AXIOLOGY [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

AXIOLOGY [PDF]

PEMAHAMAN AXIOLOGY SAINS : SIFAT, KARASTERISTIK DAN PERKEMBANGANNYA SERTA APLIKASINYA DALAM KEPERAWATAN

Oleh : KELOMPOK

7 0 181 KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE


File loading please wait...
Citation preview

PEMAHAMAN AXIOLOGY SAINS : SIFAT, KARASTERISTIK DAN PERKEMBANGANNYA SERTA APLIKASINYA DALAM KEPERAWATAN



Oleh : KELOMPOK III 1.



Kornelia Fatima Gunsim



2.



Samsinar



3.



Sisilia



4.



Jesman



PROGRAM STUDI MAGISTER NKEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS JAKARTA TAHUN 2017



BAB I PENDAHULUAN Filsafat dan ilmu merupakan dua kata yang memiliki keterkaitan, baik itu secara historikal maupun secara substansial. Dimana dengan perkembangan dan kemajuan zaman dewasa ini tidak terlepas dari peran ilmu. Bahkan pola hidup manusia dari waktu ke waktu mengalami evolusi seiring dengan sejarah kemajuan dan perkembangan ilmu. Tahap-tahap dalam konteks ini sebagai sejarah perkembangan ilmu sejak dari zaman klasik, zaman pertengahan, zaman modern dan zaman kontemporer. Kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi dari waktu ke waktu seperti sebuah mata rantai yang tidak terputus satu sama lain. Pada perkembangannya, ilmu terbagi dalam beberapa disiplin ilmu yang membutuhkan pendekatan, sifat, objek, tujuan dan ukuran yang berbeda-beda (Semiawan, 2005). Hal-hal baru yang ditemukan suatu masa menjadi unsur penting bagi penemuan-penemuan lainnya di masa berikutnya. Satu hal yang tidak sulit untuk disepakati, bahwa hampir semua sisi kehidupan manusia modern telah disentuh oleh berbagai efek perkembangan ilmu dan teknologi, sektor ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan, sosial dan budaya, komunikasi dan transportasi, pendidikan, seni, kesehatan, dan lain-lain. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia (The Liang Gie, 2004). Sedangkan menurut Lewis White Beck, filsafat ilmu bertujuan membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan nilai dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Pembahasan filsafat ilmu sangat penting karena akan mendorong manusia untuk lebih kreatif dan inovatif. filsafat ilmu memberikan spirit bagi perkembangan dan kemajuan ilmu dan sekaligus nilainilai moral yang terkandung pada setiap ilmu baik pada tataran ontologis, epistemologis maupun aksiologi. Dengan menyadari begitu pentingnya peran filsafat ilmu terkait dengan perkembangan pengetahuan, maka makalah ini membahas beberapa hal seperti bagaimana pemahaman epistemology, axiology dan ontology diaplikasikan dalam dunia keperawatan, bagaimana sifat dan karakteristik sains keperawatan, filosofi sains keperawatan, paradigma sains keperawatan dan konsep sentral yang menjadi fokus garapan disiplin ilmu keperawatan serta proses pengembangan sains keperawatan. Disamping itu juga akan dibahas tentang analisis pengembangan sains keperawatan yang merupakan kontribusi dari interaksi antara pendidikan, pelayanan/praktek dan riset keperawatan serta pengaruhnya terhadap kehidupan keprofesian.



BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pemahaman Aksiologi Menurut Kamus filsafat, oksiologi berasal dari bahasa Yunani Axios (layak, pantas) dan logos (ilmu). Jadi aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai. Aksiologi berkaitan dengan kegunaan dari suatu ilmu, hakekat ilmu sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang didapat dan berguna untuk kita dalam menjelaskan, meramalkan dan menganalisa gejala-gejala alam (Rakhmat, 2010). Ilmu, ditinjau dari aspek aksiologi, merupakan cara penggunaan/pemanfaatan pengetahuan ilmiah. Karenanya pengetahuan ilmiah yang telah diperoleh akan disusun dan dipergunakan secara komunal dan universal. Asas dalam keilmuan tersebut digunakan/dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat manusia. Asas moral yang terkandung di dalamnya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup manusia dengan



tetap



memperhatikan



kodrat



manusia,



martabat



manusia,



dan



keseimbangan/kelestarian alam lewat pemanfaatan ilmu pengetahuan ilmiah. Aksiologi dibagi dalam 3 bagian (Jalaluddin dan Abdullah, 1997), yaitu: 1. Moral conduct, yaitu tindakan moral. Bidang ini melahirkan disiplin khusus yakni etika. Kajian etika lebih fokus pada perilaku, norma dan adat istiadat manusia. 2. Esthetic Expression, yaitu ekspressi keindahan. Bidang ini melahirkan keindahan. Estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya (Bakhtiar , 2004). 3. Sosio-political life, yaitu kehidupan sosial politik yang akan melahirkan filsafat sosio politik. Ilmu telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi peradaban manusia, tapi dengan ilmu juga manusia dapat menghancurkan peradaban manusia yang lain. Aplikasi dalam keperawatan, Oksiologi dalam ilmu keperawatan memberikan batasan pengembangan ilmu keperawatan sehingga tetap berjalan dalam kodrat manusia dan meningkatkan kemaslahatan umat keperawatan bertujuan:



manusia.



Pemahaman tentang aksiologi



dalam



a. Memberikan arah dalam proses keilmuan dan perkembangan teori keperawatan sehingga berbagai penelitian keperawatan dapat dilakukan secara etis, tidak mengubah kodrat dan tidak merendahkan martabat manusia. b. Memberikan arah dalam praktik keperawatan sehingga dapat memberikan pelayanan dengan nilai yang luhur dan dapat meningkatkan derajat kesehatan manusia. Dalam penerapan ilmu keperawatan, profesi keperawatan tidak hanya memiliki tanggung jawab professional, tetapi juga punya tangung jawab social politik yang disertai sikap moral yang luhur. Secara aksiologi, keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan mempunyai andil besar terhadap masyarakat. Jika dulu orientasi keperawatan adalah pada individu yang sakit, kini orientasi tersebut meluas hingga individu yang sehat. Dalam hal ini keperawatan selalu berusaha untuk mengembangkan diri kearah profesionalisme. Wujud penegmbangan ilmu keperawatan mencakup dua hal penting, yaitu bidang pendidikan dan latihan, serta bidang praktik keperawatan.



2.2. Sifat dan karakteristik sains keperawatan, filosofi sains keperawatan, paradigma sains keperawatan dan konsep serta proses pengembangan sains keperawatan. 2.2.1. Sifat dan karakteristik sains keperawatan. Sains keperawatan menurut Stevenson dan Woods merupakan area ilmu pengetahuan yang fokus pada adaptasi individu dan kelompok terhadap masalah kesehatan yang aktual ataupun potensial, lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia dan intervensi terapeutik yang meningkatkan kesehatan dan mempengaruhi efek penyakit. Sementara itu menurut Fogel-Keck ilmu keperawatan adalah body of knowledge yang berhubungan erat dengan disiplin keperawatan, termasuk proses dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan pengetahuan (McKenna, 1997). Sifat/karakteristik ilmu keperawatan meliputi beberapa hal (Asmadi, 2008), yaitu: 1. Pengetahuan umum (public knowledge), ilmu keperawatan dapat dipelajari oleh siapa saja yang berminat. Ilmu keperawatan dapat dipublikasikan dengan bahasa yang sarat dengan unsur informative dan emotif. 2. Objektif. Ilmu keperawatan dapat menginterpretasikan objek yang sama dengan cara yang sama sehingga diperoleh hasil yang sama.



