Bahan Ajar Rumah Adat Di Nusantara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kata Pengantar Upaya pemerintah yang bertujuan untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia salah satunya dengan diadakannya kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang seharunya fokus pada student center yaitu pembelajaran berpusat pada siswa bukan lagi teacher center atau pembelajaran satu arah atau hanya guru saja yang aktif, karena seharusnya guru hanya sebagai fasilitator saja. Maka dari itu kurikulum 2013 ini guru di tuntut untuk kreatif dan inovatif dalam pembelajaran agar nantinya student center dapat terlaksana dengan baik dalam proses pembelajaran. Peran seorang guru sangatlah penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini. Guru dapat mengembangkan dan semakin memperdalam pengalaman belajar siswa dengan daya kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain dan disesuaikan dengan potensi siswa di sekolah masing-masing. Buku ini merupakan penyempurnaan dari edisi terdahulu. Buku ini bersifat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, peneliti meminta kepada para pembaca memberikan saran, kritikan, dan masukan yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan. Peneliti mengucapkan terima kasih atas kontribusi dari semua pihak dalam penyempurnaan buku ini. Semoga kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi Indonesia yang lebih berkualitas.



Bangkalan, 06 Juni 2020 Penulis



ii



Cover ..............................................................................................................



i



Kata Pengantar ...........................................................................................



ii



Daftar Isi .......................................................................................................



iii



Petunjuk Belajar a. Pendidik .................................................................................................... b. Peserta didik ............................................................................................



v v



Kompetensi yang Akan Dicapai ............................................................



vi



Materi Rumah Adat Nusantara ..............................................................



2



Pulau Sumatera ...........................................................................................



4



Rumah Adat Provinsi Aceh ...............................................................................



5



Rumah Adat Provinsi Sumatera Utara .........................................................



6



Rumah Adat Provinsi Riau ...............................................................................



8



Rumah Adat Provinsi Kepulauan Riau..........................................................



9



Rumah Adat Provinsi Sumatera Barat .........................................................



11



Rumah Adat Provinsi Jambi .............................................................................



12



Rumah Adat Provinsi Bengkulu .....................................................................



13



Rumah Adat Provinsi Sumatera Selatan .....................................................



15



Rumah Adat Provinsi Bangka Belitung .......................................................



16



Rumah Adat Provinsi Lampung ......................................................................



17



Pulau Kalimantan ......................................................................................



19



Rumah Adat Provinsi Kalimantan Utara .....................................................



20



Rumah Adat Provinsi Kalimantan Barat .....................................................



21



Rumah Adat Provinsi Kalimantan Timur ...................................................



23



Rumah Adat Provinsi Kalimantan Tengah .................................................



24



Rumah Adat Provinsi Kalimantan Selatan .................................................



26



Pulau Jawa ....................................................................................................



28



Rumah Adat Provinsi Banten ...........................................................................



28



Rumah Adat Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta...........................



30



Rumah Adat Provinsi Jawa Barat ...................................................................



31



iii



Rumah Adat Provinsi Jawa Tengah ...............................................................



33



Rumah Adat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ..............................



34



Rumah Adat Provinsi Jawa Timur .................................................................



36



Pulau Sulawesi.............................................................................................



38



Rumah Adat Provinsi Sulawesi Utara ..........................................................



39



Rumah Adat Provinsi Gorontalo ....................................................................



40



Rumah Adat Provinsi Sulawesi Tengah ......................................................



41



Rumah Adat Provinsi Sulawesi Barat ..........................................................



43



Rumah Adat Provinsi Sulawesi Selatan .......................................................



44



Rumah Adat Provinsi Sulawesi Tenggara ..................................................



46



Pulau Bali dan Nusa Tenggara ..............................................................



47



Rumah Adat Provinsi Bali .................................................................................



47



Rumah Adat Provinsi Nusa Tenggara Barat ..............................................



50



Rumah Adat Provinsi Nusa Tenggara Timur ............................................



51



Pulau Maluku dan Papua ........................................................................



54



Rumah Adat Provinsi Maluku .........................................................................



54



Rumah Adat Provinsi Maluku Utara .............................................................



56



Rumah Adat Provinsi Papua Barat ................................................................



57



Rumah Adat Provinsi Papua ............................................................................



59



Lembar Kerja Siswa ..................................................................................



61



Petunjuk Kerja Siswa ...............................................................................



62



Evaluasi .........................................................................................................



64



Daftar Pustaka ............................................................................................



65



Glosarium .....................................................................................................



68



Profil Pengembang ....................................................................................



71



iv



a. Pendidik Dalam setiap kegiatan guru berperan untuk: 1. Memotivasi siswa dalam mengerjakan soal-soal Latihan untuk melatih kemampuan penguasaaan pengetahuan konseptual dan literasi. 2. Membimbing siswa yang merasa kesulitan menyelesaikan tugas. 3. Mengarahkan siswa untuk menemukan konsep melalui kegiatan diskusi dan praktikum. 4. Mengembangkan sikap literasi agar nantinya dapat meningkat komunikasi ilmiah pada siswa. b. Peserta Didik Untuk mendapatkan hasil maksimal saat belajar menggunakan bahan ajar sehingga nantinya dapat meningkatkan komunikasi ilmiah pada siswa, maka disediakan beberapa petunjuk penggunaan bahan ajar antara lain: 1. Bacalah dan pahami dengan baik uraian materi yang disajikan pada masing-masing kegiatan pembelajaran. Apabila terdapat materi yang kurang jelas, maka tanyakan kepada guru. 2. Kerjakan setiap kegiatan diskusi, soal latihan dengan baik untuk melatih kemampuan penguasaan pengetahuan konseptual dan literasi lingkunganmu. 3. Kerjakan pada bagian Lembar Kerja Siswa pada bagian akhir pada bahan ajar ini mengenai keunikan-keunikan yang ada di setiap rumah adat yang ada di nusantara, agar nantinya dengan adanya bahan ajar ini dapat meningkatkan komunikasi secara lisan siswa. Jika ada kegiatan atau perintah yang belum jelas, tanyakan pada guru hingga jelas. 4. Setelah selesai mengerjakan maka jelaskan kepada guru dan teman kelas hasil dari tugas yang dikerjakan.



v



a.



Kompetensi Inti



1) Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2) Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetanngganya. 3) Memahami pengetahauan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah, sekolah, dan tempat bermain. 4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. b. Kompetensi Dasar dan Indikator Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar Indikator 3.7 Menggali pengetahuan baru yang 3.7.1 menjelaskan tentang fungsi dari lantai terdapat pada teks. dari rumah baru niang dari teks “Rumah Adat Suku Manggarai” 4.7 Menyampaikan pengetahuan baru 4.7 Menyebutkan informasi baru yang dari teks nonfiksi ke dalam tulisan didapatkan dari teks “Rumah Adat Suku dengan bahasa sendiri. Manggarai” dengan ejaan yang benar. PPKN Kompetensi Dasar 1.4 Mensyukuri berbagai bentuk keragaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa 2.4 Menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keragaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan. 3.4 Mengidentifikasi berbagai bentuk keragaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan. 4.4 Menyajikan berbagai bentuk keragaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan Indonesia.



Indikator 1.4.1 Menjelaskan tentang cara menghargai seseorang yang berasal dari provinsi yang berbeda dengan kita



2.4.1 Menyebutkan contoh dari sikap kerja sama di daerah tempat tinggal yang berbeda suku bangsa dengan kita 3.4.1 Mengidentifikasi bagaimana bentuk rumah adat dan keunikan dari rumah adat di daerah tanpa menyinggung seseorang yang berbeda daerah 4.4.1 Menuliskan nama dan bahan dasar dari rumah adat dalam Bahasa Indonesia tanpa menyinggung seseorang yang berbeda Bahasa.



vi



IPS Kompetensi Dasar 3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang. 4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik ruang c.



Indikator 3.2.1 Menuliskan nama rumat adat dan keunikan yang terlihat pada setiap rumah adat yang adaa di gambar



4.2.1 Menceritakan hasil dari tugas kepada Bapak/Ibu guru daj teman-teman di depan kelas.



Tujuan Pembelajaran



1. Setelah membaca teks tentang rumah adat suku Manggarai, siswa mampu menuliskan pengetahuan baru dari teks yang telah dibaca dengan benar. 2. Setelah berdiskusi kelompok, siswa mampu menjelaskan tentang bentuk, bahan pembuat, dan keunikan dari rumah adat daerah mereka dengan tepat. 3. Setelah mengamati gambar beberapa rumah adat di Indonesia, siswa mampu menceritakan daerah asal dan keunikan dari setiap rumah adat dengan tepat.



vii



1



Rumah Adat Nusantara Menurut Kusumawati (2017) Keragaman suku bangsa juga berpengaruh terhadap bentuk rumah adat. Rumah Adat merupakan bangunan rumah yang mencirikan atau khas bangunan suatu daerah di Indonesia yang melambangkan kebudayaan dan ciri khas masyarakat setempat. Rumah adat bisa berupa rumah untuk tempat tinggal sehari-hari atau balai yang biasanya digunakan untuk acara masyarakat setempat. Rumah adat umumnya dibangun menyesuaikan kondisi wilayah alam setempat. Keragaman bentuk rumah adat mencerminkan kemampuan nenek moyang bangsa Indonesia sebagai arsitek yang handal. Tidak hanya unik, bentuk rumah adat mengandung makna dan simbol tertentu. Semua itu disesuaikan adat istiadat tiap-tiap daerah. Keragaman rumah adat di Indonesia sebagai berikut:



NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21



Daerah Asal Nagroe Aceh Darussalam (NAD) Sumatera Utara Sumatera Barat Riau



Riau Kepulauan Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Bangka Belitung Lampung Banten Jawa Barat D.K.I Jakarta Jawa Tengah D.I Yogyakarta Jawa Timur



Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara



Tabel 1 Rumah Adat Indonesia Rumah Adat Indonesia Rumoh Aceh, rumah Krong Bade Rumah Balai Batak Toba, rumah Bolon Rumah Gadang Balai Salaso Jatuh atau rumah Adat Selaso Jatuh Kembar, rumah Melayu Atap Belah Bubung, rumah Melayu Atap Lipat Kajang, dan rumah Melayu Atap Lontik. Rumah Melayu Atap Limas Potong Rumah Kajang Lako Rumah Bubungan Lima Rumah Lima atau Kekejing Rumah Panggung Rumah Nuwou Sesat Rumah Adat Baduy Rumah Panggung Rumah Kebaya dan rumah Gudang Rumah Joglo Rumah Joglo Rumah Joglo Rumah Panjang Rumah Betang Rumah Banjar Rumah Lamin Rumah Baloy



2



22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34



Bali



Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua



Rumah Bali atau Gapura Candi Bentar Walewangko Rumah Adat Doloupa Rumah Adat Mandar Souraja atau rumah Raja atau rumah Besar, rumah Tambi Rumah Adat Buton atau rumah Adat Banua Tada Rumah Adat Tongkonan Dalam Loka Samawa Sao Ata Mosa Lakitana Rumah Baileo Rumah Sasadu Mod Aki Aksa Honai



Indonesia terkenal dengan keanekaragaman salah satunya adalah rumah adat, sebagai mana seperti yang tertera pada tabel di atas. Indonesia mempunyai 34 provinsi, setiap provinsi mempunyai rumah adat masing-masing yang berbedabeda. Beberapa provinsi di Indonesia tidak hanya memiliki satu rumah adat saja akan tetapi ada yang mempunyai 2 sampai 5 rumah adat di dalamnya. Bisa dibayangkan ya berapa banyak rumah adat yang ada di Indonesia. Penasaran kan bagaimana bentuk dari rumah adat setiap provinsi yang ada di Indonesia ??? Yuk sekarang mari kita belajar tentang rumah adat di Indonesia bersamasama … Kita belajar dari rumah adat di provinsi yang ada di pulau Sumatera terlebih dahulu ya dan dilanjut dengan rumah adat di pulau Kalimantan, pulau Jawa, pulau Sulawesi, pulau Bali, pulau Nusa Tenggara Barat, pulau Nusa Tenggara Timur, pulau Maluku dan pulau Papua. Langsung saja yukk...



3



Rumah Adat di Pulau Sumatera Pulau Sumatera memiliki sepuluh provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, dan Lampung. Suku yang terdapat di Sumatera, di antaranya, suku Aceh, Batak, Melayu, Minangkabau, dan Lampung. Rumah adat Sumatera memiliki ciri khas tersendiri, yaitu pada bentuk rumah dan jenis ornamen atau ukirannya. Selain itu, rumah adat Sumatera memiliki satu persamaan, yaitu berbentuk panggung. Alasan pemilihan bentuk panggung adalah untuk menghindari banjir bagi daerah yang dilewati oleh aliran sungai dan menghindari binatang buas bagi wilayah yang dekat dengan hutan. Rumah adat di Sumatera memiliki banyak fungsi, di antaranya, sebagai rumah tinggal dan tempat pertemuan adat masyarakat. Bentuk rumah adat sebagian ditentukan oleh karakter suku yang mendiami rumah tersebut. Berikut adalah rincian dari rumah adat dari setiap provinsi yang berada di pulau Sumatera. (Poerwaningtias, I dan Suwarto, N.K., 2017).



