Batang Tekan Bagian 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SLIDE 7



STRUKTUR BAJA I LUCIANA BUARLELE, ST, MT TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS



BATANG TEKAN (SNI 1729-2015)



LUCIANA BUARLELE, ST, MT TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS



PROSEDUR ANALISA DAN DESAIN Step-1 : Tentukan properties material dan penampang dari elemen struktur tekan. Step-2 : Analisa kelangsingan penampang elemen tekan Tentukan apakah penampang elemen tekan tergolong penampang tidak langsing atau langsing. Disarankan untuk menggunakan



penampang tidak langsing agar tidak terjadi tekuk lokal dan lebih efisien dengan melihat Tabel B4.1a; hal 17-18; SNI 1729-2015.



PROSEDUR ANALISA DAN DESAIN Contoh untuk penampang WF : Sayap (flanges) (b/t) โ‰ค ฮปr



๐‘ฮค๐‘ก โ‰ค 0,56 ๐‘ฅ



Badan (web) (b/t) โ‰ค ฮปr



๐‘ฮค๐‘ก โ‰ค 1,49 ๐‘ฅ



๐ธ ๐‘“๐‘ฆ



๐ธ ๐‘“๐‘ฆ



Bila (b/t) โ‰ค ฮปr maka penampang tergolong tidak langsing dan memenuhi syarat.



PROSEDUR ANALISA DAN DESAIN Step-3 : Analisa kategori kondisi penampang berdasarkan Tabel E1.1; hal 34 SNI 1729-2015 (Tabel 1). Step-4 : Hitung nilai Pn sesuai kondisi batas penampang berdasarkan Step-3. - Tekuk Lentur (Pasal E3; hal 35; SNI 1729-2015). - Tekuk Torsi-Lentur (Pasal E4; hal 36; SNI 1729-2015). Step-5 : Kesimpulan dari analisa elemen struktur tekan terhadap



beban Pu yang bekerja. โˆ… ๐‘ฅ ๐‘ƒ๐‘› โ‰ฅ ๐‘ƒ๐‘ข



โˆ… = 0,9 (๐‘ƒ๐‘Ž๐‘ ๐‘Ž๐‘™ ๐ธ1; โ„Ž๐‘Ž๐‘™ 33; ๐‘†๐‘๐ผ 1729 โˆ’ 2015)



CONTOH SOAL, REF. LESMANA 1. Sebuah elemen struktur tekan WF 600 x 200 x 13 x 23 (BJ34) dengan panjang 4 m memikul beban ๐‘ƒ๐‘ข = 1.300 ๐‘˜๐‘. Perletakan pada ujung adalah sendi-sendi. Analisa batang tersebut apakah mampu memikul gaya tekan. Jawab :



Step-1 : Tentukan properties material dan penampang dari elemen struktur tekan.



CONTOH SOAL, REF. LESMANA BJ-37-WF 600 x 200 x 13 x 23 fy



= 210 MPa



fu



= 340 MPa



Ag



= 10.770 mm2



Ix



= 103.107 mm4



Iy



= 318.105 mm4



rx



= 246 mm



ry



= 43,1 mm



k



= 1,0 (sendi-sendi)



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Step-2 : Analisa kelangsingan penampang elemen tekan Tentukan apakah penampang elemen tekan tergolong penampang tidak langsing atau langsing dengan melihat Tabel B4.1a; hal 1718; SNI 1729-2015. Dalam kasus ini, profil elemen tekan adalah WF sehingga :



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Sayap (flanges) (b/t) โ‰ค ฮปr



๐‘ฮค๐‘ก โ‰ค 0,56 ๐‘ฅ



๐ธ ๐‘“๐‘ฆ



93,5ฮค23 โ‰ค 0,56 ๐‘ฅ



200.000 210



4,065 โ‰ค 17,282 (memenuhi syarat) Badan (web) (b/t) โ‰ค ฮปr



๐‘ฮค๐‘ก โ‰ค 1,49 ๐‘ฅ



๐ธ ๐‘“๐‘ฆ



600 โˆ’ 23 ฮค13 โ‰ค 1,49 ๐‘ฅ



200.000 210



44,385 โ‰ค 45,982 (memenuhi syarat) Bila (b/t) โ‰ค ฮปr maka penampang tergolong tidak langsing dan memenuhi syarat.



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Step-3 : Analisa kategori kondisi penampang berdasarkan Tabel E1.1; hal 34 SNI 1729-2015 (Tabel 1). - Bentuk profil



: WF 600 x 200 x 13 x 23



- Kategori penampang: tidak langsing - Keadaan batas



: Tekuk Lentur dan Tekuk Torsi



Sehingga analisa yang harus dilakukan adalah tekuk lentur dan tekuk torsi, berdasarkan pasal E3 dan E4 SNI 1729-2015.



