Audit Energi Listrik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN AUDIT PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI GEDUNG TIMAH II



Oleh:



NAMA



NIM



1. Febriansyah 2. Febrian Syaputra 3. Fahri Yuda



1021211020 1021211019 1021211017



JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2013



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberkati kami sehingga laporan makalah ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini, kami juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Wahri Sunanda, S.T., M.Eng. selaku dosen mata kuliah Dasar Teknik Tenaga Listrik serta kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini yang kami beri judul mengenai “Audit Pemakaian Energi Listrik di Gedung Timah II” untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Teknik Tenaga Listrik dengan berbagai sumber dan hasil data lapangan yang telah kami jadikan sebagai data dan fakta pada karya tulis ini. Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan laporan ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan. Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki laporan makalah-makalah selanjutnya di masa mendatang, dan dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.



Balunijuk, Desember 2013 . Penulis



DAFTAR ISI Halaman Judul.................................................................................................................................i Kata Pengantar................................................................................................................................ii Daftar Isi............................................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1 1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1 1.2 Batasan Masalah......................................................................................................................2 1.3 Tujuan.........................................................................................................................................2 1.4 Acuan..........................................................................................................................................2 BAB II KERANGKA TEORI.....................................................................................................3 2.1 Audit Energi..............................................................................................................................3 2.2 Analisis Energi.........................................................................................................................4 2.3 Pemborosan Energi.................................................................................................................5 2.4 Penghematan Pemakaian Energi Listrik...........................................................................5 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................8 3.1 Lokasi Penghitungan..............................................................................................................8 3.2 Beberapa Kondisi di sudut Ruangan.................................................................................8 3.3 Denah Lantai I dan II di Gedung Timah II......................................................................9 3.4 Data Peralatan dan Daya Terpasang di Gedung Timah II...........................................10 3.5 Data Pengukuran Iluminasi di Gedung Timah II...........................................................12 3.6 Pencahayaan (Lux) di Gedung Timah II..........................................................................13 3.7 Konsumsi Energi Listrik.......................................................................................................17 3.8 Opini Mereka............................................................................................................................17 3.9 Daya Terhitung (ditanggung) selama 1 minggu.............................................................20 BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................24 4.1 Kesimpulan................................................................................................................................24 4.2 Saran............................................................................................................................................24 Daftar Pustaka..................................................................................................................................25 Lampiran...........................................................................................................................................26



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang



Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 20102019 oleh PT. PLN Persero, pembangkitan energi listrik di Indonesia pada tahun 2010 komposisi produksi energi listrik berdasarkan jenis bahan bakar total di Indonesia berupa batubara 46,23%, minyak bumi 16,44%, gas 25,48%, dan sumber energi yang dapat diperbarui (air, panas bumi, surya, angin, gelombang laut) sebesar 11,84%. Pemerintah melalui UU No. 30 Tahun 2007 mengatur tentang penggunaan energi secara nasional, termasuk kewajiban bagi setiap pengguna energi (termasuk industri) untuk melakukan program konservasi energi. Koservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. Seiring pembangunan ekonomi, permintaan energi kita terus meningkat pesat. Selama kurun waktu tahun 2000 – 2010, permintaan energi tumbuh ratarata sebesar7 % per tahun. Dari sisi penyediaan, laju pertumbuhannya belum dapat mengikuti pertumbuhan permintaan. Sektor bangunan gedung intensitas energinya masih tergolong tinggi. Intensitas tinggi dikarenakan masih besarnya potensi penghematan energi. Walaupun disadari pada sektor tersebut mulai tumbuh kesadaran untuk melakukan penghematan energi berkaitan kecenderungan harga energi yang semakin meningkat. Oleh karena itu perlu peningkatan pengetahuan mengenai audit energi dalam rangka identifikasi potensi penghematan energi tersebut. Peranan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dalam melakukan audit energi menjadi faktor penting guna meningkatkan efisiensi energi di bangunan gedung. Untuk memperoleh SDM yang berkualitas perlu didukung dengan sistem pendidikan dan pelatihan keahlian secara Nasional yang dikembangkan bersandar pada kebutuhan riil di dunia usaha.



