Anatomi Fisiologi THT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANATOMI FISIOLOGI THT



NAMA: RIZAL HAMBALI MUHAMAD NURHADI



Pelatihan Scrub Nurse XV Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta 2020



ii



KATA PENGANTAR Alhamdulilahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Pelatihan Scrub Nurse Angkatan XV di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dengan judul “Anatomi dan Fisiologi THT”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca pada umumnya. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Jakarta, 10 Februari 2020



Penyusun



iii



DAFTAR PUSTAKA BAB PENDAHULUAN PEMBAHASAN



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Otolaringologi adalah cabang ilmu kedokteran yang khusus meneliti diagnosis dan pengobatan penyakit telinga, hidung, tenggorok serta kepala dan leher. Di Indonesia, cabang kedokteran ini populer dengan nama Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher atau THT-KL. Otolaringologi terdiri dari beberapa cabang yaitu: 1. Otologi: ilmu yang mempelajari tentang telinga dan kelainan serta operasi mikro telinga. 2. Rinologi: ilmu tentang hidung dan sinus paranasal sehingga saat ini sering juga disebut rinologi dan sinusologi 3. Laringofaringologi: ilmu tentang tenggorok 4. Onkologi Bedah Kepala Leher: Subbagian yang menangani tumor di THT Kepala dan leher 5. Neurotologi 6. Bronkoesofagologi 7. Plastik Rekonstruksi 8. Alergi Imunologi 9. THT-Komunitas Sebelum memperdalam ilmu THT ini perlu diketahui anatomi dan fisiologi dari masing masing orang tersebut agar dapat juga dengan mudah melakukan suat pemeriksaan 5



fisik THT dan juga tindakan tindakan yang perlu dilakukan dalam mengatasi penyakitpenyakit yang berhubungan dengan telinga, hidung dan tenggorokan. 1.2 Tujuan Makalah dibuat dengan tujuan agar mahasiswa kedokteran memahami anatomi dan fungsi dari masing-masing organ telinga, hidung, dan tenggorokan.



BAB II PEMBAHASAN 2.1. Anatomi dan Fisiologi Telinga Anatomi telinga dibagi atas telinga luar,tclinga tengah,tclinga dalam 2.1.1 Telinga Luar Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran tympani. Telinga luar atau pinna merupakan gabungan dari tulang rawan yang diliputi kulit. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga (meatus akustikus eksternus) berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepcrtiga bagian luar, di sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar scrumen (modifikasikelcnjar keringat = Kelcnjar scrumcn) dan rambut. Kelcnjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar scrumcn, dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 - 3 cm. Meatus dibatasi oleh kulit dengan scjumlah rambut, kelenjar sebasea, dan sejenis kelcnjar keringat yang telah mengalami modifikasi mcnjadi kelenjar seruminosa, yaitu kclcnjar apokrin tubulcr yang berkelok-kelok yang menghasilkan zat lemak sctcngah padat bcrwarna kccoklat-coklatan yang dinamakan serumen (minyak telinga). Scrumcn berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.



6



Gambar 2.1: Telinga luar, telinga tengah, telinga dalam potongan frontal 2.1.2 Telinga Tengah Telinga tengah berbcntuk kubus dengan : 1. Batas luar : Membran timpani 2. Batas depan : Tuba custachius 3. Batas Bawah : Vena jugularis (bulbus jugularis) 4. Batas belakang : Aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis. 5. Batas atas : Tcgmcn timpani (meningen / otak ) 6. Batas dalam : Berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi sirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window),tingkap bundar (round window) dan promontorium. Membran timpani berbcntuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas discbut Pars flaksida (Membran Shrapnell), sedangkan bagian bawah Pars Tensa (membrane propia). Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, sepcrti epitcl mukosa saluran napas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi di tengah yaitu yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elasyin yang berjalan secara radier di bagian luar dan sirkuler pada bagian dalam. Bayangan penonjolan bagian bawah malcus pada membrane timpani discbut umbo. Dimembran timpani terdapat 2 macam scrabut, sirkuler dan radicr. Scrabut inilah yang menycbabkan timbulnya reflek cahaya yang berupa kerucut. Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran dengan menarik garis scarah dengan proscsus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo, schingga didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang, bawah7



