BKPM Akuntansi Biaya [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Istiq
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BKPM (BUKU KERJA PRAKTEK MAHASISWA)



AKUNTANSI BIAYA (SEMESTER



III)



Disusun oleh : ENDRO SUGIARTONO, S.E, M.M BERLINA YUDHA PRATIWI, S.E, M.SA, Ak, CA



PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS POLITEKNIK NEGERI JEMBER TAHUN 2017



2 Akuntansi Biaya KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI JEMBER



LEMBAR PENGESAHAN



BKPM AKUNTANSI BIAYA



Mengetahui, Ketua Program Studi



Penulis,



Dr. Sumadi, S.E., MM NIP. 19570313 199403 1 001



Berlina Yudha Pratiwi, S.E, M.SA, Ak NIK. 19920820 201708 2 001



Menyetujui, Ketua Jurusan



R. Alamsyah Sutantio, SE., M.Si NIP. 19680202 200012 1 002



Akuntansi Sektor Publik Semester III



3 Akuntansi Biaya



KATA PENGANTAR



Alhamdulillahhirobilalamin, segala syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Buku Praktek Kerja Mahasiswa (BKPM) Akuntansi Biaya. BKPM Akuntansi Biaya ini disusun sebagai buku praktik mahasiswa dalam mata kuliah Akuntansi Biaya. Dalam penyusunan BKPM Akuntansi Biaya ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada: 1.



Direktur Politeknik Negeri Jember



2.



Ketua Jurusan Manajemen Agribisnis Politeknik Negeri Jember



3.



Ketua Program Studi Akuntansi Sektor Publik Politeknik Negeri Jember



4.



Tim Dosen Akuntansi Biaya Penulis menyadari bahwa BKPM Akuntansi Biaya ini masih jauh dari sempurna, untuk itu



dengan senang hati dan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritik yang berguna untuk menyempurnakan BKPM ini. Akhir kata, Semoga BKPM Akuntansi Biaya ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan pengetahuan bagi yang membacanya.



Jember, 13 September 2017



Penulis



Akuntansi Sektor Publik Semester III



4 Akuntansi Biaya



DAFTAR ISI



Acara 1



: Akuntansi Biaya: Informasi untuk Pengambilan Keputusan ......................



5



Acara 2 & 3



: Konsep dan Perilaku Biaya ........................................................................



8



Acara 4 & 5



: Akuntansi Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja.............................



12



Acara 6



: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik ..............................................................



16



Acara 7



: Job Order Costing .......................................................................................



22



Acara 9 & 10 : Activity Based Costing (ABC)....................................................................



25



Acara 11 & 12 : Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses......................................................



28



Acara 13



: Sistem Biaya Just In Time ...........................................................................



33



Acara 14



: Sunk Cost.....................................................................................................



36



Akuntansi Sektor Publik Semester III



5 Akuntansi Biaya ACARA



01



POKOK BAHASAN



: Akuntansi Biaya: Informasi untuk Pengambilan Keputusan



TEMPAT



: Lab. Akuntansi



ALOKASI WAKTU



: 1 x 2 Jam



1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) Mahasiswa diharapkan mampu: 1.1 Menjelaskan cara manajer menggunakan informasi akuntansi untuk menciptakan nilai dalam organisasi 1.2 Membedakan antara penggunaan dan pengguna informasi akuntansi biaya dan akuntansi keuangan 1.3 Menjelaskan penggunaan informasi akuntansi biaya dalam pengambilan keputusan dan evaluasi kinerja suatu organisasi 1.4 Menentukan tren terkini dalam akuntansi biaya 1.5 Memahami masalah-masalah etika yang dihadapi oleh para akuntan dan cara yang digunakan untuk menguraikan masalah etika



2. Dasar Teori Tujuan dalam mempelajari akuntansi biaya adalah untuk membantu manajer dalam mencapai nilai maksimum bagi perusahaan yang dikelolanya melalui konsep penciptaan nilai (value creation) dan rantai nilai (value chain). Salah satu hal yang mendasar dalam akuntansi biaya adalah menilai pengaruh/dampak dari setiap keputusan yang diambil terhadap nilai suatu perusahaan. Rantai nilai (value chain) adalah serangkaian aktivitas yang mengubah sumber daya mentah menjadi barang dan jasa yang dibeli dan dikonsumsi oleh pengguna akhir, misalnya rumah tangga. Rantai nilai juga mencakup perlakuan atau pembuangan limbah yang dilakukan oleh pengguna akhir. Tujuan dari akuntansi biaya dalam rantai nilai adalah untuk memastikan bahwa seluruh rantai nilai bekerja seefisien mungkin. Oleh karena itu, sangat diperlukan dalam mempertimbangkan cara-cara untuk menentukan rantai nilai yang paling efisien dalam menjalankan suatu aktivitas. Salah satu caranya dengan aktivitas bernilai tambah (value-added activities) yang dilakukan perusahaan dalam rantai nilainya. Aktivitas bernilai tambah merupakan aktivitasaktivitas yang dirasakan oleh pelanggan sebagai hal yang dapat memberikan nilai tambah pada barang atau jasa yang dibeli. Rantai nilai terdiri atas aktivitas-aktivitas dari penelitian dan pengembangan melalui proses produksi hingga pelayanan pada pelanggan. Manajer



Akuntansi Sektor Publik Semester III



6 Akuntansi Biaya mengevaluasi aktivitas-aktivitas tersebut untuk menentukan cara yang akan dilakukan agar aktivitas tersebut dapat berkontribusi terhadap pelayanan, kualitas, dan biaya produk akhir. Ketika rantai nilai digunakan sebagai referensi, bagaimana informasi biaya dapat memberi nilai tambah pada organisasi? Jawabannya tergantung pada apakah informasi yang disediakan tersebut dapat memperbaiki keputusan manajer atau tidak. Seluruh sistem akuntansi dirancang untuk menyediakan informasi bagi pengambil keputusan. Seluruh informasi akuntansi keuangan dirancang bagi para pengambil keputusan yang tidak secara langsung dilibatkan dalam manajemen perusahaan sehari-hari, yaitu pihak eksternal perusahaan. Karakteristik penting dari data akuntansi keuangan adalah bahwa data tersebut dapat dibandingkan antarperusahaan. Sedangkan informasi akuntansi biaya dirancang bagi para manajer itu sendiri, sehingga tidak memerlukan informasi yang dapat dibandingkan dengan informasi serupa dari perusahaan lainnya. Kriteria pentingnya adalah informasi tersebut menitikberatkan pada penggunaannya oleh manajer untuk pengambilan keputusan. Semakin baik keputusan-keputusan yang diambil, semakin baik pula kinerja perusahaan. Sistem akuntansi biaya tidak didesain secara terpisah. Sistem akuntansi biaya merupakan hasil dari keputusan-keputusan yang diambil oleh para manajer dalam suatu organisasi dan lingkungan bisnis tempat para manajer tersebut mengambil keputusan. Rancangan sistem biaya pada akhirnya berkaitan dengan pembebanan biaya pada berbagai aktivitas, produk, proyek, unit perusahaan, dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Hal tersebut akan memengaruhi harga, ganti rugi, dan pembayaran. Desain sistem akuntansi biaya berpotensi disalahgunakan untuk melakukan kecurangan pada pelanggan, karyawan, atau pemegang saham.



3. Alat dan Bahan BKPM 



Folio Bergaris







Alat Tulis







BKPM







Literatur yang Menunjang



4. Prosedur Kerja 



Mahasiswa bekerja secara perorangan







Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum



5. SOAL 1. Identifikasikan komponen-komponen rantai nilai beserta contoh aktivitas untuk masingmasing komponen, serta jenis biaya yang terkait dengan aktivitas-aktivitas tersebut! Akuntansi Sektor Publik Semester III



7 Akuntansi Biaya 2. Jelaskan perbedaan utama antara akuntansi keuangan dan akuntansi biaya! 3. Jelaskan pernyataan “tugas akuntansi bukan untuk menentukan strategi. Akuntansi hanya digunakan untuk mengukur hasilnya”! 4. Maskapai penerbangan sangat dikenal dengan penggunaan struktur penetapan harga yang kompleks. Sebagai contoh biaya penerbangan sering kali (tidak selalu) lebih murah jika membeli tiket lebih awal daripada membeli tiket pada hari penerbangan. Namun, jika maskapai penerbangan menawarkan tariff yang lebih rendah (diskon) untuk semua kursi, perusahaan tidak akan dapat bertahan dalam bisnisnya. Mengapa perusahaan menawarkan tariff dengan harga yang berbeda? 5. Apa potensi konflik yang mungkin muncul antara manajer pemasaran dan staf controller? Bagaimana potensi konflik tersebut dapat diselesaikan dengan intervensi minimum dari CEO?



