Asuhan Kebidanan Menopause Ibu (Lusi) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA MENOPAUSE Ny. H P3A0 USIA 50 TAHUN DENGAN HOT FLUSH DI PUSKESMAS RAWAT INAP PENENGAHAN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2021



Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Praktek Klinik Asuhan Kebidanan pada Ibu Menopause Program Study Profesi Bidan



Disusun Oleh : LUSIANA FRANSISKA SILALAHI NIM. 20390023



PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 2021



HALAMAN PERSETUJUAN



LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA MENOPAUSE Ny. H P3A0 USIA 50 TAHUN DENGAN HOT FLUSH DI PUSKESMAS RAWAT INAP PENENGAHAN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2021



Disusun Oleh : LUSIANA FRANSISKA SILALAHI NIM. 20390023



Tgl. 10 Maret 2021 Pemberian Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. H di Puskesmas Rawat Inap Penengahan Lampung Selatan



Disetujui : Pembimbing Institusi/Praktek



Pembimbing Lapangan



Dainty Maternity, S.ST., M.Keb



Nurul Hidayanti, S.Tr.Keb



ii



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. H P3A0 Usia 50 Tahun dengan Hot Flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan Lampung Selatan Tahun 2021”, sebagai syarat untuk menyelesaikan Ketuntasan Praktek Klinik Asuhan Kebidanan terhadap Menopause Ibu pada Program Study Profesi Bidan di Universitas Malahayati Bandar Lampung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak DR. dr. Achmad Farich, M.Kes., selaku Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung. 2. Ibu Dainty Maternity, S.ST., M.Keb., selaku Ketua Program Study Profesi Bidan sekaligus Pembimbing Institusi/Praktek yang telah membimbing, memberikan nasehat dan saran bagi penulis, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Kasus ini tepat pada waktunya. 3. Ibu Nurul Hidayanti, S.Tr.Keb., selaku Pembimbing Lapangan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan Asuhan Kebidanan pada Menopause Ibu di Puskesmas Rawat Inap Penengahan Lampung Selatan. 4. Seluruh Staf dan Karyawan di Puskesmas Rawat Inap Penengahan Lampung Selatan. 5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Kasus ini. Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Kasus ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan di masa yang datang. Akhir kata, semoga Laporan Kasus ini bermanfaat bagi kita semua. Bandar Lampung, Maret 2021 Penulis,



Lusiana Fransiska Silalahi iii



DAFTAR ISI



Halaman Halaman Judul ................................................................................................. i Halaman Persetujuan ....................................................................................... ii Kata Pengantar ................................................................................................ iii Daftar Isi .......................................................................................................... iv Daftar Tabel .................................................................................................... vi Daftar Gambar ................................................................................................. vii BAB I



BAB II



BAB III



PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................. C. Tujuan Penelitian .................................................................. D. Manfaat Penelitian ................................................................ TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Menopause ................................................................ 1. Pengertian Menopause ..................................................... 2. Etiologi ............................................................................. 3. Fase-fase Menopause ...................................................... 4. Tanda dan Gejala Menopause ......................................... B. Konsep Hot Flush .................................................................. 1. Pengertian Hot Flush ....................................................... 2. Gejala Hot Flush .............................................................. 3. Etiologi ............................................................................. 4. Penatalaksanaan Asuhan ................................................. 5. Penatalaksanaan Medis .................................................... C. Teori Manajemen Kebidanan ................................................. 1. Pengertian Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP) ............................................................................. D. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Menopause.............. 1. Identifikasi Data Dasar ..................................................... TINJAUAN KASUS A. Data Subjektif (S)................................................................... B. Data Objektif (O) ................................................................... C. Assesment (A) ........................................................................ D. Planning (P)............................................................................



iv



1 3 3 4



5 5 5 6 6 10 10 11 11 11 12 12 12 13 13



20 23 24 25



BAB IV



BAB V



PEMBAHASAN A. Format Jurnal Refleksi Pembelajaran Praktek Bimbingan ..... 1. Deskripsi Pengalaman (Description of the Experience) ... 2. Perasaan terhadap Pengalaman (Feeling of the Experience) ............................................... 3. Evaluasi (Evaluating of the Experience) ........................... 4. Analisis (Analysis of the Experience) ............................... 5. Kesimpulan (Conclusion of the Experience) ..................... 6. Rencana Tindak Lanjut (Action Plan) ............................... PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... B. Saran .....................................................................................



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



v



27 27 28 28 29 29 29



30 31



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Menopause merupakan suatu masa ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi estrogen yang mengakibatkan haid tidak muncul lagi. Hal ini dapat diartikan sebagai berhentinya kesuburan (Angila, 2010). Menurut data dari WHO (World Health Organization), tampaknya ledakan menopause pada tahun-tahun mendatang sulit sekali dibendung. WHO memperkirakan ditahun 2030 nanti ada 1,2 miliar wanita yang berusia di atas 50 tahun. Sebagian besar dari mereka (sekitar 80 persen) tinggal dinegara berkembang. Dan setiap tahunnya populasi wanita menopause meningkat sekitar tiga persen. Perkiraan kasar menunjukan akan terdapat sekitar 30-40 juta kaum wanita usia lanjut dari seluruh jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 240-250 juta. Dalam kategori wanita usia lanjut tersebut (usia lebih dari 60 tahun), hampir 100 persen telah mengalami menopause dengan segala akibat serta dampak yang menyertainya (Achadiat, 2007). Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012 mengenai menopause terdapat 4,3 juta seluruh jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 240-250 juta pada tahun 2012. Dalam kategori wanita tersebut (usia lebih dari 46-49 tahun), 18% pada wanita Indonesia telah mengalami menopause dengan segala akibat serta dampak yang menyertainya (Depkes RI, 2012). Data Badan Pusat Statistik (proyeksi penduduk 2008), 5.320.000 wanita Indonesia memasuki masa menopause setiap tahun. 68 persen mengalami gejala klimakterik, 62 persen menghiraukan gejala-gejala menopause, 15 persen peduli dengan terapi sulih hormon (TSH), 1 persen yang menggunakan TSH, 47 persen mengerti kaitan gejala awal menopause dengan peningkatan tekanan darah, 2 persen mengetahui TSH bisa mengurangi resiko tekanan darah. Di Provinsi Lampung, jumlah wanita menopause meningkat



