Aktivitas Jantung Dan Aliran Darah  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AKTIVITAS JANTUNG DAN ALIRAN DARAH HEART ACTIVITY AND BLOOD FLOW Syifa ulia1*), Oktavia Nisa2), Melda Yunita Sari3), Hardiyanti Purnama4), Yoseca Aulia5) , Firman Syukri6) 1)



NIM.1710421025, Kelompok II A,Praktikan Fisiologi Hewan,Biologi, FMIPA UNAND NIM.1710421005, Kelompok II A,Praktikan Fisiologi Hewan,Biologi, FMIPA UNAND 3) NIM.1710422017, Kelompok II A,Praktikan Fisiologi Hewan,Biologi, FMIPA UNAND 4) NIM.1710422037, Kelompok II A,Praktikan Fisiologi Hewan,Biologi, FMIPA UNAND 5) NIM.1710423025, Kelompok II A,Praktikan Fisiologi Hewan,Biologi, FMIPA UNAND 6) NIM.1710423028, Kelompok II A,Praktikan Fisiologi Hewan,Biologi, FMIPA UNAND *)Koresponden: [email protected] 2)



ABSTRACT An experiment about Heart Activity and Blood Flow was held on October 4th, 2019 at the Laboratory of Teaching II, Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Andalas University, Padang. This experiment are to understand the blood pressure measurement methode and human heart beat, to know the relationship between blood pressures and human heart beats with activities and gender. And to see and understand the blood flows on animal. The method is measuring of blood tension and heart beat used a body humans and look of blood flow of Rana sp. with microscop. The results of this experiment showed the average of blood tension was sit (115/78 mmHg), 122.5/81.5 mmHg was up, 128.5/87 was walked, 142.5/91 mmHg was rapid walk, and 160/91 mmHg was run. The average heart beat 71.1/2 minute was sit, 79/2 minute was up, 96.8/2 minuute was walked, 114/2 minute was rapid walk, and 150.5/2 minute was run. Rana sp. have a singular and close blood circulation. Keyword: Blood flow, Blood pressure, Dyastol, Heart beat, Systol



PENDAHULUAN Tubuh manusia terdiri dari beberapa organ yang tesusun sistematis. Salah satunya adalah adanya alat transportasi yang berguna sebagai pengedar oksigen dan zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh dan sebagai pengangkut karbon dioksida dan zat sisa ke organ pengeluaran. Alat transportasi pada manusia terkoordinasi dalam suatu sistem yang disebut sistem peredaran darah (Fernando, 2009). Jantung adalah pompa otot beruang empat yang mendorong darah mengelilingi sirkulasi. Jantung tersusun dari jaringan otot jantung. Kedua atria mempunyai dinding yang relatif tipis dan berfungsi sebagai ruangan penampungan bagi darah yang kembali ke jantung, dan hanya memompa darah dalam jarak yang sangat dekat menuju ventrikel. Ventrikel mempunyai dinding yang lebih tebal dan jauh lebih kuat dibandingkan dengan



atrium khususnya ventrikel kiri, yang harus memompa darah keluar menuju seluruh organ tubuh melalui sirkuit sistemik. Empat katub yang terdapat pada jantung berfungsi sebagai organ yang mencegah terjadinya aliran balik dalam darah (Campbell, 2000). Gerakan jantung terdiri dari dua jenis yaitu kontraksi (sistolik) dan relaksasi (diastolik). Sistolik merupakan sepertiga dari siklus jantung. Kontraksi dari ke dua atrium terjadi secara serentak yang disebut sistolik atrial dan relaksasinya disebut diastolik atrial. Lama kontraksi ventrikel lebih kurang 0,3 detik dan tahap relaksasinya selama 0,5detik. Kontraksi kedua atrium pendek, sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong ventrikel kiri harus lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk



