Askep Keluarga Dengan Pendekatan Transkultural [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan Keperawatan merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien baik individu, kelompok, keluarga dan mayarakat dalam keadaan sehat dan sakit secara holistik (biologi, psikologi, sosial, spiritual dan kultural) dalam rentang kehidupan dengan pendekatan proses keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi). Asuhan keperawatan yang diberikan dapat berupa asuhan keperawatan medikal bedah, anak, maternitas, jiwa, gawat darurat, keluarga, komunitas dan gerontik. Asuhan Keperawatan Keluarga adalah asuhan keperawatan yang tidak kalah penting untuk dibahas, karena asuhan keperawatan keluarga merupakan bagian dari asuhan keperawatan komunitas dimana keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang terdiri dari individu dan kelompok. Keberhasilan kesehatan atau keperawatan keluarga merupakan salah satu tolok ukur dari keberhasilan kesehatan atau keperawatan di komunitas. Di dalam keluarga terjadi interaksi antar budaya, adaptasi serta mempertahankan budaya dimana budaya merupakan keyakinan atau perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya. Karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut : (1) budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada budaya yang sama persis, (2) budaya bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan dan (3) budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri (Leininger, 1978) Dari fenomena diatas dapat dilihat bahwa asuhan keperawatan keluarga tidak lepas dari budaya atau transkultural yang selalu dapat mempengaruhi hasil dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga sehingga perlu menelaah kembali asuhan keperawatan keluarga mulai dari pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi sampai dengan evaluasi dengan pendekatan transkultural sehingga dapat meningkatkan kemampuan keterampilan profesional yang meliputi kemampuan intelektual, teknikal dan interpersonal dalam melaksanakan asuhan keperawatan khususnya dalam keluarga. Dalam makalah ini akan membahas asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan transkultural secara teori, aplikasi di lapangan sampai dengan kesenjangan antara teori dan lapanan.



1



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari pendekatan transkultural? 2. Bagaimana proses Keperawatan keluarga? 3. Bagaimana pengaplikasian asuhan keperawatan transkultural? 1.3 Tujuan Penulisan Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunitas dalam pengkajian keperawatan keluarga.



1



BAB II TINJAUAN TEORI KEPERAWATAN TRANSTRUKTURAL 2.1 Konsep Etnik dan Budaya Etnik adalah seperangkat kondisi spesifik yang dimiliki oleh kelompok tertentu (kelompok etnik). Sekelompok etnik adalah sekumpulan individu yang mempunyai budaya dan sosial yang unik serta menurunkannya ke generasi berikutnya (Handerson, 1981). Etik berbeda dengan ras (race). Ras merupakan sistem pengklasifikasian manusia berdasarkan karakteristik fisik pigmentasi, bentuk tubuh, bentuk wajah, bulu pada tubuh dan bentuk kepala. Ada tiga jenis ras yang umumnya dikenal, yaitu Kaukasoid, Negroid, Mongoloid. Budaya adalah keyakinan dan perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya (Taylor, 1989). Budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mengandung pengetahuan,keyakinan, seni, moral, hukum, kebiasaan, dan kecakapan lain yang merupakan kebiasaan manusia sebagai anggota kemunitas setempat. Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keselurahan hasil budi dan karyanya dan sebuah rencana untuk melakukan kegiatan tertentu (Leininger, 1991). Menurut konsep budaya Leininger (1978, 1984), karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada dua budaya yang sama persis, 2. Budaya yang bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan, 3. Budaya di isi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri tanpa disadari. 2.2 Pengertian Transkultural Transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisis dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya (Leininger, 1978). Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis, yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya. Pelayanan keperawatan transkultural diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.



