Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Dengan Masalah Airway, Breathing Dan Circulation [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DENGAN MASALAH AIRWAY, BREATHING DAN CIRCULATION



Dosen Pengampu: Ns. Wijaya Atmaja K. S.Kep, M.Kep



Disusun Oleh: Tasya Natalia PO. 62.20.1.18.115



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN REGULER XXI C 2019



DAFTAR ISI



COVER......................................................................................................................................1 DAFTAR ISI..............................................................................................................................2 KATA PENGANTAR...............................................................................................................3 BAB I.........................................................................................................................................4 PENDAHULUAN......................................................................................................................4 A. Latar Belakang................................................................................................................4 B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5 C. Tujuan.............................................................................................................................5 BAB II........................................................................................................................................6 TINJAUAN KASUS..................................................................................................................6 A. Pengkajian Airway..........................................................................................................6 B. Pengkajian Breathing......................................................................................................7 C. Pengkajian Circulation....................................................................................................8 BAB III.......................................................................................................................................9 LAPORAN KASUS...................................................................................................................9



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolonganNya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga makalah “Asuhan Keperawatan Gawat Darurat dengan masalah Airway, Breathing dan Circulation” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Gawat Darurat. Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.



Palangka Raya, 6 Juni 2020



Penulis



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan gawat darurat merupakan salah satu komponen pelayanan di rumah sakit yang dilaksanakan di instalasi gawat darurat. Adapun tugas instalasi gawat darurat adalah menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan serta pelayanan pembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan gawat darurat medis. Sebagai unit pelayanan yang menanggulangi penderita gawat darurat, komponen pelayanan di instalasi gawat darurat harus memenuhi kebutuhan masyarakat dalam penanggulangan penderita gawat darurat dan dikelola sedemikian rupa sehingga terjalin kerjasama yang harmonis dengan unit-unit dan instalasiinstalasi lain dalam rumah sakit (Depkes R.I. 2006). Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua, yaitu: pengkajian primer dan pengkajian sekunder. Pertolongan kepada pasien gawat darurat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan survei primer untuk mengidentifikasi masalahmasalah yang mengancam hidup pasien, barulah selanjutnya dilakukan survei sekunder. Tahapan pengkajian primer meliputi: A: Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai kontrol servikal; B: Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan agar oksigenasi adekuat; C: Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan; D: Disability, mengecek status neurologis; E: Exposure, enviromental control, buka baju penderita tapi cegah hipotermia (Holder, 2002). Pengkajian primer bertujuan mengetahui dengan segera kondisi yang mengancam nyawa pasien. Pengkajian primer dilakukan secara sekuensial sesuai dengan prioritas. Tetapi dalam prakteknya dilakukan secara bersamaan dalam tempo waktu yang singkat (kurang dari 10 detik) difokuskan pada Airway Breathing Circulation (ABC). Karena kondisi kekurangan oksigen merupakan penyebab kematian yang cepat. Kondisi ini dapat diakibatkan karena masalah sistem pernafasan ataupun bersifat sekunder akibat dari gangguan sistem tubuh yang lain. Pasien dengan kekurangan oksigen dapat jatuh dengan cepat ke dalam kondisi gawat darurat sehingga memerlukan pertolongan segera. Apabila terjadi kekurangan oksigen 6-8 menit akan menyebabkan kerusakan otak permanen, lebih dari 10 menit akan menyebabkan



kematian. Oleh karena itu pengkajian primer pada penderita gawat darurat penting dilakukan secara efektif dan efisien (Mancini, 2011).



B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan maslah sebagai berikut: “Bagaimana gambaran asuhan keperawatan yang berhubungan dengan Airway, Breathing dan Circulation pada pasien di Instalasi Gawat Darurat”



C. Tujuan Tujuan Umum Mengetahui



gambaran asuhan keperawatan yang berhubungan dengan Airway,



Breathing dan Circulation pada pasien di Instalasi Gawat Darurat Tujuan Khusus 1. Mengetahui Airway Management di Instalasi Gawat Darurat 2. Mengetahui Breathing Management di Instalasi Gawat Darurat 3. Mengetahui Circulation Management di Instalasi Gawat Darurat



