Analisis Jurnal [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Fujie
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS JURNAL ASUHAN REMAJA DAN PERIMENOPAUSE



Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah asuhan remaja dan perimenopause yang diampu oleh Ibu Siti Nurjanah, S.SiT, M.Kes



Disusun oleh : Puji Nor Fatimah



NIM G2E020002



PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2022



MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PADA Nn. “S” DENGAN DISMENORHEA DI POLI KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RS ISLAM FAISAL MAKASAR TAHUN 2021



PENDAHULUAN Remaja adalah suatu masa kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi psikologis untuk menentukan identitas diri. Pada masa transisi dari masa anak-anak kemasa remaja individu mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi lebih berbeda. Remaja mulai memandang diri dengan penilaian dan standar pribadi, tetapi kurang dalam interprestasi perbandingan sosial (Desta Rosyida, 2019). Pada Sebagian perempuan, dismenorhea umum terjadi dan terasa seperti nyeri samar, tapi Sebagian ada juga yang bisa sampai mengganggu aktivitas. Latar belakang penelitian ini diambil dengan adanya kasus dismenorhae yang terjadi RS Faisal Makasar tahun 2020. Sehingga memerluhan pencegahan dan penanganan segera mungkin agar tidak terjadinya peningkatan dismenorhae primer secara signifikan yang membahayakan Kesehatan remaja.



METODE PENELITIAN Pada jurnal ini menggunakan metode penelitian berdasarkan teori ilmiah yang dipandu dengan praktek dan pengalaman penulis memerlukan data yang objektif dan relevan dengan teori-teori yang dijadikan dasar analisis dalam pemecahan masalah



ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian studi kasus dengan Manajemen Asuhan Kebidanan 7 Langkah Varney di dapatkan hasil bahwa remaja dengan disminorhea primer yang berusia 18 Tahun yang didapatkan dalam penelitian adalah keadaan umum Nn baik, kesadaran composmentis, tandatanda vital dalam batas normal, hasil pemeriksaan fisik tidak ada kelainan dan tidak merasakan cemas karena telah melakukan tindakan sesuai dengan penatalaksaan yang diberikan dalam melakukan pengawasan yang akurat dengan standar kebidanan pada remaja dengan disminorhea primer. PEMBAHASAN PENELITIAN



Pada pembahasan ini, penulis mencoba kesenjangan antara teori dan hasil penelitian dan asuhan kebidanan untuk remaja pada Nina “S” dengan gejala dismenorhae primer di RS Faisal Makasar tanggal 20 Agustus 2021 – 29 September 2021 1. Identifikasi data dasar Teori menjelaskan bahwa identifikasi data dasar merupakan langkah pertama dari proses manajemen asuhan kebidanan yaitu melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk evaluasi keadaan secara lengkap, menyeluruh dan focus yaitu menanyakan riwayat kesehatan. Pada bagian ini, responden hanya diminta menjelaskan identitas dirinya secara subjektif dan objektif. Seperti nama, umur, alamat, data spiritual dan psikologi, Riwayat menstruasi, Riwayat keseharian, dilakukan TTV, pengecekan tinggi badan dan berat badan, dll. Berdasarkan tinjauan teoritis dan studi kasus pada Nn “S” dengan Disminorhea Primer ditemukan banyak persamaan dengan tinjauan teoritis dan studi kasus sehingga tidak terjadi perbedaan dan kesenjangan yang terjadi antara teori dan studi kasus. 2. Identitas diagnose/ masalah actual Masalah aktual yaitu identifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan (hayati dkk, 2020). Berdasarkan data yang diperoleh pada Nn “S”, maka penulis merumuskan diagnose atau masalah aktual adalah Disminorhea Primer. Pasien disminorhea primer dengan konsep teori bahwa mengacu pada nyeri menstruasi tanpa ditemukan adanya kondisi patologi pada panggul. Rasa sakit biasanya dimulai dua hari sebelum menstruasi atau saat terjadinya periode menstruasi dan bertahan hingga 48-72 jam. Hal ini sejalan dengan studi kasus yang dialami oleh Nn “S” yaitu nyeri bagian perut selama 2 hari, merasa mual dan muntah dan gejala objektif lainnya seperti, wajah terlihat lesu, payudara nyeri tekan dan payudara tegang. 3. Identifikasi diagnose/ masalah potensial Berdasarkan studi kasus pada Nn “S” dengan disminorhea primer masalah potensial yang dapat terjadi yaitu drop. Sehingga apa yang dijelaskan pada tinjauan pustaka dengan studi kasus tidak ada kesenjangan antara teori dan studi kasus. 4. Identifikasi Tindakan segera/ kolaborasi Mengantisipasi perlunya tindakan segera oleh bidan/ dokter untuk di tangani Bersama dengan anggota tim kesehatan lainnya. Pada kasus remaja dengan disminorhea primer pada Nn S diberikan obat/ infus ranitidin 1 ampl/ IV dan ketorolak 1 ampl/ IV injeksi langsung. Dalam hal ini diperlukan tindakan kalaborasi dengan tenaga kesehatan seperti bidansesuai dengn keadaan yang dialami oleh pasien.