6. Rubrik Penilaian Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah: Huruf Mutu



Skor Penilaian



Kriteria



A



>80



Istimewa



AB



76 – 80



Sangat baik



B



71 – 75



Baik



BC



66 – 70



Cukup baik



C



56 – 65



Cukup



D



46 – 55



Kurang



E



< 46



Gagal



Akuntansi Sektor Publik Semester III



8 Akuntansi Biaya ACARA



: 02 & 03



POKOK BAHASAN



: Konsep dan Perilaku Biaya



TEMPAT



: Lab. Akuntansi



ALOKASI WAKTU



: 2 x 2 Jam



1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) Mahasiswa diharapkan mampu : 1.1 Menjelaskan konsep dasar tentang biaya 1.2 Menjelaskan cara penyajian biaya dalam laporan keuangan 1.3 Menjelaskan proses alokasi biaya 1.4 Memahami penambahan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead dalam setiap produk pada masing-masing tahapan proses produksi 1.5 Mendefinisikan dasar perilaku biaya, termasuk biaya tetap, biaya variabel, biaya semivariabel, dan biaya tahapan 1.6 Menentukan komponen-komponen biaya suatu produk



2. Dasar Teori Biaya (cost) dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi baik yang berwujud maupun tidak berwujud yang dapat diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Selain itu, biaya dapat diartikan sebagai suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang, misalnya akan membuat barang atau bepergian atau menyelesaikan suatu kegiatan pelayanan tertentu akan mengeluarkan uang. Uang yang akan atau telah digunakan untuk kegiatan tersebut dikategorikan sebagai biaya (cost). Biaya yang akan dikeluarkan disebut dengan anggaran (budget). Beban (expense) adalah biaya yang telah terjadi yang dikurangkan dari penghasilan atau dibebankan pada periode yang bersangkutan, dimana pengorbanan terjadi. Untuk ini dapat berupa uang yang telah dikeluarkan, atau harta/fasilitas yang telah digunakan dalam rangka memperoleh pendapatan yang diperhitungkan dalam satu periode akuntansi dimana pendapatan diperhitungkan atau diakui. Misalnya, pengeluaran uang untuk transportasi (beban transportasi) yang diperhitungkan dalam periode akuntansi, fasilitas sewa asset atau bunga, iklan, pegawai (beban sewa, beban bunga, beban iklan, beban gaji dan upah), yang telah dinikmati walaupun belum dibayar, nilai asset tetap yang diperhitungkan dan dibebankan (beban asuransi, beban penyusutan) pada periode akuntansi.



Akuntansi Sektor Publik Semester III



9 Akuntansi Biaya Harga Pokok adalah biaya yang telah terjadi yang belum dibebankan atau dikurangkan dari penghasilan. Harga pokok ini membentuk suatu harta (asset). Istilah lain untuk harga pokok adalah nilai/harga perolehan. Harga pokok suatu asset adalah semua nilai uang yang mencakup harga barang dan biaya-biaya yang telah dikeluarkan atau diperhitungkan, misalnya biaya angkut, biaya asuransi, bea masuk, pajak, baiaya perijinan, dll, sampai asset tersebut dapat digunakan atau dijual kembali. Pembagian biaya dapat dihubungkan dengan suatu proses produksi dalam perusahaan industri baik yang mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung, yaitu berhubungan dengan: 1. Produk a. Biaya Produksi Biaya produksi dilaporkan dalam laporan laba rugi dibawah pos harga pokok penjualan, dengan kata lain biaya produksi merupakan salah satu unsur harga pokok penjualan (cost of goods sold). Biaya Produksi terdiri dari: - Biaya Bahan Baku Langsung (direct cost) - Biaya Tenaga Kerja Langsung (direct labor) - Biaya Overhead Pabrik (factory overhead cost) - Biaya Utama (gabungan antara biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung). - Biaya Konversi (gabungan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik). b. Biaya Komersial Biaya komersial dilaporkan dalam laporan laba rugi dibawah pos biaya operasional. Biaya komersial ini langsung dibebankan pada periode terjadinya atau pada periode diperhitungkan, sehingga langsung ditandingkan dengan pendapatan. Oleh karena itu, biaya komersial langsung disebut sebagai beban (expenses). Biaya Komersial terdiri dari: - Biaya Pemasaran - Biaya Administrasi dan Umum c. Biaya Operasional terdiri dari Biaya Produksi dan Biaya Komersial. 2. Volume Produksi a. Biaya Variabel (variable cost) Biaya variabel mempunyai karakteristik diantaranya: 1) Secara total, biaya variabel berubah sesuai dengan perubahan volume produksi, 2) Biaya per unit (satuan) tetap, 3) Dapat ditelusuri ke setiap produk yang dihasilkan, dan 4) Dapat dikendalikan oleh Akuntansi Sektor Publik Semester III



10 Akuntansi Biaya tingkat manajemen yang paling bawah, bahkan oleh tingkat operasional. Biaya Variabel terdiri dari: - Semua biaya bahan baku langsung; - Semua biaya tenaga kerja langsung; - Biaya overhead pabrik: perlengkapan, bahan bakar, penerimaan barang, royalty, lembur, dan telepon. b. Biaya Tetap (fixed cost) Biaya tetap mempunyai karakteristik diantaranya: 1) Secara total, biaya ini tetap pada tingkatan volume produksi (range) tertentu, 2) Biaya per unit (satuan) selalu berubah sesuai dengan perubahan volume produksi atau jumlah produk yang dihasilkan, 3) Pengakuan biaya didasarkan pada kebijaksanaan manajemen atau metode alokasi biaya, dan 4) Tanggung jawab pengendalian terletak pada tingkat manajemen tertentu. Biaya Tetap terdiri dari: - Biaya overhead pabrik: gaji manajer produksi, penyusutan asset tetap, pajak bumi dan bangunan, asuransi pabrik, gaji mandor dan gaji tenaga administrasi pabrik, sewa, dan pemeliharaan dan perbaikan gedung. c. Biaya Semi Variabel (semi variable cost) Ada beberapa jenis biaya yang mengandung biaya tetap dan biaya variabel, namun yang bersifat tetap relative kecil bila dibandingkan dengan sifat variabelnya. Biaya Semi Variabel terdiri dari: - Biaya listrik dan air; - Biaya pengawasan dan inspeksi; - Gaji departemen jasa/pelayanan; - Pemeliharaan dan perbaikan mesin; - Asuransi kesehatan; - Pajak penghasilan karyawan yang ditanggung oleh pemberi kerja. Dalam memisahkan suatu biaya yang mengandung biaya variabel dan biaya tetap (semi variabel) dapat dilakukan dengan cara antara lain: - High and Low Point Method - Scattergraph Method - Method of Least Squares 3.



Departemen Manufaktur a. Departemen Produksi b. Departemen Jasa/Pelayanan 4. Periode Akuntansi Akuntansi Sektor Publik Semester III



11 Akuntansi Biaya a. Pengeluaran Modal b. Pengeluaran Pendapatan Biaya juga dapat diklasifikasikan dalam hubungannya dengan operasi perusahaan, yaitu biaya operasional (biaya penjualan dan biaya administrasi umum) dan biaya nonoperasional (biaya bunga). Biaya juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tercapainya tujuan atau kesempatan, misalnya sunk cost, opportunity cost, out of pocket cost, biaya diferensial dan lainnya.



3. Alat dan Bahan BKPM 



Folio Bergaris







Alat Tulis







BKPM







Literatur yang Menunjang



4. Prosedur Kerja 



Mahasiswa bekerja secara perorangan







Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum



5. SOAL 1. Jelaskan pengertian istilah berikut dengan memperlihatkan perbedaannya dan berikan contoh masing-masing: a.



Biaya



b.



Beban



c.



Harga Pokok



2. Jelaskan pengklasifikasian biaya! 3. Jelaskan direct and indirect materials dan direct and indirect labor dengan disertai contoh masing-masing! 4. Berikan contoh perusahaan industri dengan menjelaskan bentuk jenis biaya sesuai dengan unsur biaya produksi! 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan producing department dan service department!



6. Rubrik Penilaian Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah:



Akuntansi Sektor Publik Semester III



12 Akuntansi Biaya Huruf Mutu



Skor Penilaian



Kriteria



A



>80



Istimewa



AB



76 – 80



Sangat baik



B



71 – 75



Baik



BC



66 – 70



Cukup baik



C



56 – 65



Cukup



D



46 – 55



Kurang



E



< 46



Gagal



Akuntansi Sektor Publik Semester III



13 Akuntansi Biaya ACARA



: 04 & 05



POKOK BAHASAN



: Akuntansi Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja



TEMPAT



: Lab. Akuntansi



ALOKASI WAKTU



: 2 x 2 Jam



1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) Mahasiswa diharapkan mampu : 1.1 Menentukan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam suatu proses produksi. 1.2 Mencatat biaya bahan baku baik dalam metode perpetual maupun metode fisik. 1.3 Melakukan pembebanan biaya tenaga kerja secara tepat.