1



setiap tahun. Menurut data sensus tahun 2007, tercatat 16.540.126 penduduk wanita Jawa Tengah, 50,26 persen dari total penduduk Indonesia yaitu 32.908.850 (Baziad, 2008). Menopause merupakan proses penuaan yang alamiah dan normal pada setiap wanita, menopause terjadi pada akhir siklus menstruasi yang terakhir yang dialami oleh seorang wanita yang sudah tidak mengalami siklus haid selama minimal 12 bulan. Hal ini di sebabkan karena pembentukan hormon estrogen dan progesterone dari ovarium wanita berkurang, ovarium berhenti melepaskan sel telur sehingga aktivitas menstruasi berkurang dan berhenti, pada masa ini terjadi penurunan jumlah hormon estrogen. (Proverawati & Sulistyawati, 2010). Gejala-gejala yang umum terjadi pada masa menopause secara fisik di antaranya hot flush atau rasa panas pada wajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan (keringat terutama pada malam hari) dan jantung berdebar-debar. Hot flush akan mengakibatkan pada penderita yang mengalami gangguan tersebut biasa terjadi / mengakibatkan gelisah insomnia. Sesuai dengan keadaan yang di alami tersebut, penderita merasakan kekhawatiran tentang cara istirahat / tidurnya. Penderita sulit tidur dan merasakan kekhawatiran karena tidak biasa beristirahat (Proverawati 2010). Hot flush ( rasa panas) pada dada, wajah, kepala dialami oleh sekitar 75% wanita pre-menopause sampai menopause terjadi. Kebanyakan hot flush dialami selama lebih dari 1 tahun dari 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun. Hot flush berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit. (Proverawati & Sulistyawati, 2010). Rasa panas merupakan masalah yang paling tidak nyaman yang sering dikeluhkan wanita. Walaupun kebanyakan wanita mengalami rasa panas ini selama dua atau tiga menit. Beberapa yang lain mengalami lebih lama, bahkan sampai 1 jam. Kira-kira 80% wanita yang mengalami menopause mengalami rasa panas, dan bagi kira-kira 40% wanita tersebut gejalanya yaitu merasa gelisah, insomnia (sulit tidur), bahkan merasa tidak nyaman pada dirinya sehingga mereka mencari pertolongan medis (Bandiyah, 2009).



2



Berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan penulis pada bulan Maret 2021 di Puskesmas Rawat Inap Penengahan Lampung Selatan, jumlah penduduk 229 jiwa (100%), 121 wanita (52,83%), dan 108 laki-laki (47,16%). Dan tercatat ibu menopause cukup banyak 38 orang dan sisanya Wanita Usia Subur (WUS) 84 orang. Diantaranya sebanyak 1 orang (2,7%) mengalami hot flush, 10 orang (27,02%) mengalami pegal dan nyeri sendi, 12 orang (32,43%) mengalami vagina kering, 15 orang (40,54%) mengalami gatal vagina. Mengingat angka kejadian dari hot flush sendiri masih belum berkurang dan akan mengakibatkan pada penderita yang mengalami gangguan tersebut, biasa terjadi / mengakibatkan gelisah insomnia. Sesuai dengan keadaan yang dialami tersebut, penderita merasakan kekhawatiran tentang cara istirahat / tidurnya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian kedalam laporan kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. H P3A0 Usia 50 Tahun dengan Hot Flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan Lampung Selatan Tahun 2021”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. H P3A0 usia 50 tahun dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan, Lampung Selatan Tahun 2021?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengkajian Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. H P3A0 usia 50 tahun dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan, Lampung Selatan Tahun 2021. 2. Tujuan Khusus a. Melakukan interpretasi data yang meliputi Diagnosa Kebidanan, Masalah dan Kebutuhan terhadap Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. H P3A0 usia 50 tahun dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan, Lampung Selatan Tahun 2021.



3



b. Merumuskan diagnosa potensial terhadap Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. H P3A0 usia 50 tahun dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan, Lampung Selatan Tahun 2021. c. Membuat tindakan segera terhadap Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. H P3A0 usia 50 tahun dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan, Lampung Selatan Tahun 2021. d. Merencanakan tindakan terhadap Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. H P3A0 usia 50 tahun dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan, Lampung Selatan Tahun 2021. e. Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. H P3A0 usia 50 tahun dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan, Lampung Selatan Tahun 2021. f. Mengevaluasi Asuhan Kebidanan pada Menopause Ny. H P3A0 usia 50 tahun dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan, Lampung Selatan Tahun 2021. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat diterapkan dalam pelayanan asuhan kebidanan yang ditujukan pada ibu menopause dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan, Lampung Selatan Tahun 2021. 2. Manfaat Praktis Bagi Institusi Pendidikan sebagai metode penilaian kepada mahasiswa dalam melaksanakan tugas dalam menyusun, membimbing dan mendidik mahasiswa, agar lebih terampil dalam memberikan asuhan kebidanan yang ditujukan pada ibu menopause dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan, Lampung Selatan Tahun 2021.



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Konsep Menopause 1. Pengertian Menopause Menopause berasal dari dua kata Yunani yang berarti bulan, yang lebih tepat disebut “menocease” yang berarti berhentinya masa menstruasi. Hal ini dikarenakan keluarnya hormon dari ovarium (indung telur) sudah mulai berkurang, sehingga mengakibatkan haid tidak keluar (Lestary, 2010). Menopause adalah berhenti menstruasi secara permanen, pada umumnya menopause terjadi pada usia sekitar 45-55 tahun. Kadar estrogen jenis progestron adalah yang banyak berada dalam sirkulasi dibandingkan estrogen lainnya (Smart, 2010). Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh seorang wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi, yang terjadi pada usia menjelang / memasuki lima puluh tahun (Pakasi, 2000). 2. Etiologi Sejak usia 40 tahun, ovarium menjadi kurang responsiver terhadap hormon yang mengendalikannya. Efek keadaan ini membuat wanita kurang subur, mengurangi jumlah hormon ovarium yang dihasilkan, dan mengubah jumlah relatif dari estrogen dan progesteron yang dihasilkan. Selain itu juga terjadi perubahan dalam perbandingan dari bermacammacam estrogen yang dihasilkan (Purwoastuti, 2009). Penurunanan sekresi estrogen dan progesterone menyebabkan perubahan endokrin yang terjadi selama masa klimakterium dan pasca menopause. Kadar FSH dan LH yang bersikulasi (beredar melalui peredaran darah) mulai meningkat beberapa tahun sebelum penghentian produksi estrogen oleh ovarium, kadar FSH dan LH meningkat terdapat pada wanita pra-menopause, dengan FSH yang biasanya lebih tinggi dari pada LH (Purwoastuti, 2009). 5



3. Fase-fase Menopause Menurut Smart (2010), menopause terdiri dari beberapa fase, yaitu : a. Klimakterium Adalah masa peralihan antara masa produksi dan masa senium, biasanya periode ini disebut dengan pra-menopause. b. Menopause Adalah saat haid terakhir dan bila sesudah menopause disebut dengan pasca menopause. c. Pasca-Menopause Adalah suatu masa yang terjadi 3 hingga 5 tahun setelah menopause. d. Senium Adalah periode sesudah pasca-menopause, yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya sehingga tidak mengalami gangguan fisik.