depan serta bawah belakang, untuk menyatakan letak perforasi membrane timpani. Didalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang tersusun dari luar kedalam, yaitu maleus, inkus, dan stapes. Tulang pendengaran didalam telinga tengah saling berhubungan . Proscsus longus maleus melekat pada membrane timpani, malcus melekat pada inkus dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong yang berhubungan dengan koklca. Hubungan antar tulang-tulang pendengaran merupakan persendian. Telinga tengah dibatasi oleh epitcl sclapis gepcng yang terlctak pada lamina propria yang tipis yang melekat crat pada periosteum yang berdckatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara. malcus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel sclapis gepcng. Pada pars flaksida terdapat dacrah yang discbut atik. Ditcmpat ini terdapat aditus ad antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum mastoid. Tuba custachius termasuk dalam telinga tengah yang menghubungkan dacrah nasofaring dengan telinga tengah.



2.2 Gambar timpani



Telinga nga tcngah berhubungan dengan rongga tarmg melalul saluran eustachites (tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua Sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka kctika mulut menganga atau kctika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha 8



yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena kctika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva kc telinga tengah, mcnghmsilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani. 2.1.3 Telinga Dalam Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setcngah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak koklca discbut holikotrcma, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala vestibuli. Kanalis semi sirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli sebclah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala media (duktus koklcaris) diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Dasar skala vestibuli disebut sebagai membrane vestibuli (Reissner's membrane) sedangkan dasar skala media adalah membrane basalis. Pada membran ini terletak organ corti. Pada skala media terdapat skala yang berbentuk lidah yang disebut membrane tektoria, pada membrane basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam sel rambut luar dan kanalis korti, yang membentuk organ corti.



9



Gambar 2.3 gambar labirin membrane labirin bagian tulang telinga dalam, koklea. bagian koklca labirin adalah suatu saluran melingkar yang pada manusia panjangnya 35mm koklca bagian tulang membentuk 2,5 kali putaran yang mengelilingi sumbunya. Sumbu ini dinamakan modiolus, yang terdiri dari pembuluh darah dan saraf. Ruang di dalam koklea bagian tulang dibagi dua oleh dinding (septum). Bagian dalam dari septum ini terdiri dari lamina spiralis ossca. Bagian luarnya terdiri dari anyaman pcnyambung, lamina spiralis membranasca. Ruang yang mengandung perilimf ini dibagi menjadi : skala vestibule (bagian atas) dan skala timpani (bagian bawah). Kedua skala ini bertemu pada ujung koklea. Tempat ini dinamakan helicotrcma. Skala vestibule bermula pada fenestra ovale dan skala timpani berakhir pada fenestra rotundum. Mulai dari pertemuan antara lamina spiralis membranasea kcarah perifcr atas, terdapat membrane yang dinamakan membrane reissner. Pada pertemuan kedua lamina ini, terbcntuk saluran yang dibatasi oleh: 1. membrane reissner bagian atas 2. lamina spiralis membranasca bagian bawah 3.



dinding luar koklea 10



Saluran ini dinamakan ductus koklearis atau koklea bagian membrane yang berisi endolimfe. Dinding koklea bagian luar ini dinamakan ligamentum spiralis disini terdapat disini terdapat stria vaskularis tempat terbentuknya endolimfe.



