Analisis Novel [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Analisis Novel



Infinitely Yours Pengarang: Orizuka



Fynna Dwi Oktaviani (14) XII MIA 3



Jingga asik sekali dengan Headphone dan PSP-nya sambil menunggu rombongan Together Tour di Bandara Soekarno Hatta. Sudah sekitar satu jam ia tak melihat rombongan tour tersebut di luar Terminal 2. Ia lantas mematikan PSPnya dan melihat beberapa pemuda Korea melintas di depannya. Tak sengaja seorang pemuda menabrak dirinya dan PSP-nya hingga PSP tersebut terlempar dan mendarat mulus di depan sebuah troli dan akhirnya PSP tersebut terbelah menjadi dua bagian. Jingga lantas menghampiri PSP-nya sambil berteriak. Tak lama pemuda yang menabraknya tadi menghampiri Jingga dan memberikan kartu nama. Pemuda tersebut bernama Narayan Sadewa atau biasa dipanggil Rayan. Rayan menyuruh Jingga untuk menghubunginya dua minggu lagi untuk mengganti PSPnya yang rusak. Karena terlalu lama menunggu akhirnya Jingga memutuskan untuk masuk ke dalam Terminal 2. Ternyata rombongan Together Tour menunggu di dalam Terminal 2. Jingga lantas berteriak memanggil pimpinan rombongan yaitu Pak Darma tetapi Pak Darma tak menoleh dan menghilang dibalik tembok. Jingga bergegas menyusul meski harus memotong antrean x-ray. Akhirnya Jingga dan rombongan Together Tour pun bertemu. Mereka pun langsung mengantre untuk check-in sebelum keberangkatannya. Ternyata Rayan juga ikut dalam rombongan Together Tour. Karena ia telah berjanji untuk menggantikan PSP Jingga yang rusak tadi, ia pun segera mencari mesin ATM untuk mentransfer uang ke rekening jingga. Ia berharap tidak berurusan lagi dengan perempuan berisik itu. Tapi, sepertinya Tuhan berkata lain. Perempuan super berisik itu jadi pasangan tournya, jadi mereka harus bersama dan saling mengawasi kapanpun. Sepertinya perjalanan kali ini akan terasa lama bagi Rayan. Apalagi dengan perempuan berisik di sampingnya selama di pesawat, ia takkan bisa tenang. Akhirnya Rayan memutuskan untuk tidur, tetapi baru satu jam perjalanan ia terbangun. Setelah Rayan terbangun Jingga lantas mengajak Rayan untuk mengobrol karena ia bosan dan tidak ada hal yang bisa dilakukan. Daripada meladeni Jingga, Rayan memilih untuk membuka iPad dan merampungkan pekerjaannya. Meskipun begitu gadis yang terlewat ramah ini malah terkesan mengganggu dan menyebalkan bagi Rayan. Perjalanan terasa amat lama. Sesampainya di Bandara Incheon, Rayan sangat kagum dan salut dengan keindahan bandara tersebut. Setelah beberapa menit mengamati bandara tersebut, kaki Rayan menginjak sebuah paspor entah milik siapa. Setelah dibuka ternyata paspor itu milik Jingga. Tenyata Jingga hanya terpaut tiga tahun dengan Rayan. Rayan lantas menepukkan paspor Jingga di dahinya lalu melengos pergi menuju rombongan. Jingga lalu terdiam sejenak, kemudian bergegas menghampiri rombongan juga. Setelah keluar dari bandara, mereka pun bergegas masuk ke dalam bus untuk segera berangkat ke Seoul. Rayan sengaja mencari tempat duduk yang paling



belakang agar tidak berurusan lagi dengan gadis berisik itu. Tetapi gadis berisik itu malah menghampirinya. Tak lama kemudian rayan pun terlelap. Melihat hal tersebut Jingga dengan iseng memotret pria tersebut. Setelah beberapa lama Jingga menatap wajah Rayan, Jingga merasa wajah tersebut sangat familiar baginya. Ternyata wajah Rayan mirip dengan Kang Dong Won. Jingga lantas berteriak tak percaya dan akhirnya membuat Rayan terbangun. Belum sempat berkata bahwa Rayan mirip Kang Dong Won, bus berhenti dan seorang tour guide bernama Yun Jae masuk. Jingga lantas kegirangan akan hal tersebut. Ia langsung memeluk Yun Jae yang tak lama ditegur oleh Pak Darma. Kemudian Yun Jae memperkenalkan diri dan lantas memandu peserta tour tersebut. Mereka sampai di Gyeongbok Gung, Yun Jae memandu peserta tour selama berada di sini. Jingga yang terlalu asik memotret Yun Jae tak sadar kalau Rayan memisahkan diri dengan rombongan. Kerika sadar Jingga mengikuti jejak Rayan. Tak lama, Rayan memberhentikan taksi. Jingga langsung bergegas lari dan menahan pintu taksi tertutup, ia lantas ikut masuk ke dalam taksi. Rayan menyuruhnya untuk keluar tetapi ia menolak karena harus mengawasi rayan agar tak dimarahi oleh Darma. Rayan memberikan kertas berisi aksara Korea kepada sopir dan sopir tersebut langsunng tancap gas ke tempat yang di maksud. Ternyata Rayan menuju Apartemen Sam, Itaewon. Sesampainya di sana ia segera mencari kamar bernomor 23B. setelah berada di depan kamar tersebut ia mengetuk pintu kamar tersebut tetapi yang keluar malah seorang wanita galak. Tak lama ada seseorang memberitahu bahwa Mariska telah pindah dan tak lama lagi akan menikah. Jingga dan rayan pun akhirnya keluar dari apartemen tersebut. Rayan menyuruh Jingga untuk kembali ke rombongan tetapi Jingga menolak karena takut dimarahi oleh Darma. Akhirnya mereka berdua mencari Mariska hingga malam hari, tetapi hailnya nihil. Mereka pun memutuskan untuk kembali ke hotel. Saat sarapan pagi, Yun Jae mendatangi Rayan untuk menegurnya karena memisahkan diri dari rombongan kemarin. Rayan tak terlalu memperdulikannya karena ia telah ditegur oleh Darma semalam. Tak lama kemudian Jingga menghampiri Rayan seraya menyapanya dan mengucapkan selamat pagi. Jingga mencoba memberi semangat untuk Rayan agar ia tidak larut dalam kesedihan karena Mariska. Tiba-tiba wajah Rayan menjadi pucat dan perutnya sakit. Ia pun bergegas menuju kamar kecil. Jingga pun mengikutinya karena ingin memberi obat sakit perut agar ia bisa menikmati tour kali ini. Ternyata semua itu hanya acting Rayan agar dapat kabur dari tour dan mencari Mariska lagi. Tetapi, Jingga keburu memergokinya dan menyuruh Rayan untuk kembali ke rombongan tour. Tetapi, ia menolak dan melengos pergi melewati Jingga. Akhirnya, Jingga memilih untuk mengikuti Rayan mencari Mariska lagi. Rayan langsung masuk ke dalam taksi diikuti Jingga. Taksi tersebut pun langsung tancap gas setelah Rayan mengatakan tujuannya, yaitu Seoul National



