10 0 382 KB
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANTE NATAL CARE (ANC) DI PUSKESMAS GENDING Dosen Pembimbing : Shinta Wahyusari S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep Mat
Di susun oleh: NUR AISAH 14901.07.20030
PROGRAM STUDY PROFESI NERS STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN PROBOLINGGO 2021
LEMBAR KONSULTASI NAMA
: Nur Aisah
NIM
:14901.07.20030
No.
Tanggal
Pembimbing
Evaluasi/Saran
Paraf
LAPORAN PENDAHULUAN A. Definisi 1. Kehamilan Kehamilan adalah masa yang di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir. (Depkes RI, 2020) Kehamilan adalah masa-masa perkembangan fetus yang berasal dari ovum yang telah mengalami fertilisasi (Guyton, 2017). Kehamilan adalah saat-saat krisis, saat terjadinya gangguan, perubahan identitas dan peran bagi setiap orang, ibu, bapak dan anggota keluarga. Serta terjadinya perubahan fisiologis meliputi berbagai sistem dalam tubuh (Hamilton, 2018). Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang dapat mengancam keadaan ibu dan janin sehingga tujuan pemeriksaan antenatal adalah mengenal perubahan yang mungkin terjadi sejak dini, menyiapkan fisik dan mental ibu serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas agar sehat dan normal setelah ibu melahirkan ( Adi, yusuf, 2019) 2. Ante Natal Care Ante natal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu dengan kehamilan normal (Prawirohardjo, 2019). Ante natal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ( Manuaba, 2018) Antenatal ialah suatu upaya untuk mencegah adanya komplikasi obstetrik bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi obstetrik dideteksi sedini mungkin dan ditangani secara memadai (Adi yusuf, 2019) Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar
pelayanan antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi Petugas Puskesmas ( Sucipto, 2018). B. Tujuan Antenatal 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi 2. Mengurangi kejadian abortus, prematuritas dan gangguan neonates 3. Evaluasi kala I dan kala II sehingga tercapai Well Boren Baby dan Well Health Mother 4. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 5. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu serta bayi. 6. Mempersiapkan cukup bulan, melahirkan dengan selamat 7. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif Mempersiapkan peran ibu, keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Saifudin, 2017). C. Anatomi Fisiologi
1. Genitalia Eksterna Genetalia eksterna dalam arti sempit adalah alat kandungan yang dapat dilihat dari luar bila wanita dalam posisi litotomi. Fungsi genetalia eksterna ini dikhususkan untuk kopulasi (koitus). a. Mons pubis Daerah yang menggunung di atas simphisis, yang akan ditumbuhi rambut kemaluan (pubes) apabila wanita berangkat dewasa. Pada
wanita, rambut ini tumbuh membentuk sudut melengkung sedangkan pada pria membentuk sudut runcing ke atas. Mons pubis ini sebagai pelindung terhadap benturan-benturan dari luar dan dapat menghindrai infeksi dari luar juga berfungsi melindungi organ bagian dalam dan untuk melindungi alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika. (Deswani, 2018) b. Bibir besar kemaluan (labia majora) Berada pada bagian kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa ditumbuhi juga oleh pubes lanjutan dari mons veneris. Berfungsi menutup dan melindungi struktur alat kelamin. c. Bibir kecil kemaluan (labia minor) Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Di sini dijumpai frenulum klitoris, preputium, dan frenulum pudenti. Berfungsi untuk menutupi organ organ genetalia didalamnya serta juga merupakan aderah erotik yang mengandung pembuluh darah dan saraf d. Klentit (klitoris) Berada di ujung anterior labia minor. Terdiri dari 2 buah corpus cavernosum yang merupakan jaringan erektil di dalam selaput tipis jaringan ikat dan sebagian diantaranya menyatu sepanjang tepi medial untuk membentuk korpus klitoris.Glans klitoris ini mudah berereksi, sifatnya amat sensitif karena banyak memiliki serabut saraf. e. Vulva Bagian alat kandungan luar yang berbentuk lonjong, berukuran panjang mulai dari klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil, sampai ke belakang dibatasi perinium. f.