2.4 gambar koklea dan organ kortri



Didalam lamina membranasca terdapat 20.000 scrabut basilaris (lamina spiralis membranasea) terdapat alat korti. Lebarnya membrane basilaris dari basis koklea sampai kcatas bertambah dan lamina spiralis ossca berkurang. Nada dengan frekuemsi tinggi berpcngaruh pada basis koklea. Sebaliknya nada rendah berpengaruh dibagian atas (ujung) dari koklca. Pada bagian atas organ korti, terdapat suatu membrane, yaitu membrane tektoria. Membrane ini berpangkal pada Krista spiralis dan berhubungan dengan alat persepsi pada alat korti. Pada alat korti dapat ditcmukan sel-scl penunjang, sel-sel persepsi yang mengandung rambut. Antara scl-scl korti ini terdapat ruangan (saluran) yang berisi kortilimf. Duktus koklcaris berhubungan dengan sakkulus dengan peralatan duktus reunions. Bagian dasar koklea yang terletak pada dinding medial cavum timpani menimbulkan penonjolan pada dinding ini kearah cavum timpani. Tonjolan ini dinamakan promontorium. Vestibulum Vcstibulum Ictaknya diantara koklea dan kanalis semisirkularis yang juga berisi perilimf. Pada vestibulum bagian depan, terdapat lubang (foramen ovale) yang berhubungan dengan membrane timpani, tempat melckatnya telapak (foot plate) dari stapes. Di dalam vestibulum, terchpat gelcmbung-gclcmbung bagian membrane sakkulus dan utrikulus. Gelembung-gclembung sakkulus dan utrikulus berhubungan satu sama lain dengan 11



perantaraan duktus utrikulosakkularis, yang bercabang melalui duktus endolimfatikus yang berakhir pada suatu lilpatan dari duramater, yang terlctak pada bagian belakang os piramidalis. Lipatan ini dinamakan sakkus endolimfatikus. Saluran ini buntu. Scl-sel persepsi disini sebagai sel-scl rambut yang di kelilingi oleh sel-sel penunjang yang letaknya pada macula. Pada sakkulus, terdapat macula sakkuli. Sedangkan pada utrikulus, dinamakan macula utrikuli. Kanalis semisirkularisanlis Di kedua Sisi kepala terdapat kanalis-kanalis semisirkularis yang tegak lurus satu sama lain. didalam kanalis tulang, terdapat kanalis bagian membran yang terbcnam dalam perilimf. Kanalis semisirkularis horizontal berbatasan dengan antrum mastoideum dan tampak sebagai tonjolan, tonjolan kanalis semisirkularis horizontalis (lateralis). Kanalis semisirkularis vertikal (posterior) berbatasan dengan fossa crania media dan tampak pada permukaan atas os petrosus sebagai tonjolan, eminentia arkuata. Kanalis semisirkularis posterior tegak lurus dengan kanalis semi sirkularis superior. Kcdua ujung yang tidak melebar dari kedua kanalis semisirkularis yang letaknya vertikal bersatu dan bermuara pada vestibulum sebagai krus komunis. Kanalis semisirkularis membranasea letaknya didalam kanalis semisirkularis ossea. Diantara kcdua kanalis ini terdapat ruang berisi perilimf. Didalam kanalis semisirkularis membranasca terdapat endolimf. Pada tempat melebarnya kanalis semisirkularis ini terdapat sel-sel persepsi. Bagian ini dinamakan ampulla. Scl-scl persepsi yang ditunjang oleh scl-sel penunjang letaknya pada Krista ampularis yang menempati 1/3 dari lumen ampulla. Rambut rambut dari sel persepsi ini mengcnai organ yang dinamakan kupula, suatu organ gelatinous yang mengenai ampula sehingga dapat menutup seluruh atap ampula.



2. I .4 Fisiologi Pendengaran ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu Proscs mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang kckoklca. Getaran tersebut menggctarkan membran timpani ditcruskan ketelinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengimplikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian pcrbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan ditcruskan kc stapes yang menggcrakkan tingkap lonjong schingga perilimfa pada skala vestibule bergcrak. Getaran ditcruskan melalui membrane Reissncr yang mendorong endolimfa, schingga akan menimbulkan gerak relative antara membran basilaris dan membran tektoria. Proscs ini merupakan rangsang mckanik yang menyebabkanterjadinya defleksi stereosilia scl-sel rambut, schingga kanal ion terbuka dan terjadi penglcpasan ion bermuatan listrik dari badan SCI. Kcadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, 12



schingga melepaskan neurotransmiter dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke kortcks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.