Gambar Persebaran Rumah Adat di Pulau Kalimantan Sumber : Buku Rumah Adat Nusantara



4



Di atas adalah gambar persebaran rumah adat di pulau Sumatera. Berikut adalah rumah adat yang ada di pulau Sumatera: a.



Provinsi Nagro Aceh Darussalam Rumoh Aceh atau biasa disebut krong bade ialah rumah adat Aceh yang berbentuk



panggung dengan ketinggian 2,5-3 meter. Krong bade dibangun dengan tali pengikat berbahan tali ijuk, pasak, rotan, kulit pohon waru, papan, enau, kayu, dan bambu tanpa menggunakan paku.



Gambar Rumah Adat Krong Bade Provinsi Aceh Sumber : https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcTL4LX3SI5NtK7Oux9GfCphB56dVm-JN0tW5khHvnKCsOmxjqr4&usqp=CAU



Rumah adat krong bade ini memiliki beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atap rumah adat ini berbentuk segitiga. Kerangka rumah terbuat dari kayu dan atap rumah terbuat dari daun rumbia atau ijuk yang dianyam. Rumah tersebut banyak memiliki ukiran, banyaknya ukiran rumah menandakan status sosial dari pemilik rumah. Badan Bahan dari rumah adat ini terbuat dari papan, kayu pohon enau, pakai bambu, pakai rotan, pakai kulit pohon waru, pakai tali ijuk dan tanpa paku untuk mendirikan dan menyatukan rumah tersebut. Dinding dalam maupun luar rumah tersebut terdapat banyak lukisan. Ruangan rumah krong bade



5



terdiri atas ruang depan untuk bersantai dan menerima tamu, ruang tengah untuk kamarkamar, dan ruang belakang untuk dapur dan tempat makan. Pondasi Krong bade adalah rumah adat yang berbentuk panggung dengan ketinggian 2,5-3 meter dengan tiang sebagai penyangga rumah. Banyaknya tiang bergantung pada banyaknya ruangan. Rumah dengan 16 tiang biasanya terdiri atas 3 ruangan. Rumah dengan 18, 22, dan 24 tiang biasanya terdiri atas 5 ruangan. Ada juga rumah yang tiangnya 40-80 tiang. Tiang penopang diletakkan dalam posisi berjajar, sebanyak empat baris, dengan jarak 2,5-4 m. Ada juga tiang khusus di barisan tiang, yaitu tameh raja yang diletakkan di bagian utara dan tameh putrou di bagian selatan. Pintu masuk berukuran 120-150 cm agar orang yang masuk menundukkan kepala. Hal ini menggambarkan bahwa, baik orang kaya, miskin, tua, maupun muda, harus menghormati sang pemilik rumah. Hal ini sesuai dengan kepribadian masyarakat Aceh yang tidak suka menyombongkan diri. Lantai rumah terbuat dari kayu enau. Bagian bawah rumah dipakai untuk gudang atau tempat menenun bagi para perempuan. b. Provinsi Sumatera Utara Rumah adat Sumatera Utara disebut rumah balai Batak Toba. Rumah adat batak toba juga bisa disebut rumah adat bolon. Rumah bolon merupakan rumah panggung yang hampir seluruh bagiannya dibuat dari bahan alam. Rumah ini terlihat seperti seekor kerbau yang sedang berdiri. Rumah terbagi menjadi dua bagian, yaitu jabu parsakitan dan jabu bolon. Jabu parsakitan adalah tempat penyimpanan barang dan jabu bolon adalah rumah keluarga besar yang tidak memiliki sekat. Banyak sekali ruang di rumah bolon. Ruangan dibuat berdasarkan kegunaannya, ruangan jabu bong, jabu soding, dan jabu suhat. ruangan jabu bong, jabu soding, dan jabu suhat. Ruang jabu tonga rona, dan ruang keluarga yang berukuran paling besar yang terletak di tengah rumah.



6



Gambar Rumah Adat Batak Toba Sumatera Utara Sumber : http://infounik.org/kumpulan-gambar-rumah-adat-dan-nama-nama-rumah-adat.html



Rumah adat batak toba ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atap rumah terbuat dari ijuk yang berbentuk seperti



pelana



kuda



atau



punggung kerbau dan tidak memiliki plafon. Atap rumah bolon bentuknya melengkung dipercaya dapat melawan angin danau yang kencang. Suku batak menganggap atap sebagai sesuatu yang suci sehingga digunakan untuk menyimpan pusaka mereka. Badan Rumah adat tersebut memiliki pintu lebarnya 80 cm dan tinggi 1,5 meter yang dikelilingi dengan ukiran-lukisan, tulisan, dan dengan dua kepala singa pada ambang pintu. Dinding rumah miring agar angin tidak mudah masuk. Terdapat anyaman di dinding atas dengan warna merah hitam putih yang mendominasi. Tali pengikat dinding terbuat dari ijuk atau rotan. Tali pengikat ini membentuk seperti cicak yang mempunyai 2 kepala yang bertolak belakang melambangkan semua penghuni rumah mempunyai peranan yang sama dan saling menghormati.



7



Pondasi Pondasi rumah menggunakan jenis pondasi cincin, dimana tiang penyangga berdiameter 42-50 cm berdiri di atas batu ojahan. Struktur rumah fleksibel sehingga tahan gempa. Tiang yang berjumlah 18 mengandung makna kebersamaan dan kekokohan suku batak. c.



Provinsi Riau Rumah adat Riau dinamakan selaso jatuh kembar karena rumah tersebut memiliki



selasar yang lebih rendah dibandingkan dengan ruang tengah. Selasar memiliki bentuk yang sama pada sisi kiri dan kanan tangga masuk. Rumah adat ini tidak digunakan sebagai rumah tinggal, tetapi digunakan sebagai balai pertemuan adat. Bagian atap rumah dihiasi dengan ukiran etnik Melayu serupa flora dan fauna.



Gambar Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar Provinsi Riau Sumber : http://infounik.org/kumpulan-gambar-rumah-adat-dan-nama-nama-rumah-adat.html



Rumah adat Selaso Jatuh Kembar Provinsi Riau ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Di puncak atap ada hiasan kayu yang tinggi ke atas bersilangan dan diberi ukiran yang disebut selembayung atau sulobuyung yang mengandung makna pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Rumah tersebut bercorak hewan yang dipercayai mengandung sifat tertentu atau berkaitan dengan mitos. Corak semut disebut semut beriring karena sifat semut yang rukun dan suka menolong. Begitu pula dengan corak



8



lebah, disebut lebah bergantung karena sifat lebah yang selalu memakan yang bersih, kemudian mengeluarkannya dalam bentuk madu untuk dimanfaatkan orang banyak. Selain itu, benda-benda luar angkasa seperti bulan, bintang, matahari, dan awan dijadikan corak karena mengandung nilai- nilai tertentu. Corak juga ada yang bersumber dari bentuk, seperti belah ketupat, lingkaran, atau kubus. Ada corak kaligrafi yang diambil dari kitab Alquran. Corak dasar itu selain sebagai hiasan, juga mempunyai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Badan Rumah bentuknya hampir serupa baik tangga, pintu, dinding, maupun susunan ruangannya yang memiliki ukiran Melayu, seperti selembayung, lebah bergayut, dan pucuk rebung. Kebanyakan rumah menghadap ke arah sungai. Disebut selaso jatuh karena selasar keliling lantainya lebih rendah daripada ruang tengah. Semua bangunan, baik rumah adat maupun balai adat, diberi hiasan, terutama berupa ukiran. Bagian dinding rumah, pintu, dan jendela terbuat dari kayu yang berkualitas semacam kayu meranti, kayu punak, atau kayu medang. Pondasi Rumah adat panggung yang berdiri di atas tiang dengan bentuk bangunan persegi panjang. Tiang, atau lantai terbuat dari kayu-kayu berkualitas seperti kayu meranti, kayu punak, atau kayu medang. Kolong rumah untuk kandang ternak, tempat bertukang, untuk Gudang kayu, tempat anak-anak bermain, dan untuk menyimpang perahu.



d. Provinsi Kepulauan Riau Rumah adat belah bubung merupakan rumah adat dari Kepulauan Riau yang berbentuk panggung. Belah bubung berasal dari atapnya yang terbuat dari bambu atau bubung yang berbentuk seperti terbelah dua. Rumah ini digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat adat Melayu yang berada di Kepulauan Riau.



9



Gambar Rumah Adat Belah Bubung Provinsi Kepulauan Riau Sumber : https://satujam.com/rumah-adat-kepulauan-riau/



Rumah adat belah bubung ini memiliki beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian dari rumah adat tersebut: Atap Bentuk atapnya terbelah. Atap terbuat dari bubung atau bambu dan desainnya seperti terbelah dua. Rumah ini atapnya tidak sejajar dengan jalan raya. Atapnya terbuat dari bahan dasar daun nipah dan rumbia atau bisa diganti dengan genteng atau seng. Badan Bendul (balok kayu penyangga), tiang, dan rusuk rumah adat terbuat dari kayu sedangkan untuk dinding terbuat dari papan. Dinding rumah terdapat hiasan atau ukiran dengan berbagai motif seperti flora fauna, motif alam, kaligrafi, dan abstrak. Pondasi Rumah adat ini berbentuk panggung dengan tiang sebagai penyangga. Tinggi tiang sekitar 1,50 meter sampai 2,40 meter. Kerangka lantai dan tangga terbuat dari kayu sedangkan lantai terbuat dari papan.



10



e.



Provinsi Sumatera Barat Provinsi Sumatera Barat memiliki banyak suku, salah satunya adalah suku dari



etnis minangkabau yang memiliki rumah adat sendiri. Rumah adat Sumatera Barat dinamakan rumah gadang. Rumah ini berbentuk persegi panjang dan membesar ke atas, seperti trapesium terbalik. Rumah gadang ini bisa disebut rumah bagonjong atau rumah baanjung.



Gambar Rumah Adat Gadang Sumatera Barat Sumber : https://polarumah.com/rumah-adat-sumatera-barat/



Rumah adat gadang ini juga memiliki beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian dari rumah adat tersebut: Atap Atapnya melengkung tajam dengan bagian atap runci sepeti tanduk kerbau yang jumlahya lebih dari empat dalam satu rumah. Atap ini merupakan simbol dari identitas orang minangkabau, status sosial, dan perwakilan dari kerbau yang menjadi binatang yang dihormati oleh masyarakat adat. Atap rumah terbuat dari ijuk. Badan Tiang, dinding, dan lantai terbuat dari papan kayu dan bambu, Dinding rumah gadang berwarna-warni, ada merah dan oranye. Ruang di dalam rumah gadang selalu berjumlah ganjil, antara tiga dan sebelas, Selain kamar tidur, semua ruang bersifat publik. Tidak jauh dari rumah gadang biasanya dibangun tempat kecil sebagai tempat semua anggota keluarga melaksanakan kegiatan beribadah atau pendidikan.



11



Pondasi Rumah gadang ini berbentuk panggung dengan tiang-tiang sebagai penopang dan memiliki satu buah tangga yang terletak pada bagian depan. Jumlah anak tangga dari rumah ini ganjil. Halaman rumah gadang itu menjadi tempat menyimpan padi namanya rangkiang. f.



Provinsi Jambi Rumah adat Jambi disebut rumah adat kajang lako. Bahan dasar rumah kajang lako



adalah kayu yang dipasang dengan teknik tumpu dan sambung. Rumah kajang lako terdiri dari beberapa bagian yaitu atap, bentuk dinding, pintu, jendela, tiang, lantai, tebar layar, penteh, pelamban, dan tangga. Rumah adat tersebut ada beberapa ruangan yaitu ruang balik melintang, ruang balik menalam, penteh (ruang atas), bauman (ruang bawah), ruang tengah, masinding, gaho (dapur), dan pelamban teras.



Gambar Rumah Adat Kajang Lako Provinsi Jambi Sumber : https://smkn1muarojambi.wordpress.com/2016/11/23/rumah-adat-jambi-rumah-panggung-kajang-leko/



Rumah adat panggung ini memiliki beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian dari rumah adat tersebut: Atap Atap rumah berbentuk seperti perahu yang terbuat dari mengkuang atau ijuk. Ujung bagian atasnya melengkung, disebut



12



dengan potong jerambah atau lipat kajang. Atap bagian atas dinamakan kasau berfungsi untuk mencegah air hujan agar tidak masuk ke dalam rumah. Badan Rumah ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 12 m dan lebar 9 m. Dindingnya terbuat dari papan, sedangkan pintunya terdiri atas tiga macam bentuk, yaitu tegak, pintu masinding, dan pintu balik melintang. Pintu tegak berada di ujung sebelah kiri bangunan, berfungsi sebagai pintu masuk, dibuat rendah agar orang yang masuk rumah menundukkan kepala sebagai tanda hormat kepada pemilik rumah. Pintu masinding berfungsi sebagai jendela sebegai ventilasi letaknya di ruang tamu. Kalau pintu balik melintang adalah jendela yang terdapat pada tiang balik melintang. Pintu itu digunakan oleh pemuka-pemuka adat, alim ulama, ninik mamak, dan cerdik pandai. Pondasi Rumah panggung ini memiliki 30 tiang penyangga, yaitu 24 tiang utama dan 6 tiang palamban. Tiang tersebut berfungsi sebagai penopang rumah yang terbuat dari kayu. Lantai rumah bertingkat, lantai 1 lantai utama dan 2-3 lantai biasa. g.