University. Sang supir pun terheran karena wajah Rayan mirip sekali dengan Kang Dong Won. Tiba-tiba Rayan memberhentikan taksinya, ia langsung bergegas ke luar. Akhirnya Jingga yang membayar ongkos taksi tersebut. Jingga lantas segera mencari Rayan dan mendapati Rayan berada di balik pohon dan segera menepuk punggungnya. Ternyata Rayan sedang memperhatikan seorang perempuan yang terlihat sedang menunggu seseorang. Tak lama, seorang perempuan tersebut menggandeng seorang lelaki yang menghampirinya. Rayan dan Jingga pun segera mengikuti mereka hingga tibalah di sebuah kafe. Kemudian banyak sekali orang yang mengepung mereka karena kepergok menguntit. Tiba-tiba seseorang memanggil Rayan. Ia adalah Marika, orang yang Rayan cari dari kemarin. Wanita yang telah menjadi kekasih rayan selama bertahun-tahun. Akhirnya, kerumunan orang tadi pun pergi. Seorang lelaki pun keluar dari kafe, ia adalah Jin Ki, tunangan Mariska. Rayan pun langsung memohon kepada Mariska untuk mengobrol berdua. Akhirnya mereka berdua mengobrol di dalam kafe, sedangkan Jingga dan Jin Ki berada di luar kafe. Setelah melakukan perbincangan, akhirnya Rayan tahu mengapa dulu mariska meninggalkannya. Mereka memiliki sifat yang sama, seakan hubungan mereka sangat monoton dan hanya membahas tentang pengetahuan. Berbeda saat bertemu dengan Jin Ki, hari-hari Mariska terasa lebih berwarna. Lantas Mariska menyarankan Rayan untuk mencari wanita lain dan berpikir jika Jingga lah wanita itu. Mereka berdua melihat Jin Ki dan Jingga terlihat begitu akrab dari balik dinding kaca. Terlihat seru sekali, Jingga dan Jin Ki bernyanyi dan berjoget bersama membuat banyak orang memperhatikan tingkah laku mereka. Mariska berkata bahwa ia akan menikah empat hari lagi. Rayan sudah tidak bersama Mariska lagi sekarang, Mariska sudah punya kehidupan baru. Rayan harusnya pun segera mencari kehidupan baru juga, dengan Jingga misalnya Rayan dan Jingga duduk di samping Sungai Han yang terlihat indah, tetapi keindahan tersebut sekejab menjadi suram karena Rayan terlihat syok atas kejadian tadi siang. Tak terasa pula hari semakin malam dan semakin dingin. Lampu-Lampu kota menyala dengan indah, tetapi Rayan tak bisa menikmatinya. Jingga mengabadikan momen ini dengan Instax-nya dan menuliskan kata “Rayan patah hati” pada hasil foto tersebut. Kemudian Rayan pun mengajak Jingga kembali ke rombongan. Tetapi, jarak rombongan sangat jauh sekali. Mereka lantas mencari telepon umum untuk menelepon Yun Jae. Setelah Jingga keluar dari telepon umum, muka Jingga terlihat murung karena dimarahi Yun Jae. Yun Jae berkata jika mereka harus naik bus besok pagi menuju Gunung Seorak dan menyuruh mereka untuk menginap satu malam di situ. Rayan memilih satu hotel yang sangat megah malam itu. Ia menyewa dua kamar untuk dirinya sendiri dan untuk Jingga. Setelah keluar dari lift, Rayan pun