Vestibulum Terletak dibawah selaput lendir vulva, terdiri dari bulbus vestibuli kanan dan kiri. Di sini dijumpai kelenjar vestibuli major (kelenjar bartholini) dan kelenjar vestibulum minor.
g. Introitus Vagina Pintu masuk ke vagina h. Selaput dara (hymen) Selaput
yang
menutupi
introitus
vagina.
Biasanya
berlubang
membentuk semiunaris, anularis, lapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak berlubang disebut atresia himenalis atau himen imperforata. Himen akan
robek pada koitus apalagi setelah bersalin. Sisanya disebut kurunkula himen atau sisa himen. i.
Lubang kemih (orifisium uretra eksterna). Tempat keluarnya air kemih yang terletak dibawah klitoris. Di sekitar lubang kemih bagian kiri dan kanan didapati kelenjar skene.
j.
Perinium Terletak diantara vulva dan anus (Ethel Sloane 2017)
2. Genetalia Interna a. Vagina Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan. b. Rahim (uterus) Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi. 1. Vaskularisasi Uterus Pasokan darah uterus terutama berasal dari arteri uterina dan arteri ovarica. a) Arteria Uterina Adalah cabang utama arteria Iliaca Interna (arteria Hypogastrica) yang masuk uterus melalui ligamentum latum. Pada tempat setinggi servik pars supravaginalis, arteria Uterina terbagi menjadi dua, sebagian kecil menjadi arteria servicovaginalis kearah
bawah, dan sebagian besar berjalan kearah atas melalui dinding lateral uterus. Kira-kira 2 cm lateral servik, arteria uterina menyilang ureter dan hal ini perlu memperoleh perhatian saat melakukan histerektomi atau ligasi arteri uterina. b) Arteria Ovarica Cabang langsung dari Aorta yang memasuki ligamentum latum melalui ligamentum infundibulopelvicum. Didaerah hillus ovarii, arteria ovarica terbagi menjadi sejumlah cabang kecil yang masuk ovarium. Cabang utama arteria ovarica selanjutnya berjalan sepanjang mesosalphynx. c) Saluran Tuba(tuba falopi) Tuba falopi adalah saluran memanjang setelah infundibulum yang beerfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi ovummenuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.(Deswani, 2018) 2. Ligamentum Sacrouterina Sepasang ligamentum yang melengkung terbentang dari permukaan postero-lateral servik menuju permukaan anterior sacrum dan membentuk “short hammock” Aspectus posterior uterus dan adneksa. Terlihat ligamentum sacro uterina dan Ligamentum infundibulo pelvicum 3. Ligamentum Latum Sepasang ligamen berjalan dari sisi lateral uterus menuju dinding lateral panggul yang menyerupai sayap. 2/3 medial tepi atas ligamentum latum membentuk meso salphynx ; 1/3 lateral tepi atas ligamentum latum yang berasal dari ujung fimbriae tuba falopii berjalan kearah dinding pelvic membentuk ligamentum infundibulo-pelvicum. Dasar ligamentum latum berupa jaringan ikat keras dan menyatu dengan dasar
panggul
disebut
sebagai
ligamentum
Cardinale
(Mackenrodt ). Aspectus posterior dari struktur penyangga uterus dan adneksa 4. Ovarium Ovarium (indung telur) adalah sepasang organ berbentuk seperti buah almond yang berada disamping uterus didekat dinding lateral pelvis dan berada pada lapisan posterior ligamentum latum, postero-caudal tuba falopii. Panjang kira-kira 2.5 – 5.0 cm dengan lebar kira-kira 1.5 – 3.0 cm. Masing-masing memiliki permukaan medial dan lateral.