1.2 Batasan Masalah Batasan masalah yang akan kami bahas: 1. Penghitungan Daya Terpasang di Gedung TIMAH II, 2. Penghitungan Daya Terhitung selama 7 hari ( 1 Minggu) dengan kondisi semua beban menyala, 3. Penghitungan Daya Terhitung selama 7 hari ( 1 Minggu) dengan kondisi Penghematan. 1.3 Tujuan Adapun tujuan dalam laporan audit enrgi ini, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui daya terpasang di gedung Timah II 2. Untuk mengetahui daya terhitung (ditanggung) dalam 7 hari ( 1 minggu) dengan kondisi semua beban menyala. 3. Untuk mengetahui daya terhitung (ditanggung) dalam 7 hari ( 1 minggu) dengan kondisi penghematan. 1.4 Acuan Adapun acuan yang digunakan dalam laporan audit pemakaian energi listrik ini yaitu, sebagai berikut: UU No. 30/2007 tentang Energi Pasal 25: Konservasi Energi  Konservasi energi nasional menjadi tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah, pengusaha, dan masyarakat.  Konservasi energi nasional mencakup seluruh tahap pengelolaan  Pengguna dan produsen peralatan hemat energi yang melaksanakan konservasi energi diberi kemudahan/insentif oleh pemerintah  Pengguna sumber energi dan pengguna energi yang tidak melaksanakan konservasi energi diberi disinsentif oleh pemerintah  Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan konservasi energi diatur dengan peraturan pemerintah dan/atau pemerintah daerah.



BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Audit Energi Audit energi adalah proses evaluasi pemanfaat energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna sumber energi dan pengguna energi dalam rangka konservasi energi. Audit energi dilaksanakan sekurang-kurangnya pada proses dan pengguna energi utama secara berkala paling sedikit satu kali dalam tiga tahun. Proses audit dapat dilakukan oleh auditor internal maupun eksternal, namun auditor-auditor tersebut wajib memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.



Standar kompetensi auditor energi di bidang industri dan gedung sedang dalam proses penetapan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM).



Rekomendasi audit energi yang bersifat no maupun low cost wajib diterapkan dalam jangka waktu kurang dari tahun, selain itu rekomendasi yang memerlukan perubahan proses atau yang memerlukan investasi dan memenuhi kriteria teknis dan ekonomis wajib diterapkan dalam jangka menengah atau kurang dari 5 tahun. Tetapi, rekomendasi audit energi tidak dapat dilaksanakan karena sesuatu hal, maka pengguna energi dan pengguna sumber energi harus memberikan penjelasan baik secara teknis maupun ekonomis. AUDIT ENERGI ( Menurut website Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ) adalah kegiatan penelitian pemanfaatan energi untuk mengetahui keseimbangan energi dan mengidentifikasi peluang-peluang penghematan energi.



Audit Energi yang pernah dilakukan antara lain :     



Audit energi di seluruh industri pupuk di Indonesia Audit energi di 20 industri tekstil. Audit energi di pertambangan umum (batubara, timah, nikel). Audit energi di pertambangan minyak (lapangan produksi, kilang). Audit energi di 50 bangunan komersial (kantor, hotel, mall / plaza, apartemen, rumah sakit).  Audit penggunaan BBM serta kajian diversifikasi / efektivitas penggunaan energi di 52 unit pembangkit listrik.



 Audit energi di industri plywood, industri kertas, industri semen, industri baja dan industri keramik, masing-masing 2 unit industri.