langsung menuju kamarnya dan segera tidur. Jingga juga menuju kamarnya dan ia terlihat sangat senang menginap di hotel bintang lima dengan gratis. Pagi ini mereka berniat untuk naik bus menuju Sokcho, tetapi tanpa sadar Rayan dicopet oleh seorang pemuda di Korea. Bermaksud memberitahukan kepada polisi setempat tetapi Rayan yang diberi tahu Jingga bahwa hari ini adalah hari Mingu, semua pekerjaan libur hari ini. Akhirnya Rayan mencari telepon umum untuk menelpon bank atas kehilangan ATM-nya. Kemudian Rayan mengikuti langkah Jingga naik ke dalam bus kuning. Dan dari sinilah tour romantisme Korea mereka dimulai. Seperti biasa Jingga memotret Rayan tiba-tiba dan menamainya “Emoticonless”. Akhirnya, mereka sampai di tujuan mereka yaitu N Seoul Tower. Disana banyak sekali gembok yang dikaitkan pada sebuah dinding memanjang. Dan gembok tersebut dinamakan gembok cinta. Jingga membeli dua gembok untuk dirinya dan Rayan. Setelah menulis, Jingga mengaitkan gembok miliknya dan milik Raya pada kawat yang masih kosong. Lalu, mereka membuang kunci gembok tersebut. Jingga mengabadikan momen tersebut. Setelah beberapa lama mereka mengobrol, Jingga mengajak Rayan bergegas menuju Dongdaemun menggunakan cable car. Rayan yang sedang menerawang jauh ke luar jendela segera difoto oleh Jingga dan menamainya “in cable car”. Jingga juga menulis “Rayan & Jingga, winter in Korea” dengan spidol pada dinding kaca cable car tersebut. Rayan tak pernah menyangka akan berkencan seseru ini apalagi dengan gadis yang baru dikenalnya beberapa hari yang lalu. Sebelumnya acara kencan Rayan begitu datar dan membosankan. Berbeda dengan saat ini. Sesampainya di Dongdaemun, Rayan dan Jingga mencari makanan dan menemukan sebuah warung. Mereka memakan jajangmyeon, makanan Korea. Rayan menamakannya mie kecap. Setelah meneguk habis minumannya, Jingga mengelap mulutnya dengan tisu yang sama untuk mengelap mulut Rayan. Dan tanpa Rayan sadari Jingga memotret nya saat makan jajangmyeon. Setelah berbincang dan berdebat berbagai hal akhirnya Jingga mengajak Rayan untuk mencari pakaian. Mereka menuju Doota Shopping Centre dan menemukan hoodie couple. Dengan sedikit paksaan Rayan pun akhirnya mau mengenakan hoodie tersebut. Baru saja keluar dari ruang ganti, Jingga menarik Rayan masuk kembali ke dalam ruang ganti dan mendandani Rayan agar terlihat lebih muda. Setelah itu Jingga mengambil gambar bayangan mereka berdua di cermin yang sedang menggunakan hoodie couple. Kemudian Rayan segera menyuruh Jingga untuk membayar hoodie tersebut. Selanjutnya, Jingga mengajak Rayan menuju booth kecantikan, untuk membeli krim penghilang keriput untuk Rayan. Setelah membeli krim tersebut, Jingga mengajak Rayan menuju took aksesoris dan membeli cincin couple. Dengan



paksaan, Jingga memakaikan cincin couple tersebut ke jari manis Rayan. Setelah itu, mereka menuju photosticker. Mereka pun berfoto dengan berbagai pose, dan Rayan lebih narsis daripada ekspresi biasanya yang datar. Mala mini mereka menginap di Heartbeat Motel karena mereka sedang berhemat agar tidak kehabisan uang. Mereka pun hanya menyewa satu kamar untuk berdua. Rayan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Setelah Rayan selesai mandi, Jingga pun bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Setelah selesai mandi, Jingga mendapati Rayan sudah tertidur pulas diatas kasur. Jingga berusaha membangunkan Rayan, tetapi setelah terbangun Rayan malah menyuruhnya tidur dibawah. Jingga segera tidur dan tak sabar menunggu pagi datang. Pagi harinya, Jingga terbangun dan mendapati Rayan yang sedang menyikat giginya. Jingga segera mengajak Rayan untuk bergegas meneuju Gunung Seorak. Tapi sebelum itu, mereka harus ke kedubes untuk melaporkan kehilangan paspor Rayan. Saat perjalanan menuju kedubes, Rayan melihat dompetnya bersama seorang wanita. Setelah menjelaskan apa yang terjadi wanita tersebut mengembalikan dompet milik Rayan. Rayan sangat berterima kasih pada wanita itu dan memberikan raybannya kepada wanita tersebut. Mereka lantas mencari bus yang menuju Gunung Seorak. Saat berada di dalam bus, tiba-tiba Jingga tertidur dan kepalanya berada pada bahu Rayan. Saat Rayan membenarkan posisi duduknya, kepala Jingga jatuh dan mengenai punggung Rayan dan seketika Jingga terbangun. Pasangan kakek-nenek yang sedari tadi melihat mereka disapa oleh Jingga dan mereka pun mengobrol. Rayan tertidur saat Jingga mengobrol dengan Kakek Bang dan Nenek Choi dan tak lama kemudian mereka sampai terminal Sokcho. Kakek Bang dan Nenek Choi menawarkan bantuan menuju Gunung Seorak karena mereka dijemput oleh menantu mereka. Jingga pun mengiyakan bantuan tersebut agar pengeluaran mereka tidak bertambah. Sesampainya di penginapan mereka tidak melihat rombongan tour. Mereka pun meneriaki Kakek Bang dan Nenenk Choi setelah sadar rombongan mereka sudah meninggalkan Gunung Seorak. Sesampainya di rumah Kakek Bang mereka berdua disuguhi the gingseng. Saat Jingga sedang mandi, Rayan bertemu dengan anak Kakek Bang yaitu Bang Se Young. Setelah Jingga selesai mandi, Bang Se Young memperkenalkan diri pada Jingga dan Rayan. Setelah perkenalan tersebut, Jingga bermain salju dengan Lee Min Jeong, anak Se Young. Rayan hanya memperhatikan dari jauh. Lalu Rayan mendekat ke arah Jingga yang sedang bermain salju dengan Min Jeong. Rayan yang terkena lemparan bola salju tersebut pun mengejar mereka berdua. Jingga segera melesat mengambil instax-nya untuk mengabadikan momen ini. Saat bermain salju Rayan dan Jingga terjatuh bersama dan tertawa. Karena melihat Rayan kedinginan, Jingga memberikan muffler yang harusnya ia berikan pada Yun Jae kepada Rayan.