Masing-masing ovarium memiliki tepi anterior (mesovarium) dan tepi posterior yang bebas. Ligamentum penyangga ovarium adalah : 5. ligamentum suspensorium ovarii ( ligamentum infundibulo-pelvicum ). 6. ligamentum Ovarii Proprium. Pembuluh darah ovarium terutama berasal dari arteri ovarica yang merupakan cabang aorta abdominalis dan selanjutnya dialirkan keluar ovarium melalui vena ovarica. Ovarium terbungkus oleh tunica albuginea yang mirip dengan yang dijumpai pada testis. Bagian luar ovarium disebut cortex yang memiliki gameet dan dibagian dalam disebut medula yang mengandung banyak pembuluh darah besar serta syaraf. Cortex ovarium relatif avaskular dan dijumpai sejumlah folikel ovarium kecil. Masing-masing folikel mengandung ovum immature (oosit) yang terbungkus dengan satu atau beberapa lapisan sel. Bila oosit hanya dilapisi oleh satu lapisan sel, sel tersebut dinamakan sel folikel, bila dilapisi oleh beberapa lapisan sel-sel tersebut dinamakan sel granulosa. Dibagian cortex terdapat sejumlah folikel dengan berbagai derajat maturasi. Pada folikel primordial, oosit dilapisi oleh satu lapisan sel pipih (sguamoues epithelium). Folikel primer memiliki dua atau lebih lapisan sel granulosa kubis yang mengitari oosit. Folikel sekunder mengandung ruang-ruang berisi cairan diantara sel granulosa. Ruangan tersebut sering mengalami penyatuan (coalesence) membuat cavum sentral yang disebut sebagai antrum. Folikel d’graf atau folilkel vesikuler yang matur memiliki antrum yang sangat dominan dan folikel biasanya menonjol keluar permukaan ovarium. Setiap bulan, pada wanita dewasa, satu dari folikel yang masak mengeluarkan oosit dari ovarium, peristiwa ini disebut ovulas.
D. Manifestasi Klinis
1) Presumtif / Tanda-tanda dugaan hamil a. Amenore ( terlambat datang bulan) a) Konsepsi
dan
nidasi
menyebabkan
tidak
terjadi
pembentukan folikel degraaf dan ovulasi. b) Mengetahiu tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus naegle dapat ditentukan perkiraan persalinan
b. Mual (nausea) dan muntah a) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan. b) Menimbulkan mual muntah terutama pagi hari yang disebutkan morning sickness. c) Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi. d) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
c. Ngidam a) Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam.
d. Sinkope atau pingsan a) Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia
susunan
syaraf
pusat
dan
menimbulkan sinkope atau pingsan. b) Keadaan ini menghilang setelah umur kehamilan 16 minggu.
e. Payudara tegang a) Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposit lemak air, dan garam pada payudara. b) Payudara membesar dan tegang c) Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f. Sering miksi a) Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. b) Pada triwulan kedua sudah menghilang
g. Konstipasi atau obstipasi a) Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
h. Pingmentasi kulit a) cloasma gravidarum b) Strie lividae c) Strie nigra d) Linea alba makin hitam
i. Perubahan sekitar payudara a) Hiperpigmentasi areola mamae b) Puting susu makin menonjol c) Kelenjar montgomery menonjol d) Pembuluh darah menifes sekitar payudara
j. Epulis a) Hipertropi gusi disebut epulis bisa terjadi bila hamil
k. Varices atau penampakan pembuluh darah vena a) Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena. b) Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara. c) Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan.
2) Probabilitas / Tanda tidak pasti kehamilan a. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil. b.