2.6 fisiologi pendengaran



2.2 Anatomi Fisiologi Hidung 2.2.1 Anatomi Hidung



13



2.7 Anatomi Hidung Hidung merupakan organ penting yang scharusnya mendapat perhatian lebih dari biasanya dan hidung merupakan salah satu organ pelindung tubuh terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Hidung terdiri atas hidung luar dan hidung dalam. Hidung luar menonjol pada garis tengah diantara pipi dengan bibir atas, struktur hidung luar dapat dibcdakan atas tiga bagian yaitu: paling atms kubah tulang yang tak dapat digerakkan, dibawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakan dan yang paling bawah adalah lobolus hidung yang mudah digerakkan. Bagian puncak hidung biasanya discbut apcks. Agak kcatas dan belakang dari apeks discbut batang hidung (dorsum nasi), yang berlanjut sampai kcpangkal hidung dan menyatu dengan dahi. Yang disebut kolumcla membranosa mulai dari apcks, yaitu dipostcrior bagian tengah pinggir dan terlctak sebclah distal dari kartilago septum. Titik pertemuan kolumcla dengan bibir atas dikenal sebagai dasar hidung. Disini bagian bibir atas membentuk cekungan dangkal memanjang dari atas kebawah yang discbut filtrum. Sebelah menycbelah kolumcla adalah narcs anterior atau nostril(Lubang hidung) kanan dan kiri, sebclah latero-supcrior dibatasi oleh ala nasi dan sebelah inferior oleh dasar hidung. Hidung luar dibcntuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Bahagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari os internum discbclah anterior hingga koana di posterior, yang memisahkan 14



rongga hidung dari nasofaring. Rongga hidung atau kavum nasi bcrbentuk terowongan dari depan kcbelakang,dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya mcnjadi kavum nasi kanan dan kiri. Pintu atau lubang masuk kavum nasi bagian depan disebut narcs anterior dan lubang belakang discbut narcs posterior (koana)yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring. Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai ala nasi, tepat dibclakang narcs anterior, disebut dengan vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang discbut dengan vibrisc. Tiap kavum nasi mempunyai 4 buah dinding yaitu dinding medial, lateral, inferior dan superior. Dinding medial hidung ialah septum nasi. Septum nasi ini dibentuk oleh tulang dan tulang rawan, dinding lateral terdapat konkha superior, konkha media dan konkha inferior. Yang terbesar dan letaknya paling bawah ialah konkha inferior, kcmudian yang lebih kecil adalah konka media, yang lebih kecil lagi konka superior, sedangkan yang terkccil ialah konka suprema dan konka suprema biasanya rudimentcr. Konka inferior mcrupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan labirin ctmoid, sedangkan konka media, superior dan suprema merupakan bagian dari labirin ctmoid. Celah antara konka inferior dengan dasar hidung dinamakan meatus inferior, berikutnya celah antara konkha media dan inferior disebut meatus media dan sebelah atas konkha media disebut meatus superior. Meatus medius merupakan salah satu celah yang penting dan mcrupakan celah yang lebih luas dibandingkan dengan meatLLs superior. Disini terdapat muara dari sinus maksilla, sinus frontal dan bahagian anterior sinus ctmoid. Dibalik bagian anterior konka media yang Ictaknya menggantung, pada dinding lateral terdapat celah yang berbcntuk bulat sabit yangdikenal sebagai infundibulum. Ada suatu muara atau fisura yang ber%entuk bulan sabit Menghubungkan meatus medius dengan infundibulum yang dinamakan hiatus semilunaris. Dinding inferior dan medial infundibulum membcntuk tonjolan yang berbcntuk sepcrti laci dan dikenal sebagai prosesus unsinatus. Di bagian atap dan lateral dari rongga hidung terdapat sinus yang terdiri atas sinusmaksilla, ctmoid, frontalis dan sphenoid. Dan sinus maksilla merupakan sinus paramsal terbesar diantara lainnya, yang berbcntuk pyramid iregular dengan dasarnya menghadap kc fossa nasalis dan puncaknya kcarah apek prosesus zigomatikus os maksilla. Dasar cavum nasi dibcntuk olch os frontale da os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah celah sempit yang dibcntuk oleh os frontale dan os sphenoidalc. Membrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mcngandung sel saraf khusus yang mendetcksi bau. Dari sel-scl ini scrat saraf melewati lamina 15