Provinsi Bengkulu Masyarakat Bengkulu memiliki rumah adat yang disebut dengan bubungan lima.



Rumah ini bukan rumah tinggal sehari-hari bagi keluarga, tetapi rumah yang dipakai untuk acara-acara adat, seperti pernikahan dan penyambutan tamu.



Gambar Rumah Adat Bubungan Lima Provinsi Bengkulu Sumber : https://kumpulanilmu.com/ilmu-sosial/rumah-adat-bengkulu/



13



Rumah adat bubungan lima ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atap rumah berbahan dasar ijuk enau atau sirap, bisa juga terbuat dari bambu atau seng. Atap berbentuk limas dan tinggi. Pelapon rumah ini terbuat dari papan tetapi ada juga yang menggunakan pelupuh bambu. Balok-balok kayu yang menghubungkan bagian atas dengan rumah dinamakan peran. Badan Bahan dasar rumah terbuat dari kayu medang kemuning atau surian balam. Rumah ini berbentuk panggung sehingga butuh tangga untuk memasukinya yang terletak di depan rumah. Pondasi Rumah adat ini berbentuk panggung dengan 15 tiang untuk penyangga dari kayu di bawanya. Rumah memiliki tangga di bagian depan. Tangga rumah ini dibuat dalam jumlah ganjil (berkaitan dengan nilai adat). Lantainya terbuat dari papan. Rumah tahan banjir, selain itu bagian bawah panggung juga digunakan sebagai tempat menyimpan gerobak, hasil panen, alat-alat pertanian, kayu api, dan juga berfungsi sebagai kandang hewan ternak.



14



h. Provinsi Sumatera Selatan Rumah limas merupakan rumah adat Sumatera Selatan. Rumah limas bisa disebut rumah kekijing, kekijing adalah tingkatan yang dimiliki rumah ini disertai dengan lima ruangan yang juga disebut kekijing. Hal ini menjadi simbol atas lima jenjang kehidupan bermasyarakat, yaitu usia, jenis, bakat, pangkat, dan martabat.



Gambar Rumah Adat Limas Sumatera Selatan Sumber : https://aminama.com/rumah-adat-sumatera-selatan/



Rumah adat limas ini juga memiliki beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian dari rumah adat tersebut: Atap Atapnya berbentuk limas. Bagian atap ada hiasan simbar/tanduk dan melati. Selain sebagai hiasan, simbar ini berfungsi sebagai penangkal petir. Melati melambangkan keagungan dan kerukunan, simbar dua tanduk berarti Adam dan Hawa, tiga tanduk berarti matahari-bulan-bintang, empat tanduk berarti sahabat nabi, dan simbar dengan lima tanduk melambangkan rukun Islam. Badan Dinding, pintu, dan lantai menggunakan kayu tembesu, sedangkan bagian rangka menggunakan kayu seru. Rumah limas memiliki luas sekitar 400 m2 hingga 1.000 m2 dan sering digunakan untuk acara adat atau hajatan. Terdapat lima ruangan yang juga disebut kekijing. Hal ini menjadi simbol atas lima jenjang kehidupan bermasyarakat, yaitu usia, jenis, bakat, pangkat, dan martabat. Detail setiap tingkatnya pun berbeda-beda. tingkat pertama disebut pagar tenggalung, yaitu ruangan yang tidak memiliki dinding pembatas,



15



terhampar seperti beranda. Jogan adalah ruang kedua yang digunakan sebagai tempat berkumpul khusus untuk pria. Ruang ketiga yang diberi nama kekijing dengan posisi lantai lebih tinggi dan diberi batas dengan menggunakan penyekat. Ruangan ini biasanya untuk tempat menerima para undangan dalam suatu acara atau hajatan. Kekijing keempat untuk orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan lebih dekat dan dihormati, seperti undangan yang lebih tua, dapunto, dan datuk. Ruang kelima yang memiliki ukuran terluas disebut gegajah. Di dalamnya terdapat ruang pangkeng, amben tetuo, dan danamben keluarga. Pondasi Rumah adat ini berbentuk panggung yang didirikan di atas tiang-tiang yang terbuat dari kayu ulin. Kayu ulin adalah jenis kayu yang kuat dan tahan air. Tiang tersebut berfungsi sebagai penopang dari rumah. i.



Provinsi Bangka Belitung Rumah rumah adat asal Bangka Belitung merupakan rumah adat panggung.



Rumah adat ini tidak boleh dicat sehingga warna rumah menggunakan warna asli dari bahan dasar rumah. Rumah panggung dibuat dengan bahan dasar kayu, rotan, bambu, daun-daun, akar pohon, atau juga alang-alang. Rumah adat panggung ini memiliki gaya rancangan melayu awal.



Gambar Rumah Adat Panggung Bangka Belitung Sumber : https://4.bp.blogspot.com/-9L31eJ00Kpc/WG2u2LF8ElI/AAAAAAAAAvc/cWkvtiLpj2QaTOigRZDXVUiksyH8fBeAwCLcB/s1600/RumahPanggung.jpg



16



Rumah adat panggung ini juga memiliki beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian dari rumah adat tersebut: Atap Rumah ini memiliki atap yang tinggi dan miring. Atap rumah terbuat dari daun rumbia dan ijuk. Atap ini memiliki desain hasil pembaruan atap rumah-rumah Tionghoa. Badan Rumah panggung memiliki banyak beranda (bukaan) atau jendela. Dinding rumah terbuat dari bambu atau kulit kayu. Pada umumnya rumah adat Bangka Belitung tiangnya ada Sembilan. Di dalam rumah tersebut terdapat 2 ruangan yaitu ruang induk dan dapur. Pondasi Rumah ini berbentuk seperti panggung dengan tiang sebagai penopang. Terdapat 9 tiang, tiang utama bangunan yang terletak persis di bagian tengah rumah. Pada bagian depan rumah sebelum memasuki rumah induk, terdapat sebuah tangga dan beranda yang cukup luas. Tangga dan tiang rumah terbuat dari kayu.



j.



Provinsi Lampung Rumah adat Lampung disebut nuwou sesat. Rumah ini dibuat dalam ukuran besar.



Rumah adat nuwo sesat berbentuk panggung Rumah adat nuwo sesat didirikan di dekat sungai dengan bentuk berjajar sepanjang jalan utama. Rumah ini selalu dihuni oleh kerabat tertua yang mewarisi kekuasaan



untuk memimpin keluarga. Rumah adat



Lampung biasa dipakai untuk tempat berkumpul bagi warga



17



.



Gambar Rumah Nuwou Sesat Provinsi Lampung Sumber : Mengenal Rancang Bangun Rumah Adat di Indonesia



Rumah adat Nuwou Sesat ini memiliki beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian dari rumah adat tersebut: Atap Atapnya terbuat dari anyaman ilalang, tetapi ada juga dari kayu yang dipakai untuk menyimpan benda-benda adat. Atap berlapis-lapis dan kerangka atap terbuat dari kayu, tembaga, dan kuningan. Ciri khas rumah adat ini adalah hiasan payung-payung besar di atapnya (rurung agung). Payung tersebut



berwarna



putih,



kuning,



dan



merah



yang



melambangkan



tingkat



kepenyimbangan bagi masyarakat tradisional Lampung. Badan Dinding tebuat dari kayu yang kuat. Bagian depan rumah. Biasanya akan dilengkapi dengan serambi kecil atau anjungan yang berfungsi sebagai tempat pertemuan kecil atau sebagai tempat bersenda gurau. Di dalam rumah terdapat beberapa ruangan antara lain pusiban (tempat bermusyawarah), tetabuhan (tempat penyimpanan alat musik tradisional dan pakaian adat Lampung), gajah merem (tempat penyimbang beristirahat), dan kabik tengah (tempat tidur untuk anak penyimbang). Pondasi Rumah panggung ini memiliki tiang penyangga hingga 30 buah. Lantai dibuat dari kayu yang kuat. Tujuan dari dijadikan rumah panggung adalah untuk menghindari serangan hewan dan anti gempa bumi.



18



Rumah Adat di Pulau Kalimantan Menurut Poerwaningtias, I dan Suwarto, N.K. (2017) Pulau Kalimantan dihuni oleh berbagai suku. Namun, suku-suku utama yang menghuni wilayah ini, antara lain, suku Dayak, Melayu, Banjar, Kutai, dan Paser. Pulau ini terdiri atas lima provinsi, yaitu Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Tiap-tiap provinsi memiliki rumah adat yang berbeda-beda bentuknya, tetapi ada beberapa ciri yang sama antara satu rumah dan rumah yang lain. Kalimantan terkenal dengan sungai-sungainya yang panjang dan besar. Tiga sungai terpanjang di Indonesia terletak di Kalimantan, yaitu Sungai Kapuas, Mahakam, dan Barito. Selain tiga sungai besar tersebut, masih banyak sungai-sungai kecil lainnya. Tidak heran jika rumah-rumah adat di Kalimantan dibuat dalam bentuk rumah panggung untuk menghindari banjir. Selain itu, rumah-rumah di Kalimantan biasanya memakai kayu ulin yang semakin kuat jika terkena air. Kayu ulin berbeda dengan kayu lainnya yang malah lapuk jika terkena air. Itulah ciri khas rumah adat di Kalimantan yang disesuaikan dengan kondisi alamnya. (S, Eko S. dan Suranti, 2009)



Gambar Persebaran Rumah Adat di Pulau Kalimantan Sumber : Buku Rumah Adat Nusantara



19



Di atas adalah gambar persebaran rumah adat di pulau Kalimantan. Berikut adalah rumah adat yang ada di pulau Kalimantan: a.



Provinsi Kalimantan Utara Suku asli yang berada di Kalimantan Utara adalah Suku Tidung. Mereka memiliki



rumah adat yaitu baloy. Rumah baloy berbentuk panggung dan terbuat dari kayu ulin. Rumah baloy ini memiliki motif yang modern dan modis. Rumah ini tidak dipakai untuk tinggal sehari-hari, tetapi menjadi rumah bersama yang dipakai untuk acara pertemuan adat atau pertunjukan kesenian.



Gambar: Rumah Adat Baloy Provinsi Kalimatan Utara Sumber: https://www.intronesia.com/kalimantan/kaltara/rumah-baloy-rumah-adat-kalimantan-utara



Rumah adat baloy ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atapnya



dihiasi



ukiran



yang



menggambarkan kehidupan laut dari suku Tidung. Badan Rumah



adat



baloy



dibangun



menghadap ke utara, sedangkan pintu utamanya menghadap ke selatan yang terbuat dari bahan dasar kayu. Di dalam rumah baloy terdapat empat ruang utama yang biasa disebut ambir, yaitu ambir kiri (alad kait)), ambir tengah (lamin bantong), ambir kanan (ulad kemagot), dan lamin dalom. Bagian belakang rumah baloy ini ada bangunan yang dibuat di tengah-tengah kolam yang disebut



20



dengan lubang kilong dan lubang intamu. Lubang kilong adalah bangunan sebagai tempat untuk menampilkan kesenian suku Tidung, seperti tarian jepen. Sementara itu, lubung intamu, yaitu tempat pertemuan masyarakat adat yang lebih besar, seperti acara pelantikan (pentabalan) pemangku adat atau untuk acara musyawarah masyarakat adat se-Kalimantan. Pondasi Rumah ini termasuk ke dalam rumah panggung dikarenakan rumah adat ini berbentuk panggung dengan tiang sebagai penyangga yang jumlahnya banyak. Rumah adat baloy ini terdapat tangga di depan rumah. b. Provinsi Kalimantan Barat Suku Dayak yang bermukim di Kalimantan Barat tinggal di rumah panjang. Rumah panjang sangat besar sehingga beberapa keluarga tinggal bersama, dapat mencapai 6 m x 150 m. Rumah tersebut digunakan untuk kegiatan bermasyarakat. Termasuk sebagai tempat pertemuan-pertemuan masyarakat, upacara adat, tempat tidur dan ritual-ritual adat suku Dayak. Makna rumah adat Kalimantan Barat sesuai dengan bentuk dan kegunaannya. Rumah adat Kalimantan Barat menggambarkan sifat kebersamaan dan toleransi antara anggota keluarga. Terdapat patung burung Enggang Gading yang menjadi simbol kekuatan dan kegagahan bagi Suku Dayak yang menjadi daya tarik tersendiri, demikian juga dengan enam tiang besar yang merupakan salah satu ciri khas dari rumah adat ini. Hiasan dan ukiran pada rumah adat ini bukan hanya berfungsi memperindah bangunan rumah tetapi juga memiliki makna di dalamnya.