mempertahankan tekanan darah sistemik (Syaifuddin,2006). Pada sistem sirkulasi, darah dialirkan ke seluruh tubuh oleh jantung. Dalam rangka menganalisa aktivitas sistem sirkulasi, dapat dilakukan perhitungan tekanan darah dan denyut nadi yang karena kemampuan konduktivitasnya dapat dihitung pada nadi di pergelangan tangan. Kecepatan detak nadi seirama dengan detakan jantung memompa darah yang juga selaras dengan faktor kebutuhan energi dari respirasi seluler (Abbas dan Santoso,2009). Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup yaitu, pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati pembuluh pembuluh. Darah mengalir melalui sebuah sistem pembuluh tertutup karena ada perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara ventrikel kiri dan atrium kanan (Sloane, 2004). Tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor internal seperti curah jantung, ketegangan arteri, volume, dan laju serta kekuatan (viskositas) darah. Sedangkan faktor eksternalnya berupa umur, kegiatan berfikir, kegiatan (kerja otot), pengaruh gravitasi, kerja jantung dan ekspirasi serta inspirasi. Tekanan darah terjadi akibat fenomena siklis dimana tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi sedangkan tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat (Smeltzer dan Bare,2002). Bila seseorang mengatakan bahwa tekanan dalam pembuluh adalah 100 mmHg hal itu berarti bahwa daya yang dihasilkan cukup untuk mendorong kolom air raksa melawan gravitasi sampai setinggi 100 mm (Guyton dan Hall, 2008). Tekanan darah dapat diukur secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran langsung dilakukan dengan memasukkan alat pengukur tekanan ke



sebuah jarum yang dimasukkan ke dalam arteri, seperti contohnya pada pengukuran tekanan darah hewan. Pengukuran tidak langsung dilakukan dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah sfigmomanometer, suatu manset yang dapat dikembungkan yang dipakai secara eksternal dan dihubungkan dengan pengukur tekanan (Sherwood,2001). Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari. Sedangkan, saat pemeriksaan dikatakan auskultasi terjadi apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh. Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior (Saladin, 2003). Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang mempengaruhinya, pada saat aktifitas normal, bayi baru lahir memiliki denyut nadi normal 140 kali per menit, di bawah umur 1 bulan frekuensi normal nadi 110 kali per menit, 1 – 6 bulan frekuensi normal nadi 130 kali per menit, 2 – 6 tahun frekuensi normal nadi 105 kali per menit, 1 – 2 tahun frekuensi normal nadi 110 kali per menit, 6 – 10 tahun frekuensi normal nadi 95 kali per menit, 6 – 10 tahun frekuensi normal nadi 95 kali per menit, 10 – 14 tahun frekuensi normal nadi 85 kali per menit, 14 – 18 tahun frekuensi normal nadi 82 kali per menit dan di atas 18 tahun frekuensi normal nadi 60 – 100 kali permenit sedangkan pada usia lanjut frekuensi normal nadi 60 -70 kali per menit (Keperawatan Klinis,2011).



Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi adalah usia, jenis kelamin, keadaan kesehatan, riwayat kesehatan, intensitas dan lama kerja, sikap kerja, faktor fisik dan kondisi psikis, suhu udara disekitar serta obat yang sedang dikonsumsi. Olahraga dan aktivitas fisik dapat meningkatkan jumlah denyut jantung, namun jika jumlahnya terlalu berlebihan atau diluar batas dapat menimbulkan bahaya (Sloane,2004). Aliran darah berarti jumlah darah yang mengalir melalui suatu titik tertentu di sirkulasi dalam periode waktu terentu. Biasanya aliran darah dinyatakan dalam milimeter per menit atau liter per menit, tetapi dapat juga dinyatakan dalam milimeter per detik atau setiap satuan aliran lainnya. Aliran darah yang melalui pembuluh darah ditentukan oleh dua faktor, yang pertama yaitu perbedaan tekanan darah di antara kedua ujung pembuluh, kadang kadang juga disebut gradien tekanan di sepanjang pembuluh darah, yaitu daya yang mendorong darah melalui pembuluh, yang kedua yaitu rintangan bagi aliran darah melalui pembuluh, yang disebut resistensi pembuluh darah (Brotowidjoyo,1989). Adapun tujuan pada praktikum ini yaitu untuk memahami metode pengukuran tekanan darah dan detak jantung manusia, mengetahui hubungan tekanan darah dan detak jantung dengan aktivitas, serta untuk melihat dan memahami arah aliran darah pada hewan. METODE PRAKTIKUM Waktu dan Tempat Praktikum aktivitas jantung dan aliran darah dilakukan pada Jumat, 4 Oktober 2019 di Laboratorium Teaching II, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah stopwatch, stigmomanometer, alat



