Biografi Tokoh Cut Nyak Dien [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CUT NYAK DIEN Perempuan Aceh Berhati Baja Di kota Sumedang, Jawa Barat, terdapat sebuah makam seorang pahlawan wanita terkenal Indonesia. Dia adalah Cut Nyak Dien, perempuan yang teguh dalam melawan penjajahan Belanda di tempat asalnya, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Cut Nyak Dien adalah salah satu dari perempuan berhati baja dari Aceh. Pahlawan Kemerdekaan Nasional kelahiran Lampadang, Aceh, pada 1850 ini sampai akhir hayatnya teguh memperjuangkan kemerdekaan. Jiwa pejuang memang sudah diwarisi Cut Nyak Dien dari ayahnya yang seorang pejuang kemerdekaan yang tidak kenal kompromi dengan penjajahan. Cut Nyak Dien dibesarkan dalam keadaan ketika Kesultanan Aceh sedang bermusuhan dengan Pemerintah Penjajah. Ketika Lampadang diduduki Belanda pada Desember 1875, Cut Nyak Dien terpaksa mengungsi. Dia berpisah dengan ayah dan suaminya yang masih melanjutkan perjuangan. Ketika Cut Nyak Dien berusia 28 tahun, suaminya wafat akibat kekejaman kolonial Belanda. Kesedihannya itu membuat dia bersumpah akan menuntut balas kematian suaminya sekaligus bersumpah hanya akan menikah dengan pria yang bersedia membantu usahanya menuntut balas tersebut. Dua tahun setelah kematian suami pertamanya, Cut Nyak Dien menikah lagi dengan Teuku Umar. Sumpahnya yang hanya akan menikah dengan pria yang bersedia membantu menuntut balas kematian suami pertamanya benar-benar ditepati. Teuku Umar adalah seorang pejuang kemerdekaan yang terkenal banyak mendatangkan kerugian bagi pihak Belanda. Perlawanan terhadap Belanda kian hebat. Beberapa wilayah yang sudah dikuasai Belanda berhasil direbutnya. Tapi dalam satu pertempuran di Meulaboh pada tanggal 11 Februari, Teuku Umar gugur. Sejak meninggalnya Teuku Umar, selama 6 tahun Cut Nyak Dien mengordinasikan serangan besar-besaran terhadap beberapa kedudukan Belanda. Segala barang berharga yang masih dimilikinya dikorbankan untuk mengisi kas peperangan. Cut Nyak Dien kembali sendiri lagi. Tapi walaupun tanpa dukungan dari seorang suami, perjuangannya tidak pernah surut, dia terus melanjutkan perjuangan di daerah pedalaman Meulaboh. Perlawanannya yang dilakukan secara bergerilya itu dirasakan Belanda sangat mengganggu bahkan membahayakan pendudukan mereka di tanah Aceh, sehingga pasukan Belanda selalu berusaha menangkapnya tapi sekalipun tidak pernah berhasil. Anak buah Cut Nyak Dien merasa kasihan melihat kondisinya yang semakin lemah. Tanpa sepengetahuannya, Pong Laot, seorang panglima perang dan kepercayaaannya berinisiatif menghubungi pihak Belanda. Hal itu dimaksudkan agar Cut Nyak Dien bisa menjalani hari tuanya dengan sedikit ketenteraman walaupun dalam pengawasan Belanda. Akhirnya, pasukan Belanda menangkap dan menahannya. Namun, Cut Nyak Dien masih berusaha mengadakan komunikasi



dengan anak buahnya di luar penjara. Dia berusaha menyusun serangan kepada pihak Belanda. Akhirnya, Belanda pun membuangnya ke Sumedang. Di tempat pembuangan itulah, dia wafat pada 6 November 1908 dan dimakamkan di sana. Perjuangan Tjoet Njak Dien menimbulkan rasa takjub para pakar sejarah asing, sehingga banyak buku yang melukiskan kehebatan pejuang wanita ini. Zentgraaff mengatakan, para wanita lah yang merupakan de leidster van het verzet (pemimpin perlawanan) terhadap Belanda dalam perang besar itu. Aceh mengenal Grandes Dames (wanita-wanita besar) yang memegang peranan penting dalam berbagai sektor.



Hal-hal yang menarik dari Cut Nyak Dien :  Pantang menyerah  Tidak mau berkompromi dengan pihak penjajah  Membuat resah penjajah dengan perlawanannya  Cerdas dalam membuat strategi perlawanan Hal yang harus diteladani dari Cut Nyak Dien adalah kita tidak boleh pantang menyerah dalam menjalani kehidupan ini. Dengan pantang menyerah kira bisa mencapai impian kita. Selain dengan semangat pantang menyerah, kita juga harus berpikir cerdas dalam bertindak untuk mencapai impian kita.



Nama : Sarah Fatmawati Kelas : XI IPA III SMAN 1 CIRUAS