Best Practice SD Anyelir 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN MELALUI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SD NEGERI ANYELIR 1 KECAMATAN PANCORANMAS KOTA DEPOK



BEST PRACTICES Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Penilaian Kepala Sekolah Berprestasi Jenjang SD



Disusun oleh : Suhyana, M.Pd. NIP : 19670825 198803 1 014 Kepala SD Negeri Anyelir 1 Pancoranmas



PEMERINTAH KOTA DEPOK UPT PENDIDIKAN TK/SD KECAMATAN PANCORANMAS



SD NEGERI ANYELIR 1 Jl. Nusantara Raya No. 241 Depok Jaya Kec. Pancoranmas Kota Depok



2015



1



1



SURAT PERSETUJUAN Kepala UPT Pendidikan TK/SD Kecamatan Pancoranmas Kota Depok, dengan ini menyetujui Best Practices yang berjudul “Implementasi Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan Melalui Manajemen Berbasis Sekolah di SD Negeri Anyelir 1 Kecamatan Pancoranmas Kota Depok”, hasil tulisan : Nama



: Suhyana, M.Pd.



NIP



: 19670825 198803 1 014



Pangkat / Golongan



: Pembina / IV a



Jabatan



: Kepala Sekolah



Sebagai salah satu syarat dala penyelesaian tugas pada program Kemitraan Kepala Sekolah tahun 2015. Demikian surat pengesahan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.



Depok, Agustus 2015 Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Pancoranmas



Sukarjo, SE, MM NIP. 196505071988031017



1



2



KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun Best Practice yang dapat digunakan sebagai bahan sebagai pengalaman terbaik dalam Program Kemitraan Kepala Sekolah tahun 2015 yang berjudul ”Implementasi Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan Melalui Manajemen Berbasis Sekolah di SD Negeri Anyelir 1 Kecamatan Pancoranmas Kota Depok” dapat diselesaikan dengan baik. Penulis makalah ini bertujuan untuk melihat sejauh mana peran aktif dan kepedulian warga sekolah dalam membangun sekolah sesuai dengan visi, misi SDN Anyelir 1yaitu terwujudnya peserta didik yang berprestasi, kompetitif, berkarakter, serta peduli kesehatan dan lingkungan hidup. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memberi arahan dalam menyelesaikan karya sederhana ini. Kepada Bapak Kepala UPT Pendidikan TK/SD Kecamatan Pancoranmas, Pengawas TK/SD Kecamatan Pancoranmas, Komite Sekolah dan seluruh Guru SDN Anyelir 1, serta istri dan anak-anak tercinta yang telah membantu serta memotivasi. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kami mengharapkan saran dan kritk yang membangun guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan nilai tambah bagi kita semua. Penulis



Suhyana, M.Pd.



2



3



DAFTAR ISI Lembar Pengesahan ...................................................................................



i



Abstrak .......................................................................................................



ii



Kata Pengantar ...........................................................................................



iv



Daftar Isi ....................................................................................................



v



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................... B. Permasalahan ........................................................................... C. Strategi Pemecahan Masalah ...................................................



1 2 2



BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D. E.



Alasan Pemilihan Pendekatan AGIL........................................ Hasil dan Dampak 4 P di SDN Anyelir 1 ................................ Kendala yang Dihadapi .......................................................... Faktor-Faktor Pendukung ....................................................... Alternatif Pengembangan .......................................................



6 10 13 13 14



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. B. Rekomendasi ...........................................................................



15 17



DAFTAR PUSTAKA .................................................................................



18



LAMPIRAN-LAMPIRAN 1.



Visi dan Misi SDN Anyelir 1



2.



SK Pengangkatan POKJA Sekolah Bebudaya Lingkungan



3.



Piagam Penghargaan Sekolah Sehat



4.



Piagam Penghargaan Adhipura



5.



Rencana Anggaran Pembangunan Toilet yang Berkesan



6.



Daftar piket perpustakaan



7.



