Analisis Novel Sirkus Pohon Karya Andrea Hirata [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS BAHASA INDONESIA ANALISIS NOVEL "SIRKUS POHON" Karya Andrea Hirata



Nama



: Putri Panca Puspita



NIS



: 18747



Kelas



: XII - TGB3



SMK NEGERI 4 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019



i



PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan karunia nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan analisis novel yang bejudul " Sirkus Pohon " dengan lancar. Penyusunan laporan ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan laporan ini antara lain kepada : 1. Drs. Felik Yuniarto, M.M, selaku Kepala SMK Negeri 4 Semarang 2. Eka Ida Aprijanti S.Pd, selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 3. Orang tua yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan 4. Teman-teman yang telah mendukung dan ikut memotivasi dalam menyelesaikan laporan ini Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan laporan ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca. Demikian apa yang dapat penulis sampaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk penulis sendiri khususnya.



Semarang, 11 November 2018



Penyusun



ii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................... i PRAKATA ................................................................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 1.1 Identitas Buku ............................................................................................................. 1 1.2



Sinopsis ....................................................................................................................... 2



BAB II PEMBAHASAN ANALISIS .................................................................................................. 3 2.1



Unsur Intrinsik ............................................................................................................. 3



2.1.1 Tema ......................................................................................................................... 3 2.1.2 Tokoh ........................................................................................................................ 3 2.1.3 Alur ............................................................................................................................ 5 2.1.4 Latar/Setting ............................................................................................................. 5 2.1.5 Sudut Pandang .......................................................................................................... 5 2.1.6 Gaya bahasa/Majas .................................................................................................. 5 2.1.7 Amanat ...................................................................................................................... 6 2.2



Unsur Ekstrinsik ........................................................................................................... 6



2.2.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 6 2.2.2 Nilai yang terkandung ............................................................................................... 7



iii



BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 9 3.1



Simpulan ..................................................................................................................... 9



DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 10



iv



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Identitas Buku      



1.2



Judul Pengarang Penerbit Tahun Terbit Jumlah Halaman Sumber Buku



: Sirkus Pohon : Andrea Hirata : PT. Bentang Pustaka : Agustus, 2017 : 410 halaman :



Sinopsis 1



Novel Sirkus Pohon ini secara umum menceritakan soal kehidupan masyarakat di Tanjong Lantai, Belitung dengan kondisi perekonomian menengah ke bawah. Seorang pemuda bernama Sobri berjuang untuk mendapatkan pekerjaan. Namun, susah baginya sebagai seseorang yang tamat SMP saja tidak, untuk mendapat pekerjaan yang sesuai dengan harapannya. Tapi ia tak lantas menyerah, pertemuannya dengan Dinda membuatnya terus semangat untuk mencari pekerjaan dengan gaji tetap. Novel Sirkus Pohon ini juga mengangkat kisah percintaan Tegar dan Tara. Perjumpaan pertama mereka yang terjadi di sebuah taman di usia yang masih kanak-kanak meninggalkan kesan mendalam. Tegar berupaya menemukan kembali sosok perempuan beraroma vanili tersebut. Tara pun mencoba untuk terus mengingat wajah si anak laki-laki dengan melukis wajahnya sampai tercipta lebih dari 90 lukisan. Mengikuti kisah Tegar dan Tara membuat kita gemas sendiri. Apalagi saat terjadi sejumlah kesalahpahaman dan kondisi yang sempat menghalangi mereka bertemu kembali. Salah satunya adalah ketika Tara mengadakan pameran lukisan, tinggal selangkah lagi untuk bertemu namun gagal terus. Ada banyak tokoh yang menarik di novel ini. Sahabat Sobri bernama Taripol yang awalnya memberi pengaruh buruk tapi ternyata malah sangat berjasa pada kehidupan Sobri, para calon kepala desa yang saling berebut mencari suara dengan pemenang yang tak pernah disangka-sangka, dan juga soal keteladanan sosok ayah. Sunguh meluluhkan hati rasanya bagaimana Sobri menceritakan soal ayahnya. Nilainilai kehidupan yang ia pegang pun tak jauh dari petuah dan nasihat yang pernah diberikan oleh ayahnya. Meski akhirnya ia mendapat pekerjaan sebagai badut sirkus, ia berupaya untuk melakoni pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Ketika sampai di bab Hari Ketika Badut Menangis, kita ikut dibuat sesak oleh kemalangan nasibnya. Awalnya kisah Sobri dan percintaan Tara dan Tegar seperti kisah yang terpisah. Tapi lambat laun kemudian, kisah keduanya saling bertautan. Bisa dibilang Sirkus Pohon ini novel yang "ramai". Banyak tokoh yang dimunculkan, banyak humor dan sindiran sosial yang diangkat, dan juga bisa membuat pembaca tertawa sekaligus terharu ketika mengikuti kisah masing-masing tokohnya.



BAB II 2



PEMBAHASAN ANALISIS 2.1



Unsur Intrinsik



2.1.1



Tema : Kehidupan



2.1.2 Tokoh / Penokohan a) Sobrinudin



:



: Baik, mudah terpengaruh, pekerja keras, pantang menyerah “Aku sendiri tak mengerti mengapa selalu terdorong ke arah Taripol. Mungkin aku iba lantaran taka da yang mau berkawan dengannya karena dia suka nyolong. Atau, mungkin karena aku model manusia yang memang gampang dihasut, senang dihasut, lebih tepatnya.” (halaman 17)



b) Ayah Sobri



: Baik, sabar, penyanyang, jujur, pekerja keras “Tuhan menciptakan tangan seperti tangan adanya, kaki seperti kaki adanya, untuk memudahkan manusia bekerja. Begitu pesan Ayah kepadaku” (halaman 37)



c) Dinda : Baik, suka memotivasi, penyanyang “Dipandanginya aku dengan cara tidak seperti orang lain memandangku. Pandangan matanya itu seperti air es yang disiramkan ke sekujur tubuhku. Dia menyambut tanganku, kami bersalaman, aku menggigil.” (halaman 42) d) Azizah



: Pintar, galak, suka memerintah “Adik bungsuku adalah perempuan jahat yang suka menindas suaminya. Adikku dan suaminya yang aneh itu punya anak dua: Pipit, kelas 2 SD, manis, pintar, galak, suka merintahmerintah macam ibunya, dan adiknya, Yubi.” (halaman 7)



e) Suruhudin



: Lembek, sabar “Di rumah itu tinggal pula adik perempuanku yang mencekam itu, Azizah namanya, dan suaminya Suruhudin, seorang lelaki lembek instalatur istrik.” (halaman 7)



f) Taripol



: Suka mencuri, suka menipu



3



“Kerap dia mnggedor pintu rumahku tengah malam buta, wajah pucat, napas tersengal-sengal. Sesekali dia datang dengan saku celana menggembung.” (halaman 16) g) Tegar : Baik, pekerja keras, pantang menyerah, bertanggung jawab “Karena Ibu banyak melamun, Tegar harus pula mengambil alih pekerjaan dapur. Dibantu adik perempuannya yang telah beranjak remaja, dia belanja, bersih-bersih, mencuci pakaian, dan memasak.” (halaman 67) h) Ibu Tegar



: Sulit melupakan suaminya “Gara-gara pecah kongsi sama suami, ibu Tegar mengerang, meradang, lalu patah hati, lali melamun sepanjang hari.” (halaman 65)



i) Tara



: Baik, pekerja keras, pantang menyerah, bertanggung jawab “Dia sangat berbakat dan bertanggung jawab. Tragedi rumah tangga pasti telah mendidiknya menjadi tangguh. Dari anak kecil dia menjelma menjadi mandor yang hebat, seperti kuidamkan.” (halaman 62)



j) Ibu Tara



: Baik, lembut, sabar, lucu “Kupandangi ibu yang menghargai dan berjiwa humor ini. Ibu ini terlalu baik untukku. Aku ingin bersikap adil kepadanya.” (halaman 50)



k) Adun : Baik, polos, pelupa “Adun memandangi langit yang tinggi, menerawang, mengerjap-ngerjap, mencoba mengingat-ingat.” (halaman 105) l) Gastori



: Serakah, kasar “Hari-hari berikutnya Gastori menagih utangnya dengan cara yang brutal, mengancam menuntut secara hukum dan mengerahkan orang-orang yang kasar ke sirkus.” (halaman 191)



2.1.3 Alur : Campuran, dilihat dari cerita, novel ini menceritakan hal yang telah terjadi di masa lalu dan menceritakan hal yang sedang terjadi, serta kejadian selanjutnya. 4



2.1.4



Latar / Setting :



a) Waktu •











Pagi : Pagi esoknya aku menumpang bus reyot Respek ke ibu kota kabupaten. (halam 46) Sore : Setiap bulan, pada Jumat sore, Tara mengunjungi taman bermain di pengadilan agama itu. (halaman 93) Malam : Saban malam perasaanku tak karuan dibuat sipu malunya itu. (halaman 41)



b) Tempat 











:



Desa Ketumbi : Pada saat itu, masyarakat segera menyambut pemilihan Kepala Desa Ketumbi.” (halaman 205)



c) Suasana •



:



:



Senang : Sedangkan cinta, tak pernah memilah tempat dan waktu. Dalam situasi yang runyam itu, aku jatuh cinta. (halaman 41) Sedih : Aku pulang sambil mendekap kostum badut itu. Tak dapat kutahan air mataku. (halaman 192) Mencengkam : Semuanya tiba-tiba menjadi kelam, awan mendung, angin bertiup kencang. Firasatku semakin buruk. (halaman 123)



2.1.5 Sudut Pandang



: Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama. “Berlambung tinggi aku ke awan-awan. Bersyukur aku telah diterima menjadi anggota keluarga besar sirkus. Sebuah keluarga yang sangat baik laksana keluargaku sendiri.” (halaman 84)



2.1.6 Gaya Bahasa / Majas : Gaya bahasa yang digunakan sangat menarik dan mempunyai makna yang dalam yang dibungkus dengan kata – kata sederhana. a) Majas Personifikasi : Klakson gertakmenggeretak. (halaman 20)



bertalu-talu,



salak-menyalak,



b) Majas Personifikasi : Anggrek bulanku telah berbunga rupanya. Pengharum kebun yang emosional itu, suka menangis lalu mendadak tertawa. (halaman 3) c) Majas Hiperbola : Kubayangkan mandorku nanti merupakan pria berbadan besar, berperut gendut, berambut tebal dan kaku macam sikat ijuk. 5



(halaman 58) d) Majas Hiperbola : Pasti kumisnya baplang sepanjang harmnika tiga oktaf. (halaman 58) e) Majas Hiperbola 2.1.7 Amanat • •



2.2



: Suaranya mungil seperti siul kutilang. (halaman 59)



:



Tuhan menciptakan tangan seperti tangan adanya, kaki seperti kaki adanya, untuk memudahkan manusia bekerja. (halaman 37) Kalau kau undang setan, setan akan dating dengan kawan-kawannya. (halaman 16) Unsur Ekstrinsik



2.2.1 Latar Belakang



:



Setelah dua tahun tak merilis karya baru, Andrea Hirata kembali lewat novel fiksi bertajuk Sirkus Pohon. Ini merupakan buku ke-10 Andrea. Penulis asal Belitung ini mengungkapkan bahwa Sirkus Pohonadalah novel terbaik yang pernah dibuatnya. Novel ini memberi kesan apa yang ingin ia sampaikan selama ini sebagai seorang penulis, memberi ia kesan sudah lama ia ingin menulis hal seperti ini. Andrea menjelaskan, novel yang dibuat secara trilogi ini memiliki banyak perbedaan jika dibandingkan dengan karya terdahulu. Dari segi waktu misalnya, Andrea membutuhkan waktu yang lama untuk riset dan penulisan Sirkus Pohon. Andrea bahkan melakukan riset hingga ke Tahiti tentang pohon delima. Untuk riset saja, Andrea mengaku memakan waktu sampai empat tahun. Sedangkan proses menulisnya membutuhkan dua tahun "Buku yang ke-10 ini satu-satunya novel yang saya tulis paling lama, ini dua tahun lebih saya menulisnya. Kalau novel lain itu cepat. Saya nulis tidak perlu lebih dari sebulan, hanya dalam hitungan minggu; seminggu atau dua minggu," tutur Andrea. Andrea mengaku novel ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dibanding novel sebelumnya lantaran gaya berceritanya menggunakan metode yang lebih sulit, bukan lagi komparasi dan analogi seperti sebelumnya, melainkan sintetik atau membandingkan hal-hal yang tidak berhubungan. Hal itu lah yang membuat Andrea butuh waktu dua tahun menghasilkan Sirkus Pohon agar dapat dengan mudah dipahami pembaca. Sirkus Pohon berkisah tentang seseorang yang baru menyadari kemampuan terpendam yang ia miliki. Cerita ini dibandingkan dengan lingkungan sekelilingnya, salah satunya adalah pohon delima. Andrea membandingkan karakter manusia dengan tumbuhtumbuhan dan hewan. Perbandingan itu dibuat artikulatif, sehingga seakan-akan pohon bisa berbicara. 6