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Step-4 : Hitung nilai Pn sesuai kondisi batas penampang berdasarkan Step-3. - Tekuk Lentur (Pasal E3; hal 35; SNI 1729-2015). Rumus umum analisa tekuk lentur adalah ๐‘ƒ๐‘› = ๐‘“๐‘๐‘Ÿ ๐‘ฅ ๐ด๐‘” ; yang dimana nilai fcr harus dicari terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan pasal. Adapun detailnya adalah sebagai berikut : Analisa kelangsingan elemen batang pada tiap sumbu. Sumbu-x : ๐œ†๐‘ฅ =



๐พ ๐‘ฅ ๐ฟ๐‘ฅ ๐‘Ÿ๐‘ฅ



=



1 ๐‘ฅ 4.000 246



= 16,260



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Sumbu-y : ๐œ†๐‘ฆ =



๐พ ๐‘ฅ ๐ฟ๐‘ฆ ๐‘Ÿ๐‘ฆ



=



1 ๐‘ฅ 4.000 43,1



= 92,807



Dari analisa sumbu x dan y, maka diambil nilai yang terbesar



yaitu ๐œ†๐‘ฆ = 92,807. Hal ini menandakan bahwa sumbu y yang lebih dominan mengalami tekuk lentur dari pada sumbu x sehingga



perlu dianalisa. Selanjutnya dilakukan pengecekan syarat sesuai pasal E3 yaitu :



CONTOH SOAL, REF. LESMANA ๐พ๐‘ฅ๐ฟ ๐ธ โ‰ค 4,71 ๐‘ฅ ๐‘Ÿ ๐‘“๐‘ฆ 200.000 92,807 โ‰ค 4,71 ๐‘ฅ 210 92,807 โ‰ค 145,354



Sehingga nilai fcr yang digunakan adalah : ๐‘“๐‘๐‘Ÿ =



๐‘“๐‘ฆ 0,658 ๐‘“๐‘’



๐‘ฅ ๐‘“๐‘ฆ



(memenuhi syarat)



CONTOH SOAL, REF. LESMANA sebelum itu harus dicari nilai fe sebagai berikut :



๐‘“๐‘’ =



๐œ‹ 2๐ธ



๐พ๐ฟ ๐‘Ÿ



2



๐œ‹ 2 ๐‘ฅ 200.000 = = 229 ๐‘€๐‘ƒ๐‘Ž 2 92,807



Nilai fcr adalah : ๐‘“๐‘๐‘Ÿ =



๐‘“๐‘ฆ 0,658 ๐‘“๐‘’



๐‘ฅ ๐‘“๐‘ฆ =



210 0,658229



๐‘ฅ 210 = 143 ๐‘€๐‘ƒ๐‘Ž



Jadi nilai kuat nominal profil terhadap lentur adalah : ๐‘ƒ๐‘› = ๐‘“๐‘๐‘Ÿ ๐‘ฅ ๐ด๐‘” = 143 ๐‘ฅ 10.770 = 1.540.110 ๐‘ = ๐Ÿ. ๐Ÿ“๐Ÿ’๐ŸŽ ๐’Œ๐‘ต



CONTOH SOAL, REF. LESMANA - Tekuk Torsi (Pasal E4; hal 36; SNI 1729-2015). Rumus umum analisa tekuk torsi adalah ๐‘ƒ๐‘› = ๐‘“๐‘๐‘Ÿ ๐‘ฅ ๐ด๐‘” sama dengan tekuk lentur namun nilai fcr yang berbeda. Maka dari itu nilai fcr harus dicari terlebih dahulu berdasarkan pasal E4. Berdasarkan pasal tersebut, penampang selain siku ganda atau Tee



menggunakan rumus fcr yang sama dengan tekuk lentur, namun nilai fe yang berbeda. Adapun detailnya adalah sebagai berikut :



๐œ‹ 2 ๐‘ฅ ๐ธ ๐‘ฅ ๐ถ๐‘ค 1 ๐‘“๐‘’ = + ๐บ๐ฝ ๐‘ฅ 2 ๐พ๐‘ง ๐‘ฅ ๐ฟ ๐ผ๐‘ฅ + ๐ผ๐‘ฆ



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Untuk menjawab ini maka diperlukan beberapa parameter yaitu Cw, Kz dan J. ๐‘‘ โ€ฒ = ๐‘‘ โˆ’ ๐‘ก๐‘“ = 600 โˆ’ 23 = 577 ๐‘š๐‘š 2 ๐‘ฅ ๐‘ ๐‘ฅ ๐‘ก๐‘“ 3 + ๐‘‘โ€ฒ ๐‘ฅ ๐‘ก๐‘ค 3 2 ๐‘ฅ 200 ๐‘ฅ 233 + 577๐‘ฅ 133 ๐ฝ= = 3 3



๐ฝ = 2.044.823 ๐‘š๐‘š4 ๐‘‘โ€ฒ2 ๐‘ฅ ๐‘ 3 ๐‘ฅ ๐‘ก๐‘“ 5772 ๐‘ฅ 2003 ๐‘ฅ 23 ๐ถ๐‘ค = = = 2.552 ๐‘ฅ 1012 ๐‘š๐‘š6 24 24 ๐œ‹ 2 ๐‘ฅ ๐ธ ๐‘ฅ ๐ถ๐‘ค 1 ๐‘“๐‘’ = + ๐บ๐ฝ ๐‘ฅ 2 ๐พ๐‘ง ๐‘ฅ ๐ฟ ๐ผ๐‘ฅ + ๐ผ๐‘ฆ



