Biografi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Muhammad Zailani



NIM



: P07131216117



Prodi



: DIV Gizi TK 2



Mata Kuliah



: Kewirausahaan



Liem Sioe Liong atau Sudono Salim Pemilik Indomie



Om Liem lahir di Cina daratan, di Fuqing sebuah desa kecil di wilayah Fujian, Cina bagian selatan, pada 16 Juli 1916. Lahir dengan nama Lim Sioe Liong, ia pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia pada dimulainya Perang Dunia II pada tahun 1939. Om Liem kecil yang merupakan anak kedua dari seorang petani itu, hidup dengan sangat kekurangan, bahkan saking miskinnya pada usia 15 tahun ia harus putus sekolah dan berjualan mie di sekitar wilayahnya. Kemiskinan itulah yang mendasari ia hijrah ke Indonesia, mengikuti jejak kakaknya yang terlebih dahulu tinggal di Indonesia. Di Kudus, Liem bekerja di sebuah pabrik tahu dan kerupuk. Tidak seperti pekerja pabrik lainnya yang hanya bekerja rutin saja seperti biasa, Liem memperhatikan bahwa di Kota Kudus terdapat banyak industri rokok kretek, dan industri tersebut membutuhkan tembakau dan cengkeh dalam jumlah besar setiap tahunnya. Liem menangkap peluang tersebut, dan ia segera mencoba usaha perdagangan tembakau dan cengkeh, kemungkinan berbekal modal dari mertuanya yang kebetulan saudagar terpandang (Liem menikah dengan istrinya, Liliani, pada usia 24 tahun). Dan ternyata peruntungannya lebih ke cengkeh. Pada awal tahun 1940-an, pada usia 25 tahun, Liem sudah menjadi salah satu bandar cengkeh yang cukup besar di Kudus. Pada usia semuda itu, koneksinya sudah tersebar hingga ke perkebunan-perkebunan cengkeh di Sumatera dan Sulawesi. Namun kejayaan usahanya hanya seumur jagung. Pada tahun 1942, Jepang mendarat di Indonesia, dan menghentikan hampir seluruh kegiatan ekonomi masyarakat. Bisnis perdagangan cengkeh milik Liem seketika bangkrut, dan seluruh kegiatan usaha Liem berhenti sama sekali selama kurang lebih tiga tahun. Hingga akhirnya pada tahun 1945, setelah Jepang meninggalkan Indonesia, Liem melihat peluang bisnis yang lebih besar ketimbang kembali berdagang cengkeh, yaitu bisnis penyediaan logistik, obat-obatan, hingga persenjataan bagi para tentara revolusi, yang mempertahankan RI dari upaya Belanda untuk kembali menjajah Indonesia. Dia juga bersama tiga kolega bisnisnya Soedono Salim, Djuhar Sutanto, Sudwikatmono dan Ibrahim Risjad (belakangan dikenal sebagai The Gangs of Four) membangun sebuah perusahaan tepung terigu terbesar di Indonesia yaitu, PT Bogasari. Perusahaan ini pun berhasil memonopoli pasar terigu di Indonesia dengan menyuplai 2/3 dari seluruh kebutuhan terigu nasionalKehidupan Om Liem pun ibarat roda yang berputar, saat krisis moneter pada tahun 1997 menghantam Indonesia, kapal bisnis miliknya



sempat goyah. Beberapa saham unit bisnisnya seperti PT Indocement Tunggal Perkasa, PT BCA dan PT Indomobil Sukses Internasional harus dilepas untuk menutup hutang perusahaan yang disebut mencapai 52 triliun rupiah. Meski sempat goyah, Om Liem berhasil membangkitkan kembali usaha-usaha yang dipegangnya. Salah satunya adalah melalui PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang menghasilkan produk Indomie yang dikenal hingga seantero dunia. Hasilnya pada tahun 2006, namanya kembali menduduki peringkat nomor 10 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes. Kekayaannya pada saat itu ditaksir mencapai US$ 800 juta. Indomie adalah merek produk mi instan yang sangat populer di Indonesia. Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk paling sukses dari perusahaan milik Sudono Salim ini mulai diluncurkan ke pasar sejak tahun 1982. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa, menjadikan Indomie sebagai salah satu dari segelintir produk asli Indonesia yang mampu menempus pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan “Indomie” sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan. Daftar Pustaka   



http://mukminingres.blogspot.co.id/2013/06/kisah-perjalanan-om-lim-sioe-liong.html(Diakses pada tanggal 10 maret 2018) http://www.kisahcerita.web.id/2017/01/kisah-sukses-sudono-salim.html (Diakses pada tanggal 10 maret 2018) http://informid.com/kisah-dibalik-kesuksesan-indomie/ (Diakses pada tanggal 10 maret 2018)