7 0 305 KB
TUGAS GIZI KERJA ANALISIS JURNAL GIZI KERJA
Intan Safitri R0215050 KELAS B
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2016
Nama : Intan Safitri NIM : R0215050 Kelas : B
Analisis Jurnal Gizi Kerja
A. Informasi Jurnal 1. Judul Jurnal
: Peningkatan Angka Kejadian Obesitas Dan Hipertensi Pada Pekerja Shift (Journal of Nutrition and Health, Vol. 2, No.1, Maret 2014)
2. Oleh
: Etika Ratna Noer*, Kirana Laksmi** (Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang)
3. Sumber
: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/actanutrica/article/view/8298
4. Pelaksanaan
: PT IP selama bulan Juli 2012.
B. Latar Belakang : PT IP merupakan salah satu industri yang menerapkan sistem kerja shift pada pekerjnya. Pekerja shift berkaitan erat dengan kejadian obesitas dan hipertensi. Peningkatan berat badan dan tekanan darah pada pekerja shift disebabkan oleh gangguan irama sirkadian. Gangguan irama sirkadian seseorang terjadi jika terdapat perubahan jadwal kegiatan seperti kurangnya waktu tidur. Waktu tidur yang kurang berdampak terhadap peningkatan kadar ghrelin dan penurunan kadar leptin yang dapat meningkatkan nafsu makan. Peningkatan angka kejadian hipertensi dan obesitas berpengaruh terhadap penurunan produktivitas kerja yang berdampak pada perusahaan. C. Rumusan Masalah : Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah dengan sistem kerja ysng rotasi pagi, sore, dan malam dalam kurun waktu 8 hari (dua hari shift pagi, dua hari shift sore, 2 hari shift malam, dan 2 hari libur) dengan waktu kerja ±8 jam per hari. Waktu tidur yang kurang dialami oleh pekerja shift berakibat terhadap peningkatan hormone ghrelin dan penurunan hormon leptin yang dapat meningkatkan nafsu makan dimana pekerja shift cenderung mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis mengandung kafein dan junk food karena
mudah didapat, serta kebiasaan merokok, sehingga kebiasaan ini dapat mengakibatkan obesitas dan hipertensi, sehingga penliti tertarik untuk mengetahui gambaran asupan zat gizi (energi, karbohidrat, protein dan lemak) serta status gizi pada PT IP. D. Tujuan 1. Menganalisis perbedaan status obesitas dan hipertensi antara pekerja shift dan nonshift. 2. Mengetahui gambaran asupan zat gizi (energi, protein, karbohidrat, dan lemak) dan status gizi pada pekerja PT IP pada pekerja shift
E. Teknik Pengambilan Data 1. Data asupan zat gizi seperti energi, karbohidrat, lemak, dan protein didapatkan dengan menggunakan Form semi food frequency quantitative (sFFQ). Data asupan yang diperoleh dari setiap responden dikomparasikan dengan angka kecukupan gizi (AKG) individu. 2. Tekanan darah diukur menggunakan Sphygmomanometer. 3. Kebiasaan merokok dan konsumsi minuman sumber kafein diperoleh melalui wawancara. Data kebiasaan merokok diperoleh dari jumlah batang rokok yang dihisap dalam satu hari.
F. Metode Penelitian Desain penelitian cross-sectional dengan 32 subjek penelitian untuk setiap kelompok yang dipilih secara simple random sampling. Data yang diambil tekanan darah, status gizi, dan asupan zat gizi. Analisis bivariat dengan uji independent T-Test, Uji mann-whitney, dan chisquared. Independent t-Test digunakan untuk membandingkan rerata variabel yang berdistribusi normal antara pekerja shift dan pekerja non-shift. Uji mann-whitney digunakan untuk membandingkan rerata variabel yang berdistribusi tidak normal antara pekerja shift dan pekerja non-shift sedangkan chi-squared test digunakan untuk mengevaluasi perbedaan antara dua kelompok dengan data kategorik
G. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini yaitu 64 pekerja yan terbagi menjadi 32 subjek penelitian untuk setiap kelompok yaitu 32 pekerja PT IP shift bagian operasional dan 32 pekerja nonshift bagian pemeliharaan yang telah dipilih secara simple random sampling. Kriteria inklusi
sampel untuk setiap kelompoknya yaitu minimal sudah bekerja selama 1 tahun dan tidak mengkonsumsi obat hipertensi. Pada perusahaan tersebut, pekerja shift berjenis kelamin lakilaki sehingga sampel pekerja non-shift dibatasi hanya untuk pekerja laki-laki. Pekerja shift dalam penelitian ini didefinisikan sebagai pekerja yang kerjanya berotasi pagi, sore, dan malam dalam kurun waktu 8 hari (dua hari shift pagi, dua hari shift sore, 2 hari shift malam, dan 2 hari libur) dengan waktu kerja ±8 jam per hari. Pekerja yang memiliki jam kerja normal mulai sekitar pukul 7.00 atau 8.00 hingga pukul 15.00 atau 16.00 disebut sebagai pekerja nonshift. H. Kesimpulan 1. Pekerja shift memiliki persentase kejadian hipertensi dan obesitas yang lebih tinggi dibanding pekerja non-shift. 2. Sebagian besar pekerja shift dan pekerja non-shift memiliki asupan energi yang lebih dari 100% berkaitan dengan kejadian obesitas yang tinggi. 3. Asupan energi dan kafein yang berlebih dapat menambah risiko hipertensi dan obesitas pada kedua kelompok.