Setelah asik bermain salju mereka mengobrol di teras rumah. Mengobrol tentang banyak hal mengenai kehidupan mereka. Tiba-tiba Kakek Bang mengajak mereka untuk makan malam. Kakek Bang menawarkan soju kepada Rayan. Rayan yang terlihat mabuk setelah meminum soju tersebut langsung dibawa ke kamar yang sudah disediakan untuk mereka. Saat tertidur Rayan mengigau menyebut nama Mariska. Jingga yang mendengarnya kesal. Rayan terbangun dengan kepala yang masih pusing. Ia melihat Jingga sedang menyisir rambutnya. Jingga telah menelpon Yun Jae dan menyuruh Jingga dan Rayan untuk ke menunggu mereka di Everland. Jingga menjadi sangat diam, Rayan pun tidak dapat menikmati keindahan jalanan karena memikirkan kenapa Jingga hari ini sangat diam. Tak lama menunggu, bus berisi rombongan tour sampai di Everland. Yun Jae turun dan menghampiri Jingga dan Rayan dengan mimic mura marah dan memarahi Jingga. Karena Yun Jae bersikap kasar, akhirnya Rayan turun tangan dalam masalah itu. Masalah belum selesai, Darma sudah memanggil mereka. Yun Jae kembali ke bus diikuti Jingga. Dan ini pertanda tour romantisme mereka berakhir. Jingga memasuki taman bermain dengan riang. Ia mengajak Yun Jae untuk menaiki semua wahana yang ada. Raying, dengan traumanya enggan menaiki wahana yang tersedia dan memilih untuk duduk di taman bunga dan menyicil pekerjaannya. Rayan tiba-tiba ditarik oleh Jingga untik menaiki wahana rollercoaster. Setelah menaiki wahana tersebut, kepala Rayan terasa pusing dan perutnya terasa mual. Jingga pun merasa bersalah dan akhirnya pergi membelikan minuman. Saat Jingga sedang pergi, tiba-tiba Yun Jae menghampiri Rayan dan memukul Rayan. Rayan pasrah karena ia merasa pantas dipukul oleh Yun Jae karena telah mebahayakan Jingga beberapa hari belakangan ini. Rayan diancam oleh Yun Jae untuk tidak mendekati dan melupakan Jingga. Rayan mendengar ketukan pintu di kamarnya. Ternyata Jingga yang mengetuk pintu. Jingga langsung masuk dan membuka kotak P3K-nya dan mengobati luka Rayan tadi setelah dihajar oleh Yun Jae. Jingga tersadar melihat kulit Rayan yang keriput parah dan segera mengambil krim yang waktu itu mereka beli. Tanpa sengaja, ia jatuh dalam pelukan Rayan. Alih-alih melepaskan, Rayan justru mempererat pelukan mereka. Hingga tiba-tiba Ratno, teman sekamarnya masuk, spontan Jingga melepaskan pelukan dan langsung bergegas ke luar kamar membawa kotak P3K nya. Setelah keluar dari kamar Rayan, Jingga bertemu dengan Yun Jae. Yun Jae ingin membicarakan sesuatu. Yun Jae mengungkapkan perasaannya pada Jingga. Anehnya, Jingga tidak merasa senang justru ia bingung. Yun Jae tiba-tiba menarik cincin di jari manis Jingga dan melemparnya ke tumpukan salju. Lalu, Yun Jae



