15 0 8 MB
ANTIDOTUM Nur Anggreini Dwi Sasangka,M.Sc., Apt [email protected]
TERAPI ANTIDOT Peristiwa keracunan tidak mengenal tempat & waktu, bisa berakibat ringan maupun fatal. Prasyarat utama penatalaksanaan keracunan: 1. CEPAT ◙ Memperbaiki kondisi penderita ◙ Pembatasan penyebaran racun ◙ Peningkatan pengakhiran racun 2. TEPAT ◘ Pemilihan strategi terapi PEPATAH “Treat the patient not the poison”
Tatalaksana terapi keracunan 1. TERAPI SUPORTIF Memelihara fungsi vital
kondisi lebih baik Terapi suportif
Pertolongan pertama Tujuan Menyelamatkan & memperbaiki kondisi penderita Bagaimana ? Jauhkan dari sumber racun Periksa tanda vital dan bersihkan jalan nafas Periksa pulsus dan pupil Pernafasan buatan &/ oksigen Kejang-anti kejang Hipotensi, dehidrasi→ elektrolit
2. TERAPI ANTIDOT
Tata cara yang secara khusus ditujukan untuk membatasi intensitas efek toksik zat kimia/untuk menyembuhkan efek toksik yang ditimbulkannya, sehingga bermanfaat dalam mencegah timbulnya bahaya lebih lanjut. Sasaran Menurunkan intensitas efek toksik TUJUAN Membatasi penyebaran racun Meningkatkan pengakhiran aksi racun Manfaat Mencegah timbulnya bahaya lebih lanjut
Sasaran Terapi ZB Absorbsi Sirkulasi sistemik
Disposisi
Distribusi
Sel sasaran > KTM
Efek toksik
Penentu ketoksikan
Eliminasi
Metabolisme
Ekskresi
Metabolit
Toksik
Tidak toksik
Sasaran terapi antidot ? Keberadaan ZB di sel sasaran > KTM Tergantung Efektifitas Absorbsi→ ↓↓ Distribusi →↓↓ Eliminasi →↑↑ Strategi terapi Bagaimana caranya ??
Strategi terapi antidot Membatasi penyebaran racun
Menghambat Absorbsi racun Metode
Distribusi racun Metode
Tak khas
☻Pemuntahan mekanis ☻Emetika ☻Bilas lambung ☻Penetralan kimia adsorben
Tak khas
☻ganti tempat ikatan racun ☻ubah pH darah
Khas Khas
☻zat pembentuk komplek ☻perak nitrat >< sod.klorida
☻zat penghambat metabolisme ☻zat antagonis Sianida >< tiosulfat Organofosfat >< atropin
Strategi terapi antidot
Meningkatkan pengakhiran aksi racun
Meningkatkan eliminasi racun Metode
Tak khas
khas
Racun di
Saluran cerna ☻laksan ☻mineral oil ☻castor oil ☻miny.jarak
Kelasi Kompleksasi Pacuan enzimatis Darah ☻diuresis ☻dialisis
Timah >< EDTA Hg Fosfat organik >< BAL
Terapi antidot
Sasaran
Intensitas efek toksik
Strategi
Absorbsi ↓↓
Distribusi ↓↓
Antidot tak khas dan khas
Eliminasi ↑↑
TERAPI ANTIDOT
Membatasi penyebaran racun
Geser kurva Absorbsi/distribusi ke kanan → Kecepatan ↓↓ → Intensitas ↓↓
Meningkatkan pengakhiran (eliminasi racun)
Geser kurva eliminasi ke kiri → kecepatan ↑↑ → intensitas ↓↓ lebih cepat
Penyidikan racun penyebab Tujuan Menegaskan jenis racun menentukan pilihan terapi antidot Cara Wawancara →penderita/penghantar Pemeriksaan gejala keracunan Periksa wadah, sisa bahan, muntahan, kencing/darah→laboratorium
Tabel tatacara terapi antidot dan beberapa contoh I. A. Pergeseran kurva fase absorbsi ke kanan 1. Metode tak khas : a. Emetika (apomorfin, sirup ipekak) b. Pemuntahan mekanis (sentuhan jari pada kerongkongan bagian atas) c. Pembilasan lambung d. Penetralan kimia (penetral asam-basa) e. penyerapan arang
2. Metode khas Pembentukan komplek yang kurang toksik. Zat
antidot
produk
Besi
Sod.bikarbonat
Ferokarbonat
Besi
Deferoksamin
Besi kelat
Perak nitrat
Sod.klorida
Perak klorida
Nikotin
Potasium permanganat
Produk oksidasi
fluorida
Kalsium laktat
Kalsium fluorida
B. Pergeseran kurva fase distribusi ke kanan. 1. Metode tak khas a. Penjerat ion dengan cara merubah pH darah (perbaikan keseimbangan asam-basa) b. penggantian tempat ikatan racun (infus albumin)
2. Metode khas zat
antidot
Produk/efek
Sianida
Methemoglobin
Sianmethemoglobin
Sianida
Tiosulfat
Tiosianat
Metanol
Etanol
Hambatan bersaing
Fluoroaseta
Asetat/monoasetin
Penggantian bersaing
heparin
protamin
Pembentukan kompleks
II. Pergeseran kurva fase eliminasi ke kiri 1. Metode tak khas a. hemodialisis b. dialisis peritoneal c. pertukaran transfusi d. penyesuaian pH dan diuresis (membasakan air kencing untuk asam organik lemah dan mengasamkan air kencing untuk basa organik lemah).