tulis, stethoscope, mikroskop, cover glass, object glass, plastik. Sementara bahan yang digunakan adalah kecebong Rana sp. batu es, kertas tisu dan tubuh praktikan. Cara Kerja a. Mengukur Tekanan Darah pada Berbagai Aktivitas Dilakukan pengukuran tekanan darah pada seluruh anggota kelompok praktikum baik laki-laki maupun perempuan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan stigmomanometer. Cara menggunakan alat stigmomanometer ini yaitu di pasangkan pada tangan sebelah kanan praktikan dengan berbagai posisi (aktivitas) yaitu duduk (diam), berdiri, jalan, jalan cepat, dan berlari (masingmasing selama 5 menit). Dicatat hasil pengukuran systole dan diastol pada lembar kerja dan dibuat grafik hubungan aktivitas dan jenis kelamin dengan tekanan darah manusia. Diinterpretasikan hasil yang diperoleh. b. Hubungan Denyut Nadi dan Aktivitas Dilakukan penghitungan denyut nadi pada pergelangan tangan untuk masing-masing individu pada beberapa keadaan, yaitu duduk (diam), berdiri, berjalan, berjalan cepat, dan berlari. Dihitung jumlah detakan selama 60 detik dengan bantuan stethoscope atau dirasakan secara langsung. Dicatat hasil yang diperoleh untuk semua individu kelompok praktikum baik laki-laki maupun perempuan. Dibuat grafik hubungan antara aktivitas, jenis kelamin dan jumlah detakan per menit lalu diinterpretasikan hasil praktikum. c. Aliran Darah pada Kecebong Diambil kecebong dari wadahnya lalu diletakkan di atas batu es beberapa saat hingga pasif (jangan terlalu lama karena menyebabkan kematian). Diangkat kecebong tersebut lalu diletakkan di atas kaca objek dan diamati dengan mikroskop dengan memposisikan bagian pinggir



ekornya yang bening sehingga terlihat jelas pada perbesaran minimum. Diperhatikan aliran darah pada pembuluh darah dan ditentukan jenis pembuluh serta arah aliran darah dan dicatat hasil pada



lembar pengamatan. Dibuat sketsa arah aliran darah yang terlihat dan ditentukan kategori kecepatan alirannya (cepat, sedang dan lambat).



HASIL DAN PEMBAHASAN Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut: 1. Tekanan darah pada berbagai aktivitas Tabel 1. Tekanan Darah Sistol (mmHg) Tekanan Darah Sistol (mmHg) No



Nama



L/P



Duduk



Berdiri



Berjalan



Berjalan Cepat



Lari



1.



Yoseca Aulia



P



120



140



145



150



170



2.



Hardi Yanti Purnama



P



110



120



130



140



160



3.



Syifa Ulia



P



100



120



130



140



160



4.



Oktvia Nisa



P



110



110



110



120



130



5.



Melda Yunita Sari



P



110



110



120



125



130



6.



Firman Syukri



L



120



125



130



150



170



Rata-rata Tekanan Sistol (P)



110



120



127



135



150



Rata-rata Tekanan Sistol (L)



120



125



130



150



170



170



180 150



160 140 120 100



120 110



125 120



130



150



135



127



80



Laki-laki



60



Perempuan



40 20 0



Duduk Berdiri Berjalan Jalan Cepat



Lari



Gambar 1. Tekanan Darah Sistol pada Berbagai Aktivitas dan jenis kelamin



Berdasarkan table 1. dan gambar 1. Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh nilai sistol pada koresponden dimana nilai sistol pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, dengan nilai rata-rata berturut-turut 110 mmHg dan 120 mmHg pada aktivitas duduk, 120 mmHg dan 125 mmHg pada aktivitas berdiri, 127 mmHg



dan 130 mmHg pada aktivitas berjalan, 135 mmHg dan 150 mmHg pada aktivitas berjalan cepat, 150 mmHg dan 170 mmHg pada aktivitas berlari. Tekanan sistol paling tinggi terjadi pada aktivitas berlari dan paling rendah pada aktivitas duduk.



