16 0 801 KB
MODUL 3ANALISIS LISSAJOUS (FILTER) Moh. Adam Prahardian (K1C018047) Asisten: Dewantara Permata Yong TanggalPercobaan: 07/10/2019 PAF15210P-A Praktikum Elektronika Dasar 1 Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Soedirman
Abstrak
Osiloskop ‘Dual Trace’ dapat memperagakan
Praktikum analisa lissajous dilakukan dengan
dua buah sinyal sekaligus pada saat yang sama.
tujuan untuk memahami prinsip dasar dari
Cara ini biasanya digunakan untuk melihat
lissajous yakni dapat menggunakan metode
bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda
lissajous guna mengukur beda fase dari dua
dalam
sinyal listrik AC dan dapat menggunakan
gelombang sinus dengan frekuensi yang sama
metode lissajous untuk mengukur frekuensi
akan menghasilkan gambar Lissajous yang
dari sebuah sinyal listrik AC. Pengukuran
bias
beda fase dua sinyal dari sebuah Low Pass
lingkaran, bergantung pada fasa dan amplitudo
Filter
lissajous
kedua sinyal tersebut. Sebuah lingkaran hanya
yang condong ke kanan,
dapat terbentuk jika amplitudo kedua sinyal
kemudian dilakukan pengukuran terhadap
sama, jika kedua sinyal tidak sama dan/atau
titik-titik elips tersebut untuk mendapatkan
tidak sefase akan terbentuk sebuah elips yang
nilai Φ. Pada pengukuran frekuensi sinyal
sumbu-sumbunya adalah bidang horizontal
dilakukan perbandingan antara frekuensi
dan bidang vertikal. Bentuk pola lissajous juga
jala-jala listrik PLN melalui keluaran sebuah
dapatdibentuk dari dua gelombang yang saling
trafo step down. Perbandingan frekuensi f1
tegak lurus dan mempunyai perbandingan
dan f2 yang dicari adalah 1:2; 1:4; 1:6, dan
frekuensi (misal 1:2, 1:4 dan seterusnya).
menghasilkan
berbentuk elips
gambar
suatu
rangkaian
berbentuk:
garis
elektronik.
lurus,
elips
Dua
atau
1:8 dengan nilai f1 25 Hz, 6.25 Hz, 2.83 Hz 2. STUDI PUSTAKA
dan 1.575 Hz. Kata kunci: lissajous, frekuensi, beda fase.
Gambar penampakan
1. PENDAHULUAN
karena
hanya
menggunakan
beberapa peralatan sederhana seperti osiloskop, generator
isyarat,
pada
layar
adalah osiloskop
sebuah yang
mencitrakan perbedaan atau perbandingan
Metode lissajous merupakan metode sederhana
lissajous
dan
trafostep-down.
antara beda fase, frekuensi dan amplitudo dari dua gelombang masukkan pada setiap channel osiloskop. Frekuensi adalah suatu besaran yang menyatakan banyaknya gelombang yang
LaporanPraktikum–Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed
1
terjadi setiap detiknya yang dinyatakan dalam
Gambar-gambar lissajous ini kemudian
satuan Hz. Amplitudo merupakan simpangan
dibandingkan dengan gambar standar beda
terjauh dari suatu gelombang atau juga dapat
fase. Sinyal Vx dan sinyal Vy pada nilai
didefinisikan
frekuensi tertentu membentuk gambarlissa
sebagai
nilai
puncak
atau
maksimum positif dari sebuah gelombang sinusoidal. Sedangkan beda fase
jous seperti terlihat pada gambar 2.2[3].
adalah
perbedaan sudut mulai antara dua gelombang sinusoidal yang sedang diamati. Bentuk pola lissajous yang muncul pada osiloscop juga dapat dibentuk dari dua gelombang yang saling tegak lurus dan
Gambar 2.2 lissajous denganVTterhubungke
mempunyai perbandingan frekuensi (missal
X dan Vy terhubungke Y.
1:2, 1:4 dan seterusnya). Gambar di bawah ini memperlihatkan beberapa pola Lissajous dengan perbandingan
2.1 PENGUKURAN BEDA FASE a. Dengan osiloskop dual trace
frekuensi dan beda fasa yang berbeda-beda[1]. Sinyal pertama dihubungkan dengan kanal
A,
sedangkan
sinyal
kedua
dihubungkan dengan kanal B dari osiloskop. Pada layar osiloskop akan terlihat gambar bentuk tegangan kedua sinyal tersebut. Beda fase dapat dihitung Φ = ∆t/T*360⁰.
Gambar 2.1bentuk-bentuk Pola Lissajous. Pengukuran beda faseada dua cara, yaitu: Dual Trace dan Lissajous. Cara dual
Gambar 2.3 Pengukuran beda fase dual trace b. Dengan metode lissajous
trace, yaitu dengan melihat selisih gelombang keluaran chanel I dan chanel II dari osiloskop.
