Botanical Park Centre [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKRIPSI



BOTANIC PARK CENTRE DENGAN PENDEKATAN ECOFUTURISTIC



Diajukan oleh:



FENNY PUSPITASARI G1E017027



Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Bengkulu 2021



SKRIPSI



BOTANIC PARK CENTRE DENGAN PENDEKATAN ECOFUTURISTIC



Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (S-1)



Diajukan oleh:



FENNY PUSPITASARI G1E017027



Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Bengkulu 2021



LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI “BOTANIC PARK CENTRE DENGAN PENDEKATAN ECO-FUTURISTIC”



Oleh: FENNY PUSPITASARI G1E017027 Telah Diseminarkan dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji pada Hari……………, Tanggal…………………., di Ruang Sidang………………… Fakultas Teknik Universitas Bengkulu



Menyetujui, Dosen Pembimbing Utama



Dosen Pembimbing Pendamping



FITRIANTY WARDHANI, S.T., M.T., NIP. 198407122009012008



DEBBY SEFTYARIZKY, S.T., M.T., NIP. 199009282018032001



Dosen Penguji 1



Dosen Penguji 2



PANJI ANOM RAMAWANGSA, S.T., M.Ars., SAMSUL BAHRI, S.T., M.T., NIP: 198909112018031001 NIP: 197208092000031002 Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik Universitas Bengkulu



FAISAL HADI, S.T., M.T., NIP: 197208092000031002



i



PERNYATAAN ORISINIL



Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi/Skripsi dengan judul: BOTANIC PARK CENTRE DENGAN PENDEKATAN ECO-FUTURISTIC



Merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan hasil duplikasi dari Skripsi/Skripsi/Karya Ilmiah lainnya yang pernah dipublikasi dan/atau pernah digunakan untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di perguruan tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.



Bengkulu,……………….. Yang Membuat Pernyataan,



Fenny Puspitasari G1E017027



ii



HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI



Sebagai mahasiswa Universitas Bengkulu, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama



: Fenny Puspitasari



NPM



: G1E017027



Program Studi/Fakultas



: Arsitektur/Fakultas Teknik



Jenis Karya



: Skripsi/Skripsi



Demi pengembangan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, menyetujui atas karya ilmiah saya yang berjudul : BOTANIC PARK CENTRE DENGAN PENDEKATAN ECO-FUTURISTIC Bahwa Universitas Bengkulu berhak menyimpan, mengelola dan memublikasikan dalam pangkalan data (database), selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pendamping. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.



Bengkulu,……………….. Yang menyatakan



FENNY PUSPITASARI G1E017027



iii



KATA PENGANTAR



iv



DAFTAR ISI



Halaman LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii ABSTRAK ............................................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 2 1.3 Tujuan dan Sasaran ................................................................................... 2 Tujuan ..................................................................................................... 2 Sasaran ................................................... Error! Bookmark not defined. 1.4 Lingkup Pembahasan ................................................................................ 3 1.5 Metode Desain .......................................................................................... 3 1.6 Keaslian Penulisan .................................................................................... 4 1.7 Alur Pikir .................................................................................................. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6 2.1 Tinjauan Umum Objek ............................................................................. 6 2.2 Tinjauan Arsitektur Eco-Futuristic ........................................................... 7 Arsitektur Ecology .................................................................................. 7 Arsitektur Futuristic ................................................................................ 8 Arsitektur Eco-Futuristic ........................................................................ 9 2.3 Tinjauan Preseden ..................................................................................... 9 Waterfront Botanical Garden ................................................................. 9 Botanical Garden ................................................................................. 10 Vandusen Botanical Garden Visitor Centre ......................................... 11 BAB III TINJAUAN LOKASI ............................................................................. 13 3.1 Tinjauan Kabupaten Rejang Lebong ...................................................... 13 3.2 Kebijakan Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Rejang Lebong ........... 14 3.3 Data-data lainnya .................................................................................... 14 3.3.1 Batasan dan luasan tapak ...................................................................... 14 3.3.2 Kondisi topografi tapak ........................................................................ 15 v



DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20 3 LAMPIRAN ....................................................................................................... 22



vi



DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Waterfront Botanical Garden ........................................................................ 9 Gambar 2. 2 Waterfront Botanical Garden Site Plan ....................................................... 10 Gambar 2. 3 Botanical Garden ......................................................................................... 10 Gambar 2. 4 Botanical Garden Site Plan ......................................................................... 11 Gambar 2. 5 VanDusen Botanical Garden Visitor Centre ................................................ 11 Gambar 2. 6 Kerangka Toeri..............................................Error! Bookmark not defined.



vii



DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Analisa SWOT ....................................... Error! Bookmark not defined.



viii



ABSTRAK “BOTANIC PARK CENTRE DENGAN PENDEKATAN ECO-FUTURISTIC” Oleh : FENNY PUSPITASARI G1E017027 (Program Studi Arsitektur)



ix



ABSTRACT



BOTANIC PARK CENTRE DENGAN PENDEKATAN ECO-FUTURISTIC



By FENNY PUSPITASARI (Program Study Architecture)



Abstract



should



be



written



in



250



words



x



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Botanical Park Centre adalah suatu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga konservasi ex-situ yang melakukan usaha koleksi, pemiliharaan, dan penangkaran berbagai jenis tumbuhan dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru. Kebun ini juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana perlindungan dan pelestarian



alam



serta



dimanfaatkan



sebagai



sarana



pendidikan,



pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sarana rekreasi yang sehat (LIPI, 2007 dalam Kholid, 2020). Tujuan dicantumkan istilah botani dalam perencanaan Botanical Park Centre agar tumbuh-tumbuhan yang ada mendapat perlakuan khusus. Tumbuh-tumbuhan sebagai makhluk hidup yang dikembangbiakan secara ex-situ membutuhkan kondisi yang sesuai dengan habitat aslinya agar tetap bertahan hidup. Kondisi tanah, cahaya, serta kebutuhan air pada tumbuh-tumbuhan yang bebeda-beda membuat sistem perawatan setiap tumbuhan berbeda-beda pula. Oleh karena itu, pendekatan eco-futuristic digunakan untuk perawatan tumbuhan seperti sistem penampungan dan pembagian air secara otomatis sesuai dengan kebutuhan masing-masing tumbuhan. Penerapan sistem tersebut dapat memudahkan pekerja taman dalam merawat semua tumbuhan yang ada. Selain untuk membantu perawatan tumbuhan, eco-futuristic juga diterapkan pada tampilan area konservasi dan bangunan yang menunjangnya. Eco-futuristic berasal dari dua kata yaitu “eco” dan “futuristic”. Eco berasal dari kata ekologi, ekologi merupakan salah satu cabang aristektur yang berprinsip menjaga lingkungan melalui desain dari alam. Arsitektur Futuristic adalah arsitektur yang dapat mengikuti dan menampung tuntutan kegiatan yang senantiasa berkembang dan dapat melayani perubahan kegiatan (Umam, 2017). Futuristic dihadirkan dalam desain



untuk



menciptakan



kesesuaian



terhadap



teknologi



yang



berkembang pada zaman sekarang.



1



Perancangan Botanical Park Centre berada di Kabupaten Rejang Lebong. Kabupaten Rejang Lebong terletak di Provinsi Bengkulu, Indonesia merupakan daerah agraris yang memiliki tanah subur, serta berada di kaki Gunung Bukit Barisan. Hasil bumi yang berlimpah, kekayaan alam yang masih alami dan banyaknya destinasi wisata membuat Kabupaten Rejang Lebong memiliki daya tarik tersendiri. Ruang terbuka yang masih banyak di Kabupaten Rejang Lebong dapat dimanfaatkan sebagai area konservasi, penelitian, serta rekreasi. Oleh karena itu, perancangan Botanical Park Centre diharapkan mampu membantu perlindungan dan pemeliharaan bagi tumbuhan. Selain itu juga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat untuk sarana penelitain dan pembelajaran, serta tempat wisata yang mampu meningkatkan pendapatan bagi Kabupaten Rejang Lebong. 1.2



Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, permasalahan yang ditemukan sebagai berukut : 1. Bagaimana perancangan Botanic Park Centre sebagai tempat konservasi, pendidikan, dan rekreasi? 2. Bagaimana penerapan pendekatan eco-futuristic pada Perancangan Botanic Park Centre?



