Analisis Miskonsepsi Siswa Pada Materi SMP Besaran Dan Pengukuran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI SMP KELAS VII, OBJEK IPA DAN PENGAMATANNYA (PENGUKURAN, BESARAN POKOK, DAN BESARAN TURUNAN, SERTA SATUAN BAKU DAN TAK BAKU)” Mata Kuliah Kapita Selekta IPA Dosen Pengampu : Eko Juliyanti, S. Pd, M. Pd.



KELOMPOK 1 : 1. Arum Maharsi Fadhilah



(1810303009)



2. Deti Intan Febriyanti



(1810303020)



3. Anisa Ambarwati



(1810303021)



4. Feni Nurhidayanti



(1810303055)



5. Nurul Ulfah Dwi Jayanti



(1810303063)



PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TIDAR 2020



A. Miskonsepsi Pengertian Miskonsepsi Dalam suatu pembelajaran di sekolah, sering terjadi miskonsepsi antara siswa dengan guru. Miskonsepsi ini terjadi dari bentuk kesalahan hubungan yang tidak benar antara konsep yang diberikan guru dengan gagasan intuitif (pandangan) yang diperoleh siswa. Pada dasarnya, konsep adalah suatu ide dan gagasan atau cara pandang seseorang yang mendasari suatu objek untuk memahami suatu hal dengan jelas. Sedangkan miskonsepsi merupakan konsep yang tidak sesuai atau tidak akurat tentang konsep, penggunaan konsep yang salah, klarifikasi contoh yang salah, pemaknaan konsep yang berbeda, dan hubungan konsep yang tidak benar (Zafitri, Fitriyanto, dan Yahya. 2018). Miskonsepsi dalam kegiatan belajar mengajar dapat disebabkan oleh beberapa hal, yakni dari konsep awal siswa itu sendiri, pemikiran asosiatif siswa, pemikiran humanistik, reasoning (konsep logika) yang salah, intuisi siswa yang salah, tahap perkembangan kognitif siswa, kemampuan siswa, minat belajar siswa, guru yang tidak menguasai bahan ajar dengan benar, kesalahan sumber buku teks (misal bahasa yang sulit dan penjelasannya tidak benar), konteks bahasa penyampaian yang salah, metode mengajar, kelompok belajar dll. Miskonsepsi dari konsep awal siswa itu sendiri, misalnya memberi konsep awal berdasarkan fenomena yang pernah dilihat. Contohnya dalam materi Pengukuran dan Besaran : miskonsepsi yang sering ditemukan pada siswa yakni, menganggap bahwa untuk mengukur benda apapun untuk mengetahui besaran panjang dapat menggunakan alat ukur penggaris saja. Padahal, untuk mengukur panjang dengan skala mikro dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur mikrometer sekrup atau jangka sorong, sedangkan untuk mengukur benda dengan skala yang lebih besar dapat menggunakan alat ukur penggaris atau meteran. Berdasarkan sumber miskonsepsi yang terjadi dalam lingkup sekolah, dapat diketahui bahwa, peran andil guru sangatlah besar dalam meminimalisir terjadinya miskonsepsi pada siswa. Sebagai guru, hal yang harus dilakukan untuk mengetahui miskonsepsi siswa yakni :



a. Membuat peta konsep materi pembelajaran b. Membuat tes pilihan ganda disertai jawaban alasannya, dan tes esai tertulis, sehingga guru bisa mengetahui kesalahan atau miskonsepsi yang diterima siswa, kemudian mengevaluasinya. c. Membuat tes wawancara d. Diskusi dalam kelas Berdasarkan sumbernya, berikut kiat guru untuk mengatasi miskonsepsi pada siswa yaitu: a) Apabila sumber utama miskonsepsi ada pada siswa, seperti tingkat kognitif siswa, minat dan kemampuan belajar siswa, pemikiran humanistik dan intuisi siswa yang salah, maka untuk mnegatasinya adalah memberikan konsep materi pada kehidupan sehari-hari, memberikan contoh



peristiwa



anomali,



memberikan



motivasi



belajar,



diajar



berdasarkan level perkembangan, dibantu pelan-pelan, dan menggunakan variasi belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. b) Apabila sumber utama miskonsepsi ada pada guru, seperti kurang menguasai



bahan



ajar,



tidak



memberikan



waktu



siswa



untuk



mengungkapkan gasannya, relasi antara guru dengan siswa jelek, maka dapat diatasi dengan lebih mendalami materi dan belajar dari berbagai sumber sebelum memaparkan pada siswa, memberi waktu siswa untuk memahami dan memberikan aggasan atas konsep yang telah siterimanya, dan menciptakan relasi yang baik antara guru dengan siswa. c) Apabila sumber utama miskonsepsi ada pada buku teks yang digunakan, seperti penjelasan yang keliru, level bahasa yang tinggi, maka dapat diatasi dengan memberikan buku ajar sesuai dengan level siswa dan buku yang tepat. d) Apabila sumber utama miskonsepsi ada pada metode mengajar guru, seperti pebelajaran satu arah, tidak mengoreksi PR dan gagasan siswa, memberi model analogi yang salah, maka dapat diatasi dengan memberikan waktu diskusi atau tanya jawab dengan sisa, memberikan kesempatan siswa mengutarakan gagasannya, dan mengoreksi PR dengan teliti agar tidak menimbulkan miskonsepsi pada siswa.



e) Jika sumber utama miskonsepsi terletak pada konteks bahasa sehari-hari yang berbeda, maka perlu menggunakan bahasa yang baik dan benar dan memberikan contoh penjelasannya. B. Miskonsepsi Siswa SMP Kelas VII pada Materi Obejak IPA dan Pengamatannya Besaran