4. Tanda dan Gejala Menopause Menurut Smart (2010), tanda dan Gejala menopause dibedakan menjadi dua yaitu, secara fisiologis dan secara psikologis. a. Secara Fisiologis Gejala secara fisiologis akan dapat diamati berdasarkan perubahan perubahan yang terjadi pada organ-organ reproduksi, anggota tubuh lainnya, susunan ekstragenital, dan adanya gejala klinis. 1) Perubahan pada Organ Reproduksi a) Perdarahan Perdarahan yang terjadi pada saat menopause tidak seperti menstruasi, siklus menstruasi yang keluar dari vagina tidak teratur. Pendarahan ini terjadi di awal menopause. b) Vagina menjadi kering dan kurang elastis gejala pada vagina muncul akibat perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Vagina ini menjadi kering dan kurang elastis. Ini disebabkan karena penurunan kadar estrogen.



6



c) Saluran uretra mengering, menipis, dan kurang elastis. Uletra merupakan saluran yang menyalurkan air seni dari kandung kemih ke luar tubuh. Pada saat menopause saluran uretra juga akan mongering, menipis, dan kurang keelastisannya akibat penurunan kadar estrogen. Perubahan ini akan menyebabkan wanita rentan terinfeksi saluran kencing. d) Uterus atau Rahim Uterus mengecil, selain disebabkan oleh menciutnya selaput lendir rahim juga disebabkan oleh hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat antar sel. e) Tuba Falopi atau Saluran Telur Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis, dan mengerut, setra rambut getar dalam tuba menghilang. f) Ovarium Perubahan dalam sistem peredaran darah indung telur sebagai akibat proses penuaan yang selektif dan terjadinya kekakuan dini pada system pembuluh darah indung telur diperkirakan sebagai penyebab utama gangguan peredaran darah ovarium. g) Cervix atau Leher Rahim Cervix akan mengerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis (lumen leher Rahim) memendek, sehingga menyerupai ukuran cervix fundus saat masa adolesen. h) Vagina atau Liang Senggama terjadi



penipisan



dinding



vagina



yang



menyebabkan



menghilangnya lipatan-lipatan vagina, berkurangnya pembuluh darah, menurunnya elastis, sekret vagina menjadi encer. i) Vulva atau Mulut Kemaluan Jaringan vulva menipis karena berkurangnya dan hilangnya jaringan lemak serta jaringan elastis. Kulit menipis dan pembuluh darah berkurang yang menyebabkan pengerutan lipatan vulva. Sering timbul rasa gatal vulva yang disebabkan



7



atrofi dan hilangnya sekret kulit. Hal ini berhubungan dengan nyeri waktu senggama, mengerutnya introitus (lubang masuk kemaluan), serta rambut pubis berkurang ketebalannya. 2) Perubahan pada Susunan Ekstragenital Terjadinya perubahan susunan ekstragenital dapat diamati pada beberapa hal berikut : a) Penimbunan Lemak Penyebaran lemak ditentukan pada tungkai atas, pinggul, perut bawah dan lengan atas. Ini disebabkan karena menurunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak. b) Hipertensi (Darah Tinggi) Menurunya



fungsi



hormon



estrogen



dan



progesterone



menyebabkan timbulnya panas, pada kondisi ini terjadi peningkatan darah baik systole maupun diastole. Diketahui bahwa 2/3 penderita hipertensi essential primer adalah wanita antara 45-70 tahun yang diketahui peningkatan tensi paling banyak terjadi selama masa menopause. Peningkatan tekanan darah pada usia menopause terjadi secara bertahap, kemudian menetap dan lebih tinggi dari tensi sebelumnya. c) Kolestrol Tinggi Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolestrol. Peningkatan kolestrol pada wanita terjadi 10-15 tahun lebih lambat pada laki-laki. Peningkatan kadar kolestrol yang merupakan faktor utama dalam penyebab pengapuran pada dinding pembuluh dara. d) Perkapuran dinding pembuluh darah Adanya



hipertensi



meningkatnya



faktor



dan



kadar



resiko



kolesterol



terhadap



menyebabkan



terjadinya



resiko



pengkapuran dinding pembuluh darah.



8



e) Pertumbuhan rambut-rambut halus Produksi hormon estrogen pada wanita pasca menopause berkurang, tetapi tidak hilang sama sekali. f) Osteoporosis (keropos tulang) Penurunan pada kadar esterogen mengakibatkan proses osteoblast berfungsi membentuk tulang baru terlambat dan fungsi osteoblast merusak tulang meningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoblast tetapi tidak dibentuk tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteoporosis. g) Gejala Klinis Gejala fisiologis yang terjadi pada masa menopause sebagai akibat turunya fungsi ovarium, yaitu kurangnya kadar hormon estrogen dan I progestoren I dalam tubuh wanita. Kekuranagn hormon estrogen ini menyebabkan keluhan-keluhan sebagai berikut: (1) Rasa panas (hot flush) dan kekeringan di malam hari Pada saat masa menopause wanita akan mengalami rasa panans yang menyebar dari wajah menyebar keseluruh tubuh, rasa panas ini terutama terjadi pada dada, wajah, dan kepala. Rasa panas ini sering diikuti dengan timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. (2) Insomnia (sulit tidur) Insomnia merupakan hal yang wajar terjadi pada masa menopause, kemungkinan ini sejalan dengan rasa tegang yang di alami wanita akibat berkeringat di malam hari, rasa panas, wajah memerah. (3) Perubahan pada indra perasa Wanita menopause biasanya akan mengalami penurunan kepekaan pada indra pengecapannya. (4) Muncul gangguan vasomotorik yang berupa penyempitan atau pelebaran pembuluh- pembuluh darah. (5) Pusing dan sakit kepala terus- menerus.