Daftar piket UKS/Dokter Kecil



8. Data Prestasi Peserta Didik SDN Anyelir 1 Tahun 2013-2015 22. Dokumentasi 23. Biodata Penulis



3



4



ABSTRAK



4



5



Suhyana, M.Pd. 2015, Implementasi Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan Melalui Manajemen Berbasis Sekolah di SD Negeri Anyelir 1 Kecamatan Pancoranmas Kota Depok. Best Practices. Best Practices ditulis untuk memaparkan ide atau gagasan yang merupakan pengalaman praktik terbaik yang efektif untuk mengatasi masalah yang dihadapi di sekolah. Adapun upaya pembenahan dilakukan dengan cara menyusun rencana strategi 4P yang dititik beratkan pada : Pengembangan kebijakan sekolah, Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan, Pengembangan partisifatif, dan Pengembangan Pengelolaan Sarana dan Prasarana. Hasil yang didapat dengan penerapan strategi 4P di SDN Anyelir 1 antara lain : Kesepakatan bersama seluruh warga sekolah yang dilanjutkan dengan pembentukan kelompok kerja sekolah berbudaya lingkungan.Pemberdayaan pelaksanaan 9 K ( Keamanan, Kebersihan, Kesehatan, Kenyamanan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan, Kekeluargaan, Keteladanan) dengan membudayakan 5 S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun). Memasukan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) kedalam mata pelajaran dengan alokasi 1 jam pelajaran. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya, Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup Terbukti SDN Anyelir 1 memperoleh predikat sebagai 1) Sekolah Dasar Bersih dan Sehat (SDBS) tahun 2014, 2) Sekolah Adiwiyata TK Nasional Tahun 2014 Kategori Sekolah Sehat Tingkat Nasional tahun 2014 Kesepakatan bersama di SDN Anyelir 1 yaitu Keunggulan suatu sekolah tidak ditentukan besar kecilnya dana yang tersedia untuk membangun sekolah tetapi lebih kepada komitmen dan dedikasi seluruh warga sekolah, membawa dampak pada penampilan SDN Anyelir 1 saat ini yang semakin asri, sejuk, hijau, nyaman dan bersih. Yang paling penting adalah suasana yang kondusif bagi siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Ruang gerak yang bersih membuat SDN Anyelir 1 semakin bertekad mewujudkan dan mempertahankan sekolah Berbudaya Lingkungan, Sekolah Dasar Bersih dan Sehat (SDBS) sebagai wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekolah.



5



1



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Sungguh merupakan suatu beban yang amat berat, ketika



saya,



Suhyana pada tanggal 23 Desember 2014 sehari setelah peringatan Hari Ibu tersebut mendapatkan tugas di sebuah sekolah yang menurut pandangan masyarakat sebagai sekolah favorit yang telah berhasil menorehkan segudang prestasi di baik ditingkat kabupaten/kota, provinsi maupun tingkat Nasional. Berat karena apakah saya dapat mempertahankan apa yang sudah diraih pimpinan terdahulu apalagi kalau saya mampu meningkatkan berbagai prestasi ke event-event lain yang lebih tinggi seperti pada tingkat Internasional. Bagi penulis,



pendidikan



merupakan



proses



budaya



untuk



meningkatkan harkat dan martabat manusia yang dimulai dari rumah, masyarakat



dan



sekolah,



sekaligus



sebagai



wadah



dan



tempat



berlangsungnya pembinaan peserta didik untuk melakukan proses kegiatan belajar mengajar untuk mencari, mengasah serta membangun kehidupan dirinya,



bersama-sama



bertanggung



jawab



terhadap



perkembangan



lingkungan yang baik agar lebih tertata dan berbudaya. Dengan demikian sudah selayaknya sekolah dapat berperan dan mampu memberi contoh hidup yang baik tentang pengelolaan lingkungan agar tidak merusak, tetapi mampu menjaga dan memelihara lingkungan dan dapat memanfaatkan lingkungan sekitar secara bijak. Oleh karena itu pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan sekolah. Dengan kata lain dimulai dari lingkungan pendidikan dapat dilakukan pembinaan mental, cinta lingkungan yang hijau dan asri. Sebagai salah satu misi dari perwujudan visi SD Negeri Anyelir 1 Membentuk siswa yang berkarakter dan berbudaya lingkungan serta berprestasi dalam IPTEK maka diwujudkan ke dalam berbagai program secara berkelanjutan. Selain itu dibutuhkan pendekatan yang menjadikan



1



2



lingkungan



sebagai



sumber



belajar



yang



menyenangkan



guna



mengembangkan potensi belajar agar setiap materi pelajaran yang diberikan langsung



diaflikasikan



dalam



kehidupan



dengan



mendayagunakan



lingkungan sekitar. Implementasi kebijakan sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan 1 di SD Negeri Anyelir 1 Kecamatan Melalui Manajemen Berbasis Sekolah Pancoranmas Kota Depok



B.