2. Dasar Teori Unsur-unsur biaya bahan baku terdiri dari harga bahan, ongkos angkut bahan, biaya asuransi pembelian bahan, pajak yang tidak dapat dikreditkan, biaya unit yang terkait dengan proses pembelian bahan, dan biaya lain yang terkait dengan pengadaan dan pemeliharaan bahan. Biaya bahan baku dapat diketahui nilainya sesuai dengan metode pencatatan persediaan, yaitu: a. Metode Perpetual Biaya bahan baku dapat diketahui atau dikumpulkan setiap saat, karena setiap mutasi yang terjadi selalu dicatat dalam kartu persediaan. Umumnya metode ini digunakan untuk biaya bahan yang nilai satuannya cukup besar dan jenisnya relatif sedikit, akan tetapi dengan bantuan teknologi informasi, metode ini dapat dilaksanakan tanpa batas. Metode ini merupakan metode yang lebih baik dibandingkan dengan metode lainnya, karena akan dapat mengontrol persediaan melalui perbandingan pencatatan dan keadaan fisik persediaan. b. Metode Fisik Biaya bahan baku dapat diketahui atau dikumpulkan pada akhir periode tertentu. Mutasi persediaan baik saat terjadi pembelian atau pemakaian tidak dilakukan pencatatan pada kartu persediaan. Perusahaan hanya akan mencatat mutasi persediaan secara fisik, dalam kartu gudang, dan tidak mencantumkan harga persediaan yang bersangkutan. Umumnya metode ini digunakan untuk bahan yang jenisnya relative banyak, dengan nilai per satuannya relatif kecil. Nilai persediaan bahan yang tercantum dalam neraca hanya berdasarkan keadaan fisik persediaan yang ada. Nilai persediaan bahan baku dapat dinilai berdasarkan harga standar, harga pasar, harga perolehan atau dasar lainnya. Berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, dasar penilaian persediaan yang diperkenankan adalah at cost. Sedangkan, berdasarkan standar Akuntansi Sektor Publik Semester III



14 Akuntansi Biaya akuntansi keuangan Indonesia, dapat saja berdasarkan biaya standar, at cost, nilai pengganti yang dapat direalisasikan, dan harga pokok atau harga pasar mana yang lebih rendah. Dalam menghitung biaya bahan baku berdasarkan at cost (harga perolehan), metode yang digunakan sama dengan metode yang digunakan dalam menghitung harga pokok persediaan. a.



Metode FIFO (First In First Out)



b.



Metode Average Biaya-biaya yang terkait dengan bahan baku adalah sebagai berikut:



- Biaya Angkut Pembelian - Biaya-biaya Proses Pengadaan, seperti biaya komunikasi, biaya tenaga kerja yang mempersiapkan order pembelian, pajak impor yang tidak dapat dikreditkan, biaya asuransi pengangkutan, biaya penerimaan, biaya perlengkapan penerimaan, biaya administrasi umum, biaya keamanan, dan lain-lain. Biaya tenaga kerja dapat digolongkan menjadi dua, yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan proses produksi, misalnya tukang dan pekerja pabrik, sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan biaya tenaga kerja yang tidak langsung berhubungan dengan produksi, misalnya gaji direktur produksi, pengawas, administrasi produksi. Dalam job order costing, biaya tenaga kerja tidak langsung diperlukan sebagai biaya overhead pabrik, sedangkan dalam process costing dapat digabungkan dengan biaya tenaga kerja langsung. Khusus untuk premi lembur dapat diperlakukan dua macam, yaitu: - Dianggap biaya tenaga kerja jika lembur tersebut karena pesanan. - Dapat dianggap sebagai biaya overhead pabrik jika lembur disebabkan ketidakefisienan faktor produksi. Premi lembur diberikan akbiat adanya pekerjaan yang terbengkalai atau pekerjaan yang harus diselesaikan sesegera mungkin untuk memenuhi pesanan yang diterima. Pada umumnya upah yang diberikan kepada tenaga kerja akan melebihi dari upah normal. Kelebihan upah di atas upah normal disebut dengan premi lembur, yang diakibatkan tenaga kerja bekerja di atas jam yang telah ditentukan dalam satu hari kerja. Misalnya, jam tenaga kerja normal atau standar dalam satu hari adalah 8 (delapan) jam. Jika pekerja dalam satu hari bekerja sepuluh jam, maka dua jam kerja merupakan jam lembur. Insentif tenaga kerja diberikan atas prestasi kerja yang ditunjukkan oleh tenaga kerja yang disebabkan oleh kedisiplinan, kinerja hasil yang melebihi dari standar yang ditetapkan atau karena pesanan tertentu yang bersifat spesifik. Uang insentif yang diberikan kepada tenaga kerja dapat diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung, jika diakibatkan oleh pesanan. Namun, apabila diberikan bukan akibat dari pesanan tertentu, artinya akibat adanya pengerjaan Akuntansi Sektor Publik Semester III



15 Akuntansi Biaya beberapa pesanan atau selama bekerja untuk pesanan yang tidak dapat ditentukan maka insentif diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya. Tunjangan hari raya dan sejenisnya merupakan biaya yang hanya bersifat pemenuhan kebijakan pemerintah, dan bersifat sosial sebagai rasa toleransi kepada kesejahteraan yang diberikan para pemberi kerja secara temporer, biasanya hanya satu kali dalam satu tahun fiskal. Biaya ini tidak diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja, namun dimasukkan dalam biaya periodik pada pos beban administrasi dan umum. Biaya tenaga kerja sebelum proses produksi artinya biaya tenaga kerja yang terjadi sebelum proses pembuatan produk sebagai hasil utama perusahaan, misalnya biaya instalasi mesin, biaya penelitian, biaya perancangan produk, biaya gambar, dan lainnya. Biaya ini diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja yang langsung dibebankan kepada pesanan apabila biaya-biaya tersebut tidak memengaruhi pesanan yang lainya. Apabila biaya-biaya tersebut hasilnya akan digunakan untuk kegiatan pesanan lainnya atau merupakan biaya untuk produksi yang bersifat process costing, maka diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik. Pajak penghasilan karyawan ada dua kebijakan terhadap pajak penghasilan karyawan di Indonesia, yaitu pajak penghasilan sebagai tunjangan, dan pajak penghasilan yang ditanggung oleh perusahaan yang bukan merupakan tunjangan. Menurut peraturan perundang-undangan perpajakan, tunjangan pajak dapat dijadikan biaya, sedangkan pajak penghasilan yang tidak termasuk dalam daftar gaji karyawan yang ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan tidak dapat diperlakukan sebagai biaya. Pajak penghasilan sebagai tunjangan artinya uang yang diberikan kepada karyawan dalam pos pajak penghasilan sehingga akan dimasukkan dalam perhitungan penghasilan karyawan, dengan kata lain akan masuk dalam daftar gaji dan diikutsertakan dalam perhitungan pajak penghasilan yang akan ditanggung oleh karyawan yang bersangkutan. Tunjangan pajak penghasilan ini dapat dianggap sebagai biaya, sehingga diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja.



3. Alat dan Bahan BKPM 



Kalkulator







Folio bergaris







Penggaris dan Alat Tulis







BKPM







Literatur yang Menunjang



4. Prosedur Kerja 



Mahasiswa bekerja secara perorangan



Akuntansi Sektor Publik Semester III



16 Akuntansi Biaya 



Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum



5. SOAL 1. Diketahui: Persediaan Bahan Baku – Awal



Rp 60.000,-



(hasil inventarisasi pada periode sebelumnya) Pembelian Bahan



Rp 300.000,-



Bahan siap digunakan



Rp 360.000,-



Persediaan Bahan Baku – Akhir (hasil inventarisasi fisik)



Rp 130.000,-



Biaya Bahan Baku (bahan yang digunakan)



Rp 230.000,-



a.



Buat jurnal menggunakan metode perpetual untuk mencatat biaya bahan baku!



b.



Buat jurnal menggunakan metode fisik pada akhir periode untuk mencatat persediaan awal, pembelian bahan baku, dan persediaan akhir!



2. Berikut data bahan baku selama Juni tahun 2009: 1 Juni



Saldo 1.600kg @ Rp 1.200,- per kg



6 Juni



Pembelian 400 kg @ Rp 1.400,- per kg



9 Juni



Pembelian 400 kg @ Rp 1.600,- per kg



11 Juni



Pemakaian 2.000 kg



15 Juni



Pembelian 800 kg @ Rp 1.800,- per kg



25 Juni



Pemakaian 1.000 kg



Instruksi: a. Hitung dengan menggunakan FIFO dan Average dan catat persediaan bahan baku menggunakan metode perpetual! b. Hitung dengan menggunakan FIFO dan Average dan catat persediaan bahan baku menggunakan metode fisik! 3. PT. XYZ mengeluarkan biaya tenaga kerja sebesar Rp 15.000.000,- untuk gambar ruko yang akan dibangun. Tentukan perlakuan biaya tenaga kerja tersebut dan buat jurnalnya! 4. CV. Gunawan menerima pesanan untuk membuat 30 unit almari dan harus selesai selama 15 hari. Perusahaan mempunyai standar jam tenaga kerja untuk satu almari dapat diselesaikan dalam satu hari kerja (8 jam). Perusahaan memiliki 8 orang tenaga kerja. Tentukan biaya tenaga kerja untuk pesanan tersebut dan buatlah ayat jurnalnya!



6. Rubrik Penilaian Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah: Akuntansi Sektor Publik Semester III



17 Akuntansi Biaya Huruf Mutu



Skor Penilaian



Kriteria



A



>80



Istimewa



AB



76 – 80



Sangat baik



B



71 – 75



Baik



BC



66 – 70



Cukup baik



C



56 – 65



Cukup



D



46 – 55



Kurang



E



< 46



Gagal



Akuntansi Sektor Publik Semester III



18 Akuntansi Biaya ACARA



: 06 & 07



POKOK BAHASAN



: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik



TEMPAT



: Lab. Akuntansi



ALOKASI WAKTU



: 1 x 2 Jam



1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) Mahasiswa diharapkan mampu : 1.1



Menghitung tarif tunggal dan mengerjakan akuntansi biaya overhead pabrik.



1.2



Membuat anggaran biaya overhead pabrik per departemen produksi.