Sinyal pertama dihubungkan dengan
Cara lissajous yaitu dengan memutar Time/div
kanal B, dan sinyal kedua dihubungkan
osiloskop pada posisi paling kanan sehingga
dengan kanal A. Kemudian ubah mode
akan
osiloskop menjadi mode x-y. Pada layar akan
sehingga
akan
lingkaran atau elips[2].
dihasilkan
bentuk
terlihat suatu lintasan berbentuk lingkaran, garis lurus atau elips di mana dapat langsung LaporanPraktikum–Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed
2
ditentukan beda faseantara kedua sinyal tersebut dengan
B. Cara Kerja 1. Pengukuran Beda Fase
Gambar 2.4 Pengukuran beda fase dengan lissajous 3. METODOLOGI A. Alat dan Bahan 1. Osiloskop dual trace 2. Generator Isyarat 3. Resistor 10K Ohm 4. Kapasitor 0.01 uF 5. Trafo Step-down 6. Kabel penghubung 7. Breadboard
LaporanPraktikum–Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed
3
2. PengukuranFrekuensi
Dari tabel di atas kita mendapatkan nilai beda fase dengan menggunakan rumus 𝐵
1. ΦAB = sin-1 (𝐴) 6
=8 = 48.59° 𝐷
2. ΦDC = sin-1 (𝐶 ) 0.8
= 1.2 =41.81° b. Pola Lissajous serong ke kiri
Diulang untuk 1:4, 1:6 dan 1:8
4. HASIL DAN ANALISIS 4.1 MENGUKUR BEDA FASA DARI SEBUAH LOW PASS FILTER
Tabel 4.1.1 menggukur beda fase dari sebuah low pass filter serong ke kiri
a. Pola Lissajous serong ke kanan No
A
B
C
D
ΦAB
ΦCD
1
8
6
1.2
0.8
48.59° 41.81°
Dari tabel di atas kita mendapatkan nilai beda fase dengan menggunakan rumus 𝐵
Tabel 4.1.1 menggukur beda fase dari sebuah low pass filter serong kekanan
3. ΦAB = 180° - sin-1 (𝐴) = 180° -
No
A
B
C
D
ΦAB
ΦCD
1
8
6
1.2
0.8
48.59° 41.81°
6 8
= 180° - 48.59° = 131.41° (Kuadran II)
LaporanPraktikum–Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed
4
Karena
kuadran
II
sehingga
memperoleh nilai sudut dengan cara 180° - 131.41° = 48.59°
di
atas
dapat
ditarik
semakin
besar
pula
nilai
perbandingannya. Pada percobaan metode 0.8
lissajous menggunakan dua buah sumber
1.2
frekuensi yang mernpunyai frekuensi yang
= 180° - 41.81°
sama atau kelipatannya, gambar lissajous yang
= 138.19° (Kuadran II) Karena
data
kesimpulan bahwa semakin beda frekuensi maka
𝐷
4. ΦDC = sin-1 (𝐶 ) = 180° -
Dari
kuadran
II
terbentuk merupakan perpaduan antar kedua sehingga
memperoleh nilai sudut dengan cara 180° - 138.19° = 41.81°
frekuensi
tersebut.
minimum
pada
Pada
generator
saat
frekuensi
isyarat,
pola
lissajous yang terbentuk secara horizontal namun tidak stabil hingga frekuensi dinaikkan
4.2 PENGUKURAN FREKUENSI No
f1
f2
Perbandingan
(Hz) (Hz)
pada nilai tertentu bentuk lissajous berubah
Gambar
menjadi vertikal dan lebih stabil. Besarnya
gelombang
frekuensi berpengaruh terhadap posisi gambar lissajous vertical atau horizontal. Apabila gambar lissajous horizontal maka
1
100
50
1:2
frekuensi pada generator isyarat (f1) lebih besar dari frekuensi pada trafo (f2), sedangkan apabila
gambar
lissajous
vertical
maka
frekuensi pada trafo step down lebih besar dari 2
100
25
1:4
pada frekuensi generator isyarat. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil
3
100
17
1:6
kesimpulan
yakni
prinsip
beberapa dasar
metode
lissajous adalah: 1. Penampakan pola lissajous pada layar osiloskop dari perbandingan antara 4
100
12.6
1:8
beda fase, frekuensi dan amplitudo dari dua gelombang masukan pada setiap chanel osiloskop. LaporanPraktikum–Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed
5
2. Besar beda fase dari dua sinyal listrik AC yang diukur adalah
48.59° dan
41.81° 3. Pola lissajous yang diperoleh adalah vertical
dengan
perbandingan
frekuensi 1:2 ; 1:4 ; 1:6 dan 1:8. DAFTAR PUSTAKA [1]
Hartono, Modul Praktikum Elektronika Dasar I, Purwokerto, 2018.
[2]
http://ejournal.undip.ac.id/index.php /berkala_fisika/article/view/2864,11 Oktober 2019.
[3]
http://issuu.com/muammarhafid z/docs/laporan_rl_2,
12
Oktober
2019, pukul 20.15 WIB.
LAMPIRAN
LaporanPraktikum–Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika – FMIPAUnsoed
6