Permasalahan Dari uraian latar belakang di atas, beberapa hal yang menjadi permasalahan di SD Negeri Anyelir 1 untuk mewujudkan Sekolah Berbudaya Lingkungan, diantaranya adalah: 1. Kondisi sekolah yang memprihatinkan tidak terawat dan kumuh. 2. Kehidupan sekolah yang tidak mencerminkan sekolah yang berbudaya mutu. 3. Perilaku guru yang kurang memiliki kepedulian terhadap lingungan sekolah 4. Sikap siswa yang kurang terbina untuk memiliki kepedulian terhadap lingkungan. 5. Prestasi dan hasil belajar siswa yang rendah.



C.



Strategi Pemecahan Masalah 1. Berdasarkan temuan masalah di SD Negeri Anyelir 1, maka penulis mengembangkan strategi AGIL (Adaption, Goal Attainment, Integration, dan Latency) dengan menitikberatkan pada program 4P meliputi : a. Pengembangan kebijakan sekolah. b. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan. c. Pengembangan kegiatan berpartisipatif. d. Pengembangan pengelolaan sarana prasarana. 2. Tahapan Operasianal Pelaksanaan 4P di SD Negeri Anyelir 1 adalah : a. Adaptation, meliputi serangkaian adaptasi dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh lembaga induk dari pendidikan di negara ini yakni



2



3



Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departeman Pendidikan Nasional (Ditjen Dikdasmen Dep-diknas), Tahun 1989/1990 hingga 2007, Ditjen Dikdasmen Depdiknas, melalui Proyek Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) melaksanakan program Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup; sedangkan Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) mulai dikembangkan pada tahun 2003 di 120 sekolah. b. Goal attainment yang merupakan upaya pencapaian tujuan adalah diketahui bahwa sejak dilaksanakannya pada tahun 2006 sampai 2011 yang ikut partisipasi dalam program Adiwiyata. c. Integrasi, konsep integrasi dilakukan pihak SD Negeri Anyelir 1dengan merujuk pada SK Kepala Sekolah dan ditindaklanjuti dengan bentuk integrasi kongkrit melalui S.K. kepala sekolah No.......................... Tentang Tim Sosialisasi Visi, Dan Misi Sekolah. d. Tahapan Latency, upaya yang dilakukan sekolah dalam menjaga kondisi motivasi guna mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan..



3



4



BAB II PEMBAHASAN A.



Alasan pemilihan Pendekatan AGIL AGIL adalah singkatan dari Adaption, Goal Attainment, Integration, dan Latency. Demi keberlangsungan hidup warga sekolah, maka warga sekolah harus menjalankan fungsi-fungsi yang meliputi; Adaptation: merupakan upaya SD Anyelir 1mampu



bertahan dalam eksistensinya



sebagai lembaga pendidikan dan harus mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan dirinya; Goal Attainment merupakan tahapan pencapain tujuan. Sebuah sistem harus mampu menentukan tujuannya dan berusaha mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Integration merupakan integrasi warga sekolah yang harus mengatur hubungan diantara komponen-komponennya supaya bisa berfungsi secara maksimal, dan Latency merupakan pemeliharaan pola-pola yang sudah ada: setiap warga sekolah harus mempertahankan, memperbaiki, dan membaharui baik motivasi diri maupun pola-pola budaya yang mampu menciptakan dan mempertahankan motivasi-motivasi itu. Zoebir (2012) Empat persyaratan fungsional fundamantal yang digambarkan dalam skema AGIL merupakan kerangka untuk menganalisis gerakan-gerakan tahap yang dapat diramalkan. Ke-empat persyaratan ini berlaku untuk setiap sistem tindakan apa saja. Urutannya dimulai dengan munculnya suatu tipe ketegangan, yang merupakan kondisi ketidaksesuaian antara keadaan suatu sistem sekarang ini dan suatu keadaan yang diinginkan. Ketegangan ini merangsang penyesuaian dari suatu tujuan tertentu serta menggiatkan semangat dorong yang diarah-kan kepada pencapaian tujuan itu. Pencapaian tujuan itu memberikan kepuasan yang dengan demikian mengatasi ketegangan atau menguranginya. Tetapi, sebelum suatu tujuan dapat tercapai, maka harus ada suatu tahap penyesuaian terhadap keadaan genting dari situasi dimana



