Analisis Kebutuhan Media Pembelajaran IPA Kelas 5 SD Media Pembelaaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Analisis Kebutuhan Media Pembelajaran IPA Kelas 5 SD



BAB I



PENDAHULUAN



A. Latarbelakang Desawa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang semakin pesat. Arus informasipun semakin deras tak terbendung. Begitu juga dalam dunia pendidikan. Berbeda dengan era agraris dan industri, kemajuan suatu bangsa dalam era informasi sangat tergantung pada kemampuan masyarakatnya dalam memanfaatkan



pengetahuan



untuk



meningkatkan



produktifitas.



Karakteristik



masyarakat dunia telah dikenal dengan istilah masyarakat berbasis pengetahuan. ( Knowledge Based Society) . Siapa yang megnuasai pengetahuan, maka ia akan mampu bersaing di era global. Oleh karena itu setiap negara berlomba untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi ke dalam semua aspek kehidupan termasuk dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan, segala sarana, media dan fasilitas belajar banyak tersedia untuk digunakan. Namun pada kenyataannya, penggunaan teknologi dan informasi di dalam kelas dewasa ini belum optimal dalam menunjang pembelajaran. Hal ini dikarenakan beberapa factor, diantaranya kemampuan guru dalam merancang media pembelajaran berbasis teknologi masih belum memadai dan penguasaan teknologi informasi yang masih tertatih. Dalam pembelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar, terdapat banyak materi yang menyajikan konsep kongkrit dan membutuhkan visualisasi gambar yang tidak mudah, seperti materi struktur bumi dan matahari, dan materi cahaya dan sifat-sifatnya. Kedua materi ini termasuk materi yang sulit difahami siswa dan sulit dijelaskan guru. Hal ini didasarkan fakta bahwa nilai rata-rata ulangan harian pada kedua topic ini menjadi yang terendah selama beberapa tahun terakhir. Selain itu, bentuk struktur bumi dan matahari tidak dapat disajikan secara nyata ke hadapan siswa. Dengan kondisi di atas, maka dibutuhkan suatu solusi yang dapat mengatasi masalah kesulitan guru dan siswa dalam memahami kedua topic materi tersebut. Dibutuhkan suatu media pembelajaran yang dapat menayangkan materi secara lebih kongkrit ke dalam kelas.



B.



Identifikasi Masalah Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka teridentifikasi masalah sebagai berikut :



1.



Bagaimana cara menelaskan maeri IPA kepada anak SD dengan cara yang inerakif ?



2.



Mengapa guru merasa sulit menjelaskan topic atau materi tertentu di atas?



3.



Mengapa guru tidak memanfaatkan media dalam pembelajaran?



4.



Media pembelajaran apa yang dapat memudahkan guru dan siswa dalam mempelajari suatu topic Mata Pelajaran IPA kelas V SD?



C. Pembatasan Masalah Dari hasil identifikasi masalah, maka pembatasan masalah ditentukan hanya pada pemanfaatan media pembelajaran untuk mata pelajaran IPA kelas V jenjang Sekolah Dasar.



D. Perumusan Masalah 1. Apakah pemanfaatan multimedia pembelajaran dalam kelas berpengaruh terhadap kualitas pemahaman siswa? 2. Apakah perancangan multimedia pembelajaran yang dibuat dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi?



E.



Kegunaan Penelitian Analisis Kebutuhan



1. Diketahuinya masalah yang terjadi dalam pembelajaran



2. Dapat ditemukannya media pembelajaran yang tepat untuk beberapa topic pada mata pelajaran IPA Kelas V Sekolah Dasar 3. Memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran 4. Mempermudah siswa dalam menyerap materi pelajaran.



F.



Tujuan



1. enginventaris atau mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran di SD Negeri ...... Kelas : V, Mata Pelajaran : IPA 2. Menyusun skala priotitas pemecahan masalah di SD Negeri Sindangsari – Kabupaten Bandung Barat, Kelas : V, Mata Pelajaran : IPA 3. Merumuskan tujuan umum yang akan dicapai dari proses pemecahan masalah di SD Negeri Sindangsari – Kabupaten Bandung Barat, Kelas : V, Mata Pelajaran : IPA 4. Menyusun rancangan media pembelajaran untuk memecahkan masalah pembelajaran yang terjadi di SD NegeriSindangsari – Kabupaten Bandung Barat, Kelas : V, Mata Pelajaran : IPA



G. Hasil yang dicapai 1.



Daftar identifikasi masalah pembelajaran



2.