9



(6) Gangguan sembelit. (7) Neuralgia, yaitu gangguan atau sakit saraf. (8) Perubahan payudarah bentuknya dan mulai kendur, ini merupakan akibat kadar esterogen yang menurun. b. Secara Psikologis Menurut Smart (2010), selain tanda-tanda fisik, menopause juga mempunyai berbagai macam gejala psikologis sebagai berikut: a. Ingatan Menurun Sebelum menopause seorang wanita akan mengingat dengan mudah, tetapi setelah



mengalami menopause kecepatan mengingatnya



menurun, sehingga sering lupa dalam hal-hal sederhana. b. Perubahan emosional Wanita menopause biasanya mengalami perubahan emosional, gejala ini bervariasi pada setiap individu diantaranya kelelahan mental, masalah daya ingat, lekas marah, dan perubahan mood yang berlangsung cepat. c. Depresi Beberapa wanita yang mengalami menopause tidak sekedar mengalami perubahan mood yang sangat drastis bahkan ada yang mengalami depresi. B. Konsep Hot Flush 1. Pengertian Hot Flush Hot flush adalah rasa panas yang menyebar dari wajah menyebar ke seluruh tubuh. Rasa panas ini terutama terjadi pada wajah, dada, dan kepala. Rasa panas ini sering diikuti dengan timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa ini sering terjadi selama 30 detik sampai dengan beberapa menit (Smart, 2010). Rasa panas terkadang terjadi bahkan sebelum seseorang wanita memasuki masa menopause. Gejala ini biasanya akan menghilang dalam 5 tahun, tetapi di antaranya akan terus mengalami hingga 10 tahun. Panas



10



yang diderita ini biasanya berhubungan dengan cuaca panas dan lembab (Smart, 2010). Rasa panas atau hot flush adalah perasaan panas secara tiba-tiba yang dirasakan pada leher, wajah dan bagian atas dada. Biasanya berlangsung selama 15 detik sampai 1 menit (Wirakusumah, 2004). 2. Gejala Hot Flush Menurut Wirakusumah (2004), gejala hot flush adalah : a. Rasa mengelitik pada jari-jari dan tangan yang merayap ke kepala. b. Berkeringat begitu saja, tidak diiringi dengan wajah yang memerah. c. Suhu tubuh meningkat begitu saja secara tiba-tiba dan menyebabkan tubuh kemerahan keringat mengucur di seluruh tubuh. d. Ada kalanya diikuti dengan kedinginan dan berkeringat pada waktu malam. 3. Etiologi Arus panas terjadi karena berubahnya kadar hormon. Diduga, perubahan kadar estrogen menyebabkan pembuluh darah membesar secara mendadak sehingga terjadi arus dan hilang secara cepat sehingga tubuh merasakan panas. Selain itu dapat disebabkan oleh perubahan fungsi hipotalamus yang mengatur suhu tubuh kita (Wirakusumah, 2004). 4. Penatalaksanaan Asuhan Menurut Wirakusumah (2004), untuk mengatasi hot flush (rasa panas) pada diri pasien, dapat dilakukan beberapa cara antara lain : a. Berfikir positif dan jangan panik, menerima menopause sebagai salah satu bagian dari perjalanan kehidupan normal seorang perempuan. b. Menerapkan pola hidup sehat sejak dini. Pola hidup sehat meliputi pola makan yang teratur dan mengandung gizi yang seimbang. Asupan vitamin dan mineral juga harus terjaga. c. Melakukan olah raga teratur, misalnya dengan jalan kaki rutin dan memanfaatkan sinar matahari untuk mencegah osteoporosis.



11



d. Konsumsi makanan yang mengandung zat makanan yang bersifat menyerupai estrogen per hari diperlukan sekitar 30-50 mg. e. Hindari konsumsi rokok dan alkohol. f. Membatasi konsumsi kopi karena dapat meningkatkan potensi hot flush. g. Menghindari



mengonsumsi



garam



berlebihan,



karena



dapat



mengakibatkan sekresi kalsium dari tulang sehingga mengakibatkan resiko osteoporosis. h. Jangan ragu konsultasi ke dokter jika mengalami gejala menopause. Pilih asupan makanan yang mengandung omega 3 tinggi yang terdapat pada ikan laut dalam serta ikan salem. i. Anjurkan pada ibu untuk mengunakan pakaian tipis dan penutup alas tidur dari bahan katun. 5. Penatalaksanaan Medis Menurut Purwoastuti (2008), obat-obat mengurangi hot flush (rasa panas) dan keringat pada malam hari : a. Clonidine (dixarit, Catapres) 2 x 1 perhari b. Selective Serotinin, Aceptor inhibitor (SSPI) 2 x 1 perhari Hormon terapi paling efektif untuk mengobati adanya hot flush (muka kemerahan), keringat pada malam hari, atau kekeringan vagina. Tetapi ada beberapa resiko yang menyertai pengobatan HRT ini, apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama (Purwoastuti, 2009). C. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP) Menurut Helen Varney, alur berpikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 (tujuh) langkah, agar diketahui orang lain apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berpikir sistemafis, maka dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP, yaitu : a. Subjektif (S) Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien dan keluarga melalui anamnese sebagai langkah I Varney.



12



b. Objektif (O) Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan diagnostik lain yang dintmuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney. c. Analisa (A) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi: diagnosa/masalah, antisipasi diagnosal masalah potensial, perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultan kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney. d. Penatalaksanaan (P) Menggambarkan



pendokumentasian



dari



perencanaan,



tindakan



implementasi (I) dan evaluasi (E) berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6, 7 Varney. (Salamah, 2016). D. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Menopause 1. Identifikasi Data Dasar a. Data Subjektif 1) Identitas a) Nama



: Nama pasien dan suami untuk mengetahui identitas pasien dan suami sebagai orang yang bertanggung jawab.



b) Umur



: Untuk mengetahui batasan usia menopause.



c) Agama



: Untuk



memudahkan



pemberian



dukungan



spiritual. d) Pendidikan : Untuk memudahkan



memberi KIE sesuai



dengan tingkat pendidikan. e)



Pekerjaan



: Untuk mengetahui aktivitas dan tingkat sasial ekonomi keluarga.



f)



Alamat



: Ditanyakan karena mungkin memiliki nama yang sama dengan alamat yang berbeda.



13



2) Keluhan Utama Dikaji untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan ibu menopause dengan hot flush atau pun yang dikeluhkan pasien. Keluhan hot flush (rasa panas) yang sering terjadi dengan gangguan insomnia (sulit tidur), gelisah (Ambarwati, 2008). 3) Riwayat Menstruasi Kapan pertama kali haid, lamanya haid, siklus haid, banyaknya ganti pembalut per haid (normalnya 2-5 kali ganti/hari), jenis dan warna darah haid yang kemudian dibandingkan dengan perdarahan saat ini yakni kapan perdarahan dimulai, lama dan jumlah perdarahan, ciri khas darah yang hilang (misalnya warna, konsistensi, gumpalan) dan kapan pola abnormal tersebut mulai terjadi (Manuaba, 2010). 4) Riwayat Obstetri Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu perlu untuk ditanyakan guna mengetahui apakah pasien seksual aktif atau masih virgin sehingga dapat penatalaksanaannya (Manuaba, 2010). 5) Riwayat Kesehatan Perlu diperhatikan adanya penyakit metabolik, penyakit endokrin, dan penyakit menahun yang dicurigai sebagai penyebab dari perdarahan (Wiknjosastro, 2007). 6) Pola Kebiasaan Sehari-hari a. Nutrisi Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien dengan mengamati adakah penurunan berat badan atau tidak pada pasien (Wiknjosastro, 2007), b. Pola Istirahat Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan berapa lama ibu tidur pada malam hari (Wiknjosastro, 2007). c. Pola Kebersihan Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, kebersihan perawatan tubuh terutama genetalia berapa kali dalam sehari. Karena