1.3



Tujuan dan Sasaran Tujuan Umum 1. Menjadikan Perancangan Botanic Park Centre sebagai tempat konservasi, pendidikan, dan rekreasi, 2. Menerapkan pendekatan eco-futuristic pada Perancangan Botanic Park Centre. Tujuan Khusus 1.



Menyediakan fungsi ruang dan landscape yang dapat mendukung kebutuhan dan kegiatan pengguna bangunan. Terdiri dari fungsi edukasi (ruang penelitian, perpustakaan,



2



galeri bibit tumbuhan, dan area pameran tumbuhan), fungsi wisata edukasi berbasis agrowisata (area konservasi), fungsi penunjang lainnya (gift shop, restaurant, cafetaria, dan tempat bermain anak). 2.



Mengaplikasikan konsep tata massa bangunan yang bebas, pemilihan material, dan teknologi ramah lingkungan yang sesuai dengan konsep pendekatan eco-futuristic.



1.4



Lingkup Pembahasan Lingkup yang akan di bahas adalah pada perancangan Botanic Park Centre dengan Pendekatan Eco-Futuristic yang sesuai dengan situasi, kondisi, iklim, serta pola aktivitas penduduk di Kabupaten Rejang Lebong dan juga mengoptimalkan potensi-potensi mengenai keanekaragaman hayati yang ada. Konsep dasar perencanaan dan perancangan secara menyeluruh dan didukung oleh disiplin ilmu lain sebagai masukan dan pendukung pencapaian sasaran pembahasan.



1.5



Metode Desain 1.5.1



Penelusuran Isu Kabupaten Rejang Lebong termasuk ke dalam salah satu kabupaten yang meliki potensi pada bidang pertanian dan perkebunan. Selain itu, Kabupaten Rejang Lebong memiliki wisata edukasi namun belum cukup untuk menunjang kegiatan edukasi.



1.5.2



Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah pencarian data yang berkaitan dengan proyek perancangan untuk digunakan sebgai acuan dalam merancangan. Pengumpulan data didapat dengan cara : 1. Studi Literatur Melakukan studi melalui media informasi berupa buku, artikel, maupun internet mengenai informasi yang dibutuhkan dan terkait dengan Perancangan Botanic Park Centre. 2. Studi Preseden



3



Mencari contoh dan wujud bangunan Botanic Park Centre, serta mencari berbagai contoh tentang pendekatan ecofuturistic. 1.5.3



Analisis Data Data yang telah dikumpulkan kemudian dipilih dan disajikan secara sistematis dan informatif agar mudah dalam tahap analisis data. Mengolah data terkait isu permasalahan, analisa ruang, serta



teori



yang menjadai



konsep dasar



perancangan Botanic Park Centre. 1.5.4



Perancangan Setelah dilakukan analisis data dan teori yang mendukung, kemudia hasil analsis digunakan sebagai dasar dalam merancang dan sesuai dengan pendekatan eco-futuristic.



1.6



Keaslian Penulisan Botanic park centre dengan pendekatan eco-futuristic merupakan suatu lahan yang ditanami oleh berbagai tumbuhan yang berfungsi untuk budidaya, penelitian, dan konservasi luar habitat. Selain itu juga botanic park centre dapat digunakan sebagai sarana wisata dan pendidikan. Sejauh pengetahuan penulis, sudah ada beberapa tulisan yang membahas botanic garden, yaitu : 1.



Pekanbaru Inner City Forest Botanical Garden (Garda Ryan Pinangditho



– Universitas Diponegoro). Pada



tulisan ini,



mengangkat isu hutan kota yang sudah ada di Pekanbaru, namun belum berfungsi dengan baik dan tepat. 2.



Botanical Garden Visitor Center di Sleman (Aloysius Dewaskito Wahyu Narpodo – Universitas Atma Jaya Yogyakarta). Botanical Garden Visitor Center di Sleman ini merupaka pusat konservasi biodiversity khusus tanaman hias (floricultura)dengan pendekatan arsitektur berkelanjutan.



3.