4



4



5



tenaga harus dikerahkan dan alat yang perlu untuk mencapai tujuan itu harus disiapkan. Suatu sistem sosial harus paling kurang ada suatu tingkat solidaritas minimal diantara para anggota sehingga sistem itu dapat bergerak sebagai satu satuan menuju tercapainya tujuan itu. Jadi tahap pencapaian tujuan secara khas diikuti oleh suatu tekanan pada integrasi dimana solidaritas keseluruhan diperkuat, terlepas dari usaha apa saja untuk tercapainya tugas instrumental. Tahap ini akan diikuti oleh tahap mempertahankan pola tanpa interaksi atau bersifat laten. Sis-tem sosial sebagai suatu keseluruhan juga terlibat dalam saling tukar dengan lingkungannya. Lingkungan sistem sosial itu terdiri dari lingkungan fisik, sistem kepribadian, sistem budaya dan organisme perilaku. Sistem tindakan ini dilihat sebagai berada dalam suatu hubungan hirarki dan bersifat tumpang tindih. Sistem budaya merupakan orientasi nilai dasar dan pola normatif yang dilembagakan dalam sis-tem sosial dan diinternalisasikan dalam struktur kepribadian para anggotanya. Norma diwujudkan melalui peran-peran tertentu dalam sistem sosial yang juga disatukan dalam struktur kepribadian ang-gota sistem tersebut. Organisasi perilaku merupakan energi dasar yang dinyatakan dalam pelaksanaan peran dalam sistem sosial. Lingkungan Hidup merupakan anugrah dari Allah Subhanahu Wataala serta merupakan warisan yang paling berharga bagi anak cucu generasi sekarang dan masa yang akan datang. Oleh karena itu Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) hal yang paling urgen dan bernilai strategis dalam mewariskan kepada generasi sebagai pemegang estafet pembangunan di masa mendatang. Itulah sebabnya mewariskan sikap peduli dan berbudaya lingkungan kepada peserta didik adalah hal mutlak yang harus dilaksanakan. Mengapa sekolah menjadi pilihan utama dalam menanamkan sikap dan kepedulian terhadap lingkungan hidup bagi generasi? Sebab sekolah merupakan yang paling vital dalam menanamkan sikap dan curah



5



6



pengetahuan secara rutinitas yang



terprogram dan sistematis



serta



terstruktur dalam kurikulum. Pendidikan lingkungan hidup secara jelas dan tegas juga diamanahkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan



Lingkungan



Hidup.



Lahirnya



undang-undang



tersebut



setidaknya bertujuan memotifasi peserta didik untuk berfikir kritis akan pentingnya pendidikan yang berbasis dan berbudaya lingkungan dan menimbulkan rasa kepedulian pada pendidikan yang berbudaya lingkungan. Bukan hanya itu saja, tujuan lain adalah menanamkan pola dan sikap peserta didik maupun pendidik akan arti pentingnya lingkungan bagi masa depan bangsa. Serta memperkuat mata pelajaran lingkungan sebagai bahan untuk menciptakan generasi yang peduli pada nilai lingkungan. Kementrian Negara Lingkungan Hidup pada tanggal 19 Pebruari 2004 bersama-sama dengan Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama dan Departemen dalam negeri telah menetapkan kebijakan pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Kebijakan PLH ini merupakan dasar sebagai amanah



bagi



semua



pemangku



kepentingan



(stakeholder)



dalam



pelaksanaan dan pengembangan PLH di Indonesia. PLH diyakini sebagai solusi yang efektif dan efisien dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pelestarian fungsi lingkungan hidup. Oleh karena itu untuk meningkatkan dan pemahaman lingkungan hidup kepada peserta didik dan masyarakat, maka pada tanggal 3 Juni 2005 telah ditanda tangani kesepakatan bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional. Realisasi dari kesepakatan tersebut, pada tanggal 21 Pebruari 2006 telah dicanangkan program ADIWIYATA yaitu sekolah peduli dan berbudaya lingkungan . Program ini untuk mendorong dan membentuk sekolah-sekolah di Indonesia agar turut melaksanakan upaya-upaya pemerintah menuju pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi generasi sekarang maupun yang akan datang.