Daftar skala prioritas pemecahan masalah



3.



Rumusan tujuan



4.



Perancangan media pembelajaran



BAB II LANDASAN TEORI



-



Karakteristik Mata pelajaran IPA Carin (1993) menyatakan bahwa IPA sebagai produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum, dan teori IPA. Jadi pada hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen, yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah. Hal ini berarti bahwa IPA tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dihapal, IPA juga merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala-gejala alam yang belum dapat direnungkan. IPA menggunakan apa yang telah diketahui sebagai batu loncatan untuk memahami apa yang belum diketahui. Suatu masalah IPA yang telah dirumuskan dan kemudian berhasil dipecahkan akan memungkinkan IPA untuk berkembang secara dinamis, sehingga kumpulan pengetahuan sebagai produk juga bertambah.



Sementara itu, menurut Trowbridge dan Bybee (1990) IPA merupakan representasi dari suatu hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor utama, yaitu: “the extent body of scientific knowledge, the values of science, and the methods and processes of science“. Pandangan ini lebih luas jika dibandingkan dengan pengertian IPA yang dikemukakan Hungerford dan Volk (1990), karena Trowbridge dan Bybee (1990) selain memandang IPA sebagai suatu proses dan metode (methods and processes) serta produk-produk (body of scientific knowledge), juga melihat bahwa IPA mengandung nilai-nilai (values). IPA adalah sekumpulan nilai-nilai dan prinsip yang dapat menjadi petunjuk pengembangan kurikulum dalam IPA (Gill, 1991).



Sebagai body of scientific knowledge, IPA adalah hasil interpretasi/deskripsi tentang dunia kealaman (natural world). Hal ini sesungguhnya sama dengan elemen produk pada definisi IPA yang dikemukakan oleh Hungerford dan Volk (1990). Tujuan IPA adalah pengembangan body of scientific knowledge (Hyllegard dan Morrow, 1996).



Menurut BSNP (2006:1), Karakteristik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat dilihat melalui dua aspek yaitu biologis dan fisis. Aspek biologis, mata pelajaran IPA mengkaji berbagai persoalan yang berkait dengan berbagai fenomena pada makhluk hidup pada berbagai tingkat organisasi kehidupan dan interaksinya dengan faktor



lingkungan, pada dimensi ruang dan waktu. Untuk aspek fisis, IPA memfokuskan diri pada benda tak hidup, mulai dari benda tak hidup yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari seperti air, tanah, udara, batuan dan logam, sampai dengan benda-benda di luar bumi dalam susunan tata surya dan sistem galaksi di alam semesta.



Sedangkan hakikat IPA menurut Depdiknas (2006) meliputi empat unsur utama yaitu : 1.



Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended



2.



Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan



3.



Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum



4.



Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan.



Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP/MTs, meliputi bidang kajian energi dan perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan proses kehidupan, dan materi dan sifatnya yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu peserta didik untuk memahami fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri: objektif, metodik, sistematis, universal, dan tentatif Kesimpulan dari beberapa definisi diatas bahwa IPA adalah sebuah proses memperoleh kebenaran tentang fakta dan fenomena alam yang meliputi aspek biologi, fisis dan khemis. Sedangkan hakikat IPA dapat dipandang sebagai sikap, proses, produk serta aplikasi pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari yang keseluruhannya saling terkait secara erat. Pada mata pelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar, terdapat topic materi mengenai macam – macam bentuk tulang daun



-



Media pembelajaran



Dalam memberikan layanan instruksional, guru dapat menggunakan media pembelajaran untuk menunjang prosesnya agar berjalan lebih efektif untuk mencapai tujuan. menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian



menurut National



Education



Associaton(1969)



mengungkapkan



bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Sesuai dengan perkembangan jaman, maka media pengajaranpun juga berkembang dari bentuk yang sederhana menjadi media pengajaran yang modern. Seperti dikatakan oleh R. Warsito bahwa “ Kemajuan teknik cetak mencetak dan teknik elektronika sangat berpengaruh terhadap perkembangan alat bantu mengajar. Alat bantu mengajar pada masa kini terdiri dari : a. Alat bantu dasar: sabak, papan tulis, gambar, peta, chart, atlas, blobe, model, kertas, pena, cat, dan sebagainya. b. Alat bantu cetak: buku teks, majalah, pamphlet berkala. c. Alat bantu pandang benda seni, artefak, papan bulletin, grafik, film strip, slide, model, transparan. d. Alat bantu dengar: audio, tape recorder, radio, telephone. e. Alat bantu dengar pandang: gambar hidup, televise, video tape. f.