Botanical Garden di Boyolali (Naufal Kholid – Universitas Muhammadiyah Surakarta). Botanical Garden di Boyolali ini adalah Kawasan konvervasi dan wisata yang dapat dijadikan 4



sebagai sarana edukasi dan penelitian yang atraktif bagi masyarakat. 4.



Redesain Terminal Penumpang Tangkoko di Bangka Belitung “Arsitektur



Eco-Futuristic”



(Fahri



Egha



Randang,



Surijadi



Supardjo, Raymond D. Ch. Tarore) 5.



Perancangan Balai Pameran Perencanaan Wilayah dan Kota di Surabaya Pendekatan Eco-Futuristic (Muhamad Khothibul Umam – Universitas Islma Negeri Maulana Malik Ibrahim). Balai Pameran yang digunakan sebagi wadah untuk lebih mengenal tata kota Surabaya, perancangan menggunakan pendekatan ecofuturistic. Ada tiga tulisan yamg telah membahas botanical garden dan ada



dua tulisan tentang pendekatan eco-futuristic. Perbedaan tulisan yang terdahulu dengan Botanic Park Centre adalah Botanic Park Centre dirancang sebagai kawasan konservasi ex-situ yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat penelitian para peneliti dan sebagai tempat wisata masyarakat umum. Selain itu juga, penggunaan pendekatan eco-futuristic juga membantu para pekerja dalam memudahkan perawatan tumbuhan. 1.7



Alur Pikir



5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Tinjauan Umum Objek 2.1.1 Botanical Park Centre Secara umum, botanical park centre disebut juga kebun raya. Kebun raya adalah Lembaga yang menyimpan koleksi tumbuhan hidup yang terdokumentasi untuk tujuan peneliatian ilmiah, konservasi, pameran, dan pendidikan (Wyse Jackson, 1999 dalam Botanic Gardens Conservation International, 2000). Misi global botanic gardens di seluruh dunia yaitu : a. Menghentikan



hilangnya



species



tumbuhan



dan



keanekaragaman genetiknya di seluruh dunia. b. Focus untuk mencegah penurunan lebih lanjut dari lingkungan alam dunia. c. Meningkatkan



pemahan



masyarakat



tentang



nilai



keanekaragaman tumbuhan dan ancaman yang dihadapi. d. Menerapkan tindakan untuk kepentingan dan perbaikan lingkungan alam dunia. e. Mendorong dan memastikan penggunaan berkelanjutan dari sumber daya alam dunia untuk saat ini dan generasi masa depan. Berdasarkan misi tersebut, botanic garden harus memeliki elemen utama



yang



akan



menyempurnakan



misi



terserbut,



yaitu



konservasi, penelitian, pemantauan, pengelolaann informasi, pendidikan, dan kesadaran publik (Botanic Gardens Conservation International, 2000). Menurut Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2011 tentang Kebun Raya, kebun raya penyedia jasa lingkungan, penyedia air tanah, dan mendukung komitmen Indosnesia dalam penurunan emisi gas rumah kaca. Fungsi utama dari botanic garden yaitu RTH dan pariwisata, sebagai ruang terbuka hijau menghasilkan



6



okesigen, karbon, dan nitrogen yang berguna mengurangi polusi udara. Fungsi pariwisata adalah wadah untuk kegiata wisata outdoor, pengunjung dapat menenangkan diri dengan keberadaan aneka jenis tumbuhan (Wahid, 2015).



2.1.2 Karakterisktik Pembangunan Botanic Garden Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2011 tentang



Kebun



Raya,



pembangunan



Kebun



Raya



harus



memperhatikan : a. Memiliki lokasi yang tidak dapat dialih fungsikan; b. Dapat diakses oleh masyarakat; c. Memiliki koleksi tumbuhan terdokumentasi; dan d. Koleksi tumbuhan ditata berdasarkan klasifikasi taksonomi, bioregeion, tematik, atau kombinasinya. Pembangunan