CONTOH SOAL, REF. LESMANA (Nilai Kz diasumsikan sama dengan nilai k) ๐œ‹ 2 ๐‘ฅ 200.000 ๐‘ฅ 2.552๐‘ฅ1012 ๐‘“๐‘’ = + 77.200 ๐‘ฅ 2.044.823 1 ๐‘ฅ 4.000 2



๐‘ฅ



1 103๐‘ฅ107 + 318๐‘ฅ105



๐‘“๐‘’ = 445 ๐‘€๐‘ƒ๐‘Ž



Nilai fcr adalah



๐‘“๐‘๐‘Ÿ =



๐‘“๐‘ฆ 0,658 ๐‘“๐‘’



๐‘ฅ ๐‘“๐‘ฆ =



210 0,658445



๐‘ฅ 210 = 172 ๐‘€๐‘ƒ๐‘Ž



Jadi nilai kuat nominal profil terhadap torsi adalah :



๐‘ƒ๐‘› = ๐‘“๐‘๐‘Ÿ ๐‘ฅ ๐ด๐‘” = 172 ๐‘ฅ 10.770 = 1.852.440 ๐‘ = ๐Ÿ. ๐Ÿ–๐Ÿ“๐Ÿ ๐’Œ๐‘ต



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Kesimpulan pada Step-4 adalah : Pn untuk analisa lentur adalah 1.540 kN Pn untuk analisa torsi adalah 1.852 kN Sehingga nilai Pn yang diambil adalah yang terkecil 1.540 kN. Hal ini mengandung arti bahwa profil WF tersebut akan cenderung mengalami tekuk lentur dibandingkan tekuk torsi.



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Step-5 : Kesimpulan dari analisa elemen struktur tekan terhadap beban Pu yang bekerja. โˆ… ๐‘ฅ ๐‘ƒ๐‘› โ‰ฅ ๐‘ƒ๐‘ข 0,9 ๐‘ฅ 1.540 โ‰ฅ 1.300 1.386 ๐‘˜๐‘ โ‰ฅ 1.300 ๐‘˜๐‘



(memenuhi syarat)



CONTOH SOAL, REF. LESMANA **Kasus khusus: Bila elemen tekan diberi pengaku. Fenomena ini terkadang dilakukan guna mengurangi efek tekuk pada sumbu lemah penampang. Secara umum, perhitungan dan analisa tidak ada perbedaan dengan perhitungan selanjutnya. Namun sedikit perbedaan saat menentukan kelangsingan (ฮป) elemen tekan.



Adapun contoh perhitungan kekakuannya adalah :



CONTOH SOAL, REF. LESMANA



Gambar 8 (a) Tampilan 3D; (b) Penampang WF elemen tekan; (c) Panjang penampang



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Dapat dilihat Gambar 8 (a), elemen WF memiliki 2 sumbu yaitu sumbu-x dan sumbu-y. Pada dasarnya, sumbu-x merupakan sumbu kuat dari penampang WF dengan bidang-x (A-B-C-D). Sedangkan sumbu-y merupakan sumbu lemah dari penampang WF dengan bidang-y (1-2-3-4). Sumbu-y dikategorikan sumbu lemah karena



bidang-y merupakan bidang yang lebih mudah berdeformasi (menekuk) dibandingkan bidang-x dan juga sebaliknya. Sehingga guna memperkuat sumbu lemah, maka ditambahkan pengaku pada elemen tekan, seperti pada Gambar 8 (c). Penambahan pengaku tersebut mempengaruhi panjang arah-y (Ly) dan pengaku dianggap



CONTOH SOAL, REF. LESMANA sebagai sendi. Sehingga analisa kelangsingan untuk elemen tekan yang diberi pengaku adalah sebagai berikut :



Sumbu-x : ๐œ†๐‘ฅ =



๐พ ๐‘ฅ ๐ฟ๐‘ฅ ๐‘Ÿ๐‘ฅ



=



0,65 ๐‘ฅ 4.000 246



= 10,569



(Jepit-jepit) : dalam kasus ini panjang lx tetap 4.000 mm karena



pengau dianggap tidak berpengaruh pada sumbu kuat penampang. Sumbu-y



: Pengaku sangat berpengaruh pada sumbu lemah



penampang sehingga panjang pada arah sumbu lemah (sumbu-y) terbagi sesuai jarak pengaku dan perletakannya.