Pada pemeriksaan dapat dijumpai :
a) Tanda Hegar’s Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga kalau kita letakkan 2 jari dalam forniks posterior dan tangan satunya pada dnding perut atas symphyse, maka isthmus ini tidak teraba seolaholah corpus uteri sama sekali terpisah dari cerviks. b) Tanda chadwicks (kebiruan pada vulva dan vagina) Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
c) Tanda piscaseck Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut. d) Ballotement Adanya lentingan janin dalam uterus saat palpasi e) Braxton hick’s Pada saat palpasi atau waktu toucher, rahim yang lunak sekonyong- konyong menjdi keras karena berkontraksi. c. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif a) Sebagian kemungkinan positif palsu
3) Absolut atau Tanda pasti kehamilan a. Terdengar denyut jantung janin (DJJ) b. Teraba bagian anak oleh pemeriksa c. Terlihat hasil konsepsi dengan USG d. Teraba gerakan janin oleh pemeriksan
Trimester I Konsepsi Fertilitas Implantasi Embryogenesis Maturasi janin Perubahan pada ibu
Perubahan psikologis
Perubahan fisiologis
Krisis situasional,
GIT
Sist.urinaria
N kardiovascular
perub.psikologis, ketidakstabilan hormon
Sistem
Instabilitas hormone
Penekanan vesika Peningkatan TD
urinaria karena pembesaran
Ansietas
Perubahan peran
Asam lambung
Perub.proses keluarga
Koping
Nyeri Rasa sebah/mual Muntah
individu tdk efektif
uterus
meningkat
sebagai calon ibu
Sakit kepala
Frekuensi BAK meningkat Gangguan eliminasi urin
Intake makanan menurun
Kebersihan genital menurun
Defisit Nutrisi Kelembaban meningkat Resiko infeksi
Trimester II TRIMESTER II
Perubahan fisiologis
Perubahan psikologis
Sist.endokrin
Sist.kardiovaskular
Sist.reproduksi
Sist.integumen
Sist.GIT
Inotropik
Sekresi aldosteron
Vaskularisasi
Estrogen meningkat
Progesterone
meningkat
serviks & vagina
Hiperpegmintasi Retensi H2O & Na Perub.body image
volume plasma
Sensitifitas serviks meningkat
lambung
Rangsang seksual Perub.body image
Resiko cidera janin
Perub.pola seksual Sakit kepala
Persiapan anggota Ekspansi paru
Lordosis berlebihan Nyeri
Peristaltic menurun
TD meningkat & maternal
Postur tubuh berubah
tidak maksimal
baru dlam keluarga
meningkat
meningkat Perub.cardiac output
Krisis situasional
diafragma
Saliva & asam Striae gravidarum
Sist.respirasi
BB janin meningkat Desakan uterus ke Proses adaptasi
meningkat Kulit meregang
+
Musculosceletal
Pengosongan lambung lambat
Nyeri Kembung, mual, muntah Defisit Nutrisi
Gangguan pola nafas
Ansietas Perub.peran
Trimester III TRIMESTER III
Perubahan fisiologis
Perubahan psikologis
Pembesaran uterus
Sistem endokrin
Persiapan melahirkan
Retensi H2O & Na Perub.skelet &
+
Menekan paru
kurang
persendian
pengetahuan Ekspansi paru
Berat uterus
menurun
menigkat
gravitasi tubuh
Vasokontriksi
menurun, volume
pembuluh darah
plasma Gangguan pola
Perub.pusat
Urine output
nafas
meningkat,
TD meningkat
tekanan hidrostatik
Hipertrofi ventrikel
menurun Menekan saraf sekitar Pelepasan mediator nyeri (prostaglandin, histamin) Nyeri
Penurunan cardiac Edema ekstremitas Kelebihan volume cairan
output Resiko cidera janin & maternal
Ansietas
E. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium dilakukan di awal kehamilan untuk memberikan data tentang perubahan fisiologis dalam kehamilan dan untuk mengidentifikasi risiko yang dapat terjadi.(Atin, 2016) Pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan antara lain: 1. pemeriksaan golongan darah 2. ultrasonografi (USG) 3. Pemeriksaan urin F. Komplikasi 1. Perdarahan 2. Preeklamsi / eklamsi 3. Infeksi 4. Abortus (Astuti, 2018) 5. Hipertensi gestasional 6. Diabetes gestasional (Lina, 2020) G. Penatalaksanaan 1. Medis a. Pengobatan penyakit yang menyertai kehamilan b. Pengobatan penyulit kehamilan c. Menjadwalkan pemberian vaksinasi d. Memberikan preparat penunjang kesehatan a) Vitamin : obimin AF, prenavit, vicanatal, barralat, biosanbe dan sebagainya b) Tambahan preparat Fe 2. Non Medis
a. Diet Pada dasarnya dianjurkan makanan empat sehat lima sempurna. Karena kebutuhan akan protein dan bahan makanan tinggi, dianjurkan sebuah telur sehari. Nilai gizi dapat ditentukan dengan bertambahnya BB sekitar 6,5 – 15 Kg selama hamil. BB yang bertambah terlalu besar atau kurang perlu mendapat perhatian khusus karena kemungkinan terjadi penyulit kehamilan. Kenaikan BB tidak boleh > ½ kg / minggu. (Manuaba,2018)
b. Wanita bekerja di luar rumah Kehamilan bukan merupakan halangan untuk berkarya asalkan dikerjakan dengan pengertian sedang hamil. Wanita karier yang sedang hamil mendapatkan hak cuti hamil selama tiga bulan, yang dapat diambil sebelum menjelang kelahiran dan dua bulan setelah persalinan. (Manuaba,1998)
c. Hubungan seksual Menurut Manuaba (1998), hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual disarankan untuk dihentikan bila : a)
Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas
b)
Terjadi perdarahan saat hubungan seksual
c)
Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak Hentikan
mengalami
hubungan gugur
seksual
kandung,
pada
persalinan
mereka
yang
sebelum
sering
waktunya,
mengalammi kematian dalam kandungan, sekitar dua minggu sebelum persalinan
d. Perawatan payudara Menurut Manuaba (1998), perawatan payudara sebelum lahir bertujuan
untuk memelihara
hygiene
payudara,
melenturkan
/
menguatkan putinng susu, dan mengelurakan putting susu yang datar. Tehnik perawatannya adalah :
a) Kompres putting susu dan area sekitarnya dengan menempelkan kapas / lap yang dibasahi minyak.
b) Bersihkan putting susu dan area sekitarnya dengan handuk kering yang bersih.
c) Pegang kedua putting susu lalu tarik keluar bersama dan diputar ke dalam 20 kali, keluar 20 kali.
d) Pangkal payudara dipegang kedua tangan lalu payudara diurut dari panngkal menuju putting susu sebanyak 30 kali.
e) Kemudian pijat daerah areola sehinga keluar cairan 1 – 2 tetes untuk memastikan saluran susu tidak tersumbat.
f) Pakailah BH yang menyokong payudara. e. Senam hamil Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot – otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal. Senam hamil ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, penyakit ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil dengan gestosis, hamil dengan kelainan letak), dan kehamilan disertai anemia. Senam hamil dimulai pada umur kehamilan sekitar 24 – 28 minggu. H. Masalah Keperawatan I.
Perubahan Fisiologis pada kehamilan
Menurut George Adriaanz (2018), perubahan yang terjadi ketika hamil antara lain: a) Uterus Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling nyata pada ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada awal kehamilan akan menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut dibarengi dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan akumulasi dari jaringan fibrosa sehingga struktur dinding uterus menjadi lebih kuat terhadap regangan dan distensi. Hipertrofi myometrium juga disertai dengan peningkatan vaskularisasi dan pembuluh limfatik. Peningkatan vaskularisasi, kongesti dan edema jaringan dinding uterus dan hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan berbagai perubahan yang dikenali sebagai tanda Chadwick, Goodell dan Hegar. b) Payudara Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh plasenta
menimbulkan
perubahan pada
payudara
(tegang
dan
membesar), pigmentasi kulit dan pembesaran uterus. Adanya chorionic gonadotropin
(hCG)
digunakan
sebagai
dasar
uji
imunologik
kehamilan. Chorionic somatotropin (Human Placental Lactogen/HPL) dengan muatan laktogenik akan merangsang pertumbuhan kelenjar susu
di
dalam
payudara
dan
berbagai
perubahan
metabolik
yang
mengiringinya. Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem penyaluran air susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam perkembangan sistem alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi sejak 2 bulan pertama kehamilan menyebabkan sensasi noduler pada payudara. Chorionic somatotropin dan kedua hormon ini menyebabkan pembesaran payudara yang disertai dengan rasa penuh atau tegang dan sensitif terhadap sentuhan (dalam dua bulan pertama kehamilan), pembesaran puting susu dan pengeluaran kolostrum (mulai terlihat atau dapat diekspresikan sejak kehamilan memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi kelenjar sebasea berupa tuberkel Montgomery atau folikel disekitar areola mulai terlihat jelas sejak dua bulan pertama kehamilan. Pembesaran berlebihan dari payudara dapat menyebabkan striasi (garis-garis hipo atau hiperpigmentasi pada kulit). Selain membesar, dapat pula terlihat gambaran vena bawah kulit payudara. c. Kulit Walaupun tidak diketahui secara pasti tetapi pigmentasi kulit terjadi akibat efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Bagian kulit yang paling sering mengalami hiperpigmentasi adalah puting susu dan areola disekitarnya serta umumnya pada linea mediana abdomen, payudara, bokong dan paha. Chloasma gravidarum adalah hiperpigmentasi pada area wajah (dahi, hidung, pipi dan leher). Area atau daerah kulit yang mengalami hiperpigmentasi akan kembali menjadi normal setelah kehamilan berakhir. Pengecualian terjadi pada striae dimana area hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada kulit akan menetap dan berwarna putih keperakan d. Sistem gastrointestinal Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan dengan tanda kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan atau hiperemesis. Walaupun demikian, kondisi ini juga tidak dapat