Gambar Rumah Adat Panjang Provinsi Kalimantan Barat Sumber : http://rumah-adatindonesia.blogspot.com/1983/10/gambar-rumah-adat-kalimantan-barat.html



21



Rumah adat panjang ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atap berbentuk segita, bagian atap terbuat dari ijuk atau genting. Badan Bagian ujung rumah adat Kalimantan Barat harus searah dengan matahari terbit, sedangkan bagian pangkal rumah harus searah dengan matahari terbenam. Hal tersebut melambangkan kerja keras dalam menjalani kehidupan, mulai dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Ada beberapa ruangan di dalam rumah adat tersebut misalnya seperti ponte (teras), samik (ruang tamu), ruang keluarga, kamar tidur. Pondasi Rumah ini berbentuk panggung yang tinggi, yaitu sekitar 3-5 m dari tanah. Rumah panjang berbentuk panggung untuk melindungi keluarga dari hewan buas, perlindungan dari serangan suku lain dan menghindari banjir karena Kalimantan Barat memiliki sungai yang sangat banyak. Ada tiga bagian utama dalam kontruksi rumah ini, salah satunya adalah tangga yang disebut hejot. Jumlah tangganya ganjil, biasanya terdapat tiga tangga dalam satu rumah, yaitu di bagian depan rumah serta di bagian ujung kiri dan kanan rumah. Lantai rumah biasanya terbuat dari bambu, belahan batang pinang, atau kayu bulat sebesar pergelangan tangan.



22



c.



Provinsi Kalimantan Timur Rumah adat Kalimantan Timur adalah rumah lamin. Rumah ini sangat besar



karena dipakai sebagai tempat tinggal beberapa keluarga sekaligus. Ruang tamunya pun dibuat besar karena biasa dipakai untuk musyawarah adat. Rumah ini terbuat dari kayu. Rumah adat lamin dengan daya tampung yang sangat besar. Besarnya daya tampung rumah ini merupakan tanda bahwa masyarakat Dayak di daerah Kalimantan Timur memiliki sifat kekeluargaan yang tinggi. Mereka hidup berkelompok dalam satu rumah. Sebanyak 12-30 keluarga hidup bersama-sama dalam rumah ini. Warna kuning, hitam, merah, biru, dan putih adalah warna utama dalam rumah adat ini.



Gambar Rumah Adat Lamin Provinsi Kalimantan Timur Sumber : https://www.99.co/blog/indonesia/rumah-adat-lamin/



Rumah adat lamin ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atap



berbetuk



seperti pelana dan



terdapat ukiran. Ukiran atap terdapat patung yang berbentuk naga dan burung enggan yang mengandung arti kesaktian, keagungan, bidu luhur, kepahlawanan dan kewajiban masyarakat Dayak. Badan Rumah adat ini terbuat dari kayu ulin. Dindingnya dihiasi dengan ukiran khas suku Dayak Kalimantan Timur dan biasanya berwarna kuning, hitam, dan putih. Terdapat ukiran bermotif makhluk hidup, seperti wajah manusia, kisah perburuan, tumbuhtumbuhan, dan lain sebagainya. Pembagian ruangan rumah lamin dibagi menjadi tiga



23



ruangan, antara lain, ruang tamu, ruang tidur, dan dapur. Terdapat beberapa ruangan di dalam rumah adat ini yaitu kolong, dapur, ruang tidur, dan ruang tamu. Pondasi Rumah adat ini termasuk ke dalam rumah panggung. Rumah tersebut terdapat tiang yang terbuat dari kayu. Tiang tersebut berfungsi sebagai penyangga rumah dan agar terhindar dari hewan buas, dari serangan suku lain, dan banjir. Rumah adat ini terbuat dari kayu ulin yang akan bertambah kuat jika terkena air. Selain itu juga pada bagian kaki yang berbentuk ukiran kerangka manusia dan juga binatang wanita memakai kain, serta bentuk semi-abstrak yang melambangkan persaudaraan suku Dayak desa Pampang. Masyarat percaya ukiran dan patung tersebut berfungsi untuk mengusir roh-roh jahat mengingat kepercayaan suku Dayak yang masih percaya dengan kekuatan-kekuatan gaib atau kepercayaan kepada roh. Tangga masuk ke rumah lamin terletak di depan rumah. Kolong rumah biasanya dibuat untuk memelihara hewan ternak. d. Provinsi Kalimantan Tengah Rumah betang adalah rumah adat suku Dayak di Kalimantan Tengah. Rumah tersebut dapat menampung hingga 150 orang atau 10-30 keluarga. Rumah ini juga berbentuk panggung seperti rumah panjang dan memiliki anak tangga yang berjumlah ganjil. Selain untuk tempat tinggal, rumah betang juga dipakai untuk pertemuan adat. Bahan baku utama pembuatan rumah ini kayu ulin. Rumah betang adalah rumah panjang yang merupakan rumah adat suku Dayak (Ngaju) di Kalimantan Tengah. Jenis rumah ini terdapat di berbagai penjuru Kalimantan, terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat permukiman suku Dayak. Rumah betang adalah rentetan rumah pribadi yang bersambung menjadi satu kesatuan.



Gambar Rumah Adat Betang Provinsi Kalimantan Tengah Sumber : https://www.dictio.id/t/filosofi-rumah-huma-betang/26818



24



Rumah adat batang ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Rumah adat ini beratap sirap (kepingan papan titip-tipis) dari kayu ulin. Pangkal searah matahari terbenam sedangkan ujung searah matahari terbit. Badan Panjang rumah adat ini bermacammacam antara 9-15 m. Rumah itu dibangun dengan kontruksi dari kayu belian yang kokoh. Tiang-tiang utamanya berukuran 20x40 cm. Tiap bilik/lawung (pintu) membutuhkan kurang lebih 24 tiang utama. Ruang di dalam rumah Dayak selalu berada pada satu dinding yang melingkupi ruang secara keseluruhan. Dengan demikian, ruangan itu menjadi ruang tertutup dengan ruang los (tempat berkumpul) yang merupakan ruangan yang paling luas. Pembagian ruang pada rumah betang berdasarkan



pada letaknya. Ruangannya terdiri atas Bagian depan untuk



menerima tamu atau untuk mengadakan pertemuan dengan kerabat ataupun keluarga yang lain. Di bagian belakang rumah adat suku Dayak terdapat sebuah ruangan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil dan alat-alat pertanian. Pondasi Rumah adat batang termasuk ke dalam rumah adat panggung yang terbuat dari kayu belian dengan tiang sebagai penopang. Fungsi dari panggung dari rumah adat sama seperti rumah adat yang lain.



25



e.



Provinsi Kalimantan Selatan Suku Banjar adalah suku asli di Kalimantan Selatan memiliki rumah adat yaitu



rumah baanjung atau rumah banjar. Ukirannya khas hindu budha dan khas islam. Rumah bubungan Tinggi memiliki struktur panggung. Tegaknya rumah ditopang oleh tiang-tiang besar berbentuk silindris yang terbuat dari kayu-kayu keras. Bentuk atap bagian tengah yang tinggi dan melancip. Atap yang memanjang tidak dilengkapi dengan plafon. Tangga naik selalu memiliki jumlah ganjil. Bagian terakhir ruang pamedangan diberi pagar keliling dengan ukiran Kandang Rasi.



Gambar Rumah Adat Baanjung/Banjar Provinsi Kalimantan Selatan Sumber : https://www.arsitag.com/article/rumah-baanjung-rumah-tradisional-suku-banjar



Rumah adat bandar ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atap rumah berbahan dasar dari genteng yang terbuat dari tanah liat. Atap pada rumah adat Banjar merupakan perlambang kekuasaan. Atapnya dibuat membumbung tinggi ke langit. Di sisi kiri dan kanan bangunan utama terdapat bangunan tambahan seperti sayap atau baanjung dalam bahasa Banjar. Jika dilihat dari samping, atapnya berbentuk segitiga yang tinggi. Badan Kerangka rumah pada rumah adat Banjar memakai ukuran tradisional depa yang ganjil. Depa yang ganjil dipercaya memiliki unsur magis dan sakral. Kerangka pintu juga jendela yang terbuat dari papan juga balokan kayu ulin, dan lain-lain. Bagian tersebut antara lain rusuk yang terbuat dari kayu ulin, gelagar yang terbuat dari belangiran juga



26



damar putih. Dinding rumah Banjar disusun dengan posisi papan berdiri sehingga dibutuhkan balabad dan juga turus tawing agar bisa menempel. Pondasi Pada pondasi, tiang atau tongkat pada rumah Banjar harus tinggi sebab tanah Banjar cenderung berawa. Kayu yang digunakan idealnya adalah kayu galam atau yang disebut juga dengan nama kayu kapur naga. Lantai yang disusun dari papan kayu ulin dengan ketebalan 3 cm. Lantai di rumah adat ini bertingkat-tingkat sesuai dengan ruangannya. Bagian lantai pada rumah adat Banjar ini disebut juga lantai jarang. Umumnya terletak di serambi muka, ruang padu, dan juga anjung jurai. Bagian depan dan belakang rumah lebih rendah daripada ruang tengah. Bagian bawah biasanya digunakan untuk memelihara binatang-binatang ternak juga.



27



Rumah Adat di Pulau Jawa Suku-suku utama penghuni Pulau Jawa, antara lain, suku Badui di Banten, Betawi di DKI Jakarta, Sunda di Jawa Barat, Madura di Jawa Timur, dan suku Jawa di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Tiap-tiap suku memiliki rumah adat dengan ciri khas yang berbeda-beda. Rumah joglo milik suku Jawa adalah rumah yang biasa dipakai oleh keluarga kerajaan atau bangsawan. Berbeda dengan joglo, rumah kebaya milik suku Betawi, sulah nyanda milik suku Badui, dan rumah jolopong milik suku Sunda adalah rumah rakyat biasa. Namun, rumah-rumah tersebut sama-sama memiliki kedekatan dengan alam, yaitu menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu, bambu, dan batu alam. (Poerwaningtias, I dan Suwarto, N.K., 2017).



Gambar Persebaran Rumah Adat di Pulau Jawa Sumber : Buku Rumah Adat Nusantara



Sebagaimana yang kita tahu di atas adalah peta persebaran rumah adat di pulau jawa. Setiap provinsi memiliki rumah adat dengan ciri khas yang dimiliki disetiap bagiannya mulai dari atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah rumah adat yang ada di pulau Jawa : a.



Provinsi Banten Suku asli yang tinggal di provinsi Banten salah satunya adalah suku Badui. Suku ini



memiliki rumah adat bernama sulah nyanda. Sulah nyanda sendiri bermakna sikap bersandar, sandarannya tidak lurus tetapi agak rebah ke belakang. Bahan dasar rumah adat berasal dari alam. Rumah tradisional Banten ini dibangun menghadap ke utara dan selatan.



28



Gambar Rumah Adat Sulah Nyandai Suku Badui Banten Sumber : http://adat-tradisional.blogspot.com/2016//11/rumah-adat-banten-sulah-nyanda-gambar



Rumah adat badui ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atap rumah adat berasal dari daun yang dinamakan



sulah



nyanda.



Nyanda



maknanya sikap bersandar, sandarannya tidak lurus, tetapi agak rebah ke belakang. Salah satu sulah nyanda ini dibuat lebih panjang dan memiliki kemiringan yang lebih rendah pada bagian bawah kerangka atap. Badan Tiang dari rumah terbuat dari balok kayu berukuran besar. Rumah ini tidak mempunyai jendela, jadi udara masuk melalui lubang yang berada di lantai rumah yang berfungsi sebagai ventilasi. Dinding dari rumah tersebut terbuat dari anyaman bambu. Bagian rumahnya terdiri dari bagian depan, tengah, dan bagian belakang, Bagian depan dikenal dengan istilah sosoro. Tempat ini digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu. Pondasi Pondasi rumah adat badui ini terbuat dari batu atau bisa digantikan dengan kayu kuat yang tidak sama tinggi mengikuti



29



kondisi tanah. Sedangkan lantai dari rumah terbuat dari bambu yang dibelah lalu diikat atau dijepit pada bambu atau kayu, dari sela-sela kayu tersebutlah udara masuk. Bagian bawah rumah digunakan untuk menyimpan barang-barang atau kayu. Bangunan ini tahan gempa karena bersifat fleksibel dan elastis. b. Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta mempunyai berbagai macam suku, salah satunya adalah suku Betawi yang mempunyai rumah adat kebaya. Rumah adat ini memiliki beberapa macam pola rumah sesuai dengan persebaran orang Betawi dari nelayan hingga petani. Jadi rumah adat ini ada yang seperti rumah panggung ada yang tidak. Rumah adat ini memiliki tiga bagian di dalamnya yaitu ruang publik (ruang tamu), ruang privat (ruang tengah dan kamar), dan ruang dapur.



Gambar Rumah Adat kebaya Provinsi DKI Jakarta Sumber : https://jakarta-tourism.go.id



Rumah adat kebaya ini memiliki beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian dari rumah adat tersebut: Atap Atap rumah biasa terbuat dari genteng dari tanah liat. Rumah ini mempunyai beberapa pasang atap, yang apabila dilihat dari samping berlipat-lipat seperti lipatan kebaya. Gaya bangunannya seperti monas yang terpotong bagian tugunya. Susunan atap dari rumah adat kebaya ini melambangkan penduduk Jakarta yang terdiri dari berbagai suku bangsa.



