang 3. Analisis cryptocurrency yang boleh di perdagangkan di Indonesia adalah yang memiliki kapitalisasi besar dan menjadi penopang lite coin lainnya, seperti Binance coin (BNB), Bitcoin (BTC), dan Ethereum (ETH). B. Saran Dalam berinvestasi sebaiknya tidak hanya menggunakan satu jenis metode analisis. Selain memperhatikan indikator-indikator fundamental juga harus memperhatiakan market



timing, momentum, market volatility dan Investor sentimen serta bagaimana memperoleh initial return yang tinggi



DAFTAR PUSTAKA Horne, James C.V., dkk. 2009. United States: Prentice Hall.



Fundamental Financial Management 13th Edition.



Fajri dkk. 2019 Kajian Penerapan Market Timing di Pasar Modal Indonesia Manajemen Indonesia (Vol. 19(2), pp. 176-185, 2019)



Jurnal



Agus Zainul Arifin. 2016. PENGARUH SENTIMEN INVESTOR TERHADAP REAKSI PASAR PADA BURSA EFEK INDONESIA, PAPER SEMNAS PPM LOMBOK SEPT 2016 C Lumbantobing. 2021. Analisis Perbandingan Kinerja Cryptocurrency Bitcoin, Saham, dan Emas sebagai Alternatif Investasi (Comparative Analysis of the Performance of Cryptocurrency , Bitcoin, Stock, and Gold as an Investment Alternative). Repositori USU url : http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/31145 diakses 12 Oktober 2021 NAP Haluansa. 2018. Analisis fundamental dan teknikal untuk menentukan keputusan investasi saham sub sektor food and beverages yang listing di ISSI periode 2014–2017. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. DR. Mugiyati, MEI. SUKUK DI PASAR MODAL - Tinjaun Bisnis Investasi dan Fiqh, UIN Sunan cnbcindonesia.com(2021) “Resmi! Ini Cryptocurrency yang Diakui di RI, Termasuk Bitcoin”. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210122132253-37-218020/resmi-inicryptocurrency-yang-diakui-di-ri-termasuk-bitcoin diakses 12 Oktober 2021 cnbcindonesia.com(2021) “Resmi! Ini Cryptocurrency yang Diakui di RI, Termasuk Bitcoin”. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210122132253-37-218020/resmi-inicryptocurrency-yang-diakui-di-ri-termasuk-bitcoin diakses 12 Oktober 2021