1



2.3 Tujuan Keperawatan Transkultural Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai norma spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain, seperti bahasa. Sedangkan kultur yang universal adalah nilai atau norma yang diyakini dan dilakukan hampir oleh semua kultur seperti budaya berolahraga membuat badan sehat, bugar; budaya minum teh dapat membuat tubuh sehat (Leininger, 1978). Dalam melaksanakan praktik keperawatan yang bersifat humanis, perawat perlu memahami landasan teori dan praktik keperawatan yang berdasarkan budaya. Budaya yang telah menjadi kebiasaan tersebut diterapkan dalam asuhan keperawatan transkultural, melalui 3 strategi utama intervensi, yaitu mempertahankan, bernegosiasi dan merestrukturisasi budaya. 2.4 Paradigma Keperawatan Transkultural Paradigma keperawatan transkultural adalah cara pandang, persepsi, keyakinan, nilai-nilai dan konsep dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap 4 konsep sentral, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan (Leininger, 1978). a. Manusia Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai dan norma yang diyakini bergua untuk menetapkan piihan dan melakukan tindakan, manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya setiap saat dan dimanapun dia berada. Klien yang dirawat di rumah sakit harus belajar budaya baru, yaitu budaya rumah sakit, selain membawa budayanya sendiri. Klien secara aktif memilih budaya dari lingkungan, termasuk perawat dan pengunjung. Klien yang sedang dirawat belajar agar cepat pulih dan segera pulang untuk memulai aktifitas yang lebih sehat. b. Kesehatan Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya yang terletak pada rentang sehat sakit (Leininger, 1984) dan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan yang dalam konteks budaya digunakan untuk mrnjaga dan memelihara keadaaan seimbang/sehat, yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari. Asuhan keperawatan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien untuk memilih secara aktif budaya yang sesuai dengan status kesehatannya dan klien harus mempelajari lingkungannya. 1



c. Lingkungan Lingkungan adalah keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan, keyakinan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang suatu totalitas kehidupan dan budayanya baik berupa lingkungan fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam yang diciptakan oleh manusia seperti pegunungan, pemukiman padat, bentuk rumah daerah panas (banyak lubang), bentuk rumah daerah dingin (eskimo) dll. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas seperti keluarga, komunitas dan masjid atau gereja. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk atau simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu, seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa, atau atribut yang digunakan (kalung,anting, hiasan dinding, ikat kepala, baju atau sloganslogan) d. Keperawatan Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Strategi yang digunakan dalam intervensi dan impelemnatasi keperawatan keluarga adalah mempertahankan, mnegosiasi, dan merestrukturisasi budaya klien. 2.5 Keperawatan Transkultural Pada Keluarga Sunda a. Sejarah perkembangan keluarga Sunda Keluarga dalam masyarakat Sunda sebenarnya memiliki dua pengertian, yaitu keluarga dengan pengertian sempit dan pengertian luas. Keluarga dalam pengertian empit berarti keluarga inti atau batih, sedangkan keluarga dalam pengertian luas berarti sanak saudara yang mempunyai ikatan keluarga karena pertalian darah dan perkawinan. Satu keluarga besar disebut sabondoyot atau sakulawedet. Sistem kekerabatan orang Sunda bersifat parental atau bilateral yaitu hak dan kedudukan anggota keluarga dari pihak ayah maupun ibu. Menurut penyelidikan Atmamiharja (1958), kata Sunda mempunyai arti sebagai berikut : 1. Sanskerta



: Sunda artinya tenaga, bersinar, nama dewa Wisnu, nama satria buta



dalam cerita ”Upa Sunda dan Ni Sunda”. 2. Kawai : Sunda artinya air, tumpukan, pangkat, waspada. 3. Jawa : Sunda berarti menyusu, berganda, suara, naik, terbang. 1



4. Sunda



: Sunda berarti bagus, indah, unggul, menyenangkan.