dikategorikan sebagai tanda pasti kehamilan karena berbagai penyebab metabolik lain dapat pula menimbulkan gejala yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan digolongkan normal apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama Perubahan Fisik Setiap Trimester 1. Perubahan Fisik pada Trimester I a. Morning Sickness, mual dan muntah. Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah di usia kehamilan muda disebut morning sickness tetapi mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga. b.
Pembesaran Payudara Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.
c. Sering buang air kecil Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin. d.
Konstipasi atau Sembelit Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
e. Sakit Kepala/Pusing Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat
disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala f. Kram Perut Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim. g. Meludah Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness. h. Peningkatan Berat Badan Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air
2. Perubahan Fisik pada Trimester II a. Perut semakin membesar Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan pusar
(umbilicus).
Setiap
individu
akan
berbeda-beda
tapi
pada
kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu. b. Sendawa dan buang angin Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak nyaman. c. Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas. d. Pertumbuhan rambut dan kuku Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir. e. Sakit perut bagian bawah Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak menetap. f. Pusing Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun. g. Hidung dan Gusi berdarah Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak. Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi. Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan. h. Perubahan kulit Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai dari pusar ke arah bawah yang disebut linea nigra. Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya vitamin folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati
setelah persalinan. Kulit muka juga akan menjadi lebih berminyak sehingga dapat menimbulkan jerawat i. Payudara Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit. j. Sedikit Pembengkakan Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama. 3. Perubahan Fisik pada Trimester III a. Sakit bagian tubuh belakang Sakit
pada
bagian
tubuh
belakang
(punggung-pinggang),
karena
meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang. b. Konstipasi Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron. c. Pernafasan Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma. Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma/tulang iga ibu. d. Sering buang air kecil Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan kandungan kencing ibu hamil.
e. Varises Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan. f. Kontraksi perut Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat. g. Bengkak Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan. J. Perubahan Psikologis pada kehamilan Menurut Sulistyawati,2009, perubahan psikologis pada ibu hamil menurut trimester adalah: 1. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian) a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan merahasiakannya 2. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik) a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya c. Merasakan gerakan anak d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e. Libido meningkat f. Menuntut perhatian dan cinta g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru 3. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perharian dan kekhawatirannya e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya f. Merasa kehilangan perhatian g. Perasaan mudah terluka (sensitif) h. Libido menurun Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dapat dialami oleh ibu dan ayah selama trimester III: 1) Perubahan Psikologis Ibu a. Penerimaan terhadap janin meningkat b. Fantasi terhadap perubahan peran c. Rasa cemas akan keadaan janin meningkat d. Fokus perhatian pada persalinan e. Menaruh perhatian pada persalinan 2) Perubahan Psikologis Ayah a. Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan, personal freedom, covvod sindrom berat b. Parent hood, fantasi, bicara dengan calon ayah lain
A. ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE Pemeriksaan kehamilan terbagi dalam: a. Anamnesa Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil meliputi: 1. Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama & alamat ibu) 2. Keluhan utama atau apa yang diderita, apakah ibu datang untuk memeriksakan kehamilan atau ada masalah lain 3. Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan 4. Riwayat perkawinan 5. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi: a.
