Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan Tenggelam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN TENGGELAM



Disusun oleh : Lilik Kurniawati (P0722020020) Eny Setiyawati (P0722020009)



KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SAMARINDA 2020/2021



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Drowning atau disebut juga tenggelam adalah suatu proses yangmengakibatkan gangguan respirasi karena cairan (van beck et al, 2005). Hasil akhir dari kejadian tenggelam adalah korban dinyatakan selamat atau meninggal.Penyebab kematian akibat tenggelam diantaranya adalah kematian otak karena hipoksia atau iskemia otak parah, ARDS, kegagalan multi organ, sindrom sepsis karena pneumonia aspirasi ($antoso, 2010). Berdasarkan data Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Barat, jumlah korban tenggelam diperairan pantai dan aliran sungai . Didaerah pesisir sejak 2012



lalu



hingga



2014,



tahun



2012



silam



korban



tenggelam



di pantai mencapai13 orang, di tahun 2013 mencapai 12 orang, tiga diantaranya tenggelam di aliran sungai dan di hingga Desember tahun 2015 telah tercatat enam orang, dua tenggelam di aliran sungai empat orang tenggelam dilaut, satu diantaranya hingga kini tidak ditemukan Bandar Lampung, 2013). Selain itu diJawa Timur juga banyak kejadian kapal yang tenggelam atau perahu nelayan yang dihantam ombak sehingga memakan korban yang jumlahnya tidak sedikit, seperti di Situbondo dalam satu kali perahu tenggelam saja korbannya berjumlah 21 orang (Detik, 2013). Berdasarkan gambaran data dari BPBD Lampung jumlah orang yang tenggelam masih tergolong tinggi walaupun secara matematis data



tiap tahun menurun, Indonesia adalah negara maritim yang wilayahnya



daerah



berair,



jika



dalam



satu



daerah



saja



terdapat



13



didominasi orang



yang



meninggal karena tenggelam, maka secara matematis korban tenggelam yang terhidung dari sabang sampai merauke sudah tentu banyak sekali.



Mekanisme tenggelam dapat digolongkan menjadi dua, yaitu dengan aspirasi cairan dan tanpa aspirasi cairan. Mekanisme kematian aspirasi cairan adalah asfiksia. Proses tenggelam ketika jalan nafas seseorang berada di bawah permukaan



cairan,



secara sadar individu akan menahan nafasnya kemudian diikuti oleh laryngospasme involunter karena cairan yang ada di orofaring atau laring,selama periode ini individu tidak



dapat menghirup udara sehingga mengalami kekurangan oksigen dan penumpukan karbondioksida. Perubahandiparu.cairan tubuh, tekanan gas darah, keseimbangan asam basa, dan konsen trasi elektrolit yang bergantung pada komposisi, volume cairan yang teraspirasi, dandurasi tenggelam



(Santoso,



2013).



Oleh sebab itu, penanganan dini sangat diperlukan karena



drowning  dapat menyebabkan paru seseorang terendam cairan, yang dapat menyebabkan kondisi yang dapat mengancam jiwa, seperti



pneumonia aspirasi dan



asfiksia. Peran perawat di sini juga sangat diperlukan mengingat kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia. pasien dengan drowning  mengalami kesulitan bernafas,sehingga hal ini juga dapat menganggu kenyamanan dan nyawa pasien, maka dari itu asuhan keperawatan yang tepat dan cepat kepada klien dengan sufokasi sangat diperlukan.



1.2 Rumusan Masalah Bagaimanakah cara melakukan asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien dengan drowning ? 1.3 Tujuan 1.3.1Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan dan melakukan asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien dengan drowning  . 1.3.2Tujuan Khusus a.Mampu memahami dan menjelaskan definisi drowning  b.Mampu memahami dan menjelaskan etiologi drowning  c.Mampu memahami dan menjelaskan pato/isiologi drowning  d.Mampu memahami dan menjelaskan mani/estasi klinis drowning  e.Mampu memahami dan menjelaskan penatalaksanaan drowning 



 f.Mampu memahami dan menjelaskan diagnostik penunjang drowning    g.Mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan drowning 1.4 Manfaat 1.4.1 Akademis, Sebagai perawat mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan drowning 1.4.2 Bagi



Profesi Kesehatan



Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan dapat



memberikan



pemahaman  yang  lebih  baik tentang asuhan keperawatan pada pasien drowning  sehingga pengembangan ilmu keperawatan khususnya kegawatdaruratan dapat tercapai.