14



dengan kebiasaan pola personal hygiene akan berpengaruh pada ketidaknyamanan perawatan tubuh terutama pada genetalia (Wiknjosastra, 2007). d. Pola Eliminasi Untuk mengetahui adakah gangguan pada BAB dan BAK. a) Data Objektif Tujuan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi (Mufdillah, 2009) : 1. Keadaan umum Keadaan umum pada ibu menopause dengan hot flush adalah cukup (Mufdlilah, 2009). 2. Kesadaran Kesadaran pada ibu menopause adalah composmentis (Mufdlilah, 2009). 3. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital a. Tekanan darah (Vital Sign): Mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan nilai satuannya mmHg. Keadaan normal antara 120180 mm/Hg sampai 130/90 mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 30 mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 15 mmHg dari keadaan pasien normal, keadaan pada ibu menopause dengan hot flush yaitu antara 140/90 mmHg (Wiknjosastro, 2007). b. Pengukuran Suhu : Mengetahui suhu badan pasien, suhu badan normal adalah 36° C sampai 37°C. Pada ibu menopause dengan hot flush yaitu antara 38°C (Wiknjosastro, 2007). c. Nadi : Memberi gambaran kardiovaskuler. Denyut nadi normal 70 x/menit sampai 88 x/menit. Pada ibu menopause dengan hot flush yaitu 90 x/menit (Wiknjosastro, 2007).



15



d. Pernafasan : Mengetahui sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam satu menit. Pemafasan normal 22 x/menit sampai 24 x/menit dan pemafasan pada ibu menopause dengan hot flush yaitu 20 x/menit (Wiknjosastro, 2007). 4. Pemeriksaan fisik a. Rambut : Untuk menilai warna, kelebatan dan karakteristik seperti ikal, lurus, keriting (Alimul, 2009), b. Muka : Keadaan muka pucat atau tidak ada kelainan, adakah oedema (Alimul, 2009). c. Mata : Conjungtiva berwarna merah muda atau tidak, sklera berwarna putih atau tidak (Alimul, 2009). d. Hidung : untuk mengetahui apakah ada polip atau tidak (Alimul, 2009). e. Telinga : Bagaimana keadaan daun telinga, liang telinga dan ada serumen atau tidak (Alimul, 2009). f. Mulut : Untuk mengetahui mulut bersih apa tidak ada caries atau tidak dan ada karang gigi atau tidak (Alimul, 2009). g. Leher : Apakah ada pembesaran kelenjar gondok atau thyroid, tumor dan pembesaran getah bening (Afimul, 2009). h. Dada : Apakah ada kelainan pada dada. Apakah bentuk simetris atau tidak (Alimul, 2009). i. Payudara : Apakah ada benjolan tumor dan apakah ukurannya simetris kanan dan kiri (Alimul, 2009). j. Abdomen : Apakah ada jaringan parut atau bekas operasi, adakah nyeri tekan (Alimul, 2009). k. Anogenital : Untuk mengetahui apakah ada varices, ada luka atau tidak (Alimul, 2009). l. Ekstremitas : Apakah ada kelainan, lengkap atau tidak fungsi biasa atau tidak ada oedema reflek pathella (Alimul, 2009).



16



5. Data Penunjang Pemeriksaan penunjang adalah data atau fakta yang diperoteh dari hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksaan rontgen, ultrasonografi (USG) dan lain-lain (Varney, 2008). Pada kasus Menopause dengan hot flush ini dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan HB. Bila diketahui HB < 8 g% segera beri tablet Fe.



b. Identifikasi Diagnosis atau Masalah Aktual 1) Diagnosis Kebidanan Diagnosis kebidanan yang dapat ditegakkan pada kasus pasien dengan gangguan reproduksi pada ibu menopause dengan hot flush adalah Ny. X P... A... umur X tahun dengan hot flush, dengan dasar data subjektif dan data objektif. a) Data Subjektif: berasal dari keluhan klien, pada kasus ibu menopause dengan hot flush adalah ibu mengalami rasa panas yang dialami akibat berkeringat di malam hari, rasa panas, wajah memerah serta ibu sulit untuk tidur pada malam hari (Smart, 2010). b) Data Objektif (1) Keadaan Umum (2) Kesadaran (3) Vital sign (4) Berat Badan dan Tinggi Badan (5) Kulit (Varney, 2008). c) Masalah Masalah yang sering ditemukan pada menopause dengan hot flush adalah ibu merasakan cemas dengan keadaannya (Purwoastuti, 2008).



17



d) Kebutuhan Kebutuhan yang diperlukan oleh ibu menopause dengan hot flush adalah memberikan konseling mengenai perubahan yang terjadi selama menopause den masalah yang sering muncul pada mesa menopause (Purwoastuti, 2008). 2) Antisipasi Diagnosis atau Masalah Potensial Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial berdasarkan diagnose masalah yang sudah diidentifikasi (Ambarwati, 2008). Pada kasus ibu menopause dengan hot flush diagnose potensialnya terjadi gangguan psikologis (depresi) (Purwoastuti, 2008). 3) Tindakan Segera dan Kolaborasi Pada langkah ini, mengidentifikasi perlunya melakukan konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien (Soepardan, 2007). Pada kasus ibu menopause dengan hot flush tindakan segera diberikan clonidine 0,1 mg 2x sehari sebanyak 3 tablet (Purwoastuti, 2008). 4) Rencana Tindakan Asuhan Menurut Purwoastuti (2008), rencana tindakan yang dapat dilakukan untuk asuhan kebidanan pada ibu menopause dengan hot flush adalah : a) Beritahu ibu tentang menopause. b) Beritahu ibu tentang gejala serta masalah yang muncul pada menopause. c) Anjurkan



ibu



untuk



mengkonsumsi



makanan



yang



mengandung vitamin dan kalsium. d) Anjurkan pada ibu untuk mengurangi konsumsi minum kopi atau teh serta menghindari asap rokok. e) Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan dirinya. f) Anjurkan pada ibu untuk olah raga teratur.