CONTOH SOAL, REF. LESMANA ๐œ†๐‘ฆ1



๐พ ๐‘ฅ ๐ฟ๐‘ฆ1 0,8 ๐‘ฅ 1.100 = = = 20,418 (๐ฝ๐‘’๐‘๐‘–๐‘ก โˆ’ ๐‘†๐‘’๐‘›๐‘‘๐‘–) ๐‘Ÿ๐‘ฆ 43,1



๐œ†๐‘ฆ2



๐พ ๐‘ฅ ๐ฟ๐‘ฆ2 1 ๐‘ฅ 900 = = = 38,79 (๐‘†๐‘’๐‘›๐‘‘๐‘– โˆ’ ๐‘†๐‘’๐‘›๐‘‘๐‘–) ๐‘Ÿ๐‘ฆ 43,1



Seandainya tidak diberi pengaku, maka ฮปy adalah : ๐พ ๐‘ฅ ๐ฟ๐‘ฆ 0,65 ๐‘ฅ 4.000 ๐œ†๐‘ฆ = = = 60,325 (๐ฝ๐‘’๐‘๐‘–๐‘ก โˆ’ ๐ฝ๐‘’๐‘๐‘–๐‘ก) ๐‘Ÿ๐‘ฆ 43,1



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Jadi dapat dilihat bahwa dengan adanya pengaku, maka efek tekuk pada sumbu lemah (sumbu-y) sangat berkurang signifikan dan menjadi sangat kaku. Sehingga dalam kasus ini (diberi pengaku), nilai kelangsingan yang diambil adalah ฮป๐‘ฆ2 = 38,79. Setelah mendapat nilai kelangsingan ini (ฮป๐‘ฆ2 = 38,79), langkah



selanjutnya sama dengan perhitungan seperti biasa.



CONTOH SOAL, REF. LESMANA 2. Sebuah elemen struktur tekan circular hollow section (BJ37) dengan panjang 4 m memikul beban ๐‘ƒ๐‘ข = 100 ๐‘˜๐‘. Perletakan pada ujung adalah jepit-sendi. Analisa batang tersebut apakah mampu memikul gaya tekan. Jawab :



Step-1 : Tentukan properties material dan penampang dari elemen struktur tekan.



CONTOH SOAL, REF. LESMANA BJ-37-Circular hollow section fy



= 240 MPa



fu



= 370 MPa



D



= 101,6 mm



t



= 4,0 mm



Ag



= 1.226 mm2



Ix = Iy = 146.104 mm4 rx = ry = 34,5 mm k



= 1,0 (Jepit-sendi)



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Step-2 : Analisa kelangsingan penampang elemen tekan Tentukan apakah penampang elemen tekan tergolong penampang tidak langsing atau langsing dengan melihat Tabel B4.1a; hal 1718; SNI 1729-2015. Dalam kasus ini, profil elemen tekan adalah circular hollow section



sehingga :



CONTOH SOAL, REF. LESMANA ๐ท โ‰ค ฮป๐‘Ÿ ๐‘ก ๐ท ๐ธ โ‰ค 0,11 ๐‘ฅ ๐‘ก ๐‘“๐‘ฆ 101,6 200.000 โ‰ค 0,11 ๐‘ฅ 4 240 25,4 โ‰ค 91,667 Bila ๐ทฮค๐‘ก โ‰ค ฮป๐‘Ÿ maka penampang tergolong tidak langsing dan memenuhi syarat.



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Step-3 : Analisa kategori kondisi penampang berdasarkan Tabel E1.1; hal 34 SNI 1729-2015. - Bentuk profil



: Circular hollow section



- Kategori penampang: tidak langsing - Keadaan batas



: Tekuk Lentur



Sehingga analisa yang harus dilakukan adalah hanya tekuk lentur, berdasarkan pasal E3 SNI 1729-2015.



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Step-4 : Hitung nilai Pn sesuai kondisi batas penampang berdasarkan Step-3. - Tekuk Lentur (Pasal E3; hal 35; SNI 1729-2015). Rumus umum analisa tekuk lentur adalah ๐‘ƒ๐‘› = ๐‘“๐‘๐‘Ÿ ๐‘ฅ ๐ด๐‘” ; yang dimana nilai fcr harus dicari terlebih dahulu sesuai dengan



ketentuan pasal. Adapun detailnya adalah sebagai berikut : Dikarenakan kekakuan sumbu x dan y sama pada penampang pipa



maka kelangsingan elemen batang : ๐พ ๐‘ฅ ๐ฟ 0,8 ๐‘ฅ 4.000 ๐œ†= = = 92,754 ๐‘Ÿ 34,5



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Selanjutnya dilakukan pengecekan syarat sesuai pasal E3 yaitu :



๐พ๐‘ฅ๐ฟ ๐ธ โ‰ค 4,71 ๐‘ฅ ๐‘Ÿ ๐‘“๐‘ฆ



200.000 92,754 โ‰ค 4,71 ๐‘ฅ 240 92,754 โ‰ค 135,596



(memenuhi syarat)



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Sehingga nilai fcr yang digunakan adalah : ๐‘“๐‘๐‘Ÿ =



๐‘“๐‘ฆ 0,658 ๐‘“๐‘’



๐‘ฅ ๐‘“๐‘ฆ



sebelum itu harus dicari nilai fe sebagai berikut :