2.2 Analisis Energi Analisis energi listrik merupakan upaya untuk mengoptimalkan kerja peralatan pada kondisi beban penuh sehingga penggunaan energi listrik menjadi lebih efektif, efesien dan rasional tanpa harus mengurangi kinerja produksi dan bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat konsumsi energi yang di gunakan per satuan output (produksi) serta mengindentifikasi peluang penghematan energi listrik ( Menurut: Iwan Abdul Malik). Analisis energi ini dapat digunakan untuk memahami dan memperbaiki bagaimana, di mana dan bilamana energi digunakan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, audit energi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mengevaluasi potensi penghematan energi pada suatu proses produksi. Chapman (1974) dan Pimentel et al. (1974) dalam Shanty (1994) menyebutkan adanya 3 metoda yang dapat digunakan untuk mengadakan analisis energi, yaitu: 1. 2.



3.



Analisis statistik yaitu dengan mengadakan perhitungan energi per unit keluaran dari data statistik. Analisis input-output, yaitu pembuatan suatu matrik yang menunjukkan besarnya setiap komoditi yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap komoditi produk. Analisis proses, yaitu suatu jaringan kerja atau proses yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk akhir yang sudah tertentu.



Dengan adanya audit energi ada tiga aspek yang akan tercapai, yaitu: A. saving in money Dengan adanya manajemen energi, dapat mengurangi biaya operasional. Dengan demikian keuntungan yang diperoleh perusahaan akan meningkat. B. environmental protection Dengan adanya penggunaan energi yang efisien maka akan memberikan kontribusi bagi dunia dalam hal membantu pelestarian alam dengan menjaga dan mempertahankan cadangan minyak bumi dunia agar tidak segera habis.



C. sustainable development Dengan adanya penggunaan energi yang efisien maka akan memberikan kontribusi bagi perusahaan di bidang pertumbuhan yang berkelanjutan baik di sisi finansial maupun penggunaan peralatan industri yang memiliki lifetime maksimum/optimum.



2.3 Pemborosan Energi Pemakaian energi di sejumlah daerah di Tanah Air masih belum efisien, termasuk di instansi pemerintah pusat dan daerah, badan usaha milik negara, serta badan usaha milik daerah. Hal ini bisa berdampak pada pemborosan anggaran operasional di instansi bersangkutan (Kompas). Menurut Undang-Undang (UU) Energi No.30/2007 dan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Konservasi energi, definisi konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. Sedangkan efisiensi energi bisa diartikan sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi energi yang dibutuhkan dalam menghasilkan suatu jenis produk maupun jasa tanpa mengurangi kualitas dari produk dan jasa yang dihasilkan.



Perlu diketahui bahwa masalah pemborosan energi secara umum sekitar 80 persen oleh faktor manusia dan 20 persen disebabkan oleh faktor teknis. Efisiensi energi penekanannya lebih ke demand side management (DSM), di masyarakat kadangkala efisiensi energi diartikan juga sebagai penghematan energi. Menggunakan energi secara efisien bukan berarti penggunaan energi harus mengorbankan kenyamanan misalnya membaca buku di ruangan gelap untuk menghemat lampu atau mematikan seluruh AC di gedung demi menghemat biaya listrik. Contoh tindakan yang menggunakan energi secara efisien adalah menggunakan lampu tipe compact fluorescent lamp (CFL) sebagai pengganti lampu pijar yang bisa menghemat penggunaan energi hingga 40 persen untuk menghasilkan intensitas cahaya yang sama, atau memperbanyak jendela di langitlangit (skylights), sehingga bisa menghindari penggunaan lampu di siang hari.