Kebun



Raya



diselenggarakan



melaui



tahap



prencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan. 2.2



Tinjauan Arsitektur Eco-Futuristic Arsitektur eco-futuristic berasal dari dua pendekatan yaitu arsitektur ekologi dan arsitektur futuristik. Arsitektur Ecology Istilah ekologi berasal dari bahasa Yunani oikos adalah rumah tangga atau cara bertempat tinggsl, dan logos bersifat ilmu pengetahuan. Jadi, ekologi berarti ilmu tentang rumah atau tempat tinggal makhluk hidup. Menurut Heinz frick, (1998), ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balikantara makhluk hidup dan lingkungan. Eko-arsitektur adalah : 1. Holistis, berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai suatu kesatuan yang lebih penting daripada sekedaar kumpul bagian,



7



2. Memanfaatkan



pengalaman



manusia



(tradisi



dalam



pembangunan) dan pengalamamn lingkungan lama terhadap manusia, 3. Pembangunan sebagai proses dan bukan sebagai kenyataan tertentu yang statis, 4. Kerja



sama



antaramanusia



dengan



alam



sekitarnya



demikeselmatan kedua belah pihak



Eko-arsitektur mengarah kepada keseimbangan dengan alam. Pemanfaatan sebaik mungkin tentang lama, sinar matahari dan orientasi bangunan, angin dan pengudaraan ruangan, suhu dan perlindungan terhadap panas, curha hujan dan kelembaban udara. Alam juga sebgaai pola perencanaan, yaitu ; 1. Penyesuaian pada alam lingkungan setempat 2. Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbarui dan menghemat penggunaan energi 3. Memelihara sumber lingkungan 4. Mengurangi ketergantungan dengan sumber energi seperti listrik dan air Arsitektur Futuristic Futuristic atau futuristik (Indonesia) adalah kepercayaan bahwa tujuan kehidupan dan keinginan seseorang terletak di masa depan bukan pada masa sekarang ataupun masa lalu (Harcout, 2011 dalam Fadhilah, 2015). Futuristic adalah sesuatu yang mengandung nilai dinamis, estetis, dan inovatif terutama dari segi teknologi yang dipakai canggih dan ramah lingkungan. Futuristic sejalan dengan perkembangan teknologi, semakin maju teknologi yang diciptakan manusia maka keberadaan futuristic juga akan semakin bekembang. Aspek futuristic : 1. Fleksibelitas : Tidak terikat oleh waktu, dapat mengikuti zaman



8



2. Kapabilitas



:



Kemampuan



desain



untuk



mengikuti



perkembangan zaman Dua aspek tersebut harus ada dalam aristektur futuristic (Umam, 2017). Arsitektur Eco-Futuristic Berdasarkan kedua cabang arsitektur ecology dan futuristic, didapat bahwa prinsip eco-futuristic yaitu : 1. Solusi desain didapat dari tapak. 2. Desain berasal dari kombinasi alam, 3. Sustainable. 4. Memanfaatkan SDA sebaik-baiknya. 5.



Pembaharuan SDA ke.



Eco-Futuriastic tidak harus dengan teknologi serba canggih, namun solusi desain yang mengedepankan terhadap tanggap lingkungan, hemat energi, dan ramah lingkungan. Perancangan juga mempertimbangkan struktur, bahan yang ramah lingkungan, kuat, efisien, keberlanjutan, serta memikirkan keindahan.



2.3



Tinjauan Preseden Waterfront Botanical Garden



Gambar 2. 1 Waterfront Botanical Garden Sumber : archdaily.com



Waterfront Botanical Garden terletak di Louisville United States dirancang oleh Perkins dan Will. Taman ini berada di TPA yang sudah lama tidak digunakan kemudian didesain ulang 9



menjadi 23.5 hektar ruang publik yang subur dan berkelanjutan. Taman ini memiliki ruang hijau dan pusat pendidikan tentang konservasi dan keberlanjutan tumbuhan. Fasad pada bangunan yang terletak di Waterfront Botanical Garden menggunakan kayu dan mengoptimalkan pencahyaan alami. Bangunan ini terdiri dari ruang pertemuan, inti bangunan, dan ruang bebas atau fleksibel yang digunakan sebagai tempat belajar.



