BJT Umum tugas3-PDGK4502 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 3



Nama Mahasiswa



: RiatiPonongoa



Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 822893873



Kode/Nama Mata Kuliah



: PDGK4502 /Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD



Kode/Nama UPBJJ



: 84 / Manado



Masa Ujian



: 2019/20.2 (2020.1)



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA



SOAL DAN JAWABAN 1. John D. Mc Neil (1990) menggagas munculnya model kurikulum rekonstruksi sosial yang terfokus pada problem yang dihadapi siswa dalam masyarakat. a. Jelaskan tujuan utama model kurikulum ini b. Jelaskan karakteristik dari model kurikulum rekonstruksi sosial Jawaban : a. Tujuan utama model kurikulum tersebut adalah untuk menyiapkan siswa dalam menghadapi banyak masalah yang dihadapi manusia, misalnya kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, metode, kebutuhan; mengevaluasi hubungan antara pendidikan dan hubungan manusia; dan identifikasi strategi untuk menimbulkan perubahan. b. karakteristik dari model kurikulum rekonstruksi sosial adalah Tujuan: tujuan utama dari kurikulum rekonstruktivistik sosial adalah untuk menyiapkan siswa dalam menghadapi banyak masalah yang dihadapi manusia, misalnya kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, metode, kebutuhan; mengevaluasi hubungan antara pendidikan dan hubungan manusia; dan identifikasi strategi untuk menimbulkan perubahan. Peran Guru: Guru harus memiliki wawasan yang luas terhadap tujuan nasional, dunia, dan lokal yang ada. Peran guru ditekankan dalam menjalin kerja sama antara komunitas dan sumber daya yang ada. Organisasi: aktivitas pembelajaran yang dikelola meliputi pertanyaan yang mengaitkan proses pembelajaran dengan kondisi masyarakat. Biasanya tahapan belajarnya meliputi (1) identifikasi isu yang paling banyak masalahnya; (2) menjelaskan realita di masyarakat, termasuk hal-hal yang menjadi akar masalah tersebut; (3) mengaitkan isu tersebut ke pembelajaran dan masyarakat yang lebih luas; (4) menghubungkan analisa sosial ke dalam pandangan siswa terhadap kondisi ideal yang seharusnya terjadi; (5) mengambil tindakan nyata sesuai dengan pandangan siswa terhadap kondisi ideal yang seharusnya ada. Evaluasi: proses evaluasi meliputi kemampuan siswa dalam mengartikulasi isu, merumuskan solusi, mengembangkan pandangan terhadap kondisi ideal, dan keinginan untuk bertindak sesuai kondisi ideal tersebut. Rekonstruktivistik sosial juga mengevaluasi mengevaluasi efek pembelajaran terhadap komunitas di sekitarnya. 2. Salah satu prinsip dari model kurikulum konstruktivistik adalah mengintegrasikan proses belajar dengan pengalaman yang nyata dan relevan. a. Jelaskan strategi pembelajaran yang mendukung model kurikulum konstruktivistik b. Susunlah rancangan tahap Kegiatan Belajar Mengajar (kegiatan Pembuka, Pembelajaran dan Penutup yang sesuai dengan strategi pembelajaran yang Anda pilih seperti pada point 2.a. Jawaban : a. strategi pembelajaran yang mendukung model kurikulum konstruktivistik yaitu  Pertama, identifikasi prior knowledge dan miskonsepsi. Identifikasi awal terhadap gagasan intuitif yang mereka miliki terhadap lingkungannya dijaring untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan akan munculnya miskonsepsi yang menghinggapi struktur kognitif siswa. Identifikasi ini dilakukan dengan tes awal, interview  Kedua, penyusunan program pembelajaran. Program pembelajaran dijabarkan dalam bentuk satuan pelajaran.  Ketiga orientasi dan elicitasi, situasi pembelajaran yang kondusif dan mengasyikkan sangatlah perlu diciptakan pada awal-awal pembelajaran untuk membangkitkan minat mereka terhadap topic yang akan dibahas. Siswa dituntun agar mereka mau mengemukakan gagasan intuitifnya sebanyak mungkin tentang gejala-gejala fisika yang mereka amati dalam lingkungan hidupnya sehari-hari. Oengungkapan gagasan tersebut



