5. Rencana Tindakan Pada kasus Nn S ini dilakukannya Tindakan berencana agar mengurangi rasa nyeri pada bagian abdomen dan mula muntah yang dirasakan oleh Pasien. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan pada Nn “S” dengan disminorhea primer yaitu: mengonsumsi makanan makanan yang bergizi, beritahu pasien untuk mengurangi stres fisiologis, memberikan konseling KIE tentang personal hygiene, memberikan terapi farmakologi antara: Asamefenamat 3x1 dan Ranitidin3x1, terpai Non fakrmakologi antara lain: kompres air hangat, meminum ramuan jahe, kunyit, olahraga dan senam aerobik. Rencana asuhan kebidanan selanjutnya yaitu melakukan kunjungan ruma pada pasien untuk memantau keadaannya setelah melakukan pengompresan air hangat dan meminum ramuan jahe. Pada setiap kali pertemuan dengan Nn S, peneliti akan melakukan ttv dan menanyakan bagaimana kondisi sekarang dengan asuhan yang sudah diberikan. 6. Implementasi Implementasi dapat dilaksanakan seluruhnya oleh bidan ataupun Sebagian dilaksanakan pasien serta kerja sama dengan tim petugas kesehatan lainnya sesuai dengan tindakan yang telah direncanakan. 7. Evaluasi Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan kebidanan yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada pasien dengan pedoman dan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil asuhan yang telah diberikan pada Nn “S” dilakukan evaluasi yaitu, kondisi pasien yang membaik dan tidak terjadi komplikasi, pasien mengerti dan melakukan penjelasan yang telah diberikan, pasien bersedia melakukan kunjungan rutin, pasien bersedia melakukan arahan yang sudah dijelaskan dengan baik dan benar.



SIMPULAN DAN PENUTUP Pada penkajian kasus pada Nn S ini sudah sesuai dengan tujuan penelitian yaitu, peneliti ingin melihat dan membandingkan kajian teoritis dengan studi kasus yang terjadi pada Nn S. Nn S mengalami dismenorhae primer dengan tanda-tanda seperti dalam kajian teoritis. Nn S bersedia dilakukan Tindakan dan diberikan asuhan agar dapat mengurangi rasa sakit pada abdomen dan rasa mual dan muntah yang dialami. Setelah dilakukan Tindakan seperti dalam kajian teoritis ini, Nn S sudah tidak merasa nyeri lagi, mengatakan darah menstruasi sisa flek cokelat, pasien tidak merasa cemas lagi dan sudah bisa melakukan aktivitas seperti semula.



REFERENCE



Amelia, R., Taherong, F. and Diarfah, A.D., 2022. MANAJEMEN ASUHAN EBIDANAN REMAJA PADA Nn “S” DENGAN DISMINORHEA PRIMER DI POLI KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RS ISLAM FAISAL MAKASSAR TAHUN 2021. Jurnal Midwifery, 4(1), pp.30-42.



ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA PUTRI DENGAN KEPUTIHAN



PENDAHULUAN Flour albus atau keputihan merupakan gejala yang berupa cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genitalia yang tidak berupa darah. Pengeluaran cairan ini sebagai keadaan faal dari saluran kelamin Wanita. Seluruh permukaan saluran kelamin Wanita mempunyai kemampuan untuk mengeluarkan cairan berupa lender jenuh, tidak berwarna dan tidak berbau busuk (Premasemara, 2009). World Health Organization (WHO) (2010) menyatakan pada bahwa 5% remaja didunia terjangkit PMS dengan gejala keputihan setiap tahunnya, dan sebesar 75% wanita di seluruh dunia setidaknya mengalami candidiasis atau penyebab keputihan sebanyak satu kali dalam seumur hidupnya (Febryary, Astuti, & Hartinah, 2018). Penelitian ini bertujuan agar diberikannya asuhan pada remaja putri dengan gangguan keputihan di SMAN 6 Pekanbaru Tahun 2019. Sesuai prosedur dan wewenang bidan pada pemberian asuhan pada remaja dengan gangguan reproduksi.



METODE PENELITIAN Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan pendekatan Continuity Of Care diberikan pada siswi kelas X SMAN 6 Pekanbaru Jl. Bambu Kuning No 28, Kelurahan Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru dari 03-10 Juli 2019. Dengan subyek Nona S, usia 17 tahun. Analisa data dengan membandingkan antara data yang diperoleh dengan teori yang ada



ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kunjungan dilakukan pada tanggal 3 Juli 2019 dengan data subyek yang diperoleh adalah Nina S mengalami keputihan sejak 3 bulan yang lalu saat sebelum menstruasi dan saat stress. Keputihan berbentuk bening, Cair, tidak berbau dan tidak gatall. Menarche pada usia 10 tahun, merasa khawatir dengan keadaannya, tidak memiliki riwayat penyakit kronis yang akan mempengaruhi timbulnya keputihan. Dan data obyektif yang didapatkan adalah K/U baik, kesadaran compos mentis, TD : 120/80 mmHg, N : 76 x/i, P : 20 x/i, S : 36,1˚C, BB : 58 Kg, TB : 154 Cm. Tampak keputihan dicelana dalam klien tampak seperti susu dan berlendir. Analisa/Assesment Nn. S umur 17 tahun dengan keputihan. PEMBAHASAN



Menurut (Katharini, 2009) dalam (Tustiyani, 2015) penyebab keputihan yaitu kurangnya menjaga kebersihan genitalia yang menimbulkan keputihan, serta pada saat mereka dalam keadaan stress, kelelahan dan kurang tidur juga dapat menyebabkan keputihan. Keputihan fisiologis terjadi pada saat subur, serta saat sesudah dan sebelum menstruasi yang memiliki ciriciri: keputihan encer, bening, tidak berbau dan tidak gatal (Nadesul, 2010). Pernyataan ini sejalan dengan yang dialami oleh Nona S yaitu mengalami keputihan saat sebelum menstruasi dan saat stress. Dengan keputihan yang tidak berbau, tidak gatal, bening dan hencer. Dari data yang diperoleh, Nona S sedang mengalami keputihan fisiologis yang disebabkan oleh factor kebersihan. Planning pada kasusu ini, penulis ingin mmeberikan Pendidikan Kesehatan tentang keputihan, sehingga bisa meningkatkan pengetahuan dan mampu memelihara Kesehatan diri sendiri. Pendidikan Kesehatan bermanfaat untuk membantu orangorang mengontrol kesehatan mereka sendiri dengan cara memengaruhi, memungkinkan dan menguatkan keputusan atau tindakan sesuai dengan nilai dan tujuan mereka sendiri (Maulana, 2009) SIMPULAN DAN PENUTUP Tidak adanya perbedaan antara hasil kajian dan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan kerangka teori yang ada. Kasus ini tidak memilki kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.