Gambar 2. 2 Waterfront Botanical Garden Site Plan Sumber : archdaily.com



Botanical Garden



Gambar 2. 3 Botanical Garden Sumber : archdaily.com



Botanical Garden terletak di Mexico, dirancang oleh Tatiana Bilbao S.C. Botanical Garden ini memiliki keunikan yaitu melibatkan 35 seniman yang memamerkan karyanya di 16 paviluiun yang disediakan. Secara botanic, Botanical Garden ini



10



bertujuan untuk memelihara koleksi tanaman secara global dan meningkatkan spesies yang memiliki nilai biologis dan etnobotani yang tinggi. 16 paviliun yang ada ditata menjadi enam set, yaitu : akses selatan, auditorium terbuka, layanan budaya, green house, layanan pendidikan, kuratorial, dan akses utara.



Gambar 2. 4 Botanical Garden Site Plan Sumber : archdaily.com



Vandusen Botanical Garden Visitor Centre



Gambar 2. 5 VanDusen Botanical Garden Visitor Centre Sumber : archdaily.com



Proyek ini dirancang oleh Perkins dan Will, dengan tujuan desain yang sadar akan lingkungan dan sosial. Konservasi merupakan



salah



satu



fungsinya,



yang



memiliki



café,



perpustakaan, fasilitas sukarelawan, toko taman, kantor, ruang kelas untuk pertemuan, dan lokakarya. Proyek ini menggunakan sumber daya terbarukan ditempat, seperti air hujan dikumpulkan dan di daur ulang. Selain itu juga proyek ini dilengkapi dengan



11



aluminum heat sink yang digunkan untuk mengubah sinar matahri menjadi energi. Kesimpulan Studi Preseden Ketiga studi preseden di atas memiliki fungsi utama botanical garden yang sama yaitu sebagi tempat konservasi. Namun ketiganya memiliki perbedaan: a. Waterfront Botanical Garden memaksimalakn penggunaan cahaya alami dan penggunaan kayu pada fasad bangunan. b. Botanical Garden memiliki keunikan yaitu bangunan dibagi menjadi 16 paviliun yang memiliki fungsi yang digunakan seniman dalam memamerkan karyanya. c. Vandusen Botanical Garden Visitor Centre menggunakan konsep net-zero energy. Konsep ini menggunakan LEED Platinum dalam menciptakan green building. Air hujan didaur ulang agar dapat digunakan kembali dan penggunaan tabung surya untuk menciptakan net-zero energy.



12



BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1



Tinjauan Kabupaten Rejang Lebong Kabupaten Rejang Lebong terletak pada pada posisi 102○19’102○57’ Bujur Timur dan 2○22’07’’- 3○31’ Lintang Selatan. Kabupaten Rejang Lebong terletak di punggung Pegunungan Bukit Barisan. Rejang Lebong merupakan negara agraris. Tanahnya yang subur mampu memproduksi hasil bumi yang melimpah. Kabupaten ini kaya akan hasil pertanian seperti padi, palawijaya, sayur-sayuran, buah-buahan, dan jenis tanaman perkebunan lainnya (



Gambar 3.1 Peta Kabupaten Rejang Lebong Sumber : rejanglebongkab.go.id



Kabupaten Rejang Lebong memiliki luas wilayah 1.515,76 km2 dan terbagi menjadi 15 kecamatan. Batas wilayah Kabupaten Rejang Lebong adalah : 1. Batas Utara



: Kabupaten Lebong



2. Batas Timur



: Kota Lubuk Linggau dan Kabupaten Musi Rawas



3. Batas Selatan



: Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Empat



Lawang 4. Batas Barat



: Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten



Bengkulu Utara



13



3.2



Kebijakan Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Rejang Lebong Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Rejang Lebong Nomor 22 Tahun 2006. Koefisien dasar bangunan (KDB) Kabupaten Rejang Lebong apabila tidak ditentukan lainnya yaitu 60% dan ketinggian bangunan maksimum yaitu 4 lantai. Garis sempadan ditetapkan 2,5 meter dihitung dari tepi jalan/pagar jika lebar jalan kurang dari 5 meter. 1. KDB



= KDB X Luas lahan = 60 % X 26.000 M2 = 15.600 M2



2. KLB



= 2,5 X Luas lahan = 2,5 X 26.000 M2 = 65.000 M2



3. Jumlah Lantai



= KLB : KDB = 62.400 : 15.600 = 4 Lantai



4. RTH



= Luas Lahan – KDB = 26.000 – 15.600 M2 = 10.400 M2 = Lebar Jalan : 1/2



5. GSJ



= 5 : 1 /2 = 2,5 3.3



Data-data lainnya 3.3.1



Batasan dan luasan tapak Lokasi tapak berada di lahan perkebunan, di Jalan Jalur Dua, Talang Rimbo Lama, Kec. Curup Tengah, Kab. Rejang Lebong. Luas tapak ± 26.000 M2.