b. Aspek Demografi Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berusia 10 tahun atau lebih. Mereka terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Proporsi penduduk yang tergolong angkatan kerja dikenal sebagai tingkat patisipasi angkatan kerja. Keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi diukur dengan porsi penduduk yang masuk dalam pasar kerja (bekerja atau mencari pekerjaan). Kesempatan kerja memberikan gambaran besarnya tingkat penyerapan pasar kerja sehingga sehingga angkatan kerja yang tidak terserap disebut pengangguran. c. Aspek Psikososial Beberapa pengelompokan utama pada orang Sunda sebagai hasil sistem masyarakat didasarkan pada berbagai kriteria berikut : a) Berdasarkan tempat Adanya beberapa orang Sunda pada berbagai tempat / daerah. b) Berdasarkan keadaan materi Adanya lapisan masyarakat Sunda c) Berdasarkan prestise feodalistik Adanya orang Sunda bangsawan dan rakyat biasa, orang Sunda terpelajar dan tidak terpelajar d) Berdasarkan profesi mata pencaharian Pegawai negeri, pengusaha, petani, buruh, dan lain-lain. d. Bentuk keluarga dalam sistem kekerabatan Sistem kekerabatan orang Sunda bersifat parenta dan bilateral yang berarti hak dan kedudukan anggota keluarga dari pihak ayah dan ibu. Kedudukan suami-istri dalam perkawinan sederajat. Sistem kekerabatannya meliputi hubungan ke atas-ke bawah sampai tujuh tingkatan, dan juga ke samping. Dalam mencari pasangan hidup, stratifikasi sosial sangat berpengaruh. Umumnya memilih orang sederajat tingkat sosial dan garis keturunannya. Sebelumnya, orang tua lebih berperan dalam memilihkan jodoh bagi anak mereka dan selanjutnya anaklah yang menentukan pilihannya. e. Aspek budaya Budaya lebih terlihat pada jenis makanan yang disenangi oleh masyarakat Sunda seperti lalapan dan ikan yang dipandang sebagai makanan khas Sunda yang telah dikenal oleh orang-orang didalam dan luar negeri. Minuman khas orang Sunda diantaranya air bening / mineral, bandrek, bajigur, es cincau, dan tuak.



1



Bila kita telaah sajian makanan orang Sunda, kandungan lemaknya sedikit. Oleh karena itu anak-anak Sunda beresiko mengalami defisiensi vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K) f. Praktik kesehatan keluarga Dalam praktik kesehatan, anggota keluarga Sunda menggunakan orang pintar (dukun). Hal ini masih mendominasi upaya menolong anggota keluarganya yang mengalami gangguan kesehatan. Selain ke dukun, biasanya ke kyai, selanjutnya apabila tidak



sembuh-sembuh,



biasanya



mereka



baru



pergi



ke



petugas



kesehatan.



Keluarga Sunda percaya bahwa apabila sakit lebih memilih membeli obat di warung atau pergi ke dukun yang dipercayai. Hal tersebut dipraktikkan olehkeluarga Sunda terutama keluarga golongan menengah ke bawah. g. Implikasi keperawatan keluarga pada Etnik Sunda Asuhan keperawatan keluarga pada etnik Sunda sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pendekatan budaya (transkultural nursing). Pendekatan budaya dilakukan karena dipandang lebih sensitif. Pendekatan budaya bermakna bahwa asuhan keperawatan keluarga dimulai dari keinginan keluarga, kebiasan keluarga, sumber daya keluarga, dan nilai-nilai keluarga. Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga sebaiknya mengimpliasikan hal-hal berikut : a. Menghargai struktur dan sistem nilai yang dianut keluarga b. Batasan sehat sakit menurut keluarga c. Aktualisasi praktik kesehatan Sunda d. Meningkatkan keterbatasan regimen terapeutik keluarga Sunda



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI



FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA I. IDENTITAS UMUM KELUARGA a. Identitas Kepala Keluarga : Nama



: Tn. X



Pendidikan : SMA



Umur



: 30 tahun



Pekerjaan



: Wiraswasta 1



Agama



: Islam



Alamat



: Jl. A No 39 Surabaya



Suku



: Sunda



No.Telp



: 081234567890



b. Komposisi Keluarga No .



Nama



1. 2. 3. 4. 5.



