Aplikasi Sistem Hidrolik Di Industri Pembangkit [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Rama
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Aplikasi Sistem Hidrolik di Industri Pembangkit (PLTA)



disusun oleh : Rizky Ramadhan Syifa Chaetri Andani Dewi Rahma Kurnia Dwi Putri Muhammad Reyhan Nurul Akmal Raihan Arief Andrianto Veren Anggun Sindu Riesath Berlian Firdaus Sumadipraja



2002321012 2002321013 2002321014 2002321015 2002321017 2002321019 2002321020 2002321021



Jurusan Teknik Mesin Program Studi Teknik Konversi Energi POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2021



BAB I PENDAHULUAN Saat ini pertumbuhan akan kebutuhan listrik di Indonesia sangat tinggi dari tahun ke tahun. Untuk beban puncak yang pada sistem interkoneksi Jawa-Bali sendiri naik 5,90% dari tahun 2013 ke tahun 2014. Tetapi kebanyakan pembangkit yang beroperasi di Indonesia ialah jenis pembangkit yang menggunakan bahan bakar fosil dan memiliki masalah terhadap lingkungan yaitu meningkatnya kadar CO2 dan pemanasan global,. Untuk itu dibutuhkan pembangkit listrik yang ramah lingkungan dan yang dapat mensubtitusi pemakaian bahan bakar fosil. Salah satu pembangkit yang terbukti tidak merusak lingkungan, diversifikasi energi dengan menggunakan energi terbarukan serta menunjang program penggunaan BBM adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Dalam proses pemeliharaan juga diperlukan evaluasi dan analisis kinerja pada PLTA yang sudah ada agar dapat mematau produksi listrik tetap sesuai dengan kapasitas perencanaan PLTA tersebut. Dalam menentukan kinerja pada PLTA sudah baik adalah dengan meninjau dan mengukur kinerja dari teknologi pada PLTA tersebut agar dapat menemukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi PLTA tersebut. Pada DAS Brantas telah dibangun waduk sebanyak 7 buah dan 12 PLTA yang menghasilkan listrik rata-rata 1.033,56 GWh/tahun. Dalam rangka keberlanjutan pengoperasian PLTA tersebut, maka diperlukan kajian sistematis dan koprihensif untuk mengevaluasi kinerja PLTA terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pengoperasian PLTA.



BAB II TEORI DASAR A. Hidrolik Hidrolik berasal dari kata Yunani “ Hydro “ yang berarti air. Pada jaman sebelum dunia berkembang begitu pesat,didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan air. Tetapi sekarang ini ”hidrolik” didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari pemindahan, pengaturan, pengkondisian fluida dan peralatan-peralatanyang digerakannya. Hidromekanika ( Mekanika Fluida ) dapat dibagi menjadi : -



Hidrostatika : yaitu penerapan acuan bidang ilmu hidrolik pada mekanika fluida (disini zat cair) yang diam (teori keseimbangan dalam cairan).



-



Hidrodinamika: yaitu penerapan acuan bidang ilmu hidrolik pada mekanika fluida (disini zat cair) pada bagian yang bergerak. Salah satu contoh dari hidrostatika adalah perpindahan gaya dalam hidrolika. Sedangkan contoh dari hidrodinamika murni adalah perpindahan energi aliran di turbin-turbin pembangkit listrik tenaga air.



B. Gaya Setiap benda diam akan tetap diam, setiap benda yang bergerak lurus beraturan tetap bergerak lurus beraturan, selama tidak ada resultan gaya yang bekerja padanya (resultan gaya = 0). Sedangkan gaya adalah sesuatu yang menyebabkan perubahan gerak benda atau adanya pergeseran benda dari posisi diam menjadi bergerak. Meskipun pergeseran benda tersebut sedikit tetap saja benda tersebut dikenai gaya. Jika suatu gaya bekerja pada sebuah benda maka akan timbul percepatan. Besar percepatan berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan besar massanya. a=



F m



dimana ;



F = gaya yang bekerja pada benda m = massa benda a = percepatan yang terjadi pada benda



Berat benda (gaya berat) adalah besarnya gaya tarik bumi terhadap massa benda. w=m . g



dimana ; w = gaya berat yang bekerja pada benda m = massa benda g = percepatan gravitasi yang terjadi pada benda Tekanan Salah satu dimensi penting dalam hidrolika adalah tekanan yang didefinisikan sebagai gaya normal per satuan luas yang bekerja pada permukaan real atau imajiner dalam fluida. P=



Fn A



dimana ; P = tekanan yang dialami permukaan. F n = gaya normal yang bekerja pada permukaan



A = luas permukaan Persamaan Bernoulli p V2 + g z + =konstan ρ 2



Persamaan diatas memiliki idealisasi: -



Aliran steady. Aliran inkompresibel Aliran tanpa friksi (gesekan) Mengalir teratur sepanjang aliran.