๐‘“๐‘’ =



๐œ‹ 2๐ธ ๐พ๐ฟ ๐‘Ÿ



2



๐œ‹ 2 ๐‘ฅ 200.000 = = 229 ๐‘€๐‘ƒ๐‘Ž 2 92,754



Nilai fcr adalah : ๐‘“๐‘๐‘Ÿ =



๐‘“๐‘ฆ 0,658 ๐‘“๐‘’



๐‘ฅ ๐‘“๐‘ฆ =



240 0,658229



๐‘ฅ 240 = 155 ๐‘€๐‘ƒ๐‘Ž



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Jadi nilai kuat nominal profil terhadap lentur adalah : ๐‘ƒ๐‘› = ๐‘“๐‘๐‘Ÿ ๐‘ฅ ๐ด๐‘” = 155 ๐‘ฅ 1.226 = 190.030 ๐‘ = ๐Ÿ๐Ÿ—๐ŸŽ ๐’Œ๐‘ต



Step-5 : Kesimpulan dari analisa elemen struktur tekan terhadap beban Pu yang bekerja. โˆ… ๐‘ฅ ๐‘ƒ๐‘› โ‰ฅ ๐‘ƒ๐‘ข 0,9 ๐‘ฅ 190 โ‰ฅ 100



171 ๐‘˜๐‘ โ‰ฅ 100 ๐‘˜๐‘



(memenuhi syarat)



CONTOH SOAL, REF. LESMANA 3. Sebuah elemen struktur tekan Tee 300 x 300 x 14 x 23 (BJ41) dengan panjang 4 m memikul beban ๐‘ƒ๐‘ข = 1.800 ๐‘˜๐‘. Perletakan pada ujung adalah jepit-jepit. Analisa batang tersebut apakah mampu memikul gaya tekan. Jawab :



Step-1 : Tentukan properties material dan penampang dari elemen struktur tekan.



CONTOH SOAL, REF. LESMANA fy



= 250 MPa



fu



= 410 MPa



Ag



= 11.120 mm2



Ix



= 792.105 mm4



Iy



= 529.105 mm4



rx



= 84,4 mm



ry



= 69 mm



k



= 0,65 (jepit-jepit)



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Step-2 : Analisa kelangsingan penampang elemen tekan Tentukan apakah penampang elemen tekan tergolong penampang tidak langsing atau langsing dengan melihat Tabel B4.1a; hal 1718; SNI 1729-2015. Dalam kasus ini, profil elemen tekan adalah Tee section sehingga : Sayap (flanges) (b/t) โ‰ค ฮปr



๐‘ฮค๐‘ก โ‰ค 0,56 ๐‘ฅ



๐ธ ๐‘“๐‘ฆ



143ฮค23 โ‰ค 0,56 ๐‘ฅ 6,217 โ‰ค 15,839



200.000 250



(memenuhi syarat)



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Badan (web) (b/t) โ‰ค ฮปr



๐‘ฮค๐‘ก โ‰ค 0,75 ๐‘ฅ



๐ธ ๐‘“๐‘ฆ



297ฮค14 โ‰ค 0,75 ๐‘ฅ



200.000 250



21,213 โ‰ค 21,213 (memenuhi syarat) Bila (b/t) โ‰ค ฮปr maka penampang tergolong tidak langsing dan memenuhi syarat.



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Step-3 : Analisa kategori kondisi penampang berdasarkan Tabel E1.1; hal 34 SNI 1729-2015. - Bentuk profil



: Tee Section



- Kategori penampang: tidak langsing - Keadaan batas



: Tekuk Lentur dan Tekuk Torsi



Sehingga analisa yang harus dilakukan adalah tekuk lentur dan tekuk torsi, berdasarkan pasal E3 dan E4 SNI 1729-2015.



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Step-4 : Hitung nilai Pn sesuai kondisi batas penampang berdasarkan Step-3. - Tekuk Lentur (Pasal E3; hal 35; SNI 1729-2015). Rumus umum analisa tekuk lentur adalah ๐‘ƒ๐‘› = ๐‘“๐‘๐‘Ÿ ๐‘ฅ ๐ด๐‘” ; yang dimana nilai fcr harus dicari terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan pasal. Adapun detailnya adalah sebagai berikut : Analisa kelangsingan elemen batang pada tiap sumbu. Sumbu-x : ๐œ†๐‘ฅ =



๐พ ๐‘ฅ ๐ฟ๐‘ฅ ๐‘Ÿ๐‘ฅ



=



0,65 ๐‘ฅ 4.000 84,4



= 30,806



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Sumbu-y : ๐œ†๐‘ฆ =



๐พ ๐‘ฅ ๐ฟ๐‘ฆ ๐‘Ÿ๐‘ฆ



=



0,65 ๐‘ฅ 4.000 69



= 37,681



Dari analisa sumbu x dan y, maka diambil nilai yang terbesar



yaitu ๐œ†๐‘ฆ = 37,681. Hal ini menandakan bahwa sumbu y yang lebih dominan mengalami tekuk lentur dari pada sumbu x sehingga



perlu dianalisa. Selanjutnya dilakukan pengecekan syarat sesuai pasal E3 yaitu :