Alat bantu lain-lain: bahan observasi, museum, tempat-tempat bersejarah”



(2001 : 45).



Di samping itu, media pengajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis yaitu: a.



Media auditif, yaitu media pengajaran yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, tape recorder, piringan audio. Media pengajaran ini cocok untuk orang yang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran.



b. Media visual, yaitu media pengajaran yang hanya mengandalkan gambar diam, seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar, lukisan dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun. c.



Media audio visual, yaitu media yang mempunyai unsur antara suara dan gambar. Jenis media seperti ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi suara



dan gambar seperti film bingkai, ada suaranya dan ada pula gambar yang ditampilkannya.



Media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPA adalah alatalat peraga untuk uji coba dan visualisasi proses ilmiah dari suatu gejala alam atau kejadian. Dengan demikian, proses pencahayaan dan sifat-sifatnya yang tak kasat mata perlu didemonstrasikan lebih khusus dalam bentuk video animasi sehingga lebih mudah diamati siswa. Adapun media yang relevan lainnya sehubungan dengan percobaan percobaan yang dilakukan seperti gelas, air, pinsil, kertas karton, kaca spion, cermin datar, kaca mata & alat optic lainnya dan sebagainya. -



Karakteristik Anak Sekolah Dasar Ciri-ciri sifat anak pada masa kelas tinggi di Sekolah Dasar yaitu : 1.



Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret; hal



ini menimbulkan adanya kecendrungan untuk membandingkan pekerjaanpekerjaan yang praktis; 2.



Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar;



3.



Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal atau mata



pelajaran khusus, para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor; 4.



Sampai kira-kira umur 11,0 anak membutuhkan guru atau orang-orang



dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya; setelah kira-kira umur 11,0 pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri. 5.



Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran



yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah; 6.



Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya,



biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan yang tradisional; mereka membuat peraturan sendiri; 7.



Peran manusia idola yang sempurna. Karena itu guru acapkali



dianggap sebagai manusia yang serba tahu.



Dengan demikian, perlu pemikiran khusus mengenai pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPA dan sesuai dengan karakteristik anak Sekolah Dasar terutama di kelas V.



BAB III METODE PENELITIAN



A. Pendekatan Teknik yang ditempuh dalam melakukan analisis kebutuhan ini adalah dengan melakukan survey dan wawancara. Survey terkait proses pembelajaran dan seluruh sarana pendukungnya, dan wawancara dengan guru-guru di satu sekolah dalam menggali permasalahan yang dihadapi selama melaksanakan tugas mengajar.



B.



Objek Objek penelitian yang ditetapkan adalah Guru di SDN Sindangsari Kab. Bandung Barat.



C. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh guru di Sekolah Dasar Sindangsari yang berjumlah 15 orang. Sampel yang diambil adalah guru kelas V.



D. Instrumen Penelitian Instrumen yang dipilih adalah instrument wawancara dan observasi lingkungan kelas dan sekolah.



INSTRUMEN WAWANCARA PENJARINGAN



DATA



KEBUTUHAN



PENGEMBANGAN



MODEL/SISTEM/MEDIA PEMBELAJARAN



Nama Guru



__________________________



Kelas



Nama Sekolah



__________________________



Keterangan lain



Tanggal



__________________________



Kunjungan



Masalah (1)



Indikator Masalah (2)



Pemecahan Penyebab (3)



Instruksional



Mana



(4)



(5)



FORMAT RENCANA TINDAK LANJUT HASIL



ANALISIS



KEBUTUHAN



PENGEMBANGAN



MEDIA



PEMBELAJARAN



Nama



__________________________



Kelas



__________



__________________________



Keterangan



____________



Guru Nama Sekolah



lain



Tanggal



__________________________



____________



Kunjungan Tanggal



Agenda



Rincian Kegiatan



Ke



INSTRUMEN OBSERVASI ANALISIS KEBUTUHAN MEDI PEMBELAJARAN



Nama



__________________________



Guru Nama



__________________________



Sekolah Tanggal



__________________________



Kunjungan NO



ITEM



1.



