Booming Cities Indonesia 2020 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Edisi Desember 2020



SPECIAL REPORT



Booming Cities Indonesia 2020 Kota-kota berdenyut, bergerak sangat dinamis. Ada yang meredup, banyak yang tumbuh, dan sebagian lagi melesat lebih cepat dari yang lain. Lokadata mengolah puluhan set data untuk menyaring 514 kabupaten/kota di Indonesia melalui 10 variabel ekonomi, sosial, dan keuangan, dalam rentang 2017 - 2019. Hasilnya, kami menyusun peringkat 10 Booming Cities 2020. Mengapa kabupaten/kota ini terpilih sebagai booming cities? Sektor-sektor usaha apa saja yang masih bisa dikembangkan di wilayah itu? Nikmati sajian special report Lokadata edisi Desember ini.



EXECUTIVE SUMMARY Provinsi DKI Jakarta menempatkan empat kota dalam 10 Booming Cities Indonesia 2020. Bali menyertakan satu kabupaten dan satu kota, Banten satu kota, Jawa Barat satu kota, dan Jawa Timur dua kota. Pemeringkatan ini diperoleh dari hasil analisis terhadap 1.542 titik observasi yang menghasilkan tiga sub-indeks: ekonomi, keuangan dan sosial. Dari tiga sub-indeks dengan 10 variabel inilah, Lokadata melahirkan Indeks Booming Cities. Tak semua kota/kabupaten terpilih menyisakan ruang pengembangan bagi sektor usaha. Ada kota atau kabupaten yang layak menjadi lokasi produksi, tapi ada yang justru menjadi target pemasaran (lapak) hasil produksi.



Follow us at: LokadataID @LokadataID lokadataid



Special Report | 2



MARKET REVIEW



Menyisir 514 wilayah, menyisakan satu kabupaten terbaik



Jika dunia mengenal istilah emerging market yang merujuk pada negara berkembang yang sedang bergairah untuk maju, maka Kota Kediri merupakan salah satu emerging city. Selain Kediri, juga ada misalnya Kabupaten Badung, di Bali. Badung merupakan satu-satunya, dari 416 kabupaten yang ada di Indonesia, yang masuk ke dalam Booming Cities 2020. Badung unggul karena tingkat kemiskinan sangat rendah, yaitu 1,8 persen, jauh di bawah tingkat kemiskinan nasional yang 9,22 persen, pada 2019. Tingkat pengangguran di Badung juga sangat kecil, hanya 0,4 persen – yang berarti hampir semua angkatan kerja di Badung, telah bekerja. Pemeringkatan Booming Cities merujuk pada wilayah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil, dengan kondisi keuangan warga yang “gemuk”, dan tidak memikul beban sosial yang berat. Intinya, inilah kota/kabupaten di Indonesia yang paling potensial untuk berkembang dan dikembangkan. World Economic Forum (WEF), bekerja sama dengan Oxford Economics, lembaga konsultan riset di London, pernah menyusun perkiraan pertumbuhan ekonomi kota-kota di dunia



hingga 2035, dengan menggunakan indikator produk domestik bruto (PDB) per kapita. Dalam pemeringkatan ini, lahir 10 Fastest Growing Cities yang didominasi kota-kota di India. Indonesia hanya menyisipkan satu kota: DKI Jakarta. Berbeda dengan pengukuran WEF, penyusunan indeks Booming Cities Lokadata mengacu pada jurnal bertajuk Urban Indicators for Managing Cities yang diterbitkan Asian Development Bank (ADB), pada 2001. Kajian ADB ini, menghasilkan indikator City Development Index, yang antara lain menggunakan tiga sub-indeks, yaitu: economics activity index, financial index dan social index. Masing-masing sub-indeks terdiri dari sejumlah variabel yang kami ukur hingga ke level daerah tingkat dua (kabupaten/kota) di Indonesia, dalam rentang waktu tiga tahun (2017-2019). Peter Newton, Chief Research Scientist pada Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization yang menulis publikasi ADB mengingatkan, tantangan besar pengelolaan kota bukan sekadar menyediakan fasilitas yang memadai,



Special Report | 3 tapi juga mengurangi kemiskinan, merancang infrastruktur baru, membangun sistem pemerintahan dan menghidupkan kembali lingkungan kumuh. Ketika perekonomian tumbuh dengan cepat, tantangan ini berlipat ganda. Karena itu, tak



cukup sekadar indikator ekonomi untuk melihat perkembangan kota potensial. Kondisi sosial juga menjadi sangat penting, mengingat dalam tatanan kehidupan seperti di Indonesia, hal itu ikut menjadi tanggung jawab pemerintah.