I. Analisis Jurnal 1. Kesesuaian Judul Dengan Isi Jurnal yang berjudul “Peningkatan Angka Kejadian Obesitas Dan Hipertensi Pada Pekerja Shift” (Journal of Nutrition and Health, Vol. 2, No.1, Maret 2014) telah sesuai dengan isinya yaitu membahas tentang adanya peningkatan angka obesitas dan hipertensi yang dialami oleh pekerja shift di PT IP. 2. Kesesuaian Rumusan Masalah dengan Kesimpulan Kesimpulan dari jurnal yang berjudul “Peningkatan Angka Kejadian Obesitas Dan Hipertensi Pada Pekerja Shift” (Journal of Nutrition and Health, Vol. 2, No.1, Maret 2014) telah menjawab rumusan masalah dari jurnal tersebut. Dalam kesimpulan dijelaskan tentang pekerja shift yang memiliki persentase kejadian hipertensi dan obesitas yang lebih tinggi dibanding pekerja non-shift, dan sebagian besar pekerja shift dan pekerja non-shift memiliki asupan energi yang lebih dari 100% berkaitan dengan kejadian obesitas yang
tinggi, serta asupan energi dan kafein yang berlebih dapat menambah risiko hipertensi dan obesitas pada kedua kelompok. 3. Ketercapaian Tujuan dalam Pembuatan Jurnal Dari analisa yang telah dilakukan, tujuan daripada jurnal ini sudah sesuai dan dijelaskan dalam pembahasan jurnal, dimana tujuan dari jurnal ini yaitu menganalisis perbedaan status obesitas dan hipertensi antara pekerja shift dan nonshift sekaligus mengetahui gambaran asupan zat gizi (energi, protein, karbohidrat, dan lemak) dan status gizi pada pekerja PT IP pada pekerja shift 4. Perbandingan Status Gizi Dalam Jurnal dengan Standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dikeluarkan Oleh Kemenkes. Berdasarkan standar AKG yang dikeluarkan oleh Kemenkes :
No
Kelompok Umur
Berat
Tinggi
Badan
Badan
(kg)
(cm)
Energi
Protein Lemak
Karbohidrat
(Kkal)
(g)
(g)
(g)
Pria 1
10-12 thn
34
142
2100
56
70
289
2
13-15 thn
46
158
2475
72
83
340
3
16-18 thn
56
165
2675
66
89
368
4
19-29 thn
60
168
2725
62
91
375
5
30-49 thn
62
168
2625
65
73
394
6
50-64 thn
62
168
2325
65
65
349
7
65- 80 thn
60
168
1900
62
53
309
8
80+ thn
58
168
1525
60
42
248
Tabel 1.1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
Tabel AKG yang dikeluarkan Kemenkes digunakan sebagai acuan pembanding kualitas zat gizi pekerja di PT IP Pekerja shift (n=32)
Variabel
Rerata(SD) Usia (th)
36.75 (11.64)
Lama
15.25
Kerja (th)
(10.70)
Energi
110.90
(% AKG)
(11.72)
Protein
158.98
(%AKG)
(34.41)
Lemak (%)
Pekerja Non-shift
27.98 (5.19)
Karbohidrat
58.25
(%)
(5.52)
(n=32)
Min
Maks
22.00
55.00
2
34
92.09
142.28
94.39
242.32
17.48
42.36
45.29
68.34
Rerata(SD) 44.78 (10.17) 22.47 (10.37) 108.07 (13.83) 150.16 (29.30) 28.11 (7.66) 57.92 (9.22)
p
Min
Maks
24.00
55.00
0.010b
2
35
0.002b
62.75
138.71
0.682
98.13
220.40
0.460
12.41
40.56
0.044a
40.31
78.49
0.006a
aperbedaan signifikan antara pekerja shift dengan non-shift dengan uji t-tidak berpasangan b perbedaan signifikan antara pekerja shift dengan non-shift dengan uji mann-whitney Tabel 1.2 Deskripsi karakteristik subjek dan asupan zat gizi 5. Jenis asupan makanan yang dikonsumsi pekerja setiap hari: a. Asupan energi pekerja: Usia subjek pada pekerja shift dan non-shift berkisar (22-55 tahun) dan memiliki perbedaan rerata usia (p=0,01). Rerata asupan energi kedua kelompok tergolong tinggi (>100% AKG). Pola makan pekerja shift dan non-shift cenderung sama. Kedua kelompok tersebut memiliki pola makan rata-rata 3 kali makanan utama dan terkadang mengkonsumsi makanan selingan. Pada kedua kelompok memiliki asupan energi lebih dari 100% AKG, yaitu pada pekerja shift sebanyak 110.90 % dan pada pekerja non shift sebanyak 108.07 %
