Analisis Vegetasi Menggunakan Metode Kuadrat Di Hutan Perbatasan Jembrana [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS VEGETASI MENGGUNAKAN METODE KUADRAT DI HUTAN PERBATASAN JEMBRANA-BULELENG TAMAN NASIONAL BALI BARAT (TNBB) LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi Yang Dibimbing Oleh Prof. Dr. Ir. Suhadi, M.Si. dan Dr. Vivi Novianti, M.Si



Disusun Oleh: Offering G/ Kelompok 11 Afif Qoiri Putri Dies Nariswari P. Dyah Ayu Pitaloka Fira Fitria Jihans Kharin Furaida Dwi H. Muhammad Fadhil Syifa Najla’ Aghdiani



(130341614799) (130341614820) (130341603394) (130346143373) (130341603392) (130341603385) (130341614825)



UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM PROGRAM STUDI BIOLOGI APRIL 2018



KATA PENGANTAR Syukur alhamdulilah penulis mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan KKL Ekologi 2018 dengan judul “Analisis Vegetasi Menggunakan Metode Kuadrat Di Hutan Perbataan Jembrana-Buleleng Taman Nasional Bali Barat (TNBB)”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian tugas akhir ini tidak lepas dari peran serta beberapa pihak yang telah memberikan saran, bimbingan, pengarahan, dan petunjuk serta fasilitas. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.



Prof. Ir. Suhadi, M.Si dan Dr. Vivi Novianti, M.Si selaku dosen pengampu mata



kuliah Ekologi yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, serta petunjuk dalam penyelesaian tugas akhir ini. 2.



Kakak-kakak asisten dosen yang telah banyak membantu selama proses



penulisan laporan ini. 3.



Petugas perpustakaan Biologi dan perpustakaan pusat Universitas Negeri



Malang yang telah menyediakan referensi untuk penulis. 4.



Teman-teman dan semua yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa laporan praktikum yang telah penulis buat ini tidak



lepas dari kekurangan dan jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharap kritik, saran, dan masukan dari semua pihak demi perbaikan. Semoga yang penulis sajikan dapat bermanfaat guna menambah ilmu pengetahuan dan wawasan. Malang, 27 April 2018



Penulis



DAFTAR ISI Kata Pengantar................................................................................................i Daftar Isi..........................................................................................................ii Bab I Penduhuluan A. Latar Belakang..............................................................................................1 B. Tujuan Penelitian..........................................................................................2 C. Manfaat Penelitian………………………………………………………… D. Definisi Operasional......................................................................................2 Bab II Tinjauan Pustaka A. Pengertian Analisis Vegetasi.......................................................................4 B. Analisis Vegetasi Kualitatif.........................................................................5 C. Analisis Vegetasi Kuantitatif.......................................................................5 D. Metode Kuadrat...........................................................................................5 E. Sistem Analisis dengan Metode Kuadrat.....................................................6 BAB III Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian......................................................................7 B. Populasi dan Sampel....................................................................................7 C. Alat dan Bahan.............................................................................................7 D. Prosedur Penelitian.......................................................................................7 E. Teknik Analisis Data....................................................................................8 BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA A. Data..............................................................................................................9 B. Analisis Data...............................................................................................11 BAB V PEMBAHASAN...............................................................................13 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................................15 B. Saran...........................................................................................................15.



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan Taman Nasional Bali Barat memiliki luas 19.002,89 Ha. terdiri kawasan daratan seluas 15.587,89 Ha dan kawasan perairan seluas 3.415 Ha. Tipe ekosistem asli yang terdapat di dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat meliputi wilayah perairan, mangrove, padang lamun dan pesisir, sedangkan ekosistem daratan mulai dari ekonsistem pantai, savana, hutan hujan dataran rendah dan hutan pegunungan. Pengelolan Taman Nasional berdasarkan sistem zonasi untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi alam. Menurut Menteri Kehutanan; Keberadaan Taman Nasional Bali Barat tidak terlepas dari potensi sumber daya genetik yang khas dan endemik Bali yang dilestarikan yaitu Burung Jalak Bali (Leucopsar rothschildi). Potensi fauna langka lainnya yang terdapat jenis Banteng (Bos javanicus), Rusa (Cervus timorensis), penyu Rider (Lepidochelys olivaceae). Beraneka ragam jenis flora dan fauna yang dilindungi Undang-Undang juga terdapat beraneka ragam jenis ekosistem yaitu ekosistem hutan savana, hutan hujan tropika, hutan musim dan hutan mangrove serta ekosistem terumbu karang yang sangat menarik bagi wisatawan dan peneliti untuk melakukan pengkajian, budi daya untuk kesejahteraan bagi manusia (Sunata, 2013) . Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu luasan petak contoh. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas yang diukur dengan satuan kuadrat seperti m², cm² dan lain-lain. Bentuk petak contoh pada metode kuadrat pada dasarnya ada tiga macam yaitu bentuk lingkaran, bentuk bujur sangkar dan bentuk empat persegi panjang. Dari ketiga bentuk petak contoh ini masing-masing bentuk memiliki kelebihan dan kekurangannya (Kusmana, 1997) Teknik sampling kuadrat ini merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan. Petak contoh yang dibuat dalam teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal mungkin akan memberikan infornasi yang baik bila komunitas vegetasi yang diteliti bersifat homogen. Adapun petak-petak contoh yang dibuat dapat diletakkan secara random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik sampling (Kusmana, 1997). Penggunaan metode kuadrat dalam penelitian KKL di Taman Nasional Bali Barat ini untuk mengetahui kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi relative dari suatu vegetasi.