3. Abstraksi. Ilmu keperawatan ditujukan untuk umat manusia yang tidak lepas dari kebutuhan. Ini tertuang dalam segala konsep tentang manusia, yaitu bahwa manusia sebagai mahluk holistic (bio-psiko-sosio-spiritual), manusia sebagai mahluk yang unik, manuasia sebagai mahluk yang memiliki kebutuhan dan manusia sebagai mahluk dengan system terbuka. 4. Konseptual. Ilmu keperawatan mempunyai konsepsi untuk membangun teori keperawatan. Konsep ini antara lain dikemukakan oleh sejumlah ahli: a. Florence Nightingale (1859). Menurutnya, penyakit merupakan proses ketidakseimbangan yang dapat pulih kembali dan tidak harus selalu disertai dengan penderitaan. Pemulihan penyakit dilihat sebagai upaya alami dalam memperbaiki proses yang sedang rusak/terganggu. Dan menegaskan bahwa faktor



kebersihan



dan



kesehatan



lingkungan



sangat



penting



dalam



mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan manusia. b. Hildergard Peplau(1952). Teori yang dikembangkannya dikenal dengan teori keperawatan psikodinamik. Ia menyatakan bahwa keperawatan adalah suatu proses interpersonal yang bersifat terapeutik. c. Faye Abdellah (1960). Ia menjelaskan bahwa keperawatan adalah layanan yang diberikan kepada individu, keluarga dan masyarakat, yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang mencakup sikap, kemampuan intelektual, dan keterampilan teknis klinis perawat yang ditujukan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. d. Ida jean Orlando (1961). Ia menggunakan hubungan interpersonal sebagai landasan teorinya. Perhatian utamanya adalah pada sifat unik individu, baik verbal maupun non verbal, yang mengisyaratkan suatu kebutuhan akan kegiatan atau tindakan keperawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien.



e. Virginia Henderson (1966). Teorinya berfokus pada individu. Ia mengemukakan bahwa jasmani dan rohani manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Manusia adalah mahluk yang unik, tidak ada dua orang yang memiliki kebutuhan dasar yang sama. Klien adalah individu yang memerlukan bantuan untuk mencapai kemandirian. f. Martha E. Roger (1970).



Pandangannya dalam penembangan teori



keperawatan banyak dipengaruhi oleh teori system dan teori energy. Teori Roger dikenal dengan Unitary human beings theory. g. Dorothea Orem (1971). Ia melihat individu sebagai satu kesatuan utuh yang terdiri dari aspek fisik, psikologis, dan social dengan derajat kemampuan merawat diri sendiri. Tindakan keperawatan, menurutnya merupakan upaya untuk memacu kemampuan diri sendiri. Teori orem dikenal dengan self care deficit theory. h. Imogene F. King (1971). King memandang klien sebagaai system perorangan sebagai mahluk yang mempunyai daya reaksi, yang mampu mempersiapkan diri, berpikir, menetapkan, memilih tindakan guna mencapai tujuan dan mengambil keputusan. Keperawatan dilihat sebagai aksi, reaksi, interaksi dan transaksi dari proses interpersonal. Teori king dikenal dengan theory of goal attainment. i. Kelompok Kerja keperawatan Indonesia (1983). Menurutnya, keperawatan suatu bentuk layanan professional yang menjadi bagian integral dari layanan kesehatan yang ddasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio, psiko, social, kultural dan spiritual yang komprehensiv yang ditujukan untuk individu, keluarga dan masyarakat dalam keadaan sakit maupun sehat diseluruh proses kehidupan manusia. 5. Generalisasi. Dengan adanya konsep manusia dan konsep keperawatan, ilmu keperawatan dapat dipublikasikan sehingga bisa diketahui dan diterima oleh umum. Artinya masyarakat dapat mengenal ilmu keperawatan melalui realitas asuhan keperawatan atau melalui bantuan yang dierikan.