Variabel Penyusun Sub Indeks Sub indeks Economics Activity Index



Variabel Produk domestik regional bruto per kapita Pertumbuhan ekonomi (pertumbuhan PDB) Outstanding Dana Pihak Ketiga Perbankan Per kapita Outstanding Kredit Perbankan Per kapita



Financial Index Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Perbankan Pertumbuhan Kredit Perbankan Tingkat pengangguran Tingkat kemiskinan Social Index Dependency ratio



Indeks Aktivitas Ekonomi (Economic Activity Index) mencerminkan tingkat stabilitas ekonomi, baik wilayah maupun individual warganya yang diukur dari kinerja ekonomi wilayah dan kondisi perekonomian warga. Indeks Keuangan (Financial Index) menggambarkan kemampuan keuangan dan pergerakan ekonomi warga. Indeks ini dihasilkan dari kondisi keuangan per kapita yang tercermin dari dana pihak ketiga di perbankan serta kucuran kredit yang dikucurkan perbankan di wilayah tersebut, serta perkembangannya dalam kurun waktu observasi. Sementara itu, Indeks Sosial (Social Index) memperlihatkan tingkat stabilitas sosial wilayah. Komponen indeks ini terdiri dari kondisi kemiskinan, pengangguran terbuka,



rasio ketergantungan, serta proporsi pengeluaran makanan terhadap total pengeluaran. Indeks “Booming Cities” ini merupakan rata-rata hasil pembobotan dari tiga sub indeks: Economics Activity Index sebesar 40%, Financial Index 30% dan Social Index 30%. Indeks Aktivitas Ekonomi juga dihasilkan dari data hasil pembobotan: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita dan pertumbuhan ekonomi dengan porsi 30:70. Pertumbuhan diberikan bobot lebih besar mengingat yang sedang diukur adalah kabupaten dan kota yang sedang berkembang. Sementara sub-sub indeks lain disusun berdasarkan porsi yang berimbang dari masing-masing komponennya.



Special Report | 4 Dalam proses bersih-bersih data (data cleaning), kajian ini menemukan sejumlah outlier karena pergerakannya yang tidak wajar. Hasil itu diperoleh dari eksplorasi data mengenai nilai-rata-rata, standar deviasi, koefisien variasi, rentang dan nilai nilai statistik lain. Hasilnya, 199 wilayah harus dikeluarkan dari seleksi pemeringkatan, sehingga tinggal tersisa 315 kabupaten/kota.



1



8



Dari analisis terhadap ratusan kota dan kabupaten tersisa itu, Lokadata menyusun 10 kota dan kabupaten paling potensial: Booming Cities. Kota-kota ini bukan hanya berpeluang tumbuh lebih baik, tapi juga memiliki ruang besar untuk kehadiran bisnis.



10 Booming Cities di Indonesia 2020



6



7



9



4



Kota



3



2



Kabupaten



1



Jakarta Pusat



2



Jakarta Selatan



3



Denpasar



4



Tangerang Selatan



5



Badung



6



Jakarta Utara



7



5



10



Economic Index



89.3



Financial Index



75.4



Social Index



48.0



Booming Cities Index



73.0



50.5



59.0



34.0



78.0



33.4



69.4



36.1



66.3



70.0



40.4



47.0



54.0



Surabaya



68.0



38.0



52.2



54.0



8



Jakarta Barat



67.1



36.5



52.0



53.4



9



Bandung



65.2



34.4



53.0



52.3



10



Kediri



77.2



32.0



71.0 62.4



63.0



61.1



40.0



61.1



58.4



56.0



55.2



52.3



Kota Jakarta Pusat Seluruh indeks kota di Provinsi DKI Jakarta ini lebih unggul dibandingkan kota dan kabupaten lain di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi wilayahnya stabil dan selalu berada



di atas nasional. Pada 2019, pertumbuhannya 6,72 persen. Sedangkan PDRB per kapita berdasarkan harga konstan pada 2019 mencapai Rp488 juta per tahun.



Special Report | 5 Sementara itu, simpanan dana pihak ketiga di perbankan sebagai penopang Indeks Keuangan mencapai Rp962 juta per kapita, dengan kucuran kredit mencapai Rp39 juta per orang. Untuk Indeks Sosial, kendati tingkat pengangguran sedikit lebih tinggi dari wilayah lain, yaitu 7,5 persen, Jakarta Pusat unggul dalam indikator lain: tingkat kemiskinan (3,7 persen), rasio belanja makanan terhadap total pengeluaran (42,8 persen) dan rasio ketergantungan warganya atau dependency ratio (40,9 persen).



Kota Jakarta Selatan Keunggulan kota ini terletak pada Indeks Ekonomi dan Keuangan. Pada 2019, PDRB per kapita warga mencapai Rp186 juta per tahun dengan pertumbuhan ekonomi 6,87 persen. Untuk Indeks Sosial, Jakarta Selatan tidak lebih baik dibandingkan wilayah lain, kecuali terhadap Jakarta Pusat untuk kemiskinan dan pengangguran terbuka. Rata-rata warga Jakarta Selatan memiliki uang di bank sebesar Rp439 juta pada 2019, sedangkan kredit yang diterima rata-rata Rp20 juta per orang. Dua indikator ini menghasilkan Indeks Keuangan yang lebih baik ketimbang wilayah lain.



Kota Denpasar Menyusul Kabupaten Badung, Kota Denpasar di Bali juga termasuk dalam kota potensial. Dari tiga indikator, Indeks Sosial mendapatkan penilaian tertinggi dibandingkan Indeks Ekonomi dan Indeks Keuangan. Dari jumlah penduduk hampir 944 ribu jiwa pada 2019, hanya 2,1 persen yang masuk kategori miskin, dan 2,2 persen pengangguran terbuka. Jumlah tabungan rata-rata warga Denpasar lebih unggul ketimbang Kabupaten Badung maupun Kota Tangerang Selatan, yaitu Rp60 juta pada 2019. Dengan simpanan seperti itu, kemampuannya dalam berbelanja relatif tinggi. Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,11 persen per tahun dalam tiga tahun terakhir, masih melampaui kinerja nasional.