CONTOH SOAL, REF. LESMANA ๐พ๐‘ฅ๐ฟ ๐ธ โ‰ค 4,71 ๐‘ฅ ๐‘Ÿ ๐‘“๐‘ฆ 200.000 37,681 โ‰ค 4,71 ๐‘ฅ 250 37,681 โ‰ค 133,219



Sehingga nilai fcr yang digunakan adalah : ๐‘“๐‘๐‘Ÿ =



๐‘“๐‘ฆ 0,658 ๐‘“๐‘’



๐‘ฅ ๐‘“๐‘ฆ



(memenuhi syarat)



CONTOH SOAL, REF. LESMANA sebelum itu harus dicari nilai fe sebagai berikut :



๐‘“๐‘’ =



๐œ‹ 2๐ธ



๐พ๐ฟ ๐‘Ÿ



2



๐œ‹ 2 ๐‘ฅ 200.000 = = 1.389 ๐‘€๐‘ƒ๐‘Ž 2 37,681



Nilai fcr adalah : ๐‘“๐‘๐‘Ÿ =



๐‘“๐‘ฆ 0,658 ๐‘“๐‘’



๐‘ฅ ๐‘“๐‘ฆ =



250 0,6581.389



๐‘ฅ 250 = 233 ๐‘€๐‘ƒ๐‘Ž



Jadi nilai kuat nominal profil terhadap lentur adalah : ๐‘ƒ๐‘› = ๐‘“๐‘๐‘Ÿ ๐‘ฅ ๐ด๐‘” = 233 ๐‘ฅ 11.120 = 2.590.960 ๐‘ = ๐Ÿ. ๐Ÿ“๐Ÿ—๐Ÿ ๐’Œ๐‘ต



CONTOH SOAL, REF. LESMANA - Tekuk Lentur Torsi (Pasal E4; hal 36; SNI 1729-2015). Rumus umum analisa tekuk torsi adalah ๐‘ƒ๐‘› = ๐‘“๐‘๐‘Ÿ ๐‘ฅ ๐ด๐‘” sama dengan tekuk lentur namun nilai fcr yang berbeda. Maka dari itu nilai fcr harus dicari terlebih dahulu berdasarkan pasal E4. Berdasarkan pasal tersebut, penampang siku ganda atau Tee



menggunakan rumus fcr yang sebagai berikut :



๐‘“๐‘๐‘Ÿ๐‘ฆ + ๐‘“๐‘๐‘Ÿ๐‘ง 4๐‘“๐‘๐‘Ÿ๐‘ฆ ๐‘ฅ ๐‘“๐‘๐‘Ÿ๐‘ง ๐‘ฅ ๐ป ๐‘“๐‘๐‘Ÿ = ๐‘ฅ 1โˆ’ 1โˆ’ 2 2๐ป ๐‘“ +๐‘“ ๐‘๐‘Ÿ๐‘ฆ



๐‘๐‘Ÿ๐‘ง



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Namun, untuk menjawab persamaan ini maka diperlukan beberapa parameter sebagai berikut : - Menghitung fcry : Berdasarkan pasal E4 nilai fcry diambil sama dengan mengacu sumbu-y penampang Tee. ๐พ ๐‘ฅ ๐ฟ๐‘ฆ ๐ธ โ‰ค 4,7 ๐‘Ÿ๐‘ฆ ๐‘“๐‘ฆ 0,65 ๐‘ฅ 4.000 200.000 โ‰ค 4,7 69 250 37,681 โ‰ค 133; sehingga nilai fcry adalah



CONTOH SOAL, REF. LESMANA ๐‘“๐‘ฆ 0,658 ๐‘“๐‘’



๐‘“๐‘๐‘Ÿ๐‘ฆ = ๐‘“๐‘๐‘Ÿ๐‘ฆ =



๐‘ฅ ๐‘“๐‘ฆ



Nilai fcr adalah sebelum itu harus dicari nilai fe sebagai berikut :



๐‘“๐‘’ =



๐œ‹ 2๐ธ ๐พ๐ฟ๐‘ฆ ๐‘Ÿ๐‘ฆ



2



๐‘“๐‘๐‘Ÿ๐‘ฆ = ๐‘“๐‘๐‘Ÿ๐‘ฆ =



๐œ‹ 2 ๐‘ฅ 200.000 = = 1.389 ๐‘€๐‘ƒ๐‘Ž 2 37,681 250 0,6581.389



๐‘ฅ 250 = 233 ๐‘€๐‘ƒ๐‘Ž



CONTOH SOAL, REF. LESMANA - Menghitung fcrz : ๐‘“๐‘๐‘Ÿ๐‘ง =



๐บ๐‘ฅ๐ฝ ๐ด๐‘” ๐‘ฅ ๐‘Ÿ0าง 2



diperlukan parameter pendukung antara lain : ๐‘‘โ€ฒ



๐‘ก๐‘“ 23 = ๐‘‘ โˆ’ = 297 โˆ’ = 286 ๐‘š๐‘š 2 2



๐‘ ๐‘ฅ ๐‘ก๐‘“ 3 + ๐‘‘ โ€ฒ ๐‘ฅ ๐‘ก๐‘ค 3 300 ๐‘ฅ 233 + 286 ๐‘ฅ 143 ๐ฝ= = 3 3 ๐ฝ = 1.478.294,667 ๐‘š๐‘š4