30



Badan Di dalam rumah adat terdapat serambi yang disebut paseban. Dinding rumah adat ini terbuat dari panil-panil (penyekat ruang) yang dapat dibuka dan digeser, hal ini bertujuan agar nantinya panil tersebut ketika dibuka dan digeser ruangan tersebut lebih luas dan sering dijadikan tempat untuk acara selamatan atau hajatan. Pondasi Pondasi dari rumah adat ini biasanya terbuat dari tanah , semen, atau keramik. Bagian tangga (Balaksuji) dianggap sakral oleh masyarakat Betawi. Rumah darat kadangkadang juga punya, karena “kultur rumah panggung” sengaja lantai rumahnya ditinggikan dari permukaan tanah. Tangga balaksuji ini memiliki makna yaitu tangga spiritual. Bahwa memasuki rumah haruslah melewati tangga terlebih dahulu yaitu ibaratnya adalah proses menuju kesucian. c.



Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat mempunyai rumah adat khas salah satunya adalah rumah adat



panggung. Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan alami yaitu kayu, bambu, ijuk, daun kelapa, batu, dan tanah.



Gambar Rumah Adat Panggung Jawa Barat Sumber : https://perpustakaan.id/rumah-adat-jawa-barat/



31



Rumah adat panggung ini memiliki beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian dari rumah adat tersebut: Atap Kerangka atap terbuat dari kayu dan atapnya terbuat dari ijuk atau daun kelapa. Atapnya terlihat menyatu dengan bagian rumah utama. Atap utama berbentuk segitiga dan atap tambahan pada bagian depan yang lebar dan memanjang ke belakang dengan atap yang menyambung berfungsi untuk melindungi teras dari sinar matahari. Badan Bahan yang digunakan adalah bahan alami, yaitu kayu, bambu, batu, dan tanah yang biasanya diambil dari alam disekitar. Rumah ini memiki jendela dibagian depan dan samping rumah berfungsi untuk keluar masuknya udara. Pondasi Biasanya rumah adat ini dibuat dengan ketinggian di atas 30 sampai 40 cm di atas tanah. Hal ini untuk menjaga keselamatan penghuni rumah dari gangguan hewan buas, seperti babi hutan, harimau, dan lain sebagainya. Kolong rumah digunakan untuk menyimpan pusaka. Rumah adat ini terdapat tangga untuk menaiki rumah tersebut.



32



d. Provinsi Jawa Tengah Provinsi Jawa Tengah ini juga mempunyai rumah adat khas yaitu rumah adat Joglo. Rumah berbentuk persegi panjang ini memiliki tiga pintu depan. Jendela-jendela terletak di samping rumah. Rumah joglo memiliki tiang utama (soko guru) yang besar untuk menyangga atap. Rumah ini terbagi menjadi tiga ruang utama, yaitu pendopo untuk menerima tamu, pringgitan untuk menerima tamu dekat atau kerabat, dan omah njero untuk aktivitas keluarga, seperti memasak, menonton TV, dan makan.



Gambar Rumah Adat Joglo Jawa Tengah Sumber : https://berbol.co.id/rumah-adat-jawa-tengah/



Rumah adat joglo Jawa Tengah ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian dari rumah tersebut: Atap Atap rumah adat joglo ini berbentuk piramida.



Bentuk



ini



dipilih



karena



bentuknya seperti gunung yang dianggap sebagai tempat skaral. Gunung ini dipercaya sebagai tempat tinggal para dewa yang mereka yakini. Kerangka dari atap rumah joglo ini bahan dasarnya dari kayu jati dan gentengnya terbuat dari tanah liat. Badan Rumah adat ini berbahan dasar kayu. Pada bagian pintu masuk memiliki tiga buah pintu yakni pintu utama ditengah, dan pintu kedua berada di samping kiri dan



33



kanan pintu utama ketiga bagian pintu tersebut memiliki makna yaitu kupu tarung (dua pintu yang digerakkan oleh pegas). Pintu yang berada di tengah untuk keluarga besar, sementara dua pintu di samping kanan dan kiri untuk besan. Terdapat empat tiang utama yang disebut soko guru. Soko guru melambangkan empat hakikat kesempurnaan hidup dan juga sebagai hakikat dari sifat manusia untuk membedakan status sosial pemilik rumah. Pondasi Rumah ini memiliki anak tangga berjumlah sekitar 3-5 anak tangga yang letaknya ada di depan rumah. Jadi sebelum memasuki rumah tersebut kita haruslah melewati anak tangga tersebut. Tangga dan pondasi dari rumah adat ini biasanya terbuat dari tanah, semen, atau keramik. e.



Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Rumah adat D.I.Yogyakarta juga disebut joglo, tetapi sedikit berbeda dari joglo



Jawa Tengah dan Jawa Timur. Joglo Yogyakarta ini bernama bangsal kencono dari keraton Yogyakarta. Rumah adat ini memiki ciri khas dan keunikan sendri. Berikut adalah gambar dari rumah adat joglo bangsal kencono.



Gambar Rumah Adat Joglo Bangsal Kencono D.I Yogyakarta Sumber : https://dtechnoindo.blogspot.com/2017/11/mengenal-lebih-detail-rumah-adat.html



34



Rumah adat joglo Daerah Istimewa Yogyakarta ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Kerangka atap terbuat dari kayu dan atap terbuat dari genteng tanah liat. Atap rumah ini berbentuk joglo sama seperti rumah joglo yang lain yang membedakan hanya bentuk dari atap dari rumah joglo tersebut. Atapnya berbentuk bubungan tinggi dan bertumpuk tiga. Badan Tiang dan dindingnya terbuat dari kayu. Tiang dan dinding rumah ini disusun dari kayu berkualitas. Tiang-tiang rumah biasanya dicat berwarna hijau gelap atau hitam, dan menopang pada batu berwarna hitam keemasan. Jumlah dari tiang rumah adat tersebut sedikit berbeda dengan rumah adat joglo yang lain, jumlahnya lebih banyak. Bagian depan rumah berupa pendopo luas yang biasa dipakai untuk pertemuan. Pondasi Lantai rumah joglo Yogyakarta lebih tinggi dari pada permukaan tanah. Rumah ini memiliki tangga untuk memasuki rumah tersebut haruslah menaiki tangga terlebih dahulu. Lantainya dibuat dari bahan marmer dan granit.



35



f.



Provinsi Jawa Timur Seperti halnya di provinsi Jawa Tengah dan Provinsi D.I Yogyakarta, provinsi Jawa



Timur juga memiliki rumah adat bernama rumah adat joglo. Atap joglo ini lebih sederhana daripada joglo lainnya. Joglo Jawa Timur terbagi menjadi dua ruang utama, yaitu pendopo dan ruangan belakang.



Gambar Rumah Adat Joglo Situbondo Jawa Timur Sumber : https://www.romadecade.org/rumah-adat/



Rumah adat joglo Situbondo ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian-bagian tersebut : Atap Kerangka dari atap rumah joglo ini berbahan dasar dari kayu jati. Atap rumah joglo tersebut berbentuk limas dan bagian atap tengah menjulang tinggi. Atap berbentuk seperti gunung yang disakralkan dan banyak dituangkan kedalam berbagai simbol, khususnya untuk simbol-simbol yang berkenaan dengan sesuatu yang magis atau mistis. Hal ini karena adanya pengaruh kuat keyakinan bahwa gunung atau tempat yang tinggi adalah tempat yang dianggap suci dan tempat tinggal para dewa. Badan Rumah joglo ini memiliki dua ruang utama seperti apa yang dijelaskan yaitu pendopo dan ruang belakang. Pendopo terletak di depan dan dipakai untuk menerima tamu atau mengadakan pertemuan. Ruang belakang terdiri dari kamar dan dapur. Ruang belakang juga biasanya dipakai keluarga



36



untuk berkumpul dan berkegiatan sehari-hari. Kamar di rumah joglo ada tiga macam yaitu: kamar kanan (sentong tangen), kamar tengah, dan kamar kiri. Rumah adat asal Jawa Timur ini terkenal dengan dekorasi pintunya. Dekorasi yang berupa ukiran di pintu rumah sangat diyakini bisa melindungi rumah dari semua hal buruk yang akan menimpa. Masyarakat Jawa Timur menganggap ruang tengah sebagai ruangan yang sakral. Setiap hari diberi penerangan lampu, baik siang maupun malam hari. Isi kamar tengah terdiri atas kasur lengkap dengan bantal, cermin, dan sisir rambut yang dibuat dari bahan berupa tanduk.. Pondasi Rumah joglo Jawa Timur ini memiliki anak tangga. Jadi sebelum menaiki rumah tersebut kita harus melewati anak tangga terlebih dahulu. Tangga dan pondasi tersebut biasanya terbuat dari tanah, semen, atau keramik.



37



Rumah Adat di Pulau Sulawesi Pulau Sulawesi berbentuk seperti huruf K. Pulau ini terletak di antara Pulau Kalimantan dan Kepulauan Maluku. Sulawesi sering pula disebut dengan Celebes. Banyak suku yang mendiami Pulau Sulawesi, antara lain, Bugis, Makassar, Mandar, Toraja, Minahasa, dan Buton. Provinsi yang ada di Celebes, antara lain, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Tiap-tiap provinsi memiliki adat dan budaya yang berbeda karena suku-suku yang tinggal di sana pun berlainan. Rumah adat yang paling terkenal adalah Tongkonan. Rumahrumah adat di Pulau Sulawesi berbentuk panggung untuk menghindari binatang buas. Bagian bawah rumah panggung biasa dipakai untuk tempat penyimpanan. (Poerwaningtias, I dan Suwarto, N.K., 2017).



Gambar Persebaran Rumah Adat di Pulau Jawa Sumber : Buku Rumah Adat Nusantara



38



Sebagaimana yang kita tahu di atas adalah peta persebaran rumah adat di pulau Sulawesi. Setiap provinsi memiliki rumah adat dengan ciri khas yang dimiliki disetiap bagiannya mulai dari atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah rumah adat yang ada di pulau Sulawesi : a.



Provinsi Sulawesi Utara Suku dayak Minahasa di Sulawesi Utara menempati rumah adat walewangko atau



rumah pewaris. Memiliki ukiran-ukiran pada dinding, ujung atap, pagar, tangga, dan bagian rumah lainnya. Ukiran yang didominasi warna kuning putih dan hitam ini selain berfungsi sebagai hiasan juga disebut dapat memberi tuah sebagai penolak bala.



Gambar Rumah Adat Walewangko Provinsi Sulawesi Utara Sumber : https://www.pewartanusantara.com/rumah-adat-provinsi-sulawesi-utara-walewangko/



Rumah adat walewangko ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atap rumah terbuat dari daun rumbia. Dikarenakan keterbatasan bahan sekarang banyak dijumpai rumah walewangko dengan atap dari genteng atau seng. Rumah ini memiliki bentuk yang simetris mulai dari atap atas sampai bawah. Badan Bahan dasar rumah adat ini berasal dari kayu ulin. Bagian rumah ini dibagi menjadi



39



tiga, yaitu ruang paling depan (lesar atau beranda), sekey untuk menerima tamu, dan pores yang dipakai anggota keluarga untuk beraktivitas. Pondasi Rumah ini berbentuk panggung dengan tiang atau balok sebagai penopang dan mendukung lantai, dua di antaranya tidak boleh disambung serta terdapat tangga di sisi kiri dan kanan pintu masuk yang terbuat dari kayu. Bagian bawahnya dimanfaatkan untuk menyimpan hasil pekerjaan sehari-hari. b. Provinsi Gorontalo Salah satu rumah adat provinsi Gorontalo adalah dulohupa. Rumah ini bukan rumah tinggal, melainkan rumah untuk musyawarah adat. Oleh karena itu, rumah ini dinamai dulohupa atau mufakat. Di dalam rumah tersebut ada anjungan atau serambi yang digunakan untuk pertemuan kecil. Rumah tersebut tidak banyak sekat serta bergaya terbuka.



Gambar Rumah Adat Dulohupo Provinsi Gorontalo Sumber : https://www.netralnews.com/news/rsn/read/86454/gaya-unik-rumah-adat-khas-gorontalo



Rumah adat badui ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atap rumah berbentuk pelana yaitu atap bertumpuk dua yang menggambarkan syariat dan adat penduduk Gorontalo. Atap bagian atas menggambarkan kepercayaan penduduk gorontalo terhadap Tuhan yang



40



Maha Esa dan agama. Sedangkan atap bagian bawah menggambarkan kepercayaan penduduk Gorontalo terhadap adat istiadat serta budaya. Pada bagian puncak atap terdahulu terdapat dua batang kayu yang dipasang bersilang pada puncak atap atau disebut Talapua. Penduduk Gorontalo percaya bahwa Talapua dapat menangkal roh-roh jahat, namun seiring perkembangan kepercayaan islami, sekarang Talapua sudah tidak di pasang lagi. Atap rumah ini terbuat dari jerami yang berkualitas. Badan Rumah ini bahannya terbuat dari kayu dan papan. Rumah ini dilengkapi pilar-pilar kayu sebagai hiasan serta lambang dari rumah adat Gorontalo. Pilar-pilar (2 wolihi/pilar utama, dan 6 pilar cepan). Pilar utama atau wolihi menempel di atas tanah langsung ke rangka atap. Pilar ini merupakan simbol ikrar persatuan dan kesatuan yang kekal abadi antara dua bersaudara. Selain itu angka 2 menggambarkan delito (pola) adat dan syariat sebagai prinsip hidup penduduk Gorontalo dalam pemerintahan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Bagian dalamnya tidak memiliki pembatas, tetapi terdapat anjungan untuk tempat istirahat raja dan keluarganya. Pondasi Rumah ini termasuk ke dalam rumah panggung



dengan



32



tiang



sebagai



penyangga yang terbuat dari kayu. Rumah ini memiliki dua tangga yang berada di bagian kiri dan kanan, tangga terletak di bagian depan yang bertemu di depan pintu masuk yang disebut tolitihu. Setiap tangga memiki 57 anak tangga. c.