Kota Tangerang Selatan



Kota satelit Ibu Kota Jakarta ini memiliki tingkat kemiskinan yang sangat rendah, yaitu 1,7 persen dari 1,7 juta penduduk. Rasio belanja non-makanan juga tinggi, yaitu 62,2 persen dari total pengeluaran. Bahkan kemampuan warga mengakumulasi tabungan juga sangat tinggi, rata-rata tumbuh 17,7 persen per tahun, dalam kurun waktu 2017-2019. Dalam periode itu pula, rata-rata pertumbuhan ekonomi mencapai 7,34 per tahun, jauh di atas kinerja ekonomi nasional. Sedangkan PDRB per kapita relatif tidak besar, yaitu Rp35 juta per tahun.



Kabupaten Badung Badung merupakan satu-satu kabupaten di Indonesia yang masuk Booming Cities 2020. Keunggulan utama kabupaten di Provinsi Bali ini terletak pada kondisi sosialnya yang stabil, seperti ditunjukkan melalui Indeks Sosial. Dengan penduduk 668 ribu jiwa, tingkat kemiskinan pada 2019 hanya 1,8 persen dan tingkat pengangguran 0,4 persen. Dengan demikian, hampir seluruh warga di Badung bekerja. Dari sisi keuangan, walaupun pada 2019 rata-rata warganya memiliki tabungan di bank Rp36 juta, namun pertumbuhannya dalam tiga tahun terakhir cukup tinggi, yaitu rata-rata 9,4 persen per tahun. Sedangkan pertumbuhan kredit 5,19 persen. Pertumbuhan ekonomi wilayahnya juga masih tinggi, yaitu 5,38 persen pada 2019.



Kota Jakarta Utara Dari tiga indikator, Indeks Ekonomi merupakan yang tertinggi bagi Kota Jakarta Utara. PDRB per kapita mencapai Rp179 juta per tahun pada 2019, dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,57 persen per tahun, dalam tiga tahun terakhir. Dari sisi keuangan, rata-rata penduduk di Jakarta Utara memiliki tabungan di bank sebesar Rp169 juta pada 2019. Ruang pengeluaran yang digunakan untuk belanja non-makanan juga relatif besar, yaitu 55 persen dari total pengeluaran.



Special Report | 6



Kota Surabaya Ibu Kota Provinsi Jawa Timur ini relatif mirip dengan Jakarta Utara. Kekuatannya pada Indeks Ekonomi, dengan PDRB per kapita pada 2019 mencapai Rp134 juta. Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,14 persen per tahun dalam tiga tahun terakhir, di atas kinerja perekonomian nasional. Dengan jumlah penduduk 2,9 juta jiwa pada 2019, rata-rata tabungan di perbankan mencapai Rp105 juta per kapita. Ruang konsumsi non-makanan bahkan lebih besar dari Jakarta Utara, yaitu sebesar 61,5 persen dari total pengeluaran. Selain itu, beban wilayahnya tidak besar, karena rasio ketergantungan (dependency ratio) hanya 36 persen, paling rendah dibandingkan 10 kota kabupaten terpilih. Artinya, Kota Surabaya merupakan wilayah dengan kelompok usia produktif paling besar.



Kota Jakarta Barat Bersamaan dengan kinerja ekonomi wilayahnya yang 6,49 persen per tahun dalam tiga tahun terakhir, PDRB per kapita warga Jakarta Barat mencapai Rp124 juta per tahun. Tabungan warganya di bank cukup gemuk, yaitu Rp125 juta per orang pada 2019. Kendati demikian, tingkat ketergantungan (dependency ratio) warga cukup tinggi, yaitu 40 persen. Hal ini menunjukkan cukup banyak masyarakat tidak produktif lagi di wilayah tersebut, sehingga menjadi beban pemerintah daerah. Namun tingkat kemiskinannya relatif rendah, yaitu 3,3 persen dari 2,6 juta jiwa pada 2019.



Kota Bandung Di antara 10 kota terpilih dalam Booming Cities, tingkat pengangguran terbuka Kota Bandung merupakan yang tertinggi, yaitu 8,16 persen pada 2019. Namun indikator sosial lain cenderung kuat. Rasio ketergantungan (dependency ratio) hanya 38,3 persen, terendah ketiga setelah Surabaya dan Denpasar. Pertumbuhan ekonomi Kota Bandung rata-rata 7,02 persen dalam tiga tahun terakhir. Selain itu, ruang konsumsi non-makanan sangat tinggi: 61,8 persen dari total pengeluaran. Tingkat kemiskinan juga rendah, hanya 3,4 persen dari 2,5 juta jiwa penduduk.



Kota Kediri Pada 2019, PDRB per kapita Kota Kediri yang sebesar Rp314 juta per tahun merupakan yang terbesar kedua setelah Jakarta Pusat. Pertumbuhan ekonomi juga stabil, rata-rata 5,35 persen per tahun dalam tiga tahun terakhir. Dari sisi sosial, Kota Kediri yang berada di peringkat terakhir dalam 10 Booming Cities. Tingkat kemiskinan pada 2019 mencapai 7,2 persen dan pengangguran terbuka 4,2 persen. Kendati demikian, tingkat pertumbuhan tabungan warga cukup tinggi, yaitu 8,8 persen per tahun dalam tiga tahun terakhir.