dapat memalui diskusi, menulis, ilustrasi gambar dan sebagainya. Gagasan-gagasan tersebut kemudian dipertimbangkan bersama. Suasana pembelajaran dibuat santai dan tidak menakutkan agar siswa tidak khawatir dicemooh dan ditertawakan bila gagasangagasannya salah. Guru harus menahan diri untuk tidak menghakiminya. Kebenaran akan gagasan siswa akan terjawab dan terungkap dengan sendirinya melalui penalarannya dalam tahap konflik kognitif. Keempat, refleksi. Dalam tahap ini, berbagai macam gagasan-gagasan yang bersifat miskonsepsi yang muncul pada tahap orientasi dan elicitasi direflesikan dengan miskonsepsi yang telah dijaring pada tahap awal. Miskonsepsi ini diklasifikasi berdasarkan tingkat kesalahan dan kekonsistenannya untuk memudahkan merestrukturisasikannya. Kelima, resrtukturisasi ide, (a) tantangan, siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala-gejala yang kemudian dapat diperagakan atau diselidiki dalam praktikum. Mereka diminta untuk meramalkan hasil percobaan dan memberikan alas an untuk  mendukung ramalannya itu. (b) konflik kognitif dan diskusi kelas. Siswa akan daapt melihat sendiri apakah ramalan mereka benar atau salah. Mereka didorong untuk menguji keyakinan dengan melakukan percobaan. Bila ramalan mereka meleset, mereka akan mengalami konflik kognitif dan mulai tidak puas dengan gagasan mereka. Kemudian mereka didorong untuk memikirkan penjelasan paling sederhana yang dapat menerangkan sebanyak mungkin gejala yang telah mereka lihat. Usaha untuk mencari penjelasan ini dilakukan dengan proses konfrontasi melalui diskusi dengan teman atau guru yang pada kapasistasnya sebagai fasilitator dan mediator. (c) membangun ulang kerangka konseptual. Siswa dituntun untuk menemukan sendiri bahwa konsep-konsep yang baru itu memiliki konsistensi internal. Menunjukkan bahwa konsep ilmiah yang baru itu memiliki keunggulan dari gagasan yang lama. Keenam, aplikasi. Menyakinkan siswa akan manfaat untuk beralih konsepsi dari miskonsepsi menuju konsepsi ilmiah. Menganjurkan mereka untuk menerapkan konsep ilmiahnya tersebut dalam berbagai macam situasi untuk memecahkan masalah yang instruktif dan kemudia menguji penyelesaian secara empiris. Mereka akan mampu membandingkan secara eksplisit miskonsepsi mereka dengan penjelasa secara keilmuan. Ketujuh, review dilakukan untuk meninjau keberhasilan strategi pembelajaran yang telah berlangsung dalam upaya mereduksi miskonsepsi yang muncul pada awal pembelajaran. Revisi terhadap strategi pembelajaran dilakukan bila miskonsepsi yang muncul kembali bersifat sangar resisten. Hal ini penting dilakukan agar miskonsepsi yang resisten tersebut tidak selamanya menghinggapi struktur kognitif, yang pada akhirnya akan bermuara pada kesulitan belajar dan rendahnya prestasi siswa bersangkutan.



b. rancangan tahap Kegiatan Belajar Mengajar (kegiatan Pembuka, Pembelajaran dan Penutup yang sesuai dengan strategi pembelajaran yang Anda pilih seperti pada point 2.a RENCANA  PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : Sekolah Dasar Negeri 1 Pimpi Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / Semester : IV / 1 Alokasi Waktu : 4 jp x 35 menit (2 pertemuan) A. Standar Kompetensi 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup  dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. B.     Kompetensi Dasar 5.1  Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas  (simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan” antarmakhluk hidup (rantai makanan).