Tekanan darah laki-laki yang lebih rendah tidak sesuai dengan pendapat Lewis (2007), dimana terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah antara lain, jenis kelamin, wanita biasanya mempunyai tekanan darah lebih rendah daripada pria pada usia yang sama, hal ini disebabkan dari pola aktifitas yang terjadi dan juga pengaruh hormonal, terkecuali ketika wanita tersebut sedang hamil, menstruasi, selanjutya metabolisme, emosi dan posisi seseorang selain itu usia juga mempengaruhi, dimana seseorang yang lebih tua akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan usia yang lebih muda. Tekanan



darah menentukan kondisi kesehatan kardiovaskular seseorang. Menurut Smeltzer dan Bare (2002), tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor internal seperti curah jantung, ketegangan arteri, volume, dan laju serta kekuatan (viskositas) darah. Sedangkan faktor eksternalnya berupa umur, kegiatan berfikir, kegiatan (kerja otot), pengaruh gravitasi, kerja jantung dan ekspirasi serta inspirasi. Tekanan darah terjadi akibat fenomena siklis dimana tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi sedangkan tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat (Smeltzer dan Bare,2002).



Tabel 2. Tekanan Darah Diastol (mmHg) No



Tekanan Darah Diastol (mmHg) Berdiri Berjalan Berjalan Cepat



Nama



L/P



Duduk



1.



Yoseca Aulia



P



100



100



100



100



100



2.



Hardi Yanti Purnama



P



70



80



80



90



100



3.



Syifa Ulia



P



80



80



80



100



100



4.



Oktvia Nisa



P



70



70



90



90



80



5.



Melda Yunita Sari



P



60



60



70



80



80



6.



Firman Syukri



L



80



85



90



90



90



Rata-rata Tekanan Diastol (P)



76



78



84



92



92



Rata-rata Tekanan Diastol (L)



80



85



90



90



90



100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0



90 80 76



85 78



84



90



90



92



92



Laki-laki Perempuan



Duduk Berdiri Berjalan Jalan Cepat



Lari



Gambar 2. Perbandingan tekanan darah diastol



Lari



Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil bahwa tekanan diastol perempuan tertinggi terjadi pada aktivitas jalan cepat dan berlari sebesar 92 mmHg sedangkan tekanan darah terendah terjadi saat aktivitas duduk sebesar 76 mmHg. Pada laki-laki tekanan darah diastol tertinggi pada aktifitas berlari sebesar 90 mmHg sedangkan tekanan darah terendah pada aktifitas berdiri sebesar 80 mmHg. Dapat disimpulkan tekanan darah diastol pada laki-laki lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan, hal tersebut dapat terjadi karena pola aktivitas seperti beberapa penyakit seperti insomnia atau penyakit lain yang memungkinkan berpengaruh pada tekanan darah. Hal ini sesuai dengan pendapat Fatimah (2009) penyebab tekanan darah rendah lainnya adalah dehidrasi (kekurangan cairan), reaksi tubuh terhadap panas, sehingga darah berpindah ke pembuluh kulit, sehingga memicu dehidrasi, gagal jantung, serangan jantung, perubahan irama jantung, pingsan (stres emosional, takut, rasa tidak aman/nyeri), anafilaksis (reaksi alergi yang menancam jiwa), donor darah, perdarahan di dalam tubuh, kehilangan darah, kehamilan, etherosklerosis (pengerasan dinding arteri) Aktivitas fisik yang dilakukan mempengaruhi tekanan darah. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka tekanan darah akan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumosardjuno (1992) bahwa pada waktu istirahat tekanan yang normal adalah 120 mmHg sistolik dan 80 mmHg diastolik (120/80).