1.3



Menentukan tarif biaya overhead pabrik per departemen produksi.



1.4



Menjelaskan akuntansi alokasi biaya overhead pabrik.



2. Dasar Teori Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang terjadi atau dibebankan dalam suatu proses produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Biaya overhead pabrik memiliki karakteristik yang tidak nampak atau tidak dapat ditelusuri secara langsung baik ke produk itu sendiri maupun ke volume produksi. Biaya ini mempunyai banyak ragamnya, mulai bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan asset tetap pabrik, biaya asuransi pabrik, biaya perlengkapan pabrik, biaya telepon, air, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi. Sifat lain dari biaya overhead pabrik adalah memiliki perilaku biaya yang bersifat tetap, variabel dan semi variabel, jika dihubungkan dengan volume produksi. Biaya overhead pabrik dibebankan pada harga pokok produk berdasarkan tarif ditentukan di mua. Tarif biaya overhead pabrik dapat diklasifikasikan dalam tiga macam, yaitu: a. Tarif Tunggal Penerapan satu tarif untuk satu pabrik, walaupun proses produksi melewati beberapa tahap. Tarif ini akan lebih tepat digunakan dalam perusahaan yang memiliki struktur sentralisasi. b. Tarif per Departemen Produksi Penerapan tarif untuk setiap departemen atau setiap tahap proses produksi. Jadi, dalam satu pabrik diterapkan beberapa tarif biaya overhead. Tarif ini akan lebih tepat digunakan dalam perusahaan yang memiliki beberapa tahap proses produksi dan pabrik dibagi dalam beberapa departemen, serta memiliki struktur desentralisasi. c. Tarif berdasarkan aktivitas Penerapan tarif didasarkan pada setiap aktivitas yang ada dalam proses produksi untuk setiap tahap proses produksi. Tarif ini akan lebih tepat digunakan dalam perusahaan apa



Akuntansi Sektor Publik Semester III



19 Akuntansi Biaya saja baik yang memiliki struktur sentralisasi maupun desentralisasi, yang terpenting proses produksi menggunakan teknologi tinggi. Ada beberapa dasar penggunaan pembebanan dalam penentuan tarif, diantaranya sebagai berikut: 1. Dasar Biaya Bahan Baku Dasar biaya bahan baku dalam pembebanan biaya overhead pabrik tepat digunakan apabila jenis bahan dan nilainya relatif homogen, dan mempunyai hubungan yang signifikan antara biaya bahan dan biaya overhead pabrik pada masa lalu, misalnya biaya overhead pabrik didominasi oleh biaya bahan baku tidak langsung. 2. Dasar Biaya Tenaga Kerja atau Jam Tenaga Kerja Langsung Pada umumnya perusahaan menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung untuk pembebanan biaya overhead pabrik, karena suatu produk dikerjakan oleh tenaga kerja, dan ini tepat digunakan pada perusahaan yang bersifat padat karya. Biaya tenaga kerja atau jam tenaga kerja langsung digunakan sebagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik dengan beberapa alasan, antara lain: a. Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang cukup material, dan dibayar berdasarkan jam. b. Biaya overhead pabrik didominasi oleh biaya tenaga kerja tidak langsung. c. Pada masa lalu, menunjukkan hubungan yang erat antara biaya overhead pabrik dengan biaya tenaga kerja atas dasar jam. 3. Dasar Jam Mesin Jam mesin dijadikan dasar pembebanan biaya overhead pabrik apabila biaya mesin (penyusutan, pemeliharaan dan perbaikan) mendominasi biaya overhead pabrik, artinya komponen biaya yang berhubungan dengan mesin mempunyai persentase yang lebih besar dibandingkan dengan gabungan dari biaya lainnya. Ini tepat digunakan pada perusahaan yang padat modal, dan menghasilkan produk yang sejenis. 4. Dasar Unit Produk Unit produk sebagai dasar pembebanan merupakan cara yang paling sederhana, namun paling tepat digunakan pada unit produk yang bersifat homogen baik dari segi harga, ukuran dan jenisnya. Akuntansi biaya overhead pabrik dapat dibagi dalam dua tahap, yaitu: a. Akuntansi Biaya Overhead Pabrik (BOP) Sesungguhnya Pencatatan biaya overhead pabrik yang benar-benar terjadi atau diperlukan untuk suatu proses produksi. b. Akuntansi Biaya Overhead Pabrik (BOP) Dibebankan



Akuntansi Sektor Publik Semester III



20 Akuntansi Biaya Pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan atau diperhitungkan dalam harga pokok produk. Disini dapat berdasarkan biaya sesungguhnya, dapat pula diperhitungkan dengan tarif ditentukan dimuka. Untuk kalkulasi harga pokok pesanan sebaiknya menggunakan tarif. Biaya overhead yang kurang/lebih dibebankan diperoleh dari perbandingan antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik dibebankan. Jika BOP sesungguhnya lebih besar dari BOP dibebankan maka disebut BOP kurang dibebankan. Namun, jika BOP sesungguhnya lebih kecil dari BOP dibebankan maka disebut BOP lebih dibebankan. BOP yang kurang/lebih dibebankan selama periode akuntansi dicatat dalam akun “Selisih Biaya Overhead Pabrik”. Apabila pada akhir periode akuntansi masih terdapat selisih lebih atau kurang, maka dapat dilakukan dua cara yaitu: 1. Dibebankan langsung kea kun “Ikhtisar Laba/Rugi” atau “Harga Pokok Penjualan”, apabila nilai selisih tidak mempunyai pengaruh besar terhadap interpretasi laporan kurang.. 2. Dialokasikan pembebanannya ke akun “Persediaan Barang Dalam Proses”, “Persediaan Barang Jadi”, dan “Harga Pokok Penjualan”, apabila nilai selisih relatif besar. Departementalisasi merupakan pembagian suatu organisasi menjadi bagian-bagian (departemen). Dalam perusahaan industri, dapat dipisahkan menjadi departemen produksi dan departemen jasa yang disebut dengan departemen pembantu/penolong. Berikut merupakan nama-nama departemen produksi dan departemen penolong:



Departemen Produksi



Departemen Pembantu



-



Potong



-



Utilitas



-



Produksi Cat



-



Penanganan Bahan



-



Asembling



-



Inspeksi



-



Finishing



-



Pergudangan



-



Pembuatan Mesin



-



Pembelian



-



Pencampuran dan lainnya sebagai bagian



-



Pengamanan Pabrik



yang memproses bahan menjadi barang



-



Penerimaan



-



Pengiriman



-



Kesehatan



-



Pengendalian Produksi



-



Pemeliharaan



Akuntansi Sektor Publik Semester III



21 Akuntansi Biaya Dalam departementalisasi, biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua kelompok besar sebagai berikut: 1. BOP langsung departemen, yaitu biaya yang timbul langsung dalam departemen yang bersangkutan, dengan kata lain tidak dinikmati secara bersama-sama. 2. BOP tidak langsung departemen, yaitu biaya yang timbul dan dinikmati oleh beberapa departemen secara bersama-sama, misalnya penyusutan gedung dan asuransi gedung. Dalam departementalisasi, penentuan tarif biaya overhead pabrik dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi dan departemen pembantu. 2. Menentukan dasar pembebanan biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi sebagai dasar perhitungan tarifnya masing-masing. 3. Menentukan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi dengan rumus: Anggaran



BOP



maing-masing



departemen



dibagi



dengan



taksiran



dasar



pembebanan masing departemen. Alokasi biaya overhead pabrik adalah pembagian biaya overhead pabrik dari departemen pembantu ke departemen-departemen yang menikmatinya baik departemen produksi maupun departemen pembantu. Dasar alokasi biaya overhead pabrik ditentukan oleh pihak manajemen secara rasional, misalnya luas lantai, jumlah karyawan atau dasar lainnya. Alokasi biaya overhead pabrik dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan: 1. Metode Langsung Biaya overhead pabrik dialokasikan dari departemen pembantu langsung ke departemen produksi yang menikmatinya. Metode ini menganggap bahwa departemen pembantu yang menikmati fasilitas dari departemen pembantu lainnya diasumsikan tidak dibebani biaya. Metode ini merupakan cara yang kerap kali digunakan karena cara yang relatif mudah, namun masih dapat memberikan konsekuensi yang logis. 2. Metode Bertahap Biaya overhead pabrik dari satu departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi maupun departemen pembantu lainnya.