C.    Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan hubungan khas antarmakhluk hidup (simbiosis). 2. Mengidentifikasi pasangan makhluk hidup berdasarkan jenis simbiosisnya. 3. Memberi contoh pasangan makhluk hidup berdasarkan jenis simbiosisnya. 4. Menjelaskan hubungan makan dan dimakan antarmakhluk hidup (rantai makanan). 5. Menyusun rantai makanan. D.    Tujuan Pembelajaran Pertemuan pertama Melalui pengamatan dan diskusi, peserta didik diharapkan dapat: 1.      Menjelaskan hubungan khas antarmakhluk hidup (simbiosis). 2.      Mengidentifikasi pasangan makhluk hidup berdasarkan jenis simbiosisnya. 3.      Memberi contoh pasangan makhluk hidup berdasarkan jenis simbiosisnya. Pertemuan kedua Melalui pengamatan dan diskusi, peserta didik diharapkan dapat: 1.      Menjelaskan hubungan makan dan dimakan antarmakhluk hidup (rantai makanan). 2.      Menyusun rantai makanan. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, kerja sama, kreatif, rasa ingin tahu, bersahabat, peduli lingkungan, tanggung jawab, dan saling menghargai. E. Materi Ajar Saling Kebergantungan Antarmakhluk Hidup 1.      Simbiosis Simbiosis adalah hubungan khas antara dua makhluk hidup yang hidup bersama-sama. a.       Simbiosis Mutualisme Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang saling menguntungkan. b.      Simbiosis Komensalisme Hubungan antara dua makhluk hidup yang hanya menguntungkan salah satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lain disebut simbiosis komensalisme. c.       Simbiosis Parasitisme Hubungan antara dua makhluk hidup yang salah satunya dirugikan sedang yang satunya diuntungkan disebut simbiosis parasitisme. 2.      Rantai Makanan Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Rantai makanan ini terjadi pada sebuah ekosistem. Misalnya pada ekosistem sawah terdapat padi, tikus, ular dan elang. Urutan rantai makanan yang terjadi yaitu paditikusularelang. F.     Metode Pembelajaran 1. Metode          : Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, kerja kelompok dan diskusi. 2. Pendekatan    : Konstruktivis 3. Model              : Interaktif G.    Kegiatan Belajar Mengajar Pertemuan pertama : 2 jp x 35 menit 1. Kegiatan Pendahuluan a. Guru mengabsen kehadiran siswa, berdoa, membuka pelajaran dan memotivasi siswa. b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2.      Kegiatan Inti Eksplorasi  Peserta didik mengamati gambar salah satu jenis simbiosis (kupu-kupu hinggap di bunga).



 Guru bertanya: “Apakah kamu pernah melihat kupu-kupu hinggap di bunga?”. “Apa yang terjadi dari peristiwa tersebut?”, “Apakah yang dilakukan kupu-kupu merugikan bunga?”,”Mengapa?”.  Siswa diminta untuk mencatat jawaban masing-masing pada buku catatan masing-masing. Elaborasi  Guru bertanya: “Apa saja yang ingin kamu ketahui, kemukakanlah!”.  Guru menuliskan pertanyaan-pertanyaan siswa pada papan tulis. Guru dan siswa memilih pertanyaan-pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya melalui penyelidikan.  Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok.  Guru meminta siswa untuk menentukan urutan pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya melalui penyelidikan dengan panduan LKS secara berkelompok.  Peserta didik mengerjakan LKS secara berkelompok.  Peserta didik dipandu oleh guru mendiskusikan hasil penyelidikannya dan membandingkannya dengan jawaban pada pengetahuan awal mereka. c. Konfirmasi  Setelah menyelesaikan diskusi kelas, guru meluruskan kesalahan pemahaman.  Peserta didik diajak untuk menyimpulkan pembelajaran menjadi suatu konsep baru.  Guru memberikan penguatan.  Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya. 2. Kegiatan Penutup  Guru memberikan pekerjaan rumah.  Guru menutup pelajaran dan berdoa. Pertemuan kedua : 2 jp x 35 menit 1. Kegiatan Pendahuluan  Guru mengabsen kehadiran siswa, berdoa, membuka pelajaran dan memotivasi siswa.  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.  Guru melakukan apersepsi. 2.      Kegiatan Inti Eksplorasi  Peserta didik mengamati gambar ekosistem sawah.  Guru bertanya: “Makhluk hidup apa saja yang ada di gambar ini?”, “Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain adakah proses makan-memakan?”, “Sebutkan contohnya!”.  Siswa diminta untuk mencatat jawaban masing-masing pada buku catatan masing-masing. Elaborasi  Guru bertanya: “Apa saja yang ingin kamu ketahui, kemukakanlah!”.  Guru menuliskan pertanyaan-pertanyaan siswa pada papan tulis. Guru dan siswa memilih pertanyaan-pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya melalui penyelidikan.  Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok.  Guru meminta siswa untuk menentukan urutan pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya melalui penyelidikan dengan panduan LKS secara berkelompok.  Peserta didik mengerjakan LKS secara berkelompok.  Peserta didik dipandu oleh guru mendiskusikan hasil penyelidikannya dan membandingkannya dengan jawaban pada pengetahuan awal mereka. Konfirmasi  Setelah menyelesaikan diskusi kelas, guru meluruskan kesalahan pemahaman.  Peserta didik diajak untuk menyimpulkan pembelajaran menjadi suatu konsep baru.  Guru memberikan penguatan.  Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya. 3.      Kegiatan Penutup  Guru memberikan pekerjaan rumah.  Guru menutup pelajaran dan berdoa. H. Sumber dan Alat Pembelajaran 1. Sumber                    : Buku Mata Pelajaran IPA untuk Kelas IV



