Brainstorming [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BRAINSTORMING NUTRISI PASIEN GAGAL JANTUNG dengan pendekatan Chronic Care Model TUGAS KELOMPOK KEPERAWATAN KRONIS



Oleh : Kelompok 4 Siswo Margo Handoyo Dodi Sagita Setiawan Chairunnisa Permata Sari Kharisma Hadi Maria Rosari Tjeme Sagung Manik Dwi P.D. Ema Drakel Ainur Rohmah



185070209111001 185070209111007 185070209111012 185070209111014 185070209111015 185070209111033 185070209111042 185070209111046



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JURUSAN ILMU KEPERAWATAN PROGRAM ALIH JENJANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG TAHUN 2018



KATA PENGANTAR



Assalamualikum Wr.Wb Puji syukur senantiasa selalu kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kronis dan juga untuk teman mahasiswa keperawatan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat. Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Keperawatan Kronis yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami. Wa’alaikumsalam Wr.Wb



Malang, 11 November 2018



Tim Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .................................................................................................. i DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 A.



Latar Belakang ................................................................................................ 1



B.



Masalah .......................................................................................................... 2



C.



Tujuan ............................................................................................................. 2



D.



Manfaat .......................................................................................................... 2



BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................................... 3 A.



Gagal Jantung ................................................................................................. 3



B.



Chronic Care Model ........................................................................................ 5



C.



Metode Edukasi .............................................................................................. 7



BAB III Aplikasi ........................................................................................................ 9 A.



Aplikasi Chronic Care Model ........................................................................... 9



B.



Aplikasi Metode Edukasi ................................................................................. 10



BAB IV PENUTUP .................................................................................................... 11 Kesimpulan ............................................................................................................. 11 Saran ...................................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 12 LAMPIRAN .............................................................................................................. 13



ii



BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia, usia pasien gagal jantung relatif lebih muda dibanding Eropa dan Amerika disertai dengan tampilan klinis yang lebih berat. WHO (2016), mencatat 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat gangguan kardiovaskular. Lebih dari 75% penderita kardiovaskular terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan 80% kematian kardiovaskuler disebabkan oleh serangan jantung dan stroke. Asia Tenggara menunjukkan Indonesia termasuk kelompok dengan jumlah kejadian tertinggi yaitu 371 per 100.000 orang lebih tinggi dibandingkan Timur Leste sebanyak 347 per 100.000 orang dan jauh lebih tinggi dibandingkan Thailand yang hanya 184 per 100.000 orang (WHO, 2016). Berdasarkan data Riskesdas Tahun 2013, prevalensi gagal jantung di Indonesia sebesar 0,3%. Data prevalensi penyakit ditentukan berdasarkan hasil wawancara pada responden umur ≥ 15 tahun berupa gabungan kasus penyakit yang pernah didiagnosis dokter atau kasus yang mempunyai gejala penyakit gagal jantung (Riskesdas, 2013). Salah satu untuk mencegah perburukan gagal jantung, mengurangi gejala dan meningkatkan



kualitas



hidup



dipertimbangkan pengurangan



berat badan.



Pengurangan berat badan pasien obesitas (IMT > 30 kg/m2) salah satunya dengan menjaga asupan nutrisi. Meningkatnya harapan hidup disertai makin tingginya angka survival setelah serangan infark miokard akut akibat kemajuan pengobatan dan penatalaksanaanya, mengakibatkan semakin banyak pasien yang hidup dengan disfungsi ventrikel kiri yang selanjutnya masuk ke dalam gagal jantung kronis. Model Keperawatan Kronis yaitu suatu model yang mungkin paling tepat untuk merawat pasien dengan penyakit kronis. Fokus model ini adalah terbentuknya interaksi yang produktif antara pasien yang mengalami penyakit kronis dengan tim lintas profesi yang proaktif. Titik berat pelayanan ini lebih mengutamakan pada pelayanan di luar rumah sakit. Model keperawatan kronis yang direkomendasikan ada 6 elemen yang menjadi



1



sentral penting untuk meningkatkan pelayanan keperawatan kronis. Elemen tersebut adalah: Community, Health systems, Self management support, Decision support, Delivery system redesign, dan Clinical information systems. Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilakunya. Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping masukannya sendiri juga metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat-alat bantu/ alat peraga pendidikan. Agar tercapai suatu hasil yang optimal maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama secara harmonis. Untuk sasaran kelompok, metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual.