3. Alat dan Bahan BKPM 



Kalkulator







Folio Bergaris







Penggaris dan Alat Tulis







BKPM



Akuntansi Sektor Publik Semester III



22 Akuntansi Biaya 



Literatur yang Menunjang



4. Prosedur Kerja 



Mahasiswa bekerja secara perorangan







Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum



5. SOAL 1. Jelaskan pengertian biaya overhead pabrik tarif tunggal dan tarif per departemen! 2. Jelaskan yang dimaksud pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan dasar biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, jam mesin, dan unit produk! 3. Jelaskan perbedaan antara BOP sesungguhnya dan BOP dibebankan! 4. Diketahui: Pada tahun 2009, PT Industri Beras memproduksi beras sebanyak 250.000 kg dengan rincian biaya sebagai berikut: -



Biaya Bahan Baku



-



Biaya Tenaga Kerja



Rp 400.000.000,250.000.000,(150.000 jam tenaga kerja)



-



Biaya Overhead Pabrik



350.000.000,-



Pada tahun 2010, diproduksi 20.000 kg beras dengan rincian biaya sebagai berikut: -



Biaya Bahan Baku



-



Biaya Tenaga Kerja



Rp 23.000.000,29.000.000,-



17.000 jam @ Rp 7.000,-



Instruksi: Hitung harga pokok produksi jika biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan: a. Biaya bahan baku b. Biaya Tenaga Kerja dan Jam Tenaga Kerja Langsung c. Jam Mesin 5. Diketahui: -



Perhitungan pajak bumi dan bangunan sebesar Rp 4.000.000,-



-



Beban penyusutan asset tetap pabrik sebesar Rp 7.200.000,-



-



Alokasi biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp 8.000.000,-



-



BOP dibebankan sebesar Rp 20.750.000,-



Instruksi: Akuntansi Sektor Publik Semester III



23 Akuntansi Biaya a. Buat jurnal untuk mencatat masing-masing biaya! b. Buat jurnal untuk mencatat BOP dibebankan jika BOP dibebankan berdasarkan biaya sesungguhnya! c. Hitung biaya overhead kurang/lebih dibebankan dan disertakan ayat jurnalnya! 6. PT Nuha Property mempunyai dua departemen produksi, yaitu departemen A dan departemenn B, serta dua departemen pembantu, yaitu departemen 1 dan departemen 2. Berikut ini ringkasan data untuk tahun 2016: A Jumlah Karyawan



B



1



2



3.000



2.000



800



600



Luas Lantai (m2)



4.200



1.800



800



600



Jam Mesin (jam)



50.000



40.000



-



-



104.000.000



8.000.000



4.000.000



3.000.000



(orang)



Anggaran



Biaya



Overhead Diketahui: Biaya departemen 1 dialokasikan langsung ke departemen produksi atas dasar luas lantai, sedangkan biaya departemen 2 dialokasikan atas dasar jumlah karyawan. Sementara tarif biaya overhead pabrik ditentukan atas dasar jam mesin. Instruksi: Hitung tarif biaya overhead pabrik untuk masing-masing departemen produksi!



6. Rubrik Penilaian Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah: Huruf Mutu



Skor Penilaian



Kriteria



A



>80



Istimewa



AB



76 – 80



Sangat baik



B



71 – 75



Baik



BC



66 – 70



Cukup baik



C



56 – 65



Cukup



D



46 – 55



Kurang



E



< 46



Gagal



Akuntansi Sektor Publik Semester III



24 Akuntansi Biaya ACARA



08



POKOK BAHASAN



: Job Order Costing



TEMPAT



: Lab. Akuntansi



ALOKASI WAKTU



: 1 x 2 Jam



1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) Mahasiswa diharapkan mampu : 1.1.



Menjelaskan definisi pesanan dan job shop



1.2.



Membebankan biaya dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan



1.3.



Menghitung biaya overhead menggunakan tarif yang telah ditetapkan sebelumnya



1.4.



Menerapkan perhitungan biaya berdasarkan pesanan pada perusahaan jasa



1.5.



Memahami permasalahan etis dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan



1.6.



Menjelaskan perbedaan antara pesanan dan proyek



2. Dasar Teori Pesanan (job) hanyalah sebuah produk atau layanan yang dapat dengan mudah dibedakan dari produk atau jasa lain, sehingga perusahaan menginginkan agar biaya tertentu dicatat untuk produk atau jasa. Perusahaan yang memproduksi pesanan biasanya disebut job shop. Jika biaya akan dilaporkan untuk pesanan tersebut, sistem akuntansi biaya harus dapat mencatat dan melacak biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pesanan tersebut. Catatan ini disebut sebagai lembar biaya pesanan atau catatan. Lembar biaya pesanan ini adalah akun buku besar pembantu yang menyediakan rincian untuk akun Barang dalam Proses, yang merupakan akun kendali. Akun Piutang dalam Laporan Posisi Keuangan merupakan akun kendali, yang dibantu oleh akun buku besar pembantu untuk setiap pelanggan. Dasar dalam perhitungan biaya berdasarkan produk untuk aliran biaya adalah mengikuti aliran fisik dari sumber daya yang digabungkan untuk menghasilkan produk akhir atau jasa. Ilustrasi contoh sebagai berikut, InShape, Inc., merupakan produsen peralatan latihan khusus dan peralatan pelatihan untuk tim atletik professional dan perguruan tinggi, menerima tawaran untuk menyediakan peralatan untuk ruang latihan beban yang baru di Eastern State Collage. Tawaran yang diajukan InShape adalah untuk harga tetap dan didasarkan pada desain yang diajukan untuk peralatan tersebut. Langkah pertama yang dilakukan InShape, Inc., adalah menetapkan nomor pesanan untuk pesanan yaitu nomor pesanan 01-01 (dua digit pertama mewakili bulan dan dua terakhir urutan ketika pekerjaan yang dimasukkan) karena pesanan tersebut merupakan pesanan pertama yang dimulai pada Januari. Selanjutnya, para staf memeriksa desain dan menentukan komponenAkuntansi Sektor Publik Semester III



25 Akuntansi Biaya komponen (bahan baku langsung) yang akan diperlukan untuk menghasilkan peralatan tersebut. Komponen-komponen ini akan dibeli dari berbagai pemasok atau, untuk peralatan standar seperti bangku bobot, akan diambil dari peralatan yang sudah tersedia pada persediaan bahan baku langsung milik perusahaan. Ketika sudah tersedia, bahan baku tersebut akan dipindahkan ke area perakitan yang ada di pabrik. InShape hanya merakit komponen yang dibeli dan tidak memproduksi peralatan apapun. Di area perakitan, karyawan (tenaga kerja langsung) merakit berbagai komponen menggunakan berbagai mesin dan alat-alat (overhead pabrik). Segera setelah perakitan selesai, masing-masing bagian untuk pesanan dipindahkan ke persediaan barang jadi, dan akan disimpan disana hingga pesanan selesai. Ketika semuanya telah selesai, pesanan diperiksa untuk memastikan bahwa semua komponen telah dimasukkan, selanjutnya dikirim ke area atletik di kampus Eastern State. Eastern State menerima pengiriman dan InShape mengirimkan faktur kepada Eastern State. Pesanan tersebut dianggap terjual. Akuntansi untuk overhead pabrik cenderung jauh lebih rumit daripada akuntansi untuk tenaga kerja langsung dan bahan baku langsung. Biaya overhead pabrik biasanya dikumpulkan ke dalam satu akun, kemudian dialokasikan ke dalam masing-masing pesanan berdasarkan dasar alokasi yang relatif berubah-ubah (misalnya, jumlah jam kerja mesin atau jam kerja tenaga kerja langsung). Biaya overhead pabrik, mencakup biaya bahan baku dan tenaga kerja tidak langsung, biasanya diakumulasi dalam Biaya Overhead Kontrol.



3. Alat dan Bahan BKPM 



Kalkulator







Folio Bergaris







Penggaris dan Alat Tulis







BKPM







Literatur yang Menunjang



4. Prosedur Kerja 



Mahasiswa bekerja secara perorangan







Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum



5. SOAL 1. Mana yang akan digunakan oleh dokter gigi, arsitek, penata taman, dan pengacara: perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau perhitungan biaya berdasarkan proses? Jelaskan! Akuntansi Sektor Publik Semester III



26 Akuntansi Biaya 2. Asumsikan bahwa Anda telah diminta untuk mengecat dinding di bagian dalam suatu apartemen. Apa saja dasar alokasi yang Anda pertimbangkan? Apa alasan Anda memilih salah satu dasar alokasi yang Anda gunakan? Nyatakan secara khusus bagaimana Anda akan memperkirakan biaya untuk pesanan tersebut!



6. Rubrik Penilaian Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah:



Huruf Mutu



Skor Penilaian



Kriteria



A



>80



Istimewa



AB



76 – 80



Sangat baik



B



71 – 75



Baik



BC



66 – 70



Cukup baik



C



56 – 65



Cukup



D



46 – 55



Kurang



E



< 46



Gagal



Akuntansi Sektor Publik Semester III



27 Akuntansi Biaya ACARA



: 09 & 10



POKOK BAHASAN



: Activity Based Costing (ABC)



TEMPAT



: Lab. Akuntansi



ALOKASI WAKTU



: 2 x 2 Jam



1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) Mahasiswa diharapkan mampu: 1.1 Menjelaskan tahapan kalkulasi activity based costing. 1.2 Melakukan perhitungan tarif biaya overhead berdasarkan aktivitas. 1.3 Melakukan perhitungan harga pokok produk berdasarkan pendekatan aktivitas.