2. Alat dan bahan       : Gambar, LKS, kertas karton, gunting, lem kertas, penggaris, dan spidol warna atau pensil warna. I. Penilaian Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan akhir pembelajaran. 1. Teknik : a. Tertulis b. Kinerja c. Lisan 2. Jenis : a. Pilihan Ganda b. Uraian 3. Instrumen : a. LKS b. Daftar pertanyaan 3.



Carilah 2 sumber referensi terkait dengan “PEMBELAJARAN AKSELERASI DI SD” dan analisis kelebihan dan kelemahan pembelajaran tersebut Jawaban : 2 sumber referensi terkait dengan “PEMBELAJARAN AKSELERASI DI SD” yaitu:  sumber : http://episentrum.com/artikel-psikologi/ Yang perlu untuk dicatat adalah penyelenggaraan program percepatan belajar di SD, SMP, dan SMA, harus memberi kesempatan kepada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa tanpa membedakan tingkat strata sosial ekonomi seseorang, dan harus dihindarkan terjadinya kesenjangan antara siswa/akseleran dengan siswa regular.  https://www.kompasiana.com/tiyaparyati/54f916a2a3331169018b465a/akselerasibelajar-dan-pembelajaran Accelerated learning adalah suatu sistem menyeluruh yang meliputi berbagai cara yang cerdik, muslihat dan teknik untuk mempercepat proses pembelajaran yang alamiah, yang didasarkan pada cara orang belajar secara alamiah.Accelerated learning hanya mempunyai satu jawaban yaitu mendapatkan hasil. Accelerated learning harus dibedakan dengan pendekatan-pendekatan “kreatif” berisi kesenangan-kesenangan dan permainan yang penuh muslihat yang hanya menarik perhatian namun sering sia-sia. Depdinas nendefinisikan program percepatan belajar (akselerasi) adalah sebuah pemberian layanan pendidikan sesuai potensi siswa berbakat,dengan memberi kesempatan mereka untuk menyesuaikan program regular dalam jangka waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan teman-temannya. analisis kelebihan dan kelemahan pembelajaran akselerasi di SD yaitu : Kelebihan Akselerasi a. Meningkatkan efisiensi Siswa yang telah siap dengan bahan-bahan pengajaran dan menguasai kurikulum pada tingkat sebelumnya akan belajar lebih baik dan lebih efisien. b. Meningkatkan efektivitas c. Siswa yang terikat belajar pada tingkat kelas yang dipersiapkan dan menguasai keterampilanketerampilan sebelumnya merupakan siswa yang paling efektif. d. Penghargaan Siswa yang telah mampu mencapai tingkat tertentu sepantasnya memperoleh penghargaan atas prestasi yang dicapainya. e. Meningkatkan waktu untuk karier Adanya pengurangan waktu belajar akan meningkatkan produktivitas siswa, penghasilan, dan kehidupan pribadinya. f. Membuka siswa pada kelompok barunya