18



g) Anjurkan pada ibu untuk menggunakan pakaian tipis dan penutup alas tidur dari bahan katun. h) Beri ibu vitamin E dan vitamin B Kompleks. 5) Implementasi Tindakan Implementasi pada menopause dengan hot flush sesuai dengan rencana tindakan asuhan yang telah dibuat (Purwoastuti, 2008). 6) Langkah VII evaluasi Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif ataumerencanakan kembali yang belum terlaksana (Ambarwati, 2008). 7) Evaluasi setelah dilakukan tindakan yaitu: a) Keadaan umum ibu baik b) Ibu dapat mengatasi sendiri keluhan rasa panas yaitu dengan berfikir positif dan tidak panik. c) Ibu mampu menerapkan pola hidup sehat dengan olah raga teratur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi d) Rasa panas pada wajah dan leher semakin berkurang e) Ibu merasa istirahat malamnya sekarang tidak terganggu f) Ibu sudah tidak merasakan cemas.



19



BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA MENOPAUSE Ny. H P3A0 USIA 50 TAHUN DENGAN HOT FLUSH DI PUSKESMAS RAWAT INAP PENENGAHAN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2021 Tanggal Pengkajian



: 10 Maret 2021



Jam



: 10.00 WIB



Tempat



: Ruang KIA/KB dan Konseling



A. DATA SUBYEKTIF (S) 1. Biodata Istri



Suami



Nama



: Ny. H



Nama



: Tn. S



Umur



: 50 tahun



Umur



: 53 tahun



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Suku/ Bangsa : Lampung



Suku



: Lampung



Pendidikan



: SMP



Pendidikan



: SMP



Pekerjaan



: IRT



Pekerjaan



: Petani



Alamat



: Penengahan - Lampung Selatan



No. Telp



: 085368xx-xxxx



2. Keluhan Utama a. Ibu mengatakan sering berkeringat pada malam hari dan rasa panas pada wajah dan leher sejak 1 minggu yang lalu. b. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini.



3. Riwayat Perkawinan a. Jumlah Perkawinan



: Sah, kawin 1 kali



b. Usia perkawinan pertama



: Umur 19 tahun, dengan suami umur 21 tahun lamanya 36 tahun, anak 3 orang.



20



4. Riwayat Haid a. Usia menarche



: Ibu mengatakan haid pertama kali pada umur 13 tahun



b. Siklus



: Ibu mengatakan siklus haid 28 hari



c. Lamanya



: Ibu mengatakan lama haid 5-6 hari



d. Dysminorrhea



: Ibu mengatakan tidak ada dismenorhoe



e. Keputihan



: Ibu mengatakan tidak ada keputihan



5. Riwayat Ginekologi a. Perdarahan Haid



: normal



b. Riwayat perdarahan setelah hubungan seksual



: tidak ada



c. Riwayat nyeri saat berhubungan badan



: tidak ada



d. Riwayat ada massa, tumor pada payudara dan alat kandungan



: tidak ada



e. Lain-lain



: tidak ada



6. Riwayat Obstetri a. Jumlah anak



:2



b. Riwayat keguguran



:0



7. Riwayat Keluarga Berencana a. Jenis Alat Kontrasepsi : Ibu mengatakan KB menggunakan metode implant selama 6 tahun setelah anak yang ke-3. b. Keluhan



: Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan sekarang



sudah



tidak



menggunakan



KB



implant. 8. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sekarang Ibu mengatakan akhir-akhir ini sering berkeringat pada malam hari dan rasa panas disekitar wajah dan leher.



21



b. Riwayat Penyakit Keturunan yang pernah diderita keluarga Ibu mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti hipertensi, diabetus melitus dan asma. Serta penyakit menular seperti TBC dan hepatitis. 9. Pola Kebutuhan sehari-hari a. Nutrisi Ibu mengatakan makan 3 kali sehari porsi sedang, jenisnya nasi sayur, lauk pauk, dan buah. Minum 6-8 gelas per hari jenisnya air putih, teh, kopi. b. Eliminasi Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, konsistensi lunak, warna kuning bau khas feces, konstipasi tidak ada. BAK 6-7 kali sehari warna kuning jernih bau khas urine. c. Personal Hygiene Ibu mengatakan sehari mandi 2 kali, gosok gigi 2 kali dalam sehari, keramas 2 kali dalam seminggu, ganti baju dan pakaian sehari 3 kali sehari, setelah BAK dan BAB selalu cebok sampai bersih dari arah depan kebelakang dan dikeringkan dengan handuk. d. Pola Istirahat Ibu mengatakan tidur malam 4-5 jam, tetapi sering terbangun karena sering berkeringat dan merasakan rasa panas pada wajah serta leher. Tidur siang l-2 jam. 10. Data Psikologi dan Spiritual a. Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya Ibu mengatakan keadaan saat ini sehat, tetapi dalam bulan ini sering emosi kepada anaknya. b. Ketaatan beribadah Ibu mengatakan menjalankan ibadah sholat dan tidak ada keluhan. c. Pengetahuan ibu tentang penyakit yang diderita Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit.



22



d. Hubungan sosial ibu dan keluarga Ibu mengatakan hubungan sosial ibu dengan keluarga baik e. Penentu dan pengambil keputusan dalam keluarga Ibu mengatakan pengambilan keputusan adalah suami



B. DATA OBYEKTIF (O) 1. Pemeriksaan Umum a. Keadaan Umum : Baik b. Kesadaran



: Composmentis



c. Tanda-tanda vital -



Tekanan darah



: 110/70 mmHg



-



Pernapasan



: 22 x/Menit



-



Suhu



: 36,5°C



-



Nadi



: 88 x/Menit



d. BB dan TB -



BB



: 55 kg



-



TB



: 160 cm



2. Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan Inspeksi dan Palpasi 1) Kepala



: tidak ada benjolan rambut bersih



2) Muka



: oval, tidak odem



3) Mata



: simetris, konjungtiva merah muda, tidak pucat



4) Telinga



: bersih tidak ada cairan yang keluar



5) Hidung



: bersih, tidak ada polip



6) Mulut



: bersih, tidak stomatitis



7) Leher



: tidak ada pembesaran kelenjer vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid



8) Dada



: simetris, tidak ada bising



9) Mammae : payudara simetris, puting menojol, tidak ada benjolan 10) Perut



: tidak ada bekas operasi



23



11) Ekstremitas -



Kanan



: jari lengkap, tidak pucat tidak odem reflek patela (positif)



-



Kiri



: jari lengkap tidak odem tidak pucat reflek patela (positif)



-



Reflek patella : positif



-



Varises



: tidak ada



12) Genetalia



: tidak dilakukan



3. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium) HB



: 10,3 gr



C. ASSESMENT (A) Analisis Data Diagnosa : Ny. H P3A0 Usia 50 Tahun pada masa menopause dengan hot flush. Dasar : a. Ibu mengatakan usia 50 tahun. b. Ibu mengatakan sering berkeringat pada malam hari dan rasa panas pada wajah serta leher sejak 1 minggu yang lalu. c. Ibu merasa cemas dengan kondisinya. Antipasi Diagnosa dan Masalah Potensial Antipasti Diagnosa