Provinsi Sulawesi Tengah Rumah tambi adalah rumah adat masyarakat Sulawesi Tengah. Rumah ini



berbentuk panggung, tetapi tingginya tidak jauh dari permukaan tanah. Rumah menghadap ke arah utara-selatan. Motif ukiran terutama berbentuk binatang atau tumbuh-tumbuhan. Terdiri atas ukiran pebaula, bati, dan motif tumbuhan (pompininie). Tambi juga punya bangunan yang namanya buho 2 lantai



dan pointua (tempat



menumbuk padi).



41



Gambar Rumah Adat Tambi Sulawesi Tengah Sumber : http://rumah-adatindonesia.blogspot.com/1992/01/gambar-rumah-adat-sulawesi-tengah.html



Rumah adat tambi provinsi Sulawesi Tengah ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atap rumah adat ini terbuat dari daun rumbia atau ijuk. Atap rumah berfungsi sebagai dinding. Bagian atas rumah tambi terdapat ukiran kepala kerbau. Ukiran ini melambangkan status sosial dari pemilik rumah. Atap rumah berbentuk prisma dan terlihat sepeti jamur yang membuat rumah tambi menjadi semakin unik karena terlihat lebih tinggi. Badan Rumah ini terbuat dari daun rumbia atau ijuk dan kerangka terbuat dari kayu. Dinding dari rumah adat ini adalah atap dari rumah tambi. Terdapat ukiran di pintu dan dinding. Di dinding ada asari/para-para (untuk menyimpan pusaka) Di dalamnya hanya terdapat satu ruang yang disebut dengan lobona (ruang tamu). Dapurnya terletak di tengah supaya dapat dipakai juga untuk menghangatkan penghuni rumah itu, serta ada kamar tanpa sekat di dalamnya.



42



Pondasi Alas rumah terdiri atas susunan balok kayu, sedangkan pondasi terbuat dari batu alam. Akses masuk ke rumah ini melalui tangga. Tambi yang digunakan masyarakat mempunyai anak tangga ganjil dan untuk ketua adat genap. d. Provinsi Sulawesi Barat Sulawesi Barat dihuni oleh banyak suku, salah satunya adalah suku Mandar. Rumah adat suku Mandar adalah rumah boyang yang terbuat dari kayu berkualitas dan berupa rumah panggung. Rumah boyang biasanya dibangun menghadap ke arah timur. Aturan ini digunakan karena dipercayai oleh masyarakat sekitar sebagai simbol keselarasan dan keharmonisan dalam kehidupan manusia. Boyang dilengkapi hiasan yang khas yang memiliki makna berhubungan erat dengan adat istiadat suku Mandar yang sejak dulu dijalani, dilestarikan, dan dijaga bersama.



Gambar Rumah Adat Boyang Suku Mandar Provinsi Sulawesi Barat Sumber : https://aminama.com/rumah-adat-sulawesi-barat/



Rumah adat boyang ini memiliki beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian dari rumah adat tersebut: Atap Atap rumah berbentuk prisma dan memanjang dari bagian depan sampai bagian belakang rumah. Pada umumnya



43



atap tersebut terbuat dari seng. Sebagian ada yang menggunakan rumbia dan sirap. Pada bagian depan atap terdapat penutup bubungan yang memberi identitas tentang status sosial bagi pemiliknya. Pada penutup bubungan tersebut sering dipasang hiasan ukiran bunga melati. Di ujung bawah atap, baik pada bagian kanan maupun kiri sering diberi hiasan ukiran burung atau ayam jantan. Pada bagian atas penutup bubungan, baik di depan maupun belakang dipasang hiasan yang tegak ke atas. Hiasan itu disebut "teppang". Badan Dindingnya terbuat dari badan dasar papan yang sudah diukur sesuai dengan motif khas suku mandar. Pada dinding rumah dilengkapi ukiran khas suku Mandar dan jendela berfungsi sebagai ventilasi. Jumlah ruangan di rumah ini terbilang cukup banyak dan masing-masing ruangan memiliki fungsi khusus. Pondasi Tiang penyangga rumah tingginya ratarata sekitar 2 meter dan tidak ditancapkan di tanah, tetapi ditumpangkan di atas batu datar. Lantai rumah terbuat dari material papan. Untuk masuk ke rumah ini, harus menaiki tangga yang ada di depan atau belakang rumah. Jumlah tangga ganjil antara 7 sampai 13 anak tangga.



e.



Provinsi Sulawesi Selatan Tongkonan adalah sebutan untuk rumah adat suku Toraja di Sulawesi Selatan.



Rumah Tongkonan ini sangat terkenal bahkan sampai ke penjuru dunia karena keunikan bangunan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tongkonan berasal dari kata tongkon yang berarti ‘duduk’. Rumah adat tongkonan pada umumnya berwarna dasar kuning, merah, hitam,dan putih, tidak ada unsur logam, kepala kerbau di depan rumah jadi ciri khas dan digunakan untuk pusat pemerintah.



44



Gambar Rumah Adat Tongkonan Provinsi Selawesi Selatan Sumber : https://www.bramblefurniture.com/journal/rumah-adat-sulawesi-selatan/



Rumah adat tongkonan ini memiliki beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian dari rumah adat tersebut: Atap Atap paling atas disebut rattiangbanau untuk menyimpan benda pusaka dan berharga. Bagian atap menjadi bagian yang paling unik dari rumah adat sulawesi selatan ini. Atap rumah tongkonan berbentuk seperti perahu terbalik lengkap dengan buritannya. Ada juga yang menganggap bentuk atap ini seperti tanduk kerbau. Atap rumah tongkonan sendiri dibuat dari bahan ijuk atau daun rumbia, kini penggunaan seng sebagai bahan atap lebih sering ditemukan. Badan Bagian tengah adalah kale banua yang berisi kamar kepala keluarga, ruang keluarga, dan kamar tidur anak. Rumah adat tongkonan memiliki tiga bagian di dalamnya, yaitu bagian utara (tengalok), tengah, dan selatan. Tongkonan layuk atau tongkonan pesio’aluk, tongkonan pekaindoran atau pekaindoran, dan tongkonan batu



45



a’riri. Tempat untuk menciptakan dan menyusun aturan sosial keagamaan. Dinding rumah adat Tongkonan dibuat dari papan-papan yang disusun sedemikian rupa. Papan-papan tersebut direkatkan tanpa paku, yaitu hanya diikat atau ditumpangkan menggunakan sistem kunci.



Pondasi Rumah adat tongkonan termasuk rumah adat panggung dengan tiang-tiang penyangga bulat yang berjajar menyokong tegaknya bangunan. Tiang-tiang yang menopang lantai, dinding, dan rangka atap tersebut tidak ditanam di dalam tanah, tetapi langsung ditumpangkan pada batu berukuran besar yang dipahat hingga berbentuk persegi. Lantai rumah adat tongkonan dibuat dari papan-papan yang disusun. Papan-papan tersebut direkatkan tanpa paku, yaitu hanya diikat atau ditumpangkan menggunakan sistem kunci. Meskipun tanpa dipaku, papan pada dinding dan lantai tetap kokoh kuat hingga puluhan tahun. Bagian terbawah adalah sulluk



banua yaitu tempat untuk memelihara ternak atau menyimpan alat pertanian. f.



Provinsi Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara memiliki rumah adat bernama banua tada atau disebut dengan



rumah Siku. Banua tada terdiri atas dua kata, yaitu banua yang berarti ‘rumah’ dan tada yang berarti ‘siku’. Jadi banua tada berarti ‘rumah siku’ karena banyak siku-siku pada struktur rangka bangunannya. Mendirikan rumah adat banua tada tidak memakai paku. Berdasarkan tujuannya rumah adat banua tada terbagi dalam tiga jenis, yaitu kamali/malige, benua tada tare pata pale, dan benua tada tare talu pale.



Gambar Rumah Adat Banua Tada Provinsi Sulawesi Tenggara Sumber : https://rivorma.com/rumah-adat-sulawesi-tenggara/



46



Rumah adat banua tada ini memiliki beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian dari rumah adat tersebut: Atap Atap rumah dibuat dari daun rumbia dan



hipa-hipa



bertumpukan.



yang Terdapat



disusun ukiran



saling buah



nenas. Ukiran buah nenas, dalam tangkai nenas itu hanya tumbuh sebuah nenas saja, itu melambangkan bahwa hanya ada satu sultan di dalam kerajaan buton. Bunga nenas bermahkota, berarti bahwa yang berhak untuk dipayungi dengan payung kerajaan hanya sultan buton saja. Nenas merupakan buah berbiji, tetapi bibit nenas tidak tumbuh dari bibit itu, melainkan dari rumpunnya timbul tunas. Ini berarti bahwa kesultanan buton bukan sebagai pusaka anak beranak yang dapat diwariskan kepada anaknya sendiri. Badan Pada zaman kerajaan Buton, rumah adat panggung banua tada dibagi menjadi tiga jenis, yaitu kamali atau malige, banua tada tare pata pale, dan banua tada tare talu pale. Kamali atau malige itu Rumah atau istana tempat tinggal raja beserta keluarganya. Sementara itu, banua tada tare pata pale merupakan rumah siku bertiang tempat tinggal pejabat dan pegawai istana. Banua tada tare talu pale merupakan rumah siku bertiang tiga tempat tinggal orang biasa. Dinding rumah ini terbuat dari papan kayu pohon nangka, pohon jati, dan pohon bayem Pondasi Rumah adat asli suku Buton ini dibuat dari kayu dan tidak memakai paku sama sekali, tetapi dengan menyambung dan menumpukkan kayu-kayu yang dipakai. Semua tiang dibuat dari kayu bulat yang ditumpangkan di atas pondasi batu dan lantainya dibuat dari papan kayu jati atau bambu yang kuat disusun sedemikian rupa menggunakan teknik kunci. Papan-papan tersebut saling menyatu meski tanpa dipaku.



47



Rumah Adat di Pulau Bali dan Nusa Tenggara Pulau Bali dan Nusa Tenggara terletak di sebelah timur Pulau Jawa. Pulau Nusa Tenggara terdiri atas dua provinsi, yaitu Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Tiap-tiap provinsi memiliki budaya yang berbedabeda karena dihuni oleh suku yang berbeda pula. Masyarakat Bali sangat dekat dengan budaya Hindu sehingga ada pura keluarga di dalam rumahnya. Berbeda dengan Bali, Nusa Tenggara Barat lebih dekat dengan budaya Islam sehingga rumah adatnya pun menggunakan nilai-nilai Islam. Rumah adat Nusa Tenggara Timur lebih dekat dengan budaya suku lokal, tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai agama seperti Bali dan Nusa Tenggara Barat. (Poerwaningtias, I dan Suwarto, N.K., 2017).



Gambar Persebaran Rumah Adat di Pulau Bali, NTB, dan NTT Sumber : Buku Rumah Adat Nusantara



Sebagaimana yang kita tahu di atas adalah peta persebaran rumah adat di pulau di Pulau Bali, NTB, dan NTT. Setiap provinsi memiliki rumah adat dengan ciri khas yang dimiliki disetiap bagiannya mulai dari atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah rumah adat yang ada di pulau tersebut : a.



Provinsi Bali Rumah adat Bali tidak memiliki nama khusus. Rumah ini berbentuk kompleks yang



dikelilingi tembok. Rumah adat Bali dengan pintu gerbang yang disebut gapura candi bentar. rumah bagi orang Bali adalah keseluruhan bangunan dalam pekarangan yang biasanya dikelilingi tembok (panyengker). Bagian-bagian dari rumah adat Bali, Sanggah, bale manten, bale gede/bale adat sebagai tempat upacara lingkaran hidup, dan pawon atau dapur. Rumah adat Bali dibangun dengan aturan yang disebut asta kosala kosali.