2.2.2 Fisiologi Hidung Hidung berfungsi sebagai indra penghidu, mcnyiapkan udara inhalasi agardapat digunakan paru serta fungsi filtrasi. Sebagai fungsi penghidu, hidung memiliki epitel olfaktorius berlapis semu yang berwarna kecoklatan yang mcmpunyai tiga macam scl-sel syaraf yaitu scl penunjang, sel basal dansclolfaktorius. Fungsi filtrasi, memanaskan dan melembabkan udarainspirasiakan melindungi saluran napas dibawahnya dari kerusakan. Partikcl yang bcsarnya 5-6 mikromctcr atau lebih, 85 % -900/0 disaring didalamhidung dengan bantuan TMS. Fungsi hidung terbagi atas beberapa fungsi utama yaitu: 1. Scbagai jalan nafas 2. Alat pengatur kondisi udara 3. Penyaring udara 4. Sebagai indra penghidu, 5. Untuk resonansi suara 6. Turut membantuproscs bicara 7. Reflek nasal 2.3 Anatomi Fisiologi Tenggorokan 2.3.1 Anatomi Tenggorokan Tcnggorokan merupakan bagian dari lehcr depan dan kolumna vertebra, terdiri dari faring dan laring. Bagian terpenting dari tenggorokan adalah epiglottis, ini menutup jika ada makanan dan minuman yang lewat dan menuju esophagus. Rongga mulut dan faring dibagi menjadi beberapa bagian. Rongga mulut terletak di depan batas bebas palatum mole, arkus faringeus anterior dan dasar Iidah. Bibir dan pipi terutama disusun oleh sebagian besar otot orbikularis oris yang dipcrsarafi olch nervus fasialis. Vermilion berwarna merah karcna ditutupi lapisan scl skuamosa. Ruangan diantara mukosa pipi bagian dalam dan gigi adalah vestibulum oris. Palatum dibcntuk oleh dua bagian: premaksila yang berisi gigi scri dan berasal prosesusnasalis media, dan palatum posterior baik palatum durum dan palatummole,dibentuk olehgabungan dari prosesus palatum, oleh karcna itu, celah palatumterdapat garis tengah belakang tetapi dapat terjadi kcarah maksila depan. Lidah dibcntuk dari bebcrapa tonjolan epitel didasar mulut. Lidah bagian depan terutamaberasal dari daerah brankial pertama dan dipersarafi oleh nervuslingualis dengan cabang kordatimpani dari saraf fasialis yang mempersarafi cita rasa dan sekrcsi kelenjar submandibula. Saraf losofarin eus mem ersarafi rasa dari s ertiua 16



Iidah ba ian belakang .oleh sclaput lender, fasia faringobasiler, pembungkus otot Otot lldan Derasal clari nuotom posDranK1a1 yang Dernugmsl sepanJangcluKtus uroglosus Ke Icher. Kclcnjar liur tumbuh sebagai kantong dari epitcl mulutyang terlctak dekat sebclah depan saraf-saraf penting. Duktus sub mandibularis dilalui oleh saraf lingualis. Saraf fasialis melekat padakelenjar parotis. Faring bagian dari leher dan tenggorokan bagian belakang mulut. Faring adalah suatu kantong fibromuskulcr yang bentuknya scperti corong, yang bcsar di bagian atas dan sempit dibagian bawah. Kantong ini mulai dari dasar tengkorak terus menyambung kc esophagus setinggiveltcbra servikalis ke enam. Kc atas, faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana,ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus orofaring, sedangkan