Ny. C Tn. X Ny. H An. Y An. K



L/P Umur P L P P L



50 30 26 4 1



Hub.Keluarg a



Pekerjaan



Pendidika n



Statu s kes



Ibu dari Ny. H Suami Istri Anak Anak



IRT Wiraswasta IRT -



SMP SMA SMA -



Sakit Sehat Sehat Sehat Sehat



c. Genogram 50



30



26



4



= Laki-laki



= Wanita



= Menikah



1



= Meninggal



= Sakit



= Anak kandung



d. Type Keluarga : a) Jenis Type Keluarga : Keluarga inti b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut adalah : Ny. C (Ibu mertua) mengalami sakit DM e. Suku Bangsa : a) Asal suku bangsa : Sunda b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : anggota keluarga Sunda menggunakan orang pintar (dukun). Biasanya mereka baru pergi ke petugas 1



kesehatan. Keluarga Sunda percaya bahwa apabila sakit lebih memilih membeli obat di warung atau pergi ke dukun yang dipercayai. f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : Islam g. Status Sosial Ekonomi Keluarga : a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. X b) Penghasilan : Rp 2.000.000 c) Upaya lain : d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) : motor, radio, televisi. e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : ±1.500.000 h. Aktivitas rekreasi keluarga Keluarga sesekali mengajak anak-anaknya ke alun-alun dan menonton tv di rumah dianggap sudah berekreasi. II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) : Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah. b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tugas keluarga yang belum terpenuhi tidak ada. c. Riwayat kesehatan keluarga inti :



a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini : anak-anak Tn. X sudah diimunisasi lengkap, jika sakit batuk pilek dibawa ke bidan. Ibu C (mertua) menderita DM sejak 3 bulan yang lalu tetapi tidak dapat kontrol secara teratur di puskesmas karena tidak ada yang mengantarkannya. Kaki kiri ibu C terdapat luka sudah 3 minggu belum sembuh. b) Riwayat penyakit keturunan : Tidak ada penyakit keturunan dari keluarga Tn. X, tapi dari Ny. H ada keturunan DM dari ibu C dan bapak dari Ibu C. c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :



N o 1 2 3 4



Nama



Ny. C Tn. X Ny. H An. Y



Umur



50 30 26 4



BB



60 65 55 15



Keadaan Kesehatan Sakit Sehat Sehat Sehat



Imunisasi (BCG/Polio/DPT /HB/Campak)   



Masalah kesehatan DM -



Tindakan yang telah dilakukan Dibelikan obat ke toko terdekat



1



5



An. K



1



9



Sehat



 



-



d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Biasanya kalau Ny. C sakit, Tn. X dan istrinya hanya membawa ke pengobatan alternatif dan dibawa ke puskesmas tetapi jarang kontrol, jika penyakitnya parah baru di bawa ke RS. d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : ibunya 3 bulan yang lalu dinyatakan positif kencing manis (DM), ibu hanya dibawa ke alternatif, tidak kontrol teratur ke puskesmas dan dibelikan obat ke toko terdekat untuk mengurangi gejala, misalnya nyeri di kakinya. III.PENGKAJIAN LINGKUNGAN a. Karakteristik Rumah Keluarga Tn. X didesa Ngagel Surabaya, dengan luas tanah ± 110 m2. Rumah milik sendiri, bangunan permanen, tembok belum disemen, lantai plester, ada 3 kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar mandi. Kondisi dalam rumah agak kotor dan tidak teratur. Semua ruang terdapat jendela yang dibuka kadang-kadang saja. Sumber mata air menggunakan sumur arthritis yang mengalir pada jam-jam tertentu. Septic tank berada di samping rumah, jarak dengan sumber air lebih dari 10 m. Kondisi air jernih, tidak berbau, tidak berasa. Keluarga Tn. X memiliki gentong sebagai penampung air untuk keperluan memasak. Sampah ditampung di tempat sampah di samping rumah, yang akan dibakar jika sudah kering. Terdapat fasilitas pembuangan limbah rumah tangga berupa selokan yang dialirkan ke sungai. Keluarga Tn. X mengetahui jika ada lingkungan yang kotor seperti sampah yang berserakan, air yang menggenang itu semua dapat menimbulkan penyakit. Dalam keluarga Tn. X kebiasaan membersihkan rumah setiap hari berupa menyapu lantai. b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW Lingkungan tetangga cukup ramah, keluarga Tn. X tinggal berdekatan dengan tetangganya. Hubungan dengan tetangga cukup baik. Kebanyakan tetangga bermata pencaharian sebagai Wiraswasta. c. Mobilitas Geografis Keluarga Tn. X bersama keluarga menempati rumahnya sudah 8 tahun. Letak rumah tepat di dekat jalan raya kampung, alat transportasi umum yang ada yaitu angkutan umum dan