Rasio guru : siswa



2.



Luas ruangan



3.



Supervisi Kepsek



4.



LCD Proyektor



Deskripsi



1



2



3



5.



Kemampuan IPTEK Guru



6.



Keragaman



media



yang



tersedia 7.



Media yang dirancang guru



8.



Hasil belajar siswa



9.



Tingkat melek teknologi para siswa



10.



Kualitas



sarana



pembelajaran di kelas 11.



Persistensi



penggunaan



media belajar



E.



Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian instrument wawancara dan observasi untuk menggali permasalahan guru dalam mengajar dan mencari solusi yang tepat. Selain itu juga melakukan pengumpulan data pendukung sebagai bukti permasalahan yang ada, berupa hasil belajar siswa pada kelas, mata pelajaran, dan topic tertentu yang dirasakan bermasalah. Observasi dilakukan terhadap lingkungan kelas dan lingkungan sekolah, terkait kesiapan sarana pra sarana yang menunjang proses pembelajaran.



F.



Teknik Analisis Data Data yang terkumpul kemudian di analisis secara deskriptif berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang di kelompokkan ke dalam penilaian skala likert.



BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



A. Pengolahan Data Data yang dihasilkan adalah kumpulan kondisi dan permasalahan yang dimasukkan ke dalam skala likert. Point-point penting yang menjadi sorotan adalah keadaan yang berada pada skala 1 dan 2 dari skala 5. Selain itu, data hasil wawancara dikelompokkan ke dalam kategori masalah per bidang seperti : manajemen, pembelajaran, dan kompetensi professional guru.



B.



Penyaian data Sering sekali diemukan materi hagi anak SD yang sulit dipahami tanpa adanya media. Nah, disinilah peran media diutuhkan dalam materi jenis-jenis tulang daun



C. Analisis Data Daftar Identifikasi Masalah Dari Sisi Profesionalisme Guru, Ibu Suhartati mengalami masalah dalam penguasaan mata pelajaran IPA terutama untuk topik bentuk-bentuk tulang daun. Indikatornya adalah karena kurangnya tanaman yang beragam. Di setiap sekolah, yang mana terjadi pertumhan penduduk yang sangat pesat, sehingga kurangnya lahan dalam pemuaan taman agi sekolah sekolah terpencil, atau bahkan disekolah yang berada dilingkungan yang padat penduduk juga terasa sulit dijelaskan karena dalam pelaksanaannya, proses uji coba dengan alat peraga selalu tidak lengkap dibawa siswa (selalu ada siswa yang lupa dan tertinggal membaca alat peraga yang ditugaskan secara kelompok). Selain itu, materi pencahayaan sangat perlu visualisasi proses yang dapat didemonstrasikan secara lebih nyata.



Selain itu, kemampuan guru dalam merancang media pembelajaran masih sangat kurang. Apalagi tingkat melek teknologi masih lemah. Perancangan media sederhana dalam bentuk cetak, kartu-kartu, gambar atau media sederhana lainnya pun belum dihasilkan, apalagi yang berbentuk media audio visual. Kemampuan guru masih kurang dalam pengoperasian alat komunikasi dan teknologi informasi. Namun demikian, keduanya sudah memiliki laptop.



Dari sisi sarana dan prasarana di dalam kelas, sudah terdapat meja dan kursi sesuai jumlah siswa, hanya jumlahnya cukup padat untuk keleluasaan belajar (50 siswa).



Selain itu, sudah memiliki LCD proyektor yang bisa digunakan dalam kegiatan sekolah maupun pembelajaran.



Dari sisi manajemen, supervise kelas yang dilakukan kepala sekolah belum rutin terlaksana sesuai jadwal. Hal ini terjadi secara spontan dan belum ada penekanan khusus, bimbingan tertentu yang dilakukan kepala sekolah. Sehingga peningkatan kualitas pembelajaran tidak dilakukan secara terencana. Selain itu, adanya jam siang untuk siswa menjadi kendala tersendiri terutama berkenaan dengan kesegraran konsentrasi siswa dalam menerima pelajaran. Hal ini terjadi akibat kurang seimbangnya rasio jumlah kelas dengan jumlah siswa.