dengan



keperawatan



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI Tenggelam adalah suatu bentuk sufokasi berupa korban terbenam dalam cairan dan cairan tersbut terhisap masuk ke jalan nafas sampai alveoli paruparu. Pada umumnya tenggelam merupakan kasus kecelakaan, baik secara langsung maupun karena ada faktorfaktor lain seperti korban dalam keadaan mabuk atau dibawah pengaruh obat, atau bisa saja dikarenakan akibat dari suatu peristiwa pembunuhan (Wilianto, 2012). Hampir tenggelam (near drowning ) adalah keadaan gangguan fisiologi tubuh akibat tenggelam tetapi tidak terjadi kematian (Onyekwelu, 2008). Near drowning didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang masih bertahan hidup setelah mengalami sufokasi (kekurangan napas) akibat tenggelamdalam air atau cairan lain. $edangkan drowning sendiri didefinisikan sebagai kematian sekunder karena asfiksia (sesak nafas) saat tenggelam dalam cairan, biasanya air, dalam 2 jam setelah kejadian (Banerjee dalam Rauuf (2004)) Drowning



(tenggelam) adalah masuknya cairan ke dalam saluran napas



yangmengakibatkan gangguan pertukaran udara di alveoli dan dapat terjadi mati lemas(Arif Mansjoer, 2000).Menurut WHO (2014), tenggelam merupakan gangguan sistem pernafasan akibat terendam dalam media yang cair. Konsensus terbaru menyatakan definisi terbaru dari tenggelam harus mencakup kasus fatal dan non fatal. Dampak tenggelam dapat berupa kematian, morbiditas, dan non morbiditas. ada juga konsensus yang menyatakan bahwa istilah basah, kering, aktif, pasif, diam, dan menengah seharusnya tidak digunakan lagi. Drowning atau tenggelam adalah proses masuknya cairan ke dalam saluran nafas atau paru-paru yang menyebabkan gangguan pernafasan sampai kematian.Definisi



tenggelam mengacu pada adanya cairan yang masuk hingga menutupi lubang hidung dan mulut, sehingga tidak terbatas pada kasus tenggelam dikolam renang, atau perairan seperti sungai, laut, dan danau saja, tetapi juga pada kondisi terbenamnya tubuh dalam selokan atau kubangan dimana bagian wajah berada di bawah permukaan air (Putra, 2014). Drawning ( Tenggelam ) adalah kematian yang disebabkan oleh aspirasi cairan ke dalam pernapasan akibat terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh ke dalam cairan.



B. ETIOLOGI a. Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan b.  Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera, atau kelelahan c. Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang C. MANIFESTASTASI KLINIK Manifestasi klinis pada tenggelam adalah sebagai berikut : 1. Koma 2. Peningkatan edema paru 3. Kolaps sirkulasi 4. Hipoksemia 5. Asidosis 6. Timbulnya hiperkapnea Gambaran Klinis



-



-



Kategori A (Awake) Sadar / GCS 15, sianosis, apnoe beberapa menit, dilakukan pertolongan kembali bernapas spontan Hipotermi ringan Perubahan radiologis ringan pada dada Lab BGA : asidosis metabolic, hipoksemia, pH 90% menggunakan oksigen 15 L/menit dengan facemask dapat menolerir ventilator non-invasif hanya kasus 27,6%. 72,4% patien membutuhkan intubasi dan ventilasi mekanis, dan diikuti sama dengan protokol di grade 4  Grade 2: Auskultasi abnormal dengan suara rale di beberapa bagian paru Korban hanya mendapatkan oksigen menggunakan kanul nasal.  Grade 1: Batuk dengan auskultasi paru normal Korban tidak perlu banyak oksigen atau pertolongan oksigen  Penyelamatan: Tanpa batuk atau kesulitan bernafas, Auskultasi paru normal Evaluasi dan biasanya tidak memerlukan perawatan lebih lanjut.



3. Pencegahan Pencegahan untuk drowning menurut Vincent et all (2011), adalah: 1.



Awasi anak-anak; 84% kasus drowning terjadi karena kurang pengawasan orang tua. Ajari berenang dari usia 2 tahun



2.



Hindari penggunaan alat bantu renang yang ditiup karena akan memberikan persepsi yang salah tentang keamanan. Gunakan life jacket.



3.



Jangan pernah mencoba menyelamatkan seseorang yang tenggelam bila tidak memungkinkan untuk dilakukan penyelamatan / tidak bisa berenang



4.



Jangan minum alkohol sebelum berenang



5.



Jangan menyelam di air yang dangkal, injury spinal servikal sering terjadi



H. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan penunjang untuk drowning menurut Baird (2005), adalah: Diagnostic Test For Drowning Test



Purpose



Abnormal Findings



Non-invasive Pulse Oximetry



Pemantauan terus-menerus SaO2 < 95% saturasi oksigen



Copnometry



Pemantauan terus menerus ventilasi



Blood Studies Analisis BGA



Mengkaji keadekuatan pH 45 mmHg) mengindikasikan asidosis respiratori serum bicarbonate