1.2 Tujuan Penelitian



1. Memahami pentingnya faktor kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi dalam analisis vegetasi 2. Dapat memberi nama suatu vegetasi berdasarkan indeks nilai pentingnya (INP) 1.3 Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis mampu meningkatkan kemampuan menganalisa vegetasi dan menambah pengetahuan keanekaragaman vegetasi di Taman Basional Bali Barat. 2. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan tentang keanekaragaman vegetasi di Taman Nasional Bali Barat. 1.4 Definisi Operasional 1. Vegetasi merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh atau merupakan



suatu masyarakat yang dinamis. Untuk menuju ke suatu vegetasi yang mantap diperlukan waktu sehingga dengan berjalannya waktu vegetasi akan menuju ke keadaan yang stabil, proses ini merupakan proses biologi yang dikenal dengan istilah suksesi (Odum, 1972). 2. Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan



bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan, untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. (Marpaung, 2009). 3. Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu



luasan petak contoh. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas yang diukur dengan satuan kuadrat seperti m², cm² dan lain-lain (Kusmana, 1997).



BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.5



Taman Nasional Bali Barat Taman Nasional Bali Barat (TNBB) terletak di sebelah barat garis Wallace yang



termasuk dalam zone fauna IndoMalayan merupakan habitat berbagai jenis flora dan fauna liar baik yang berstatus dilindungi, masih berlimpah, dan langka. Luas TNBB adalah 19.002.89 hektar terdiri dari kawasan daratan seluas 15.587.89 hektar dan sisanya merupakan kawasan perairan laut seluas 3.415 hektar. Secara geografis terletak antara 805’20” sampai 80 15’25” LS dan 114025’00” sampai dengan 114056’30” BT dengan topografi sebagian besar landai dan agak curam dengan ketinggian tempat 0 s/d 1,414 mdpl, sebagian besar terdiri dari tanah latosol. Memiliki curah hujan rata-rata antara 972 mm/th – 1.559 mm/th dengan temperatur rata-rata 33oC dan kelembaban relatif sekitar 80%. Kawasan TNBB memiliki beberapa sungai yaitu sungai Labuan Lalang, sungai Teluk Terima, sungai Trenggulun, sungai Bajra/Klatakan, sungai Melaya dan sungai Sangiang Gede. TNBB memiliki beberapa ekosistem yaitu hutan mangrove, hutan pantai, hutan musim, hutan hujan dataran rendah, savana lontar, coral, padang lamun, pantai berpasir, perairan laut dangkal dan dalam (Balai Taman Nasional Bali Barat Jembrana, 2016). 1.6



Metode Kuadrat Metode kuadrat adalah salah satu metode analisis vegetasi berdasarkan suatu



luasan petak contoh. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran luas yang diukur dengan satuan kuadrat seperti m², cm² dan lain-lain. Bentuk petak contoh pada metode kuadrat pada dasarnya ada tiga macam yaitu bentuk lingkaran, bentuk bujur sangkar dan bentuk empat persegi panjang. Dari ketiga bentuk petak contoh ini masing-masing bentuk memiliki kelebihan dan kekurangannya (Kusmana, 1997). Metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi. Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan sebagai suatu persen jumlah total spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan demikian merupakan pengukuran yang relatife. Secara bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi adalah sangat penting dalam menentukan struktur komunitas (Michael, 1994). 1.7