: Pra-menopause dengan hot flush



Masalah Potensial



: Gangguan Psikologis (Depresi)



Identifikasi Kebutuhan, Kolaborasi dan Tindakan Segera Kebutuhan



: Dukungan Psikologi



Kolaborasi



: Anggota Keluarga dan Tenaga Kesehatan



Tindakan segera : a. Berikan obat klonidin 0,1 mg 2x sehari 3 tablet untuk mengurangi hot flush b. Vitamin B kompleks 12 tablet 3x sehari c. Vitamin E 12 tablet 3x sehari d. CTM 4 mg 6 tablet 1x sehari 24



D. PLANNING (P) 1. Menjelaskan keadaan pasien saat ini : Keadaan umum



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



Tanda-tanda Vital



:



-



Tekanan Darah : 110/70 mmHg



-



Pernapasan



: 22 x/menit



-



Suhu



: 36,5°C



-



Nadi



: 88 x/menit



Rasional



: Bidan akan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien.



Evaluasi



: Pasien telah mengetahui keadaannya saat ini.



2. Berikan penjelasan pada ibu tentang menopause dan gejala serta masalah yang sering muncul pada masa menopause yaitu seperti perubahan hormon estrogen, progesterone, perubahan sistem reproduksi, perubahan susunan ekstragenital. Rasional



: Bidan akan menjelaskan tentang perubahan menopause dan gejala serta masalah.



Evaluasi



: Pasien telah mengetahui tentang perubahan menopause dan gejala.



3. Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang mengandung kalsium dan vitamin B kompleks, vitamin E dan fitoestrogen. Rasional



: Bidan akan menganjurkan mengkonsumsi makanan bergizi.



Evaluasi



: Pasien telah mengerti dan mau mengkonsumsi makanan bergizi.



25



4. Anjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi minum teh atau kopi serta menghindari asap rokok. Rasional



: Bidan



akan



menganjurkan



pasien



untuk



tidak



mengkonsumsi minuman teh, kopi serta menghindari asap rokok. Evaluasi



: Pasien mengerti dan mau melakukannya.



5. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan tubuhnya, terutama daerah genetalia, yaitu dengan mandi 2 kali sehari, serta mengganti pakaian dalam apabila basah. Rasional



: Bidan akan menjelaskan tentang kebersihan tubuh terutama daerah gentalia.



Evaluasi



: Pasien mengerti dan mau melakukannya.



6. Anjurkan pada ibu untuk berolah raga secara teratur dan ringan seperti jalan kaki di pagi hari di bawah jam 8 pagi dan melakukan senam lansia satu minggu sekali. Rasional



: Bidan akan menganjurkan pasien berolahraga di pagi hari.



Evaluasi



: Pasien mengerti dan mau melakukannya.



7. Anjurkan ibu untuk menggunakan pakaian tipis dan penutup alas tidur dari bahan katun untuk mengurangi keringat. Rasional



: Bidan akan menganjurkan untuk menggunakan pakaian tipis, bahan katun.



Evaluasi



: Pasien mengerti dan mau melakukannya.



8. Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi obat-obatan seperti (Klonidin, CTM, Vitamin E dan Vitamin B Kompleks), agar pasien tetap sehat. Rasional



: Bidan akan menjelaskan manfaat mengkonsumsi obatobatan.



Evaluasi



: Pasien mengerti dan mau melakukannya.



26



BAB IV PEMBAHASAN



A. Format Jurnal Refleksi Pembelajaran Praktek Bimbingan 1. Deskripsi Pengalaman (Description of the Experience) Pada tanggal 10 Maret 2021, pkl. 10.00 WIB, Ny. H P3A0, usia 50 tahun datang ke Puskesmas Rawat Inap Penengahan, Lampung Selatan dengan keluhan Ibu mengatakan sering berkeringat pada malam hari dan rasa panas pada wajah dan leher sejak 1 minggu yang lalu dan merasa cemas. Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada Ny. H, yaitu : a. Pemeriksaan Umum 1) Keadaan Umum



: Baik



2) Kesadaran



: Composmentis



3) Tanda-tanda Vital -



Tekanan darah



: 110/70 mmHg



-



Pernapasan



: 22 x/Menit



-



Suhu



: 36,5°C



-



Nadi



: 88 x/Menit



4) BB dan TB -



BB



: 55 kg



-



TB



: 160 cm



b. Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan Inspeksi dan Palpasi 1) Kepala



: tidak ada benjolan rambut bersih



2) Muka



: oval, tidak odem



3) Mata



: simetris, konjungtiva merah muda, tidak pucat



4) Telinga



: bersih tidak ada cairan yang keluar



5) Hidung



: bersih, tidak ada polip



6) Mulut



: bersih, tidak stomatitis



27



7) Leher



: tidak ada pembesaran kelenjer vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid



8) Dada



: simetris, tidak ada bising



9) Mammae



: payudara simetris, puting menojol, tidak ada benjolan



10) Perut



: tidak ada bekas operasi



11) Ekstremitas - Kanan



: jari lengkap, tidak pucat tidak odem reflek patela (positif)



- Kiri



: jari lengkap tidak odem tidak pucat reflek patela (positif)



- Reflek patella : positif - Varises



: tidak ada



12) Genetalia : tidak dilakukan c. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium) HB : 10,3 gr 2. Perasaan terhadap Pengalaman (Feeling of the Experience) Setelah melihat situasi tersebut, sebagai seorang bidan hal yang dirasakan adalah menunjukkan rasa empati terhadap Ny. H. Hal ini berdasarkan dari keluhan yang dirasakan pasien dengan mengeluh mengatakan sering berkeringat pada malam hari dan rasa panas pada wajah dan leher sejak 1 minggu. 3. Evaluasi (Evaluating of the Experience) Hot flush adalah rasa panas dari wajah yang menyebar ke seluruh tubuh. Rasa panas ini terutama terjadi pada wajah, dada dan kepala. Rasa panas ini sering diikuti dengan timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa panas ini sering terjadi selama 30 detik sampai dengan beberapa menit. Jika keluhan ini terjadi secara terus menerus dan signifikan pada Ny. H, maka hal tersebut dapat berdampak negatif pada kesehatan psikis dan fisik.