Special Report | 7



Indikator Ekonomi Warga 10 Booming Cities Outstanding DPK per Kapita (Rp Juta/Orang)



PDB per Kapita Harga Konstan (Juta/Orang/Tahun) Nama Kota/Kabupaten



Jakarta Pusat



2017



435



2018



930



Rasio Belanja Makanan Terhadap Total Pengeluaran (%)



Rata-rata Pertumbuhan Tahunan DPK (%)



Rata-rata Tahunan 2017 - 2019



2019



980 459



962



41.9



488 2.8



Jakarta Selatan



167



386



176



406



186



35.1



439 7.3



39.9



Badung 52



31



54



33



56



36



9.3 37.0



Tangerang Selatan 32



17



33



19



35



23



17.7 38.2



Denpasar 35



54



37



58



38



60



7.3 40.1



Jakarta Utara



170



152



179



158



185



169



6.9 39.3



Surabaya 127



94



134



99



142



105



7.1 40.2



Jakarta Barat 112



119



118



119



124



125



4.5 38.7



Bandung 69



62



74



61



79



64



4.3 45.1



Kediri



286



299 44



314 46



51



8.8



Special Report | 8



MACRO UPDATE



3 Sektor utama penopang kota dan kabupaten



Nur Cholis, warga kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, tahun ini menggenapi 10 tahun usia kehadirannya di Kediri, Jawa Timur. Cholis ikut merasakan denyut perkembangan kota yang kini, katanya, “Kalau mau beli barang elektronik tak perlu lagi ke Surabaya.” “Sekarang di sini sudah ada mal, banyak toko, jadi tidak perlu lagi pesan ke kota lain. Di sini sudah nyaman,” tambah Cholis kepada Lokadata, akhir November lalu. Muhammad Fajar, penjual telepon seluler di Kota Kediri, mencatat hal serupa. Pandemi korona yang merebak sejak Maret, sampai hari ini tak menyurutkan animo pembeli. “Yang penting, harganya ekonomis, tapi fiturnya banyak, itu handphone yang paling laku,” katanya. Sektor usaha informasi dan komunikasi



(infokom) kini merupakan penyumbang ouput perekonomian ketiga di Kota Kediri, dengan nilai Rp2,2 triliun (data 2019). Sektor ini tumbuh konsisten sejak 2010, yang kala itu nilainya hanya Rp1,1 triliun. Sektor utama di Kota Kediri adalah industri pengolahan. Kontribusinya 79 persen, membuat kota ini memiliki ketergantungan sangat besar. Jika sedikit saja limbung, sektor pengolahan bisa menggoyahkan perekonomian Kediri. Sektor pengolahan banyak digerakkan usaha kecil dan menengah. Salah satunya usaha pengolahan khas Kota Kediri, yaitu tenun ikat. Rukiyah, 52 tahun, yang mulai mengelola usaha sejak 2005 ikut mengembangkan tenun ikat menjadi beragam barang siap pakai. Bukan hanya kain sarung, tapi juga masker, yang banyak dibutuhkan saat pandemi korona.



Special Report | 9 Produk yang dihasilkan Rukiyah bersama 115 karyawan, termasuk yang berstatus magang dengan honor, tak hanya diedarkan di Kota Kediri, tapi juga dikirim ke kota-kota lain. Di tengah kondisi krisis akibat pandemi seperti sekarang, penjualannya cenderung stabil. “Ini baru saja ada pesanan 100 kain dari Surabaya,” kata Rukiyah kepada Lokadata.



Berikut adalah peta 10 kota dan 10 kabupaten paling berkembang di Indonesia dengan tiga sektor utama penopang ekonomi wilayah tersebut dalam tiga tahun terakhir, yang diambil secara rata-rata.