2.4 Penghematan Pemakaian Energi Listrik Kenaikan BBM yang terasa menyiksa ditambah lagi dengan kenaikan tarif dasar listrik menjadikan biaya hidup standar meningkat. Hal ini membuat kita perlu mengambil langkah yang efektif untuk melakukan penghematan dalam berbagai aspek termasuk hemat listrik. Anjuran pemerintah untuk menghemat listrik juga banyak disosialisasikan belakangan ini, mengingat semakin berkurangnya cadangan energi negara akibat pemakaian listrik yang semakin tinggi yang tidak diimbangi dengan pengadaan sumber energi yang terbarukan. Secara garis besar cara penghematan pemakaian energi dapat dibagi dalam 5 kategori yaitu: 1. Peninjauan ulang sistem teknis dan perbaikan arsitektur bangunan. Dari hasil studi, statistik dan pengukuran pada sejumlah gedung bertingkat di Jakarta diperoleh fakta bahwa beban listrik untuk AC rata-rata mencapai sekitar 60% dari seluruh pemakaian listrik. Fokus penghematan harus diarahkan pada sistem pendinginan ini, misalnya memilih/mengganti unit AC dengan yang mempunyai EER rendah atau memperbaiki sistem aliran refrigerant agar bisa lebih hemat listrik, dan mengurangi beban pendinginan. Salah satu beban pendinginan yang besar adalah sinar matahari yang langsung masuk ke dalam ruang, terutama antara jam 10 pagi sampai jam 15. Dengan memasang penghalang sinar matahari pada sisi timur dan barat di luar gedung pada sudut jam 10 dan jam 14, akan bisa sangat mengurangi secara drastis beban pendinginan. Pemasangan vertical blind di dalam gedung tidak ada artinya bagi mesin AC, karena radiasi sinar matahari sudah terlanjur masuk ke dalam ruang dan akan tetap menjadi beban mesin AC. 2. Perbaikan prosedur operasionil secara manual. Beberapa



prosedur



operasional



yang



dapat



dengan



mudah



dilaksanakan antara lain: mewajibkan kepada para pemakai gedung untuk selalu mematikan lampu atau AC jika sedang tidak ada orang, mematikan lampu yang dekat jendela kaca pada siang hari, tidak menyalakan pompa pada jam 18-23 karena harga listrik lebih mahal, selalu menutup pintu dan



jendela yang memisahkan ruang berAC dengan yang tidak, selalu memeriksa lampu jalan dan lampu taman yang sering lupa untuk dimatikan pada siang hari. Prosedur operasional yang tampaknya sederhana ini ternyata dalam pelaksanaannya tidaklah semudah seperti yang dikatakan. Diperlukan petunjuk, teguran, pengawasan yang terus menerus dan melibatkan banyak orang, sampai menjadi suatu kebiasaan atau budaya hemat listrik. 3. Perbaikan prosedur operasionil secara otomatis. Cara seperti no 2 di atas masih mudah dan bisa dilaksanakan untuk gedung pendek atau pabrik kecil, dan akan menjadi sulit dilaksanakan untuk gedung 25 lantai atau pabrik lebih besar dari 5000m2. Untuk mengatasi kesulitan ini, telah tersedia banyak jenis sensor dan actuator untuk berbagai keperluan. Sensor level cahaya, sensor pintu sedang terbuka/tertutup, sensor keberadaan seseorang di dalam ruangan, pengatur waktu otomatis, dan lain sebagainya bisa dirangkai dan dikombinasikan untuk mencapai tujuan penghematan listrik. 4. Pemasangan alat penghemat listrik di seluruh instalasi. Pada prinsipnya pada kebanyakan beban (peralatan yang memakai listrik), selalu bisa dihemat listriknya walau sedikit. Di sini diperlukan kejelian dan keahlian untuk menentukan memilih jenis beban dan alat yang sesuai untuk penghematan. Beban lampu pijar, lampu neon, pemanas, unit AC, motor, dan lain-lain, semuanya mempunyai alat penghemat yang spesifik/unik berdasarkan kinerja beban, schedul pemakaian beban. 5. Perbaikan kwalitas daya listrik. Dalam seminar HAEI (Himpunan Ahli Elektro Indonesia), November 2001, terungkap bahwa di beberapa instalasi di Jakarta ditemukan beberapa anomali parameter listrik, misalnya arus netral lebih besar daripada arus fasa, alat pemutus daya bekerja walau beban arus terukur masih 60% dari kapasitasnya, motor lebih cepat panas dari biasanya. Semula hal-hal ini membuat bingung para insinyur listrik dan untuk mengatasinya sementara, mereka menambah ukuran kawat netral, sehingga sama dengan ukuran kawat fasa (yang biasanya cukup setengah dari kawat fasa), memperbesar kapasitas



pemutus daya, kapasitas motor dlsb. Di sinilah ternyata telah dilakukan salah satu pemborosan baik berupa biaya listrik bulanan maupun biaya modal investasi.



BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Lokasi Penghitungan Penghitungan audit energi listrik dilakukan di gedung Timah II (Universitas Bangka Belitung) pada: Hari/Tanggal



: Rabu/ 20 Nevember 2013



Waktu



: 10:00 WIB s/d Seleai



Kondisi Cuaca



: Sangat Cerah



3.2 Beberapa Kondisi di Sudut Ruangan



Gambar 1.1 Koridor Tengah Lantai Bawah



Gambar 1.2 Ruangan Dosen



Gambar 1.3 Koridor Tengah Lantai Atas Gambar 1.4 Ruang Kelas D



Gambar 1.5 Ruang Lab. Manajemen Komputer Gambar 1.6 Koridor Kanan Lantai Atas



3.3 Denah Lantai I dan Lantai II di Gedung Timah II a. Denah Lantai I



b. Denah Lantai II



3.4 Data Peralatan dan daya Terpasang di Gedung Timah II



Tabel 1.1 Lantai Dasar



Tabel 1.2 Lantai Atas



Jadi, Total Daya Terpasang di Gedung Timah II secara Keseluruhan: TDT Lantai Dasar + TDT Lantai Atas = TDT Keseluruhan 13.794 tt + 52.520 watt



= 66.314 watt



3.5 Data Pengukuran Iluminasi di Gedung Timah II a. Lantai Dasar



b. Lantai Atas



3.6 Pencahayaan (Lux) di Gedung Timah II



100



350



350



Gambar 1.7 Pencahayaan Lux tanpa Lampu di Lantai Dasar



100



Gambar 1.8 Pencahayaan Lux Dengan Lampu di Lantai I



350



350 350



Gambar 1.9 Pencahayaan Lux Tanpa Lampu di Lantai Atas



Gambar 2.1 Pencahayaan Lux Dengan lampu di Lantai Atas



3.7 Konsumsi Energi Listrik



Pendinginan = L1+L2 = 4.432 + 8.864 = 13.296 watt Penerangan = L1 + L2 = 2.944+ 5.124 = 8.068 watt Lain – Lain = L1 + L2 = 6.418+ 38.532 = 44.950 watt



Daya Terpasang Pendinginan



Penerangan



Lain – Lain



20% 12% 68%



3.8 Opini Mereka a. Koesioner (Opini Mereka)



Presepsi Tentang Energi Listrik Tidak Begitu Perlu Perlu



100%



Perlu



Sangat



Pola Pemakaian dan Perilaku Energi Listrik Secara Umum di Timah II Hemat/ irit



Biasa Saja



Boros



10% 40%



50%



Kondisi pencahayaan Secara Umum di Gedung Timah II Kurang



Cukup 0%



Baik



40% 60%



Pemakaian Energi Listrik yang Paling Rutin Besar digunakan di Gedung Timah II



Penerangan



Sirkulasi Udara 0% 50% 50%



Lainnya



Peralatan Listrik yang Paling Banyak digunakan di Gedung Timah II (PERSONAL)



Tidak tahu Memanfaatkan Pengisian Energi Listrik Penerangan 20%



0% 80%



b. Interview (Opini Mereka)



3.9 Daya Terhitung (ditanggung) selama 1 Minggu Dibagi menjadi dua Kategori: a. Daya Terhitung (ditanggung) selama 1 Minggu dengan kondisi semua beban menyala dan Perhitungan biaya yang dikeluarkan. b. Daya terhitung (ditanggung) selama 1 Minggu dengan kondisi Penghematan dan Perhitungan biaya yang dikeluarkan.



a. Daya Terhitung (ditanggung) dengan kondisi semua beban menyala dan Perhitungan biaya yang dikeluarkan. Lantai Dasar