48



Gambar Rumah Adat Bali Provinsi Bali Sumber : http://kontemporer2013.blogspot.com/2014/01/gambar-dan-rumah-adat-indonesia.html



Rumah adat bali ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atapnya sendiri dapat dibuat dari genting tanah, alang-alang, ijuk, atau sejenisnya. Atap dari rumah adat bali kebanyakan berbentuk seperti candi. Badan Gerbang masuk (pemesuan) dan diikuti dengan dinding aling-aling. Di dalam kompleks terdapat bale sakenem (rumah tinggal keluarga), bale dangin (rumah untuk lakilaki), pemerajaan (pura keluarga), bale daje (rumah perempuan belum menikah), bale dauh (rumah orang tua), tebe (kandang hewan), jineng (lumbung padi), dan bale paon/perapen (dapur). Ukuran yang dipakai adalah ukuran Badan pemiliknya, seperti sehasta dan sedepa. Bahan bangunan yang digunakan bergantung pada tingkat kemapanan pemiliknya. Masyarakat biasa menggunakan popolan (yang terbuat dari lumpur tanah liat) untuk dinding bangunan, sedangkan golongan raja dan brahmana menggunakan tumpukan bata. Pondasi Terdapat dua bangunan candi yang kembar saling berhadapan dan saling terpisah yang dihubungkan oleh beberapa anak tangga dan pagar pintu yang biasanya dibuat dari besi.



49



b. Provinsi Nusa Tenggara Barat Provinsi Nusa Tengga Barat terdapat berbagai suku salah satunya adalah suku sasak. Rumah adat loka adalah istana kerajaan Sumbawa di Nusa Tenggara Barat (NTB). Rumah adat dalam loka Samawa “Nusa Tenggara Barat”. Dalam memiliki arti istana atau rumah yang ada di dalam istana dan loka yang memiliki arti dunia atau juga tempat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengertian dalam loka adalah istana atau tempat tinggal raja. Di rumah dalam loka ini terdapat ukiran yang merupakan ukiran khas daerah Pulau Sumbawa yang disebut lutuengal yang digunakan untuk hiasan pada kayu bangunannya. Ukiran khas Pulau Sumbawa ini biasanya motif bunga dan juga motif daundaunan.



Gambar Rumah Adat Loka Provinsi Nusa Tenggara Barat Sumber : http://kontemporer2013.blogspot.com/2014/01/gambar-dan-rumah-adat-indonesia.html



Rumah adat loka ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atap rumah adat loka ini terbuat dari jerami atau seng. Badan Rumah



adat



loka



ini



hampir



keseluruhan rumah terbuat dari bahan dasar kayu. Di dalam ruang terdapat ruang pawon(dapur), kamar tidur, bale dalem, sasangkok (serambi)



50



Pondasi Rumah ini berupa dua rumah panggung kembar yang disebut dengan bala rea. Dalam loka disusun oleh bangunan kembar yang ditahan oleh 98 pilar kayu jati dan 1 pilar pendek (pilar guru) yang dibuat dari pohon cabe. Jumlah seluruh tiang penyokong adalah 99 tiang. Jumlah ini mewakili 99 sifat Allah dalam Alquran (Asmaul Husna). Untuk memasuki rumah panggung tersebut, terdapat jalan masuk yang tidak berundak-undak, tetapi berupa papan datar yang disusun naik sehingga setiap orang yang masuk otomatis akan menunduk. c.



Provinsi Nusa Tenggara Timur Rumah adat Mbaru Niang merupakan rumah adat yang terdapat di kabupaten



Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Gunung Pocoroko. Rumah adat ini berada di kampung adat yang bernama Wae Rebo, Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki rumah adat yang unik dan menarik, yaitu rumah adat mbaru niang. Rumah adat mbaru niang bentuknya seperti kerucut menjulur ke bawah dan hampir menyentuh tanah. Bentuknya setinggi lima lantai dengan tinggi sekitar lima belas meter.



Gambar Rumah Adat Mbaru Niang Provinsi Nusa Tenggara Timur Sumber : https://www.matakota.id/news/55519-desa-warisan-budaya-unesco-ini-ada-di-atas-awan



51



Rumah adat Mbaru Niang ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atap rumah adat Nusa Tenggara Timur ini diisi oleh daun lontar yang ditutupi ijuk atau ilalang dan kerangka atap yang terbuat dari bambu, bentuk dari atap rumah adat ini adalah segitiga.



Gambar Struktur Rumah Adat Mbaru Niang Provinsi Nusa Tenggara Timur Sumber : https://dailyvoyagers.com/blog/2016/09/14/mengenal-sejarah-rumah-adat-waerebo/



52



Badan Pilar rumah menggunakan kayu worok yang besar dan kuat. Rumah ini tidak memakai paku, tetapi menggunakan tali rotan untuk menyatukan rumah tersebut. Terdapat 5 ruangan/tingkat di rumah tersebut yaitu hekaog kode (tempat menaruh sesajen), lempare (tempat menyimpan makanan), letar (lumbung), loteng (lobo), dan lutur (ruang keluarrga) Pondasi Rumah adat ini berbentuk panggung dengan tiang sebagai penopang dari rumah yang terbuat dari kayu. Terdapat tangga di samping rumah agar dapat memasuki rumah tersebut.



53



Rumah Adat di Pulau Maluku dan Papua Provinsi Maluku Utara terbentuk pada tahun 1999 setelah sebelumnya hanya ada Provinsi Maluku di Pulau Maluku. Papua Barat menjadi provinsi baru pada tahun 2003 setelah sebelumnya menjadi satu provinsi dengan Provinsi Papua. Rumah adat di Pulau Maluku bukanlah rumah tinggal sehari-hari, melainkan rumah bersama yang dipakai untuk perkumpulan adat, baik acara resmi maupun tidak resmi. Rumah adat Maluku dan Maluku Utara sama-sama dibuat dalam bentuk terbuka. Berbeda dengan rumah di Maluku, rumah adat Papua berbentuk tertutup. Ini sesuai dengan kondisi alam Papua yang berupa pegunungan. Mereka tidak membuat jendela di rumah supaya angin gunung yang dingin tidak masuk ke dalam rumah sehingga penghuninya merasa hangat. (Poerwaningtias, I dan Suwarto, N.K., 2017).



Gambar Persebaran Rumah Adat di Maluku dan Papua Sumber : Buku Rumah Adat Nusantara



Sebagaimana yang kita tahu di atas adalah peta persebaran rumah adat di pulau Maluku dan Papua. Setiap provinsi memiliki rumah adat dengan ciri khas yang dimiliki disetiap bagiannya mulai dari atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah rumah adat yang ada di pulau tersebut : a.



Provinsi Maluku Rumah adat provinsi Maluku yaitu rumah adat baileo. Baileo bukan sebuah rumah



tinggal, melainkan rumah untuk musyawarah warga, upacara adat, atau kegiatan keagamaan. Rumah baileo juga bisa juga disebut balai. Rumah adat baileo berbentuk rumah panggung yang besar dan memiliki ketinggian 1 hingga 2 meter. Pembangunan rumah adat Maluku berlandaskan prinsip, simbol, dan kepercayaan penduduk pada masa tersebut. rumah baileo juga bisa digunakan untuk menyimpan benda antik dan keramat



54



Gambar Rumah Adat Baileo Provinsi Maluku Sumber : https://www.99.co/blog/indonesia/keunikan-rumah-baileo-maluku/



Rumah adat baileo ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atapnya



yang



berbentuk



segitiga



terbuat dari daun sagu, daun rumbia atau daun kelapa. Atap ditopang oleh tiang sambungan yang ukurannya lebih kecil. Terdapat ukiran atap di atap rumah berbentuk binatang, matahari, dan bulan. Warna merah, kuning, dan hitam. Badan Rumah tersebut berbentuk panggung dan terbuka. Tiangnya dari batang kelapa. Bangunan ini banyak menggunakan kayu dengan ukiran unik serta dihiasi berbagai macam hiasan khas Maluku. Banyaknya pilar penyangga bangunan yang terdapat pada rumah adat baileo menunjukkan jumlah keturunan yang terdapat di desa tersebut. Di bagian depan dan belakang rumah adat terdapat sembilan pilar penyangga rumah. Pada bagian kanan dan kiri rumah adat terdapat lima pilar penyangga yang dikenal sebagai lambang Siwa Lima. Siwa Lima yang memiliki pengertian ‘saling memiliki’ merupakan simbol persekutuan desa-desa di Maluku yang berasal dari kelompok Siwa dan kelompok Lima. Rumah tersebut memiliki sekat luar/ dinding dan jendela. Pondasi Rumah Baileo berbentuk panggung dengan tiang kayu pendek yang berjajar



55



ditanam ke tanah sebagai penopang dan terdapat lantai tebuat dari papan. Tiang yang umumnya dibuat dari kayu kelapa ini hanya menopang lantai rumah. Tangganya ada tiga, yaitu di depan, di kiri, dan di belakang. Pada tangga depan terdapat batu pamali untuk meletakkan sesaji. b. Provinsi Maluku Utara Provinsi Maluku Utara terbentuk pada tahun 1999 yang sebelumnya hanya ada Provinsi Maluku di Pulau Maluku. Suku Sahu di Halmahera Barat adalah suku dari Maluku Utara yang sering berkumpul, makan bersama, dan melakukan kegiatan adat di rumah sasadu. Prinsip pembangunan rumah sasadu ada lima, yaitu posisi teras harus rendah agar setiap orang yang masuk menundukkan kepala sebagai bentuk penghargaan terhadap orang yang berada di dalam rumah adat.



Gambar Rumah Adat Sasadu Provinsi Maluku Utara Sumber : https://www.99.co/blog/indonesia/keunikan-rumah-baileo-maluku/



Rumah adat Sasadu Provinsi Maluku Utara memiliki beberapa bagian melipiti atap, badan, dan pondasi, berikut ada bagian tersebut: Atap Atapnya dibuat dari anyaman daun sagu dan ada ukiran di ujung atap kayu. Penggunaan anyaman daun sagu sebagai atap bertujuan agar orang yang berada di dalam rumah adat mendapatkan kesejukan. Setiap tali ijuk yang diikat di totora (lata) melambangkan bahwa walaupun berbeda-beda pendapat mereka tetap dalam satu ikatan, satu persaudaraan. Setiap rumah adat memiliki



56



panjang tujuh waras atap yang melambangkan prosesi makan adat selama tujuh hari tujuh malam. Rumah adat terdapat 2 bendera yaitu panji/bendera besar dan dayalo/bendera kecil Badan Rumah ini adalah sebuah rumah terbuka tanpa dinding dan pintu, tetapi hanya ada tiang-tiang penyangga. Tiang-tiang tersebut tidak dipaku, tetapi memakai pasak kayu dan tali ijuk. Dalam rumah adat terdapat empat tiang besar yang melambangkan empat kesultanan. Rumah adat sasadu tidak memiliki pintu dan sisinya tidak memiliki dinding penutup. Ada enam jalan masuk sekaligus jalan keluar. Dua jalan untuk perempuan, dua untuk lelaki, dan dua untuk para tamu. Prinsip pembangunan rumah sasadu ada lima, yaitu posisi teras harus rendah agar setiap orang yang masuk menundukkan kepala sebagai bentuk penghargaan terhadap orang yang berada di dalam rumah adat. Pondasi Rumah adat ini termasuk ke dalam rumah panggung. Ada dua pijakan tangga di rumah adat ini. Lantainya dibuat dari semen yang sedikit lebih tinggi daripada permukaan tanah. c.



Provinsi Papua Barat Mod aki aksa adalah rumah tinggal penduduk Papua Barat. Biasanya rumah ini



dipakai oleh penduduk yang tinggal di daerah pegunungan. Seluruh bahan untuk membuat rumah ini berasal dari alam sekitar. Rumah ini berbentuk panggung dengan tiang kayu yang berjumlah banyak. Oleh karena itu, rumah ini juga sering disebut dengan rumah berkaki seribu. Rumah adat ini memiliki corak khas manokwari



57



Gambar Rumah Adat Mod Aki Aksa Provinsi Papua Barat Sumber : https://www.sumber.com/sumberpedia/budaya/mod-aki-aksa



Rumah adat mod aki aksa ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atapnya terbuat dari daun jerami atau daun sagu, sedangkan kerangkanya terbuat dari kayu. Atap rumah adat ini berbentuk setengah oval dan ada juga yang berbentuk segitiga. Badan Supaya penghuni tetap merasa hangat, rumah adat ini tidak ada jendela. Dinding dan kerangka rumah terbuat dari kayu yang mengambil dari alam sekitar. Pondasi Rumah adat ini berbentuk panggung dengan tiang kayu yang jumlahnya banyak. Tiang-tiang yang dibuat ada yang pendek dan ada yang tinggi. Tiang berguna untuk melindungi diri dari musuh dan ancaman orang yang berniat jahat atau ilmu hitam dan hewan buas. Karena banyaknya tersebut, rumah ini juga sering disebut dengan rumah berkaki seribu.



58



d. Provinsi Papua Rumah adat Papua adalah honai. Dalam satu wilayah, terdapat sekelompok keluarga yang mendirikan honai bersama-sama. Berbeda dengan rumah di Maluku, rumah adat Papua berbentuk tertutup ini sesuai dengan kondisi alam Papua yang berupa pegunungan. Mereka tidak membuat jendela di rumah supaya angin gunung yang dingin tidak masuk ke dalam rumah sehingga penghuninya merasa hangat.