Daftar Skala Prioritas Pemecahan Masalah Dari hasil identifiasi masalah di atas, yang menjadi prioritas pertama adalah ketersediaan media pembelajaran yang dapat memfasilitasi kesulitan guru dalam menjelaskan suatu materi/topik tertentu. Prioritas kedua adalah peningkatan pengetahuan dan pemahaman guru mengenai materi IPA Kelas V Sekolah Dasar. Hal ini dapat dilakukan dengan penugasan konsisten (tidak banyak/sering berubah tugas mengajar jenjang kelas), melalui diklat maupun kegiatan KKG.



Prioritas ketiga adalah peningkatan pemahaman guru dalam merancang media pembelajaran. Kreatifitas guru perlu diasah sehingga dapat menyajikan materi dengan cara menarik dan menyenangkan siswa.



Prioritas keempat adalah peningkatan kualitas supervisi kepala sekolah ke dalam pembelajaran. Harus lebih intensif, membangun dan memotivasi kinerja guru di dalam kelas. Prioritas kelima adalah menyesuaikan rasio siswa dengan luas ruangan kelas, dan rasio jumlah siswa dengan jumlah kelas yang ada. Sehingga siswa dapat belajar dengan suasana nyaman dan kondusif. Rumusan Tujuan Berdasarkan hasil wawancara guru yang bersangkutan diketahui terdapat dua materi/topik yang dirasakan sulit diterangkan yaitu materi tentang “cahaya dan Sifat-



sifatnya” dan materi “struktur bumi dan matahari”. Untuk materi “cahaya dan sifatsifatnya, dirumuskan tujuan pembelajaran sebagai berikut: 1.



Siswa dapat memahami peta konsep tentang cahaya



2.



Siswa dapat menyebutkan sifat cahaya



3.



Siswa dapat menyebutkan spectrum cahaya



4.



Siswa dapat menyebutkan alat optic dan penggunaannya



D. Penarikan Kesimpulan Berdasakan hasil analisis data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa guru memerlukan media pembelajaran berkenaan dengan topic Cahaya dan Sifat-sifatnya. Adapun media yang dibutuhkan adalah dalam bentuk multimedia yang mudah dalam penggunaannya.



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



Kesimpulan Dari hasil analisis kebutuhan yang telah dipaparkan di atas, maka kesimpulannya adalah bahwa Guru Sekolah Dasar Sindangsari memerlukan media pembelajaran untuk mata pelajaran IPA Kelas V SD pada topic Cahaya dan Sifat-sifatnya. Saran Sehubungan dengan kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan, maka: A. Pejabat fungsional PTP agar : 1. Menyusun rancangan media pembelajaran yang dibutuhkan 2. Membuat garis besar isi media dan jabaran materi 3. Membuat naskah media pembelajaran terkait 4. Memproduksi media pembelajaran 5. Mengujj coba media pembelajaran yang telah dibuat 6. Menulis bahan penyerta media pembelajaran



B.



Guru Kelas V SDN Sindangsari



1.



Membuat RPP terkait topik materi untuk media pembelajaran



2.



Mengumpulkan bahan materi



3.



Melakukan uji coba di dalam kelas



4.



Memberikan bahan masukan penyempurnaan media yang di produksi



C.



LPMP Jawa Barat



1.



Memfasilitasi kegiatan pengembangan profesi PTP PMP Jawa barat di SDN Sindangsari.



2.



Memberikan fasilitasi berupa pendampingan peningkatan profesionalisme guru di satuan pendidikan jenjang dasar.



DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN



Briggs, Leslie (1977) Instrukctional Design Principles and Aplication. New Jersey : Educaional Technology Publication Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta : Depdiknas Hungerford and Volk, (1990). Changing Learner Behaviour Through Environmental Education. Hyllegard R., Mood. DP. And Morrow JR (1996) Interpreting Research in Sport and Exercise Science, St. Louis, MO : Mosby-Year Book, Lehmann M. Foster, C National Education Association (1996) Trowbridge L.W & Bybee (1990). Became a Secondary School Science Teache. Merril Publishing Company, OHIO