Tekanan darah saat melakukan aktivitas seperti olahraga, maka tekanan sistolik naik secara cepat dan kadang-kadang dapat mencapai 200 atau 250 mmHg, hal ini tentunya hanya respon akut atau tejadi sesaat dan dalam jangka waktu yang singkat, tekanan diastolik perubahannya hanya sedikit. Menurut Gunawan (2007), kerja jantung yang menjadi lebih cepat dan meningkat setelah melakukan aktivitas yang kemudian menyebabkan tekanan maksimum pada aorta meningkat. Tekanan darah manusia senantiasa berayun-ayun antara tinggi dan rendah sesuai dengan detak jantung. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh kondisi pada saat pengukuran, pada orang yang baru bangun tidur akan didapatkan tekanan darah paling rendah, yang dinamakan tekanan darah basal. Tekanan darah yang diukur setelah berjalan kaki atau aktivitas fisik lain akan memberi angka yang lebih tinggi dan disebut tekanan darah kasual. Tekanan diastolik (diastol) adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80. Tekanan sistolik dan diastolik bervariasi untuk tiap individu. Namun, secara umum ditetapkan, tekanan darah normal untuk orang dewasa (≥18 tahun) adalah 120/80, angka 120 disebut tekanan sistolik, dan angka 80 disebut tekanan diastolik (Kimball, 1983).



2. Hubungan Detak Jantung dengan Berbagai Aktivitas Table 3. Hubugan Detak Nadi dengan Berbagai Aktivitas No



Jumlah Detak Nadi Per Menit Berdiri Berjalan Berjalan Cepat 75 105 125



Nama



L/P



Duduk



1.



Yoseca Aulia



P



68



2.



Hardi Yanti Purnama



P



71



83



105



120



145



3.



Syifa Ulia



P



67



79



108



116



140



4.



Oktvia Nisa



P



75



78



90



110



120



5.



Melda Yunita Sari



P



80



90



55



64



100



6.



Firman Syukri



L



70



78



101



121



170



Rata-rata Detak Jantung (P)



72.2



81



92.6



107



131



Rata-rata Detak Jantung (L)



70



78



101



121



170



180 160 140 120 100 80 60 40 20 0



Lari 150



170 121 131



101 70 72.2



78 81



92.6



107



Duduk Berdiri Berjalan Jalan Cepat



Laki-laki Perempuan



Lari



Gambar 3. Hubugan Detak Nadi dengan Berbagai Aktivitas



Berdasarkan Tabel dan Grafik 3 di atas, dapat diketahui bahwa denyut nadi paling tinggi terdapat setelah melakukan aktivitas lari dengan rata-rata yaitu 131/menit pada perempuan dan 170/menit pada laki-laki.. sedangkan denyut nadi paling rendah terdapat pada aktivitas duduk 72,2/menit pada perempuan dan 70/menit pada laki-laki. . Berdasarkan jenis kelaminnya, rata-rata denyut nadi pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki pada berbagai aktivitas. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Brotowidjoyo (1989), dimana terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi denyut nadi yaitu posisi,



jenis kelamin, exercise, dan emosi. Denyut nadi saat posisi berdiri lebih cepat jika dibanding tiduran. Denyut nadi anak lebih cepat dari pada orang dewasa. Denyut nadi pria lebih cepat dari pada wanita. Emosi yang kuat akan meningkatkan pulse atau denyut nadi.Adanya aktivitas yang dilakukan menyebabkan kenaikan denyut jantung. Menurut Almatsier (2007), terjadinya kenaikan denyut jantung pada saat akan dimulainya olahraga (uji latih) disebabkan adanya rangsang psikis. Denyut jantung ini denga sangat cepat meningkat melalui sistem saraf yang langsung menuju jantung. Pengaruh saraf yang jelas adalah



pada irama jantung yang teratur dari miokardium. Pengaruh saraf dikendalikan 3. Aliran Darah Pada Kecebong



oleh sistem saraf otonom yang mencakup simpatis dan parasimpatis.