Selain poin-poin diatas, ada karakteristik lain yang harus dipenuhi oleh profesi keperawatan terkait dengan keilmuan, yaitu body of knowledge. Body of knowledge keperawatan merupakan kerangka pengetahuan yang membangun ilmu keperawatan. Body of knowledge keperawatan ini terdiri dari tiga aspek, Pertama, adalah paradigm keperawatan yang memandang manausia dalam interaksinya dengan lingkungan untuk mencapai keadaan sehat. Kedua, boundaries, berupa model konseptual dan teori keperawatan. Ketiga, metode untuk mengembangkan pengetahuan dalam bentuk penelitian dan uji coba teori keperawatan. 2.2.2. Filosofi sains keperawatan Filosofi atau falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan dan dipakai sebagai pandangan hidup. Filosofi menjadi cirri utama dalam sebuah komunitas, salah satunya adalah profesi keperawatan. Keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, baik kepada individu, keluarga, maupun masyarakat. Artinya falsafah atau filosofi keperawatan menjadi landasan bagi perawat dalam menjalankan profesinya. Filosofi diartikan juga sebagai pernyataan tentang fenomena sentral yang menjadi minat bagi disiplin ilmu, tentang bagaimana proses fenomena tersebut diketahui dan tentang nilai-nilai yang diyakini anggota disiplin tersebut (Fawcett, 2005). Filosofi berguna untuk menginformasikan kepada anggota disiplin ilmu dan masyarakat umum tentang nilai dan keyakinan tertentu yang dianut oleh disiplin tersebut (Tomey & Alligood, 2010). Nilai dan prinsip tentang hakikat pengetahuan dan kebenaran (epistemologi), tentang sifat alami suatu entitas diwakili dalam metaparadigma. Filosofi akan mempengaruhi bagaimana akademisi menampilkan tindakannya, bagaimana mereka menginterpretasikan tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana mereka memandang ilmu dan pengetahuan tersebut. 2.2.3. Paradigma sains keperawatan. Paradigma keperawatan merupakan abstrak dari cara memandang dan keyakinan yang mendasari suatu disiplin ilmu keperawatan dalam lingkup ilmu



keperawatan, sehingga pelayanan keperawatan mempunyai norma, memiliki standar yang jelas dan bisa dipertanggung jawabkan (Asmadi, 2004). Paradigma mencakup



keperawatan,



manusia,



lingkungan



dan



sehat-sakit.



ini



Paradigma



keperawatan merupakan suatu pandangan global yang dianut oleh mayoritas kelompok ilmiah (keperawatan) atau hubungan berbagai teori yang membentuk suatu susunan yang menagtur hubungan diantara teori tersebut guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan. 1. Manusia Manusia utuh adalah proses sepanjang hidup yang terus menerus berubah dan berinteraksi



dengan



lingkungan



dan



berpartisipasi



dalam



upaya



untuk



mempertahankan kesehatannya. Dalam konteks paradigma keperawatan ini setiap manusia dalam hidupnya akan mengalami situasi di mana dia mampu memenuhi kebutuhannya, membutuhkan bantuan atau bahkan membutuhkan orang lain untuk melakukannya, dalam hal ini perawat. 2. Perawat Perawat adalah individu yang menjalani profesi keperawatan, yaitu seni dan pengetahuan dalam memandirikan maupun membantu klien sesuai dengan kondisi masing-masing personal. Perawat akan memberikan pelayanan yang bersifat manusiawi yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan manusia untuk merawat diri, kesembuhan dari penyakit atau cedera dan penanggulangan komplikasinya sehingga dapat meningkat derajat kesehatannya. 3. Kesehatan Kesehatan adalah suatu kondisi sejahtera jasmani maupun rohani yang bersifat dinamis pada individu di mana dalam kondisi ini setiap individu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan internal maupun eksternal. 4. Lingkungan



Lingkungan dapat diartikan sebagai tempat, situasi maupun hal-hal yang berinteraksi dengan individu baik secara aktif maupun pasif. Lingkungan dapat juga diartikan sebagai kondisi terpenuhi atau tidaknya kebutuhan seseorang/klien. Ketika kebutuhan terpenuhi akan menjadi suatu lingkungan yang kondusif bagi individu untuk berfungsi secara optimal dan berlaku juga hal yang berkebalik. 2.2.4. Pengembangan sains keperawatan



Keperawatan telah berkembang dari suatu pekerjaan sederhana yang berorientasi pada tugas semata (task oriented), menjadi suatu profesi yang memiliki landasan ilmiah untuk bertindak, menggunakan keterampilan berfikir kritis dan menerapkan perilaku “caring”. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya jenjang pendidikan di dunia keperawatan yang tidak kalah dengan profesi lain yang sejenisnya. Sains keperawatan semakin sempurna dengan munculnya pakar-pakar keperawatan yang menghasilkan teori-teori baru yang semakin aplikatif. Suatu perubahan yang mendasar yang terjadi dalam perawatan yang terjadi pada masa peralihan sebelum Florence Nightingale adalah pergeseran dari pelayanan keperawatan yang sebelumnya lebih menekankan pada penguasaan prosedur tindakan, menjadi penekanan landasan pengetahuan ilmiah serta penguasaan dan pelaksanaan tindakan pada asuhan keperawatan. Pandangan dan keyakinan ini sebenanrnya yang merombak segala pandangan dan tatanan yang ada dalam keperawatan, baik pada tatanan pelayanan keperawatan, pendidikan keperawatan maupun perkembangan organisasi profesi keperawatan. Pengembangan ilmu keperawatan dalam bidang pendidikan diwujudkan melalui pendidikan berkelanjutan serta pendidikan dan latihan khusus dibidang keperawatan. Pengembangan ilmu keperawatan dalam bidang praktek keperawatan dilakukan melalui upaya peningkatan kualitas layanan keperawatan yang dilandasi keilmuan serta sikap professional yang dilandasi oleh kaidah etik profesi dan standar praktek keperawatan yang berlaku. Ini karena keperawatan tidak hanya sekedar ilmu, tetapi juga praktek. Oleh karena itu pendidikan keperawatan merupakan pendidikan professional. 2.3. Analisis pengembangan sains keperawatan



Keperawatan yang semula belum jelas ruang lingkup dan batasannya, secara bertahap mulai berkembang. Keperawatan didefinisikan oleh para pakar keperawatan dengan berbagai cara dalam berbagai bentuk rumusan, seperti rumusan dari Florence Nightingale, Imogene King, Virginia Henderson, dan sebagainya. Sebagai sains, keperawatan lebih merupakan sains terapan (applied science) yang menggunakan pengetahuan, konsep dan prinsip-prinsip dari berbagai kelompok ilmu, khususnya fisika, biologi, termasuk ilmu biomedik, ilmu perilaku dan ilmu social. Sains keperawatan yang merupakan sintesis dari ilmu-ilmu dasar tersebut sedang berada dalam proses pertumbuhan dan pengembangan. Agar proses profesionalisasi keperawatan dalam menghadapi tuntutan kebutuhan dan perkembangan dimasa depan berjalan dengan baik dan terarah perlu dilakukan penataan yang mendasar dari organisasi profesi keperawatan. Dari hasil analisis terkait dengan pengembangan sains keperawatan, masih diperlukan penataan diberbagai bidang, antara lain: 1. Penataan dibidang pendidikan keperawatan Langkah yang penting dan haus dilakukan adalah menata pendidikan keperawatan sebagai pendidikan professional, sehingga peserta didik mendapat pendidikan dan pengakaman belajar sesuai yang dituntut oleh profesi keperawatan. Upaya penataan pendidikan keperawatan diarahkan pada hal-hal seperti: 1). mempercepat proses penumbuhan pendidikan keperawatan dalam system pendidikan tinggi nasional. 2). Mengendalikan dan membina pelaksanaan pendidikan pada pusat-pusat pendidikan keperawatan,



dengan



memberlakukan



peraturan



akreditasi



institusi



pendidikan



keperawatan, disertai dengan standar pendidikan, sesuai yang dituntut oleh profesi keperawatan. 3). Mengembangkan lahan praktek keperawatan untuk pelaksanaan pengalaman belajar klinik dan lapangan. 4). Meningkatkan dan membina kemampuan staff akademik untuk melakukan riset dalam rangka memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan maju dalam pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan, serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan. 2. Penataan praktek keperawatan