Sistem Analisis Metode Kuadran



Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sebaran berbagai spesies dalam suatu area melaui pengamatan langsung. Analisis vegetasi dilakukan dengan membuat plot dan mengamati morfologi serta identifikasi vegetasi yang ada. Kehadiran vegetasi pada suatu landscape akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Pada umumnya analisis vegetasi dibedakan atas analisis vegetasi kualitatif dan kuantitatif (Syafei, 1990). Analisis vegetasi metode kuadrat dilakukan dengan menghitung nilai frekuensi, kerimbunan (dominansi), dan kerapatan suatu vegetasi. Frekuensi ditetapkan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan yang dijumpai dalam sejumlah area cuplikan (n) dibandingkan dengan seluruh atau total area cuplikan yang dibuat (N), biasanya dalam prosen. Nilai penting didapatkan berdasarkan penjumlahan dari nilai relatif dari sejumlah variabel yang telah diukur (kerapatan relatif, kerimbunan relatif, dan frekuensi relatif). Harga relatif ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu variabel yang didapatkan dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel yang didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis yang didapat, dikalilkan 100% dalam tabel. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan urutan harga nilai penting ini yang biasanya dari harga besar ke kecil dan dua jenis tumbuhan yang terbesar harga nilai pentingnya dapat digunakan untuk menentukan penamaan bentuk vegetasi tadi (Syafei, 1990). Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu luasan tertentu. Frekuensi suatu jenis tumbuhan adalah jumlah petak contoh dimana ditemukannya jenis tersebut dari sejumlah petak contoh yang dibuat. Basal area merupakan suatu luasan areal dekat permukaan tanah yang dikuasai oleh tumbuhan. Untuk pohon, basal areal diduga dengan mengukur diameter batang (Kusmana, 1997). Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah oleh populasi jenis tumbuhan. Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N), biasanya dalam persen (%). Keragaman spesies dapat diambil untuk menandai jumlah spesies dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh spesies yang ada.



Hubungan ini dapat dinyatakan secara numerik sebagai indeks keragaman atau indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994). Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan nilai relative dari sejumlah variabel yangb telah diukur (kerapatan relative, kerimbunan relative, dan frekuensi relatif). Jika disususn dalam bentuk rumus maka akan diperoleh: Nilai Penting = Kr + Dr + Fr Harga relatif ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu variabel yang didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis yang didapat, dikalikan 100% dalam table. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan urutan harga nilai penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dan dua jenis tumbuhan yang memiliki harga nilai penting terbesar dapat digunakan untuk menentukan penamaan untuk vegetasi tersebut (Syafei, 1990).



BAB III



METODE 3.1



Waktu dan Tempat Analisis vegetasi dengan metode kuadrat ini dilakukan di Hutan Perbataan



Jembrana-Buleleng Taman Nasional Bali Barat (TNBB) pada tanggal 30 Maret 2018. 3.2



Alat dan Bahan Alat:



Bahan:



1. Kuadrat ukuuran 1x1 m



1. Kertas label



2. Termohigrometer



2. Plastik



3. Soil termo



3. Tabel Identifikasi



4. Klinometer 5. Alat tulis 6. Meja dada 7. Kamera 3.3



Cara Kerja Disiapkan kuadrat ukuran 1x1 meter dan ditempatkan pada Quarter 1



Dihitung kerapatan, dominansi, dan frekuensi tumbuhan herba atau rerumputan yang ada di dalam kuadrat



Dicari nama spesies tumbuhan yang ditemukan, jika tidak tahu, diambil sampel tumbuhannya dan dimasukkan plastik



Dimasukkan data pada tabel yang telah diasiapakan 3.4



Metode Analisis



BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA 4.1 Data Pengamatan No



Spesies



Fm



Fr



Dm



Dr



1



Cleistanthus sp.



0,7



26,92%



0,45



45,6%



1,63 32,93% 105,45%



1



2



Schoutenia obovata



0,1



3,85%



0,009



0,91%



0,05



1,01%



5,77%



12



3



Daemonorop s sp.



0,1



3,85%



0,04



4,05%



0,21



4,24%



12,14%



9



4



Alana cristantis



0,1



3,85%



0,009



0,91%



0,11



2,22%



6,98%



10



5



Oplyminus bormanii



0,5



19,23%



0,11



11,14%



0,79 15,96%



46,33%



2



6



Guioa sp.



0,3



11,54%



0,1



10,13% 0,79 15,96%



37,63%



3



7



Vagata sp.



0,2



7,69%



0,009



0,91%



0,21



4,24%



12,84%



8



8



Chromolaena odorata



0,1



3,85%



0,06



6,08%



0,16



3,23%



13,16%



6



9



Kerek sp.



0,1



3,85%



0,06



6,08%



0,16



3,23%



13,16%



6



10



Pipper sp.



0,2



7,69%



0,06



6,08%



0,53 10,70%



24,47%



4



11



Flagellaria indica



0,1



3,85%



0,02



2,02%



0,05



1.01%



6,88%



11



12



Harisonia perforata



0,1



3,85%



0,06



6,08%



0,26



5,25%



15,18%



5



2,6



100%



0,987



100%



4,95



100%







4.2 Analisis Data



Km



Kr



INP



Ranking