6



7



Program sekolah berbudaya lingkungan bertujuan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah menjadi tempat pembelajaran dan menyadarkan warga sekolah (guru, murid dan tenaga lainnya) yang di wujudkan dalam bentuk antara lain pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan serta pengembangan dan pengelolaan sarana pendukung sekolah berbudaya lingkungan seperti : hemat energi, pembangunan energi alternatif, penghematan air, pengelolaan sampah, dan penggunaan pupuk organik. Untuk menumbuh kembangkan sikap peduli dan berbudaya lingkungan di sekolah, perlu kiranya langkah bijak dan strategis antara visi dan misi sekolah yang berwawasan lingkungan ; membiasakan dan membudayakan peduli lingkungan seperti jumat bersih yang di laksanakan secara rutin di sekolah ; mengembangkan SASISAPO dan SAPOSAGU (satu siswa satu pohon, satu pohon satu guru) dan warga belajar peduli sampah. Pendidikan



berwawasan



lingkungan



sesungguhnya



merupakan



keniscayaan, mengingat pemanasan global yang semakin serius serta rusak nya lingkungan yang semakin parah. Mengembalikan lingkungan yang asri tentu tidak mudah serta memerlukan biaya yang besar dan waktu yang lama. Maka dari itu,melalui pendidikan lingkungan hidup dalam rangka menanamkan kembali sikap tanggung jawab dan peduli serta budaya cinta lingkungan. Maka, sekolah merupakan tempat yang paling tepat untuk menanamkan kembali kesadaran pada peduli dan budaya lingkungan. Selain itu sekolah berbudaya lingkungan menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab



dalam



upaya-upaya



penyelamatan



lingkungan



hidup



dan



pembangunan berkelanjutan. Sekolah berbudaya lingkungan (SBL) selain memiliki program serta mengembangkan norma dasar antara lain: kebersamaan, keterbukaan,k esetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian lingkungan hidup. Sementara itu prinsip dasar program sekolah berbudaya lingkungan ada 2 yaitu :



7



8



petama, partisipatif, artinya setiap kegiatan harus melibatkan seluruh warga sekolah mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai, evaluasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Kedua berkelanjutan artinya seluruh kegiatan harus dilaksanakan secara terencana dan terus menerus. Bagi sekolah yang mengikuti program sekolah berbudaya lingkungan ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain : meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber dana dan daya, meningkatkan suasana belajar lebih nyaman (confortable) dan lebih konduktif, meningkatkan kebersamaan semua warga sekolah (siswa, guru dan karyawan), menumbuhkan nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup, menghindari adanya dampak negatif dari lingkungan. Adapun alasan penggunaan strategi 4P di SD Negeri Anyelir 1adalah : 1. Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka di



perlukan



beberapa



kebijakan



sekolah



yang



mendukung



dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar program sekolah berbudaya lingkungan yaitu partisipatif dan berkelanjutan. 2. Menyampaikan materi lingkungan hidup kepada para siswa hanya dapat dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik. Pengembangan materi,model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi,dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang di kaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari (isu local). 3. Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, selain warga sekolah perlu di libatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup,peran stakeholder (dalam hal ini komite sokolah) juga tidak dapat di abaikan. Selain itu sekolah juga melibatkan masyarakat disekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah,masyarakat maupun lingkungannya. Oleh karena itu sekolah membuat kesepakatan bersama dengan seluruh warga SD Negeri Anyelir 1dan menjadi bagian dari



8



9



rencana strategi SD Negeri Anyelir 1untuk menuju sekolah berbudaya lingkungan. Adapun komitmen yang di sepakati antara lain, keunggulan suatu sekolah tidak ditentukan oleh besar kecilnya dana yang tersedia untuk membangun sekolah tetapi lebih pada komitmen dan dedikasi seluruh warga sekolah dalam memajukan sekolah. 4. Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu di dukung sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup. B.Kendala yang dihadapi Dalam pelaksanaan 4 P kami menghadapi kendala diantaranya : a. Pengembangan kebijakan sekolah. 1. Kurangnya pemahaman warga sekolah akan visi misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. 2. Ketiadaan pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup. b. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan 1. Keterbatasan pengembangan model pembelajaran lintas mata pembelajaran pada awal-awal perencanaan kegiatan. 2. Tidak semua guru mata pelajaran dapat mengembangkan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya. c. Pengembangan kegiatan berpartisipatif 1. Masih ada warga sekolah yang tidak peduli terhadap lingkungan 2. Kurangnya dukungan dari beberapa warga sekolah d. Pengembangan pengelolaan sarana prasarana. 1. Keterbatasan lahan yang ada untuk melakukan penanaman tanaman hayati. 2. Sulitnya mendapatkan bantuan sarana yang dibutuhkan C.Hasil atau Dampak 4P di SD Negeri Anyelir 1 Setelah program 4 P dilaksanakan di SD Negeri Anyelir 1 didapat hasil sebagai berikut : 1. Pengembangan kebijakan sekolah yang diterapkan antara lain : a. Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. (terlampir)