Upaya penataan praktek diarahkan pada hal-hal seperti: 1). Mengembangkan dan membina pelayanan/asuhan keperawatan professional, berlandaskan ilmu pengetahuan dan metode ilmiah, serta menggunakan kode etik keperawatan sebagai tuntunan. 2). Menyusun dan memberlakukan standar praktik keperawatan sehingga mutu asuhan keperawatan dapat dipertanggungjawabkan. 3. Penataan organisasi profesi keperawatan Upaya penataan organisasi profesi keperawatan diarahkan pada hal-hal seperti: 1). Membina organisasi profesi keperawatan sehingga mampu melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya sebagai organisasi profesi. 2). Meningkatkan kemampuan organisasi profesi keperawatan sehingga mampu melaksanakan pendidikan keperawatan berlanjut, menyusun standar pendidikan keperawatan. 3). Membina organisasi profesi keperawatan sehingga mampu mengendalikan proses profesionalisasi secara terus menerus.



BAB III KESIMPULAN



Pemahaman akan aksiologi merupakan hal yang sangat penting, dimana dengan memahami hal tersebut, kita semakin paham bagaimana ilmu tersebut diperoleh, bagaimana ilmu tersebut dimanfaatkan, apa kegunaan ilmu tersebut dan bagaimana ilmu tersebut bisa diterapkan dalam lingkungan pekerjaan atau hidup sehari-hari. Semua cabang ilmu pengetahuan pastinya memiliki filosofinya masing-masing, termasuk juga ilmu keperawatan. Sains keperawatan memiliki karakteristik sehingga ilmu keperawatan layak disebut sebagai ilmu yang mandiri. Paradigm keperawatan merupakan salah satu factor penting dalam perkembangan sains keperawatan, dimana paradigma keperawatan melihat dari 4 hal antara lain: mausia, lingkungan, konsep sehat-sakit dan keperawatan itu sendiri. Proses pengembangan ilmu keperawatan bisa dikatakan sedang mengalami perubahan kearah yang semakin modern, yang didukung dengan munculnya pakar-pakar keperawatan yang menciptakan teori-teori baru yang semakin aplikatif. Namun untuk lebih baik lagi, keperawatan masih perlu membenahi beberapa hal dalam memajukan kehidupan profesi keperawatan antara lain, penataan dibdang pendidikan, penataan dibidang praktik/pelayanan dan juga penataan di dalam organisasi profesi itu sendiri.



REFERENSI Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta. EGC Alligood, M. R., Tomey, A. M. (2010). Nursing Theorist and Their Works, Seventh Edition. St. Louis. Missouri: Mosby Elsivier. Bakhtiar, A. (2004). Filsafat Ilmu. Jakarta. Raja grafindo persada Fawcett, J. (2005). Contemporary Nursing Knowledge.Analysis and Evaluation of Nursing Models and Theoris.Second Edition. F.A Davis. Philadelpia. Jalaludin & Abdullah (1997). Filsafat pendidikan. Jakarta. Gaya media pratama Rahmat, C. (2010). Membidik ilmu. Bandung. Suriasumantri, J. S. (2005). Filsafat Ilmu: sebuah pengantar popular. Jakarta. Sinar Harapan. Semiawan , C. (2005). Panorama filsafat ilmu landasan pengembangan ilmu sepanjang zaman. Jakarta. Mizan publika The Liang Gie. (2004). Pengantar filsafat ilmu. Yogyakarta. Liberty