28



4. Analisis (Analysis of the Experience) Ny. H datang ke Puskesmas Rawat Inap Penengahan Lampung Selatan untuk memeriksakan keadaannya. Dengan keluhan utama, yaitu keluhan ibu mengatakan sering berkeringat pada malam hari dan rasa panas pada wajah dan leher sejak 1 minggu yang lalu dan merasa cemas. 5. Kesimpulan (Conclusion of the Experience) Dengan dilakukannya konseling tentang perubahan yang dialami oleh Ny. H, yaitu perubahan pra-menopause yang disebut dengan gejala hot flush. 6. Rencana Tindak Lanjut (Action Plan) Sebagai upaya dalam rencana tindak lanjut yang berhubungan dengan keluhan yang dirasakan Ny. H, maka akan dilakukan sebagai berikut : a. Memberikan dukungan motivasi terhadap Ny. H dengan bantuan anggota keluarga. b. Bidan memberikan konseling tentang perubahan pra-menopause dan perubahan hormon yang dialami oleh Ny. H. c. Bidan akan memberikan obat-obatan, yaitu seperti : 1) Klonidin 0,1 mg 2x sehari 3 tablet untuk mengurangi hot flush. 2) Vitamin B kompleks 12 tablet 3x sehari. 3) Vitamin E 12 tablet 3x sehari. 4) CTM 4 mg 6 tablet 1x sehari. d. Bidan menganjurkan Ny. H untuk menggunakan pakaian tipis dan penutup alas tidur dari bahan katun untuk mengurangi keringat dan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin.



29



BAB V PENUTUP



Setelah dilakukannya Asuhan Kebidanan pada menopause yang diberikan kepada Ny. H, usia 50 tahun dengan hot flush di Puskesmas Rawat Inap Penengahan, Lampung Selatan pada tanggal 10 Maret 2021 dan telah didokumentasikan dalam bentuk SOAP, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : A. Kesimpulan 1. Pengkajian dalam asuhan kebidanan pada menopause dengan hot flush dilaksanakan dengan pengumpulan Data Subyektif, yaitu ibu mengatakan keluhan rasa panas dari wajah dan leher menyebar keseluruh tubuh, serta diikuti dengan timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat pada malam hari sejak 1 minggu yang lalu. Sedangkan Data Obyektif keadaan ibu baik. TD : 110/70 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36°C, R : 20x/menit. 2. Interpretasi data diperoleh dengan diagnosa kebidanan pada Ny. H P3A0 usia 50 tahun dengan hot flush, masalah yang timbul adalah ibu merasakan cemas dengan keadaannya. Kebutuhannya adalah memberikan KIE tentang menopause. 3. Diagnosa potensial pada kasus Ny. H tidak mengarah pada potensial dikarenakan adanya antisipasi yang tepat. 4. Antisipasi yang diberikan pada Ny. H dengan Hot flush adalah dengan memberikan terapi obat Klonidin untuk mengurangi hot flush 0,1 mg 2x sehari. Tentang dosis umum 0.1 mg 2xsehari sebanyak 3 tablet, vitamin E, B Kompleks 12 tablet 3x sehari, CTM 4 mg 1x sehari diberikan selama 7 hari. 5. Asuhan kebidanan pada Ny. H dengan hot flush adalah untuk memonitor keadaan umum dan tanda-tanda vital, serta memberikan konseling mengenai perubahan yang terjadi selama menopause, menganjurkan untuk berolahraga, menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang mengandung Vitamin B kompleks seperti sayur-sayuran hijau dan lauk 30



pauk, yaitu tahu dan tempe, mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin E seperti gandum, kacang, belut, minyak ikan, kuning telur, buncis, selada, brokoli dan ubi jalar memberikan terapi obat klonidin 0,1 2x sehari 6 tablet, vitamin B, E 12tablet 3x sehari dan CTM 4 mg 1x sehari 3 tablet.



B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Lahan Praktik a. Bidan dan asisten diharapkan dapat meningkatkan kembali pelayanan kemampuan mendeteksi, mencegah serta menangani masalahmasalah menopause yang terjadi pada ibu. b. Hot flush adalah rasa panas dari wajah yang menyebar ke seluruh tubuh. Rasa panas ini terutama terjadi pada wajah, dada dan kepala. Rasa panas ini sering diikuti dengan timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa panas ini sering terjadi selama 30 detik sampai dengan beberapa menit. Untuk mengatasi hot flush dapat memberikan terapi obat klonidin 0,1 2x sehari 6 tablet, vitamin B, E 12tablet 3x sehari dan CTM 4 mg 1x sehari 3 tablet.



2. Penulis a. Diperlukan adanya evaluasi dalam penerapan di lapangan dan teori yang didapatkan, sehingga Asuhan Kebidanan pada Menopause Ibu yang diberikan selalu berkesinambungan sesuai dengan teori dan kebijakan yang ada. b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengalaman, baik bagi penulis maupun peneliti selanjutnya yang mengembangkan atau menggunakan pengkajian menopause dalam mengurangi hot flush yang terjadi pada ibu.



31



DAFTAR PUSTAKA



Alimul Hidayat, Aziz A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Ambarwati, dkk. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendika. Ambarwati. E.R. Wulandari. D. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendika Press. Badan Pusat Statistik. 2017. Angka Menopause pada Ibu di Provinsi Lampung. BPS : Provinsi Lampung. Bandiyah, S. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Erontik. Yogyakarta : Nuha Medika. Depkes RI. 2012. Indonesia Demographic and Health Survey 2012 (SDKI) Available : http://www.depkes.go.id. Diakses tanggal 25 November 2013. Farer, H. 2006. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Hidayat, A dan Mufdillah. 2009. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan Delima. Yogyakarta : Mitra Cendika. Lestary, D. 2010. Seluk Beluk Menopause. Yogyakarta : Graha Ilmu. Muslihatun, W. dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya. Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2006. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek. Jakarta : EGC. Prawirahardjo, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Proverawati & Sulistyawati. 2010. Menopause dan Sindrom Premenopause. Yogyakarta : Nuha Medika. Purwoastuti, E. 2008. Menopause, Siapa Takut?. Yogyakarta : Kanisius S. Pakasi. 2006. Menopause Masalah dan Penanggulangannya. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Smart, A. 2010. Bahagia Di Usia Menopause. Yogyakarta : A Plus Books Soepardan, S. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC Spencer dan Brown. 2007. Menopause. Jakarta : Erlangga Suryoprajogo, N. 2009. Cara Indah Menghadapi Menopause. Yogyakarta : Locus



32



Varney, H. 2007. Varney’s Midwifery Text Book (Terjemahan) Edisi 3. Jones and Bartlett. Publisher : Boston. Varney, Helen. 2007. Varney’s Midwifery. Text Book.Ed. 4. Jones & Bartlett Publishers. USA : Boston. Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo. Wirakusumah. 2004. Menopause. Yogyakarta : Nuha Medika. World



Health



Organization.



2012.



Menopause.



Available



:



http://www.google.co.id. Diakses tanggal 03 November 2013.



33