1



ojek. Sedang untuk mobilitas, keluarga menggunakan sepeda Motor. Jarak rumah ke puskesmas ± 7 km. d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Keluarga Tn. X biasa berkumpul pada sore hari, sepulang kerja. Di lingkungan rumah ada kegiatan rutin seperti pengajian ibu-ibu, pertemuan RT , kamling, posyandu dan kebersihan lingkungan. Kadang-kadang Tn. X ikut pertemuan RT. Ny. C tidak pernah ikut kegiatan karena takut jika berjalan jauh nanti jatuh dan luka kakinya semakin parah. Keamanan lingkungan terjaga, hubungan antar tetangga baik. Tn. X, Ny. H, dan Ny. C menyadari pentingnya posyandu lansia untuk memantau kesehatan. Tetapi kendalanya jarak posyandu yang jauh, sehingga enggan untuk datang. e. Sistem Pendukung Keluarga Ny. H selalu merawat ibunya jika sakit. Kadang saudara yang di dekat dengan rumah Tn.X ikut merawat Ny. C.



IV. STRUKTUR KELUARGA a. Pola/cara Komunikasi Keluarga Komunikasi yang digunakan dalam keluarga Tn. X yaitu komunikasi terbuka, jika ada masalah maka akan dirembuk bersama. Komunikasi dilakukan dengan sangat terbuka oleh Tn. X. b. Struktur Kekuatan Keluarga. Keluarga merupakan keluarga inti yang terdiri dari ibu mertua, suami, istri, dan dua anak yang masih pra sekolah. c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) 1. Ny. C (Ibu mertua Tn. X) tidak bekerja. 2. Tn. X berperan sebagai kepala keluarga masih aktif bekerja mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. 3. Ny. H membantu mencari uang dengan membuat tusuk sate dan menjualnya, An. Y dan An. K sebagai anak yang masih tinggal dengan kedua orang tuanya. Ny. C (ibu mertua) berperan sebagai Ibu mertua Tn. X dan ibu Ny. H. d. Nilai dan Norma Keluarga



1



Dalam keluarga Tn. X menekankan etika dan sopan santun dalam bergaul dengan orang lain, saling menghormati dan menghargai, serta berani karena benar dan sesuai dengan budaya sunda. V. FUNGSI KELUARGA a. Fungsi afektif Keluarga Tn. X termasuk keluarga harmonis, interaksi dalam keluarga terjalin baik. Antar anggota keluarga saling memperhatikan, menghormati, dan menyayangi sehingga tidak ada istilah pilih kasih. b. Fungsi sosialisasi Dalam keluarga Tn. X ditanamkan kedisiplinan. Hubungan dengan tetangga baik, Tn. X juga anggota keluarga yang lain selalu berusaha melakukan sosialisasi dengan lingkungan jika ada waktu senggang. c. Fungsi perawatan kesehatan 1) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan keluarganya : keluarga sudah tahu bahwa Ny. C mempunyai riwayat DM, tiga bulan yang lalu Ny. C baru tahu kalau positiv DM setelah tes glukotest, tetapi keluarga belum tahu bahwa jika hanya dibawa ke pengobatan alternatif tingkat kesembuhan Ny. C akan lama, Ny.C juga tidak kontrol dengan teratur. 2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat Jika dalam keluarga ada yang sakit biasanya dibelikan obat ditoko, tetapi jika dirasa sakitnya tidak sembuh-sembuh dengan obat toko maka akan dibawa ke Puskesmas. 3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : Dalam keluarga belum ada yang memperingatkan Ny. C untuk memeriksa keadaannya. 4) Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat : Kondisi rumah tidak rapi, agak kotor, dan peenataan ruangan kurang serasi. Keluarga kurang tau bahaya akibat lingkungan yang tidak teratur bagi anggota keluarga yang sudah lanjut usia. 5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masysrakat : Tn. X mengatakan kebiasaan keluarga akan berobat ke Puskesmas atau pelayanan kesehatan lain jika dirasa sakitnya berat dan tidak sembuh dengan obat yang dibeli di toko dengan mengunakan kartu sehat BPJS. d. Fungsi reproduksi : a) perencanaan jumlah 2 anak b) akseptor : KB pil digunakan setelah melahirkan. c) Keterangan lain : e. Fungsi ekonomi



1



Semua pendapatan yang ada digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari. Dari makan, listrik, air, dan hal-hal lain yang tidak terduga. Dengan pendapatan yang paspasan tersebut keluarga tidak dapat menabung.