Sumber : http://www.linot.com a c b Gambar 4. Aliran darah pada kecebong Sumber :Dokumentasi kelompok 2 Keterangan: (a.) vena,( b.) arteri, (c.) kapiler



Berdasarkan hasil praktikum, dapat dilihat bahwa pada pengamatan terlihat bahwa pembuluh darah arteri membawa darah dari arah jantung sedangkan pembuluh vena membawa darah kembali ke jantung, aliran darah pada pembuluh arteri lebih cepat dibandingkan vena. Hal ini terjadi karena pembuluh arteri banyak mengandung darah yang kaya Oksigen (O2) dan memiliki dinding pembuluh yang tebal, sehingga tekanan yang terjadi pada pembuluh arteri juga tinggi. Aliran darah yang masuk kembali ke jantung akan melewati pembuluh vena yang memiliki kadar karbondioksida (CO2) yang tinggi, dan dinding pembuluh pada vena yang tipis. Peredaran darah yang terjadi pada kecebong yaitu darah yang mengalir hanya sekali melewati jantung dalam setiap peredarannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Wulangi (1990), aliran darah terdapat dalam pembuluh darah, pembuluh darah merupakan suatu saluran darah tertutup yang mengalirkan darah dari jantung dibentuk oleh endotel tempat terjadinya pertukaran.



Gambar 5. Literatur aliran darah pada kecebong



Sumber : http://www.linot.com Menurut Kartolo (1993), sistem peredaran darah kecebong sama dengan sistem peredaran darah pada ikan yaitu sistem peredaran darah tunggal, yaitu darah melewati jantung sekali dalam setiap peredaran. Jantung ikan terbagi menjadi dua ruangan. Yaitu satu serambi dan satu bilik. KESIMPULAN 1. Tekanan darah sistol terendah yaitu sebesar 100 mmHg pada posisi duduk, sedangkan tekanan darah sistol terbesar dijumpai sebesar 170 mmHg pada kondisi lari. 2. Tekanan darah diastol terendah yaitu sebesar 60 mmHg pada posisi duduk, sedangkan tekanan darah diastol terbesar dijumpai sebesar 100 mmHg pada kondisi lari. 3. Denyut nadi terendah yaitu sebesar 55 mmHg pada posisi berjalan, sedangkan Denyut nadi terbesar dijumpai sebesar 170 mmHg pada kondisi lari. 4. Adanya aliran darah yang berlangsung dengan cepat dan aliran darah yang berlangsung dengan lambat. Aliran darah yang ditemui



ada yang mengarah ke arah kea rah tubuh bagian atas (vena), dan ada yang menuju tubuh bagian bawah (arteri). DAFTAR PUSTAKA Abbas dan Santoso, P. 2009. Buku Ajar Fisiologi Hewan. Universitas Andalas. Padang Almatsier, S. 2007. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Garmedia : Jakarta. Brotowidjoyo, M. D. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta. Campbell, Neil A., and Reece, Jane B. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga. Fatimah, S. & Setiawan, R. 2009. Fisiologi Kardiovaskular Berbasis Masalah Keperawatan. Jakarta: EGC. Fernando, Ikbal. 2009. Optimalisasi Agar Coklat Darah Manusia Sebagai Media Uji Sensitivitas Antibiotik Terhadap Haemophillus : Peran Paket Red Cell dan Pencucian Eritrosit Sebanyak Empat Kali. Skripsi. repository.usu.ac.id diakses pada 28 September 2019 Gunawan, S.G., Setiabudy, R., Nafrialdi. Elysabeth. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: FKUI. Guyton dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. EGC. Jakarta



Kartolo. 1993. Fisiologi Hewan. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta. Keperawatan Klinis. 2011. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC. Jakarta Kimball, John W., 1983. Biologi, Jilid 1, terj. Siti Soetarmi dan Nawangsari Sugiri. Bandung. Erlangga Lewis. 2007. Medical Surgical Nursing, Assesment and Management of Clinical Problem. Seventh Edition. Volume 2. St. Louis. Missouri. Mosby. Elsevier INC Saladin, Ken. 2003. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function, Edisi ke 3. Erlangga. Jakarta Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia. EGC. Jakarta. Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. EGC. Jakarta Smeltzer, C dan Bare,G. B. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. EGC. Jakarta Sumosardjuno, S. 1992. Pengetahuan Praktis Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Pusat Kartini. Syaifuddin. 2006. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Wulangi, K. S, 1990. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta. Erlangga .