2. Metode khas Peningkatan ekskresi atau pembentukan produk kurang toksik dengan cara kelasi atau kompleksasi zat
antidot
Mekanisme
Ion bromida
Ion klorida
Peningkatan ekskresi ginjal
Strontium
Kalsium
Peningkatan ekskresi ginjal
Timah, nikel,kobalt,kupri
EDTA
Kelasi
Merkuri, arsenat
BAl (dimerkaprol)
Kelasi
Toksin botulinus
Antitoksik botulisme
Kelasi
Fosfat organik
pralidoksim
Reaktifitas enzim nukleofil
III. Penaikan ambang toksik (KTM) 1. Metode tak khas : a. Pernafasan buatan mekanis untuk memelihara oksigenasi darah b. Pemeliharaan sirkulasi darah c. Pemeliharaan keseimbangan elektrolit d. Pemeliharaan fungsi ginjal
2. Metode khas Penggunaan antagonis farmakologi atau jalur pengganti : zat
antidot
Mekanisme
Dikumarol, warfarin
Vitamin K
Antagonisme
Insektisida, organofosfat
Atropin
Antagonisme
5-fluorourasil
timidin
Jalur pengganti
Bagaimana pilihan strategi ? Pemilihan bergantung pada : 1. Perkiraan rentang waktu dari masuknya racun sampai timbul gejala, siap terapi 2. Hasil pemeriksaan klinik 3. Hasil pemeriksaan laboratorik 4. Kondisi penderita 5. Kontraindikasi
Analisa Kasus 1. Mawar (19 th) karena IP nya jelek dan tidak bisa membayar SPP semester ini, minum parasetamol berlebihan. 24 Jam kemudian siap menjalani terapi di RS. Yarsis. Gejala klinis : nausea, muntah-muntah, mata menguning, hipotensi. Diketahui : t maks parasetamol : 15 menit t1/2 el : 3-4 jam Ditanyakan : Strategi terapi ??? 2.Jika diketahui : t1/2 abs parasetamol 45 menit, siap terapi jarak waktu 2 jam. Ditanyakan : Strategi terapi ???
Ringkasan u
u
u
u
u
Penatalaksanaan terapi keracunan zat kimia, pada umumnya disebut terapi antidot, yakni tata cara yg secara khusus ditujukan utk membatasi intensitas efek toksik zat kimia atau utk menyembuhkan efek toksik yg ditimbulkannya, shg bermanfaat utk mencegah bahaya selanjutnya. Beberapa asas umum yg mendasari terapi antidot tsb meliputi sasaran, strategi dasar, cara dan pilihan terapi antidot. Sasaran terapi antidot ialah penurunan/penghilangan intensitas efek toksik. Intensitas efek toksik ditunjukkan oleh tingginya jarak antara nilai ambang toksik (KTM) dan kadar puncak racun dlm plasma/tempat aksinya. Strategi dasar terapi antidot meliputi penghambatan absorbsi & distribusi (translokasi), peningkatan eliminasi, dan atau penaikan ambang toksik racun dalam tubuh. Pada dasarnya, cara pelaksanaan strategi terapi antidot dapat dilakukan dgn metode yg tak khas atau yg khas, yg pilihannya bergantung pd rentang waktu keberadaan racun dlm tubuh.