VI. STRES DAN KOPING KELUARGA 1. Stressor Jangka Pendek dan Jangka Panjang Keluarga sedikit pusing memikirkan Ibunya, karena sejak 3 bulan yang lalu Ibunya dinyatakan positif menderita kencing manis (DM). Ibunya tidak kontrol dan pengobatan seadanya. 2. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Stressor Keluarga hanya bias membeli obat meskipun obat-obatan umum. 3. Strategi Koping Konstruktif Yang Digunakan Keluarga Tn. X membeli obat meskipun obat-obatan umum. 4. Strategi Adaptasi Fungsional Di keluarga Tn. X tidak ada yang bersifat kekerasan di dalam membina rumah tangganya. VII. KEADAAN GIZI KELUARGA 1. Pemenuhan gizi : Makanan yang biasa dikonsumsi tahu, tempe, kangkung, bayam, jarang makan daging dan ikan laut. 2. Upaya lain Biasanya mendapat beras dari pemerintah. VIII. PEMERIKSAAN FISIK (masing klg) a. Identitas No.



Nama



L/P



Umur



Hub.Keluarga



Pekerjaan



Pendidikan



Status kes



1.



Ny. C



P



50



Ibu dari Ny. H



IRT



SMP



Sakit



2.



Tn. X



L



30



Suami



Wiraswasta



SMA



Sehat



3.



Ny. H



P



26



Istri



Wiraswasta



SMA



Sehat



4.



An. Y



P



4



Anak



-



-



Sehat



1



5.



An. K



L



1



Anak



-



-



Sehat



b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini Ny. C



: Terkena DM dan sering muncul gejala nyeri.



Tn.X



: Tidak ada



Ny. H



: Tidak ada



An. Y dan An. K : Tidak ada c. Riwayat Penyakit Sebelumnya : Ny. C



: Terkena DM dan sering muncul gejala nyeri.



Tn.X



: Tidak ada



Ny. H



: Tidak ada



An. Y dan An. K : Selama ini anaknya hanya sakit batuk pilek biasa, cukup dibelikan obat umum dan sembuh. d. Sistem Cardio Vascular Ny. C



: Bunyi jantung normal S1 dan S2 tidak ada suara tambahan.



Tn.X



: Bunyi jantung normal S1 dan S2 tidak ada suara tambahan.



Ny. H



: Bunyi jantung normal S1 dan S2 tidak ada suara tambahan.



An. Y



: Bunyi jantung normal S1 dan S2 tidak ada suara tambahan.



An. K



: Bunyi jantung normal S1 dan S2 tidak ada suara tambahan.



e. Sistem Respirasi Ny. C



: Suara nafas normal, cuping hidung (-)



Tn.X



: Suara nafas normal, cuping hidung (-)



Ny. H



: Suara nafas normal, cuping hidung (-)



An. Y



: Suara nafas normal, cuping hidung (-)



An. K



: Suara nafas normal, cuping hidung (-)



f. Sistem Gastrointestinal (GI Track) Ny. C



: Tidak mengalami gangguan pencernaan



Tn.X



: Tidak mengalami gangguan pencernaan



Ny. H



: Tidak mengalami gangguan pencernaan



An. Y



: Tidak mengalami gangguan pencernaan



An. K



: Tidak mengalami gangguan pencernaan



g. Sistem Persyarafan Ny. C



: Kesadaran compos mentis



1



Tn.X



: Kesadaran compos mentis



Ny. H



: Kesadaran compos mentis



An. Y



: Kesadaran compos mentis



An. K



: Kesadaran compos mentis



i. Sistem Muskuloskeletal Ny. C



: Tidak ada gangguan dalam sistem muskuloskeletal



Tn.X



: Tidak ada gangguan dalam sistem muskuloskeletal



Ny. H



: Tidak ada gangguan dalam sistem muskuloskeletal



An. Y



: Tidak ada gangguan dalam sistem muskuloskeletal



An. K



: Tidak ada gangguan dalam sistem muskuloskeletal



i. Sistem Genetalia Ny. C



: Normal



Tn.X



: Normal



Ny. H



: Normal



An. Y



: Normal



An. K



: Normal



IX. HARAPAN KELUARGA Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.



Kediri, .............................................