2. Dasar Teori Dalam sistem activity based costing (ABC) dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama adalah penelusuran biaya overhead pabrik ke aktivitas-aktivitas, bukan ke unit organisasi. Tahap ini dilakukan setelah teridentifikasi pemicu-pemicu sumberdaya. Tahap kedua yaitu membebankan biaya overhead pabrik ke harga pokok produk. Dalam tahap satu, sumber daya dikumpulkan dan diidentifikasi biayanya kemudian dikelompokkan dalam beberapa kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama. Biaya tersebut ditelusuri berdasarkan aktivitasnya dan diklasifikasikan berdasarkan jenis kegiatan atau pekerjaan, misalnya: penanganan bahan, peningkatan kualitas produk. Dalam suatu perusahaan dimungkinkan terdapat berates-ratus aktivitas yang berbeda. Untuk tujuan perhitungan tarif biaya overhead pabrik, setiap aktivitas harus didefinisikan secara jelas, dengan cara penelusuran langsung ke pemicu sumberdayanya. Agar tarif overhead tidak terlalu banyak, maka harus dilakukan pengelompokan berdasarkan karakteristik yang sama. Hasil pengelompokan ini disebut cost pool, dan tarif biaya overhead dinamakan tarif pool. Penentuan jumlah pool biaya disesuaikan dengan kondisi dan kebijakan perusahaan (manajemen). Satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dapat berbeda, walaupun kegiatan usahanya sama. Berdasarkan uraian tersebut, maka tahap satu dalam sistem ABC akan melalui prosedur berikut: a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan. b. Menentukan biaya atas kegiatan-kegiatan. c. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas yang memiliki karakteristik yang sejenis dalam beberapa set yang relevan. d. Menentukan cost pool dari hasil pengelompokan aktivitas. e. Menghitung tarif biaya overhead untuk masing-masing pool.



Akuntansi Sektor Publik Semester III



28 Akuntansi Biaya Prosedur tahap dua merupakan tahap pembebanan biaya overhead pabrik ke harga pokok produk dengan formula tarif pool dikalikan dengan unit sumberdaya yang dikonsumsi oleh produk yang dihasilkan. Pada mulanya sistem ABC berkembang pada perusahaan manufaktur yang memiliki teknologi tinggi, artinya biaya peralatan jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya tenaga kerja, karena mekanisme proses produksi dapat dinyatakan serba otomatis (terkomputerisasi) atau menggunakan robot. Namun, dapat juga diimplementasikan dalam perusahaan jasa, misalnya jasa telekomunikasi, rumah sakit, hotel, transportasi, atau perusahaan dagang dan distribusi. Sistem ABC diterapkan untuk mengidentifikasi keuntungan produk gabungan, mengembangkan tingkat efisiensi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Secara umum, prosedur implementasi sistem ABC dalam perusahaan dagang dan perusahaan jasa sama dengan perusahaan manufaktur. Biaya dialokasikan atau dibebankan ke harga pokok masing-masing barang dagang atau jasa atau kepada konsumen berdasarkan pemicu aktivitas atau dasar alokasi biaya sesuai dengan prinsip hubungan kausalitas dengan biaya yang ada dalam setiap pool biaya.



3. Alat dan Bahan BKPM 



Kalkulator







Folio Bergaris







Penggaris dan Alat Tulis







BKPM







Literatur yang Menunjang



4. Prosedur Kerja 



Mahasiswa bekerja secara perorangan







Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum



5. SOAL 1. Mengapa sistem ABC lebih tepat dan lebih berkeadilan dalam kalkulasi? 2. Pada kondisi perusahaan yang bagaimana, sistem ABC lebih tepat dan ekonomis untuk diimplementasikan? 3. Bemart tahun 2016 mempunyai sebagian data barang dagangan sebagai berikut: Uraian



Minuman



Penjualan Akuntansi Sektor Publik Semester III



258.700.000



Makanan Siap Saji 520.120.000



Makanan Dus 341.980.000



29 Akuntansi Biaya Harga Pokok Penjualan



220.000.000



400.000.000



280.000.000



3.400.000



0



0



46.000



94.000



46.000



Jumlah Angkut Penjualan



400



3.190



760



Jumlah Jam Self Stocking



640



6.400



3.700



35.200



320.800



71.200



Biaya Retur Botol Jumlah Order Pembelian



Unit yang Terjual



Informasi lain adalah sebagai berikut: No 1



Aktivitas Retur Botol



Uraian Aktivitas Pengembalian



botol



yang sudah kosong 2



Order



Pemesanan pembelian barang



3



Pengangkutan



Angkutan pembelian dan penerimaan



4



Self Stocking



Penyimpanan barang di toko



5



Pelayanan Konsumen



Pelayanan



Total Biaya (Rp) 3.400.000



25.600.000



35.200.000



27.280.000



kepada



konsumen, termasuk



Dasar Pembebanan Penelusuran langsung ke setiap produk 256.000 pembelian 4.150 angkutan



2.728 jam



407.000 item produk 40.720.000 yang terjual



pembungkus Instruksi: a. Dengan menggunakan cara konvensional, hitung laba operasi, termasuk dalam persentase. Biaya operasional toko dibebankan atas dasar harga pokok penjualan. b. Dengan menggunakan sistem ABC, hitung laba operasi, termasuk dalam persentase. c. Beri komentar atas hasil jawaban no 1 dan 2.



6. Rubrik Penilaian Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah: Huruf Mutu



Skor Penilaian



Kriteria



A



>80



Istimewa



AB



76 – 80



Sangat baik



B



71 – 75



Baik



BC



66 – 70



Cukup baik



Akuntansi Sektor Publik Semester III



order



30 Akuntansi Biaya C



56 – 65



Cukup



D



46 – 55



Kurang



E



< 46



Gagal



Akuntansi Sektor Publik Semester III



31 Akuntansi Biaya ACARA



: 11 & 12



POKOK BAHASAN



: Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses



TEMPAT



: Lab. Akuntansi



ALOKASI WAKTU



: 2 x 2 Jam



1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) Mahasiswa diharapkan mampu : 1.1 Menyebutkan karakteristik kalkulasi harga pokok. 1.2 Menghitung harga pokok produk per satuan. 1.3 Membuat laporan harga pokok produksi. 1.4 Mencatat biaya produksi dalam jurnal. 1.5 Menghitung harga pokok produksi dengan metode average dan metode FIFO. 1.6 Membuat laporan biaya produksi dengan metode average dan metode FIFO



2. Dasar Teori Kalkulasi harga pokok proses digunakan pada perusahaan pabrikasi yang berproduksi terus menerus, misalnya industri plastic, minyak, gula, tekstil, suku cadang, semen, dan industri komoditas lainnya. Perusahaan ini akan menjual produknya tidak atas dasar pesanan, namun dilempar langsung ke pasar umum, sehingga harus melakukan sistem persediaan produk jadi. Dalam kalkulasi harga pokok proses: 1. Biaya produksi dibagi menjadi: bahan baku, bahan pembantu (jika nilainya material), tenaga kerja, dan biaya overhead. 2. Harga pokok produksi dihitung baik total maupun per satuannya untuk setiap departemen produksi. 3. Biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu (harian, mingguan, atau bulanan). 4. Untuk menghitung biaya per satuan pada periode tertentu dilakukan atas dasar unit ekuivalen. 5. Laporan harga pokok produksi dibuat untuk setiap departemen produksi dan periode tertentu. 6. Biaya produksi untuk periode tertentu dialokasikan ke unit produk yang ditransfer ke departemen berikutnya dan unit yang masih dalam proses (barang dalam proses akhir). 7. Biaya overhead pabrik dapat dibebankan berdasarkan biaya sesungguhnya atas dasar tarif ditentukan di muka. Semua biaya produksi dibebankan berdasarkan biaya yang telah terjadi. Dalam perusahaan manufaktur, proses produksi dapat terjadi melalui beberapa bagian (departemen). Produk yang Akuntansi Sektor Publik Semester III



32 Akuntansi Biaya dihasilkan dalam departemen pertama akan di proses lebih lanjut oleh departemen ke dua dan selanjutnya sampai produk tersebut ditransfer ke gudang barang jadi dan siap untuk dijual. Oleh karena ini, biaya yang melekat pada produk yang dihasilkan dalam departeme pertama yang ditransfer ke departemen ke dua akan menjadi salah satu unsur harga pokok produksi. Setiap departemen akan mencerminkan biaya per satuan, total biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya dan biaya yang masih melekat pada satuan barang dalam proses. Penyajian biaya dalam laporan ini bukan hanya bertujuan untuk penentuan harga pokok persediaan sebagai tujuan utama, namun juga untuk tujuan suatu pengendalian biaya. Berikut ini tiga macam alur produk dalam suatu proses produksi: 1. Alur Produk Tunggal Proses produksi hanya melalui satu departemen produksi, di mana produk dihasilkan hanya satu kali proses produksi, yaitu mengolah bahan baku dengan fasilitas tenaga kerja dan biaya overhead pabrik dalam satu departemen produksi langsung menghasilkan suatu produk. 2. Alur Produk Berangkai Proses produksi melalui beberapa departemen dalam satu rangkaian di mana produk dari satu departemen pertama ditransfer ke departemen kedua, begitu pula produk dari departemen kedua ditransfer ke departemen ketiga, dan seterusnya hingga menjadi barang jadi. 3. Alur Produk Selektif Produk dari satu departemen ditransfer ke beberapa departemen berikutnya yang berbeda untuk diproses lebih lanjut, kemudian ditransfer kembali ke satu departemen berikutnya hingga menjadi produk jadi yang siap dijual. Dalam kalkulasi harga pokok proses, biaya produksi dikumpulkan dan dicatat untuk setiap departemen dalam akun “barang dalam proses”, yang dapat dirinci untuk setiap jenis biaya produksi sebagai akun pembantu. Pembahasan perhitungan biaya produksi dalam process costing akan diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu: 1. Perhitungan biaya produksi tanpa ada persediaan awal/akhir barang dalam proses. 2. Perhitungan biaya produksi tanpa ada persediaan awal namun ada persediaan akhir barang dalam proses. 3. Perhitungan biaya produksi ada persediaan awal dan akhir barang dalam proses. Untuk menghitung biaya produksi per satuan terlebih dulu harus dihitung unit ekuivalen, yaitu satuan produk yang telah menelan atau dibebani biaya produksi selama periode tertentu baik produk selesai maupun produk yang masih dalam proses.