CONTOH SOAL, REF. LESMANA - Menghitung ๐‘Ÿ0าง 2 : 2



2



2



๐‘Ÿ0าง = ๐‘ฅ0 + ๐‘ฆ0 +



๐ผ๐‘ฅ +๐ผ๐‘ฆ ๐ด๐‘”



(nilai e diperoleh dari tabel baja sesuai penampang; yang berupa center of grafity yang sebesar e=63,3 mm) Sehingga :



๐‘ก๐‘“ 23 ๐‘ฆ0 = ๐‘’ โˆ’ = 63,3 โˆ’ = 52,8 ๐‘š๐‘š 2 2 2



2



2



Jadi : ๐‘Ÿ0าง = ๐‘ฅ0 + ๐‘ฆ0 + ๐‘Ÿ0าง 2



๐ผ๐‘ฅ +๐ผ๐‘ฆ



๐ด๐‘”



4 7.920 + 5.290 ๐‘ฅ 10 = 02 + 52,82 + = 14.563 11.120



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Nilai dari fcrz : ๐‘“๐‘๐‘Ÿ๐‘ง =



๐บ๐‘ฅ๐ฝ ๐ด๐‘” ๐‘ฅ ๐‘Ÿ0าง 2



77.200 ๐‘ฅ 1.478.294,667 = = 705 ๐‘€๐‘ƒ๐‘Ž 11.120 ๐‘ฅ 14.563



Nilai H :



๐ป =1โˆ’



๐‘ฅ0 2 + ๐‘ฆ0 2 ๐‘Ÿ0าง 2



02 + 52,82 =1โˆ’ = 0,816 2 14.563



Semua parameter untuk menghitung fcr telah diperoleh, maka :



CONTOH SOAL, REF. LESMANA



๐‘“๐‘๐‘Ÿ๐‘ฆ + ๐‘“๐‘๐‘Ÿ๐‘ง 4๐‘“๐‘๐‘Ÿ๐‘ฆ ๐‘ฅ ๐‘“๐‘๐‘Ÿ๐‘ง ๐‘ฅ ๐ป ๐‘“๐‘๐‘Ÿ = ๐‘ฅ 1โˆ’ 1โˆ’ 2 2๐ป ๐‘“ +๐‘“ ๐‘๐‘Ÿ๐‘ฆ



๐‘๐‘Ÿ๐‘ง



233 + 705 4 ๐‘ฅ 233 ๐‘ฅ 705 ๐‘ฅ 0,816 ๐‘“๐‘๐‘Ÿ = ๐‘ฅ 1โˆ’ 1โˆ’ 2 ๐‘ฅ 0,816 233 + 705 2 ๐‘“๐‘๐‘Ÿ = 189,464 ๐‘€๐‘ƒ๐‘Ž



Nilai Pn akibat tekuk lentur-torsi adalah : ๐‘ƒ๐‘› = ๐‘“๐‘๐‘Ÿ ๐‘ฅ ๐ด๐‘” = 189,464 ๐‘ฅ 11.120 = 2.106.840 ๐‘ = ๐Ÿ. ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ• ๐’Œ๐‘ต



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Kesimpulan pada Step-4 adalah : Pn untuk analisa lentur adalah 2.591 kN Pn untuk analisa lentur-torsi adalah 2.107 kN Sehingga nilai Pn yang diambil adalah yang terkecil 2.107 kN. Hal ini mengandung arti bahwa profil Tee tersebut akan cenderung mengalami tekuk lentur-torsi dibandingkan tekuk lentur.



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Step-5 : Kesimpulan dari analisa elemen struktur tekan terhadap beban Pu yang bekerja. โˆ… ๐‘ฅ ๐‘ƒ๐‘› โ‰ฅ ๐‘ƒ๐‘ข 0,9 ๐‘ฅ 2.107 โ‰ฅ 1.800 1.896 ๐‘˜๐‘ โ‰ฅ 1.800 ๐‘˜๐‘



(memenuhi syarat)



CONTOH SOAL, REF. LESMANA 4. Sebuah elemen struktur tekan Profil siku tunggal sama kaki 120.120.20 (BJ37) dengan panjang 3,5 m memikul beban ๐‘ƒ๐‘ข = 280 ๐‘˜๐‘. Perletakan pada ujung adalah jepit-rol. Analisa batang tersebut apakah mampu memikul gaya tekan. Jawab :



Step-1 : Tentukan properties material dan penampang dari elemen struktur tekan.