B.



Masalah Bagaimana metode edukasi nutrisi pada pasien gagal jantung dengan pendekatan chronic care model, khususnya self management dan decision support?



C.



Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk menjelaskan metode edukasi nutrisi dengan brainstorming pada pasien gagal jantung dengan pendekatan chronic care model, khususnya self management dan decision support.



D.



Manfaat Mahasiswa mampu memahami metode edukasi nutrisi dengan brainstorming pada pasien gagal jantung dengan pendekatan chronic care model, khususnya self management dan decision support.



2



BAB II TINJAUAN TEORI



A.



Gagal Jantung Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks dimana seorang pasien harus memiliki tampilan berupa: Gejala gagal jantung (nafas pendek yang tipikal saat istrahat atau saat melakukan aktifitas disertai / tidak kelelahan); tanda retensi cairan (kongesti paru atau edema pergelangan kaki); adanya bukti objektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istrahat. Gagal jantung adalah keadaan di mana jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme dengan kata lain, diperlukan peningkatan tekanan yang abnormal pada jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Pada kondisi gagal jantung kongestif adanya peningkatan tekanan vaskular pulmonal akibat gagal jantung kiri menyebabkan overload tekanan serta gagal jantung kanan. Penyebab umum gagal jantung kongestif adalah rusaknya atau berkurangnya massa otot jantung karena iskemi akut atau kronik, peningkatan resistensi vaskuler karena hipertensi, atau karena takiaritmia. Faktor resiko yang menjadi pemicu tingginya angka penderita kardiovaskuler adalah diet yang tidak sehat, kurangnya aktivitas, merokok, dan minum-minuman yang beralkohol untuk jangka waktu yang lama. Salah satu diet yang dianjurkan pasien gagal jantung adalah diet rendah natrium. Pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur dan mengurangi edema seperti pada hipertensi atau gagal jantung. Pola makan yang baik pada pasien penyakit jantung merupakan hal yang sangat penting. Namun dalam kenyataannya pola makan pada pasien gagal jantung kongestif belum dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kendala utama penanganan diet penderita kardiovaskuler adalah kejenuhan atau ketidakpatuhan dalam menjalankan diet. Kepatuhan diet dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, pendidikan, sosial ekonomi, dan dukungan keluarga. Terapi gizi bagi pasien –pasien gagal jantung harus berfokos pada keseimbangan status cairan dan elektrolit : 



Pemantauan status kalium jika pasien mendapatkan terapi deuretik; pada hipokalemia, kalium dapat diberikan dalam bentuk makanan yang banyak



3



mengandung kalium seperti kacang hijau atau suplemen kalium. 



Pembatasan asupan garam (natrium) hingga 2-3 g natrium perhari (konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan retensi cairan sehingga menambah berat gejala edema yang biasa terjadi pada decompensasi jantung). Diet rendah natrium merupakan kontraindikasi pada salt-depleting renal diseases seperti pielenofritis yang menggangu fungsi tubulus ginjal dalam menyerap natrium.







Penyusuaian pembatasan cairan dilakukan menurut : respons pasien terhadap pengobatan, kepatuhan terhadap pembatasan natrium, intensitas / prorestifitas penyakit



Pasien gagal jantung kongestif harus dianjurkan untuk membaca label pada kemasan makanan sehingga mengetahui adanya natrium yang tersembunyi dlam bentuk bahan – bahan aditif / pengawet makanan. Obat – obatan juga dapat mengandung natrium dalam jumlah yang berarti ( barbiturat, antibiotik, alkalires lambung, dll ) dan dengan demikian pasien harus berkonsultasi dengan dokter tentang kandungan natrium dalam obat – obatan yang digunakan . Terapi nutrisi harus di tujukan kepada hal-hal berikut ini:  Lakukan penimbangan berat badan dengan memperhatikan lingkaran perut  Kurangi asupan kolesterol hingga