Sirkus Pohon, menurut Andrea, bukan sebuah judul metaforik melainkan harfiah. Andrea menjelaskan buku ini memang menceritakan pohon delima di sebuah sirkus. Dalam pohon itu, ternaungi kisah hidup manusia. Dalam buku ini, Andrea menyebut pembaca bakal menemukan labirin cerita mulai dari cinta, sirkus, politik dan ada hikayat mitologi pohon delima. Ini merupakan pertama kalinya Andrea berkelakar tentang politik dalam karyanya. Sirkus Pohon menuntut kelihaian pembaca untuk membuat alur sendiri dari buku ini. Andrea berharap pembaca mampu memetik pesan yang disampaikan dalam Sirkus Pohon yang masih menyisakan dua novel lagi tersebut. Dia juga mengibaratkan novel ini seperti Laskar Pelangi, hanya saja dalam versi lain. "Novel ini merupakan Laskar Pelangi dalam bentuk lain, bukan dalam karakter utama Ikal, Mahar, dan Lintang. Namun Laskar Pelangi dengan karakter utama sebatang pohon delima," ucap Andrea. 2.2.2 Nilai yang terkandung : Nilai Sosial : Kebersamaan, solidaritas dan pantang menyerah yang sangat kuat ditunjukan dalam novel sastra Indonesia ini. “Jiwa menghargai, menghargai orang lain, menghargai seni, dan diri sendiri, membuat mereka memendam mimpi besar untuk menciptakan suatu karya.” Nilai Hukum



Nilai Agama



: Disebutkan bahwa masalah politik yaitu kritik tentang UU yang dijadikan alat pembungkam kritik masyarakat kepada pemerintah, pencitraan politikus, penyuapan, dan penyalahgunaan jabatan : Disebutkan bahwa pesan Ayah Sobri mengandung unsur keagamaan. “Tuhan menciptakan tangan seperti tangan adanya, kaki seperti kaki adanya, untuk memudahkan manusia bekerja.”



Nilai Budaya



: Disebutkan bahwa sirkus keliling pernah ramai di Indonesia. “Rupanya sirkus keliling, seperti panggung kesenian rakyat lainnya, sempat ramai di Indonesia pada ’70-an, lalu lenyap satu per satu.” Nilai Sejarah : Disebutkan bahwa dunia sirkus pernah mengalami kejadian yang menyedihkan.



“Lalu, berceritalah Tara tentang kisah pilu badut Emmeth Kelly yang menangis panik, pontang-panting berlari membawa ember, berusaha sia-sia memadamkan api yang berkobar-kobar membakar sirkusnya. Itulah hari tersedih dalam dunia sirkus. Banyak yang menyebut hari itu sebagai The day the clown cried.”



7



BAB III PENUTUP 3.1



Simpulan



:



Struktur novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata menghasilkan struktur pembangun novel yaitu tema dan fakta cerita. Tema novel Sirkus Pohon 14 karya Andrea Hirata 8



berkaitan dengan kehidupan politik yaitu menghalalkan segala cara untuk memperoleh kekuasaan. Fakta cerita novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata meliputi alur, penokohan, dan latar. Alur dalam novel yaitu campuran atau maju mundur. Tokoh utama dalam novel yaitu Sobrinudin. Latar dibagi menjadi tiga yaitu latar tempat, waktu dan suasana. Latar tempat dalam novel yaitu di Desa Ketumbi, Kabupaten Tanjong Lantai, Bangka Belitung. Latar waktu dalam novel berlangsung sekitar tahun 1990-an sampai 2000-an. Latar sosial dalam novel yaitu kehidupan masyarakat yang berpendidikan rendah dan golongan menengah kebawah. Novel Sirkus Pohon karya Andrea Hirata menghasilkan enam kritik sosial meliputi masalah politik, pendidikan, agama, kebudayaan, keluarga, dan moral. Kritik sosial masalah politik yaitu kritik tentang UU yang dijadikan alat pembungkam kritik masyarakat kepada pemerintah, pencitraan politikus, penyuapan, dan penyalahgunaan jabatan. Kritik sosial masalah pendidikan yaitu kritik sosial tentang sistem pendidikan saat ini yang masih berorientasi pada ijazah. Kritik sosial masalah agama yaitu masih banyaknya praktik dukun di desadesa akibat tidak meratanya pendidikan, ajaran agama, dan ekonomi. Kritik sosial masalah kebudayaan yaitu kesenian rakyat yang mulai hilang akibat perkembangan zaman dan sedikit masyarakat yang melestarikannya. Kritik sosial masalah keluarga yaitu kritik akibat dari perceraian orang tua terhadap anak (disorganisasi keluarga). Kritik sosial masalah moral yaitu akibat pelabelan buruk pada seseorang.



DAFTAR PUSTAKA



Hirata, Andrea. 2017. Sirkus Pohon. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka



9



10