Indikator yang paling umum digunakan oleh ahli gizi selama ini adalah berdasarkan Buku Pedoman Petugas Gizi Puskesmas, Depkes RI (1990):
Baik
: ≥ 100% dari AKG
Sedang
: 80% – 99% dari AKG
Kurang
: 70% – 80% dari AKG
Defisit
: < 70% dari AKG
b. Asupan Protein, Lemak, dan Karbohidrat: Asupan protein yang dikonsumsi oleh pekerja adalah rerata asupan lemak pekerja shift lebih rendah dibanding pekerja non-shift dan rerata asupan karbohidrat pekerja shift lebih tinggi dibanding pekerja non-shift. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pekerja nonshift cenderung memilih makanan selingan berupa gorengan. Sedangkan pekerja shift memilih menambah makanan utama dan makanan selingan berupa gorengan, biskuit, keripik dan roti. Dari hasil penelitian didapatkan angka bahwa rerata asupan protein pekerja shift adala 158.98%, sedangkan pekerja non shift adalah 150.16%. Sedangkan rerata asupan lemak pekerja shift adalah 27.98% dan pekerja non shift adalah 28.11% . Sementara itu untuk rerata asupan karbohidrat pada pekerja shift adalah 58.25 % dan pada pekerja non shift adalah 57.92 %. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan persentase obesitas pada pekerja shift sebesar 14,2% sedangkan pekerja non-shift 7,7%. Hal ini dapat terjadi karena pekerja shift lebih banyak mengkonsumsi protein, dan karbohidrat. Perbedaan nilai IMT atau status gizi antara pekerja shift dan non shift. Diantara kedua kelompok seperti yang termuat pada tabel di bawah ini yaitu status gizi obesitas berdasarkan IMT pada pekerja shift lebih tinggi dibandingkan pada pekerja non-shift. Variabel (IMT) Normal (18,50 – 22,99 kg/m2) Overweight (23,00 –
Pekerja Shift (n=32)
Pekerja Non Shift (n=32)
N
%
N
%
8
25 %
9
28,1 %
7
21,9 %
8
25 %
24,99 kg/m2) Obesitas (≥25 kg/m2)
17
53,1 %
15
46,9 %
c. Konsumsi kafein setiap harinya (kopi dan teh) Kadar kalori yang terdapat pada kopi dan teh sangat rendah, yaitu 2,4 setiap 8 ons. Pada kopi mengandung asam lemak 2,4 mg. Untuk kadar sodium, kopi hanya memiiki 4,7 mg natrium per porsi, teh mengandung 7,1 mg natrium per porsi. Dan hal ini aman untuk dikonsumsi. Untuk soal nutrisi, kopi mengandung ribovlafin (11 % RDA) dan B-5 vitamin (6% AKG), serta thiamin, niacin, kalium dan vitamin dan mineral penting lainnya. Teh memiliki jumlah mangan, (26 %RDA). Teh juga mengandng folat, kalium dan mineral lainnya. Meskipun kopi dan teh memiliki kandungan kalori, asam lemak, vitamin, dan mineral penting lainnya yang baik untuk tubuh, namun jika kopi dan teh dikonsumsi secara berlebihan atau setiap hari tidak baik untuk tubuh karena kandungan kafein yang terdapat di dalamnya. Rerata jumlah kafein yang dikonsumsi pekerja shift lebih tinggi dibanding pekerja non-shift. Rerata konsumsi kafein pekerja shift sebesar 185.71±174.48 mg dan pekerja non-shift 148.56±125.85mg yang setara dengan mengkonsumsi kopi lebih dari 2 cangkir sehari atau lebih dari 4 cangkir teh. Kedua kelompok pekerja memiliki kegemaran mengkonsumsi minuman berkafein yang sangat tinggi sejumlah 93.75%. Kebiasaan mengkonsumsi kafein juga disertai kebiasaan merokok, Jumlah pekerja shift yang merokok (28.1%) lebih sedikit dibanding pekerja non-shift yang mencapai 43.7%. d. Akibat jika berlebih : Rerata asupan lemak dan karbohidrat yang dikonsumsi oleh pekerja shift lebih tinggi dibanding pekerja non-shift yang berdampak pada obesitas yang dialami oleh pekerja shift ini dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Obesitas