(..........................................................)



1



ANALISA DATA No 1



Data



Etiologi



DS : -



Ketidakmampuan



Problem merawat



Resiko integritas kulit



anggota keluarga yang sakit



Keluarga mengatakan kaki ibu C



sebelah



kiri



terdapat luka kecil dan belum sembuh



DO: -



Pada kaki Ny. C



sebelah



kiri



terdapat luka kecil dan belum sembuh selama 3 bulan. -



Hasil pemeriksaan glukotest 200 mg/dl.



1



2



DS : -



Kurangnya



kesehatan oleh keluarga Tn. menahun diabetes mellitus



Keluarga mengatakan pusing



perawatan Resiko terjadinya komplikasi



sedikit



X



memikirkan



Ibu C, karena sejak 3 bulan yang lalu ibu C dinyatakan positif kencing



manis



(DM ).



DO : -



Keluarga sering



bertanya-



tanya



tentang



penyakit DM



PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN No 1 2



Diagnosa Keperawatan Resiko integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Resiko terjadinya komplikasi menahun diabetes mellitus ibu C berhubungan dengan kurangnya perawatan kesehatan oleh keluarga Tn. X



PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN No Dx Kep



Kriteria



Skor



Bobot



Nilai Total



Pembenaran



1



1.



Sifat masalah : Skala : Tidak/ kurang sehat Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera Kemungkinan masalah dapat diubah : Skala : Mudah Sebagian Tidak dapat Potensial masalah untuk dicegah : Skala : Tinggi Cukup Rendah Menonjolnya masalah : Skala : Masalah berat, harus segera ditangani Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani Masalah tidak dirasakan TOTAL SKOR



No Dx 2



Kriteria



3 2 1



2 1 0



3 2 1



2 1 0



1



2



1



1



3/3 x 1 =1



2/2 x 2 =2



luka



dapat dengan luka yang



2/3 x 1 = 2/3



2/2 x 1 =1



Keluarga menyadari adanya masalah tetapi kesibukan kerja tidak dapat mengantar anggota keluarga yang sakit ke puskesmas



4 2/3 Skor



Bobot



Nilai Total



Pembenaran Keluarga



Skala : Tidak/ kurang sehat



3



Ancaman kesehatan



2



Keadaan sejahtera Kemungkinan masalah



1



= 2/3



2



Sebagian



mengetahui



tentang



penyakit DM Sumber daya keluarga



2



Skala : Mudah



2/3 x 1



belum



1



dapat diubah :



2/2 x 2



berupa waktu, kemauan



=2



dan fasilitas kesehatan



1



mudah dijangkau.



0 untuk



Masalah



dicegah :



3



Skala : Tinggi



2



Cukup



Alat untuk perawatan luka dapat dijangkau oleh keluarga.



Perluasan dicegah perawatan benar.



Sifat masalah :



Tidak dapat Potensial masalah



Luka pada penderita DM bila tidak dirawat dengan dan benar akan menjadi infeksi yang meluas (Gangren).



1



1



2/3 x 1 = 2/3



dirasakan



sudah



lama dan



pengobatannya dilakukan sendiri.



Rendah



1



Menonjolnya masalah : Skala : Masalah berat, harus segera ditangani



Keluarga mengatakan 2 1 0



1



2/2 x 1 =1



penyakitanaknya kadang mengganggu aktivitas Ny. C dan hanya



Ada masalah, tetapi tidak



dibelikan obat di warung



perlu ditangani



kalau nyeri pada kakinya



Masalah tidak dirasakan TOTAL SKOR



kambuh. 3 4/3



PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN Priorita s 1



Diagnosa Keperawatan Resiko



integritas



kulit



Skor



berhubungan



dengan 4 2/3



ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Resiko terjadinya komplikasi menahun diabetes



2



3 4/3



mellitus ibu C berhubungan dengan kurangnya perawatan oleh keluarga Tn. X. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NO DX. 1



Tujuan



Kriteria



Tujuan Umum : Setelah



1.