14



3.3.2



Kondisi topografi tapak



Gambar 3.2 Lokasi Tapak Sumber: googleearth.com



Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2011 tentang



Kebun



Raya,



pembangunan



kebun



raya



harus



memperhatikan: 1. Memiliki lokasi yang tidak dapat dialih fungsikan 2. Dapat diakses oleh masyarakat Pada tapak terpilih, kondisi tapak sudah memenuhi kriteria dari peraturan presiden tersebut. Adapun kondisi tapak lainnya sebagai berikut : 1. Tapak terletak di lahan perkebunan 2. Berada di jalur lintas Bengkulu – Lubuk Linggau 3. Tapak relatif datar 4. Kiri, kanan, dan belakang tapak adalah lahan perkebunan 5. Terdapat banyak vegetasi



15



BAB IV KRITERIA PERANCANGAN



4.1



Botanic Park Centre Botanic Park Centre adalah salah satu usaha untuk membantu melestarikan dan mempertahankan spesies-spesies tumbuhan. Selain itu juga perancancangan ini dapat mencegah penurunan lebih lanjut dari lingkungan alam dunia. Botanic Park Centre memiliki tujuan utama yaitu sebagai konservasi ex-situ. Selain itu juga, Botanic Park Centre dapat digunakan sebagai sarana penelitian dan rekreasi. Pada area konservasi dibedakan dengan dua zona yaitu tropical zone dan mediterranean zone. Perbedaan tersebut bertujuan agar tidak adanya kesulitan dalam perawatan tumbuhan. Tropical zone terdiri dari negara Indonesia dan Brazil, serta tumbuhan yang menjadi ciri khas dari tropical zone. Mediterranean zone berasal dari berbagai daerah seperti Mesir, Turki, Itali, Afrika, dan Meksiko.



Tabel Tanaman tropical zone No.



Nama Latin



Nama Lokal



1.



A. titanium



Bunga Bangkai



2.



Rafflesia arnoldii



Bunga Rafflesia



3.



Handroanthus chrysotrichus



Pohon Tabebuya



4.



V. amazonica



Teratai Raksasa



Mediterranean Zone No.



Nama Latin



Nama Lokal



1.



Phoenix dactylifera L.



Pohon Kurma



2.



Tulipa



Bunga Tulip



3.



Lavandula angustifolia



Bunga Lavender



4.



R. officinalis



Rosemary



5.



O. europaea



Pohon Zaitun



6.



Accacia auriculiformis



Pohon Akasia



16



4.2



Pendekatan Eco-Futuristic Kriteria terhadap pendekatan eco-futuristic diterapkan pada teknologi yang digunakan dan penggunaan sumber daya yang dapat dibarukan ditempat. Pada perancangan ini area konservasi diberikan atap yang dapat dibuka secara otomatis menggunakan sensor cahaya matahari agar dapat memaksimalkan cahaya untuk kebutuhan fotosintesis tumbuhan.



17



BAB V KONSEP DESAIN ARSITEKTUR 5.1



Pendekatan Fungsional 5.1.1



Analisa Pelaku Sasaran pengunjung Botanic Park Centre ini adalah para peneliti dan masyarakat umum. Berdasarkan jenis kegiatannya maka pengguna Botanic Park Centre adalah sebagai berikut: a. Pelaku Tetap Pelaku tetap adalah pengelola Botanic Park Centre. Pengelola adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap kepemilikan dan pengelolaan Botanic Park Centre. Staff dan karyawan merupakan pengelola b. Pelaku Tidak Tetap Pelaku tidak tetap yaitu pengunjung dan event organozation. Pengunjung adalah masyarakat umum yang mengunjungi Botanic Park Centre. Sedangkan event organization adalah kelompok tertentu yang mengadakan suatu kegiatan seperti pameran, lokakarya, perlombaan ilmiah dalam skala yang tidak kecil.