3 Sektor Penopang Ekonomi 10 Kota Paling Berkembang (2017-2019) Sektor



Keuangan



Pendidikan



Kota



Perdagangan



15.6



10.1



Bandung



19.0



Jasa Perusahaan



23.1



12.0



28.3



16.1 11.0 17.0



15.3



21.3



100



14.0



32.2 19.0



16.0



10.0



17.0



14.3 19.3



13.5



80.0 31.0



Konstruksi



Sektor Lainnya



17.0



Kediri Malang



9.5



15.0



Jakarta Utara



Jakarta Barat



Pengolahan



50



Jakarta Selatan



Surabaya



Akomodasi



Kontribusi



15.5



Denpasar



Real Estate



0



Jakarta Pusat



Tangerang Selatan



Infokom



23.0



10.4



2.4



13.2



Sumber: BPS



Special Report | 10



3 Sektor Penopang Ekonomi 10 Kabupaten Paling Berkembang (2017-2019) Sektor



Pertambangan



Pertanian



Kabupaten



Perdagangan



Transportasi



17.3



27.0 12.0



23.0



Bangli Bekasi



Konstruksi



10.4



100 Sektor Lainnya



12.0 83.4



6.4



51.1



Lamandau



Tabanan



Pemerintahan



50



Sidoarjo



Kotawaringin Barat



Pengolahan



Kontribusi



Kutai Timur



Sleman



Akomodasi



0



Badung Gianyar



Infokom



16.2



29.5 13.0



13.0



16.0



25.0



9.2



14.0



11.0



27.0 21.0



3.0



26.0 19.0 13.0



12.4 10.2



12.0 78.2



6.7 6.0



Sumber: BPS



Special Report | 11



INDUSTRY PERSPECTIVE



Bisnis pilihan di 20 wilayah terpilih



Tak semua sektor yang kini menjadi penopang utama sebuah wilayah, layak dikembangkan. Ada kalanya, pasar justru sudah jenuh, sehingga kehadiran pemain baru di antara banyaknya pelaku yang sudah sesak, hanya akan mempercepat penurunan kinerja sektor tersebut. Wilayah dengan karakter seperti itu tentu tidak tepat menjadi area produksi baru dalam pengembangan bisnis – tapi mungkin masih cukup besar untuk menjadi area pemasaran dari produk yang dihasilkan di wilayah lain. Untuk mengetahui sektor usaha yang potensial di suatu daerah, kajian ini menggunakan dua pendekatan yang lazim dipakai dalam analisis ekonomi regional: location quotation (LQ) dan shift share analysis. Metode location quotation digunakan untuk mengidentifikasi sektor basis atau sektor paling berperan di sebuah wilayah. Pada dasarnya, teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor di daerah yang dianalisis, dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang menjadi acuan, dalam hal ini wilayah satu tingkat di atasnya, yaitu provinsi.



Analisis ini untuk mengetahui kontribusi suatu sektor ekonomi di kabupaten/kota terhadap provinsi. Kemudian, dibandingkan dengan kontribusi sektor yang sama dari wilayah lain. Sedangkan analisis shift share dilakukan untuk mengetahui dan mengevaluasi perubahan serta pergeseran kinerja sektor tertentu pada perekonomian di sebuah wilayah dalam periode yang ditetapkan. Kinerja tersebut diukur berdasarkan pergerakan terhadap wilayah di atasnya, yaitu provinsi. Kemudian, dibandingkan dengan kinerja sektor yang sama dari wilayah lain dalam satu provinsi yang sama. Untuk memperkuat analisis, perbandingan LQ dan shift share ini dilengkapi dengan pangsa pasar sektor tertentu di tingkat provinsi. Dari analisis terhadap 17 sektor usaha dalam kurun waktu 10 tahun (2010-2019) dengan menggunakan metode LQ dan shift share plus pangsa pasar, kemudian sektor-sektor usaha dibagi menjadi dua kelompok: potensial dan moderat untuk dikembangkan.



Special Report | 12 Potensial berarti memenuhi tiga kriteria: kinerjanya di wilayah (LQ) bagus, pergerakannya di tingkat provinsi (shift share) baik, dan pangsa pasarnya masih berpeluang untuk berkembang. Sementara itu, kategori moderat setidaknya memenuhi dua indikator: kinerjanya di wilayah bagus, dan pangsa pasarnya masih potensial. Kalau pun pergerakannya di tingkat provinsi masih tertinggal ketimbang sektor yang sama dari wilayah lain, tentu masih ada ruang untuk dikembangkan.



Jakarta Pusat



Moderat: Transportasi dan Pergudangan



Pangsa pasar sektor ini di DKI Jakarta hingga 2019 mencapai 13,7 persen. Mengingat provinsi tersebut memiliki enam daerah tingkat dua, rata-rata porsi penetrasi wilayah adalah 16,7 persen, sehingga masih ada ruang berkembang. Sedangkan rata-rata pertumbuhannya dalam 10 tahun terakhir 8,5 persen. Namun, daya saingnya (differential shift) dibandingkan sektor yang sama dari daerah lain dalam satu provinsi minus 0,65. Dengan demikian, sektor ini cenderung belum memiliki keunggulan komparatif.



Jakarta Selatan



Moderat: Transportasi dan Pergudangan



Kota ini hanya menyisakan satu sektor usaha, seperti halnya Jakarta Pusat, yaitu transportasi dan pergudangan dengan tingkat moderat. Pangsa pasarnya masih 12,5 persen, dengan rata-rata tingkat pertumbuhan 8,2 persen per tahun. Namun daya saingnya dibandingkan dengan daerah lain di provinsi yang sama rendah, dengan nilai differential shift minus 0,83, sehingga belum memiliki keunggulan komparatif.



Tangerang Selatan



Potensial: Pengadaan Listrik; Transportasi dan Pergudangan; Jasa Keuangan dan Asuransi



Kota yang baru berdiri pada 2008 di Provisi Banten ini menyediakan tiga sektor usaha potensial untuk dikembangkan. Pengadaan listrik merupakan sektor paling potensial



dengan rata-rata pertumbuhan per tahun 7,8 persen dan pangsa pasarnya masih 1,4 dari 11,1 persen. Kemudian transportasi dan pergudangan, dengan pangsa pasar 6,3 persen. Selanjutnya jasa keuangan dan asuransi. Dengan tingkat pertumbuhan 8,2 persen per tahun, pangsa pasarnya di tingkat provinsi masih 5,7 persen. Ketiga sektor ini memiliki keunggulan komparatif.