memeluk Jingga dengan erat. Setelah kembali ke kamar, Jingga sadar siapa yang ia pilih, ia pun bergegas keluar kamar menggunakan hoodie di kepala menuju tumpukan salju. Ia mulai mencari cincin yang dibuang Yun Jae tadi. Esok paginya ketika sarapan, hidung Jingga terasa gatal setelah kejadian semalam, ia bersin di depan Rayan dan mengenai nasi milik Rayan. Belum sempat menjelaskan, Rayan sudah salah paham tentang semalam dan bergegas meninggalkan Jingga. Setelah sarapan, mereka belajar membuat kimchi. Setelah selesai dengan kimchinya, Rayan memilih untuk duduk di sebuah bangku. Tetapi Jingga menghampirinya dan menawarkan sepotong kimchi untuk Rayan. Karena Rayan melihat Yun Jae sedang mengawasi dirinya dan Jingga, ia memutuskan untuk bergegas keluar. Mereka menuju Lotte World dan Jingga yang seharusnya menarik Yun Jae untuk naik wahana komidi putar ternyata malah menarik tangan Rayan. Tersadar ini momen langka, ia segera mengambil instax-nya dan mengambil gambar Rayan. Setelah itu, rayan mengucapkan kata perpisahan. Ia bilang bahwa semua ini hanya momen sesaat, dan ia terbawa perasaan. Saat itu hati Jingga terasa teriris dan ingin sekali menangis, tetapi rayan nyengir dan memastikan bahwa semua akan berjalan normal seperti semula. Sesampainya di hotel, Rayan menjatuhkan tubuhnya yang sangat lelah ke ranjang. Lelah karena ia harus menghindari Jingga seharian ini. Andai saja, Yun Jae tidak menyatakan cinta pada Jingga, semua pasti tidak seperti sekarang ini. Rayan tidak ingin semuanya menjadi rumit, ia harus menyudahinya sekarang. Hari ini adalah hari terakhir Rayan di Korea. Setelah semua kejadian yang membingungkan selama ini, ia sedikit bersyukur bahwa ia akan pulang. Setelah para peserta tour membeli oleh-oleh, mereka langsung menuju Bnadara Incheon. Jingga yang sedari tadi terdiam membuat Rayan merasa ada yang hilang dari diriya. Tanpa sadar Jingga sudah terlelap. Rayan menyusuri poni Jingga. Perasaan itu tibatiba muncul. Perasaan ingin memiliki Jingga seutuhnya.kemudian Rayan pun ikut terlelap. Sebelum boarding, Jingga memastikan barang-barangnya masih lengkap, ditemani oleh Yun Jae. Jingga bergegas menghampiri rombongan tour. Di dalam pesawat, mereka saling diam hingga terasa getaran kuat dalam pesawat yang sontak membuat Jingga menggenggam lengan Rayan sangat kuat. Jingga tampak ketakutan saat itu. Setelah semua aman, mereka terdiam kembali. Jingga memasukkan tangannya ke dalam ransel dan mengambil instax-nya. Melihat Rayan sudah terlelap, Jingga memotret Rayan, seketika itu pula air matanya terjatuh. Hatinya teriris oleh setiap kata yang ia tulis dalam foto tersebut. Ia tak tahu apa ia bisa melupakan Rayan setelah ini. Atau mungkin tidak perlu melakukannya.



Sesampainya di Jakarta, Alif sudah menunggu Rayan. Tanpa basa-basi Rayan langsung menanyakan letak dimana Alif memarkirkan mobilnya. Tetapi Jingga menghampiri mereka dan memberikan buku berisi memori selama Rayan berada di Korea bersama Jingga. Jingga memberikan buku itu dengan sedikit memaksa dan mengucapkan perpisahan dengan kaku. Dalam mobil ia membuka kembali isi buku tersebut. Rayan membolak-balik buku tersebut dan mendapati foto terakhir saat ia tertidur dalam pesawat. Ada sebuah tulisan beraksara Korea disana. Rayan segera mengirimkan email kepada sekertarisnya untuk menanyakan arti kata tersebut. Beberapa bulan setelah itu, Jingga kembali ke Korea atas ajakan Yun Jae. Yun Jae lantas mengajak Jingga ke N Seoul Tower. Sesampainya disana Jingga tidak terlihat gembira. Yun Jae bermaksud melamar Jingga disini. Setelah Yun Jae mengucapkan lamaran tersebut, Jingga membuang pandangannya ke ribuan gembok di sana. Setelah menemukan gembok milik nya dan Rayan dan membaca tulisan dalam gembok Rayan, ia langsung menghampiri Yun Jae dan menolak lamarannya. Jingga meminta maaf karena tidak bisa menerima lamaran tersebut. Yun Jae paham dan setelah itu mereka kembali mengobrol dan tertawa seperti biasa. Jingga menatap anak sungai Cheonggye sambil terlelap dalam lamunannya tentang Rayan. Sesapanya di Jakarta, ia akan menghampiri Rayan dan terkikik setelah memikirkan itu. Kemuadian Jingga melihat sesosok pria dengan iPad-nya yang mirip sekali dengan Rayan sedang menuruni anak tangga. Ia menyangka sedang berhalusinasi karena saking kangennya dengan Rayan. Ternyata pria tersebut benar-benar Rayan. Mereka berdua pun saling bertatapan dan akhirnya bergerak menuju jembatan yang ada di atas sungai tersebut. Mereka terkejut, ini sangat kebetulan. Kemudian Jingga mendekati Ryan dan memeluknya sambil menangis. Tangisannya terhenti saat ucapannya tidak disahuti oleh Rayan. Jingga menyuruh Rayan untuk berkata sesuatu. Rayan mengucapkan kata “saranghae” dan Jingga meminta Rayan terus mengulangi kata tersebut.