Dengan program akselerasi, siswa dimungkinkan untuk bergabung dengan siswa lain yang meiliki kemampuan intelektual dan akademis yang sama. g. Ekonomis Keuntungan bagi sekolah ialah tidak perlu mengeluarakan banyak biaya untuk mendidik guru khusus anak berbakat. Program akselerasi sangat esensial dalam menyediakan kesempatan pendidikan yang tepat bagi siswa yang cerdas. Proses yang terjadi akan memungkinkan siswa untuk memelihara semangat dan gairah belajarnya. Program akselerasi membawa siswa pada tantangan yang berkesinambungan yang akan menyiapkan mereka menghadapi kekakuan pendidikan selanjutnya dan produktivitas selaku orang dewasa. Melalui program akselerasi ini, siswa diharapkan akan memasuki dunia profesional pada usia yang lebih muda dan memperoleh kesempatan-kesempatan untuk bekerja produktif (Hawadi, 2004). Kelemahan Akselerasi a. Segi Akademis 1) Bahan ajar yang diberikan terlalu tinggi bagi siswa akseleran. Hal ini akan membuat mereka menjadi siswa yang tertinggal di belakang kelompok teman barunya, dan akan menjadi siswa yang berprestasi sedang-sedang saja, bahkan siswa akseleran yang gagal. 2) Bisa jadi kemampuan siswa akseleran yang terlihat melebihi teman sebayanya hanya bersifat sementara. Dengan bertambah usianya, kecepatan prestasi siswa menjadi biasa-biasa saja dan sama dengan teman sebayanya. Hal ini menyebabkan kebutuhan akselerasi menjadi tidak perlu lagi dan siswa akseleran lebih baik dilayani dalam kelompok kelas reguler. 3) Meskipun memenuhi persyaratan dalam bidang akademis, siswa akseleran kemungkinan imatur secara sosial, fisik, dan emosional dalam tingkatan kelas tertentu. 4) Proses akselerasi menyebabkan siswa akseleran terikat pada keputusan karier lebih dini. Agar siswa dapat berprestasi baik, dibutuhkan pelatihan yang mahal dan tidak efisien untuk dirinya sebagai pemula. Bisa jadi kemungkinan buruk yang terjadi adalah karier tersebut tidak sesuai bagi dirinya. 5) Siswa akseleran mungkin mengembangkan kedewasaan yang luara biasa tanpa adanya pengalaman yang dimiliki sebelumnya. 6) Pengalaman-pengalaman yang sesuai untuk anak seusianya tidak dialami oleh siswa akseleran karena tidak merupakan bagian dari kurikulum. 7) Tuntutan sebagai siswa sebagian besar pada produk akademik konvergen sehingga siswa akseleran akan kehilangan kesempatan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan divergen. b. Segi Penyesuaian Sosial 1) Siswa akan didorong untuk berprestasi dalam bidang akademiknya sehingga mereka kekurangan waktu beraktivitas dengan teman sebaya. 2) Siswa akan kehilangan aktivitas sosial yang penting dalam usia sebenarnya. Hal ini menyebabkan mereka menyesal kehilangan kesempatan tersebut dan akan mengarahkannya dalam social maladjustment selaku orang dewasa kelak. Mereka akan mengalami hambatan dalam bergaul dengan teman sebayanya. 3) Siswa sekelasnya yang lebih tua kemungkinan akan menolaknya, sementara itu siswa akseleran akan kehilangan waktu bermain dengan teman sebayanya. Akibatnya, siswa akan mengalami kekurangan jumalah dan frekuensi pertemuan dengan teman-temannya. 4) Siswa sekelasnya yang lebih tua tidak mungkin setuju memberikan perhatian dan respek pada teman sekelasnya yang lebih muda usia. Hal ini menyebabkan akseleran akan kehilangan kesempatan dalam keterampilan kepemimpinan yang dibutuhkannya dalam pengembangan karier dan sosialnya di masa depan. c. Aktivitas Ekstrakurikuler Kebanyakan aktivitas ekstrakurikuler berkaitan erat dengan usia. Hal ini menyebabkan siswa akseleran akan berhadapan dengan teman sekelasnya yang tua dan tidak memberikannya kesempatan. Hal ini menyebabkan siswa akan kehilangan kesempayan yang penting dan berharga



di luar kurikulum sekolah yang normal. Akibatnya, mereka akan kehilangan pengalaman yang penting yang berkaitan bagi kariernya di masa depan. d. Penyesuaian Emosional 1) Siswa akseleran pada akhirnya akan mengalami burn out di bawah tekanan yang ada dan kemungkinan menjadi underachiever. 2) Siswa akseleran akan mudah frustasi dengan adanya tekanan dan tuntutan berprestasi. Siswa yang mengalami sedikit kesempatan untuk membentuk persahabatan pada masanya akan menjadi terasing atau agresif terhadap orang lain. 3) Adanya tekanan untuk berprestasi membuat siswa akseleran kehilangan kesempatan untuk mengembangkan hobi.