Hasil/ Standart



Kognotif 1. Keluarga



di



lakukan kunjungan selama 2. Psikomot 1x24 jam or



3. Afektif



memahami



kepada keluarga



tentang



tanda-tanda



tentang



tanda infeksi.



infeksi.



mengenal tanda-



merawat luka klien.



Tujuan Khusus :



Ber 1. Menambah ikan



mampu



merawat luka DM



1.



Rasional



mampu



2. Keluarga



keluarga mampu



Intervensi



tanda



edukasi



infeksi



seperti kemerahan,



dapat



tanda-



2. Keluarga dapat melakukan perawatan luka secara mandiri.



peningkatan suhu tubuh.



3. Keluarga



pengetahuan



3. Keluarga dapat mengurangi resiko



infeksi 1



Setelah dilakukan



mengambil



kunjungan



keputusan



rkan



keluarga



tindakan



jika



cara



perawatan



keperawatan



infeksi



luka



dan



dan



2.



terdapat



Aja



selama 1 x 24 jam



mencegah



keluarga dapat :



perluasan



perluasan



luka.



luka,



seperti



1. Menyebutkan



menggunakan



cara merawat



alas kaki untuk



luka. 2. Mengantarkan



melindungi kaki, cara



kontrol teratur 3. Dapat



memotong



kuku agar tidak



membagi peran



dan



terluka untuk



perawatan



3.



Eva



kesehatan Ny



luasi



C.



keluarga



tindakan yang



pernah dilakukan setelah mengetahui ada luka



atau



kerusakan 2



Tujuan Umum :



1. Kognitif



Setelah dilakukan kunjungan 1 x 24 jam keluarga mampu mengetahui dan mengenal 2. Psikomot masalah DM. or



Tujuan Khusus : Setelah dilakukan



integritas kulit 1. Keluarga 1. Berikan 1. Dapat mengerti pendidikan dapat tentang penyakit berupa suatu menyebutkan DM penyuluhan pengertian tentang DM 2. Dapat mencegah dari DM, kepada terjadinya luka. penyebab, dan keluarga, pencegahan. dengan media 3. Keluarga leaflet. termoivasi 2. Keluarga untuk menjaga 2. Anjurkan mampu kebersihan semua anggota memodifikasi keluarga rumah, diet lingkungan terutama Ny. C makanan sehat yang aman untuk dan merawat untuk Ny. C menggunakan 1



kunjungan 1 x 24 jam keluarga 3. Afektif dapat Menjelaskan tentang penyakit DM.



alat pelindung saat beraktivitas karena ada riwayat DM.



Ny. C



3. Keluarga sabar dan tabah dalam menghadapi penyakit yang 3. Motivasi diderita Ny. C keluarga untuk dan berusaha merawat Ny. C untuk mengobatinya



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis, yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan Transkultural akan mendapatkan data yang lebih lengkap dan mengena karena lebih mendekatkan pada pengkajian budaya yang merupakan bagian dari latar belakang keluarga 3.2 Saran 1. Perlu penambahan data pengkajian budaya /transkultural pada pengkajian asuhan keperawatan keluarga 2. Perlu modifikasi bentuk format terutama untuk keluarga dengan latar belakang budaya yang kental yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keperawatan. 1



DAFTAR PUSTAKA



Nanda. 2012. Diagnosa Keperawatan, NANDA 2012-2014 Definisi & Klasifikasi. Jakarta: EGC Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC. Stanhope, M & Knollmueller R.N. 2008. Buku Saku Keperawatan Komunitas : Pengkajian, Intervensi dan Penuluhan, Edisi 3. Alih Bahasa Renata Komalasari. Jakarta : EGC Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Mengenal Diabetes, (Online), (http:// depkes.co.id/diabetes.html)



1