Lalu Jingga bertanya hari apakah sekarang. Dijawab Rayan, hari ini hari Senin. Padahal ia tahu apa yang dimaksud Jingga, bahwa hari ini tepat hari ke seratus sejak mereka bertemu. Karena keisengannya tersebut, Jingga memukul lengan Rayan dan sesuatu di tangan Rayan terjatuh. Belum sempat ia ambil sebuah truk melindas iPad-nya. Rayan mentap Jingga yang sedang bersembunyi di balik pohon masih berharap diberi kesabaran lebih oleh Tuhan untuk mengahadapi harihari berikutnya. Juga iPad baru. ***



A.Unsur- Unsur Intrinsik 1. Tema: Cinta yang berawal dari benci. 2. Penokohan: a) Rayan: - Sinis Bukti:



-



-



-



“Pokoknya panggil saya Rayan, nggak usah pake embelembel. Kalo bisa nggak usah panggil sekalian.” Rayan mencoba menutup pembicaraan, lalu kembali menghadap jendela. Selama beberapa saat, Jingga terdiam. Mau tak mau, Rayan jadi berpikir apa mungkin Jingga tersinggung oleh kata-katanya. Rayan memang bisa jadi sinis jika sudah merasa sangat terganggu. Kasar Bukti: “Saya tidak ingat pernah memintamu untuk menemani.” Rayan melirik Jingga. “Dan, untuk kamu tahu, tariff kamarmu semalam sekitar 2,5 juta. Itu sama sekali tidak wajar untuk bantuan yang sama sekali tidak pernah saya minta.” Egois Bukti: “Kamu kok tidur di atas? Saya tidur dimana?” seru Jingga membuat Rayan berdecak, kedua kelopak matanya seperti di temple oleh lem besi. “Di bawah,” gumamnya sambil menurunkan bedcover menggunakan kaki. Ketika ia akan kembali tidur, jingga memukul lagi kepalanya dengan bantal. Bertanggung jawab Bukti: “Saya sudah transfer lima juta ke rekening yang kamu kasih,” kata Rayan sementara Jingga menerima struk itu dan membacanya. Rayan lantas mendesah, “Mahal sekali mainan begitu saja.” Jingga sedapat mungkin mengontrol ekspresinya. “Yang mahal itu segala perjuangannya,Om. Saya sudah menempuh perjalanan jauh demi menjadi Master, dan itu tidak bisa terganti oleh uang sekalipun.”



b) Jingga - Ceroboh Bukti:



-



-



-



-



Jingga meneguk ludah, merasa sangat bodoh karena tidak membaca itinerary tahun ini dengan seksama. Tahun lalu, saat ia ikut tour ini, mereka menunggu di depan terminal, jadi ia pikin tahun ini pun akan demikian. “Tahun lalu kayaknya di depam terminal, Pak?” “Memang, tapitahun lalu kita ditegur petugas, jadi tahun ini dipindah ke dalam. Peserta tour tahun ini lebih banyak daripada tahun kemaren, Mbak.” Jingga mengangguk-angguk, segera mengakui kesalahannya. Harusnya, ia tetap membaca itinerary tahun ini. Periang Bukti: “Kyaaak! Itu lucuuuuu!” Jingga segera melesat ke arah dua manikin yang mengenakan sepasang hoodie. “Rayan! Ini namanya Couple T!” Ramah dan Sopan Bukti: Jingga menatap wanita itu, lalu tersenyum ramah. “Jeogiyo… bagaimana dompet itu bisa ada pada Anda?” (Jeogiyo=permisi) ………. “Maaf,ajumeoni. Dompet itu milik temanku, kemarin ia kehilangan,” Jingga mengeluarkan senyum terbaiknya, tapi wanita itu memicing tak percaya. “Kalau tak percaya, buka saja paspor yang ada di dalam dompet itu.” Cerdas Bukti: Setelah semua orang selesai mendaftarkan bagasi, Darma memandu mereka menuju ruang tunggu. Sekarang, semuanya sudah sibuk bercengkrama, berkenalan satu sama lain. Jingga sendiri sudah bisa mengingat nama semua peserta tour yang berjumlah dua puluh delapan orang dalam waktu singkat, dan sekarang sibuk dengan playlist iPod-nya. Suka menolong orang Bukti: “Aku senang bisa bertemu kamu, tapi aku tidak boleh terlena. Kamu hanya seorang gadis baik-yah, mungkin sedikit anehyang suka menolong orang. Kamu punya tujuan ke sini, dan



harusnya aku membantumu mendapatkannya, seperti yang kamu lakukan terhadapku.” c) Yun Jae - Pemarah Bukti: “Kita punya masalah yang belum selesai,” kata Yun Jae membuat Rayan mengernyit. “Tentang Jingga.” “Kenapa dengan Jingga?”’ Rayan kembali berusaha melangkah ke bangku taman—kepalanya masih pening—tetapi Yun Jae menarik mantelnya. Sebelum Rayan sempat menghindar, bogem mentah Yun Jae mendarat di pipi kirinya.



3. Latar 3.1 Tempat  Di dalam cable car Bukti: Rayan tidak kunjung berkomentar, jadi Jingga meliriknya. Pria itu sedang duduk di kursi lipat yang menempel pada salah satu dinding cable car, menatap muram keluar jendela.  Hotel Bukti: Jingga mengikuti Rayan masuk lobi hotel, lalu tercengang saat menatap interiornya.  Bandara Incheon Bukti: Sekarang penderitaan itu telah berakhir karena mereka relah tiba di Bandara International Incheon. Setelah turun dari pesawat dan lolos dari karantina-pemeriksaan suhu tubuh- mereka menaiki kereta shuttle yang sangat nyaman.  N Seoul Tower Bukti: Beberapa bulan setelah itu, Jingga kembali ke Korea atas ajakan Yun Jae. Yun Jae lantas mengajak Jingga ke N Seoul Tower.  Dotta Shopping Centre Bukti: “Lihat! Lucu banget yaaa….” Rayan mendesah. Setelah satu jam bersama Jingga mengelilingi Dotta Shopping Centre, Raan jadi tahu kata apa yang seorang gadis senang katakana saat berbelanja.