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
b.
Gerak janin (kapan mulai dirasakan apakah ada perubahan)
c.
Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk pengelihatan kabur)
d.
Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan
e.
Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan)
f.
Kekhawatiran-kekhawatiran lain yang dirasakan
6. Riwayat kebidanan yang lalu, meliputi: a. Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu, persalinan
premature,
keguguran
atau
kegagalan
kehamilan,
persalinan dengan tindakan (dengan forcep, vakum, ekstraksi atau operasi caesar) b. Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau paska persalinan c. Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau premature, perdarahan, siapa yg menolong d. Riwayat hipertensi e. Melahirkan janin dengan BB 4 kg f.
Nifas dan laktasi
g. Bayi yg dilahirkan: jenis kelamin, BB & panjang badan, hidup atau mati, bila mati umur berapa & penyebabnya h. Masalah-masalah lain yg dialami
7. Riwayat kesehatan (penyatkit yg pernah diderita), meliputi: penyakit kardiovaskuler, TB paru, hepatitis B, diabetes, hipertensi, PMS atau HIV/AIDS, malaria, status imunisasi TT, dll. 8. Riwayat keluarga meliputi penyakit keturunan, anak kembar, penyakit menular, dll 9. Riwayat sosial ekonomi & budaya meliputi: a. Status perkawinan b. Riwayat KB c. Reaksi orangtua dan keluarga terhadap kehamilan ini d. Dukungan keluarga e. Pengambil keputusan dalam keluarga f. Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi (gizi seimbang), dengan perhatian pada vitamin A dan zat besi g. Kebiasaan
hidup
sehat
meliputi
kebiasaan
merokok,
minum
obat/alcohol/obat tradisional, & olahraga h. Beban kerja & kegiatan sehari-hari i. Tempat melahirkan & penolong yg diinginkan B. MENENTUKAN TAKSIRAN PERSALINAN a. Untuk siklus 28 hari: HPHT (+7), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan b. Untuk siklus 35 hari: HPHT (+14), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalina Rumus tersebut tidak dapat digunakan apabila: 1. Ibu mempunyai riwayat haid yang tidak teratur atau tidak haid 2. Ibu hamil saat masih menyusui dan belum pernah haid lagi 3. Ibu hamil setelah berhenti mengkonsumsi pil KB dan belum haid lagi c. Pemeriksaan Luar d. Pemeriksaan umum 1. Keadaaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran 2. Adakah anemia, cyanose, icterus atau dyspnoe 3. Keadaan jantung dan paru, periksa suhu badan, TD, denyut nadi, dan pernapasan 4. Oedema
5. TB 6. BB 7. Reflek 8. Pemeriksaan laboratorium sederhana bila ada, untuk kadar Hb, golongan darah dan urine rutin e. Pemeriksaan Fisik Inspeksi Kepala dan leher Dada: bentuk payudara, pigmentasi putting susu, keadaan putting susu (simetris atau tidak), keluarnya kolostrum (dilakukan pemeriksaan setelah usia kehamilan >28 minggu) Perut: membesar kedepan atau kesamping (acites), keadaan perut, linea alba, ada gerakan anak atau tidak, kontraksi rahim, striae gravidarum, & bekas luka operasi Vulva: keadaan perineum, varices, tanda Chadwick, fluor dan condyloma Anggota bawah: cari varises, oedema, luka Palpasi Periksa raba dilakukan untuk menentukan: Besarnya rahim untuk menentukan tuanya kehamilan Letak anak dalam rahim Cara melakukan palpasi menurut Leopold terdiri atas 4 bagian, yaitu: (Manuaba, 1998) Leopold 1 Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil Menentukan tunggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus Konsistensi fundus
Leopold 2 Menemukan batas samping rahim kanankiri Menentukan letak punggung janin Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold 3 Menentukan bagian terbawah janin Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk atau masih goyang
Leopold 4 Pemeriksa menghadap ke kaki ibu hamil Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh janin sudah mask pintu atas panggul
Mengukur usia kehamilan dengan TFU: TFU (cm) = tua kehamilan dalam bulan 3,5 cm Auskultasi Digunakan stetoskop atau Doppler, untuk mendengan bunyi jantung janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi aorta, dan bising usus f.