REFERENCE Pitriani, R., 2020. Asuhan Kebidanan Pada Remaja Putri dengan Keputihan. Jurnal Komunikasi Kesehatan, 11(1)



ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA PUTRI DENGAN MENARCHE DI SD AZ-ZUHRA KOTA PEKANBARU TAHUN 2019



PENDAHULUAN Di Indonesia, gadis remaja pada waktu menarche bervariasi antara 10-16 tahun dan ratarata menarche 12,5 tahun. Usia menarche lebih dini di daerah perkotaan dari pada yang tinggal di desa dan juga lebih lambat pada wanita yang kerja berat. Kurangnya pengetahuan mengenai menarche dan cara penanganannya dapat menimbulkan berbagai masalah seperti ketidaksiapan remaja putri dalam menghadapi menarche. Menarche yang tidak terkelola dengan baik juga dapat menyebabkan putus sekolah, ketidak hadiran, dan masalah kesehatan seksual dan reproduksi lainnya yang memiliki konsekuensi kesehatan dan sosialekonomi dalam jangka panjang bagi remaja (Susanti and Sunarto 2012). Asuhan kebidanan reproduksi sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/MENKES/SK/VIII/2007 harus dilaksanakan didalam mengatasi masalah kesehatan reproduksi untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan asuhan keidanan pada remaja putri di SD Az Zuhra, karena kurang adanya edukasi dan informasi dari sekolah tentang pembahasan menstruasi pertama.



METODE PENELITIAN Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan pendekatan Continuity Of Care. Studi kasus ini menggunakan asuhan kebidanan pada remaja putri dengan menarche di SD Az-Zuhra Kota. Dengan kasusu Nn. A siswa dari tempat penelitian tersebut.



ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 24 Juli 2019 dengan data subjektif yang diperoleh : Nn. A mengalami haid pertama dan hari pertama saat disekolah, Nn. A merasa cemas dan belum tau bagaimana cara memakai pembalut sehingga mengalami kebocoran saat disekolah, saat sebelum menstruasi pinggangnya terasa pegal dan timbul jerawat di sekital pipi. Dan data objektif yang didapatkan adalah Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 95/75 mmHg, denyut nadi 82 x/I, pernapasan 22 x/I, suhu 36,9 oC, berat badan 45 kg, tinggi badan 150 cm, konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih, leher tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, mammae sudah mulai berbentuk, bersih dan tidak ada benjolan massa, puting susu belum menonjol.



PEMBAHASAN Keluhan mengenai rasa cemas yang dihadapi remaja merupakan hal yang wajar karena kurangnya pengetahuan mengenai menarche dan cara penanganannya dapat menimbulkan berbagai masalah seperti ketidaksiapan remaja putri dalam menghadapi menarche(Susanti and Sunarto 2012). Keluhan nyeri haid merupakan hal yang wajar karena ini disebabkan oleh kontraksi otot miometrium yang berlebihan maka akan mengurangi aliran darah, sehingga kekurangan oksigen dalam sel-sel miometrium yang70 STIKes Hang Tuah Pekanbaru mengakibatkan timbulnya nyeri pada saat menstruasi spasmodic, nyeri ini menyebabkan perut terasa mulas (Dahlan et al. 2017) Hal ini sejalan dengan yang dirasakan oleh Nn. A yang terjadi saat terjadi menarche. Kunjungan yang dilakukan penulis yaitu 4 kali kunjungan selama 7 hari dikarenakan asuhan yang diberikan kepada Nn. A berupa Pendidikan kesehatan mengenai menarche dan cara penanganannya. Asuhan ini diberikan selama 7 hari mulai dari hari kedua menstruasi pertama sampai menstruasi selesai



SIMPULAN DAN PENUTUP Tidak adanya perbedaan antara hasil kajian dan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan kerangka teori yang ada. Kasus ini tidak memilki kesenjangan antara teori dan praktik lapangan. Pemberian asuhan kebidanan pada Nn. A membuatnya menjadi merasa lebih tenang dalam menghadapi menstruasi pertamanya di sekolah. Dan Nn. A mampu mengatasi menarchenya dengan asuhan dan informasi yang sudah diberikan oleh penulis.



REFERENCE Yanti, J.S. and Andriyani, F., 2019. ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA PUTRI DENGAN MENARCHE DI SD AZ-ZUHRAKOTA PEKANBARU TAHUN 2019. Prosiding Hang Tuah Pekanbaru, pp.65-73.