3.2 Waktu o Musim semi Bukti: Jingga merasa tidak bisa lebih bahagia lagi dari ini. Seorang Rayan bisa mengatakan “aku cinta padamu” padanya, dalam bahasa Korea, di tengah musim semi di atas jembatan anak sungai Cheonggye. o Musim salju Bukti: Butiran-butiran salju melayang turun, entah bagaimana malah membuat perasaan Rayan semakin merasa hangat. Pemandangan seperti ini tak akan bisa ia lihat di Jakarta. Perasaan seperti ini juga. o Malam hari Bukti: Hari sudah beranjak gelap. Rayan dan Jingga sekarang sudah duduk di teras rumah yang menghadap ke pepohonan kering tertutup salju. 3.3 Suasana  Bahagia Bukti: Rayan menatap Jingga, sudut bibirnya mulai terangkat. Rayan lupa kapan terakhir kali ia tersenyum selebar dan semudah ini, tetapi sekarang ia menginginkannya. Gadis disampingnya ini memang aneh, tapi kadang-kadang , justru keanehan itulah yang membuatnya menarik. Rayan terhisap ke dalam dunianya, dunia ajaib yang penuh akan kejutan.  Marah Bukti: Mata Jingga ssegera membelalak. Mulutnya terbuka lebar, tak percaya dengan komentar rayan. Jingga lantas membuang muka. Bibirnya mengerucut, kedua tangannya bersedekap di depan dada.  Kecewa Bukti: Setelah mendapat tempat duduk, Rayan melemparkan pandangan keluar jendela. Langit yang kelabu dan salju yang turun semakin membuatnya tak suka dengan negara ini. Harusnya, Rayan tidak datang pada saat Korea sedang mengalami musim dingin.



Rayan menghela napas. Harusnya, ia datang musim panas dua tahun lalu. Sebelum semuanya menjadi rumit.  Sedih Bukti: Jingga sendiri memberanikan diri untuk menatap Rayan, dan melambaikan tangannya kaku. “Bye bye.” Kalau Jingga melakukannya dengan nada ceria seperti dulu, mungkin Rayan akan mengatainya dan menganggapnya sok imut. Namun, Rayan tidak bisa. Hatinya sakit melihat Jingga yang seperti berusaha keras menahan tangis.



4. Alur Pada novel “Infinitely Yours” ini pengarang menggunakan alur maju (progresif), penulis menceritakan dari awal pertemuan yang tidak disengaja antara Jingga dan Rayan sampai akhirnya mereka menemukan kecocokan satu sama lain karena ketidaksamaan sifat mereka. Bukti: Jingga melesat menuju kios aksesori, sementara Rayan memicingnya. Rayan yakin ada sesuatu yang terjadi di toko kosmetik tadi, dan Rayan segera mencari tahu. Rayan menghampiri Jingga yang sudah sibuk mencoba-coba beberapa cincin dan gelang berkilauan. “Waaah bagus sekali!” pekik Jingga sambil mengacungkan sebuah cincin di jari manisnya ke depan wajah Rayan. “Ya kan?



5. Sudut pandang Pada novel “Infinitely Yours” ini pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Bukti: Rayan bermaksud melarang Jingga membuang uang, tapi gadis itu sudah keburu melesat ke took cendera mata. Rayan menghela napas, lalu membuang pandangan ke arah Seoul yang indah. Dari tempatnya berdiri, Sungai Han tampak mengintip di antara gedung-gedung tinggi dan pepohonan.



6. Amanat  Novel ini mengajarkan kita bahwa kita harus mengambil hal yang positif dari negara orang lain.  Para remaja harus mencintai dan menghargai budaya mereka sendiri sebelum budaya Negara orang lain.



 Kita harus berbuat baik pada orang lain, tidak boleh egois, kasar, sinis dan menyepelekan orang lain.  Jangan ceroboh jika kita dalam suatu perjalanan agar tidak terpisah dari rombongan.  Jangan terlalu menutup diri terhadap satu pilihan, masih ada kesempatan untuk mencoba pilihan lain.



7. Gaya Bahasa 















Majas Polisindenton Gaya bahasa yang menyebutkan beberapa hal menggunakan kata penghubung. 1. Sebelum benar-benar datang, Rayan sudah terlebih dahulu mencari informasi soal bandara ini. 2. Setelah mendapat tempat duduk, Rayan melemparkan pandangan ke luar jendela. 3. Namun, Rayan segera menarik pikirannya saat melihat seorang pria kekaryang tengah bersemangat memasang gembok raksasa berwarna pink bersama kekasihnya beberapa meter di sampingnya. Majas Interupsi Gaya bahasa yang merupakan sisipan kata/fase di tengah-tengah kalimat untuk menegaskan maksud. 1. Dosa berat apa yang pernah ia –atau nenek moyangnya- lakukan, sehingga mendapat pasangan tour seberisik Jingga. 2. Setelah turun dari pesawat dan lolos dari karantina-pemeriksaan suhu tubuh- mereka menaiki kereta shuttle yang sangat nyaman. 3. Fentress Architect –firma arsitektur terkenal yang berlokasi di Dencer-memang mendesain terminal penumpang ini untuk menang. Majas Ekslamasio Majas yang menggunakan kata-kata seru. 1. “Kyaaak! Itu lucuuuuu!” Jingga segera melesat ke arah dua manikin yang mengenakan sepasang hoodie. “Rayan! Ini namanya Couple T!” Majas Hyperbola Majas yang diartikan sebagai pengungkapan dengan maksud untuk melebihkan dari kenyataan yang sebenarnya. 1. Sebentar lagi, ia akan sampai di Seoul, dan akhirnya bertemu dengan pangeran berkuda putihnya.