Akuntansi Sektor Publik Semester III



33 Akuntansi Biaya Dalam kalkulasi harga pokok proses, biaya dikumpulkan dalam satu periode tertentu (biasanya dalam satu bulan) yang disajikan dalam harga pokok produksi. Laporan ini dapat digunakan sebagai sumber dokumen pencatatan biaya produksi dalam akun-akun yang bersangkutan. Laporan harga pokok produksi menyajikan informasi tentang: 1. Data produksi, yaitu bahan yang diproses, produk yang dihasilkan, produk dalam proses, dan produk yang hilang. 2. Biaya produksi yang dibebankan selama periode tertentu dengan merinci jenis biaya produksi: bahan baku, tenaga kerja dan biaya overhead pabrik baik jumlahnya maupun biaya per satuannya. 3. Biaya yang diperhitungkan baik untuk produk selesai maupun produk dalam proses akhir. Kalkulasi harga pokok produksi sebagai akibat adanya persediaan barang dalam proses pada awal periode. Adanya persediaan awal barang dalam proses mengakibatkan perlunya penggunaan metode penentuan persediaan. Metode yang dapat digunakan adalah: 1. Metode Rata-Rata (Average) Perhitungan harga pokok produksi di mana biaya yang melekat pada persediaan barang dalam proses awal langsung ditambahkan kepada biaya yang terjadi pada periode di mana proses produksi sedang berlangsung untuk setiap unsur biaya produksi. Dalam metode ini, biaya yang melekat pada barang dalam proses ditentukan sebagai berikut: a.



Biaya yang melekat pada persediaan awal barang dalam proses ditambahkan pada biaya yang terjadi pada periode berjalan.



b.



Unit ekuivalen diperhitungkan dengan menggabungkan satuan barang dalam proses awal dalam satuan yang ditambahkan pada proses produksi pada periode berjalan.



c.



Biaya per satuan dihitung dengan menambahkan biaya dalam persediaan awal dan biaya yang ditambahkan dibagi dengan satuan ekuivalen.



2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO) Biaya yang melekat pada barang dalam proses awal dilaporkan terpisah dari biaya produksi yang terjadi pada periode berjalan, sehingga memungkinkan terjadinya harga pokok per satuan yang berbeda. Barang yang pertama dihasilkan pada periode sekarang adalah barang dalam proses awal periode.



3. Alat dan Bahan BKPM 



Kalkulator







Folio Bergaris







Penggaris dan Alat Tulis







BKPM



Akuntansi Sektor Publik Semester III



34 Akuntansi Biaya 



Literatur yang Menunjang



4. Prosedur Kerja 



Mahasiswa bekerja secara perorangan







Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum



5. SOAL 1. Bandingkan antara kalkulasi harga pokok proses dengan kalkulasi harga pokok pesanan. 2. Apa yang dimaksud dengan unit ekuivalen? 3. Mengapa laporan harga pokok produksi dibuat untuk setiap departemen produksi? 4. Pada kenyataan di dunia usaha, metode mana antara metode average dan metode FIFO yang banyak digunakan? Jelaskan alasannya! 5. Diketahui: Departemen



Keterangan



B (Rp)



C (Rp)



-



1.080.000



5.760.000



- Biaya bahan baku



800.000



-



-



- Biaya tenaga kerja



496.000



364.000



360.000



- Biaya overhead pabrik



480.000



320.000



220.000



- Biaya bahan baku



7.936.000



-



13.256.000



- Biaya tenaga kerja



9.672.000



13.620.000



7.772.000



- Biaya overhead pabrik



9.032.000



12.007.200



50.400.000



-



26.144.000



-



Unit



Unit



Unit



16.000



-



-



- 1/3 konversi



-



12.000



-



- ¼ konversi



-



-



16.000



152.000



144.000



-



-



-



144.000



4.000



-



-



1. Persediaan



awal



barang



A (Rp) dalam



proses: - Dari departemen terdahulu



2. Biaya yang ditambahkan selama Januari 2006:



- Dari departemen terdahulu 3. Data produksi dalam proses awal: - Semua bahan ½ konversi



Ditransfer ke departemen berikutnya Ditransfer ke gudang Unit jadi ditahan



Akuntansi Sektor Publik Semester III



35 Akuntansi Biaya Dalam proses akhir: 12.000



-



-



- ½ konversi



-



16.000



-



- 1/3 konversi



-



-



12.000



8.000



4.000



4.000



- Semua bahan 2/3 konversi



Hilang dalam proses



Instruksi: a. Hitung harga pokok proses dan buat laporan biaya produksi berdasarkan metode average! b. Hitung harga pokok proses dan buat laporan biaya produksi berdasarkan metode FIFO! 6. Berikut ini data produk dan biaya produksi PT Angkasa Raya selama Januari 2006: Departemen



Keterangan



A



Bahan yang diproses



B



C



100.000 kg



- kg



- kg



Bahan yang ditambahkan



- kg



- kg



10.000 kg



Produk selesai ditransfer



80.000 kg



6.000 kg



60.000 kg



4.000 kg



- kg



- kg



8.000 kg



- kg



- kg



Produk selesai Produk dalam proses -



100% bahan, 75% konversi



-



75% konversi



- kg



6.000 kg



- kg



-



100% bahan, 50% konversi



- kg



- kg



2.000 kg



Produk hilang awal proses



8.000 kg



8.000 kg



- kg



Produk hilang akhir proses



- kg



- kg



3.000 kg



Berdasarkan catatan akuntansi biaya yang telah dikeluarkan adalah sebagai berikut: Departemen



Bahan Baku



Tenaga Kerja



Overhead Pabrik



A



Rp 184.000,-



Rp 270.000,-



Rp 180.000,-



B



-



Rp 153.180,-



Rp 103.500,-



C



Rp 4.900,-



Rp 102.000,-



Rp 136.000,-



Instruksi: Hitunglah biaya produksi untuk masing-masing departemen!



6. Rubrik Penilaian Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah:



Akuntansi Sektor Publik Semester III



36 Akuntansi Biaya Huruf Mutu



Skor Penilaian



Kriteria



A



>80



Istimewa



AB



76 – 80



Sangat baik



B



71 – 75



Baik



BC



66 – 70



Cukup baik



C



56 – 65



Cukup



D



46 – 55



Kurang



E



< 46



Gagal



Akuntansi Sektor Publik Semester III



37 Akuntansi Biaya ACARA



13



POKOK BAHASAN



: Sistem Biaya Just In Time



TEMPAT



: Lab. Akuntansi



ALOKASI WAKTU



: 1 x 2 Jam



1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) Mahasiswa diharapkan mampu: 1.1 Menjelaskan perbedaan sistem biaya just in time dengan sistem biaya lainnya. 1.2 Menghitung biaya produksi berdasarkan sistem biaya just in time. 1.3 Melakukan pencatatan biaya produksi berdasarkan sistem biaya just in time.



2. Dasar Teori Just in time (JIT) menggambarkan suatu sistem produksi dan manajemen persediaan yang menghendaki suatu proses produksi berjalan dan pembelian bahan baku dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Proses produksi dan manajemen persediaan dilakukan secara cepat dan tepat pada waktunya, sehingga tidak ada bahan baku dan barang jadi menumpuk di gudang. Dalam konsep JIT, pengelolaan persediaan mengarah pada tingkat biaya yang paling rendah, bahkan tingkat efisiensinya mendekati 100%. Ini disebabkan karena tujuan konsep JIT dalam proses produksi adalah mengeliminir tingkat persediaan pada setiap tahapan proses produksi sejak bahan baku sampai dengan barang jadi tidak ada penumpukan di dalam gudang. Konsep JIT menekankan pada pembelian bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi, tidak kurang dan tidak lebih pada saat bahan-bahan diperlukan untuk membuat produk yang dipesan konsumen baik melalui pesanan maupun kebutuhan pasar, sehingga tidak ada persediaan bahan baku di gudang kecuali untuk diproses habis. Dalam proses produksi, konsep JIT menekankan pada suatu proses produksi untuk menghasilkan produk yang segera untuk diproduksi selanjutnya tanpa memerlukan waktu yang lama, sehingga dari suatu tahapan proses produksi tidak terdapat persediaan barang dalam proses. Begitu pula terhadap produk yang dihasilkan, konsep JIT menekankan agar barang jadi tersebut segera dikirim/diserahkan kepada konsumen, tanpa ditumpuk dalam gudang sehingga hamper tidak ada persediaan barang jadi. Total quality management (TQM) merupakan suatu konsep manajemen modern yang berusaha untuk memberikan respon secara cepat setiap perubahan yang ada, baik yang didorong oleh kekuatan eksternal maupun internal organisasi. Tidak seperti halnya manajemen tradisional yang berfokus pada memaksimalkan laba atau memaksimalkan kemakmuran para pemilik, Akuntansi Sektor Publik Semester III