Lantai Atas



+ Mesin Air ( 500 watt) + Proyektor (150 watt)











lama pemkaian seminggu (25 jam) = 12.5 kwh



Lama pemakaian seminggu (60 jam) = 9 kwh



Jadi, Untuk perhitungan biaya pengeluaran dalam seminggu (pemakaian energi listrik) dengan kondisi semua beban menyala serta asumsi harga Rp.700,per kwh mendaptkan hasil sebgai berikut: kwh total lantai 1 + kwh total lantai 2 + Mesin Air + Proyektor = Daya Seluruh 637,74 kwh + 986,16 kwh + 12.5 kwh + 9 kwh = 1645,4 kwh Biaya Keseluruhan yang harus di bayar (bila kondisi semua beban menyala) = 16454,4 kwh x Rp.700,- = Rp.1.151.780,-



b. Daya Terhitung (ditanggung) dengan kondisi Penghematan dan Perhitungan biaya yang dikeluarkan. Penghematan yang dilakukan dengan tidak menyalakan semua beban (lampu) pada waktu siang hari di setiap sudut maupun ruangan. Hanya memanfaatkan sinar matahari saja di siang hari. Diasumsikan penggunaan listrik hanya pendinginan dan pemakaian energi listrik (lain-lain) di saat siang hari ( dengan berdasarkan data tabel di atas







daya terhitung). Jadi:



= Pendingin L I + Pendingin L II + lain-lain L I + lain-lain L II = 255,12 + 390,6 + 383,16 + 328,26 = 1357,14 kwh



Jadi, biayanya (lebih hemat): 1357,14 Kwh x Rp.700 = Rp 949.998, di banding dengan sebelumnya.



BAB IV PENUTUP



4.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan data di perloh di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa di gedung Timah II konsumsi energi listrik yang paling banyak (rutin) dipaki yaitu berupa pemanfaatan energi listrik (pengisian daya elektronik), serta tak kalh pentingnya penyumbang terbesar berupa PC (komputer). Karena di gedung Timah II ini mempunyai 2 (dua) Laboratorium Komputer yang keseluruhannya memiliki jumlah komputer sebanyak 71 unit. 2. Untuk melakukan cara penghematan energi, antara lain : Peninjauan ulang sistem teknis dan perbaikan arsitektur bangunan; Perbaikan prosedur operasionil secara manual; Perbaikan prosedur operasionil secara otomatis; Pemasangan alat penghemat listrik di seluruh instalasi; dan Perbaikan kwalitas daya listrik. 3. Masih ada ruangan yang kurang dalam tingkat pendinginannya seperti Ruangan Dosen yang hanya memiliki 1 unit AC. Sehingga sirkulasi udara kurang begitu baik. 4. Penerangan sebaiknya tidak perlu dinyalakan apabila kondisi cuaca sangat cerah, hal ini terlihan di ruang BAAK Fakultas Ekonomi. 5. Penggunaan listrik yang belum efektif. 4.2 Saran 1. Gunakan listrik secara efektif, 2. Jangan lupa mematikan kipas angin, apabila proses pembelajaran di ruangan telah selesai, 3. Perbaiki sistem penerangan, apabila kondisi cuaca cerah bahkan sangat cerah, sebaiknya tidak menggunakan penerangan lampu di ruangan. 4. Penggunaan daya lampu harus sesuai dengan lux di ruangan agar daya lebih efektif. 5. Menghidupkan sirkulasi udara ( kipas angin, dan AC) seperlunya saja, Itu pun hanya untuk bertujuan agar sirkulasi udara di setiap ruangan selalu baik.



DAFTAR PUSTAKA Website: http://www.ebtke.esdm.go.id/id/energi/konservasi-energi/360audit-energi.html http://www.energyservices.co.id/?do=Audit%20Energi http://www.kemenperin.go.id/artikel/3272/Pemborosan-Energi http://www.esdm.go.id/berita/listrik/39-listrik/4448pemborosan-energi-80-persen-faktor-manusia-.html http://iptech.wordpress.com/beberapa-cara-baru-penghematanenergi-listrik/



Lampiran: Data koesioner telah dikumpul, pada saat presentasi sebelumnya.