Viskositas Fluida dapat didefinisikan sebagai sebuah substansi yang berdeformasi secara kontinyu yang dikarenakan tegangan. Tanpa tegangan tidak akan ada deformasi. Fluida dapat diklasifikasikan berdasarkan hubungan antara tegangan yang diberikan dan deformasi ratarata.



Pada gambar diatas terlihat elemen fluida dimana tegangan partikel fluida adalah, τ, variasi kecepatan fluida adalah dv/dy. Maka tegangan yang terjadi pada partikel fluida didefinisikan oleh persamaan Newton, yaitu : τ =μ



dv dy



atau F=μA



dv dy



dimana μ adalah viskositas absolut. Sedangkan rasio antara viskositas absolut dan massa jenis, ρ, biasa disebut dengan viskositas kinematik yang memiliki simbol, ψ. Bilangan Reynolds ℜ=



ρvD vD = μ ψ



Dalam kasus aliran inkompresibel di dalam pipa aliran fluida laminer bila harga Re ≤ 1200; dan akan turbulen bila harga Re > 3000. Dan diantaranya adalah aliran transisi. Head Loss Head loss total dapat dinyatakan dengan selisih dari dua tingkat keadaan energi pada saat masuk pipa dan pada saat keluar pipa. Tingkat keadaan energi tersebut dapat didefinisikan dengan persamaan Bernoulli. Head loss total, h¿ , adalah jumlah dari head loss mayor, hl , dan head loss minor, hlm . Head loss mayor muncul bila fluida melalui saluran pipa lurus dan memiliki kekerasan permukaan. Head loss minor muncul bila fluida melalui belokan, sambungan, perubahan luas penampang, katup maupun saluran masuk dan saluran buang (mulut pipa saluran-saluran).



(



P1 v P v + α 1 1 + z 1 − 2 + α 2 2 + z2 =h ¿ γ 2g γ 2g



)(



(



P1 v1 P2 v2 + α1 + z1 − + α2 + z =h lm+ hl γ 2g γ 2g 2



2



)(



2



2



2



)



)



Panjang Ekivalen Panjang ekivalen adalah mentransformasikan koefisien head loss minor menjadi panjang pipa, sehingga perhitungan head loss nya menggunakan head loss mayor. Berikut persamaanya : hlm=hl l



2



2



∑ K 2vg =f de 2vg l e =∑ K



d f



BAB III PEMBAHASAN A. Prinsip Kinerja Umum PLTA Sistem kerja PLTA adalah mengubah energi potensial air yang telah ditampung di waduk menjadi energi kinetik dengan cara mengalirkan air melalui pipa pesat (penstock). Kemudian air yang telah dipercepat tersebut akan digunakan untuk memutar turbin. Turbin yang telah berputar disambung dengan shaft antara turbin dan generator sehingga rotor pada generator juga akan berputar. Perputaran rotor tersebut akan mengakibatkan perbedaan medan magnit yang akan menghasilkan energi listrik akibat perpotongan oleh stator.



Perhitungan daya yang dapat dibangkitkan oleh PLTA dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. P = k × H × Q × η turbin × η generator B. Faktor Kapasitas (Capacity Factor) Faktor kapasitas digunakan untuk menghitung faktor kapasitas suatu pembangkit dalam memproduksi listrik dalam periode 1 tahun. Kapasitas faktor untuk PLTA ialah sebesar 45% Rumus faktor kapasitas adalah :