Denpasar Moderat: Perdagangan Ibu Kota Provinsi Bali ini menyisakan satu sektor usaha yang masih berpeluang untuk dikembangkan, yaitu perdagangan. Kendati pertumbuhan tahunannya tinggi, yaitu 6,5 persen per tahun dan nilai differential shift positif 0,03, namun pangsa pasarnya sudah mendekati titik jenuh: 9,84 persen. Dengan 10 daerah tingkat dua, Bali menyisakan ruang pasar bagi Denpasar hanya 0,16 persen.



Jakarta Utara Moderat: Informasi dan Komunikasi; Jasa Perusahaan; Jasa Kesehatan Wilayah administratif ini membuka ruang bagi tiga sektor usaha dengan kategori moderat. Hanya satu sektor yang memiliki differential shift negatif, yaitu jasa perusahaan. Dua sektor lainnya, yaitu infokom dan jasa kesehatan masih berpeluang, terutama karena pangsa pasarnya masih terbuka lebar, yang masing-masing 4,2 persen dan 14,2 persen.



Surabaya Sektor: -



Ibu Kota Provinsi Jawa Timur ini tidak menyediakan ruang bagi sektor usaha untuk dikembangkan lagi. Pangsa pasar 15 sektor usahanya sudah terlalu sesak, karena sudah berada di atas rata-rata. Dengan 38 kabupaten/kota, sejatinya pangsa pasar masing-masing daerah tingkat dua hanya 2,6 persen. Karena itu, kota ini hanya direkomendasikan sebagai pasar, bukan untuk ruang produksi barang, baik untuk masuk pasar di wilayah Kota Surabaya maupun Jawa Timur.



Special Report | 13



Jakarta Barat Moderat: Jasa Perusahaan Jakarta Barat menyediakan satu sektor usaha yang masih berpeluang dikembangkan, yaitu jasa perusahaan. Selain karena pertumbuhannya bagus lantaran di atas PDRB wilayah, pangsa pasarnya yang sebesar 13,9 persen juga masih dapat berkembang. Namun kemampuannya bersaing dibandingkan sektor yang sama dari wilayah lain di DKI Jakarta rendah, dengan differential shift negatif 0,92.



Bandung



Sektor: -



Seperti halnya Surabaya, Kota Bandung di Provinsi Jawa Barat juga tidak menyisakan ruang bagi sektor usaha untuk dikembangkan. Rata-rata pangsa pasar sektor usaha di wilayah ini sudah terlalu tinggi, yaitu di atas rata-rata yang disediakan oleh Provinsi Jawa Barat, yaitu 3,6 persen. Umumnya sektor usaha asal Bandung memiliki pangsa pasar sudah di kisaran 3,8 hingga 30,7 persen.



Foto: epa



Kediri



Potensial: Transportasi dan Pergudangan; Jasa Perusahaan; Jasa Pendidikan Moderat: Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan Komunikasi



Kota di Provinsi Jawa Timur ini menyediakan tiga sektor usaha yang potensial dan dua sektor moderat yang masih berpeluang untuk berkembang. Dari lima sektor tersebut, seluruhnya masih memiliki pangsa pasar yang rendah di tingkat provinsi, sehingga peluang penetrasinya masih sangat besar. Khusus untuk sektor yang moderat, keunggulan komparatifnya dibandingkan sektor yang sama dari daerah lain cenderung rendah.



Malang Sektor: -



Kota di Provinsi Jawa Timur ini lebih cocok menjadi pasar hasil produksi, bukan ruang untuk produksi barang. Pangsa pasarnya di provinsi sudah di atas rata-rata, selain delapan sektor di antaranya memiliki daya saing yang rendah. Sedangkan sektor usaha yang pangsa pasarnya masih rendah, kinerjanya jauh di bawah PDRB wilayah, sehingga bukan menjadi sektor basis dan sulit dikembangkan. Foto: epa



Special Report | 14



Sektor Potensial di 10 Kota Paling Berkembang 2020



Transportasi



Listrik



Kota



Jasa Perusahaan



Perdagangan



1



Sektor potensial untuk dikembangkan Sektor moderat untuk dikembangkan



Keuangan



2



Kesehatan



Infokom



Sektor Berpotensi 3



Pendidikan



4



Akomodasi



5



Jakarta Pusat



Jakarta Selatan



Tangerang Selatan



Denpasar



Jakarta Utara



Surabaya



Jakarta Barat



Bandung



Kediri



Malang



Selain menyeleksi sektor usaha yang berpotensi dikembangkan di 10 kota paling berkembang, Lokadata juga mencoba menganalisis sektor usaha potensial di 10 kabupaten terpilih. Sama seperti wilayah kota, kabupaten terpilih diseleksi berdasarkan sub-indeks sosial, ekonomi dan keuangan. Berbeda dengan di 10 kota, peluang usaha pada 10 kabupaten lebih banyak ditemukan. Mski demikian, ada sejumlah wilayah yang juga nihil sektor, antara lain karena telah memiliki pangsa pasar di atas rata-rata untuk provinsi masing-masing. Karena itu, peluang pengembangannya terbatas.



Badung Sektor: -



Kabupaten di Provinsi Bali tidak menyisakan sektor potensial untuk dikembangkan. Kemampuan penetrasi pasar sektor usaha di wilayah tersebut, pada umumnya sudah sangat tinggi. Akibatnya, pangsa pasarnya di Provinsi Bali sudah berada di atas rata-rata. Kendati demikian, ada tiga sektor yang masih kalah bersaing dengan wilayah lain di Bali, yaitu perdagangan, transportasi dan pergudangan, serta jasa pendidikan.