9



10



b. Kesepakatan bersama seluruh warga sekolah yang dilanjutkan dengan pembentukan kelompok kerja sekolah berbudaya lingkungan. c. Satuan tugas sekolah berbudaya lingkungan. d. Peningkatan kepedulian warga sekolah dalam penataan,pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan hidup. e. Pemberdayaan pelaksanaan 9K (keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, kesehatan, kenyamanan, dan keteladanan). f. Membudayakan 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) g. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup. h. Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga pendidikan dan non-pendidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup melalui peningkatan profesionalisme guru melalui IHT dan pelatihan PLH. i. Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam. j. Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat antara lain dengan: piket kebersihan harian maupun mingguan, budaya disiplin sekolah,lomba kebersihan antar kelas. k. Kebijakan sekolah untuk pengelokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup. 2. Pengembangan kurikulum yang telah dilakukan anta lain : a. Pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup (PLH) diintegrasikan dalam semua mata pelajaran yang meliputi :  Dimensi lingkungan ,membentuk kelompok kerja dengan warga sekolah dengan progran 9K (keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, kesehatan, kenyamanan dan 



keteladanan) Dimensi ekonomi, penataan lingkungan hidup yang indah, sehat, bersih, dan hijau dengan mempertimbangkan pendanaan secara







efisien dan efektif. Dimensi sosial, peran serta warga sekolah untuk peduli dan cinta



terhadap lingkungan hidup b. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran.



10



11



c. Dapat meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondustif bagi warga sekolah d. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar. e. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya. f. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup antara lain:  Kegiatan jumat bersih.  Kegiatan penghijauan.  Bersih kelas dan selokan.  Mengikuti kegiatan aksi lingkungn hidup yang di lakukan oleh 



pihak luar. Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan



  



pendidikan lingkungan hidup di sekolah. Melakukan konservasi lahan dengan penanaman. Pemeliharaan tanaman. Menambahkan koleksi kebun sekolah untuk proses pembelajaran



keanekaragaman hayati.  Pembanyakan tanaman untuk melatih life skill.  Penilaian lomba antar kelas, dan pengadaan pameran kreasi siswa. 3. Perngembangan kegiatan partisipatif diwujudkan antara lain: a. Dapat menciptakan kondisi kebersamaan yang akomodatif bagi warga sekolah. b. Dapat meningkatkan upaya menghindari berbagai resiko dampak lingkungan negatif di masa yang akan datang. c. Menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar d. Sikap dan perilaku warga sekolah di SD Negeri Anyelir 1terhadap lingkungan hidup merupakan nilai yang paling penting dalam mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan di SD Negeri Anyelir 1. Pelaksanaan PLH dalam rangka mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan di SD Negeri Anyelir 1mempunyai sasaran meningkatkan kepedulian seluruh warga sekolah (kepala sekolah, tenaga administrasi, guru dan siswa) terhadap lingkungan seperti yang telah menjadi kesepakatan bersama. 4. Pengembangan pengelolaan saran dan prasarana diantaranya: Dapat meningkatkan tingkat efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan oprasional sekolah dan penggunaan berbagai sumber daya antara lain: 11



12



a. Penataan sarana pendukung (fisik) dengan menyediakan tanaman hijau, daur ulang sampah, composting, penempatan titik-titik biopori, pembuatan keran air dan sekolah yang bersih. b. Mengembangkan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup. c. Meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah d. Penghematan sumber daya alam (listrik, air dan ATK) e. Meningkatkan kualitas pelayanan makanan sehat( Kantin sehat). f. Mengembangkan sistem pengelolaan sampah D.