C. PLTA dalam Sistem Kaskasde PLTA-PLTA yang secara hidrolis terhubung secara kaskade menggunakan sebagian



air yang sama mulai dari hulu sampai ke hilir. Untuk merencanakan PLTA Kaskade terlebih dahulu perlu ditentukan : • Besarnya beban selama periode optimasi. Penentuan besarnya beban ini haruslah mengikuti naik turunnya beban subsistem hidro. • Banyaknya air yang akan dipakai selama periode optimasi. Penentuan banyaknya air yang akan dipakai ini harus memperkirakan curah hujan dan debit sungai-sungai yang bersangkutan, serta memperhatikan pula rencana penggunaan air untuk jangka yang lebih panjang. Misalnya untuk optimasi mingguan harus diperhatikan pula rencana atau pola pemakaian air tahunan terutama jika PLTA Kaskade yang dioperasikan mempunyai kolam tando tahunan. Dalam perhitungan optimasi PLTA Kaskade, yang diinginkan adalah volume permulaan dan volume akhir dari air dalam kolam tando pada periode optimasi mengikuti rencana volume air jangka menengah (satu tahun). D. Komponen Hidrolik PLTA Hidrolik sistem dipergunakan baik sebagai signal ataupun power penggerak suatu peralatan. Sistem hidrolik terdiri dari berbagai komponen hidrolik supaya peran dan tugasnya dapat terlaksana. Komponen hidrolik pada suatu PLTA terdiri dari : • Aliran sungai (Debit), ialah jumlah air yang mengalir melalui suatu penampang sungai tertentu per satuan waktu. Debit dipengaruhi oleh curah hujan, keadaan geologi, flora, temperatur dan lain-lain. • Bendungan (Dam), berfungsi untuk membendung air dan dinaikkan permukaannya untuk mendapatkan perbedaan tinggi air yang diperlukan. • Waduk, digunakan untuk menampung air pada waktu musim hujan atau jam beban kurang untuk persediaan dan pemakaian air pada musim kemarau atau waktu beban puncak . • Bangunan ambil air (Intake Gate), berfungsi sebagai mengambil air langusung dari tempat penyimpanan (waduk) ke dalam saluran air. • Tangki pendatar (surge tank/surge chamber), digunakan untuk membendung saluran dan mengatur jumlah air untuk menyerap pukulan air (water hammer), saat debit air pada turbin berubah. • Pipa pesat (penstock), digunakan untuk mengalirkan air dari waduk menuju ke rumah siput (spiral case). • Saluran bawah (Tail Race), ialah sebuah saluran yang dilalui oleh air yang ke luar dari turbin air, terus ke sungai atau ke laut. E. Turbin air Turbin ialah alat untuk mengkonversi energi mekanik air menjadi perputaran shaft. Jenis-jenis turbin dibagi menurut jenis putarannya adalah sebagai berikut: • Turbin impuls, dibuat agar runner bekerja karena aliran air; disini beda tinggi air diubah menjadi kecepatan karena perbedaan tinggi. • Turbin reaksi, dibuat agar runner bekerja karena aliran air dengan tinggi terjun karena tekanan. Jenis-jenis turbin air yang banyak digunakan yaitu: • Turbin Pelton, dipakai untuk tinggi air terjun (head) yang tinggi. Desain turbin ini



dilengkapi dengan buckets yang dipasang pada sekeliling piringannya untuk menerima semprotan dari mulut pancaran (nozzles). Ada bagian pada turbin yaitu Deflector untuk membelokkan pancaran air dan dipasang Antara mulut pancaran dan rotor.



• Turbin Francis, digunakan untuk berbagai keperluan karena jangkauan daya yang lebar dan dengan head yang menengah. Turbin ini di desain dengan spiral case yang sesuai dengan head dan stay vane untuk menahan tekanan hidrolik yang berlebihan. Guide vane digunakan untuk mengatur air yang masuk dengan mengubah bukaan guide vane agar daya yang keluar sesuai mekanisme pengaturan.



• Turbin Kaplan, digunakan untuk head yang rendah. Sudu rotor pada turbin mempunyai konstruksi yang dapat digerakkan dan dapat merubah arah sudut runner secara manual atau otomatis. Runner pada turbin Kaplan diatur oleh tekanan minyak melalui katup pengontrol dari governor.



F. Komponen Elektris PLTA Komponen elektris pada PLTA terdiri dari :  Generator merupakan komponen pada PLTA yang akan menghasilkan listrik dari perputaran runner turbin yang disambung pada rotor dengan shaft.  Sistem eksitasi digunakan untuk membangkitkan tegangan keluaran pada generator. Prinsip sistem eksitasi ialah mengalirkan arus penguatan (arus DC) pada belitan medan rotor. Kemudian medan magnet pada rotor yang berputar karena terhubung dengan shaft turbin akan terpotong oleh blitan stator yang diam. Perpotongan tersebut akan menghasilkan tegangan listrik.  AVR (Automatic Voltage Regulation) digunakan pada generator untuk mengatur tegangan pada keadaan kerja normal konstan, mengatur besar daya reaktif, menaikkan batas daya stabilitas peralihan. G. Kendala-kendala operasi PLTA Kendala-kendala dalam pengoperasian PLTA yang perlu diperhatikan adalah :  Beban maksimum yang disebabkan adanya bagian yang kurang sempurna seperti : bantalan atau poros yang kurang baik posisinya; dan kurang tinggi permukaan air dalam kolam tando sehingga head tidak cukup untuk membangkitkan energy listrik.  Beban minimum disebabkan karena adanya kavitasi pada turbin dan air untuk syarat minimum yang keluar dari PLTA tidak cukup.  Sedimen, tingginya suatu sedimen pada waduk dapat juga mempengaruhi kinerja.



BAB IV KESIMPULAN Pembangkit listrik yang ramah lingkungan dan yang dapat mensubtitusi pemakaian bahan bakar fosil. Ssalah satu pembangkit yang terbukti tidak merusak lingkungan, diversifikasi energi dengan menggunakan energi terbarukan serta menunjang program penggunaan BBM adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Sistem pemeliharaan ketiga PLTA tersebut sangat baik karena kinerja mesin dan elektrik masih bekerja dengan baik, jika ada beberapa hal yang harus diperbaiki saat maintenance merupakan masalah teknis karena lifetime penggunaan komponen tersebut.