Kegitan yang diwadahi di Botanic Park Centre secara umum dibedakan menjadi dua yaitu: a. Kegiatan Pengunjung Kegiatan yang beraneka ragam sesuia tujuan dengan pengunjung inginkan, seperti penelitian, wisata edukasi, berekreasi, kegiatan berkelompok yang berbasis wisata edukasi. b. Kegiatan Pengelola Kegitan pengelola adalah kegiatan yang bertanggung jawab terhadapa proses administrasi secara internal atau eksternal dan kegiatan operasional Botanic Park Centre.



18



5.1.2 No.



Kebutuhan Ruang



Ruang



Standar Besar Ruang



Kapasitas



Jumlah



Sumber



Luas



1.



Lobby



0,8 m2/orang



90 orang



1 unit



ENAD



± 72,00 m2



2.



Ruang



2 Meja dan Kursi



2 orang



1 unit



ENAD



± 5,15 m2



Informasi



3.



Sirkulasi 40%



± 2,06 m2



Total



± 7,21 m2



Tiket



5.2



Pemilihan Tapak dan Analisa tapak



5.3



Konsep Massa Bangunan



5.4



Konsep Struktur



5.5



Pendekatan Utilitas



1 unit



19



DAFTAR PUSTAKA Buku ; Frick, H., & Suskiyanto, F. B. (1998). Dasar-dasar eko-arsitektur. Yogyakarta: Kanisius. Woolley, H., & Rose, S. (2004). The Value of Public Space. London: Cabe Space.



Artikel dalam Jurnal : Nurhidayati, D. S. (2013, Maret 26). Wisata Minat Khusus. Randang, F. E., Supardjo, S., & Tarore, R. D. (2018). REDESAIN TERMINAL PENUMPANG TANGKOKO DI KOTA BIITUNG “ARSITEKTUR ECO-FUTURISTIC”. Jurnal Arsitektur DASENG UNSRAT Manado. Utomo, T.p., Jordan, A., Herdiana, N., & Satyajaya, W. (2019). Analisis Kualitas Pelayanan dan Strategi Pengembangan. Operations Excellence, 1-11. Wahyudin, N., Akbar, M. F., & Sugiharti. (2020). IDENTIFIKASI PRIORITAS PENGEMBANGAN AGROWISATA BANGKA BOTANICAL GARDEN (BBG) KOTA PANGKAL PINANG. Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation. Wiwin, I. W. (2019). Wisata Minat Khusus sebagai Alternatif Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Bangli. 42-45.



Skripsi, Thesis : Gembong, R. D (2016) ORCHID BOTANICAL GARDEN DI KABUPATEN SLEMAN. Tugas Akhir. Noris, H. (2019). EDUWISATA PERTANIAN DI DESA GENTINGKECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG. Umam, M. K. (2017). PERANCANGAN BALAI PAMERAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA DI SURABAYA PENDEKATAN ECOFUTURISTIC. Tugas Akhir. Internet : Archdaily. (2012). Retrieved from Botanical Garden / Tatiana Bilbao S.C.: https://www.archdaily.com/410393/botanical-garden-tatiana-bilbao-s-c Dinas Pariwisata Kabupaten Rejang Lebong. (2020). Retrieved from dispar.rejanglebongkab: https://dispar.rejanglebongkab.go.id/



20



Park and garden habitats. (2020). Retrieved from Forest Research: https://www.forestresearch.gov.uk/tools-and-resources/urbanregeneration-and-greenspace-partnership/greenspace-in-practice/benefitsof-greenspace/park-and-garden-habitats/ Pintos, P. (2019). Archdaily Retrieved from Waterfront Botanical Gardens / Perkins and Will: https://www.archdaily.com/933133/waterfrontbotanical-gardens-perkins-plus-will/ Vinnitskaya, I. (2012, Maret 20). Archdaily Retrieved from VanDusen Botanical Garden Visitor Centre / Perkins+Will: https:/www.archdaily.com/215855/vandusen-botanical-garden-visitorcentre-perkinswill/



21



3



LAMPIRAN