Special Report | 15



Gianyar Potensial: Pengadaan Listrik Moderat: Jasa Pendidikan Kabupaten di Provinsi Bali ini menyisakan dua sektor usaha yang masih memiliki peluang dikembangkan. Sektor pengadaan listrik masih sangat potensial, karena selain memiliki keunggulan komparatif, pangsa pasarnya juga masih di bawah rata-rata 10 persen. Selain itu, kinerjanya pun di atas PDRB wilayah. Sedangkan jasa pendidikan bersifat moderat, karena keunggulan komparatifnya rendah.



Kutai Timur



Potensial: Akomodasi dan Makan Minum; Pertambangan dan Penggalian; Pengadaan Listrik; Perdagangan; Real Estate



Kabupaten di Kalimantan Timur ini memiliki lima sektor usaha yang potensial dikembangkan. Kinerja pertumbuhan lima sektor tersebut stabil, berada di atas PDRB wilayah. Dengan keunggulan komparatif yang baik dibandingkan dengan wilayah lain di provinsi yang sama, pangsa pasarnya justru masih rendah. Karena itu, peluangnya masih sangat besar untuk dikembangkan.



Sidoarjo Sektor: Kabupaten di Provinsi Jawa Timur ini tak memiliki sektor usaha yang potensial untuk dikembangkan. Walaupun diupayakan secara maksimal, kecenderungan hasilnya akan minim. Rata-rata sektor yang kompetitif dengan kinerja yang sangat baik seperti infokom atau akomodasi, pangsa pasarnya sudah di atas rata-rata. Dua sektor usaha dengan kemampuan penetrasi pasar tertinggi adalah pengadaan listrik serta transportasi dan pergudangan, dengan masing-masing pangsa pasar di provinsi mencapai 23,4 persen dan 20,1 persen.



Lamandau Potensial: Real Estate; Pengadaan Air; Pengadaan Listrik; Jasa Kesehatan; Pendidikan



Kabupaten Lamandau di Kalimantan Timur masih menyediakan sedikitnya lima sektor usaha yang potensial dikembangkan. Selain kinerjanya yang bagus, rata-rata pertumbuhan tahunannya di atas PDRB wilayah, pangsa pasarnya masih sangat kecil atau di bawah rata-rata 10 persen. Pangsa pasar sektor usaha di Lamandau yang tertinggi, yaitu pengadaan air baru baru mampu penetrasi 5,3 persen.



Sleman Sektor: -



Kabupaten Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta tidak menyediakan sektor usaha yang potensial dikembangkan pada saat ini. Bukan tidak ada yang baik, namun pangsa 17 sektor usaha dari wilayah itu di provinsi telah berada di atas rata-rata, kecuali pengadaan air. Namun, kinerja sektor ini rata-rata berada di bawah PDRB wilayah, sehingga bukan menjadi sektor prioritas.



Kotawaringin Barat Sektor: Jasa Perusahaan (“Moderat”) Kotawaringin Barat menjadi satu-satunya kabupaten/kota dari Kalimantan Tengah yang tampil dalam daftar 10 kota/kabupaten berkembang. Satu-satunya sektor usaha yang masih ada peluang dikembangkan di wilayah tersebut adalah jasa perusahaan. Kendati kinerjanya bagus dan pangsa pasarnya masih di bawah rata-rata, namun daya saingnya dibandingkan daerah lain rendah alias tidak komparatif.



Tabanan



Potensial: Jasa Perusahaan, Jasa Pendidikan



Kabupaten Tabanan di Provinsi Bali menyediakan dua sektor usaha potensial untuk dikembangkan. Kinerjanya berada di atas rata-rata PDRB wilayah. Selain itu, dua sektor tersebut juga memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan daerah lainnya, sementara pangsa pasarnya di provinsi masih di bawah rata-rata.



Special Report | 16



Bangli Potensial: Informasi dan Komunikasi; Transportasi; Pengolahan; Pengadaan Listrik; Jasa Keuangan Kabupaten Bangli di Provinsi Bali memiliki sedikitnya lima sektor yang potensial dikembangkan. Pertumbuhan kinerja lima sektor tersebut rata-rata di kisaran 5-8 persen per tahun, hampir dua kali lipat PDRB wilayah yang 3,94 persen. Selain memiliki keunggulan komparatif, pangsa pasar sektor usaha tersebut di tingkat provinsi, masih di bawah rata-rata.



Foto: freepik premium



Bekasi Moderat: Akomodasi dan Makan Minum Kabupaten Bekasi di Provinsi Jawa Barat hanya menyisakan satu sektor usaha yang masih berpeluang moderat untuk dikembangkan, yaitu akomodasi dan makan minum. Kinerja sektor usaha ini selalu tumbuh di atas PDRB wilayah dan memiliki sedikit keunggulan komparatif dibandingkan wilayah lain. Dengan pangsa pasar di provinsi 3,2 persen, masih ada ruang untuk berkembang. Rata-rata yang disediakan bagi setiap wilayah di Jawa Barat adalah 3,6 persen.