Faktor-faktor pendukung Adapun faktor pendukung yang menjadikan keberhasilan pelaksanaan strategi 4P ini diantaranya : 1. Kesediaan semua warga sekolah dalam mendukung program sekolah berbudaya lingkungan di SD Negeri Anyelir 1. 2. Semakin meningkatnya pemahaman warga sekolah akan visi misi SD Negeri Anyelir 1. 3. Seluruh warga sekolah di SD Negeri Anyelir 1mengerti dan menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai, evaluasi. 4. Peran stakeholder (dalam hal ini komite sekolah) dan masyarakat sekitar SD Negeri Anyelir 1dalam melakukan bebagai kegiatan yang memberikan manfaat baik



bagi warga sekolah,masyarakat maupun



lingkungan dalam upaya mewujudkan SD Negeri Anyelir 1sebagai sekolah berbudaya lingkungan. 5. Keterbukaan. 6. Kerjasama yang baik antara kepala sekolah dengan guru, karyawan,



E.



siswa, pesuruh, komite sekolah bahkan dengan masyarakat sekitar 7. Dukungan semua pihak dan dana yang mendukung. Tindak Lanjut Untuk menjadikan SD Negeri Anyelir 1sebagai sekolah berbudaya lingkungan banyak hal yang bisa menjadi luar biasa setelah mendapat perlakuan 4P (pengembangan kebijakan sekolah, pengembangan kurikulum berbasis



lingkungan,



pengembangan



kegiatan



partisipatif



dan



pengembangan pengelolaan sarana dan prasarana) terutama dalam hal



12



13



menampilkan sekolah, di mana dalam mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan SD Negeri Anyelir 1telah dapat mengantisipasi berbagai macam persoalan lingkungan, khusus, sekolah. Dimana penampilan SD Negeri Anyelir 1sebagai sekolah berbudaya lingkungan secara umum telah banyak mengalami perubahan diantaranya : 1. SD Negeri Anyelir 1sebagai sekolah inti Sekolah Dasar Bersih dan Sehat (SDBS). 2. Sekolah Adiwiyata TK Provinsi dengan dibuktikan Piagam Penghargaan Raksa Prasada Kategori Sekolah Berbudaya Lingkungan dari Gubernur Dati I Jawa Barat No 002/Kep.837.BKD/2014 tanggal 18 Juni 2014 3. Meraih juara ke 3 Sekolah Sehat TK Kota Depok tahun 2014. Semoga dengan penerapan strategi 4P dalam membentuk SD Negeri Anyelir 1menuju sekolah berbudaya lingkungan dapat di lanjutkan dengan strategi berkelanjutan sesuai dengan prinsip dasar kedua program sekolah berbudaya lingkungan yaitu P-plan, D-Do, C-chek, A-Action, karena seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus mene



13



14



BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.



Kesimpulan 1. Pengembangan kebijakan sekolah, Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan



hidup,



Pengembangan



kegiatan



partisipatif



pengembangan pengelolaan sarana prasarana di SD Negeri



dan



Anyelir



1menjadikan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 2. Kesepakatan bersama seluruh warga sekolah yang diwujudkan dengan pembentukan kelompok kerja sekolah berbudaya lingkungan mampu membentuk SD Negeri Anyelir 1dalam pembenahan diri ini diwujudkan dengan peningkatan kepedulian warga sekolah dalam penataan, pengelolaan, dan pemanfaatan lingkungan di sekitar SD Negeri Anyelir 1. 3. Pemberdayaan 9K sebagai salah satu slogan di SD Negeri Anyelir 1yaitu : keamanan, Kebersihan, Ketertiban, keindahan, Kekeluargaan, Kerindangan, Kesehatan, Kenyamanan, Keteladanan.diterapkan dengan membudayakan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) ternyata mampu menciptakan kondisi yang kondusif yang bukan hanya bagi siswa dalam melakukan aktifitas pembelajaran, tetapi untuk seluruh warga SD Negeri Anyelir 1.