Gambar Rumah Adat Honai Provinsi Papua Sumber : https://www.superadventure.co.id/news/18314/keunikan-rumah-adat-papua-beserta-dengan4-faktanya/



Rumah adat honai ini ada beberapa bagian yaitu meliputi atap, badan, dan pondasi. Berikut adalah bagian tersebut: Atap Atap berbentuk setengah bola sehingga dari luar tampak seperti jamur. atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau reeds. Badan Rumah ini tidak memiliki jendela dan hanya mempunyai satu pintu kecil. Di tengah-tengah ruangan terdapat tempat menyalakan api unggun untuk menghangatkan ruangan. Dindingnya berbentuk lingkaran. Rumah Papua terbuat dari berbahan dasar kayu. Honai sengaja dibangun dengan ruang sempit atau ruangan kecil dan tidak ada jendela untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua. Honai biasanya dibangun setinggi 2,5 meter.



59



Pondasi Rumah Honai sendiri memiliki lantai berupa tanah. Rumah honai ada dua, lantai pertama yang beralas tanah biasanya digunakan untuk tempat berkumpul, bermusyawarah, dan beraktivitas saat malam hari, lantai kedua yang beralas papan digunakan untuk tempat tidur. Untuk menghubungkan lantai pertama dan kedua, digunakan sebuah tangga yang terbuat dari kayu, Fungsi rumah ini adalah sebagai tempat tinggal, menyimpan alat perang, mendidik anak, dan tempat mengatur rencana. Terdapat 3 bangunan lain disekitar honai yaitu ebei untuk wanita, honai untuk pria, dan wamai untuk babi.



60



A. SOAL PILIHAN GANDA 1. Rumah adat Hanoi berasal dari provinsi. . . a. Papua



c. Papua Barat



b. Gorontalo



d. Jawa Timur



2. Rumah adat berasal dari Sulawesi Selatan disebut . . . . 3.



Gambar di samping adalah gambar atap dari salah rumah ada di pulau Jawa. Rumah adat tersebut berasal dari provinsi….. a. Kalimantan Selatan



c. Jawa Tengah



b. DI Yogyakarta



d. Jawa Barat



4. Bahan atap rumah Gadang terbuat dari ........…… a. Batu Bata



c. Genteng



b. Ijuk



d. Seng



5. Rumah joglo berasal dari provinsi………………, ……………….. dan ………………. a. Papua, Maluku, dan Jambi



c. Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta



b. Gorontalo, Riau, dan Banten



d. Aceh, Bali, dan Lampung



B. SOAL URAIAN 1. Sebutkan provinsi apa saja yang termasuk ke dalam pulau jawa ! 2. Apakah makna dari pondasi dari rumah adat Jakarta menggunakan tangga? 3. Sebutkan apa saja ciri khusus yang terdapat pada rumah gadang ? 4. Sebutkan apa saja bahan dari rumah adat yang terdapat di provinsi Nagro Aceh Darussalam! 5. Sebutkan pintu apa saja yang terdapat pada rumah adat dari provinsi Jawa Tengah? , lalu jelaskan apa saja kegunaannya!



61



C. Kerjakanlah tugas di bawah ini dengan benar sesuai dengan perintahnya! 1. Perhatikan beberapa gambar rumah adat di Indonesia berikut. 2. Tuliskan nama provinsi asal setiap gambar rumah adat. 3. Tuliskan keunikan yang terlihat pada setiap rumah adat. 4. Ceritakan hasil tugasmu kepada Bapak/ibu guru dan teman-temanmu a.



b.



c.



62



d.



e.



63



64



DAFTAR PUSTAKA Arimbi, K.R.. (2017). Berselancar ke 34 Rumah Adat Indonesia (Edisi Pertama). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/fil es/14.%20Isi%20dan%20Sampul%20Berselancar%20ke%2034%2 0Rumah%20Adat.pdf Faisal, F.A.. (2017). Mengenal Rancang Bangun Rumah Adat di Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/fil es/48.%20Isi%20dan%20Sampul%20Mengenal%20Rancang%20Ba ngun%20Rumah%20Adat%20di%20Indonesia.pdf Herlina, M.. (2013). Ensiklopedia Rumah Adat Indonesia (Edisi Pertama). Jakarta: Azka Mulia Media. Kusumawati, H. (2017). Indahnya Keragaman di Negeriku (Edisi keempat). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Laskar Bahasa. (2018). Rumah Adat Nusantara (Edisi Pertama). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/fil es/Rumah%20Adat%20Nusantara-Laskar%20Bahasa%20vFinal_0.pdf Poerwaningtias, I. dan Suwarto, N.K.. (2017). Rumah Adat Nusantara (Edisi Pertama). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/fil es/59.%20Isi%20dan%20Sampul%20Rumah%20Adat%20Nusanta ra.pdf S, Eko Setiawan dan Suranti.(2009). Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 4 untuk SD dan MI Kelas IV (Edisi keempat). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. http://rumahbelajar.id/product?id=NWQyMmRhM2M1NWJmMWZl YjA2OGI0NTY3



65



Sumber Gambar: https://encryptedtbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcTL4LX3SI5NtK7Oux9Gf CphB56dVm-JN0tW5khHvnKCsOmxjqr4&usqp=CAU http://infounik.org/kumpulan-gambar-rumah-adat-dan-nama-nama-rumahadat.html http://infounik.org/kumpulan-gambar-rumah-adat-dan-nama-nama-rumahadat.html https://satujam.com/rumah-adat-kepulauan-riau/ https://polarumah.com/rumah-adat-sumatera-barat/ https://smkn1muarojambi.wordpress.com/2016/11/23/rumah-adat-jambirumah-panggung-kajang-leko/ https://kumpulanilmu.com/ilmu-sosial/rumah-adat-bengkulu/ https://aminama.com/rumah-adat-sumatera-selatan/ https://4.bp.blogspot.com/9L31eJ00Kpc/WG2u2LF8ElI/AAAAAAAAAvc/cWkvtiLpj2QaTOigRZ DXVUiksyH8fBeAwCLcB/s1600/Rumah-Panggung.jpg https://www.intronesia.com/kalimantan/kaltara/rumah-baloy-rumah-adatkalimantan-utara http://rumah-adatindonesia.blogspot.com/1983/10/gambar-rumah-adatkalimantan-barat.html https://www.99.co/blog/indonesia/rumah-adat-lamin/ https://www.dictio.id/t/filosofi-rumah-huma-betang/26818 https://www.arsitag.com/article/rumah-baanjung-rumah-tradisional-sukubanjar https://www.romadecade.org/rumah-adat/ https://berbol.co.id/rumah-adat-jawa-tengah/ https://perpustakaan.id/rumah-adat-jawa-barat/ http://adat-tradisional.blogspot.com/2016//11/rumah-adat-banten-sulahnyanda-gambar https://dtechnoindo.blogspot.com/2017/11/mengenal-lebih-detail-rumahadat.html https://jakarta-tourism.go.id https://www.pewartanusantara.com/rumah-adat-provinsi-sulawesi-utarawalewangko/



66



https://www.netralnews.com/news/rsn/read/86454/gaya-unik-rumahadat-khas-gorontalo http://rumah-adatindonesia.blogspot.com/1992/01/gambar-rumah-adatsulawesi-tengah.html https://aminama.com/rumah-adat-sulawesi-barat/ https://www.bramblefurniture.com/journal/rumah-adat-sulawesi-selatan/ https://rivorma.com/rumah-adat-sulawesi-tenggara/ http://kontemporer2013.blogspot.com/2014/01/gambar-dan-rumah-adatindonesia.html http://kontemporer2013.blogspot.com/2014/01/gambar-dan-rumah-adatindonesia.html https://www.matakota.id/news/55519-desa-warisan-budaya-unesco-iniada-di-atas-awan https://www.99.co/blog/indonesia/keunikan-rumah-baileo-maluku/ https://www.99.co/blog/indonesia/keunikan-rumah-baileo-maluku/ https://www.sumber.com/sumberpedia/budaya/mod-aki-aksa https://www.superadventure.co.id/news/18314/keunikan-rumah-adatpapua-beserta-dengan-4-faktanya/



67



GLOSARIUM



amben: balai musyawarah amben tetuo: tempat tuan rumah menerima tamu kehormatan serta juga menjadi tempat pelaminan pengantin dalam acara perkawinan anjungan: serambi yang digunakan untuk pertemuan kecil asta kosala kosali: filosofi yang mengatur tata hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam anjuang atau anjungan: tempat untuk pengantin bersanding serta tempat pengobatan anjung-anjung: serambi depan tempat menerima tamu bilik: dinding gaho: ruang yang terdapat di ujung sebelah kiri bangunan dengan arah memanjang, terdapat ruang dapur, ruang tempat air dan ruang tempat menyimpan gajah merem: tempat istirahat bagi para penyimbang ijan geladak: tangga naik ke rumah imah: ruangan yang dikhususkan untuk ruang tidur kepala keluarga juga dapur jabu bong: ruangan khusus untuk kepala keluarga yang letaknya berada di belakang di sudut sebelah kanan jabu soding: ruangan khusus untuk anak perempuan yang berada di belakang sebelah kiri, berhadapan dengan jabu bong jabu suhat: ruangan khusus untuk anak lelaki tertua yang telah menikah, letaknya di sudut kiri depan jabu tonga rona ni jabu rona: ruang keluarga yang ukurannya paling besar dan letaknya berada di tengah rumah kebik temen atau kebik kerumpu: kamar tidur bagi anak penyimbang bumi atau anak tertua kebik rangek: kamar tidur bagi anak penyimbang ratu atau anak kedua



68



kebik tengah: kamar tidur untuk anak penyimbang batin atau anak ketiga lawang kuri: gapura lapang agung: tempat kerabat wanita berkumpul masinding: ruang depan yang berkaitan dengan masinding, ruangan ini dipergunakan untuk tempatduduk orang biasa. Ruang ini khusus untuk kaum lakilaki omah ndalem atau omah njero: ruang tempat keluarga bercengkerama palupuh: lantai panto: sejenis daun pintu yang dibuat dari anyaman bilah-bilah bambu berukuran sebesar ibu jari dan dianyam secara vertikal penteh: tempat untuk menyimpan terletak di bagian atas bangunan pendhopo: bagian joglo yang lazim dipakai untuk menjamu tetamu pelamban: bagian rumah terdepan yang berada di ujung sebelah kiri; bangunan tambahan seperti teras digunakan sebagai ruang tunggu bagi tamu yang belum dipersilakan masuk pusiban: tempat tamu melapor, ruang dalam tempat musyawarah resmi pringgitan: bagian dari ruang tengah yang umum dipakai untuk menerima tamu yang lebih dekat rarangkit: atap rangkiang: surau kecil tempat semua anggota keluarga melaksanakan kegiatan beribadah, pendidikan, juga lazim dijadikan tempat tidur laki-laki yang belum memiliki istri rumah dapu: rumah dapur pada rumah adat Aceh sarigsig: teknik anyaman vertikal pada bilik rumah dan pintu rumah terbuat dari anyaman bambu saung: rumah yang berada di tengah ladang atau huma berfungsi sebagai tempat menunggu padi atau tanaman palawija lainnya yang sebentar lagi akan dipanen serambi tengah: tempat duduk anggota kerabat pria seuramoe keue: serambi depan pada rumah adat Aceh



69



seuramoe teungoh: serambi tengah pada rumah adat Aceh seuramoe likot: serambi belakang pada rumah adat Aceh sanggah: pura keluarga bale manten: bangunan yang berfungsi sebagai tempat untuk tidur bale gede/bale adat: bangunan yang berfungsi sebagai tempat upacara lingkaran hidup pawon: dapur selembayung; selo bayung; tanduk buang: hiasan yang terletak bersilangan pada kedua ujung perabung bangunan. Pada bangunan balai adat Melayu, setiap pertemuan sudut atap diberi selembayung yang terbuat dari ukiran kayu sosoro: ruang untuk menerima tamu tampar piring: ruangan untuk menyambut tamu yang letaknya berada di sebelah jabu suhat tepas: ruang tidur untuk anak-anak sekaligus ruang makan tetabuhan: tempat menyimpan alat musik tradisional



70



PROFIL PENGEMBANG DATA PRIBADI Nama



: Ida Rosida Agustina



NIM



: 160611100065



Tempat, Tanggal Lahir



: Bangkalan, 04 Agustus 1997



Jenis Kelamin



: Perempuan



Agama



: Islam



Tinggi Badan



: 153 cm



Berat Badan



: 40 kg



Alamat



: Dus. Nyorondung, Des. Pamorah, Kec. Tragah, Kab. Bangkalan



Handphone



: 082333907480



Status



: Belum Menikah



E_Mail



: [email protected]



DATA PENDIDIKAN Sekolah Dasar



: SDN Basanah (2005-2010)



SMP / Sederajat



: SMP Nurul Amanah (2010-2013)



SMA / Sederajat



: SMK Nurul Amanah (2013-2016)



Perguruan Tinggi



: Universitas Trunojoyo Madura (2016-2020)



KEMAMPUAN Informasi Teknologi



: Bisa Aplikasi Office dan Editing Video



Desain



: Photoshop, Adobe Photoshop, dan Corel



Bahasa



: Bahasa Indonesia (aktif) dan English (pasif)



71



72