dengan



laring



dibawah



berhubungan



melalui



aditus



laring



dan



kebawahberhubungan dengan esophagus.Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa kurang lebih empat belas centimeter; bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang.Dinding faring dibcntuk dan sebagian fasia bukofaringeal. Faring terbagi atas nasofaring, orofaring, dan laringofaring (hipofaring). Pada mukosa dinding belakang faring terdapat dasar tulang oksiput inferior, kemudianbagian depan tulang atas dan sumbu badan, dan vertebra servikalis lain. Nasofaring membuka kearah depan hidung melalui koana posterior. Superior, adenoid terletak pada mukosa atap nasofaring. Disamping, muara tuba custachius kartilaginosa terdapat didcpan lekukan yangdiscbut fosa rosenmullcr. Otot tensor velipalatini, mcrupakan otot yang menegangkan palatum dan membuka tuba custachius masuk kc faring melalui ruangan ini. Orofaring kcarah depan berhubungan dengan rongga mulut. Tonsila faringeal dalamkapsulnya terlctak pada mukosa pada dinding lateral rongga mulut. Didcpan tonsila, arclß faring anterior disusun oleh otot palatoglossus, dan dibclakang dari arkus faring posterior disusun oleh otot palatofaringeus, otot-otot ini membantu menutupnya orofaring bagian posterior. Semua dipersarafi oleh plcksus faringeus. 2.3.1.1 Vaskularisasi Berasal dari beberapa sumbcr dan kadang-kadang tidak beraturan. Yang utama berasal daricabang a. Karotis ekstern scrta dari cabang a.maksilaris interna yaknicabang palatine superior. 2.3. I .2 Persarafan



17



Persarafan motorik dan sensorik dacrah faring berasal dari plcksus faring yang ckstensif. Plcksus ini dibcntuk oleh cabang dari n.vagus, cabang dari n.glosofaringcus dan scrabut simpatis. Cabang faring dari n.vagus berisi serabut motorik. Dari pleksus faring yang ekstcnsif ini kcluar untuk otot-otot faring kecuali m.stilofaringcus yang dipersarafi langsung oleh cabang n.glossofaringcus. 2.3. I .3 Kelcnjar Getah Bening Aliran limfc dari dinding faring dapat melalui 3 saluran yaitu superior,media dan inferior. Saluran limfc superior mengalir ke kelcnjar getah bening retrofaring dan kelenjar getah bening servikal dalam atas. Saluran limfe media mengalir kc kelenjar getah bening jugulodigastrik dan kclenjar getah bening servikal dalam atas, sedangkan saluran limfe inferior mcngalir kc kelcnjar getah bening servikal dalam bawah. 2.3. I .4. Nasofaring Berhubungan crat dengan beberapa struktur penting misalnya adenoid, jaringan limfoid pada dinding larcral faring dengan rescssus faring yang discbut fosa roscnmuller, kantong rathke, yang merupakan invaginasi struktur embrional hipofisis serebri, torus tubarius, suatu refleksi mukosa faring diatas penonjolan kartilago tuba custachius, konka foramen jugulare, yang dilalui oleh nervus glosofaring, nervus vagus dan nervus asesorius spinal saraf kranial dan vena jugularis interna bagian petrosus os.tcmpolaris dan foramen laserum dan muara tuba custachius.



2.8 anatomi faring dan struktur di sekitarnya 2.3. I .5 Orofaring Disebut juga mesofaring dengan batas atasnya adalah palatum mole, batas bawahnya adalah tepi atas epiglotis kedcpan adalah rongga mulut sedangkan kebelakang 18