CONTOH SOAL, REF. LESMANA fy



= 240 MPa



fu



= 370 MPa



Ag



= 4.420 mm2



Ix = Iy = 562.104 mm4 rx = ry = 35,7 mm e



= 37 mm



k



= 1,2 (jepit-rol)



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Step-2 : Analisa kelangsingan penampang elemen tekan Tentukan apakah penampang elemen tekan tergolong penampang tidak langsing atau langsing dengan melihat Tabel B4.1a; hal 1718; SNI 1729-2015. Dalam kasus ini, profil elemen tekan adalah siku tunggal sama kaki



sehingga : (b/t) โ‰ค ฮปr



๐‘ฮค๐‘ก โ‰ค 0,45 ๐‘ฅ



๐ธ ๐‘“๐‘ฆ



120ฮค20 โ‰ค 0,45 ๐‘ฅ 6 โ‰ค 12,99



200.000 240



(memenuhi syarat)



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Step-3 : Analisa kategori kondisi penampang berdasarkan Tabel E1.1; hal 34 SNI 1729-2015. - Bentuk profil



: Siku tunggal sama kaki



- Kategori penampang: tidak langsing - Keadaan batas



: Sesuai pasal E5; SNI 1729-2015



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Step-4 : Hitung nilai Pn sesuai kondisi batas penampang berdasarkan Step-3. Rumus umum yang digunakan untuk profil siku tunggal sama kaki, sama dengan rumus fcr pada tekuk lentur, namun parameter ฮป harus sesuai dengan : ๐ฟ 3.500 ๐พ๐‘ฅ๐ฟ = = 98,039 > 80; sehingga sesuai pasal E5 โˆถ ๐‘Ÿ๐‘ฅ 35,7 ๐‘Ÿ



๐พ๐‘ฅ๐ฟ ๐ฟ = 32 + 1,25 โ‰ค 200 ๐‘Ÿ ๐‘Ÿ๐‘ฅ



CONTOH SOAL, REF. LESMANA ๐พ๐‘ฅ๐ฟ = 32 + 1,25 ๐‘ฅ 98,039 โ‰ค 200 ๐‘Ÿ ๐พ๐‘ฅ๐ฟ = 155 โ‰ค 200 ๐‘Ÿ Dari pasal E5 telah diperoleh tidak boleh kurang dari



๐พ๐‘ฅ๐ฟ ๐‘Ÿ



0,95 ๐‘ฅ ๐ฟ ๐‘Ÿ๐‘ง



= 155, perlu diingat bahwa



yaitu :



๐พ ๐‘ฅ ๐ฟ 0,95 ๐‘ฅ ๐ฟ โ‰ฅ ๐‘Ÿ ๐‘Ÿ๐‘ง 155 โ‰ฅ 93,137



(memenuhi syarat)



๐พ๐‘ฅ๐ฟ ๐‘Ÿ



CONTOH SOAL, REF. LESMANA kemudian dimasukkan ke ketentuan pasal E3 untuk menentukan rumus fcr : ๐พ๐‘ฅ๐ฟ โ‰ค 4,71 ๐‘ฅ ๐‘Ÿ



155 โ‰ค 4,71 ๐‘ฅ 155 โ‰ฅ 136



๐ธ ๐‘“๐‘ฆ 200.000 240



CONTOH SOAL, REF. LESMANA dikarenakan nilai lebih besar maka nilai fcr yang digunakan adalah : ๐‘“๐‘๐‘Ÿ = 0,877 ๐‘ฅ ๐‘“๐‘’ ; sebelum itu harus dicari nilai fe sebagai berikut :



๐‘“๐‘’ =



๐œ‹ 2๐ธ ๐พ๐ฟ ๐‘Ÿ



2



๐œ‹ 2 ๐‘ฅ 200.000 = = 82 ๐‘€๐‘ƒ๐‘Ž 2 155



Nilai fcr adalah : ๐‘“๐‘๐‘Ÿ = 0,877 ๐‘ฅ ๐‘“๐‘’ = 0,877 ๐‘ฅ 82 = 72 ๐‘€๐‘ƒ๐‘Ž



Jadi nilai kuat nominal profil terhadap lentur adalah : ๐‘ƒ๐‘› = ๐‘“๐‘๐‘Ÿ ๐‘ฅ ๐ด๐‘” = 72 ๐‘ฅ 4.420 = 318.162 ๐‘ = ๐Ÿ‘๐Ÿ๐Ÿ– ๐’Œ๐‘ต



CONTOH SOAL, REF. LESMANA Step-5 : Kesimpulan dari analisa elemen struktur tekan terhadap beban Pu yang bekerja. โˆ… ๐‘ฅ ๐‘ƒ๐‘› โ‰ฅ ๐‘ƒ๐‘ข 0,9 ๐‘ฅ 318 โ‰ฅ 280 288 ๐‘˜๐‘ โ‰ฅ 280 ๐‘˜๐‘



(memenuhi syarat)



SEKIAN & TERIMA KASIH