Analisis Film Ketika Bung Di Ende [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Analisis Film “Ketika Bung di Ende” Unsur Intrinsik Penokohan 1. Soekarno : Beliau merupakan sosok yang tegas, bijaksana, bertanggung jawab, pemberani, dan peduli terhadap sesama. Bung Karno memiliki semangat juang yang tinggi, beliau tidak kenal takut dengan para penjajah, serta meupakan orang yang gampang berbaur dengan masyarakat sekitar, terlihat bagaimana Bung Karno melakukan pendekatan – pendekatan dengan masyarakat di Ende. 2. Inggit Garnasih (Istri Soekarno) : Beliau merupakan sosok yang baik hati, penyayang, dan setia. Beliau merupakan sosok dibalik suksesnya Soekarno, beliau dengan setia mendampingi Soekarno dalam keadaan susah maupun senang, serta selalu mendukung segala keputusan yang diambil Soekarno. 3. Kota (Nelayan) : Seseorang yang bekerja sebagai nelayan sejak ia kecil dan merupakan sosok yang periang dan ramah terhadap orang. 4. Gerradus Huytink (Pastur) : Beliau merupakan seorang pastur di Ende berkebangsaan Belanda yang mendukung perjuangan Soekarno. Terlihat didalam film beliau orang yang baik hati dan ramah. 5. Pihak Belanda : Mereka adalah pihak yang sering menindas rakyat pribumi yaitu masyarakat Ende, mereka juga sering berlaku keras dan kasar tak terkecuali kepada Soekarno. 6. Pedagang Tionghoa : Para pedagang Tionghoa memiliki sifat suka menolong sesama, contohnya yaitu saat Bung Karno meminta bantuan pengiriman surat ke pulau Jawa, mereka bersedia melakukannya. Tema Kepahlawanan, Cinta tanah air, nasionalisme Alur Alur yang digunakan dalam film “Ketika Bung di Ende” adalah alur maju, karena film ini menceritakan awal mula Bung Karno diasingkan oleh Pemerintah Belanda ke Ende pada tahun 1934 hingga setelah empat tahun di Ende Beliau terserang penyakit malaria dan akhirnya dipindahkan dari Ende ke Bengkulu dengan bantuan Muhammad Thamrin. Latar Waktu : pagi, siang, sore, fajar, dan malam hari Tempat : di Desa Ende, asrama kantor Belanda, rumah kontrakan Bung Karno dan keluarganya, Perpustakaan Pastoran Ende, tepi pantai, tempat pementasan teater, di bawah pohon Suasana : marah, tegang, sedih, Bahagia, mengharukan Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan dalam film “Ketika Bung di Ende” adalah sudut pandang orang ketiga, karena menggunakan kata dia dan mereka



Unsur Ekstrinsik