adalah vertebra servikal. Struktur yang terdapat dirongga orofaring adalah dinding posterior faring, tonsil palatina fosa tonsil serta arkus faring anterior dan posterior, uvula, tonsil lingual dan foramen sckum. a. Dinding Posterior Faring Secara klinik dinding posterior faring penting karena ikut terlibat pada radang akut atau radang kronik faring, abses retrofaring, serta gangguan otot bagian tersebut. Gangguan otot posterior faring bersama-sama dengan otot palatum mole berhubungan dengan gangguan vagus. b. Fosa tonsil Tonsil adalah masa yang terdiri dari jaringan limfoid dan di tunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus didalamnya. Terdapat macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina dan tonsil lingual yang kctiga-tiganya membentuk lingkaran yang disebut cincin waldeyer. Tonsil palatina yang biasanya disebut tonsil saja terletak di dalam fosa tonsil. Pada kutub atas tonsil seringkali ditcmukan celah intratonsil yang merupakan sisa kantong faring yang kedua. Kutub bawah tonsil biasanya melekat pada dasar Iidah.Permukaan medial tonsil bentuknya berancka ragam dan mempunyai celah yang discbut kriptus. Epitcl yang melapisi tonsil ialah epitel skuamosa yang juga meliputi kriptus. Di dalam kriptus biasanya biasanya ditcmukan leukosit, limfosit, epitel yang terlepas, baktcri dan sisa makanan.Permukaan lateral tonsil melekat pada fasia faring yang sering juga discbut kapsul tonsil. Kapsul ini tidak melekat crat pada otot faring, schingga mudah dilakukan diseksi pada tonsilcktomi.Tonsil mendapat darah dari a-palatina minor, a-palatina ascendens, cabang tonsila.maksila eksterna, a-faring ascendens dan a-lingualis dorsal. Tonsil lingual terlctak di dasar Iidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum glosocpiglotika. Di garis tengah, di sebelah anterior massa ini terdapat foramen sckum pada apcks, yaitu sudut yang terbcntuk oleh papila sirkumvalata. Tempat ini kadang-kadang menunjukkan penjalaran duktus tiroglosus dan secara klinik merupakan tempat penting bila ada massa tiroid lingual (lingual thyroid) atau kista duktus tiroglosus. Infeksi dapat terjadi diantara kapsul tonsilia dan ruangan sekitar jaringan dan dapat meluas keatas pada dasar platum mole sebagai abses peritosiliar. 2.3.1.6 Laringofaring Epiglotis berfungsi untuk melindungi glotis ketika menelan minuman atau bolus makanan pada Saat bolus tersebut menuju ke sinus piriformis (muara glotis bagian medial dan lateral ter&pat ruangan) dan kc esofagus, nervus laring superior berjalan dibawah dasar 19



sinus piriformis pada tiap Sisi laringofaring. Sinus piriformis terlctak di antara lipatan ariepiglotika dan kartilago tiroid. Batas anteriornya adalah laring, batas inferior adalah esofagus serta batas posterior adalah vertebra servikal. Lebih ke bawah lagi terdapat otot-otot dari lamina krikoid dan di bawahnya terdapat muara esofagus. Bila laringofaring diperiksa dengan kaca tenggorok pada pcmeriksaan laring tidak langsung atau dengan laringoskop pada pcmcriksaan laring langsung, maka struktur pertama yang tampak di bawah dasar Iidah ialah valekula. Bagian ini merupakan dua buah cekungan yang dibcntuk oleh ligamentum glosocpiglotika medial dan ligamentumglosocpiglotikalateral pada tiap sisi. Valekula disebutjuga 3 kantong pil' ( pill pockets), sebab pada beberapa orang, kadang-kadang bila menclan pil akan tersangkut disitu. Dibawah valekula terdapat epiglotis. Pada bayi epiglotis ini berbcntuk omega dan perkembangannya akan lebih melebar, meskipun kadang-kadang bentuk infantil (bentuk omega) ini tetap sampai dewasa. Dalam perkembangannya, epiglotis ini dapat menjadi demikian lebar dan tipisnya schingga pada pemeriksaan laringoskopi tidak langsung tampak menutupi pita suara. Epiglotis berfungsi juga untuk melindungi (proteksi) glotis ketika menelan minuman atau bolus makanan, pada Saat bolus terscbut menuju ke sinus piriformis dan ke esofagus.2 Nervus laring superior berjalan dibawah dasar sinus piriformis pada tiap Sisi laringofaring. Hal ini penting untuk diketahui pada pcmberian anestesia lokal di faring dan laring pada tindakan laringoskopi langsung. 2.3.2 Fisiologi Tenggorokan Fungsi faring yang terutama ialah untuk respirasi, waktu mcnelan, resonasi suara dan untuk artikulasi. 1. Proscs mcnclan Proscs penclanan dibagi menjadi tiga tahap. Pertama gerakan makanan dari mulut kc faring secara voluntcr. Tahap kedua, transport makanan melalui faring dan tahap kctiga,jalannya bolus melalui esofagus, keduanya secara involuntcr. Langkah yang sebcnarnyaadalah: pengunyalum makanan dilakukan pada sepcrtiga tengah Iidah. Elevasi Iidah dan palatum mole mendorong bolus kc orofaring. Otot supra hiod berkontraksi, elevasi tulang hioid dan laring intrinsik berkontraksi dalam gerakan seperti sfingtcr untuk mencegahaspirasi. Gerakan yang kuat dari Iidah bagian belakang akan mendomng makanan kebawah melalui orofaring, gerakan dibantu oleh 20