Pemeriksaan Dalam Pemeriksaan dalam dilakukan pada saat kunjungan pertama pemeriksaan antenatal pada hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan trimester III untuk menentukan keadaan panggul
C. Diagnosa Keperawatan a. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit
b. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan e. Risiko jatuh
3.INTERVENSI No 1
Diagnosa keperawatan (SDKI) Gangguan berhubungan
rasa dengan
Kriteria Hasil Keperawatan (SLKI)
nyaman Status Kenyamanan
Rencana Tindakan (SIKI) Manajemen Nyeri
gejala
penyakit
Observasi Indikator
SA
ST
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
a. Mengeluh tidak nyaman
Keluhan tidaknyaman
3
5
b. Mengeluh sulit tidur
Kesulitan sulit tidur
3
5
2. Identifikasi skala nyeri
c. Mengeluh lelah
lelah
3
5
3. Identiifikasi respon nyeri non verbal
d. Tampak merintih
Merintih
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Terapeutik 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 2. Fasilitas istirahat dan tidur 3. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri Edukasi 1. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri Kolaborasi 1. Kolaborasi pemberian analgetik
2
Defisit Nutrisi berhubungan
Status Indikator Nutrisi
SA
ST
3
5
dihabiskan Perasaan cepat kenyang
3
5
Nafsu Makan
3
5
Porsi
makanan
yang
Manajemen Nutrisi
Observasi
dengan ketidakmampuan
1. Identifikasi status nutrisi
mencerna makanan
2. Identifikasi makanan yang disukai
a. Cepat Kenyangsetelah
3. Monitor asupan makanan
makan
Terapeutik
b. Nafsu makan menurun
1. Sajikan makanan secara menarik
c. Otot pengunyah lemah
2. Berikan suplemen makanan
d. Otot menelan lemah
3. Fasilitasi menentukan pedoman diet Edukasi 1. Ajarkan diet yang diprogramkan Kolaborasi 1.Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
3
Gangguan berhubungan
pola dengan
tidur Pola tidur
Dukungan Tidur
kurang
Observasi Indikator
SA
ST
Keluhan sulit tidur
3
5
Keluhan sering terjaga
3
5
Keluhan tidak puas tidur
3
5
kontrol tidur
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur
a. Mengeluh sulit tidur
Terapeutik
b. Mengeluh sering terjaga
1. modifikasi lingkungan
c. Mengeluh tidak puas tidur
2. Tetapkan jadwal tidur rutin 3.lakukan prosedure untuk meningktankan kenyamanan Edukasi 1.Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit 2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
4
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan
Toleransi Aktivitas Indikator
Manajemen Energi SA
ST
Observasi 1. Monitor pola jam tidur
a. Mengeluh lelah
Keluhan lelah
3
5
b. Merasa lemah
Perasaan lemah
3
5
Tekanan darah
3
5
Frekuensi Napas
3
5
c. Merasa
tidak
setelah beraktivitas
nyaman
2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas Terapeutik 1. Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus 2. Berikan
aktifitas
distraksi
yang
menyenangkan Edukasi 1. Anjurkan tirah baring 2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap Kolaborasi 1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
5
Resiko Jatuh
Tingkat Jatuh Indikator Jatuh dari tempat tidur
Pencegahan jatuh SA
ST
3
5
Observasi 1. Identifikasi faktor resiko jatuh 2. Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali
Jatuh saat berdiri
3
5
setiap shift
Jatuh saat berjalan
3
5
3. Identifikasi faktor lingkungan yang
Jatuh saat berjalan
3
5
meningkatkan risiko jatuh Terapeutik 1. Orientasi ruangan pada pasien dan keluarga 2. Atur tempat tidur mekanis pada posisi terendah Edukasi 1.Anjurkan
memanggilperawat
jika
membutuhkan bantuan untuk berpindah 2. Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) : Jakarta PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) : Jakarta PPNI. 2019. Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) : Jakarta