Foto: epa



Special Report | 17



Sektor Potensial di 10 Kab. Paling Berkembang 2020



Transportasi



Pendidikan



Kabupaten



Badung



Gianyar



Kutai Timur



Sidoarjo



Lamandau



Sleman Kotawaringin Barat Tabanan



Bangli



Bekasi



Listrik



Jasa Perusahaan



Akomodasi



Sektor moderat untuk dikembangkan



Perdagangan



Keuangan



Air



Real Estate



1



Sektor potensial untuk dikembangkan



2



Kesehatan



Pertambangan



Sektor Berpotensi 3



Infokom



Pengolahan



4



5



Special Report | 18



BOKS: Kediri dan Bandung: dua kota beda potensi Kediri di Jawa Timur dan Bandung di Jawa Barat merupakan dua kota dengan dua potensi ekonomi yang berbeda kutub. Apa perbedaan mendasar dua kota ini? Bagi banyak orang, Bandung adalah paket lengkap melepas kepenatan. Alamnya asri, udaranya resik, dan sejuk. Bagi yang suka makan dan belanja, tersedia beragam kuliner dan pusat perbelanjaan sandang yang terhampar hampir di setiap sudut kota berpenduduk 2,5 juta orang ini. Tak heran sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang terkait dengan pariwisata Kota Bandung terus berdenyut, bergairah. Sepanjang sembilan tahun terakhir, yaitu periode 2011-2019, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor tersebut rata-rata tumbuh 8,84 persen setiap tahun. Penyediaan akomodasi dan makan minum bukan satu-satunya sektor prioritas di Bandung, karena berada di urutan sembilan sebagai sektor penyumbang ekonomi wilayah terbesar. Data BPS mengungkapkan, sektor usaha lain yang mengalami pertumbuhan tertinggi di wilayah tersebut, di antaranya informasi dan komunikasi, kesehatan, pendidikan dan jasa perusahaan. Namun jika dilihat dari perekonomian Jawa Barat, pangsa pasar sektor-sektor yang bergairah di Kota Bandung sudah terlalu tinggi alias berada di atas rata-rata kota ataukabupaten di provinsi tersebut. Dengan demikian, ruang produksi di Bandung cukup sesak jika dikembangkan. Dari hasil studi Booming Cities 2020, Bandung masih



produksi dari wilayah lain. Hal ini berbeda dengan Kota Kediri di Jawa Timur. Hasil studi Booming Cities 2020 mengungkapkan bahwa kota berpenduduk sekitar 289.000 ini masih berpeluang besar menjadi kota produksi barang. Berbanding terbalik dengan Kota Bandung. Hasil produksi dari kota ini masih terbuka untuk wilayah Provinsi Jawa Timur, yang terdiri dari 38 kabupaten/kota. Jika dihitung rata-rata, maka pangsa pasar masing-masing wilayah itu sekitar 2,6 persen. Namun sejumlah sektor basis yang tumbuh di atas rata-rata di Kota Kediri masih memiliki pangsa pasar di bawahnya. Penopang utama wilayah ini adalah sektor usaha pengolahan, yang banyak digarap oleh usaha mikro, kecil dan menengah. Namun, untuk sektor tersebut tampaknya sudah terlalu jenuh, sehingga rata-rata pertumbuhan tahunannya sudah di bawah PDRB wilayah. Sektor pendukung seperti transportasi dan pergudangan, jasa perusahaan dan jasa pendidikan merupakan tiga sektor usaha paling potensial dikembangkan. Menariknya, jika dilihat dari tabungan dan kredit per kapita, tingkat pertumbuhan tabungan di bank masih lebih tinggi, yaitu mencapai 8,8 persen per tahun dalam tiga tahun terakhir. Sementara pertumbuhan kredit 7,3 persen per tahun. Bandung dan Kediri merupakan jenis dua kota berbeda kutub: lapak jual barang dan lapak untuk produksi.



Tentang Lokadata Lokadata.id dibangun dengan semangat untuk ikut memajukan kesejahteraan sosial. Dengan menggabungkan tradisi jurnalisme dan riset, Lokadata.id mendorong pentingnya analisa data dalam setiap pengambilan keputusan. Selain menyajikan artikel berbasis data dan analisis, Lokadata.id juga menyediakan dashboard data tentang Indonesia, sekaligus layanan analisis stakeholder mapping, maupun content analysis. Lokadata dikelola oleh PT Lintas Cipta Media yang bernaung sebagai anak usaha Global Digital Prima (GDP) Venture, sebuah perusahaan investasi dalam bisnis konsumsi, digital dan entertainment.



Lokadata.id PT Lintas Cipta Media Wisma 77 Tower 1 Lantai 3 Jl Letjen S Parman, Kav. 77, Slipi Jakarta 11410 Telp +021 53666794



Kontak Redaksi



Sales



Airin Febrina (+62 8158095558)



Aribowo (+62 85715881154),



[email protected]



Tony Hendrawan (+62 87777546603) [email protected]



Tim produksi PENANGGUNG JAWAB Dwi Setyo Irawanto | PENULIS Herry Gunawan | PELIPUTAN Kholisul Fatikin | DATA Nanang Syaifudin, Ade Holis | SEKRETARIAT Anindhita Maharrani | DESIGN VISUAL Fadhlan Aulia