kontraksi otot konstriktor faringis media dan superior. Bolus dibawa melalui introitus esofagus kctika otot konstriktor faringis inferior berkontraksi dan otot krikofaringcus berelaksasi. Peristaltik dibantu oleh gaya berat menggcrakkan makanan melalui esofagus dan masuk ke Iambung. 2. Proscs Berbicara Pada Saat berbicara dan menclan terjadi gerakan terpadu dari otot-otot palatum dan faring. Gerakan ini antara lain berupa pendekatan palatum mole kcarah dinding belakang faring. Gerakan penutupan ini terjadi sangat cepat dan melibatkan mulamula m.salpingofaring dan m.palatofaring, kemudian m.levator veli palatine bersamasama m.konstriktor faring superior. Pada gerakan penutupan nasofaring m.levator veli palatini menarik palatum mole ke atas belakang hampir mengcnai dinding posterior faring. Jarak yang tersisa ini diisi oleh tonjolan (fold 00 Passavant pada dinding belakang faring yang terjadi akibat 2 macam mckanismc, yaitu pengangkatan faring sebagai hasil gerakan m.palatofaring (bersama m,salpingofaring) oleh kontraksi aktif m.konstriktor faring superior. Mungkin kedua gerakan ini bckcrja tidak pada waktu bersamaan. Ada yang berpendapat bahwa tonjolan Passavant ini menetap pada periode fonasi, tetapi ada pula pendapat yang mengatakan tonjolan ini timbul dan hilang secara cepat bersamaan dengan gerakan palatum.



DAFTAR PUSTAKA 1. Soetirto Indro,Bashiruddin Jenny,Bramantyo Brastho,Gangguan pendengaran Akibat Obat ototoksik,Buku ajar 11mu Kesehatan Telinga ,Hidung ,Tcnggorok Kepala & Lehcr.Edisi IVPcncrbit FK-tJIOakarta 2007,halaman 9-15,53-56. 2. Anatomi fisiologi telinga. Available from: http://arispumomo.com/anatomi-fisiologitclinga 3. Telinga:



Pendengaran



dan



sistem



vestibular.



Available



from:http:



//translate.google.co.id/translate? hl=id&langpairenlid&u=http://webschoolsolutions.com/patts/systcms/car.htm 4. Adams, G.L.1997.0bat-obatan ototoksik.Dalam:Boics,Buku Ajar Penyakit 5. Andrianto,



Pctrus.



1986.



Penyakit



Telinga,Hidung



dan



Tenggorokan,



75-



76.EGC,Jakarta 6. Anatomi



dan



fisiologi



hidurv



Available



from:http:



//rcpository.usu.ac.id/bitstrcam,"123456789/21283/4/Chapter%2011.npdfperbedaan 21



efektivitas larutan salin isotonik dan hipertonik terhadap tingkat keluhan gejala klinis penderita rinosinusitis kronik



22