merupakan
komplikasi
yang berbahaya dan kadang-kadang
mendahului panyakit lain, seperti diabetes mellitus. Keadaan obesitas, terutama obesitas abdominal, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular karena keterkaitannya dengan sindrom metabolik atau sindrom resistensi insulin. Kondisi tersebut berdampak secara
langsung terhadap peningkatan jumlah biaya kesehatan yang ditanggung oleh perusahaan serta secara tidak langsung akan menurunkan produktivitas karena sakit, absen, dan kematian. Pekerja shift memiliki rerata usia yang lebih rendah dibanding pekerja nonshift. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian ini dimana persentase obesitas pekerja shift lebih tinggi dibanding pekerja non-shift. Pekerja yang memiliki status gizi obesitas berpeluang besar terhadap kejadian hipertensi. Obesitas meningkatkan tekanan darah dengan mengubah fungsi ginjal, memacu resistensi insulin yang merusak pembuluh darah, serta meningkatkan volume darah dan kardiak ouput tanpa penurunan yang sesuai pada resistensi perifer. Konsumsi kafein yang melebihi 250 mg atau 3.3 mg/kg BB dapat meningkatkan tekanan darah. Pekerja shift memiliki risiko hipertensi, konsumsi kafein yang berlebih dapat meningkatkan risiko hipertensi dan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dengan menghambat kerja adenosine untuk mendilatasi pembuluh darah. Selain itu kebiasaan merokok yang dilakukan oleh pekerja shift juga menjadi salah satu faktor hipertensi. Nikotin yang terdapat pada rokok merangsang sistem saraf simpatik sehingga jantung akan berdenyut lebih cepat dan pembuluh darah akan menyempit sehingga tekanan darah meningkat. 6. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal Jurnal yang berjudul “Peningkatan Angka Kejadian Obesitas Dan Hipertensi Pada Pekerja” ini memiliki kelebihan yaitu topik yang diangkat pada jurnal sangat menarik karena menyagkut tentang asupan gizi yang diterima atau dikonsumsi oleh pekerja shift dan non-shift serta status gizi pekerja berdasarkan IMT, selain itu pada jurnal ini juga disebutkan akibat-akibat yang ditimbulkan jika asupan gizi berlebih pada pekerja yang dapat mengakibatkan obesitas dan hipertensi yang tentunya ini akan menjadi pengetahuan dan informasi bagi sektor industri yang juga menerapkan sistem kerja shift. Namun kelemahan dari jurnal ini adalah tidak dijelaskannya secara rinci tentang asupan gizi yang diterima oleh pekerja berdasarkan kisaran umur dan dalam penilaian AKG juga tidak disebutkan jumlah zat yang diterima pekerja. Sehingga dalam jurnal ini, data yang diambil yaitu secara keseluruhan atau penilaian berdasarkan rata-rata pekerja secara umum.
7. Saran Sebaiknya pada jurnal yang berjudul “Peningkatan Angka Kejadian Obesitas dan Hipertensi Pada Pekerja” ini lebih dijelaskan data asupan gizi per kisaran umur berdasarkan AKG agar data yang dijelaskan akan lebih detail misalnya dalam jumlah asupan energi per kalori, protein-lemak-karbohidrat per gram per hari, sehingga dalam analisis untuk membandingkanny dengan AKG akan lebih mudah dan lebih tepat.