38 Akuntansi Biaya TQM lebih berfokus pada tujuan perusahaan untuk melayani kebutuhan pelanggan dengan memasok barang atau jasa yang memiliki kualitas setinggi mungkin. Implementasi TQM mengakibatkan pengurangan terhadap apa yang disebut dengan biaya kualitas, yaitu biayabiaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan dan pembetulan produk yang berkualitas rendah. Biaya kualitas ini diakibatkan adanya bahan yang rendah kualitasnya, kegagalan proses produksi atau kegagalan proses pengiriman produk kepada pelanggan. Berikut ini merupakan rangkuman perbandingan filosofi TQM dan JIT menurut Propparsd J & Rowland P, 1995): No 1



Unsur Fokus



Just In Time Pengurangan



Total Quality Management



persediaan



dan Kualitas dan sikap terhadap



peningkatan throughput



pelanggan



2



Skala perbaikan



Terus menerus dan incremental



Terus menerus dan incremental



3



Organisasi



Sel dan kerja tim



Sasaran yang sama di antara fungsi-fungsi



4



Fokus pada pelanggan



Pencetus



tindakan



produksi Kepuasan internal dan eksternal



pulls (hanya berproduksi jika



(pelanggan)



ada pesanan dari pelanggan) 5



6



Fokus pada proses



Teknik



Aliran



kerja/efisiensi Penyederhanaan,



perbaikan,



throughput



pengukuran untuk pengendalian



Validitas, kanban, batch kecil,



Peta



dan setup yang cepat.



penilaian diri, dan standard



proses,



benchmarking,



process control dan diagram



Supply chain merupakan arus barang, jasa dan informasi dari awal sampai akhir aktivitas dalam organisasi yang sama atau dalam organisasi lain. Banyak keuntungan untuk perusahaan dari pengkoordinasian aktivitas-aktivitas dan saling pertukaran informasi antar supplier, manufaktur, distributor dan konsumen. Supply chain merupakan salah satu cara bagi perusahaan manufaktur untuk mulai mengelola persediaan secara lebih baik, tentu saja memulainya untuk memproduksi barang yang berkualitas tinggi, pada tingkat biaya yang dapat bersaing. Setiap aktivitas yang ada dalam supply chain akan menimbulkan biaya, baik harga barang, biaya yang berhubungan dengan pemesanan, biaya carrying, maupun biaya kualitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis biaya secara seksama dalam arus barang, jasa dan informasi. Dalam perusahaan manufaktur, dapat dilakukan dengan menggunakan sistem manajemen persediaan dan perencanaan permintaan bahan.



Akuntansi Sektor Publik Semester III



39 Akuntansi Biaya 3. Alat dan Bahan BKPM 



Kalkulator







Folio Bergaris







Penggaris dan Alat Tulis







BKPM







Literatur yang Menunjang



4. Prosedur Kerja 



Mahasiswa bekerja secara perorangan







Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum



5. SOAL 1. Jelaskan bahwa konsep JIT dapat mereduksi biaya yang terkait dengan persediaan! 2. Uraikan pengaruh konsep JIT terhadap kalkulasi harga pokok dan pencatatan transaksinya! 3. Jelaskan hubungan ssistem JIT dengan TQM! 4. Uraikan model analisis supply chain! 5. Uraikan mengapa sistem JIT dalam perusahaan manufaktur dapat mereduksi biaya produksi!



6. Rubrik Penilaian Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah: Huruf Mutu



Skor Penilaian



Kriteria



A



>80



Istimewa



AB



76 – 80



Sangat baik



B



71 – 75



Baik



BC



66 – 70



Cukup baik



C



56 – 65



Cukup



D



46 – 55



Kurang



E



< 46



Gagal



Akuntansi Sektor Publik Semester III



40 Akuntansi Biaya ACARA



14



POKOK BAHASAN



: Produk Sampingan dan Produk Bersama



TEMPAT



: Lab. Akuntansi



ALOKASI WAKTU



: 1 x 2 Jam



1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) Mahasiswa diharapkan mampu: 1.1 Membedakan produk utama dan produk sampingan. 1.2 Membedakan produk bersama dan produk sekutu. 1.3 Menentukan harga pokok per jenis produk bersama. 1.4 Mencatat transaksi yang berhubungan dengan produk sampingan.



2. Dasar Teori Produk yang memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dan menjadi tujuan utama perusahaan merupakan produk utama, sedangkan produk yang tidak terelakkan untuk dihasilkan dan tidak menjadi tujuan utama perusahaan dapat dikategorikan menjadi dua macam: 1. Produk yang tidak mempunyai nilai ekonomis, sehingga tidak dapat dijual. Produk ini dikenal dengan istilah limbah industri. 2. Produk yang mempunyai nilai ekonomis berapapun besarnya: apakah akan menjadi bahan baku produk lain, atau dijual langsung ke pasaran. Produk ini dapat dikategorikan sebagai produk sampingan. Terkadang suatu proses produksi menghasilkan lebih dari satu jenis produk utama. Apabila beberapa jenis produk dihasilkan dari satu kali proses produksi dengan biaya produksi yang sama, maka produk utama ini disebut produk bersama. Sedangkan jika hanya menggunakan fasilitas yang sama, namun dengan bahan baku yang berbeda untuk menghasilkan berbagai jenis produk utama, maka produk ini disebut dengan produk sekutu. Produk sampingan adalah produk yang tidak terelakkan untuk dihasilkan, namun bukan merupakan tujuan utama perusahaan, misalnya serbuk kayu dalam industri penggergajian kayu, dedak dalam penggilingan padi, ampas dalam industri gula pasir, dan bungkil dalam industri minyak goreng dari kacang tanah. Karakteristik produk sampingan antara lain: a. Nilai jualnya relatif lebih rendah dari produk lain yang dihasilkan bersamanya sebagai produk utama apabila dapat dijual. b. Produk sampingan merupakan produk yang bukan tujuan utama usaha perusahaan. c. Jika tidak laku dijual, produk sampingan dikategorikan sebagai limbah industri.



Akuntansi Sektor Publik Semester III



41 Akuntansi Biaya Produk bersama adalah beberapa jenis produk yang dihasilkan dari bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead yang sama dengan satu kali proses produksi, misalnya pabrik gula pasir yang menghasilkan beberapa jenis gula dari segi kualitas/kadar gula maupun bentuknya. Karakteristik produk bersama antara lain: a. Dihasilkan dari biaya produk yang sama. b. Dihasilkan dalam satu kali proses produksi. c. Pada umumnya merupakan produk yang menjadi tujuan utama usaha perusahaan. d. Produk-produk tersebut mempunyai nilai ekonomi yang relatif seimbang sesuai dengan kualitasnya. e. Tidak dapat dinyatakan sebagai limbah industri apabila produk tersebut tidak laku dijual. Produk gabungan adalah beberapa jenis produk yang dihasilkan dengan fasilitas yang sama, namun bahan baku yang berbeda secara serentak atau dalam periode tertentu, misalnya industri furniture dengan menghasilkan meja, almari, tempat tidur, dan lainnya; percetakan dan penerbitan menghasilkan berbagai barang cetakan dari bahan yang berbeda, dan buku-buku dari terbitan yang berbeda. Karakteristik produk gabungan antara lain: a. Nilainya relatif sama. b. Merupakan produk utama sebagai tujuan usaha perusahaan. c. Dihasilkan dari bahan baku yang berbeda, namun dengan fasilitas yang sama. Biaya bersama atau dikenal dengan biaya produksi bersama adalah biaya produksi yang terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang sama dalam satu kali proses produksi menghasilkan berbagai jenis produk utama. Permasalahan yang timbul dalam akuntansi biaya untuk biaya bersama adalah “menentukan harga pokok produksi” untuk masing-masing jenis produk yang telah teridentifikasi pada saat titik pisah dalam suatu proses produksi. Penentuan harga pokok produksi untuk masing-masing jenis produk yang dihasilkan dalam satu kali proses produksi dapat dilakukan dengan cara alokasi dengan menggunakan salah satu dari metode-metode berikut: 1. Metode nilai jual masing-masing jenis produk. 2. Metode rata-rata biaya per satuan. 3. Metode rata-rata tertimbang. Metode satuan fisik.



3. Alat dan Bahan BKPM 



Kalkulator







Folio Bergaris







Penggaris dan Alat Tulis



Akuntansi Sektor Publik Semester III



42 Akuntansi Biaya 



BKPM







Literatur yang menunjang



4. Prosedur Kerja 



Mahasiswa bekerja secara perorangan







Setiap mahasiswa wajib membuat rumusan hasil dan laporan praktikum



5. SOAL 1. Jelaskan perbedaan akuntansi produk sampingan dan produk bersama! 2. Metode alokasi biaya bersama yang mana yang dianggap paling tepat menurut Anda? Jelaskan! 3. Adakah perbedaan antara produk sampingan dan produk utama? Jelaskan! Adakah dalam proses produksi bersama akan terjadi juga produk sampingan? Jelaskan!



6. Rubrik Penilaian Adapun rubrik penilaian yang digunakan adalah: Huruf Mutu



Skor Penilaian



Kriteria



A



>80



Istimewa



AB



76 – 80



Sangat baik



B



71 – 75



Baik



BC



66 – 70



Cukup baik



C



56 – 65



Cukup



D



46 – 55



Kurang



E



< 46



Gagal



Akuntansi Sektor Publik Semester III