14 15



15



4. Masuknya pendidikan lingkungan hidup (PLH) kedalam semua mata pelajaran dengan terintegrasi, ternyata mampu melibatkan seluruh warga SD Negeri Anyelir 1(Kepala Sekolah, Guru, Staf dan Siswa ) dalam 3 dimensi pembinaan, yaitu dimensi lingkungan (dengan diterapkannya 9K) dimensi ekonomi (penataan lingkungan yang indah, sehat, bersih, dan hijau dengan mempertimbangkan pendanaan secara efektif, dan efesien) dan dimensi sosial di mana peran warga sekolah dituntut untuk peduli dan cinta terhadap lingkungan. 5. Penciptaan sistem pembelajaran yang berbasis lingkungan memberikan suasana yang kondusif bagi pendidikan. Kondisi tersebut dapat meningkatkan daya relensi serta kompetensi siswa pada konsep – konsep yang dipelajari 6. Penerapan Jumat bersih di SD Negeri Anyelir 1merupakan sebagian aksi dari sekolah berbudaya lingkungan, selain piket kelas, dan piket harian, hasilnya mampu mengubah diri siswa menjadi pribadi yang peduli dan cinta kebersihan semoga dimulai dari awal dan kebiasaan yang baik di sekolah, kebiasaan ini dapat diterapkan pula oleh seluruh warga sekolah dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya di rumah melaikan di manapun mereka berada. 7. Penataan sarana prasarana di SD Negeri Anyelir 1disamping melakukan kegiatan penghematan listrik dan air, pehematan pemakaian ATK, penggunaan barang bekas untuk media pelajaran, pengembangan sarana prasana juga dilakukan dengan penyediaan taman hijau,warung hidup, apotek hidup,pemeliharaan kolam lele dengan pemanfaatan limbah wudhu, daur ulang sampah, bank sampah, komposing, penempatan titiktitik biopori, pembuatan kran air sarana mempermudah penyiraman tanaman, tempat cuci tangan dan gosok gigi bersama, selokan yang bersih merupakan bagian dari pendidikan yang mengajarkan bagaimana seluruh warga dapat memanfaatkan dan mengolah sendiri apa yang ada dan sudah dihasilkan oleh warga sekolah sendiri dengan cara memilah mana sampah yang dapat didaur ulang dan mana sampah yang dijadikan



15



16



kompos, selain menciptakan sumber



ketersediaan air



dengan



menempatkan titik-titik biopori di beberapa sudut sekolah. 8. Kesepakatan bersama di SD Negeri Anyelir 1yaitu” Keunggulan suatu sekolah tidak ditentukan oleh besar kecilnya dana yang tersedia untuk membangun sekolah tetapi lebih pada komitmen dan dedikasi seluruh warga sekolah dalam memajukan sekolah”, membawa dampak pada penampilan SD Negeri Anyelir 1sat ini yang kian asri, hijau, indah, sejuk, nyaman, dan yang terpenting adalah suasana yang kondusif bagi siswa dalam melakukan aktifitas belajar. Ruang gerak yang bersih membuat SD Negeri Anyelir 1semakin bertekad mewujudkan dan mempertahankan Sekolah Berbudaya Lingkungan sebagai wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekola B. .Rekomendasi 1. Education for all and by all menjadi dasar pemikiran tersendiri bahwa pendidikan atau belajar itu bisa untuk siapa saja dan oleh siapa saja. Lingkungan sekolah dapat memberikan pengalaman hidup yang bermakna bagi siswanya. 2. Di lingkungan itu pula siswa dapat menjadikannya tempat belajar yang paling menyenangkan. Untuk itu maka perlu mengurangi sifat keformalan dari sebuah sekolah dengan cara mengubah lingkungan sekolah menjadi lingkungan yang mendukung proses pembelajaran dan bersifat menyenangkan. 3. Menciptakan sistem pembelajaran yang berbasis lingkungan memberikan suasana yang kondusif bagi pendidikan. Kondisi tersebut dapat meningkatkan daya relensi serta kompetensi siswa pada konsep-konsep yang dipelajarinya. 4. Untuk itu diharapkan seluruh sekolah mampu menciptakan sekolah yang berbudaya lingkungan dengan tujuan memberikan pendidikan dasar bagi seluruh warga sekolah agar cinta dan peduli lingkungan sehingga nantinya mampu melahirkan generasi penerus yang kreatif, inovatif, dan peka terhadap isu-isu lingkungan.



16



17



DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 1997 Pengelolaan Lingkungan Hidup; Jakarta Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Undang Sisfdiknas Tahun 2003 Ps 50 ayat 5 Pendidikan Berbasis keunggulan lokal, Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. Kesepakatan bersama kementrian negara Lingkungan Hidup, Depdiknas Depag, dan Departemen Dalam Negeri tahun 2004. Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta Kementrian Negara Lingkungan Hidup. Kesepakatan Bersama Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005. Program ADIWIYATA, Jakarta. Kementrian Lingkungan Hidup. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No 5 Tahun 2001. Pembentukan dan Organisasi Lembaga Teknik Daerah di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Barat, Bandung : Pemda Prop Jabar. Keputusan Fubernur Jawa Barat No 63 Tahun 2001. Pokok fungsi Dan rincian tugas unit pengendalian Lingkungan Hidup Daerah. Bandung : Pemda Prop Jabar.



17 18



18



18