B. Unsur-Unsur Ekstrinsik 1. Biografi Penulis Orizuka (nama asli Okke Rizka Septania) adalah pengarang novel remaja yang telah menghasilkan lebih dari dua puluh karya. Satu di antaranya yaitu Summer Breeze telah diangkat ke layar lebar tahun 2008. Lahir di Palembang, 14 September 1986. Penggemar thriller ini senang mempelajari bahasa asing. Selain menulis, di waktu senggang nya ia gemar membaca, menulis, mendengarkan music serta fangirling bersama para Kpopers. Berkarir sejak akhir 2005 hingga kini, Orizuka telah menghasilkan lebih dari dua puluh karya. Beberapa di antaranya bertema drama dan slice of life, sedangkan sebagian yang lain bercerita tentang romansa dan komedi dalam kehidupan. Berikut ini merupakan daftar karya Orizuka : 1. Me & My Prince Charming (Puspa Swara, 2005) 2. Summer Breeze (Puspa Swara, 2006); diterbitkan ulang dengan judul That Summer Breeze (Puspa Populer, 2013) 3. Duhh… Susahnya Jatuh Cinta…! (Tanda Baca, 2006); diterbitkan ulang dengan judul Meet The Sennas (Noura Books, 2014) 4. Miss-J (Tanda Baca, 2006), Call Me Miss J (Noura Books, 2013) 5. High School Paradise (Puspa Swara, 2006) 6. Fight for Love! (Puspa Swara, 2007) 7. High School Paradise 2nd Half: Love United (Puspa Swara, 2008) 8. The Truth about Forever (GagasMedia, 2008) 9. 17 Years of Love Song (Puspa Swara, 2008) 10. The Shaman (GagasMedia, 2008) 11. Fate (Authorized Books, 2010) 12. Our Story (Authorized Books, 2010) 13. Infinitely Yours (GagasMedia, 2011) 14. Oppa & I (Penerbit Haru, 2011) 15. I For You (GagasMedia, 2012) 16. Best Friends Forever: High School Paradise Golden Goal (Puspa Populer, 2012) 17. With You (GagasMedia, 2012) 18. After School Club (Bentang Belia, 2012) 19. Oppa & I: Love Missions (Penerbit Haru, 2012) 20. The Chronicles of Audy: 4R (Penerbit Haru, 2013) 21. Oppa & I: Love Signs (Penerbit Haru, 2013) 22. The Chronicles of Audy: 21 (Penerbit Haru, 2014) 23. Intertwine (ditulis bersama kelompok penulis FLOCK: Penerbit Haru, 2015) 24. The Chronicles of Audy: 4/4 (Penerbit Haru, 2015) 25. Apa Pun selain Hujan (GagasMedia, 2016) 26. The Chronicles of Audy: 02 (Penerbit Haru, 2016)



2. Nilai yang terkandung dalam novel. a. Moral Pada novel ini, nilai moral yang terdapat adalah berbuat ramah kepada orang lain, bertanggung jawab atas tugas dan kesalahan, dan tidak egois. Contoh: 1. “Yak, sekarang saya mau mengabsen peserta tour. Berhubung rombongan kita kali ini agak besar, saya ingin membagi kelompok sesuai tempat duduk di pesawat. Nanti, siapapun yang ada di samping Anda, itu adalah pasangan Anda selama tour ini.”Darma menjelaskan…. 2. Jingga menatap wanita itu, lalu tersenyum ramah. “Jeogiyo… bagaimana dompet itu bisa ada pada Anda?” (Jeogiyo=permisi) b. Budaya Pada novel ini, nilai budaya yang terdapat adalah nilai budaya Negara Korea. Tetapi, kita sebagai warga Indonesia harus tetap mencintai budaya kita sendiri.



Contoh: 1. “Remaja-remaja Indonesia harusnya lebih mencintai Negara nya semdiri sebelum mencintai Negara orang lain.” 2. “ini adalah Geungjeongjeon, istana takhta raja. Istana ini adalah tempat raja untuk memberi deklarasi kepentingan nasional.” c. Sosial Pada novel ini, nilai social yang dapat kita lihat adalah rasa peduli Jingga dan Rayan saat terpisah dari rombongan tour. Saat salah satu membuthkan bantuan yang satunya ikut menolong. Novel ini juga mengajarkan kita untuk berinteraksi dengan baik kepada orang lain yang bahkan tidak dikenal, agar menjalin silaturahmi dan menambah banyak teman.



d. Agama Pada novel ini, kita harus percaya bahwa apapun rencana Tuhan pasti itu adalah rencana yang terbaik. e. Pendidikan Nilai pendidikan yang dapat kita ambil adalah kita jadi bisa belajar tentang budaya Korea. Contoh: 1. “Neomu neomu kamsahamnidaaa!” Jingga menundukkan kepalanya Sembilan puluh derajat, sementara wanita itu mengibaskan tangan. (Neomu neomu kamsahamnida= terima kasih banyak).