BAB II TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Airway Tindakan pertama kali yang harus dilakukan adalah memeriksa responsivitas pasien dengan mengajak pasien berbicara untuk memastikan ada atau tidaknya sumbatan jalan nafas. Seorang pasien yang dapat berbicara dengan jelas maka jalan nafas pasien terbuka (Thygerson, 2011). Pasien yang tidak sadar mungkin memerlukan bantuan airway dan ventilasi. Tulang belakang leher harus dilindungi selama intubasi endotrakeal jika dicurigai terjadi cedera pada kepala, leher atau dada. Obstruksi jalan nafas paling sering disebabkan oleh obstruksi lidah pada kondisi pasien tidak sadar (Wilkinson & Skinner, 2000). Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway pada pasien antara lain: 1. Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara atau bernafas dengan bebas? 2. Tanda-tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada pasien antara lain: a. Adanya snoring atau gurgling b. Stridor atau suara napas tidak normal c. Agitasi (hipoksia) d. Penggunaan otot bantu pernafasan / paradoxical ches movements e. Sianosis 3. Look dan listen bukti adanya masalah pada saluran napas bagian atas dan potensial penyebab obstruksi: a. Muntahan b. Pendarahan c. Gigi lepas atau hilang d. Gigi palsu e. Trauma wajah Jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan nafas pasien terbuka. 4. Lindungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu pada pasien yang berisiko untuk mengalami cedera tulang belakang.



5. Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas pasien sesuai indikasi: a. Chin lift/jaw thrust b. Lakukan suction (jika tersedia) c. Oropharyngeal airway/nasopharyngeal airway, Laryngeal Mask Airway d. Lakukan intubasi



B. Pengkajian Breathing Pengkajian pada pernafasan dilakukan untuk menilai kepatenan jalan nafas dan keadekuatan pernafasan pada pasien. Jika pernafasan pada pasien tidak memadai, maka langkah-langkah yang harus dipertimbangkan adalah: dekompresi dan drainase tension pneumothorax/haemothorax, closure of open chest injury dan ventilasi buatan (Wilkinson & Skinner, 2000). Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian breathing pada pasien antara lain: 1. Look, listen dan feel; lakukan penilaian terhadap ventilasi dan oksigenasi pasien. a. Inspeksi dari tingkat pernapasan sangat penting. Apakah ada tanda-tanda sebagai berikut: cyanosis, penetrating injury, flail chest, sucking chest wounds, dan penggunaan otot bantu pernafasan. b. Palpasi untuk adanya: pergeseran trakea, fraktur ruling iga, subcutaneous emphysema, perkusi berguna untuk diagnosis haemothorax dan pneumotoraks. 2. Auskultasi untuk adanya: suara abnormal pada dada 3. Buka dada pasien dan observasi pergerakan dinding dada pasien jika perlu 4. Tentukan laju dan tingkat kedalaman nafas pasien; kaji lebih lanjut mengenai karakter dan kualitas pernafasan pasien 5. Penilaian kembali status mental pasien. 6. Dapatkan bacaan pulse oksimetri jika diperlukan 7. Pemberian intervensi untuk ventilasi yang tidak adekuat dan / atau oksigenasi:



a. Pemberian terapi oksigen b. Bag-Valve Masker c. Intubasi (endotrakeal atau nasal dengan konfirmasi penempatan yang benar), jika diindikasikan d. Catatan: defibrilasi tidak boleh ditunda untuk advanced airway procedures 8. Kaji adanya masalah pernapasan yang mengancam jiwa lainnya dan berikan terapi sesuai kebutuhan.



C. Pengkajian Circulation Shock didefinisikan sebagai tidak adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan. Hipovolemia adalah penyebab syok paling umum pada trauma. Diagnosis shock didasarkan pada temuan klinis: hipotensi, takikardia, takipnea, hipotermia, pucat, ekstremitas dingin, penurunan capillary refill, dan penurunan produksi urin. Oleh karena itu, dengan adanya tanda-tanda hipotensi merupakan salah satu alasan yang cukup aman untuk mengasumsikan telah terjadi perdarahan dan langsung mengarahkan tim untuk melakukan upaya menghentikan pendarahan. Penyebab lain yang mungkin membutuhkan perhatian segera adalah: tension pneumothorax, cardiac tamponade, cardiac, spinal shock dan anaphylaxis. Semua perdarahan eksternal yang nyata harus diidentifikasi melalui paparan pada pasien secara memadai dan dikelola dengan baik (Wilkinson & Skinner, 2000).. Langkah-langkah dalam pengkajian terhadap status sirkulasi pasien, antara lain: 1. Cek nadi dan mulai lakukan CPR jika diperlukan 2. CPR harus terus dilakukan sampai defibrilasi siap untuk digunakan. 3. Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan pemberian penekanan secara langsung 4. Palpasi nadi radial jika diperlukan: a. Menentukan ada atau tidaknya b. Menilai kualitas secara umum (kuat/lemah) c. Identifikasi rate (lambat, normal, atau cepat) d. Regularity



5. Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda hipoperfusi atau hipoksia (capillary refill)



BAB III LAPORAN KASUS



DAFTAR ISI http://eprints.ums.ac.id/22064/17/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf